PENGARUH BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM ARANG SEKAM TERHADAP BERAT BASAH JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

(1)

i

PENGARUH BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM ARANG SEKAM TERHADAP BERAT BASAH JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

DIAN SHOFHATIN HUMAIDAH 201010070311089

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014


(2)

ii

PENGARUH BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM ARANG SEKAM TERHADAP BERAT BASAH JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi

sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Disusun Oleh:

Dian Shofhatin Humaidah 201010070311089

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014


(3)

(4)

(5)

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya

dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang

tersusun kokoh

(Tafsir QS. As-saff: 5)

Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila engkau telah

selesai (dari sesuatu urusan), teteplah bekerja keras (untuk urusan yang lain) dan

hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

(Tafsir QS. Al-Insyirah: 94)

Perjuangan Tanpa Menyerah adalah Jalan Menuju Kesuksesan

Karya yang telah kuselesaikan dengan semangat, kesabaran, dan tetesan air mata ini kupersembahkan kepada:

Kedua orangtuaku

Ibunda, Ibunda, Ibunda Yulia Kurniawati, S.Pd dan Ayahanda Drs. Nadlir Ihsan, M.A sebagai wujud baktiku Terimakasih atas segala do’a, motivasi, perjuangan yang tak kenal lelah hingga sama sekalii tidak akan pernah bisa aku balas, dan doa yang senantiasa selalu dipanjatkan

kepada Allah SWT untuk aku anakmu hingga aku bisa

menyelesaikan study ini dengan semluruh kemampuan dan perjuanganku

kedua saudara kembarku tersayang kakak Ayu Noviana RS dan Ayunoviani RS serta para saahabatku Lysa Ulfa Karina dan Atia Yulfianita serta Sumitro Bagus Arianta Nugraha yang

senantiasa menjadi teman dekat yang selalu membantu, motivasiku untuk sabar dan tetap berjuang dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Aku Ucapkan………


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berkah, rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul “Pengaruh Berbagai Komposisi Media Tanam Arang Sekam terhadap Berat Basah Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) sebagai Sumber Belajar Biologi” Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan, informasi,

bimbingan dan juga do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Terutama pada:

1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, MAP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr. Poncojari, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, MM. M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang dan selaku dosen Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan bimbingan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Ibu Dra. Lise Chamisijatin, M.Pd selaku pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan bimbingan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Bapak Husamah, S.Pd, M.Pd selaku Dosen yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk serta saran yang dalam menyusun skripsi ini.


(8)

viii

6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan.

7. Bapak Wardi, ibu Illa dan kakak-kakak yang berada di Laboratorium Pengembangan Bioteknologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu proses penelitian

8. Sahabat-sahabatku Atia, Lysa, Novit, Indri, Anik dan Dimas serta seluruh keluarga besar Biologi angkatan 2010 khususnya Biologi kelas B, Teman-teman kos 3B 68 serta semua pihak yang selalu membantuku dalam mengerjakan tugas akhir ini dan memberi semangat serta doa selama bimbingan dan ujianku.

Semoga Allah senantiasa membalas amal baik yang telah diberikan kepada saya selama ini, Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 10 November 2014 Penulis,


(9)

xi

Dr. Yuni Pantiwati, M.M, M, DAFTAR ISI

Lembar Sampul Luar ... i

Lembar Sampul Dalam ... ii

Lembar Persetujan... iii

Lembar Pernyataan ... iv

Lembar Pengesahan ... v

Motto dan Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... ix

Abstract ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Manfaat Penelitian... 7

1.5 Batasan Penelitian ... 8

1.6 Definisi Istilah ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jamur Tiram Putih ... 10

2.1.1 Klasifikasi Jamur Tiram Putih... 10

2.1.2 Siklus Hidup Jamur Tiram Putih... 12

2.1.3 Kandungan Jamur Tiram Putih ... 13

2.1.4 Manfaat Jamur Tiram Putih... 14

2.2 Syarat Pertumbuhan Jamur Tiram Putih ... 15

2.3 Budidaya Jamur Tiram Putih ... 16

2.4 Berat Basah Jamur Tiram Putih... 17

2.5 Komposisi Media Tanam Jamur Tiram Putih... . 18

2.5.1 Arang Sekam Padi... 19

2.5.2 Serbuk Gergaji Kayu... 20

2.5.3 Dedak Bekatul... 20

2.5.4 Tepung Jagung... 21

2.5.5 Kapur (CaCO3)... 21

2.5.6 Gipsum (CaSO4)... 21


(10)

xii

2.6 Tinjauan tentang Sumber Belajar ... 22

2.6.1 Pengertian Sumber Belajar ... 22

2.6.2 Pengembangan Sumber Belajar Biologi ... 23

2.6.3 Jenis-jenis Sumber Belajar Biologi ... 24

2.6.4 Kriteria Sumber Belajar ... 26

2.6.5 Pemilihan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar ... 27

2.6.6 Pemanfaatan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar ... 27

2.5.7 Langkah-langkah Penulisan Jurnal... 29

2.7 Kerangka Konsep ... 30

2.8 Hipotesis... . 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ... 32

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 35

3.3 Populasi dan Sampel ... 35

3.3.1 Populasi ... 35

3.3.2 Sampel ... 35

3.4 Jenis dan Definisi Operasional Variabel ... 37

3.4.1 Jenis Variabel ... 37

3.4.2 Definisi Operasional Variabel ... 37

3.5 Prosedur Penelitian... 38

3.5.1 Alat dan Bahan... 38

3.5.2 Cara Pembuatan Jamur Tiram... 38

3.5.3 Kerangka Operasional Penelitian... 43

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 45

3.7 Metode Analisis Data... . 46

3.6 Pemanfaatan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar ... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berat Basah pada Media Tanam Arang Sekam .. 51

4.2 Pembahasan Pengaruh Berbagai Komposisi Media Tanam Arang Sekam terhadap Berat Basah Jamur Tiram Putih... .. 56

4.3 Pemanfaatan Hasil Penelitian Pengaruh Berbagai Komposisi Media Tanam Arang Sekam terhadap Berat Basah Jamur Tiram Putih ... 60

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 69

5.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71


(11)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kandungan Nutrisi pada Jamur Tiram Putih…... ... 14

2.3 Kandungan Vitamin dan Mineral Jamur Tiram Putih... 14

2.3 Kandungan Gizi Jamur Tiram Putih Segar per 100 Gram ... 14

2.4 komposisi Kimia Kayu Sengon... ... 20

4.1. Berat Basah Jamur Tiram Putih pada Media Arang Sekam dalam Satuan gr ... 51

4.2. Rata – rata Hasil Keseluruhan Panen Berat Basah Jamur Tiram Putih... ... 51

4.3. Uji Normalitas Berat Basah Jamur Tiram Putih menggunakan Media Arang Sekam ... 53

4.4. Uji Homogenitas untuk berat basah jamur tiram menggunakan media arang sekam ... 54

4.5. Uji One Way ANOVA...55


(12)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1.Hasil Data Hasil Uji Pendahuluan... 74 2. Hasil Data Penelitian ... 76 3.Hasil Analisis Data Menggunakan Program SPSS ... 78 4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Peminatan Kelompok

Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam Sekolah Menengah Atas

Biologi ... 89 5. Silabus Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam Mata Pelajaran

Biologi SMA ... 93 6. Silabus Modifikasi dari Silabus Pemerintah Peminatan Matematika dan

Ilmu-Ilmu Alam Mata Pelajaran Biologi SMA ... 100 7. Sumber Belajar Jurnal ... 105 8. Foto-foto Uji Pendahuluan dan Penelitian ... 113


(13)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Andoko, A & Parjimo, H. Budidaya Jamur (jamur kuping, jamur tiram & Jamur merang). Agromedia Pustaka : Jakarta

Astutik, Isri. 2013. Identifikasi Tanaman Obat Keluarga Di Desa Kangean Sumenep Madura. Skripsi, Universitas Muhammdiyah Malang.WHO,

2003. Traditional medicin,

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs134/en/, diakses 15 Februari 2014.

Bakri, 2008. Komponen kimia dan fisik abu sekam padi sebagai SCM untuk pembuatan komposit semen. Jurnal Perennial, 1 (5) : 9-14.

Balai Penelitian Pasca Panen. 2001. Peluang Agribisnis Arang Sekam.

Jakarta.

Darliana, Ina. 2013. Pengaruh Penambahan Bekatul dan Limbah Ampas Tahu Untuk Media Pertumbuhandan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Karya Ilmiah, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Bandung Raya.

Direktorat pembinaan SMA . 2010. Juknis pengembangan bahan ajar, .hal 27.

Djarijah. 2001. Budidaya Jamur Tiram. Yogyakarta : Kanisius.

Fajar, Ana Khomsatul. 2009. Kandungan Kalsium dan Fosfor Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) yang Ditumbuhkan Pada Berbagai Jenis Media. Skripsi,Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. IKIP PGRI Semarang.

Ginting, Alan Randall, Herlina, Ninuk, Tyasmoro. 2013. Studi Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Tumbuh Gergaji Kayu Sengon dan Bagas Tebu. Jurnal Produksi Tanaman, 1 (2) : 17-23.

Gunawan, A.W. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: Penebar Swadaya

Harlistaria, Meta Fitri, Wigniyanto. 2009.Analisis Kelayakan Teknis dan Finansial Produksi Sosis Jamur Tiram Pada Skala Industri Kecil

(Studi Kasus Di Budidaya Jamur Tiram “Wahyu” Di Kota Mojokerto). Jurnal Industria, 1 (2) : 105-114.


(14)

xvi

Hayyuningtias,Dian Risma Wati, dkk. 2009. Perbedaan Kandungan Protein, Zat Besi, dan Daya Terima Pada Pembuatan Bakso dengan Perbandingan Jamur Tiram (Pleurotus Sp) dan Daging Sapi Yang Berbeda. Jurnal Kesehatan, 2 (1) : 1-10.

Hidayah, Fadilatul. 2013. Pengaruh Campuran Media Tanam Serbuk Sabut Kelapa dan Ampas Tahu Terhada Diameter Tudung Berat Basah Jamur Tiram. Skripsi, Fakultas Pendidikan Matematika dan IlmuPengetahuan, Program Pendidikan Biologi Sekolah IKIP PGRI Semarang, Semarang.

Ismail, M. S. and Waliuddin, A. M. 1996. Effect of Rice Husk Ash on High Strength Concrete. Construction and Building Materials. 10 (1): 521 – 526.

Kirana, Pradita. 2012. Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Pupuk Hayati Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus). Jurnal Program S1 Biologi Departemen Biologi, Universitas Erlangga.

Kuswytasari, N.D & Astuti, H.K. 2013. Efektivitas Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dengan Variasi Media Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria) dan Sabut Kelapa (Cocos nucifera).

Jurnal Sains dan Seni Pomits, 2 (2) :144-148.

Maulana, Erlina. 2012. Panen Jamur Tiap Musim. Lily Pusbliser : Yogjakarta.

Masanto, R & Syaifudin, M. 2011. Kiat Sukses Budidaya Jamur Tiram. PT. Citra Aji Parama : Yogjakarta.

Nugraha, Tatang. 2013. Kiat Sukses Budidaya Jamur Tiram. Yrama Widya : Bandung.

Nurbaity, Anne, Setiawan, Ade, Mulyani, Ovianti. 2011. Efektivitas Araang Sekam sebagai Bahan PembawaPupuk Hayati Mikoriza Arbuskula pada Produksi Sorgum. Jurnal Agrinimal, 1 (1) : 1-6.

Prastowo, Andi. 2011.Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.Yogjakarta : Penerbit Diva Press.

Rahayu, Ucu & Winarni, Inggit. 2012. Pengaruh Formulasi Media Tanam dengan Bahan Dasar Serbuk Gergaji terhadap Produksi Jamur Tiram 72


(15)

xvii

Putih (Pleurotus ostreatus). Jurnal Matematika, sains, dan Teknologi, 2 (2) : 20-27.

Rohani, Ahmad, HM, M.Pd. 2004. Pengolalaan Pengajaran. Rineka Cipta : Jakarta.

Rofieq, A. 2007. Metodologi Penelitian. Modul Mahasiswa Biologi. Universitas Muhammadiyah Malang.

Salisbury dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.

Sari, Janti Marchela. 2012. Pengolaan Sampah Di TPA Piyungan Sebagai Sumber Belajar Dalam Bentuk Modul Pengayaan Materi Pelestarian Lingkungan Bagi Sswa SMA Kelas X Semester II. Skripsi.Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri

Sitepu, BP. 2008. Pengembangan Sumber BelajarGuru besar Universitas Negeri Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur, 11 (7) : 79-92.

Soenanto, Hardi. 2000. Jamur Tiram Budidaya dan Peluang Usaha. Aneka Ilmu : Semarang.Yogjakarta. Fakultas Pertanian, Jurusan Budidaya Pertanian, Malang.

Soemeinaboedhy, I Nyoman & Tejowulan, R. Sri. 2007. Pemanfaatan Berbagai Macam Arang sebagai Sumber Unsur Hara P dan K serta sebagai Pembenah Tanah. Jurnal Agroteksos, 17 (2) : 11-122.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Penerbit Alfabeta Sumarsih, Sri & Riyati, Rati. Pengaruh Perbandinagan Bagas dan Blotong

Terhadap Pertumbuhan dan ProduksiJamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Jurnal Ilmiah Agrevet, 1 (2) : 1-10.

Suriawiria, H Unus. 2000. Sukses Beragrobisnis Jamur Kayu. Jakarta : PT.Penerbit Swadaya.

UNHAS, Keputusan Direktur PPs. 2012. Pedoman Penulisan Artikel atau Jurnal Penelitian (Ilmiah). Artikel, No. 308.

Yanuati, A.N.T. 2007. Kajian Perbedaan Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Skripsi, Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya.


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani (daging, ikan, dan susu) dan nabati (tahu dan tempe). Protein hewani memiliki komposisi protein yang lebih lengkap dibandingkan protein nabati. Namun, di Indonesia konsumsi protein hewani tergolong tinggi akan tetapi daya beli masyarakat masih rendah (Ginting,dkk. 2013). Menurut Badan Pusat Statistik (2013), diperoleh data bahwa konsumsi protein hewani di Indonesia tahun 2013 yaitupada daging 2,38% dan ikan 7,56% lebih tinggi dibanding konsumsi protein nabati yaitu 2,31%.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan protein serta sebagai alternatif pengganti protein hewani yaitu dengan meningkatkan konsumsi terhadap protein nabati misalnya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Jamur tiram putih merupakan sumber protein nabati yang memiliki daya cerna tinggi dan harga yang relatif murah dibandingkan dengan harga protein hewani. Menurut Hidayah (2013) jamur tiram putih (Pleorotus ostreatus) dapat dikembangkan sebagai diversifikasi bahan pangan dan sumber kebutuhan protein nabati.

Jamur tiram putih merupakan salah satu jenis jamur kayu yang mempunyai prospek baik karena kandungan gizi protein nabatinya cukup tinggi. Dari hasil penelitian, rata-rata jamur tiram mengandung protein19-35% lebih tinggi dibandingkan beras atau gandum (Maulana, 2012).Nutrisi lainnya yang ada


(17)

2

pada jamur tiram putih ialah lemak, karbohidrat, kalsium, zat besi, dan vitamin (Kuswytasari & Astuti, 2013). Kandungan lemak jamur tiram relatif lebih sedikit dibadingkan jamur kayu lainnya. Oleh sebab itu mengkonsumsi jamur tiram putih merupakan salah satu usaha perbaikan gizi kesehatan (Harlistaria, dkk. 2009).

Jamur tiram putih mulai banyak diminati oleh masyarakat Indonesia karena rasanya yang lezat (Sumarsih & Riyati, 2002). Beberapa jenis jamur dapat dimanfaatkan sebagai bahan olahan makanan dan obat. Akan tetapi, jamur termasuk bahan pangan yang mudah rusak (Hayyuningsih, dkk.2009). Pada skala besar jamur tiram putih dapat dipergunakan sebagai peluang usaha yang kemudian dapat dijual kembali.

Jamur tiram putih mulai dibudidayakan pada tahun 1900 di Indonesia (Gunawan, 2000). Banyak eksportir yang masih menunggu dari petaninya sendiri, hal ini disebabkan karena budidaya jamur ini belum memasyarakat. Pengetahuan tentang jamur sendiri masih kurang dan belum tersosialisasi penyebaranya di kawasan Indonesia. Kebutuhanjamur di dalam negeri masih cukup tinggi, apalagi didukung dengan banyaknya turis asing yang dating mengkonsumsi jamur sebagai santapan sehari –hari. Pasar jamur masih sangat potensial selain dikonsumsi didalam negeri untuk memenuhi kebutuhanekspor (Harlistaria,dkk, 2009).

Permintaan jamur sudah mulai menyebar di Negara-negaraluar mencapai 6 juta kg/tahun. Peluang pasar jamur tiram saat ini cukup tinggi, kebutuhan pasar lokal sekitar 35% dan pasar luar negeri 65% (Maulana, 2012). Tingkat konsumsi jamur tiram putih masih berada pada golongan menengah ke atas jika dilihat di


(18)

3

pasar swalayan maupun di pasar tradisional jamur tiram masih cukup langka. Hal ini membuktikan budidaya belum dilakukan secara maksimal. Jumlah produksi masih terbatas disebabkan para pengusaha dan petani jamur belum mengetahui secara mendalam mengenai teknik budidaya jamur tiram ( Soenanto, 2000)

Sesuai dengan perkembangan teknologi jamur tiram putih mulai dibudidayakan secara besar–besaran dengan metode rekayasa teknologi yaitu penanaman jamur dengan berbagai macam media tanam. Media tanam dapat meningkatkan nutrisi pada jamur terutama sebagai sumber karbohidrat, karbon (C), serta nitrogen (N). Suhu, air, pH, kelembapan, dan intensitas cahaya matahari merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur pada media tanam.

Komposisi media sangat perlu diperhatikan dengan baik. Komposisi merupakan unsur penyusun atau unsur pembentuk suatu pada media. Komposisi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan jamur. Jamur bersifat heterotrofik membutuhkan sumber nutrisi dalam bentuk unsur hara seperti Nitrogen, Fosfor, Sulfur, Karbon, Kalsium, dan unsur hara lainnya. Jamur menghasilkan sejumlah enzim ekstra-seluler yang dapat mendegradasi senyawa kompleks yang dapat larut dan kemudian diserap oleh jamur tiram putih sebagai nutrisi. Media tanam yang biasa digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram putih adalah kayu atau serbuk gergaji kayu, dedak bekatul, tepung jagung, kapur, gypsum, dan TSP.

Namun sejauh ini para petani budidaya jamur belum mengetahui mengenai pemakaian media tanam yang berasal dari limbah. Padahal bahan baku dari


(19)

4

limbah mudah didapat dan harganya pun relatif murah. Pemanfaatan media tanam sebagai nutrisi substrat jamur tiram putih dapat langsung membantu pemerintah dalam mengatasi masalah limbah.

Limbah merupakan masalah yang cukup serius terutama bila penanganannya tidak baik karena akan mencemari lingkungan (Sumarsih & Riyati, 2012). Masalah pencemaran lingkungan makin lama makin komplek dan memperoleh perhatian yang sangat besar di Negara maju maupun di Negara berkembang.Seiring meningkatnya produksi makanan dari sector pertanian secara tidak langsung akan meningkatkan pula limbah pertanian. Melimpahnya limbah pertanian sering menjadi masalah karena dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Salah satu limbah yang cukup banyak tersedia di lingkungan sekitar kita adalah limbah arang sekam padi, ampas tahu,ampas tebu dan lain sebagainya.

Sekam padi merupakan lapisan yang membungkus butiran padi, dan akan terpisah pada proses penggilingan gabah sehingga menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Sekam padi merupakan bahan organik yang berasal dari limbah pertanian yang mengandung beberapa unsur penting seperti protein kasar, lemak, serat kasar, karbon, hidrogen, oksigen dan silika (Balai Penelitian Pascapanen Pertanian, 2001). Limbah pertanian ini menimbulkan gangguan di masyarakat karena menumpuknya sekam padi yang tertimbun dan menjadi sampah.

Limbah pertanian sekam dapat dimanfaatkan sebagai nutrisi media pertumbuhan tanaman budidaya seperti jamur tiram putih. Akan tetapi di dalam penelitian ini akan menggunakan sekam yang telah di arangkan. Sebab kandungan


(20)

5

unsur hara yang terdapat dalam sekam yang telah diarangkan berupa fosfor,kalium, kalsium, dan karbon memungkinkan tanaman tumbuh dengan baik (Fajar, 2009).Arang sekam lebih baik dibanding sekam padi, karena arang sekam sudah mengalami pembakaran yang bisa menghilangkan bibit penyakit atau hama yang mungkin saja terikut.Sehingga memberikan hasil yang lebih baik dan diharapkan mampu meningkatkan jumlah produksi berat basah jamur tiram putih.

Obyek serta persoalan-persoalan biologi banyak ditemukan disekitar kita, hal ini sangatlah baik bila dijadikan sebagai sumber belajar biologi. Dilihat dari sektor pendidikan pengembangan media tanam untuk jamur tiram putih dapat diterapkan sebagai sumber belajar SMA kelas X pada materi fungi. Pada penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan mengenai pengelolaan limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai nutrisi media tanam jamur tiram putih. Pengembangan kreatifitas guru dalam hal mengajar merupakan salah satu factor penting berlangsungnya kegiatan belajar mengajar (Astutik, 2013). Peneliti akan membuat Jurnal Penelitian yang akan menjadi sumber belajar untuk siswa. Menurut Rohani (2004), sumber belajar adalah guru dan bahan-bahan pelajaran atau bahan pengajaran baik buku-buku bacaan dan semacamnya baik dipergunakan secara langsung maupun tidak langsung serta dapat melengkapi peserta didik pada saat proses pengajaran berlangsung.

Sehubungan dengan ini perlu diadakan penelitian mengenai budidaya jamu tiram putih dengan berbagai komposisi media tanam arang sekam yang paling efektif dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap berat basah denganbiaya yang murah. Jika hal ini dapat berhasil secara maksimal maka para petani jamur


(21)

6

tiram putih perlu kiranya untuk memanfaatkan penelitian ini. Penelitian ini juga dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan pada materi pembelajaran yang terkait. Oleh sebab itu saya mengambil judul penelitian mengenai “Pengaruh Berbagai Komposisi Media Tanam Arang Sekam terhadap Berat Basah Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) sebagai Sumber Belajar Biologi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka disusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh berbagai komposisi media tanam pokok dan arang sekam tehadap berat basah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)?

2. Berapakah konsentrasi yang paling optimal dari komposisi media tanam pokok dan arang sekam terhadap berat basah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)?

3. Bagaimanakah bentuk pengembangan dari hasil penelitian pengaruh berbagai komposisi media tanam pokok dan arang sekam terhadap berat basah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) sebagai sumber belajar biologi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh berbagai komposisi media tanam pokok dan arang sekam tehadap berat basah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).


(22)

7

2. Untuk mengetahui konsentrasi yang paling optimal dari komposisi media tanam pokok dan arang sekam terhadap berat basah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).

3. Untuk mengidentifikasi pemanfaatan hasil penelitian pengaruh berbagai komposisi media tanam arang sekam tehadap berat basah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) sebagai sumber belajar biologi SMA mengenai materi fungi.

1.4Manfaat Penelitian 1. Teoritis :

a. Menambah khasanah keilmuwan bagi penulis mengenai pengetahuan pengaruh pemberian berbagai macam komposisi media tanam pokok dan arang sekam terhadap berat basah jamur tiram putih(Pleurotus ostreatus) serta menjadi bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya yang berminat tentang objek penelitian ini.

b. Memberikan tambahan sumber belajar biologi berupa jurnal penelitian yang dapat berguna oleh siswa-siswi SMA kelas X mengenai materi pengelompokkan makhluk hidup.


(23)

8

a. Agar dapat digunakan sebagai bahan ajar mengenai teknik penanaman dan pemeliharaan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dengan komposisi media tanam pokok dan arang sekam yang paling efektif.

b. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai teknik penanaman jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dengan berbagai komposisi media tanam pokok dan arang sekamyang paling efektif.

1.4 Batasan Masalah

1. Penelitian ini juga menggunakan berbagai macam komposisi media tanam pokok dan arang sekam jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) diantaranya arang sekam padi sebagai perlakuan sedangkan serbuk gergaji dan dedak bekatul sebagai kontrol.

2. Komposisi penelitian media tanam arang sekam adalah 40%, 30%, 20%, 10%, dan 0%.

3. Hal-hal yang akan ditelitii adalah berat basah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dengan berbagai komposisi media tanam yaitu menggunakan arang sekam.

4. Materi biologi yang digunakan untuk pengembangan sumber belajar biologi dari penelitian ini yaitu materi jamur (fungi) terdapat pada kelas X semester 1 materi jamur (fungi) terdapat pada Kompetensi Inti, yaitu 4.Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan KD 4.6 Menyajikan data hasil


(24)

9

pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.

1.5 Definisi Istilah

a. Jamur Tiram Putih adalah jamur yang memiliki bentuk samping atau menyamping antara tangkai dengan tudung dan merupakan salah satu jenis jamur kayu yang mempunyai prospek baik karena kandungan gizi protein nabatinya cukup tinggi.

b. Komposisi merupakan unsur penyusun atau unsur pembentuk suatu media. Komposisi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan jamur.

c. Media atau bahan merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman, baik berupa tanah maupun non tanah serta berfungsi sebagai tempat tumbuh akar tanaman dan tempat penyedia unsure hara bagi tanaman.

d. Berat basah merupakan total berat tanaman yang menunjukkan hasil aktivitas metabolic tanaman (Salisbury dan Ross, 1995).

e. Arang sekam padi merupakan bahan organik yang berasal dari limbah pertanian yang mengandung beberapa unsur penting seperti protein kasar, lemak, serat kasar, karbon, hidrogen, oksigen dan silika (Balai Penelitian Pasca PanenPertanian, 2001).

f. Menurut Rohani (2004), sumber belajar adalah guru dan bahan-bahan pelajaran atau bahan pengajaran baik buku-buku bacaan dan semacamnya baik dipergunakan secara langsung maupun tidak langsung serta dapat melengkapi peserta didik pada saat proses pengajaran berlangsung.


(1)

limbah mudah didapat dan harganya pun relatif murah. Pemanfaatan media tanam sebagai nutrisi substrat jamur tiram putih dapat langsung membantu pemerintah dalam mengatasi masalah limbah.

Limbah merupakan masalah yang cukup serius terutama bila penanganannya tidak baik karena akan mencemari lingkungan (Sumarsih & Riyati, 2012). Masalah pencemaran lingkungan makin lama makin komplek dan memperoleh perhatian yang sangat besar di Negara maju maupun di Negara berkembang.Seiring meningkatnya produksi makanan dari sector pertanian secara tidak langsung akan meningkatkan pula limbah pertanian. Melimpahnya limbah pertanian sering menjadi masalah karena dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Salah satu limbah yang cukup banyak tersedia di lingkungan sekitar kita adalah limbah arang sekam padi, ampas tahu,ampas tebu dan lain sebagainya.

Sekam padi merupakan lapisan yang membungkus butiran padi, dan akan terpisah pada proses penggilingan gabah sehingga menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Sekam padi merupakan bahan organik yang berasal dari limbah pertanian yang mengandung beberapa unsur penting seperti protein kasar, lemak, serat kasar, karbon, hidrogen, oksigen dan silika (Balai Penelitian Pascapanen Pertanian, 2001). Limbah pertanian ini menimbulkan gangguan di masyarakat karena menumpuknya sekam padi yang tertimbun dan menjadi sampah.

Limbah pertanian sekam dapat dimanfaatkan sebagai nutrisi media pertumbuhan tanaman budidaya seperti jamur tiram putih. Akan tetapi di dalam penelitian ini akan menggunakan sekam yang telah di arangkan. Sebab kandungan


(2)

unsur hara yang terdapat dalam sekam yang telah diarangkan berupa fosfor,kalium, kalsium, dan karbon memungkinkan tanaman tumbuh dengan baik (Fajar, 2009).Arang sekam lebih baik dibanding sekam padi, karena arang sekam sudah mengalami pembakaran yang bisa menghilangkan bibit penyakit atau hama yang mungkin saja terikut.Sehingga memberikan hasil yang lebih baik dan diharapkan mampu meningkatkan jumlah produksi berat basah jamur tiram putih.

Obyek serta persoalan-persoalan biologi banyak ditemukan disekitar kita, hal ini sangatlah baik bila dijadikan sebagai sumber belajar biologi. Dilihat dari sektor pendidikan pengembangan media tanam untuk jamur tiram putih dapat diterapkan sebagai sumber belajar SMA kelas X pada materi fungi. Pada penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan mengenai pengelolaan limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai nutrisi media tanam jamur tiram putih. Pengembangan kreatifitas guru dalam hal mengajar merupakan salah satu factor penting berlangsungnya kegiatan belajar mengajar (Astutik, 2013). Peneliti akan membuat Jurnal Penelitian yang akan menjadi sumber belajar untuk siswa. Menurut Rohani (2004), sumber belajar adalah guru dan bahan-bahan pelajaran atau bahan pengajaran baik buku-buku bacaan dan semacamnya baik dipergunakan secara langsung maupun tidak langsung serta dapat melengkapi peserta didik pada saat proses pengajaran berlangsung.

Sehubungan dengan ini perlu diadakan penelitian mengenai budidaya jamu tiram putih dengan berbagai komposisi media tanam arang sekam yang paling efektif dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap berat basah denganbiaya yang murah. Jika hal ini dapat berhasil secara maksimal maka para petani jamur


(3)

tiram putih perlu kiranya untuk memanfaatkan penelitian ini. Penelitian ini juga dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan pada materi pembelajaran yang terkait. Oleh sebab itu saya mengambil judul penelitian mengenai “Pengaruh Berbagai Komposisi Media Tanam Arang Sekam terhadap Berat Basah Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) sebagai Sumber Belajar Biologi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka disusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh berbagai komposisi media tanam pokok dan arang sekam tehadap berat basah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)?

2. Berapakah konsentrasi yang paling optimal dari komposisi media tanam pokok dan arang sekam terhadap berat basah jamur tiram putih (Pleurotus

ostreatus)?

3. Bagaimanakah bentuk pengembangan dari hasil penelitian pengaruh berbagai komposisi media tanam pokok dan arang sekam terhadap berat basah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) sebagai sumber belajar biologi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh berbagai komposisi media tanam pokok dan arang sekam tehadap berat basah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).


(4)

2. Untuk mengetahui konsentrasi yang paling optimal dari komposisi media tanam pokok dan arang sekam terhadap berat basah jamur tiram putih

(Pleurotus ostreatus).

3. Untuk mengidentifikasi pemanfaatan hasil penelitian pengaruh berbagai komposisi media tanam arang sekam tehadap berat basah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) sebagai sumber belajar biologi SMA mengenai materi fungi.

1.4Manfaat Penelitian 1. Teoritis :

a. Menambah khasanah keilmuwan bagi penulis mengenai pengetahuan pengaruh pemberian berbagai macam komposisi media tanam pokok dan arang sekam terhadap berat basah jamur tiram putih(Pleurotus ostreatus) serta menjadi bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya yang berminat tentang objek penelitian ini.

b. Memberikan tambahan sumber belajar biologi berupa jurnal penelitian yang dapat berguna oleh siswa-siswi SMA kelas X mengenai materi pengelompokkan makhluk hidup.


(5)

a. Agar dapat digunakan sebagai bahan ajar mengenai teknik penanaman dan pemeliharaan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dengan komposisi media tanam pokok dan arang sekam yang paling efektif.

b. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai teknik penanaman jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dengan berbagai komposisi media tanam pokok dan arang sekamyang paling efektif.

1.4 Batasan Masalah

1. Penelitian ini juga menggunakan berbagai macam komposisi media tanam pokok dan arang sekam jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) diantaranya arang sekam padi sebagai perlakuan sedangkan serbuk gergaji dan dedak bekatul sebagai kontrol.

2. Komposisi penelitian media tanam arang sekam adalah 40%, 30%, 20%, 10%, dan 0%.

3. Hal-hal yang akan ditelitii adalah berat basah jamur tiram putih (Pleurotus

ostreatus) dengan berbagai komposisi media tanam yaitu menggunakan arang

sekam.

4. Materi biologi yang digunakan untuk pengembangan sumber belajar biologi dari penelitian ini yaitu materi jamur (fungi) terdapat pada kelas X semester 1 materi jamur (fungi) terdapat pada Kompetensi Inti, yaitu 4.Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan KD 4.6 Menyajikan data hasil


(6)

pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.

1.5 Definisi Istilah

a. Jamur Tiram Putih adalah jamur yang memiliki bentuk samping atau menyamping antara tangkai dengan tudung dan merupakan salah satu jenis jamur kayu yang mempunyai prospek baik karena kandungan gizi protein nabatinya cukup tinggi.

b. Komposisi merupakan unsur penyusun atau unsur pembentuk suatu media. Komposisi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan jamur.

c. Media atau bahan merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman, baik berupa tanah maupun non tanah serta berfungsi sebagai tempat tumbuh akar tanaman dan tempat penyedia unsure hara bagi tanaman.

d. Berat basah merupakan total berat tanaman yang menunjukkan hasil aktivitas metabolic tanaman (Salisbury dan Ross, 1995).

e. Arang sekam padi merupakan bahan organik yang berasal dari limbah pertanian yang mengandung beberapa unsur penting seperti protein kasar, lemak, serat kasar, karbon, hidrogen, oksigen dan silika (Balai Penelitian Pasca PanenPertanian, 2001).

f. Menurut Rohani (2004), sumber belajar adalah guru dan bahan-bahan pelajaran atau bahan pengajaran baik buku-buku bacaan dan semacamnya baik dipergunakan secara langsung maupun tidak langsung serta dapat melengkapi peserta didik pada saat proses pengajaran berlangsung.


Dokumen yang terkait

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu Dan Pemberian Pupuk NPK

5 81 121

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG TONGKOL JAGUNG PADA MEDIA TANAM TERHADAP DIAMETER TUDUNG DAN BERAT BASAH JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) SEBAGAI BAHAN AJAR BIOLOGI

1 19 26

PENGARUH PENAMBAHAN MOLASE DALAM BERBAGAI MEDIA PADA JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

2 10 58

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIFITAS JAMUR TIRAM PUTIH(Pleurotus ostreatus) PADA KOMPOSISI MEDIA TANAM Pertumbuhan Dan Produktifitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Pada Komposisi Media Tanam Ampas Kopi Dan Daun Pisang Kering Yang Berbeda.

0 2 14

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIFITAS JAMUR TIRAM PUTIH(Pleurotus ostreatus) PADA KOMPOSISI MEDIA TANAM Pertumbuhan Dan Produktifitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Pada Komposisi Media Tanam Ampas Kopi Dan Daun Pisang Kering Yang Berbeda.

0 2 16

PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA KOMPOSISI MEDIA Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Komposisi Media Tanam Serbuk Gergaji, Ampas Tebu Dan Jantung Pisang Yang Berbeda.

0 2 15

PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA KOMPOSISI MEDIA Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Komposisi Media Tanam Serbuk Gergaji, Ampas Tebu Dan Jantung Pisang Yang Berbeda.

0 3 15

PENGARUH CEMARAN LOGAM Pb DALAM KERTAS SEBAGAI MEDIA TANAM JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus.

0 0 1

PENGARUH SUBSTITUSI LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU PADA MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI ipi391932

0 0 9

1. Berat Basah Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) - Pengaruh pemberian air kelapa (cocos nucifera) pada media tanam terhadap pertumbuhan jamur tiram putih (pleurotus ostreatus) - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 15