Dampak Penerapan Presensi Sistem Wajah dan SMM ISO 9001:2008 terhadap Kinerja Dosen Dampak Penerapan Presensi Sistem Wajah dan SMM ISO 9001:2008 terhadap Kinerja Karyawan

Gambar 3. Dampak Penerapan Sistem Presensi Wajah dan SMM ISO 9001:2008 terhadap Layanan Akademik

B. Pembahasan

1. Dampak Penerapan Presensi Sistem Wajah dan SMM ISO 9001:2008 terhadap Kinerja Dosen

Secara umum dapat dikemukakan bahwa penerapan sistem presensi wajah dan SMM ISO 9001:2008 memberikan dampak positif terhadap kinerja dosen. Dampak positif ini dirasakan pada hampir semua bidang: pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pembuatan karya ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat. Sejumlah kegiatan yang tidak dilaksanakan oleh responden, umumnya adalah bidang-bidang yang memang bersifat tentatif. Sebagai contoh: orasi ilmiah, melaksanakan datesering atau pencangkokan, menerjemahkanmenyadur bukuilmiah, menyunting karya ilmiah, membuat buku bteks untuk siswa SMA,menulis artikel pada surat kabarharian,menduduki jabatan pimpinan, menjadi anggota panitia, mewakili PT duduk dalam panitia antar lembaga. Sementara itu responden yang tidak membimbing dosen yunior karena memang pangkatgolongan responden belum memungkinkan untuk itu. Dengan demikian kondisi sangat baik 23,11 baik 49,00 kurang baik 22,70 tidak baik 5,18 tersebut mendekati kondisi yang diharapkan dari penerapan SMM ISO 9001:2008 dan sistem presensi wajah menggunakan jaringan komputer yaitu peningkatan pelayanan dan produktivitas dosen.

2. Dampak Penerapan Presensi Sistem Wajah dan SMM ISO 9001:2008 terhadap Kinerja Karyawan

Agak berbeda dengan dampak terhadap dosen, secara umum penerapan sistem presensi wajah dan SMM ISO 9001 belum sepenuhnya mampu memperbaiki kondisi dan kinerja karyawan. Pengaruh penerapan kebijakan tersebut terhadap berbagai perilaku responden kedisiplinan, ketepatan waktu datang ke kantor, kejujuran, dan layanan kepada mahasiswa cukup baik . Akan tetapi ada temuan terkait penerapan kebijakan sistem tersebut yaitu untuk kinerja, ternyata lebih dari separoh responden 54,17 menyatakan penerapan sistem presensi dan manajemen mutu tidak mampu meningkatkan prestasi kerja responden. Responden juga berpendapat bahwa penerapan SMM ISO tidak berdampak yang berarti pada kemudahan pelaksanaan tupoksi, sebanyak 43,48 menyatakan sama saja dengan sebelumnya bahkan 8,69 menyatakan justru mempersulit. Fakta ini memberikan gambaran bahwa penerapan sistem presensi wajah dan SMM ISO 9001:2008 belum sepenuhnya mampu menghasilkan perilaku bagi karyawan sebagaimana yang diharapkan. 3. Dampak Penerapan Sistem Presensi Wajah dan SMM ISO 9001:2008 terhadap berbagai kondisi berdasarkan persepsi mahasiswa Dampak penerapan sistem presensi wajah dan SMM ISO 9001: 2008 berdasarkan persepsi mahasiswa dikelompokkan menjadi tiga: 1 proses perkuliahan dan ujian, 2 lingkungan, sarana, dan iklim perkuliahan, 3 layanan akademik. Dari ketiga bidang tersebut, yang dianggap paling baik oleh responden adalah dampak terhadap proses perkuliahan dan ujian. Untuk proses perkuliahan dan ujian, sekitar 81 responden menyatakan berdampak baik sedangkan sisanya sekitar 19 menyatakan kurang baik. Dampak terhadap layanan akademik, sedikit kurang baik dibandingkan proses perkuliahan dan ujian. Sekitar 72 responden menyatakan baik sedangkan sekitar 28 responden kurang baik. Bidang yang dirasakan paling kecil mendapatkan dampak positif dari penerapan sistem presensi wajah dan SMM ISO 9001: 2008 oleh responden adalah lingkungan, sarana, dan iklim perkuliahan. Sekitar 59 responden menyatakan baik dan sekitar 41 menyatakan kurang baik.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN