KARAKTERISTIK RAW SUGAR HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KARAKTERISTIK RAW SUGAR

Karakteristik raw sugar yang dianalisa meliputi kadar air, kadar abu, tingkat kemurnian polarisasi, warna dan gula pereduksi. Tujuannya untuk mengetahui karakteristik raw sugar yang digunakan sebelum mendapatkan perlakuan. Hasil karakterisasi raw sugar dapat dilihat pada Tabel 9 yang dibandingkan dengan syarat komposisi raw sugar menurut Sekretariat Dewan Gula Indonesia 1996 dan syarat gula rafinasi untuk industri menurut Mochtar 1996. Tabel 9. Karakteristik raw sugar Parameter Hasil analisis Standar komposisi raw sugar a Syarat gula rafinasi b Kadar air bb 0,03 0,3 ≤ 0,02 Kadar abu bb 0,03 0,3 ≤ 0,06 Tingkat kemurnian °Z 96 98 ≥ 99,90 Warna IU 1652 4000 ≤ 35 Gula pereduksi bb 0,198 0,4 - Sumber : a Sekretariat Dewan Gula 1996 b Mochtar 1996 Berdasarkan hasil analisis kadar air dan kadar abu yang diperoleh, raw sugar yang digunakan pada penelitian ini memenuhi standar menurut Standar Sekretariat Dewan Gula Indonesia. Menurut Standar Sekretariat Dewan Gula Indonesia 1996 bahwa kadar air dan kadar abu raw sugar maksimum 0,3. Kadar air pada raw sugar berpengaruh terhadap sifat ketahanan dalam penyimpanan, karena kadar air yang tinggi dapat menjadi sarana untuk pertumbuhan mikroorganisme sehingga kerusakan raw sugar dapat terjadi Baikow, 1982. Kemudian untuk hasil tingkat kemurnian yang diperoleh, tidak memenuhi standar menurut Standar Sekretariat Dewan Gula Indonesia. Menurut Standar Sekretariat Dewan Gula Indonesia 1996 bahwa tingkat kemurnian untuk raw sugar adalah 98°Z. Tingkat kemurnian pada raw sugar dipengaruhi oleh bahan pengotor yang terperangkap dalam raw sugar dan 37 keefektifan proses penghilangan bahan pengotor. Semakin tinggi tingkat kemurnian pada raw sugar akan memudahkan proses rafinasi dan meningkatkan rendemen Baikow, 1982. Tingkat kemurnian untuk syarat gula rafinasi untuk industri tinggi yaitu 99,90°Z Mochtar, 1996, sehingga diperlukan proses penghilangan bahan pengotor pada raw sugar yang maksimal agar tercapai tingkat kemurnian yang tinggi. Hasil analisis warna yang diperoleh, warna raw sugar yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi Standar Sekretariat Dewan Gula Indonesia. Menurut Standar Sekretariat Dewan Gula Indonesia 1996 bahwa unit warna untuk raw sugar maksimum 4000 IU. Warna raw sugar yang kemerah- merahan bahkan coklat disebabkan karena adanya berbagai kotoran bahan bukan gula yang terikut atau terperangkap di antara kristal gulanya. Nilai warna raw sugar berhubungan dengan keefektifan proses penghilangan warna yang terkandung Baikow, 1982. Warna gula rafinasi untuk industri sangat rendah, yaitu 35 IU Mochtar, 1996, sehingga diperlukan proses penghilangan bahan pengotor raw sugar yang maksimal agar tercapai warna gula yang rendah. Hasil analisis gula pereduksi yang diperoleh, gula pereduksi yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi Standar Sekretariat Dewan Gula Indonesia yaitu 0,4. Kadar gula pereduksi pada raw sugar menyatakan bahwa gula pereduksi terperangkap dalam proses pembentukan kristal raw sugar selama proses kristalisasi. Adanya gula pereduksi akan menganggu proses karbonatasi dikarenakan proses pencoklatan nonenzimatik dengan reaksi karamelisasi dan reaksi Maillard.

B. HUBUNGAN PENINGKATAN LAJU ALIR CAIRAN DAN GAS