BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2003
3. Putar nivo 180 dengan sumbu I sebagai sumbu putar. Bila gelembung
kedua nivo tetap di tengah-tengah berarti pesawat sudah baik sumbu satu telah vertikal.
4. Bila gelembung nivo pindah dari tengah-tengah, coba ulangi lagi dari langkah ke satu. Dan bila beberapa kali diulangi gelembung tidak juga
ditengah-tengah, setengahnya dengan sekrup koreksi nivo masing-masing, maka sumbu I akan tegak lurus pada garis arah kedua nivo.
5. Kembalikan gelembung setengahnya lagi, nivo A dengan sekrup penyetel A B dan nivo B dengan sekrup penyetel C.
6. Ulangi pekerjaan, sehingga pada semua jurusan gelembung nivo selalu di tengah – tengah yang berarti sumbu I telah vertikal.
C. MEMERIKSA SUMBU II SUMBU I DAN GARIS BIDIK SUMBU II
1. Tempatkan dan steel pesawat 5 m di muka suatu dinding tembok yang
terang. Sumbu I di anggap sudah baik. 2. Dengan garis bidik mendatar dan kira-kira tegak lurus pada dinding di buat
suatu titik T pada dinding yang berimpit dengan titik potong dua benang diafragma.
3. Dengan menggunakan unting-unting, pada dinding dibuat titik P vertikal di atas T yang tingginya dua kali titik T tinggi titik T = tinggi sumbu II dan
titik Q vertikal di bawah titik T dan letak dikaki dinding. 4. Pada titik P Q dipasang kertas milimeter atau kertas skala mendatar
sedemikian rupa hingga titik nol skala berimpit dengan titik P Q.
LABORATURIUM ILMU UKUR TANAH 11
BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2003
5. Bidik teropong ke titik T, putar teropong ke atas ke arah titik P dan ke bawah ke arah titik Q dengan sumbu II sebagai sumbu putar, maka akan
didapat 4 macam kemungkinan. 5. a. Sewaktu teropong di bidik ke titik P garis bidik perpotongan benang
silang akan berimpit dengan titik P dan sewaktu teropong dibidik ke titik Q garis bidik akan berimpit dengan titik Q lihat gbr. 8-3a. Maka dalam
hal ini pesawat sudah baik sumbu II sumbu I dan garis bidik sumbu
II. 5. b. Sewaktu teropong di bidik ke titik P, garis bidik akan menunjuk ke A
sebelah kiri atau kanan P dan sewaktu di bidik ke titik Q garis bidik akan menunjuk ke B yang bersebelahan dengan titik A dan PA = QB = x .
Jalannya garis bidik adalah ATB lihat gbr . 8-3b. 5. b.1. Bidikan teropong ke titik A
b.2. Dengan sekrup koreksi sumbu II, garis bidik di geser hingga berimpit dengan titik P
b.3 Ulangi pekerjaan hingga bila teropong di putar ke atas dan ke bawah, garis bidik akan melukiskan P.T.Q.
5. c. Sewaktu teropong dibidik ke titik P, garis bidik akan menunjuk ke titik C sebelah kiri atau kanan titik P lihat gbr. 8-3c dan sewaktu teropong di
bidik ke titik Q, garis bidik akan menunjuk ke titik D yang berada pada belahan yang sama dengan titik C. PC = QD = Y
Maka dalam hal ini terdapat kesalahan garis bidik tidak tegak lurus sumbu II, tapi sumbu II telah
sumbu I.
LABORATURIUM ILMU UKUR TANAH 12
BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2003
5.c.1. Bidik teropong ke titik C c.2. Dengan sekrup koreksi diafragma, garis bidik di geser hingga berimpit
dengan titik P. c.3. Ulangi pekerjaan hingga bila teropong di putar dari atas ke bawah atau
sebaliknya garis bidik akan melukiskan PTQ 5.d.
Sewaktu teropong dibidik ke titik P, garis bidik akan menunjuk ke titik G sebelah kanan atau kiri titik P lihat gbr. 8-3d dan sewaktu teropong
dibidik ke titik Q garis bidik akan menunjuk ke titik H, sebelah kanan atau kiri titik Q. Tapi PQ = a
QH = b. Maka hal ini menunjukkan adanya kesalahan kombinasi, yaitu sumbu II tidak tegak lurus sumbu I
dan garis bidik tidak tegak lurus sumbu II. 5.d.1. Hitung besarnya x y .
a = x + y x = 12 a – b
b = x – y y = 12 a + b
d.2. Bidik teropong ke skala atas titik G. d.3. Putarlah sekrup koreksi sumbu II sedemikian rupa hingga pembacaan
skala = Y Y = pengaruh tidak tegak lurusnya garis bidik terhadap sumbu II
d.4. Ulangi pekerjaan hingga bila teropong dibidik kan ke skala atas maupun bawah pembacaan sama dengan y dan terletak pada belahan
yang sama terhadap garis PTQ yang berarti sumbu II telah tegak lurus sumbu I.
d.5. Bidik kembali teropong ke skala atas.
LABORATURIUM ILMU UKUR TANAH 13
BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 2003
d.6. Putarlah sekrup koreksi diafragma sedemikian rupa hingga garis bidik menunjuk skala nol berimpit dengan titik P
d.7. Ulangi pekerjaan hingga bila teropong di arahkan dari atas ke bawah atau sebaliknya garis bidik tetap berimpit dengan PTQ.
d.8. Pesawat telah baik.
D. PEMBACAAN SKALA LINGKARAN