Adapun langkah – langkah Uji F adalah sebagai berikut :
1. Menentukan Hipotesis
Ho: β
1
= 0 :  semua varibel independen tidak berpengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen.
Ha : β
1
≠ 0 : semua varibel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
2. Menghitung nilai F
hitung
F = ESS
�� RSS
�� =
ESSk − 1
RSSn − k
3. Mencari  nilai  kritis  dari  F
tabel
dengan  mengetahui  nilai  df  degree  of freedom
yaitu  k-1, n-k 4.
Menentukan taraf nyata signifikansi level , yaitu α = 5  = 0,05
5. Keputusan menolak atau menerima H
adalah sebagai berikut : Jika F
hitung
F
tabel
, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika F
hitung
F
tabel
, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
c. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien  determinasi  R²  pada  intinya  mengukur  seberapa  jauh kemampuan  model  dalam  menerangkan  variasi  variabel  tetrikat.  Formula
menghitung koefisien determinasi adalah sebagai berikut :
R² = TSS-SSETSS = SSRTSS
Persamaan  di  atas  menunjukan  proporsi  total  jumlah  kuadrat  TSS  yang diterangkan  oleh  variabel  independen  dalam  model.  Sisanya  dijelaskan  oleh
varibel lain yang tidak dimasukan dalam model, formulasi model yang keliru, dan kesalahan eksperimental Mendenhall et al. dalam Koncoro, 2007:84.
Nilai  koefisien  determinasi  adalah  diantara  nol  dan  satu.  Nilai  R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel
–variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel  dependen  amat  terbatas.  Nilai  yang  mendekati  satu  berarti  variabel
– variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang tempat relatif rendah karena adannya variasi yang besar antara masing-
masing  pengamatan,  sedangkan  untuk  data  runtut  waktu  biasanya  mempunyai nilai koefisien detrminasi yang tinggi Koncoro, 2007:84.
3.5.3 Uji Asumsi Klasik
Dalam  penggunaan  regresi,  terdapat  beberapa  asumsi  dasar  yang  dapat menghasilkan  estimator  linear  tidak  bias  atau  BLUE  Best  Linier  Unbiased
Estimator yang  terbaik  dari  model  regresi  yang  diperoleh  dari  metode  kuadrat
terkecil  biasa  atau  OLS  Ordinary  Least  Square.  Dengan  terpenuhinya  asumsi tersebut,  maka  hasil  yang  diperoleh  dapat  lebih  akurat  dan  mendekati  atau  sama
dengan  kenyataan,  dimana  asumsi –  asumsi  dasar  itu  dikenal  sebagai  asumsi
klasik Hasan, 2008: 280.
Adapun uji asumsi klasik yang dilakukan, yaitu sebagai berikut :
a. Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah model  regresi  penelitian  nilai  residualnya  berdistribusi  normal  atau  tidak.
Pengujian  normalitas  dapat  dilakukan  dengan  berbagai  prosedur  dan  dalam Penelitian  ini  Uji  normalitas  dilakukan  dengan  uji  Jarque-Bera  melalui  software
Eviews 6.0 . Dasar pengambilan keputusan dalam deteksi normalitas yaitu dengan
membandingkan nilai Jarque-Bera dengan �
2 tabel
yaitu apabila nilai Jarque-Bera nilai
�
2 tabel
dan  apabila  nilai  probabilitasnya    0,05  maka  dapat  disimpulkan bahwa  data  yang  digunakan  berdistribusi  normal  Panduan  Praktikum  Aplikom
UNNES, 2009: 22-23.
b. Multikolinearitas