32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan etik-emik. Etik mengacu pada hal- hal yang berkaitan dengan budaya yang menggambarkan klasifikasi dan struktur
doa ngliweti pari menurut temuan pengamat peneliti. Emik mengacu pada sudut pandang suatu masyarakat dalam mempelajari tradisi ngliweti pari dan memberi
makna doa ngliweti pari. Etik adalah apa yang dipahami peneliti, sementara emik adalah apa yang ada dalam benak anggota guyup budaya.
Pendekatan etik-emik ini menganut prinsip bahwa yang paling mengetahui budaya masyarakat Jurangjero adalah masyarakat itu sendiri. Meskipun demikian,
pemilik budaya kadang-kadang tidak tuntas menjelaskan muatan budaya yang dimilikinya itu.
Dari sisi hakikat, bahasa dan budaya bersifat arbitrer manasuka. Sifat kemanasukaan itu dapat menyebabkan persepsi yang berbeda, bahkan
bertentangan antara guyup tutur dan guyup budaya yang satu dengan yang lainnya. Dengan adanya sifat kemanasukaan itu, maka khusus untuk penelitian
terhadap doa dalam trradisi ngliweti pari diperlukan pendekatan gabungan antara etik-emik.
33
3.2 Tempat Penelitian
Lokasi dalam penelitian tradisi ngliweti pari adalah desa Jurangjero, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang. Desa Jurangjero adalah desa yang
terletak di ujung kota kecamatan Sluke dan jarak tempuh dari kota kecamatan
sekitar 5 Km dan jarak dari Kabupaten Rembang sekitar 20 Km.
Desa Jurangjero dikelilingi jalan raya Pantura di sebelah utara, sebelah selatan desa Guwak dan desa Binangun , sebelah Timur desa Trahan, desa Sluke
dan desa Sanetan, dan sebelah barat desa Leran. Secara geografis wilayah Jurangjero berada di wilayah Sluke Rembang dikelilingi oleh lereng gunung
yang berbukit-bukit, sekitar 150 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan data monografi 2009 penduduknya berjumlah 2.224 orang,
terdiri dari laki-laki 1.167 orang dan perempuan 1057 orang. Penduduknya mayoritas bertumpu pada kegiatan pertanian. Penduduk yang berprofesi sebagai
petani sebanyak 538 orang, buruh tani sebanyak 1136 orang. Penduduk yang lain berprofesi sebagai pegawai negeri sipil, ABRI, pekerja swasta, pedagang,
pertukangan, nelayan, pemulung, dan jasa. Masyarakat Jurangjero semua memeluk agama Islam. Jumlah penduduk yang memeluk agama Islam
berdasarkan data monografi 2009 sekitar 2.224 orang. Penulis memilih masyarakat desa Jurangjero sebagai objek penelitian
dengan alasan sebagai berikut. Pertama, Masyarakat Jurangjero sebagai pendukung aktif tradisi ngliweti
pari ada yang sebagi pemimimpin ritual, peserta upacara, ibu rumah tangga yang menyiapkan masakan untuk ritual ngliweti pari.
34
Kedua, Masyarakat Jurangjero yang masih percaya dengan kekuatan magis dari tradisi ngliweti pari.
Ketiga, perubahan sosial budaya yang menyebabkan pola pikir masyarakat Jurangjero berubah yaitu dari masyarakat petani menjadi masyarakat modern yang
ditandai dengan masuknya televisi, video, dan internet.
3.3 . Sasaran Penelitian