Maurice Bucaille, Bibel, al-Qur’an dan Sains Modern, Penterjemah : H.M.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

G. Sistematika Pembahasan

Sebuah karya ilmiah, agar mudah difahami oleh khalayak pembaca walaupun bukan bidang ahlinya. Maka dalam penyusunannya, penulis menbagi pembahasannya kedalam beberapa bab. Masing-masing bab memiliki sub bab memiliki sub bab tersendiri yang sistematis. Maka format pembahasan akan dijabarkan berdasarkan pokok-pokok bahasan sebagai berikut: Penelitian ini akan disusun dalam beberapa bab dan sub bab sesuai dengan keperluan kajian yang akan dilakukan. Bab pertama adalah pendahuluan yang mana membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka teoretik, kajian pustaka, metode penelitian serta sistematika pembahasan. Bab kedua membahas tentang sejarah bintang, pengertian serta seluk beluk bintang, bagaimana kondisi bintang ketika lahir dan mati dan juga masa, bentuk serta suhu bintang. Bab ketiga mengandung penafsiran oleh para mufassir terhadap ayat-ayat tentang bintang, bagaimana bentuk ketundukan bintang dalam al-Qur’an. Serta macam-macam bintang dalam al-Qur’an. Bab keempat berisikan tentang analisa penulis yang ada pada bab dua dan tiga, bagaimana cara pandang al-Qur’an dan ilmu pengetahuan dalam melihat bintang tersebut dengan mencantumkan fungsi-fungsi bintang menurut al-Qur’an persepektif digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ilmu pengetahuan dalam salah satu hadisnya. Serta fenomena bentuk ketundukan bintang dalam al-Qur’an perspektif ilmu astronomi. Bab ke lima merupakan kesimpulan dari pertanyaan di rumusan masalah itu yang kemudian dijadikan jawaban. Saran dan kritik juga diperlukan demi membangun kualitas penulisan karya ilmiah serta kelanjutan penelitian. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 16 BAB II SELUK-BELUK BINTANG DALAM ILMU PENGETAHUAN

A. Sejarah Kuno Bintang

Ribuan tahun yang lalu sejak zaman Mesir Kuno, ilmu perbintangan telah dikenal masyarakat, walaupun masih dalam kepercayaan tahayul dan mitos-mitos. Konsep masyarakat Mesir Kuno tentang matahari, bulan, dan bintang-bintang masih sederhana dan keliru. Bumi masih dianggap sebagai pusat dari peredaran matahari, bulan, dan bintang-bintang. Formasi bintang-bintang tertentu yang membentuk gambaran hewan atau lainnya yang kemudian disebut rasi bintang dijadikan ramalan pernasiban, bahkan bintang-bintang yang terang dan menarik perhatian orang akan diartikan sebagai petunjuk lahirnya pemimpin dunia. 1 Warisan peradaban kuno itu sampai sekarang masih tersisa. Misalnya meramal nasib berdasarkan tanggal dan bulan kelahiran seseorang, yaitu yang disesuaikan dengan munculnya rasi bintang tertentu ketika seseorang dilahirkan. Rasi bintang yang digunakan untuk meramal biasanya rasi bintang zodiak. Zodiak adalah 12 rasi bintang sepanjang ekliptika membentuk gelang melingkari 1 Djakaria M.Nur dan Ahmad Yani, Handout Matakuliah Kosmografi Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia, 2009. 13.