Sulfitasi dan Karbonatasi Uraian Materi

225 Endapan CaSO 4 akan mengikat kotoran yang terlarut dalam nira. Senyawa CaSO 4 merupakan senyawa yang menarik sebagian kotoran yang ada pada nira membentuk floc, kemudian nira mentah tersulfitasi di tangki reaksi dipompa ke Heater untuk dipanaskan pada suhu 105- 110°C. Tujuan pemanasan pada suhu 105-110°C adalah: a menyempurnakan reaksi pencampuran nira mentah, susu kapur dan gas SO 2 dan mempercepat reaksi terutama untuk pembentukan endapan CaSO 4 dan Ca 3 PO 4 2 b mengantarkan nira pada titik didih dengan maksud untuk lebih memudahkan pengeluaran gelembung-gelembung dan udara yang akan dikeluarkan melalui prefloc tower c membunuh mikrooorganisme yang dapat menginversi sukrosa d memperbesar daya absorbsi pada garam-garam Ca terhadap koloid sehingga membantu proses pengendapan. Selanjutnya nira mentah tersulfitasi dipompa ke Prefloc tower, untuk menghilangkan gas SO 2 dan gas sisa reaksi yang masih terlarut dalam nira. Pada Prefloc tower ditambahkan flocculant. Gambar 60. Contoh gula hasil proses sulfitasi. kata asing dimiringkan bagaimana bila diberi penjelasan yg dimaksud dengan prefloc tower 226 2 Karbonatasi Proses karbonatasi biasa dilakukan pada minuman bersoda atau minuman karbonatasi. Minuman berkarbonasi adalah minuman yang tidak memiliki kandungan alcohol. id.wikipedia.orgwikiMinuman_berkarbonasi17-11-2013 jam 10.59 Karbonasi terjadi ketika gas CO 2 terlarut secara sempurna dalam air. Proses ini akan menghasilkan sensasi kerbonasi yang diikuti dengan reaksi keluarnya busa pada minuman soda yang merupakan proses pelepasan kandungan CO 2 terlarut di dalam air. Tahap penting dalam pembuatan minuman proses karbonasi, mutlak diperlukan tekanan tinggi supaya gas CO 2 dapat mengisi rongga-rongga di dalam struktur cairan. Tekanan tinggi tersebut yang menyebabkan timbulnya suara berdesis, ketika minuman berkarbonasi dibuka dari kaleng ataupun botol. Suara desis tersebut berasal dari tekanan pada permukaan air soda yang turun dengan sangat cepat, sehingga gas karbondioksida dalam minuman berusaha lepas. Gas karbondioksida tidak lepas sendiri-sendiri, namun membentuk molekul yang disebut nukleus sehingga mereka mempunyai tenaga untuk melawan cairan, melepaskan diri ke permukaan. Nukleus ini dapat dilihat ketika kita menuangkan minuman ke gelas, maka di bagian pinggir akan terbentuk gelembung-gelembung yang tampak menyatu. Nukleus ini juga yang memberikan sensasi nikmat di lidah. Proses pembentukan nukleus dapat dipercepat dengan cara mengocok minuman berkarbonasi. Jika kita mengocok soda dalam kaleng atau botol yang masih tertutup, akan timbul suara letupan pada saat kaleng dibuka akibat dorongan nukleus yang sangat besar. 227 Selain faktor nukleus, faktor lain yang berpengaruh terhadap proses hilangnya gas karbondioksida dalam air adalah suhu. Proses karbonasi akan lebih efektif pada suhu yang lebih rendah, yaitu 2 – 5 derajat Celcius. Semakin tinggi suhu cairan, semakin sedikit gas yang terlarut. Hal itu memang berlawanan dengan zat padat seperti gula atau garam yang bila dipanaskan akan mudah larut bersama air. Zat gas seperti karbondioksida bila berada dalam keadaan bebas di udara akan memiliki energi kinetik yang sebanding dengan suhu. Untuk membuat karbondioksida larut dalam air, diperlukan upaya agar zat karbondioksida tersebut dapat stabil di dalam air, salah satunya adalah menurunkan energi kinetiknya dengan cara menurunkan suhu. Bila kita menaikkan suhunya, gas karbondioksida akan cenderung lepas. Itulah sebabnya selain alasan kesegaran, minuman berkarbonasi lebih disarankan untuk dikonsumsi dalam keadaan dingin. http: kimiadahsyat.blogspot.com201102cara-pembuatan- minuman-berkarbonasi.html. 17-11-2013, jam 12.05 Gambar 61. Minuman berkarbonasi. 228

b. Netralisasi dan Hidrolisis

1 Netralisasi Netralisasi ialah suatu proses untuk memisahkan asam lemak bebas dari minyak atau lemak, dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun soap stock. Pemisahan asam lemak bebas dapat juga dilakukan dengan cara penyulingan yang dikenal dengan istilah de-asidifikasi. Tujuan proses netralisasi adalah untuk menghilangkan asam lemak bebas FFA yang dapat menyebabkan bau tengik. Ada beberapa cara netralisasi. a Netralisasi dengan Kaustik Soda NaOH Netralisasi dengan kaustik soda banyak dilakukan dalam skala industry, karena lebih efisien dan lebih murah dibandingkan dengan cara netralisasi lainnya. Selain itu penggunaan kaustik soda, membantu dalam mengurangi zat warna dan kotoran yang berupa getah dan lender dalam minyak. Sabun yang terbentuk dapat membantu pemisahan zat warna dan kotoran seperti fosfatidan dan protein, dengan cara mementuk emulsi. Sabun atau emulsi yang terbentuk dapat dipisahkan dari minyak dengan cara sentrifusi. Dengan cara hidrasi dan dibantu dengan proses pemisahan sabun secara mekanis, maka netralisasi dengan menggunakan kaustik soda dapat menghilangkan fosfatida, protein, rennin, dan suspensi dalam minyak yang tidak dapat dihilangkan dengan proses pemisahan gum. Komponen minor minor component dalam minyak berupa sterol, klorofil, vitamin E, dan karotenoid hanya sebagian kecil dapat dikurangi dengan proses netralisasi. 229 Netralisasi menggunakan kaustik soda akan menyabunkan sejumlah kecil trigliserida. Molekul mono dan digliserida lebih mudah bereaksi dengan persenywaan alkali. Reaksi penyabunan mono dan digliserida dalam minyak terjadi sebagai berikut: Gambar 62. Reaksi penyabunan mono dan digliserida dalam minyak. Di Amerika, netralisasi dengan kaustik soda dilakukan terhadap minyak biji kapas dan minyak kacang tanah dengan konsentrasi larutan kaustik soda 0,1 – 0,4 N pada suhu 70- 95 o C. Penggunaan larutan kaustik soda 0,5 N pada suhu 70 o C akan menyebabkan trigliserida sebanyak 1. Efisiensi netralisasi dinyatakan dalam refining factor, yaitu perbandingan antara kehilangan karena netralisasi dan jumlah asam lemak bebas dalam lemak kasar. Sebagai contoh ialah netralisasi kasar yang mengandung 3 asam lemak bebas, menghasilkan minyak netral dengan rendemen sebesar 94, maka akan mengalami kehilangan total total loss sebesar 100-94 = 6. � � � ��� � = kehilangan total asam lemak bebas dalam minyak