DIMENSI – DIMENSI YANG DAPAT DI UKUR PRINSIP DASAR PENGUKURAN PETA DAN JENIS – JENIS PETA

BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2003 PENGUKURAN DENGAN MENGGUNAKAN THEODOLITH

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI 1. ARTI DAN TUJUAN ILMU UKUR TANAH

Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang berhubungan dengan bentuk muka bumi Topografi, artinya ilmu yang bertujuan menggambarkan bentuk topografi muka bumi dalam suatu peta dengan segala sesuatu yang ada pada permukaan bumi seperti kota, jalan, sungai, bangunan, dll. Dengan skala tertentu. Sehingga dengan mempelajari peta kita dapat mengetahui jarak, arah, dan posisi tempat yang kita inginkan. Tujuan mempelajari Ilmu Ukur Tanah : a. Membuat peta b. Menentukan elevasi dan arah c. Mengontrol elevasi dan arah, d. Dan lain-lain

2. DIMENSI – DIMENSI YANG DAPAT DI UKUR

a.Jarak : Adalah garis hubung terpendek antara 2 titik yang dapat diukur dengan menggunakan alat ukur, misalnya : mistar, pita ukur, theodolith, waterpass, dan lain-lain. b.Sudut : Adalah besaran antara 2 arah yang bertemu pada satu titik untuk menentukan azimuth dan arah. LABORATURIUM ILMU UKUR TANAH 1 BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2003 c.Ketinggian : Adalah jarak tegak diatas atau dibarah bidang refiners yang dapat diukur dengan waterpass dan rambu ukur.

3. PRINSIP DASAR PENGUKURAN

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin saja terjadi, maka tugas pengukuran harus didasarkan pada prinsip pengukuran yaitu : 1. Perlu adanya pengecekan terpisah 2. Tidak ada kesalahan-kesalahan dalam pengukuran.

4. PETA DAN JENIS – JENIS PETA

Peta adalah proyeksi vertikal sebagian permukaan bumi pada suatu bidang mendatar dengan skala tertentu. Oleh karena permukaan bumi melengkung dan kertas peta itu rata, maka tidak ada bagian dari muka bumi yang dapat digambarkan tanpa penyimpangan dari bentuk aslinya, namun demikian untuk areal yang kecil permukaan bumi dapat dianggap sebagai bidang datar, karena itu peta yang dibuat dengan proyeksi vertikal dapat dianggap benar tanpa ada kesalahan. Bentuk penyajian itu disebut : 1. Peta, jika skalanya kecil 2. Plan, jika skalanya besar Jenis – jenis Peta :  Untuk Tujuan Teknis : 1.Peta Topografi untuk perencanaan 2.Peta Top Dam untuk keperluan perang LABORATURIUM ILMU UKUR TANAH 2 BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2003 3.Peta Atlas untuk Ilmu Bumi di SD, SLTP, SLTA.  Untuk Tujuan Non Teknis : 1. Peta pariwisata perjalanan 2. Peta masalah sosial : kependudukan, daerah kumuh, dll. Sebuah peta topografi yang baik terdiri dari bagian-bagian yaitu : 1. Rangka peta terdiri polygon 2. Situasi detail 3. Garis ketinggian 4. Titik kontrol tetap Rangka Peta Rangka peta merupakan bagian yang paling menentukan kualitas sebuah peta topografi karena tidak mungkin membuat peta yang teliti tanpa membuat kerangka peta lebih dahulu. Pembuatan rangka peta meliputi : A. Pengukuran Poligon 1. Pengukuran Poligon Pengukuran poligon dimaksud menghitung koordinat, ketinggian tiap-tiap titik polygon untuk itu kita mengadakan pengukuran sudut dan jarak dengan mengikatkan pada suatu titik tetap seperti titik triangulasi, jembatan dan lain-lain yang sudah diketahui koordinat dan ketinggiannya. a. Pengukuran Sudut dan Jarak LABORATURIUM ILMU UKUR TANAH 3 BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2003 Sudut diukur dengan alat ukur theodolith dengan mengarahkan teropong pada arah tertentu, dan kita akan memperoleh pembacaan tertentu pada plat lingkaran horizontal alat tersebut. Dengan bidikan ke arah lainnya, selisih pembacaan kedua dan pertama merupakan sudut dari kedua arah tersebut. Jarak dapat diukur dengan rol meter, EDM atau secara optis dengan theodolith seperti di bawah ini : BA = Benang Atas BT = Benang Tengah BB = Benang Bawah  = Pembacaan sudut vertikal Jarak miring d = BA – BB . 100 Jarak datar d = d . sin   = sudut lereng b. Menghitung Sudut Datar dan Koreksi LABORATURIUM ILMU UKUR TANAH 4 BB BA BT A Q A arah 2 BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2003 Setelah sudut datar dijumlah dari semua titik yang didapat dari hasil pengukuran akan terjadi kesalahan, maka dengan itu harus dikoreksi sesuai dengan banyaknya titik pengukuran. Bila sudut- sudut yang diukur berupa segi banyak poligon maka : Jumlah sudut = 2n – 4 x 90  untuk pengukuran berlawanan dengan jarum jam sudut dalam. = 2n + 4 x 90  untuk pengukuran searah dengan arah jarum jam sudut luar Toleransi sudut =  40  n detik dimana n = banyaknya sudut Poligon Tertutup Pada poligon ini titik awal dan titik akhir merupakan satu yang sama Bila pengukuran sudut tidak sesuai dengan rumus diatas maka harus diratakan sehingga memenuhi syarat diatas. Poligon Tertutup antara 2 titik yang diketahui. LABORATURIUM ILMU UKUR TANAH 5 Ro Poligon terdahulu azimuth diketahui Poligon baru azimuth diketahui BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2003 Pengukuran di mulai dari titik AB dimana azimuth AB diketahui dan terakhir di titik CD azimuth sebagai kontrol : azimuth CD yang hasil perhitungan harus sama dengan azimuth CD yang diketahui, toleransinya  30  n menit. Di sini juga harus dilakukan perataan bila tidak memenuhi ketentuan diatas. c. Menghitung Azimuth Untuk menghitung azimuth tiap-tiap garis penghubung haruslah ditentukan lebih dahulu azimuth awalnya. Penentuan azimuth awal dapat dilakukan dengan cara magnetis kompas atau pengamatan matahari. A-B adalah azimuth awal Azimuth B-C adalah azimuth A-B +  C - 180 dan azimuth C- D adalah azimuth B-C +  C - 180 dan seterusnya dimana  adalah sudut datar dari masing- masing titik. d. Menghitung Koordinat LABORATURIUM ILMU UKUR TANAH 6 u u u A B A C A D A BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2003 Setelah azimuth dab jarak datar telah dihitung, maka kita dapat menghitung koordinat titik-titik poligon. Perhitungan dimulai dengan mencari selisih koordinat  X dan  Y . Dengan rumus d . sin  untuk  X d . cos  untuk  Y dimana d = jarak datar  = azimuth Perhitungan dari dimulai dari titik awal yang sudah diketahui koordinatnya kemudian ditambah atau dikurangi dengan selisih koordinat terkoreksi. e. Menghitung koreksi koordinat Untuk poligon tertutup   X dan   Y harus tidak melebihi dari toleransi pengukuran dengan rumus Koreksi untuk absis setiap titik adalah : -   Xi  Xi = K 1  Xi  K 1 =   X Koreksi untuk absis setiap titik adalah : -   Yi  Yi = K 1  Yi  K 1 =   Y a. Mengukur beda tinggi Jika menggunakan Waterpass, beda tinggi = pembacaan belakang – pembacaan muka, jika menggunakan Theodolith, beda tinggi  h = d. cos  dimana d adalah jarak miring sedangkan  sudut lereng sudut vertikal. b. Koreksi beda tinggi LABORATURIUM ILMU UKUR TANAH 7 BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2003 Untuk poligon tertutup   h = 0, jika   h tidak sama dengan 0 maka besarnya kesalahan harus dibagikan ke masing-masing titik. Untuk Poligon terbuka : h = E 2 – E 1 , dimana : E 2 = elevasi titik terhadap E 2 E 1 = elevasi titik terhadap E 1 , II. TUJUAN INSTRUKSI UMUM 1. Mahasiswa dapat mengenal dan mempergunakan pesawat Theodolith. 2. Mahasiswa dapat melakukan pembidikan yang lebih teliti dalam pengukuran.

III. TUJUAN INSTRUKSI KHUSUS