37
BAGIAN 141 LAMPIRAN B - SERTIFIKASI KURSUS PENERBANG PRIBADI
141xB.1. Ruang lingkup Lampiran ini menetapkan kurikulum minimum yang diperlukan untuk sertifikasi kursus
penerbang pribadi berdasarkan Bagian ini, untuk rating berikut: a Pesawat terbang bermesin tunggal.
b Pesawat terbang bermesin banyak. c Helikopter
rotorcraft. d rotorcraft gyroplane.
e Powered-lift. f
Pesawat terbang layang. g Kapal udara lebih ringan dari udara.
h Balon lebih ringan dari udara. 141xB.2. Persyaratan untuk pendaftaran
Seseorang harus memiliki lisensi penerbang sport atau lisensi penerbang pelajar sebelum mendaftar dalam fase terbang solo dari kursus sertifikasi penerbang pribadi.
141xB.3 Pelatihan pengetahuan aeronautika a Setiap kursus yang disetujui harus termasuk setidaknya pelatihan darat berikut
pada bidang-bidang pengetahuan aeronautika yang tercantum pada butir b pasal ini, sesuai dengan kategori pesawat udara dan rating kelas:
1 35 tiga puluh lima jam pelatihan jika kursus tersebut adalah untuk rating
kategori pesawat terbang, rotorcraft, atau powered-lift. 2 15 lima belas jam pelatihan jika kursus tersebut adalah untuk kategori
rating pesawat terbang layang. 3 10 sepuluh jam pelatihan jika kursus tersebut adalah untuk kategori lebih
ringan dari udara dengan rating kelas balon. 4 35 tiga puluh lima jam pelatihan jika kursus tersebut adalah untuk kategori
lebih ringan dari udara dengan rating kelas kapal terbang. b Pelatihan darat harus mencakup pengetahuan bidang-bidang aeronautika berikut:
1 Peraturan Keselamatan Terbang Sipil yang berlaku untuk hak-hak khusus penerbang pribadi, pembatasan-pembatasan, dan operasi penerbangan;
2 Persyaratan-persyaratan pelaporan kecelakaan Komite Keselamatan Transportasi Nasional;
3 Subyek yang berlaku dari Aeronautical Information Publication dan advisory circular Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang sesuai;
4 Penggunaan peta aeronautika untuk navigasi VFR menggunakan tempat- tempat tetap di darat atau di laut sebagai patokan panduan, dead reckoning
dan sistem navigasi; 5 Prosedur
komunikasi radio;
38
6 Pengenalan situasi cuaca kritis dari darat dan pada saat terbang, menghindari windshear, dan pengadaan serta penggunaan laporan dan
prakiraan cuaca aeronautika; 7 Pengoperasian pesawat udara yang aman dan efisien, termasuk
menghindari tabrakan, dan pengenalan dan menghindari wake turbulence; 8 Pengaruh kepadatan ketinggian pada kinerja lepas landas dan menanjak;
9 Penghitungan berat dan keseimbangan; 10 Prinsip-prinsip aerodinamika, powerplants, dan sistem-sistem pesawat
udara; 11 Stall awareness, spin entry, spins, dan spin recovery techniques, jika
mengajukan permohonan rating kategori pesawat terbang atau kategori pesawat terbang layang;
12 Pengambilan keputusan dan penilaian aeronautika; 13 Kegiatan sebelum terbang yang meliputi:
1 Bagaimana mendapatkan informasi tentang panjang landasan pacu di bandar udara yang bermaksud digunakan, data jarak lepas landas dan
mendarat, laporan dan prakiraan cuaca dan persyaratan bahan bakar; 2 Bagaimana merencanakan untuk alternatif jika penerbangan yang
direncanakan tidak dapat diselesaikan atau harus dilakukan penundaan; dan
14 Kinerja manusia, termasuk prinsip-prinsip threat and error management.
141xB.4 Pelatihan terbang a Setiap kursus yang disetujui harus termasuk setidaknya pelatihan terbang
sebagaimana diatur dalam pasal 141xB.5. Lampiran ini, pada bidang-bidang operasi yang disetujui yang tercantum dalam butir d pasal ini yang sesuai untuk
kategori dan kelas rating pesawat udara: 1 35 tiga puluh lima jam pelatihan jika kursus tersebut adalah untuk rating
pesawat terbang, rotorcraft, powered-lift atau kapal udara. 2 6 enam jam pelatihan jika kursus tersebut adalah untuk rating pesawat
terbang layang. 3 8 delapan jam pelatihan jika kursus tersebut adalah untuk rating balon.
b Setiap kursus disetujui harus termasuk setidaknya pelatihan terbang berikut: 1 Untuk kursus pesawat terbang bermesin tunggal: 20 dua puluh jam
pelatihan terbang dari instruktur terbang berlisensi pada bidang-bidang operasi yang telah disetujui pada butir d1 dari pasal ini yang mencakup
sekurang-kurangnya: i Kecuali sebagaimana diatur dalam Bagian 61.111, harus dilakukan 5
lima jam pelatihan terbang lintas daerah menggunakan pesawat terbang bermesin tunggal yang mencakup satu kali terbang lintas
daerah dengan jarak total lebih dari 150 seratus lima puluh mil laut termasuk harus mendarat dan berhenti sepenuhnya di dua lapangan
terbang yang berbeda;
ii 3 tiga jam pelatihan terbang malam pada pesawat terbang bermesin tunggal termasuk 10 sepuluh kali lepas landas dan mendarat;
39
iii 3 tiga jam pelatihan terbang pada sebuah pesawat terbang bermesin tunggal pada pengendalian dan manuver dari sebuah pesawat terbang
bermesin tunggal hanya dengan mengacu pada instrumen, termasuk terbang lurus pada ketinggian tetap, terbang menanjak dan menurun
dengan kecepatan udara konstan, berbelok ke suatu arah, pemulihan dari sikap terbang yang tidak biasa, komunikasi radio, dan penggunaan
sistemfasilitas navigasi dan layanan fasilitas radar yang sesuai untuk terbang instrumen; dan
iv 3 tiga jam pelatihan terbang pada pesawat terbang bermesin tunggal dalam persiapan untuk tes praktek dalam 60 enam puluh hari sebelum
tanggal tes. 2 Untuk kursus pesawat terbang bermesin banyak: 20 dua puluh jam
pelatihan terbang dari instruktur terbang berlisensi pada bidang-bidang operasi yang telah disetujui pada butir d2 pasal ini yang mencakup
setidaknya: i Kecuali sebagaimana diatur dalam Bagian 61.111, harus dilakukan 5
lima jam pelatihan terbang lintas daerah menggunakan pesawat terbang bermesin banyak yang mencakup satu kali terbang lintas
daerah dengan jarak total lebih dari 150 mil laut termasuk harus mendarat dan berhenti sepenuhnya di dua lapangan terbang yang
berbeda;
ii 3 tiga jam pelatihan terbang malam pada pesawat terbang bermesin banyak yang termasuk 10 sepuluh kali lepas landas dan 10 sepuluh
kali mendarat; iii 3 tiga jam pelatihan terbang pada sebuah pesawat terbang bermesin
banyak pada pengendalian dan manuver dari sebuah pesawat terbang bermesin banyak hanya dengan mengacu pada instrumen, termasuk
terbang lurus pada ketinggian tetap, terbang menanjak dan menurun dengan kecepatan udara konstan, berbelok ke suatu arah, pemulihan
dari sikap terbang yang tidak biasa, komunikasi radio, dan penggunaan sistemfasilitas navigasi dan layanan fasilitas radar yang sesuai untuk
terbang instrumen; dan
iv 3 tiga jam pelatihan terbang pada pesawat terbang bermesin banyak dalam persiapan untuk tes praktek dalam 60 enam puluh hari sebelum
tanggal tes. 3 Untuk kursus helikopter rotorcraft: 20 dua puluh jam pelatihan terbang dari
instruktur terbang berlisensi pada bidang-bidang operasi yang telah disetujui pada butir d3 pasal ini yang mencakup setidaknya:
i Kecuali sebagaimana diatur dalam pasal 61.111, harus dilakukan 5 lima jam pelatihan terbang lintas daerah menggunakan helikopter
yang mencakup satu kali terbang lintas daerah dengan jarak total lebih dari 100 mil laut termasuk harus mendarat dan berhenti sepenuhnya di
dua lapangan terbang yang berbeda;
ii 3 tiga jam pelatihan terbang malam pada helikopter yang termasuk 10 sepuluh kali lepas-landas dan 10 sepuluh kali mendarat; dan
iii 3 tiga jam pelatihan terbang pada helikopter dalam persiapan untuk tes praktek dalam 60 enam puluh hari sebelum tanggal tes.
40
4 Untuk kursus rotorcraft gyroplane: 20 dua puluh jam pelatihan terbang dari instruktur terbang berlisensi pada bidang-bidang operasi yang telah disetujui
pada butir d4 pasal ini yang mencakup setidaknya: i Kecuali sebagaimana diatur dalam pasal 61.111, harus dilakukan 5
lima jam pelatihan terbang lintas daerah menggunakan rotorcraft gyroplane yang mencakup satu kali terbang lintas daerah dengan jarak
total lebih dari 50 mil laut termasuk harus mendarat dan berhenti sepenuhnya di dua lapangan terbang yang berbeda;
ii 3 tiga jam pelatihan terbang malam pada rotorcraft gyroplane yang termasuk 10 sepuluh kali lepas-landas dan 10 sepuluh kali
mendarat; dan iii
Tiga 3 jam pelatihan terbang pada rotorcraft gyroplane dalam persiapan untuk tes praktek dalam 60 enam puluh hari sebelum
tanggal tes. 5 Untuk kursus powered-lift: 20 dua puluh jam pelatihan terbang dari
instruktur terbang berlisensi pada bidang-bidang operasi yang telah disetujui pada butir d5 pasal ini yang mencakup setidaknya:
i Kecuali sebagaimana diatur dalam pasal 61.111, harus dilakukan 5 lima jam pelatihan terbang lintas daerah menggunakan powered-lift
yang mencakup satu kali terbang lintas daerah dengan jarak total lebih dari 150 mil laut termasuk harus mendarat dan berhenti sepenuhnya di
dua lapangan terbang yang berbeda;
ii 3 tiga jam pelatihan terbang malam pada powered-lift yang termasuk 10 sepuluh kali lepas-landas dan 10 sepuluh kali mendarat;
iii 3 tiga jam pelatihan terbang pada sebuah powered-lift pada pengendalian dan manuver dari sebuah powered-lift hanya dengan
mengacu pada instrumen, termasuk terbang lurus pada ketinggian tetap, terbang menanjak dan menurun dengan kecepatan udara
konstan, berbelok ke suatu arah, pemulihan dari sikap terbang yang tidak biasa, komunikasi radio, dan penggunaan sistemfasilitas navigasi
dan layanan fasilitas radar yang sesuai untuk terbang instrumen; dan
iv 3 tiga jam pelatihan terbang pada powered-lift dalam persiapan untuk tes praktek dalam 60 enam puluh hari sebelum tanggal tes.
6 Untuk kursus pesawat terbang layang: 4 empat jam pelatihan terbang dari instruktur terbang berlisensi pada bidang-bidang operasi yang telah disetujui
pada butir d6 bagian ini yang mencakup setidaknya: i
5 lima kali terbang pelatihan pada pesawat terbang layang dengan instruktur terbang berlisensi pada prosedur peluncuranpenarikan yang
disetujui untuk kursus tersebut dan pada bidang-bidang operasi yang sesuai yang telah disetujui yang tercantum pada butir d6 pasal ini;
dan
ii 3 tiga kali terbang pelatihan pada pesawat terbang layang dengan instruktur terbang berlisensi dalam persiapan untuk tes praktek dalam
60 enam puluh hari sebelum tanggal tes. 7 Untuk kursus kapal udara lebih ringan dari udara: 20 dua puluh jam
pelatihan terbang dari penerbang komersil dengan rating kapal udara pada bidang-bidang operasi yang sesuai yang telah disetujui pada butir d7
pasal ini yang mencakup setidaknya:
41
i Kecuali sebagaimana diatur dalam Bagian 61.111, harus dilakukan 5 lima jam pelatihan terbang lintas daerah menggunakan kapal udara
yang mencakup satu kali terbang lintas daerah dengan jarak total lebih dari 25 dua puluh lima mil laut termasuk harus mendarat dan berhenti
sepenuhnya di dua lapangan terbang yang berbeda;
ii 3 tiga jam pelatihan terbang malam pada kapal udara yang termasuk 5 lima kali lepas landas dan 5 lima mendarat;
iii 3 tiga jam pelatihan instrumen pada kapal udara; dan iv 3 tiga jam pelatihan terbang pada kapal udara dalam persiapan untuk
tes praktek dalam 60 enam puluh hari sebelum tanggal tes. 8 Untuk kursus balon lebih ringan dari udara: 8 delapan jam pelatihan
terbang, termasuk setidaknya 5 lima kali terbang pelatihan, dari penerbang komersil dengan rating balon pada bidang-bidang operasi yang telah
disetujui pada butir d8 pasal ini yang mencakup: i Jika pelatihan sedang dilakukan pada balon gas:
A 2 dua penerbangan masing-masing 1 jam; B 1 satu penerbangan melibatkan pendakian terkendali ke 3.000
tiga ribu kaki di atas tempat peluncuran; dan C 2 dua penerbangan dalam persiapan untuk tes praktek dalam 60
enam puluh hari sebelum tanggal tes. ii Jika pelatihan sedang dilakukan pada balon udara dengan pemanas:
A 2 dua penerbangan masing-masing 30 menit; B 1 satu penerbangan melibatkan pendakian terkendali ke 2.000
dua ribu kaki di atas tempat peluncuran; dan C 2 dua penerbangan dalam persiapan untuk tes praktek dalam 60
enam puluh hari sebelum tanggal tes. c Untuk penggunaan simulator terbang atau alat pelatihan terbang:
1 Kursus ini boleh termasuk pelatihan pada simulator terbang atau alat pelatihan terbang, asalkan alat-alat itu merepresentasikan pesawat udara
sesuai maksud dari persetujuan kursus tersebut, memenuhi persyaratan butir ini, dan pelatihan diberikan oleh instruktur yang diberi kewenangan.
2 Pelatihan pada simulator terbang yang memenuhi persyaratan butir 141.41 a Bagian ini dapat dikreditkan untuk maksimum sebesar 20 dua puluh
persen dari total persyaratan jam pelatihan terbang dari kursus yang disetujui, atau butir ini, dipilih mana yang paling sedikit.
3 Pelatihan pada alat pelatihan terbang yang memenuhi persyaratan butir 141.41 b Bagian ini dapat dikreditkan untuk maksimum sebesar 15 lima
belas persen dari total persyaratan jam pelatihan terbang dari kursus yang disetujui, atau butir ini, dipilih mana yang paling sedikit.
4 Pelatihan pada simulator terbang atau alat pelatihan terbang yang diuraikan dalam butir c2 dan c 3 pasal ini, jika digunakan dalam kombinasi, dapat
dikreditkan untuk maksimum sebesar 20 dua puluh persen dari total persyaratan jam pelatihan terbang dari kursus yang disetujui, atau butir ini,
dipilih mana yang paling sedikit. Namun, kredit untuk pelatihan pada alat pelatihan terbang yang memenuhi persyaratan butir 141.41 b tidak boleh
melebihi batasan yang diatur dalam butir c3 pasal ini.
42
d Setiap kursus yang disetujui harus mencakup pelatihan terbang pada bidang- bidang operasi yang disetujui seperti tercantum dalam butir ini yang sesuai untuk
kategori dan rating kelas pesawat udara: 1 Untuk kursus pesawat terbang bermesin tunggal:
i Persiapan praterbang; ii Prosedur praterbang;
iii Operasi bandar udara dan pangkalan pesawat terbang laut; iv Lepas landas, mendarat, dan go-arounds;
v Manuver-manuver kinerja;
vi Manuver-manuver menggunakan referensi darat; vii Navigasi;
viii Slow flight dan stalls; ix Manuver instrumen dasar;
x Operasi darurat; xi Operasi malam; dan
xii Prosedur pasca terbang.
2 Untuk kursus pesawat terbang bermesin banyak: i Persiapan praterbang;
ii Prosedur praterbang; iii Operasi bandar udara dan pangkalan pesawat terbang laut;
iv Lepas landas, mendarat, dan go-arounds; v Manuver-manuver kinerja;
vi Manuver-manuver menggunakan referensi darat; vii Navigasi;
viii Slow flight dan stalls; ix Manuver instrumen dasar;
x Operasi darurat; xi Operasi
mesin banyak;
xii Operasi malam; dan xiii Prosedur pasca terbang.
3 Untuk kursus helikopter rotorcraft: i Persiapan praterbang;
ii Prosedur praterbang; iii Operasi bandar udara dan heliport;
iv Hovering maneuvers; v Lepas landas, mendarat, dan go-arounds;
vi Manuver-manuver kinerja; vii Navigasi;
viii Operasi darurat; ix Operasi malam; dan
x Prosedur pasca terbang.
4 Untuk kursus rotorcraft gyroplane: i Persiapan praterbang;
ii Prosedur praterbang; iii Operasi bandar udara;
iv Lepas landas, mendarat, dan go-arounds; v Manuver-manuver kinerja;
vi Manuver-manuver menggunakan referensi darat; vii Navigasi;
43
viii Terbang pada kecepatan udara lambat; ix Operasi darurat;
x Operasi malam; dan xi Prosedur pascaterbang.
5 Untuk kursus powered-lift: i Persiapan praterbang;
ii Prosedur praterbang; iii Operasi bandar udara dan heliport;
iv Hovering maneuvers; v Lepas landas, mendarat, dan go-arounds;
vi Manuver-manuver kinerja; vii Manuver-manuver menggunakan referensi darat;
viii Navigasi; ix Slow flight dan stalls;
x Manuver instrumen dasar; xi Operasi darurat;
xii Operasi malam; dan xiii Prosedur pascaterbang.
6 Untuk kursus pesawat terbang layang: i Persiapan praterbang;
ii Prosedur praterbang; iii Operasi bandar udara dan pangkalan pesawat terbang layang;
iv Meluncurmenarik, sesuai keperluan, dan mendarat; v Kinerja kecepatan;
vi Teknik-teknik untuk terbang lebih tinggi, lebih cepat dan lebih jauh; vii Manuver-manuver kinerja;
viii Navigasi; ix Slow flight dan stalls;
x Operasi darurat; dan xi Prosedur pascaterbang.
7 Untuk kursus pesawat kapal udara lebih ringan dari udara: i Persiapan praterbang;
ii Prosedur praterbang; iii Operasi bandar udara;
iv Lepas landas, mendarat, dan go-arounds; v Manuver-manuver kinerja;
vi Manuver-manuver menggunakan referensi darat; vii Navigasi;
viii Operasi darurat; dan ix Prosedur pascaterbang.
8 Untuk kursus balon lebih ringan dari udara: i Persiapan praterbang;
ii Prosedur praterbang; iii Operasi bandar udara;
iv Meluncur dan mendarat; v Manuver-manuver kinerja;
vi Navigasi; vii Operasi darurat; dan
viii Prosedur pascaterbang.
44
141xB.5 Pelatihan terbang solo. Setiap kursus yang disetujui harus termasuk setidaknya terbang solo sebagai berikut:
a Untuk kursus pesawat terbang bermesin tunggal: 5 lima jam pelatihan terbang
solo pada pesawat terbang bermesin tunggal pada bidang-bidang operasi yang telah disetujui pada butir d1 pasal 141xB.4. Lampiran ini yang mencakup
setidaknya:
1 1 satu penerbangan solo 150 mil laut terbang lintas daerah dengan mendarat minimal di tiga tempat dan satu segmen dari penerbangan terdiri
dari jarak garis lurus lebih dari 50 mil laut antara lokasi-lokasi lepas landas dan mendarat; dan
2 3 tiga kali lepas landas dan 3 tiga kali mendarat sampai berhenti sepenuhnya dengan masing-masing pendaratan mencakup penerbangan
dalam pola lalu lintas di bandar udara dengan menara kontrol yang beroperasi.
b Untuk kursus pesawat terbang bermesin banyak: 5 lima jam pelatihan terbang pada pesawat terbang bermesin banyak melakukan tugas sebagai seorang kapten
penerbang di bawah pengawasan seorang instruktur terbang berlisensi. Pelatihan ini harus terdiri dari bidang-bidang operasi yang disetujui pada butir d2 pasal
141xB.4. Lampiran ini, dan termasuk setidaknya:
1 1 satu penerbangan lintas daerah 150 mil laut dengan mendarat minimal di tiga tempat dan satu segmen dari penerbangan terdiri dari jarak garis lurus
lebih dari 50 mil laut antara lokasi-lokasi lepas landas dan mendarat; dan 2 3 tiga kali lepas landas dan 3 tiga kali mendarat sampai berhenti
sepenuhnya dengan masing-masing pendaratan mencakup penerbangan dalam pola lalu lintas di bandar udara dengan menara kontrol yang
beroperasi.
c Untuk kursus
helikopter rotorcraft: 5 lima jam pelatihan terbang solo pada
helikopter pada bidang-bidang operasi yang telah disetujui pada butir d3 pasal 141xB.4. Lampiran ini yang mencakup setidaknya:
1 1 satu penerbangan solo 100 mil laut terbang lintas daerah dengan mendarat minimal di tiga tempat dan satu segmen dari penerbangan terdiri
dari jarak garis lurus lebih dari 25 mil laut antara lokasi-lokasi lepas landas dan mendarat; dan
2 3 tiga kali lepas landas dan 3 tiga kali mendarat sampai berhenti sepenuhnya dengan masing-masing pendaratan mencakup penerbangan
dalam pola lalu lintas di bandar udara dengan menara kontrol yang beroperasi.
d Untuk kursus
rotorcraft gyroplane: 5 lima jam pelatihan terbang solo pada gyroplane pada bidang-bidang operasi yang telah disetujui pada butir d4 pasal
141xB.4. Lampiran ini yang mencakup setidaknya:
1 1 satu penerbangan solo 100 mil laut terbang lintas daerah dengan mendarat minimal di tiga tempat dan satu segmen dari penerbangan terdiri
dari jarak garis lurus lebih dari 25 mil laut antara lokasi-lokasi lepas landas dan mendarat; dan
45
2 3 tiga kali lepas landas dan 3 tiga kali mendarat sampai berhenti sepenuhnya dengan masing-masing pendaratan mencakup penerbangan
dalam pola lalu lintas di bandar udara dengan menara kontrol yang beroperasi.
e Untuk kursus
powered-lift: 5 lima jam pelatihan terbang solo pada powered-lift
pada bidang-bidang operasi yang telah disetujui pada butir d5 pasal 141xB.4. Lampiran ini yang mencakup setidaknya:
1 1 satu penerbangan solo 100 mil laut terbang lintas daerah dengan mendarat minimal di tiga tempat dan satu segmen dari penerbangan terdiri
dari jarak garis lurus lebih dari 50 mil laut antara lokasi-lokasi lepas landas dan mendarat; dan
2 3 tiga kali lepas landas dan 3 tiga kali mendarat sampai berhenti sepenuhnya dengan masing-masing mendarat mencakup penerbangan
dalam pola lalu lintas di bandar udara dengan menara kontrol yang beroperasi.
f Untuk kursus pesawat terbang layang: 2 dua pelatihan terbang solo pada pesawat terbang layang pada bidang-bidang operasi yang telah disetujui pada
butir d6 pasal 141xB.4. Lampiran ini, dan prosedur-prosedur peluncuran dan penarikan yang sesuai dengan kursus yang disetujui.
g Untuk kursus kapal udara lebih ringan dari udara: 5 lima jam pelatihan terbang pada kapal udara melaksanakan tugas sebagi kapten penerbang dibawah
pengawasan penerbang komersil dengan rating kapal udara. Pelatihan harus mencakup bidang-bidang operasi yang telah disetujui pada butir d7 pasal
141xB.4. Lampiran ini.
h Untuk kursus balon lebih ringan dari udara: 2 dua penerbangan solo pada balon dengan pemanas airborne jika kursus tersebut adalah kursus balon udara dengan
pemanas airborne, atau jika kursus tersebut adalah kursus balon gas, setidaknya dua penerbangan pada balon gas, melaksanakan tugas sebagai kapten
penerbang di bawah pengawasan penerbang komersial dengan rating balon. Pelatihan ini harus mencakup bidang-bidang operasi yang disetujui pada butir
d8 pasal 141xB.4. Lampiran ini.
141xB.6. Cek-cek tahapan dan tes-tes akhir kursus.
a Setiap peserta pelatihan yang terdaftar dalam kursus penerbang pribadi harus menyelesaikan secara memuaskan cek tahapan dan tes akhir kursus, sesuai
dengan kursus pelatihan yang disetujui milik sekolah tersebut, yang terdiri dari bidang-bidang operasi yang disetujui yang tercantum dalam butir d pasal
141xA.4 Lampiran ini yang sesuai dengan kategori dan kelas rating pesawat udara yang berlaku untuk kursus tersebut.
b Setiap peserta pelatihan harus menunjukkan kecakapan secara memuaskan sebelum menerima persetujuan untuk mengoperasikan pesawat udara dalam
terbang solo.
46
BAGIAN 141 LAMPIRAN C - KURSUS RATING INSTRUMEN 141xC.1. Ruang lingkup.