3
langsung mempengaruhi semangat nasionalisme Indonesia yang meluas di nusantara dan mendapat simpati dari kerajaan- kerajaan
di Jawa dan Sulawesi. Penggarapan komposisi musik program dalam cerita ini dilakukan dengan menggunakan media ansambel.
Penulis juga menggunakan instrumen tiup dari Maluku yaitu tahuri untuk melambangkan ciri khas dan konteks tradisional Maluku.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang, penulis merumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana proses penyusunan komposisi musik program
“Perang Pattimura: Penyerbuan Benteng Duurstede” untuk ansambel musik?
2. Bagaimana melukiskan suasana dalam komposisi musik
program “Perang Pattimura: Penyerbuan Benteng Duurstede”
untuk ansambel musik? 3.
Bagaimana analisis struktural bentuk musik dan harmoni dalam komposisi musik program
“Perang Pattimura: Penyerbuan Benteng Duurstede” untuk ansambel musik?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam karya penelitian ini adalah:
7
Deskripsi Musik Kulit Bia Ambon: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993- 1994 , 11.
4
1. Mendeskripsikan proses penyusunan komposisi musik
program “Perang Pattimura: Penyerbuan Benteng Duurstede”
untuk ansambel musik. 2.
Memahami cara melukiskan suasana ke dalam komposisi musik program
“Perang Pattimura: Penyerbuan Benteng Duurstede” untuk ansambel musik.
3. Membuat analisis struktur bentuk musik dan harmoni dalam
komposisi musik program “Perang Pattimura: Penyerbuan
Benteng Duurstede” untuk ansambel musik.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dibagi atas manfaat teoritis dan praktis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis
berupa konsep musik program yang kontekstual dengan budaya Indonesia dan dapat memberikan manfaat praktis bagi lembaga
kebudayaan Maluku sebagai salah satu karya seni dalam pelestarian sejarah dan budaya asli Maluku.
E. Batasan Masalah
Komposisi “Perang Pattimura: Penyerbuan Benteng Duurstede”
dibatasi dalam empat bagian movement yang diberi judul “Kadatangan,” “Parsiapang Voor Baprang,” “Panyerbuan” dan
“Kaputusang, Kahidopan deng Kamenangan.” Komposisi ini dibuat dalam format ansambel yang terdiri dari
instrumen gesek, paduan suara, flute, perkusi, piano, gitar bass, dan
5
tahuri . Format ansambel ini digunakan karena seluruh instrumen
tersebut diharapkan dapat melukiskan kisah sejarah Pattimura dalam penyerbuan benteng Duurstede.
F. Batasan Istilah