pelajaran subject matter dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lalu yang telah disusun secara sistematis dan logis.
Dari pengertian diatas maka selain dijelaskan bahwa kurikulum memiliki berbagai dimensi dan dapat dilihat dari berbagai aspek berdasarkan sudut pandang, maka kurikulum dapat
dipandang sebagai serangkaian materi bahan ajar yang perlu dikuasai siswa untuk menguasai kemampuan tertentu.
Kurikulum sebagai serangkaian bahan pembelajaran, tentu bukan merupakan suatu objek yang berdiri sendiri, terlebih jika dikaitkan dengan proses pengembangan kurikulum yang
dilakukan dalam model pengembangan kurikulum. Keterkaitan dengan komponen lain tentu ada, yakni bahwa pengembangan isi kurikulum dilakukan berdasarkan komponen kurikulum.
Pengetahuan merupakan inti isi kurikulum. Beberapa ahli menyamakan isi dan pengetahuan, namun ahli lain membedakan pengetahuan dan isi.
3.1. Komponen Kurikulum
Sebagai sebuah sistem, kurikulum memiliki komponen yang saling terkait. Menurut Mulyani Sumantri 2007, komponen kurikulum tergambarkan sebagai berikut:
Gambar 1 : Komponen kurikulum
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa komponen kurikulum terdiri dari tujuan, metode, materi dan evaluasi. Gambar diatas tidak hanya menunjukkan komponen kurikulum
namun juga menjelaskan hubungan antar komponen tersebut. Tiap komponen kurikulum saling berinteraksi satu dengan yang lain, dan interaksi tersebut dapat terjadi secara langsung tanpa
menunggu sebuah proses atau prosedur yang mendahuluinya. Artinta tujua langsung dapat berinteraksi dengan evaluasi, metode dapat berhubungan langsung dengan materi, demikian
seterusnya dengan komponen. Tokoh lain Sukmadinata, 2006:102-112 menjelaskan bahwa kurikulum memiliki
komponen sebagai berikut: a. Tujuan
b. Bahan ajar c. Strategi Mengajar
d. Media Mengajar e. Evaluasi Pengajaran
f. Penyempurnaan Pengajaran
Sama halnya dengan pendapat sebelumnya, komponen kurikulum yang dijelaskan Nana Syaodih diatas menjelaskanbahwa suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian, dimana kesesuaian
tersebut meliputi dua hal. Pertama kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi dan perkembangan masyarakat. Kedua kesesuaian antar komponen-komponen kurikulum,
yaitu isi sesuai dengan tujuan, proses sesuai dengan isi dan tujuan, demikian juga evaluasi sesuai dengan proses isi dan tujuan kurikulum.
Dari kedua penjelasan tokoh kurikulum diatas menunjukkan bahwa kurikulum memiliki komponen-komponen yang saling saling berkaitan dan berkesesuaian sehingga sinergi yang
dimiliki dari kesesuaian tersebut dapat digunakan untuk mencapai tujuan dari kurikulum itu sendiri dalam pelaksanaan.
3.2. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara
efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini, Roger A. Kaufman Harjanto 1997: 2 mengemukakan bahwa Perencanaan adalah suatu proyeksi perkiraan tentang apa yang
diperlukan dalam rangka mencapai tujuan dan bernilai. Berkaitan dengan pengertian perencanaan secara umum tersebut, selanjutnya akan
dikemukan beberapapendapat atau pandangan para ahli mengenai perencanaan pembelajaran. Ibrahim 1993 mengatakan bahwa “Secara garis besar perencanaan pembelajaran mencakup
kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi-bahan apa yang akan disampaikan,
bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan. Pendapat lain dikemukakan oleh Banghart dan Trull Sagala: 2003 yang menyatakan
bahwa “Perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional, dan mengandung sifat optimisme yang didasarkanatas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam
permasalahan dalam konteks pembelajaran. Perencanaan pembelajaran diartikan sebagai proses penyusunan materipelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan atau
metode pembelajaran, dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Berdasarkan beberapa pemahaman pengertian diatas maka dapat dirumuskan bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang
antara berbagai unsur atau komponen yang ada di dalam pembelajaran, atau dengan pengertian lain, yaitu suatu proses mengatur, mengkoordinasikan, dan menetapkan unsur-unsur atau
komponen-komponen pembelajaran. Unsur atau komponen yang dimaksud adalah: a. Ke mana pembelajaran tersebut akan diarahkan?
b. Apa yang harus dibahas dalam proses pembelajaran tersebut? c. Bagaimana cara melakukannya?
d. Bagaimana pula mengetahui berhasil tidaknya proses pembelajaran tersebut?
Perencanaan pembelajaran selanjutnya dituangkan dalam model pembelajaran instructional design. Desain pembelajaran diperoleh dari sebuah proses sebelumnya yang
terpisah, mereka adalah perencanaan dan desain pembelajaran. Tiap proses didalamnya mengandung sejumlah kegiatan,misalnya tentang identifikasi hasil belajar, alat penilaian dan
strategi pembelajaran yang digunakan. Tentunya dalam tahapan tersebut juga dipertimbangkan keuntungan yang akan diperoleh guru dalam upaya meraih kualitas pembelajaran dengan
memperhatikan keterbatasan diri dan lingkungan belajar yang ada. Dari kedua proses tersebut dihasilkan model desain pembelajaran yang dibuat dari dan untuk guru yang melaksanakan
pembelajaran tersebut. Secara rinci kegiatan yang dilakukan guru pada tahap awal adalah melakukan desain
terhadap pembelajaran yang akan dilakukan. Langkah awal dalam desain adalah perencanaan, dimana perencanaan tersebut dilakukan berdasarkan apa yang akan dialami oleh guru.
Perencanaan merupakan langkah penting yang akan membawa banyak fungsi. Peran yang amat penting adalah mentransfer kurikulum dalam pembelajaran di dalam kelas. Kurikulum sekolah
dapat berupa kurikulum yang dikembangkan secara regional district atau nasional. Sementara kurikulum sekolah diharapkan dapat menunjukkan pada siswa tentang pengetahuan dan
keterampilan yang akan didapatnya selama mengikuti kegiatanpembelajaran. Hubungan antara perencanaan pembelajaran dan instructional model dijelaskan oleh Neil
Shaumbaugh Susan G. Magliaro 2005:167 sebagai berikut:
Gambar 2: Hubungan antara perencanaan dan pengembangan instruksional
Gambar diatas menjelaskan bahwa perencanaan – desain pembelajaran dan pelaksanaan di kelas merupakan kegiatan yang terpisah, namun kegiatannya merupakan tahap
mengimplementasikan kurikulum kedalam pembelajaran.
3.3. Model Pengembangan Kurikulum