Lingkungan Akuntansi Pemerintahan 04 bab 2 akuntansi pemerrintahan

12 BAB II AKUNTANSI PEMERINTAHAN

A. Lingkungan Akuntansi Pemerintahan

Pemerintah mempunyai lingkungan yang berbeda dengan sektor swasta. Hal ini harus menjadi pertimbangan dalam mengembangan sistem akuntansi pemerintahan. Prinsip-prinsip dan standar akuntansi dan pelaporan harus dipahami dalam hubungannya dengan lingkungan tempat prinsip itu diterapkan, selain harus juga mempertimbangkan para calon pengguna laporan keuangan. Governmental Finance Officers Association mengemukakan bahwa untuk dapat memahami model akuntansi pemerintahan dengan tepat diperlukan pemahaman mengenai tiga hal, yaitu struktur pemerintahan, sifat dari sumber daya, dan proses politik Muhammad Gade, 2002. Sedangkan Revrisond Baswir 2000 juga mengemukakan tiga hal, meskipun redaksi yang agak berbeda, yaitu sifat lembaga pemerintahan, sistem pemerintahan suatu negara, dan mekanisme pengurusan keuangan dan sistem anggaran negara. 1. Struktur Pemerintahan Struktur pemerintahan pada umumnya diperlukan untuk melindungi dan melayani kebutuhan warga negaranya. Pada pemerintahan demokrasi, struktur pemerintahan berdasarkan sistem check and balances yang dilakukan dengan pemisahan fungsi eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Kesuksesan suatu pemerintahan tidak ditentukan dari jumlah laba yang maksimal, tetapi diukur dari mutu pelayanan dan efisiensi dalam penggunaan anggaran. Padahal, ketiga lembaga dalam sistem trias politika tersebut bisa jadi memandang dengan berbeda mengenai bagaimana warga negara dilayani dan dilindungi dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian, apakah suatu pemerintahan mempunyai keuangan yang baik atau buruk tidak dapat dijelaskan dengan mudah hanya dari melihat data-data akuntansi dan laporan keuangan saja. Dalam klasifikasi Mumammad Gade, penjelasan yang mirip dengan hal tersebut di atas dimasukkan dalam klasifikasi “Proses Politik Memagang Peranan Penting”. Intinya mirip dengan penjelasan di atas, bahwa dalam negara demokrasi, rakyat melalui wakil-wakilnya yang berada dalam lembaga perwakilan dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam pemberian pelayanan kepada rakyat. Umumnya, masyarakat meminta kepada pemerintah agar memberikan jasa atau pelayanan maksimum dengan jumlah pembayaran yang minimum. 2. Sifat Lembaga Pemerintahan Sebagaimana telah cukup banyak dijelaskan dalam penjelasan sebelumnya, sifat lembaga pemerintahan yang tidak mencari laba adalah salah satu alasan penting dibedakannya akuntansi pemerintahan dari akuntansi komersial. Meskipun demikian, sebenarnya dalam proses kegiatan akuntansi pemerintahan juga meliputi kegiatan mencatat, menggolongkan klasifikasi, meringkas, melaporkan, dan menafsirkan transaksi keuangan suatu lembaga pemerintahan. 13 Menurut Edward S. Lyn sebagaimana dikutip oleh Revrisond Baswir 2000, sifat khusus lembaga pemerintahan yang berbeda dengan perusahaan adalah sebagai berikut: a. keinginan mengejar laba tidak termasuk dalam usaha dan kegiatannya b. lembaga pemerintah tidak dimiliki secara pribadi, tetapi dimiliki secara bersama kolektif oleh seluruh warga negara, dan kepemilikan tersebut tidak dibuktikan dengan bukti kepemilikan misalnya saham c. sumbangan masyarakat terhadap pemerintah, seperti pajak, tidak ada hubungannya secara langsung dengan jasa yang akan diterima oleh masyarakat dari pemerintah. Dalam klasifikasi oleh Muhammad Gade, penjelasan seperti di atas dimasukkan dalam klasifikasi “sifat sumber daya”. Intinya adalah sama, yaitu tidak terdapat hubungan langsung antara barang dan jasa yang diberikan dengan harga yang harus dibayar oleh pembeli. Sangat sulit diidentifikasikan hubungan antara pajak yang dibayar dengan jasa yang diterima. Misalnya, suatu individu tidak akan pernah menerima jumlah barang dan jasa yang sama dengan jumlah pajak yang telah dibayar kepada pemerintah. Selain itu, berkaitan dengan sumber daya, pemerintah harus menginvestasikan sebagian penerimaannya dalam aktiva yang tidak secara langsung menghasilkan pendapatan, seperti jalan, jembatan, bangunan umum, dan lainnya. Hal ini tentunya berbeda dengan perusahaan, dimana aktivanya umumnya dapat menghasilkan penerimaan. Jika diperhatikan, tiga sifat lembaga pemerintahan ini sudah banyak dijelaskan dalam bagian yang menjelaskan perbedaan antara akuntansi pemerintahan dengan akuntansi komersial. 3. Bentuk Negara Bentuk akuntansi pemerintahan berbeda dari suatu negara dengan negara lain, antara lain juga dipengaruhi oleh bentuk negara yang bersangkutan. Sebagai ilustrasi dapat disampaikan perbedaan antara akuntansi pemerintahan di Indonesia dan di Amerika Serikat. Di Indonesia, bentuk negaranya adalah negara kesatuan, sehingga karakter akuntansi pemerintahannya juga bersifat sentralisasi. Apabila kita membicarakan akuntansi pemerintahan, biasanya yang dimaksud adalah akuntansi pemerintahan untuk pemerintah pusat, bukan untuk pemerintah daerah. Sedangkan di Amerika Serikat, bentuk negaranya adalah negara federal, yang ditandai dengan banyaknya negara bagian state yang bersifat otonom. Federalisme ini juga mempengaruhi akuntansi pemerintah sehingga menjadi bersifat desentralisasi. Di Amerika Serikat, bila kita berbicara mengenai akuntansi pemerintahan, terutama yang dimaksudkan adalah akuntansi pemerintahan untuk pemerintah negara bagian, bukan untuk negara federal. 4. Mekanisme Pengurusan Keuangan dan Sistem Anggaran Negara Akuntansi pemerintahan pada hakekatnya berfungsi mencatat dan melaporkan realisasi pelaksanaan anggaran suatu negara. Karena anggaran negara adalah unsur dari keuangan negara, maka akuntansi pemerintahan 14 sebenarnya adalah penerapan akuntansi dalam pengelolaan keuangan negara. Sebagai akibat dari eratnya kaitan antara akuntansi pemerintahan dengan pengelolaan keuangan negara, khususnya dalam pelaksanaan anggaran negara, maka akuntansi pemerintahan tidak dapat dipisahkan dari mekanisme pengurusan keuangan dan sistem anggaran suatu negara. Berbagai undang-undang dan ketentuan yang mengatur mekanisme pengelolaan keuangan dan sistem anggaran suatu negara, dengan sendirinya berpengaruh pula terhadap penyelenggaraan akuntansi pemerintahan. Dalam kasus Indonesia, paradigma baru dalam pengelolaan keuangan negara menyangkut tiga aspek Hekinus Manao, 2004, yaitu: a. Reformasi perencanaan dan penganggaran b. Reformasi pelaksanaan anggaran c. Reformasi akuntansi dan pertanggungjawaban. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan. Dalam reformasi akuntansi dan pertanggungjawaban menyangkut akuntabilitas dan transparansi. Prosesnya dimulai dari setiap unit pemerintah yang mendapatkan alokasi anggaran, dan dengan demikian menyelenggarakan akuntansi. Memang penyajian laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi pemerintahan, tetapi dalam prosesnya sangat berkaitan dengan aspek perencanaan dan penganggaran serta pelaksanaan anggaran.

B. Karakteristik Akuntansi Pemerintahan