Metode Pengumpulan Data Metode dan Instrumen pengumpulan Data

40 pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri se- Kabupaten Tegal Tahun 2010 2011.

3.4.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode yang dipakai dalam pengumpulan data adalah teknik non tes. Instrumen yang akan digunakan adalah angket, guna mengungkap bagaimana pemahaman konselor tentang kompetensi kepribadian dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling . Angket atau kuesioner merupakan suatu bentuk instrumen pengumpulan data yang sangat fleksibel dan relatif mudah digunakan. Arikunto 2006: 151 menjelaskan bahwa angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Instrumen untuk metode angket adalah angket atau kuesioner. Bentuk angket yang digunakan pada penelitian ini yaitu jenis angket tertutup. “Yang dimaksud angket tertutup adalah angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih” Arikunto, 2006: 128. Angket pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh data pemahaman konselor tentang kompetensi kepribadian konselor dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Angket atau kuesioner didefinisikan sebagai sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden Anwar Sutoyo, 2009 : 167. Mc. Millan, J.H 2001:257 dalam Anwar Sutoyo, memandang angket atau kuesioner sebagai teknik yang banyak 41 digunakan untuk menggali informasi dari subyek. Angket juga dipandang relatif ekonomis, sebab dalam waktu singkat sejumlah pertanyaan atau pernyataan dapat dijawab oleg responden dalam jumlah yang banyak pula. Menurut Arikunto 2006: 152 angket atau kuesioner memang mempunyai banyak keuntungan sebagai instrumen pengumpul data, yaitu : 1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti. 2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden. 3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing–masing dan menurut waktu senggang responden. 4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu– malu menjawab. 5. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar–benar sama. Di samping adanya keuntungan-keuntungan dari metode angket tersebut, terdapat juga kelemahan-kelemahannya yaitu : 1. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali kepadanya. 2. Seringkali sukar dicari validitasnya. 3. Walaupun dibuat anonim, kadang–kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur. 4. Seringkali tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. 42 Untuk mengatasi kelemahan–kelemahan angket atau kuesioner di atas, maka peneliti berusaha untuk menekan sekecil mungkin kelemahan-kelamahan tersebut, antara lain: 1. Memberikan petunjuk-petunjuk dengan singkat dan lengkap untuk menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan pengisian angket agar responden dapat memberikan jawaban yang jujur. 2. Memberikan penjelasan sebelum menyebarkan angket sehingga responden bersedia mengisi angket tanpa adanya perasaan terpaksa. 3. Mengamati dan meneliti kembali jawaban yang telah diisi oleh responden agar tidak ada pertanyaan yang terlewatibelum dijawab. Dengan demikian pemilihan angket sebagai instrumen sangat membantu peneliti dalam memproleh data tentang kepribadian konselor.

3.4.2 Penyusunan Instrumen

Dokumen yang terkait

TINGKAT PEMAHAMAN KONSELOR TERHADAP IMPLEMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA SE KABUPATEN CILACAP TAHUN PELAJARAN 2013 2014

11 52 194

PERBEDAAN KINERJA KONSELOR BERSERTIFIKAT PENDIDIK DENGAN KONSELOR YANG BELUM BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI SE KOTA TEGAL TAHUN 2012 2013

0 4 274

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI SE KOTA CILACAP TAHUN PELAJARAN 2012 2013

2 44 169

KEPUASAN SISWA TENTANG KUALITAS LAYANAN KONSELOR LULUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DALAM FORMAT KLASIKAL DI SMA NEGERI SE KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 2015

4 50 118

Hubungan Sikap Konselor Sekolah terhadap Profesinya dengan Penerapan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling dalam Pelaksanaan Konseling Individual di SMA Negeri se Kota Semarang Tahun Ajaran 2010

0 7 137

(ABSTRAK) TINGKAT PROFESIONALITAS KONSELOR DI SMA NEGERI SE KABUPATEN BATANG TAHUN 2010/2011.

0 0 2

(ABSTRAK) PEMAHAMAN KONSELOR TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN TEGAL TAHUN 2010/2011.

0 0 2

(Abstrak)Hubungan Sikap Konselor Sekolah terhadap Profesinya dengan Penerapan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling dalam Pelaksanaan Konseling Individual di SMA Negeri se-Kota Semarang Tahun Ajaran 2010.

0 0 2

TINGKAT PEMAHAMAN KETERAMPILAN KONSELING PADA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL.

0 1 255

PELAKSANAAN PERAN WALI KELAS DALAM MENDUKUNG PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI SE-KOTA TEGAL TAHUN AJARAN 2015 2016 -

0 0 45