Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian.

(1)

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL PADA MATA PELAJARAN DASAR PROSES PENGOLAHAN HASIL

PERTANIAN DAN PERIKANAN UNTUK SMK PERTANIAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

oleh

Yolandi Irvan Pratama Misto NIM 1100082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada

Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan

Perikanan Untuk SMK Pertanian

Oleh

Yolandi Irvan Pratama Misto

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Yolandi Irvan Pratama Misto 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

YOLANDI IRVAN PRATAMA MISTO

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL PADA MATA PELAJARAN DASAR PROSES PENGOLAHAN HASIL

PERTANIAN DAN PERIKANAN UNTUK SMK PERTANIAN

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I,

Dr. H. Kamin Sumardi, M.Pd. NIP. 196709261997021001

Pembimbing II,

Dewi Cakrawati, S.TP, M.Si. NIP. 198308242010122003

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Teknologi Agroindustri

Dr. Sri Handayani, M.Pd. NIP. 196609301997032001


(4)

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian” merupakan karya tulis saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka pada bagian akhir. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2015 Yang menyatakan,


(5)

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk pengembangan buku ajar sebagai bahan ajar berbasis keunggulan lokal daerah bagi siswa kelas X program keahlian Agribisnis Hasil Pertanian di SMK Negeri 4 Garut dan mengetahui kualitas buku ajar tersebut. Pengembangan buku ajar pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Research and Development (R&D). Prosedur pengembangan buku ajar meliputi tahap penelitian pendahuluan, perencanaan, mengembangkan jenis/bentuk produk awal, validasi ahli, revisi hasil uji coba ahli, uji coba lapangan skala kecil, revisi hasil uji coba skala kecil, uji coba lapangan skala besar, dan revisi produk akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku ajar yang dikembangkan termasuk kriteria baik atau layak ditinjau dari segi kelayakan isi dan kegrafikaan dengan persentase skor berturut-turut 69,8% dan 73,4% serta termasuk kriteria sangat baik atau sangat layak ditinjau dari segi penyajian dan bahasa dengan persentase skor berturut-turut 80,5% dan 76,8%. Sedangkan dalam uji pemakaian oleh siswa secara keseluruhan mendapatkan validitas sebesar 83,4% dengan kategori sangat layak. Penyusunan buku ajar ini layak dan sesuai untuk digunakan sebagai bahan ajar.

Kata kunci: bahan ajar, buku ajar, keunggulan lokal ABSTRACT

The main objective of this study was to development of textbooks as teaching materials based on superiority of local area for students of class X expertise program Agribusiness Agricultural Products in SMK Negeri 4 Garut and know the quality of the textbook. Development of textbooks in this study conducted in the Research and Development (R&D). Textbook development procedures include preliminary research stage, planning, developing type initial product, validation expert, expert revision trial results, a small-scale field trials, revision of the test results of small-scale, large-scale field trials, and revision of the final product, The results showed that the textbooks were developed, including the criteria of good or feasible in terms of content and graphics eligibility with a row percentage score 69.8% and 73.4%, and including criteria very well or very feasible in terms of presentation and language with percentage score respectively 80.5% and 76.8%. While in test use by students overall gain validity of 83.4% with a very decent category. The composing of this book is feasible and appropriate to be used as teaching materials.


(6)

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL ...v

DAFTAR GAMBAR ...vi

DAFTAR LAMPIRAN ...vii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Penelitian ...1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ...4

C. BatasanMasalah Penelitian ...4

D. Rumusan Masalah Penelitian ...5

E. Tujuan Penelitian ...5

F. Manfaat Penelitian ...5

G. Struktur Organisasi ...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...8

A. Bahan Ajar ...9

B. Buku Ajar ...10

C. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal ...14

D. Keunggulan Lokal Sumber Daya Alam Kabupaten Garut ...15

E. Kompetensi Dasar Menerapkan dan Melakukan Dasar Pengawetan ...16

BAB III METODE PENELITIAN ...19

A. Waktu dan Tempat ...19

B. Pendekatan Penelitian ...19

C. Metode Penelitian ...19

D. Prosedur Penelitian ...21

E. Definisi Operasional ...24

F. Teknik Pengumpulan Data ...25

G. Instrumen Penelitian ...26

H. Uji Coba Instrumen ...28

I. Teknik Analisis Data ...31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...35

A. Hasil...35

1.Pembuatan Buku Ajar Berbasis Keunggulan Lokal ...35

2.Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen pada Peserta Didik ...44


(7)

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Pembahasan ...47

1.Pembuatan Buku Ajar Berbasis Keunggulan Lokal ...47

2.Uji Kelayakan Buku Ajar pada Peserta Didik ...52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...54

A. Waktu dan Tempat ...54

B. Pendekatan Penelitian ...54

DAFTAR PUSTAKA ...57


(8)

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komoditas unggulan bidang pertanian Kabupaten Garut ... 16

Tabel 2.2 Komoditas unggulan bidang perikanan Kabupaten Garut ... 16

Tabel 3.1. Pengkategorian dan pembobotan skor (skala Likert) ... 26

Tabel 3.2. Kisi-kisi instrumen lembar validasi kelayakan isi ... 27

Tabel 3.3. Kisi-kisi instrumen lembar validasi kelayakan penyajian... 27

Tabel 3.4. Kisi-kisi instrumen lembar validasi kebahasaan ... 27

Tabel 3.5. Kisi-kisi instrumen lembar validasi kegrafikaan ... 27

Tabel 3.6. Kisi-kisi instrumen angket tanggapan siswa ... 28

Tabel 3.7. Tingkat ketercapaian buku ajar berdasarkan para ahli ... 32

Tabel 3.8. Tingkat ketercapaian buku ajar berdasarkan tanggapan siswa ... 33

Tabel 4.1 Data Hasil Penilaian oleh Ahli Kelayakan Isi ... 41

Tabel 4.2 Data Hasil Penilaian oleh Ahli Kelayakan Penyajian ... 42

Tabel 4.3 Data Hasil Penilaian oleh Ahli Kelayakan Kebahasaan ... 42

Tabel 4.4 Data Hasil Penilaian oleh Ahli Kelayakan Kegrafikaan ... 43

Tabel 4.5 Persentase Hasil Uji Validasi oleh Para Ahli ... 43

Tabel 4.6. Revisi Buku Ajar oleh Para Ahli... 44

Tabel 4.7 Hasil Analisis Distribusi Nilai Tanggapan oleh Siswa ... 46


(9)

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Buku Ajar ... 22 Gambar 4.1 Peta pemikiran Desain Buku Ajar ... 37 Gambar 4.2 Sampul Buku ... 38


(10)

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian

dan Perikanan ... 60

Lampiran 2. Lembar Validasi Kelayakan Isi ... 65

Lampiran 3. Deskripsi Validasi Kelayakan Isi ... 68

Lampiran 4. Lembar Validasi Komponen Penyajian ... 71

Lampiran 5. Deskripsi Validasi Kelayakan Penyajian ... 74

Lampiran 6. Lembar Validasi Komponen Kebahasaan ... 77

Lampiran 7. Deskripsi Validasi Kelayakan Kebahasaan ... 80

Lampiran 8. Lembar Validasi Komponen Kegrafikaan ... 82

Lampiran 9. Deskripsi Validasi Kelayakan Kegrafikaan ... 89

Lampiran 10. Angket Tanggapan Siswa ... 95

Lampiran 11. Hasil Tanggapan Siswa Skala Kecil ... 101


(11)

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Penyelenggaraan pendidikan diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa masa kini dan masa depan yang lebih baik.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sebagai pendidikan kejuruan menurut penjelasan PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, berfungsi membekali peserta didik dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kecakapan kejuruan para profesi sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Mata pelajaran dasar proses pengolahan hasil pertanian dan perikanan adalah ilmu yang mempelajari teknologi pengolahan dari suatu proses pengolahan hasil pertanian dan perikanan. Mata pelajaran dasar proses pengolahan hasil pertanian dan perikanan merupakan dasar dari penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memenuhi standar kompetensi pada Jurusan Agribisnis Hasil Pertanian di SMK Negeri 4 Garut.

Proses belajar mengajar akan berjalan efektif dan efisien jika ditunjang oleh bahan ajar yang berkualitas. Buku ajar merupakan salah satu bahan ajar yang memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Buku ajar memiliki fungsi sebagai sumber belajar dan alat bantu dalam menunjang proses belajar mengajar sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi kegiatan proses belajar mengajar selama melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 4 Garut pada program keahlian Agribisnis Hasil Pertanian (AHP), diperoleh informasi


(12)

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

bahwa referensi belajar yang dimiliki siswa sebagai salah satu media dan sumber belajar yang dapat dijadikan pegangan bagi siswa terbatas jumlahnya khususnya


(13)

3

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada mata pelajaran dasar proses pengolahan hasil pertanian dan perikanan. Buku pelajaran yang tersedia di perpustakaan masih minim, jika tersedia pun masih menganut pada standar kurikulum tahun 1994. Media pembelajaran untuk menyampaikan materi di kelas masih terbatas pada penggunaan papan tulis dan menggunakan persentasi melalui proyektor serta disampaikan secara ceramah kemudian siswa ditugaskan mencatat. Siswa tidak memiliki panduan khusus sehingga pemahaman siswa terhadap materi yang harus dikuasai cenderung kurang berkembang dan ilmu yang mereka dapat sangat bergantung terhadap materi yang disampaikan oleh guru dan catatan siswa sendiri. Bahkan jika siswa malas atau tidak mencatat materi yang diberikan, kemungkinan mereka tidak dapat belajar dan tidak paham dengan apa yang telah dijelaskan di sekolah.

Pembelajaran dapat dilakukan dengan mempergunakan aneka ragam sumber belajar. Guru perlu mengorganisasikan materi ajar yang telah dikembangkan ke dalam bahan ajar agar memudahkan guru dalam menyajikan materi ajar dalam proses pembelajaran dan memudahkan peserta didik untuk mempelajarinya. Bahan ajar yang dikembangkan orang lain seringkali tidak cocok untuk siswa kita. Ada sejumlah alasan ketidakcocokan, misalnya, lingkungan sosial, geografis, budaya, dan lain lain. Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan karakteristik sasaran (Depdiknas, 2008:8).

Sehubungan dengan kondisi daerah dan potensi daerah di Indonesia yang beragam, maka daerah perlu menggali, meningkatkan, dan mempromosikan potensi daerahnya melalui pendidikan di sekolah (Asmani, 2012:20). Keunggulan atau potensi lokal yang dikembangkan dalam setiap satuan pendidikan bukan hanya merupakan mata pelajaran tersendiri, melainkan dapat dimasukkan dalam mata pelajaran lain yang terkait dengan keunggulan lokal tersebut (Mulyasa, 2010). Dengan begitu memungkinkan sekolah untuk memasukkan keunggulan lokal dalam mata pelajaran yang sudah ada. Kabupaten Garut mempunyai banyak produk khas yang dapat dimasukkan dalam proses pembelajaran dasar proses pengolahan hasil pertanian dan perikanan seperti dodol garut, kurupuk kulit, burayot, pindang ikan, aneka wajit dan komoditas unggulan lainnya seperti


(14)

4

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jagung, kedelai, kentang, wortel, kubis, jeruk siam/keprok, markisa, alpukat, pisang, pepaya, dan lain lain (Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2014).

Kenyataan ini sebenarnya menunjukkan bahwa banyak komoditas di Kabupaten Garut yang menjadi keunggulan lokal yang dapat dimasukkan dalam pembelajaran di sekolah. Namun, dari pengamatan yang dilakukan ternyata masih belum banyak keunggulan lokal yang dimasukkan dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran dasar proses pengolahan hasil pertanian dan perikanan. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk memadukan pembelajaran dasar proses pengolahan hasil pertanian dan perikanan dengan keunggulan lokal hasil pertanian dan perikanan Kabupaten Garut.

Pembelajaran dengan memasukkan keunggulan lokal dapat dilakukan dengan beberapa langkah, antara lain mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah, menentukan fungsi dan susunan atau komposisi keunggulan lokal, mengidentifikasi bahan kajian keunggulan lokal, menentukan mata pelajaran keunggulan lokal, dan mengembangkan rencana pembelajaran yang dituangkan dalam silabus dan RPP (Asmani, 2012:79). Selain mempersiapkan silabus dan RPP, guru juga harus mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan peserta didik yaitu bahan ajar. Agar peserta didik dapat lebih memahami materi yang disampaikan guru dalam pembelajaran yang memuat keunggulan lokal, pengembangan bahan ajar tentunya menjadi hal yang penting apabila ingin memasukkan keunggulan lokal dalam pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (Depdiknas, 2008:6). Bahan ajar yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis, akan tetapi mengingat belum tersedianya sumber belajar untuk proses pembelajaran di dalam kelas maka salah satu bahan yang dapat digunakan adalah buku ajar elektronik.

Buku ajar melalui multimedia dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, dan mampu menampilkan pesan-pesan historis melalui gambar dan video, sehingga materi yang disampaikan lebih mudah dimengerti. Keunggulan lain dari buku elektronik (e-book) yaitu mudah dibawa, buku


(15)

5

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

elektronik tidak membutuhkan kertas dan tinta, sehingga lebih murah dari pada harga buku cetak dan pendistribusiannya lebih mudah.

Penelitian ini mengembangkan buku ajar dasar proses pengolahan hasil pertanian dan perikanan berbasis keunggulan lokal dengan menggabungkan antara materi pokok dasar pengawetan dengan keunggulan lokal hasil pertanian dan perikanan Kabupaten Garut. Pemilihan materi pokok dasar pengawetan karena bahan hasil pertanian dan perikanan memiliki sifat mudah rusak dikhawatirkan sebelum sampai ke konsumen terjadi kerusakan pada produk. Untuk itu maka dibutuhkan suatu teknologi untuk menjamin produk terjaga kualitasnya yaitu teknologi pengawetan makanan. Pengembangan yang dilakukan diharapkan akan menghasilkan buku ajar yang dapat menjadi sumber belajar bagi peserta didik selain dari guru mengenai dasar proses pengolahan hasil pertanian dan perikanan yang dikaitkan dengan keunggulan lokal Kabupaten Garut.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas terdapat beberapa masalah yang muncul dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Belum dimanfaatkan secara optimal keunggulan lokal bidang pertanian dan perikanan Kabupaten Garut untuk dimasukkan dalam pembelajaran di sekolah.

2. Belum tersedianya bahan ajar berbasis keunggulan lokal di sekolah untuk mendukung pembelajaran siswa.

3. Guru masih banyak menggunakan sumber belajar berupa buku paket yang masih berbasis kurikulum tahun 1994 ataupun sumber belajar lainnya yang tersedia di pasaran yang berisi materi umum sehingga kurang cocok dengan kondisi/potensi lokal daerah.

C. Batasan Masalah Penelitian

Ruang lingkup dalam memecahkan masalah yang dilakukan melalui penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:


(16)

6

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Jenis bahan ajar yang dikembangkan pada penelitian ini berupa buku ajar elektronik untuk siswa kelas X program keahlian AHP SMK Negeri 4 Garut.

2. Penelitian ini berdasarkan silabus yang mengacu pada Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar menerapkan dasar pengawetan dan melakukan dasar pengawetan dengan materi pembelajaran penggulaan, penggaraman, dan pengasaman pada mata pelajaran dasar proses pengolahan hasil pertanian dan perikanan semester genap tahun ajaran 2014-2015.

3. Keunggulan lokal yang dikembangkan dalam bahan ajar dalam penelitian ini adalah potensi sumber daya alam (SDA) bidang pertanian dan perikanan di Kabupaten Garut kentang, kubis, wortel, jeruk, pepaya, ikan nila, dan ikan tongkol.

D. Rumusan Masalah Penelitian

Mengacu pada latar belakang dan batasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana desain bahan ajar berbasis keunggulan lokal pada mata pelajaran dasar proses pengolahan hasil pertanian dan perikanan di SMK Negeri 4 Garut?

2. Bagaimana kualitas bahan ajar berbasis keunggulan lokal pada mata pelajaran dasar proses pengolahan hasil pertanian dan perikanan di SMK Negeri 4 Garut yang dikembangkan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dihasilkan bahan ajar berbasis keunggulan lokal pada mata pelajaran dasar proses pengolahan hasil pertanian dan perikanan di SMK Negeri 4 Garut. 2. Diketahui kualitas bahan ajar berbasis keunggulan lokal pada mata

pelajaran dasar proses pengolahan hasil pertanian dan perikanan di SMK Negeri 4 Garut yang dikembangkan.


(17)

7

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Guru SMK

Guru dapat menggunakan bahan ajar yang dikembangkan sebagai referensi dalam proses pembelajaran. Sebagai tambahan informasi dalam penyusunan bahan ajar yang baik. Mendorong guru untuk lebih kreatif dalam proses pembelajaran. Mempermudah penyampaian materi.

2. Bagi Siswa SMK

Meningkatkan pemahaman konsep siswa. Peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru menggunakan buku ajar. Menuntut siswa untuk belajar lebih aktif dengan proses pembelajaran yang optimal sehingga mampu mengembangkan pemahaman siswa mengenai kompetensi yang harus dikuasai.

3. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dan pengetahuan pengembangan dalam menyusun bahan ajar yang lebih inovatif.

G. Struktur Organisasi

BAB I merupakan bab pendahuluan yang mencakup uraian mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, batasan masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.

BAB II merupakan bab mengenai tinjauan pustaka yang mencakup uraian mengenai bahan ajar, buku ajar, kompetensi dasar menerapkan dasar pengawetan dan melakukan dasar pengawetan, serta keunggulan lokal Kabupaten Garut.

BAB III merupakan bab metode penelitian yang mencakup uraian mengenai lokasi dan subjek penelitian, pendekatan penelitian, metode penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, serta prosedur penelitian.


(18)

8

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV merupakan bab hasil penelitian dan pembahasan yang mencakup uraian mengenai hasil pengembangan produk dan hasil belajar siswa.

BAB V merupakan bab yang mencakup uraian mengenai simpulan hasil penelitian dan saran.


(19)

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

1. Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai pengembangan buku ajar berbasis keunggulan lokal untuk materi dasar pengawetan dilakukan di SMK Negeri 4 Garut. Penelitian yang dilakukan dan difokuskan pada kelas X program keahlian Agribisnis Hasil Pertanian. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni 2015.

2. Subjek Penelitian a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subjek/objek yang akan diteliti. Populasi juga dapat diartikan wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X AHP SMK Negeri 4 Garut.

b. Sampel

Sampel merupakan bagian yang diambil dari suatu populasi yang dinilai dapat mewakili populasi tersebut (Sugiyono, 2011:81). Sampel yang diambil untuk uji coba terbatas (skala kecil) dalam penelitian ini adalah 30 orang siswa kelas X AHP SMK Negeri 4 Garut, sedangkan sampel untuk uji coba skala besar adalah 60 orang siswa kelas X AHP SMK Negeri 4 Garut.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan instrumen (alat pengumpul data) yang menghasilkan data numerikal (angka). Data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan kemudian diinterpretasikan.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sukmadinata (2005:163)


(20)

20

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan produk yang dihasilkan dalam penelitian yang digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran di kelas, laboratoriom, bengkel, atau di luar kelas.

Metode penelitian dan pengembangan Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji efektivitas produk tersebut (Sugiyono, 2011:297). Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji efektivitas produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas. Langkah-langkah penelitian pengembangan adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2011:298):

1. Potensi dan masalah yaitu menemukan potensi dan masalah berdasarkan dokumentasi laporan kegiatan yang masih up to date.

2. Mengumpulkan informasi yaitu mengumpulkan informasi sebagai acuan bahan perencanaan produkyang diharapkan dapat mengatasi potensi dan masalah.

3. Desain produk adalah membuat produk yang dihasilkan dalam penelitian R&D.

4. Validasi desain yaitu kegiatan menilai rancangan produk dengan cara menghadirkan pakar/ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang.

5. Perbaikan desain yaitu memperbaiki desain dari hasil validasi desain oleh beberapa ahli

6. Uji coba produk yaitu menguji produk yang telah dibuat

7. Revisi produk yaitu memperbaiki kelemahan setelah dilakukan uji coba produk

8. Uji coba pemakaian yaitu pengujian hasil produk pada kondisi nyata untuk lingkup yang luas

9. Pembuatan produk masal dilakukan apabila produk yang diujicobakan dinyatakan layak dari beberapa aspek yang sudah dinilai


(21)

21

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian pengembangan bahan ajar berbasis keunggulan lokal ini berorientasi pada prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall (1983) yang dikutip oleh Tim Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (PUSLITJAKNOV, 2008: 10). Mengenai prosedur penelitian pengembangan sederhana, memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei). 2. Perencanaan: merumuskan tujuan pengembangan. 3. Mengembangkan jenis/bentuk produk awal. 4. Uji coba lapangan awal: validasi ahli. 5. Revisi hasil uji coba lapangan awal. 6. Uji coba lapangan skala kecil. 7. Revisi hasil uji coba skala kecil. 8. Uji coba lapangan skala besar. 9. Revisi produk akhir.

10.Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk (melaporkan dan menyebarluaskan produk).

D. Prosedur Penelitian

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengacu pada Borg & Gall (1983). Prosedur pengembangan yang digunakan merupakan penjabaran dari Tim Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (PUSLITJAKNOV, 2008: 10) dan modifikasi peneliti yang disesuaikan dengan kebutuhan. Pada penelitian ini, tidak dilaksanakan sampai tahap diseminasi dan implementasi produk. Hal ini tidak dilakukan karena adanya keterbatasan penulis dalam kemampuan, waktu dan biaya. Deseminasi dan implementasi merupakan melaporkan dan menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerjasama dengan penerbit untuk sosialisasi produk untuk komersial, dan memantau distribusi dan kontrol kualitas. Diseminasi dan implementasi akan membutuhkan waktu yang sangat lama dan biaya yang sangat besar sehingga penulis tidak melaksanakan penelitian sampai tahap tersebut. Dalam penelitian ini penulis


(22)

22

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hanya mengimplementasikan produk yaitu materi dasar pengawetan dalam bentuk bahan ajar berbasis keunguulan lokal berdasarkan kebutuhan siswa kelas X di SMK N 4 Garut. Adapun pengembangan buku ajar berbasis keunggulan lokal dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Buku Ajar

Keterangan Gambar 3.1 tentang prosedur pengembangan buku ajar berbasis keunggulan lokal yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan digunakan untuk mengumpulkan informasi (kajian pustaka, pengamatan kelas), identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran, dan merangkum permasalahan pada pembelajaran dasar proses hasil pertanian dan perikanan yang ada di AHP SMK Negeri 4 Garut.

Pada tahap ini dilakukan observasi nonpartisipan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada. Observasi dilakukan untuk mengetahui karakteristik peserta didik, untuk mengetahui permasalahan yang ada pada program keahlian AHP SMK Negeri 4 Garut, serta identifikasi kurikulum untuk menentukan bahan ajar.

Pengumpulan referensi materi juga dilakukan, yaitu dengan bertukar pendapat dengan guru mata pelajaran dan mengumpulkan informasi dari berbagai teori dan sumber buku penunjang yang ada di lapangan.

Penelitian

Pendahuluan Perencanaan Produk Awal Desain

Revisi 2

Uji Coba Skala Kecil

Produk Akhir Revisi 1

Uji Coba Skala Besar Revisi 3 Validasi Ahli


(23)

23

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Perencanaan

Pada penelitian ini, penulis mengembangkan materi dasar pengawetan dalam bentuk bahan ajar berbasis keunggulan lokal untuk siswa kelas X SMK. Sehingga materi dalam bahan ajar dapat membantu guru dalam proses pembelajaran ataupun dipelajari secara mandiri oleh siswa. Desain buku ajar menurut Daryanto (2013:19) diawali dengan menyusun buram atau konsep buku ajar. Buku ajar yang disusun dinyatakan buram sampai dengan selesai proses validasi dan uji coba. Jika hasil uji coba telah dinyatakan layak, barulah dapat diimplementasikan secara nyata dilapangan atau buku ajar siap untuk digunakan.

3. Desain Produk Awal

Tahap ini merupakan sebuah rangkaian proses pembuatan produk dari rancangan/desain buku ajar untuk menghasilkan buku ajar berbasis keunggulan lokal yang diharapkan dapat digunakan pada proses pembelajaran dasar proses hasil pertanian dan perikanan di AHP SMK Negeri 4 Garut. Desain buku dapat dilihat pada lampiran 3.

4. Validasi Oleh Ahli

Tahap validasi oleh ahli dengan kriteria kelayakan isi, kelayakan penyajian, kebahasaan, dan kegrafikaan. Validasi oleh ahli dimaksudkan untuk mengetahui sekaligus mengukur apakah buku ajar yang dibuat sesuai dengan kualitas kualitas buku ajar sebagai media pembelajaran dilihat dari isi/materi dan media. Validasi oleh ahli materi dan ahli media merupakan proses persetujuan atau pengesahan buku ajar berbasis keunggulan lokal yang layak digunakan sebagai bahan ajar.

5. Revisi 1

Memperbaiki kekurangan atau kelemahan buku ajar berdasarkan hasil dari validasi oleh ahli hingga media tersebut layak digunakan.

6. Uji Coba Skala Kecil

Tahap uji coba buku ajar pembelajaran dilakukan apabila sudah dinyatakan valid oleh ahli. Uji coba pemakaian dilakukan untuk mengetahui pendapat peserta didik terhadap kelayakan buku ajar berbasis keunggulan lokal. Uji kelayakan buku ajar ini menggunakan sampel pada tahap uji coba terbatas


(24)

24

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(skala kecil) berjumlah 30 orang siswa kelas X pada program keahlian AHP SMK Negeri 4 Garut.

7. Revisi 2

Revisi kembali dilakukan jika produk yang telah dibuat masih tidak memuaskan pada uji coba skala kecil.

8. Uji Coba Skala Besar

Buku ajar disajikan kepada skala besar berjumlah 60 orang siswa kelas X pada program keahlian AHP SMK Negeri 4 Garut sebagai evaluasi terhadap isi materi di dalam buku ajar yang telah direvisi.

9. Revisi 3

Revisi kembali dilakukan jika produk yang telah dibuat masih tidak memuaskan pada uji coba skala besar.

10.Produksi Buku Ajar

Setelah dinyatakan layak, produk berupa buku ajar berbasis keunggulan lokal siap dicetak.

E. Definisi Operasional

Menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian, maka penulis menganggap perlu digunakannya definisi operasional sebagai berikut:

1. Bahan Ajar

Bahan ajar adalah isi atau desain suatu materi pelajaran yang diwujudkan dalam bentuk alat peraga, media pembelajaran, dan sumber belajar lainnya berupa tertulis maupun bahan tidak tertulis yang dapat digunakan siswa dalam proses pembelajaran.

2. Buku Ajar Elektronik

Buku elektronik (e-book) adalah salah satu teknologi yang menyajikan buku hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, karangan fiksi, dan informasi lainnya dalam bentuk digital yang ringkas dan dinamis. Buku ajar elektronik berisi tentang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan oleh peserta didik sebagai sumber belajar dan alat bantu dalam menunjang proses belajar mengajar dalam bentuk digital.


(25)

25

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Keunggulan lokal

Keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek sumber daya alam, ekonomi, budaya, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain (Asmani, 2012:53). Pendidikan berbasis keunggulan lokal adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek sumber daya alam, ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik (BSNP, 2006). Keuggulan lokal pada penelitian ini hanya pada aspek sumber daya alam pada komoditas hasil pertanian dan perikanan.

4. Menerapkan dasar pengawetan dan melakukan dasar pengawetan

Menerapkan dasar pengawetan dan melakukan dasar pengawetan merupakan salah satu kompetensi dasar yang dipelajari oleh siswa kelas X program keahlian AHP SMK Negeri 4 Garut pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan semester genap tahun ajaran 2014-2015.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan perlu ditentukan dalam melaksanakan penelitian dan untuk memperoleh data. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Observasi

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini merupakan observasi nonpartisipan, yakni peneliti tidak terlibat langsung dalam aktivitas yang menjadi sumber data penelitian dan hanya berperan sebagai pengamat (Sugiyono, 2011:145). Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengetahui memperoleh data tentang keadaaan/situasi yang ada didalam sekolah, dan untuk mengetahui permasalahan pelaksanaan pembelajaran. Observasi yang dilakukan pada penelitian di kelas X AHP SMK Negeri 4 Garut.

2. Angket Validasi Ahli dan Tanggapan Siswa

Angket yang dalam penelitian ini digunakan untuk menilai kesesuaian bahan ajar yang dikembangkan dengan tujuan yang ditetapkan serta


(26)

26

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menentukan kelayakan bahan ajar berbasis keunggulan lokal. Pengumpulan data menggunakan angket dilakukan melalui permintaan keterangan kepada sumber data. Pengumpulan data melalui angket validasi pada penelitian ini dilakukan pada tahap validasi ahli. Sedangkan pengumpulan data melalui angket tanggapan siswa dilakukan pada uji coba skala kecil dan besar.

Instrumen berupa angket ini ditujukan pada para ahli dan diberikan pada siswa X AHP SMK Negeri 4 Garut. Angket tersebut menggunakan skala Likert yang menyediakan alternatif pilihan jawaban untuk para ahli dan tanggapan siswa. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang variabel penelitian (Sugiyono, 2011:93). Pengkatagorian dan pembobotan skor dari jawaban yang menggunakan skala Likert untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Pengkategorian dan Pembobotan Skor (skala Likert)

Jawaban

Skor Validasi ahli Tanggapan siswa

Baik sekali (BS) Sangat sesuai (SS) 4

Baik (B) Sesuai (S) 3

Kurang (K) Kurang sesuai (KS) 2 Kurang sekali (KS) Tidak sesuai (TS) 1

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan dalam

penelitian. instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011:92). Analisis kesesuaian isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikaan buku ajar menggunakan instrumen penilaian buku ajar dari BSNP (2014). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Lembar Validasi Ahli

Lembar validasi beserta rubrik penskoran merupakan instrumen dari angket validasi yang digunakan pada tahap validasi ahli dengan responden penelitian adalah guru program keahlian Agribisnis Hasil Pertanian sebagai validator kelayakan isi dan kelayakan penyajian, guru bahasa Indonesia sebagai


(27)

27

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

validator kebahasaan, serta dosen ahli media pembelajaran sebagai validator kegrafikaan.

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Lembar Validasi Kelayakan Isi

Aspek Komponen No butir

Materi

A. Dimensi sikap spiritual (ki-1) B. Dimensi sikap sosial (ki-2) C. Dimensi pengetahuan (ki-3) C1. Cakupan materi

C2. Keakuratan materi

C3. Kemutakhiran dan Kontekstual C4. Ketaatan pada hukum dan perundangundangan D. Dimensi keterampilan (ki-4)

1,2 3,4 5,6,7 8,9,10 11,12,13,14 15,16 17,18,19 Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Lembar Validasi Kelayakan Penyajian

Aspek Komponen No butir

Materi

A. Teknik penyajian

B. Pendukung penyajian materi C. Penyajian pembelajaran D. Kelengkapan penyajian

1,2,3,4,5 6,7,8,9,10,11,12,13

14,15,16,17,18 19,20,21,22 Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Lembar Validasi Kebahasaan

Aspek Komponen No butir

Bahasa

A. Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik B. Keterbacaan

C. Kemampuan memotivasi D. Kelugasan

E. Koherensi dan keruntutan alur pikir

F. Kesesuaian dengan kaidah bahasa indonesia G. Penggunaan istilah dan simbol/lambang

1,2 3 4,5 6,7 8,9 10,11 12,13,14 Tabel 3.5. Kisi-Kisi Instrumen Lembar Validasi Kegrafikaan

Aspek Komponen No butir

Grafika

A.Ukuran Buku B. Desain Cover Buku

B1. Tata Letak Cover Buku

B2. Tipografi Cover Buku

B3. Ilustrasi Kulit Buku

C.Desain Isi Buku C1. Tata Letak Isi Buku

C2. Tipografi Isi

1,2 3,4,5,6,7,8,9,10,11 12,13,14,15,16,17 18,19,20 21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34, 35,36


(28)

28

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aspek Komponen No butir

Buku

C3. Ilustrasi Isi Buku

37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48 49,50,51,52,53,54

2. Lembar Angket Tanggapan Siswa

Lembar angket tanggapan siswa merupakan instrumen dari angket tanggapan yang digunakan pada tahap uji coba terbatas (skala kecil) dan uji coba skala luas. Responden penelitian pada tahap uji coba terbatas (skala kecil) berjumlah 30 orang siswa, sedangkan pada tahap uji coba skala luas berjumlah 60 orang siswa dari kelas X pada program keahlian AHP SMK Negeri 4 Garut. Kisi-kisi instrumen angket tanggapan siswa dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.6. Kisi-Kisi Instrumen Angket Tanggapan Siswa

Aspek Komponen No butir

Materi A. Kelayakan Isi 1,2,3,4,5,6,7,

8,9,10,11,12 Materi B. Kelayakan Penyajian 13,14,15,16,17,18,19,20,

21,22,23

Bahasa C. Tata Bahasa 24,25,26,27

Grafika D. Kegrafikaan 28,29,30,31,32

H. Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen penelitian digunakan, dilakukan pengujian validitas instrumen terlebih dahulu. Sugiyono (2011:121) mengemukakan bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Selain itu, definisi dari instrumen yang reliabel, yaitu instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk (construct validity) karena berbentuk angket. Validitas kontruks yaitu instrumen dikonstruksikan berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, kemudian dikonstruksikan dengan ahli (Sugiyono, 2011:125). Validitas ini dilakukan dengan meminta pendapat dari para ahli yang terkait dan berkompeten sesuai bidangnya untuk menguji apakah instrumen ini sudah


(29)

29

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengukur apa yang sebenarnya diukur berdasarkan teori-teori yang disajikan dalam kajian teori. Uji validitas ini menggunakan rumus korelasi product moment dan dilakukan dengan bantuan SPSS 18. Rumus untuk korelasi product moment adalah berlakut:

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi x dan y N = jumlah responden

∑ = jumlah perkalian skor butir dan skor total ∑ = jumlah skor butir

∑ = jumlah skor total

(∑ )2 = jumlah kuadrat skor butir (∑ )2 = jumlah kuadrat skor total

Dengan pedoman kriteria pengujian sebagai berikut: Jika nilai rXY > r tabel, maka item valid.

Jika rXY≤ r tabel, maka item tidak valid atau gugur.

Kategori kesahihan suatu butir instrumen harus memenuhi koefisien tabel r product moment, yaitu untuk N=30. Berdasarkan data yang didapat, melihat banyaknya item maka didapatkan angka korelasi menggunakan distribusi nilai rtabel α = 5% sebesar 0.361. Sehingga butir yang mempunyai harga rhitung > 0.361 dinyatakan valid dan butir yang mempunyai harga rhitung < 0.361 dinyatakan tidak valid/gugur. Uji validitas dilakukan dengan bantuan SPSS 18. Perhitungan yang dapat dilihat pada lampiran 11.

Berdasarkan uji validitas didapatkan hasil bahwa terdapat 6 item pernyataan dalam instrumen yang tidak valid, yaitu item nomor 5, 7, 13, 20, 25, dan 26. Dengan demikian item yang dikatakan valid berjumlah 26 item. Sehingga dapat disimpulkan bahwa item yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan buku ajar berjumlah 26 item dari total 32 item.


(30)

30

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Syarat lainnya yang juga harus diperhatikan dalam pengujian pengembangan instrumen adalah dengan melakukan uji reliabilitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini dilakukan untuk melihat konsistensi dari instrumen dalam mengukur apa yang hendak diukur. Peneliti menggunakan teknik uji reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbach (Arikunto, 2006:87) dengan bantuan SPSS 18. Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:

Dimana:

ri = reliabilitas

k = mean kuadrat antara subyek ∑ �2 = mean kuadrat kesalahan

2

= varians total

Rumus untuk total variansi dan variansi item:

Dimana

2

= varians total �2 = variansi item

� = jumlah kuadrat seluruh skor item = jumlah kuadrat subyek

� = jumlah skor

Setelah koefisien reliabilitas telah diketahui, kemudian hasilnya dapat diinterpretasikan sebagai patokan. Menurut Sugiyono (2010:231) kategori untuk memutuskan instrumen realiabel atau tidak adalah sebagai berikut:

a. 0,800 – 1,000 = Sangat Tinggi b. 0,600 – 0,799 = Tinggi

c. 0,400 – 0,599 = Cukup d. 0,200 – 0,399 = Rendah


(31)

31

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. 0,000 – 0,199 = Sangat Rendah

Berdasarkan data dan setelah dilakukan perhitungan dengan rumus di atas, maka didapatkan tingkat reliabilitas instrumen adalah sebesar 0.893. Berdasarkan pedoman untuk memutuskan realiabel instrumen, maka dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan adalah reliabel dengan kategori sangat tinggi.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan atas data hasil validasi pengembangan produk awal oleh ahli dan tanggapan siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif. Dengan teknik deskriptif ini maka peneliti akan mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2011:147). Pada fase analisis kebutuhan bahan ajar maka peneliti akan menggambarkan kebutuhan materi yang harus ada pada bahan ajar. Pada fase validasi pengembangan produk awal oleh para ahli maka peneliti akan menggambarkan hasil penelitian dan validasi dari ahli tingkat kelayakan bahan ajar berbasis keunggulan lokal pada mata pelajaran dasar proses pengolahan hasil pertanian dan perikanan di SMK Negeri 4 Garut.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, lembar validasi kelayakan isi, kelayakan penyajian, kebahasaan, dan kegrafikaan dilakukan melalui pendapat dari para ahli. Menurut Sugiyono (2011:129), secara teknis pengujian validitas instrumen dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Indikator yang terdapat dalam kisi-kisi instrumen validasi ahli dapat dijadikan sebagai tolak ukur, selain itu terdapat pula nomor butir item instrumen sehingga pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.

1. Validasi Ahli

Validasi buku ajar berbasis keunggulan lokal berupa perolehan data tentang persepsi dari kelayakan isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikaan. Teknik analisis ini digunakan yaitu teknik deskriptif kuantitatif untuk mengolah data yang diperoleh dalam bentuk presentase. Melalui cara ini diharapkan dapat mempermudah memahami data untuk proses selanjutnya. Hasil analisis data


(32)

32

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan sebagai dasar untuk merevisi produk. Hasil validasi dianalisis dengan kriteria sebagai berikut:

� � � � � � �� � Keterangan: P = Presentase skor

� = jumlah

N = jumlah seluruh item angket

Validator kelayakan isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikaan akan menjawab pertanyaan dengan memberi skor skala 1-4. Penentuan rentang persentase dan uji kelayakan yang disajikan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Tingkat Ketercapaian Buku Ajar Berdasarkan Para Ahli

Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan

76% - 100% Baik Sekali Tidak perlu revisi 51% - 75% Baik Tidak perlu revisi

26% - 50% Kurang Direvisi

0% - 25% Kurang Sekali Direvisi Sumber: Riduan (2008:41) dengan modifikasi

2. Tanggapan Siswa

Tanggapan siswa mengenai penggunaan buku ajar berbasis keunggulan lokal dalam proses pembelajaran diambil melalui angket. Angket berisi pernyataan dengan pilihan jawaban: sangat sesuai (SS), sesuai (S), kurang sesuai (KS), dan tidak sesuai (TS). Pada pernyataan positif, masing-masing jawaban tersebut diberi skor sebagai berikut: SS=4, S=3, KS=2, TS=1, sedangkan pada pernyataan negatif, masing-masing jawaban tersebut diberi skor sebagai berikut: SS=1, S=2, KS=3, TS=4. Hasil analisis data digunakan sebagai dasar untuk merevisi produk. Hasil validasi dianalisis dengan kriteria sebagai berikut:

� � � � � � �� � Keterangan: P = Presentase skor

� = jumlah


(33)

33

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siswa akan menjawab pertanyaan dengan memberi skor skala 1-4. Penentuan rentang persentase dan kriteria kualitatif uji kelayakan yang disajikan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Tingkat Ketercapaian Buku Ajar Berdasarkan Tanggapan Siswa

Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan

76% - 100% Sangat sesuai Tidak perlu revisi 51% - 75% Sesuai Tidak perlu revisi 26% - 50% Kurang sesuai Direvisi

0% - 25% Tidak sesuai Direvisi Sumber: Riduan (2008:41) dengan modifikasi


(34)

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik simpulan:

1. Hasil penelitian dan pengembangan ini adalah bahan ajar berupa buku ajar elektronik yang telah dinyatakan layak digunakan oleh para ahli sebagai sumber belajar dan alat bantu pembelajaran. Hasil penilaian tingkat kelayakan buku ajar didapatkan dari uji validasi isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikaan secara keseluruhan mendapatkan validitas dengan kategori baik atau layak. Sedangkan dalam uji pemakaian oleh siswa secara keseluruhan mendapatkan validitas dengan kategori sangat layak.

2. Penyusunan buku ajar telah sesuai dengan kompetensi dasar pengawetan, materi yang disajikan lengkap, tepat isi/materi, menarik dan juga menampilkan kekayaan potensi pertanian dan perikanan di Indonesia khususnya Kabupaten Garut. Sistematika penyajian materi yang konsisten, logis dan runtut, komponen pendukung memperjelas isi/materi yang disampaikan, dan penyajian pembelajaran yang telah sesuai menggunakan kaidah bahasa yang benar, serta mudah dipahami. Secara keseluruhan penyusunan buku ajar berbasis keunggulan lokal telah sesuai dengan persepsi peserta didik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah:

1. Perlu dikembangkan penelitian sejenis dengan cakupan materi buku ajar lebih diperbanyak dalam buku ajar yang dikembangkan.

2. Perlu dikembangkan penelitian sejenis dengan menerapkan pembelajaran berbasis keunggulan lokal pada mata pelajaran lainnya, seperti pengolahan


(35)

55

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nabati, pengolahan hewani, pengolahan hasil perkebunan, keamanan pangan, dan lain-lain.

3. Perlu dikembangkan penelitian efektifitas pembelajaran dan hasil belajar siswa menggunakan buku ajar berbasis keunggulan lokal Garut ini.

4. Bagi guru, siswa, dan sekolah, agar dapat memanfaatkan buku ajar berbasis keunggulan lokal sebagai salah satu bahan ajar yang dapat membantu proses pembelajaran.


(36)

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, L. H. (2008). Teknologi Pengawetan Pangan. Bandung: Alfabeta.

Ahmadi, L. K., Amri, S., dan Elisah, T. (2012). Mengembangkan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dalam KTSP. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Arikunto, S. (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arsyad, A. (2009). Media pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Asmani, J. M. (2012). Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal. Yogyakarta: Diva Press.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2014). Instrumen Penilaian Buku Teks

Pelajaran Tahun 2014. (Online). Tersedia:

http://bsnp-indonesia.org/id/?p=1340 (23 April 2015).

Borg, W. R dan Gall, M. D. (1983). Educational Research: An Introduction. 4th Ed. New York: Longman, Inc.

Daryanto. (2013). Menyusun Modul bahan ajar untuk persiapan guru dalam mengajar. Yogyakarta: Gava Media.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pemerintah Kabupaten Garut. (2014). Potensi Pengembangan Agribinis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura. Garut: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pemerintah Kabupaten Garut.

Djuwendah, E., Hapsari, H., dan Rachmawati, E. (2009). Pengarahan Pusat Pertumbuhan Melalui Analisis Keunggulan Komparatif di Kabupaten Garut. Jurnal Agrikultura 2009, 20(3) hlm: 153-158.

Majid, A. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan

Praktis. Jakarta: Rosda.

Muslich, M. (2010). Textbook Writing, Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan, dan Pemakaian Buku Teks. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Pemerintah Daerah Kabupaten Garut. (2013). Profil Ekonomi. (Online). Tersedia: http://www.garutkab.go.id/pub/static_menu/detail/ekonomi_profile_domes tik (23 April 2015).

Prastowo, A. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif; Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Yogyakarta: DIVA Press.


(37)

58

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan. (2008). Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Putera, P. B. (2011). Ebook dan Pasar Perbukuan Kini. (Online). Tersedia:

http://www.buku-e.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1321295564&&1 (23

April 2015).

Riduan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Sudijono, A. (2009). Pengantar statistik pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudjana, N. (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Sungkono. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.

Suryadi, Amas. (2007). Tingkat Keterbacaan Wacana Sains Dengan Teknik Klos. Jurnal Sosioteknologi 2007, Edisi 10.


(1)

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan sebagai dasar untuk merevisi produk. Hasil validasi dianalisis dengan kriteria sebagai berikut:

� � � � � � �� � Keterangan: P = Presentase skor

� = jumlah

N = jumlah seluruh item angket

Validator kelayakan isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikaan akan menjawab pertanyaan dengan memberi skor skala 1-4. Penentuan rentang persentase dan uji kelayakan yang disajikan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Tingkat Ketercapaian Buku Ajar Berdasarkan Para Ahli Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan

76% - 100% Baik Sekali Tidak perlu revisi 51% - 75% Baik Tidak perlu revisi 26% - 50% Kurang Direvisi

0% - 25% Kurang Sekali Direvisi Sumber: Riduan (2008:41) dengan modifikasi

2. Tanggapan Siswa

Tanggapan siswa mengenai penggunaan buku ajar berbasis keunggulan lokal dalam proses pembelajaran diambil melalui angket. Angket berisi pernyataan dengan pilihan jawaban: sangat sesuai (SS), sesuai (S), kurang sesuai (KS), dan tidak sesuai (TS). Pada pernyataan positif, masing-masing jawaban tersebut diberi skor sebagai berikut: SS=4, S=3, KS=2, TS=1, sedangkan pada pernyataan negatif, masing-masing jawaban tersebut diberi skor sebagai berikut: SS=1, S=2, KS=3, TS=4. Hasil analisis data digunakan sebagai dasar untuk merevisi produk. Hasil validasi dianalisis dengan kriteria sebagai berikut:

� � � � � � �� � Keterangan: P = Presentase skor

� = jumlah


(2)

Siswa akan menjawab pertanyaan dengan memberi skor skala 1-4. Penentuan rentang persentase dan kriteria kualitatif uji kelayakan yang disajikan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Tingkat Ketercapaian Buku Ajar Berdasarkan Tanggapan Siswa Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan

76% - 100% Sangat sesuai Tidak perlu revisi 51% - 75% Sesuai Tidak perlu revisi 26% - 50% Kurang sesuai Direvisi

0% - 25% Tidak sesuai Direvisi Sumber: Riduan (2008:41) dengan modifikasi


(3)

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik simpulan:

1. Hasil penelitian dan pengembangan ini adalah bahan ajar berupa buku ajar elektronik yang telah dinyatakan layak digunakan oleh para ahli sebagai sumber belajar dan alat bantu pembelajaran. Hasil penilaian tingkat kelayakan buku ajar didapatkan dari uji validasi isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikaan secara keseluruhan mendapatkan validitas dengan kategori baik atau layak. Sedangkan dalam uji pemakaian oleh siswa secara keseluruhan mendapatkan validitas dengan kategori sangat layak.

2. Penyusunan buku ajar telah sesuai dengan kompetensi dasar pengawetan, materi yang disajikan lengkap, tepat isi/materi, menarik dan juga menampilkan kekayaan potensi pertanian dan perikanan di Indonesia khususnya Kabupaten Garut. Sistematika penyajian materi yang konsisten, logis dan runtut, komponen pendukung memperjelas isi/materi yang disampaikan, dan penyajian pembelajaran yang telah sesuai menggunakan kaidah bahasa yang benar, serta mudah dipahami. Secara keseluruhan penyusunan buku ajar berbasis keunggulan lokal telah sesuai dengan persepsi peserta didik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah:

1. Perlu dikembangkan penelitian sejenis dengan cakupan materi buku ajar lebih diperbanyak dalam buku ajar yang dikembangkan.

2. Perlu dikembangkan penelitian sejenis dengan menerapkan pembelajaran berbasis keunggulan lokal pada mata pelajaran lainnya, seperti pengolahan


(4)

nabati, pengolahan hewani, pengolahan hasil perkebunan, keamanan pangan, dan lain-lain.

3. Perlu dikembangkan penelitian efektifitas pembelajaran dan hasil belajar siswa menggunakan buku ajar berbasis keunggulan lokal Garut ini.

4. Bagi guru, siswa, dan sekolah, agar dapat memanfaatkan buku ajar berbasis keunggulan lokal sebagai salah satu bahan ajar yang dapat membantu proses pembelajaran.


(5)

Yolandi Irvan Pratama Misto, 2015

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Keunggulan Lokal Pada Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan Untuk SMK Pertanian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, L. H. (2008). Teknologi Pengawetan Pangan. Bandung: Alfabeta.

Ahmadi, L. K., Amri, S., dan Elisah, T. (2012). Mengembangkan Pendidikan

Berbasis Keunggulan Lokal dalam KTSP. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Arikunto, S. (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arsyad, A. (2009). Media pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Asmani, J. M. (2012). Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal. Yogyakarta: Diva Press.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2014). Instrumen Penilaian Buku Teks

Pelajaran Tahun 2014. (Online). Tersedia:

http://bsnp-indonesia.org/id/?p=1340 (23 April 2015).

Borg, W. R dan Gall, M. D. (1983). Educational Research: An Introduction. 4th

Ed. New York: Longman, Inc.

Daryanto. (2013). Menyusun Modul bahan ajar untuk persiapan guru dalam

mengajar. Yogyakarta: Gava Media.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pemerintah Kabupaten Garut. (2014).

Potensi Pengembangan Agribinis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura. Garut: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Pemerintah Kabupaten Garut.

Djuwendah, E., Hapsari, H., dan Rachmawati, E. (2009). Pengarahan Pusat Pertumbuhan Melalui Analisis Keunggulan Komparatif di Kabupaten Garut. Jurnal Agrikultura 2009, 20(3) hlm: 153-158.

Majid, A. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan

Praktis. Jakarta: Rosda.

Muslich, M. (2010). Textbook Writing, Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan, dan

Pemakaian Buku Teks. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Pemerintah Daerah Kabupaten Garut. (2013). Profil Ekonomi. (Online). Tersedia: http://www.garutkab.go.id/pub/static_menu/detail/ekonomi_profile_domes tik (23 April 2015).

Prastowo, A. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif;

Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan.


(6)

Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan. (2008). Metode Penelitian

Pengembangan. Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi

Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Putera, P. B. (2011). Ebook dan Pasar Perbukuan Kini. (Online). Tersedia: http://www.buku-e.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1321295564&&1 (23 April 2015).

Riduan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Sudijono, A. (2009). Pengantar statistik pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudjana, N. (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Sungkono. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.

Suryadi, Amas. (2007). Tingkat Keterbacaan Wacana Sains Dengan Teknik Klos.