30
Faktor pengalaman, proses belajar, atau sosialisasi memberikan bentuk dan struktur terhadap apa yang dia lihat. Pengetahuan dan cakrawalanya memberikan
arti terhadap objek psikologik tersebut. Melalui komponen kognitif ini akan menimbulkan ide, dan kemudian akan timbul suatu konsep apa yang dia lihat.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan persepsi adalah kecakapan untuk melihat, memahami kemudian menafsirkan suatu stimulus
sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan menghasilkan penafsiran. Selain itu, persepsi merupakan pengalaman terdahulu yang sering muncul dan menjadi suatu
kebiasaan. Hal tersebut diikuti adanya pernyataan populer bahwa “manusia adalah korban kebiasaan” karena 90 dari pengalaman sensoris merupakan hal
yang sehari-hari dipersepsi dengan kebiasan yang didasarkan pada pengalaman terdahulu yang diulang-ulang, sehingga mempersepsi situasi sekarang tidak lepas
dari adanya stimulus terdahulu.
2.2.5.1 Proses Terjadinya Persepsi
Proses terjadinya persepsi pada diri individu tidak berlangsung begitu saja, tetapi melalui suatu proses. Proses persepsi adalah peristiwa dua arah yaitu
sebagai hasil aksi dan reaksi Mar’at 1982:25. Terjadinya persepsi melalui suatu proses, yaitu melalui beberapa tahap
sebagai berikut: 1
suatu objek atau sasaran menimbulkan stimulus selanjutnya stimulus tersebut ditangkap alat indera,
2 stimulus disalurkan ke otak melalui saraf sensori,
31
3 otak selanjutnya memproses stimulus hingga individu menyadari objek
yang diterima oleh alat indera.
2.2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi bukan hanya proses penginderaan tetapi terdapat proses pengorganisasian dan penilaian yang bersifat psikologis.
David Krech dan Richard Kartfield dalam Rahmat 2003:59 menyatakan bahwa faktor-faktor yang menentukan persepsi dibagi menjadi dua yaitu faktor
fungsional dan faktor struktural. Faktor fungsional adalah faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman
masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang disebut sebagai faktor-faktor personal. Faktor fungsional yang menetukan persepsi adalah objek-objek yang
memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Faktor struktural adalah faktor-faktor yang berasal semata-mata dari sifat
stimulus-stimulus fisik terhadap efek-efek saraf yang ditimbulkan pada sisitem saraf individu. Faktor-faktor struktural yang menentukan persepsi menurut teori
Gestalt bila ingin memahami suau peristiwa tidak dapat meneliti faktor-faktor yangs terpisah tetapi memandangnya dalam sisitem keseluruhan.
32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan etik-emik. Etik mengacu pada hal- hal yang berkaitan dengan budaya yang menggambarkan klasifikasi dan struktur
doa ngliweti pari menurut temuan pengamat peneliti. Emik mengacu pada sudut pandang suatu masyarakat dalam mempelajari tradisi ngliweti pari dan memberi
makna doa ngliweti pari. Etik adalah apa yang dipahami peneliti, sementara emik adalah apa yang ada dalam benak anggota guyup budaya.
Pendekatan etik-emik ini menganut prinsip bahwa yang paling mengetahui budaya masyarakat Jurangjero adalah masyarakat itu sendiri. Meskipun demikian,
pemilik budaya kadang-kadang tidak tuntas menjelaskan muatan budaya yang dimilikinya itu.
Dari sisi hakikat, bahasa dan budaya bersifat arbitrer manasuka. Sifat kemanasukaan itu dapat menyebabkan persepsi yang berbeda, bahkan
bertentangan antara guyup tutur dan guyup budaya yang satu dengan yang lainnya. Dengan adanya sifat kemanasukaan itu, maka khusus untuk penelitian
terhadap doa dalam trradisi ngliweti pari diperlukan pendekatan gabungan antara etik-emik.