KINERJA PELAYANAN APARATUR BIROKRASI BIDANG PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KERJA STUDI KASUS DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015 Oleh

(1)

SKRIPSI

KINERJA PELAYANAN APARATUR BIROKRASI BIDANG PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KERJA

STUDI KASUS DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015

Oleh : RUDIYANTO NIM. 20130520230

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

SKRIPSI

KINERJA PELAYANAN APARATUR BIROKRASI BIDANG PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KERJA

STUDI KASUS DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015

Disusun Oleh : RUDIYANTO NIM. 20130520230

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

II

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

Dengan Judul :

“KinerjaPelayanan Aparatur Birokrasi Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan kerja

Studi Kasus Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul Tahun 2015” Disusun oleh :

RUDIYANTO 20130520230

Telah dipertahankan dan disahkan di depan Tim Penguji Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Hari/Tanggal :

Pukul :

Tempat :

SUSUNAN TIM PENGUJI Ketua

Drs.Suswanta.,M.Si

Penguji I Penguji II

Ane Permatasari.,S.IP., M.A Awang Darumurti., S.IP., M.Si., Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan UMY


(4)

III

HALAMAN PERNYATAAN Dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rudiyanto

NIM : 20130520230

Menyatakan bahwa :

Skripsi dengan judul“kinerjapelayanan aparatur birokrasi bidang penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja

Studi kasus dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten bantul tahun 2015’’ 1. yang saya buat ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar

akademik, baik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta maupun perguruan tinggi lainnya.

2. Isi skripsi ini murni gagasan, rumusan dan penilaian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dosen pembimbing.

3. Saya menyetujui penggunaan skripsi ini dalam berbagai forum ilmiah, maupun dalam bentuk karya ilmiah lainnya oleh dosen pembimbing.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguh-sungguhnya, apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh karena skripsi ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Yogyakarta, 9 Desember 2016 Yang Membuat Pernyataan


(5)

IV

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Ibunda Holizah dan ayahanda bapak.Alisanto Marbun

Dan teruntuk adik-adikku teramat kasih dan tersayang Eliyanti marbun dan

Jumita sari marbun Seluruh Keluarga Besar di Yogyakarta

Sahabat dan teman-teman di Yogyakarta dan Tidore

Keluarga Besar Korps Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta (KOMAP UMY)


(6)

V

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah memberikan motivasi, semangat serta menjadi sumber motivasi bagi penulis.

Ayahanda Alisanto Marbun yang selama ini telah berjuang keras dalam membesarkan dan mendidik penulis.Seorang Bapak yang tanpa lelah mencari

nafkah dengan ikhlas untu keluarga tercinta.Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan dan rezeki kepadamu.

Ibunda Holizah yang selalu memberikan motivasi dan mendukung semua aktivitas anaknya yang positif. Ibu yang selalu sabar mendampingi Ayah dimanapun beliau ditugaskan. Walau tidak pernah bertemu selama kuliah Ibu

tetap sabar dan selalu yakin akan potensi anaknya.Terimakasih Ibu. Eliyanti Marbun, yang selalu sabar dan memberikan motivasi untuk kesuksesan abanya. Adek Mita yang selalu mengalah untuk kebahagiaan dan penuh kesabaran untu abang.Terimakasih Mbak untuk rasa sayang selama ini.

Nenek tercinta dan Keluarga Besar di Yogyakarta (Bulek Erna, Bulek Nur, Bulek Sri, Mbak Yani), Alhamdulillah semenjak kuliah di UMY kedekatan dengan nenek dan keluarga yang di Yogya semakin erat dan mereka yang

selalu memotivasi untuk menyelesaikan perkuliahan.

Serli dan kak Ani sebagai keluarga di Kost Mutmainah yang berjuang bersama mulai dari pertama kuliah hingga sekarang ini.

Alumni Komap UMY (Mas Abdullah Bin Zed., S.IP, Mas Hajar Sutadi S.IP., Mas Sakir S.IP., M.IP, Bang Poltak, S.IP., Mas Rajiv Ramunasari, S.IP,

Ryanda Kaleh, S.IP., Mbak Tri Anggraeni Gofar., S.IP)

BPH DPM FISIPOL UMY Periode 2012/2013 (Mas Yoga, Mas Dimas, Reza Gufron dan Toha).

Divisi Penelitian, Pengkajian dan Advokasi KOMAP UMY Periode 2012/2013 (Mbak Tri Aggraeni, Devieka Geomalitha, Budhi Setiawan, Dede Suryatna,

Siddiq Nur Faujan).

Divisi Penelitian dan Pengkajian KOMAP UMY Periode 2013/2014 (Budhi Setiawan, Hangga Agung B, Agustiyara, Yogi Novianto, Panji Putra, Rudiyanto


(7)

VI

Hazqon Fuadi, Vemi Oktaviani, Resti Triska, Tias Widia, Rini Yuniar, Tantia Ardevina). Terutama buat Pak kadiv (Budhi) sama Mentor terbaik (k.dullah),

buat sahabat-sahabatku di DPP terus semangat yaa…

Badan Pengurus Harian (BPH) KOMAP UMY Periode 2014/2015 (Alfiannur, Talitha Andwi Aswari dan Dede Suryatna).Banyak pengalaman yang dibangun bersama mulai dari usaha mengembangkan kondisi internal dan mencari solusi untuk setiap permasalahan yang ada di KOMAP.Sukses selalu

buat Pak Waketum, Bu Sekum dan Pak Bendum.

Presidium dan Ketua Bidang Komap UMY Periode 2014/2015 (Akbar Maulana, Insan Cahyadi, Dewi Anggraini, Muhammad Iqbal, Raditya Putra, Fajar Baskara, Cecep Jami’at, Shinta Istiana, Refdiana, Muhammad Lukman, Riri

Oshy dan Galuh Hikmah). Selamat melanjutkan kepengurusan KOMAP, semoga cerita kita di KOMAP selalu diingat dan semakin membawa

perubahan untuk Komap yang lebih baik.

Seluruh Pengurus KOMAP Periode 2014/2015 yang telah menjunjung tinggi loyalitas di Komap untuk membangun organisasi internal ini dengan baik.Terimakasih untuk semua pengalaman selama setahun ini terutama pengurus baru yang punya loyalitas tinggi.Tak ada yang lebih indah selain

mengikuti KOMAP selama 3 tahun berturut-turut mulai menjadi anggota biasa, sekdiv dan dipercaya menjadi BPH.Tentu semua dijalani untuk terus

belajar tanpa lelah dan tanpa mengeluh.

Terimakasih buat Pak Suranto dan Bu Titin yang menjadi Kajur terbaik. Suatu kebanggaan dan pelajaran yang berharga karena banyak dipercaya untuk

membantu jurusan, tergabung dalam penelitian jurusan Ilmu Pemerintahan, tim akreditasi, dan kegiatan-kegiatan positif lainnya.

Terimakasih untuk Bu Ning, Pak Wisnu, Pak Wahid dan Pak Katon yang sudah membantu dalam menyelesaikan seluruh urusan perkuliahan.

Teman-teman KKN 81 UMY

IP Kelas F Angkatan 2013 (umay, dwi, winda, icha, mergie, bang novri, alip, mas dhani) semangat skripsinya ya..


(8)

VII MOTTO

"Berusahalah untuk seprofesional mungkin dalam setiap keadaan dan waktu." (Rudiyanto)

Sebaik-baiknya orang adalah dia yang bermanfaat utuk orang lain (Hadis Nabi Muhamad Saw)

Hiduplah bebas, tetapi bebas yang bertanggung jawab (Rudiyanto)


(9)

VIII

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya.Serta tak lupa sholawat serta salam atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “kinerja pelayanan aparatur birokrasi bidang perluasan tenaga kerja dan penempatan tenaga kerjaStudi kasus dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten bantul tahun 2015’’, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammdiyah Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Ali Muhammad, S.IP., M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Ibu Dr. Titin Purwaningsih., S.IP., M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Bapak Drs. Suswanta., M.Si. Sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, memberi masukan, berbagi pengalaman, arahan dan telah banyak memberikan ide-ide dalam penyusunan skripsi ini.


(10)

IX

5. Ibu Ane Permata Sari., S.IP., M.Si sebagai dosen Penguji skripsi I yang telah memberikan banyak masukan dalam skripsi ini

6. Awang darumurti., S.IP., M.Si sebagai dosen Penguji skripsi II yang 7. Seluruh dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 8. Staf dan Karyawan Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta yang telah banyak membantu dalam hal urusan administrasi. 9. Seluruh pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun

tidak langsung.

Yogyakarta, Desember 2016


(11)

X DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……….. i

HALAMAN PENGESAHAN ………...... ii

HALAMAN PERNYATAAN ………. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……….…… iv

UCAPAN TERIMAKASIH ……… v

HALAMAN MOTTO ……….……….………. viii

KATA PENGANTAR ………. ix

DAFTAR ISI ………... x

DAFTAR TABEL ……… xii

DAFTAR GAMBAR ………... xiii

SINOPSIS ……….…… xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan ... 7

D. Manfaat ... 7

E. Study Terdahulu ... 8

F. Kerangka Teori... 16

1. Kinerja ... 17

2. Pelayan Publik ... 21

3. Reforrmasi Birokrasi ... 27

4. Good Governance ... 37

G. Definisi Konseptual ... 41

H. Definisi Operasional... 42

I. Metode Penelitian... 44

1. Jenis penelitian ... 44

2. Lokasi penelitian ... 45

3. Unit Analisis ... 45

4. Jenis Data ... 45

5. Teknik Pengumpulan Data ... 46

BAB II DEKSRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Profil Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 1. Sejarah ... 48

2. Visi dan Misi ... 50

3. Tugas Pokok dan Fungsi ... 52


(12)

XI BAB III PEMBAHASAN

1. Wujud( Tangible ... 76

2. Keandalan( Reability ... 91

3. Daya Tanggap ( Responsivness ) ... 121

4. Jaminan ( Asurance ) ... 126

5. Empati( Empaty ) ... 130

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 134

B. Saran ... 136

DAFTAR PUSTAKA ... 138


(13)

XII

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu ... 11

Tabel 1.2 Penempatan Tenaga Kerja Melalui AKL, AKAD dan AKAN Tahun 2010-2014-2015 ... 97

Tabel 1.3Tujuan Pengiriman Tenaga Kerja Melalui Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) ... 97

Tabel 2.1 Tujuan Pengiriman Tenaga Kerja Melalui Antar Kerja Antar Negara (AKAN) ... 98

Tabel 2.2Lokasi Padat Karya Produktif Tahun 2015 APBD ... 102

Tabel 2.3Pelatihan Institusional Balai Latihan Kerja ... 105

Tabel 3.1Pelatihan yang dilaksanakan 2015 ... 109

Tabel 3.2 Skala Nilai Peringkat Kinerja ... 111

Tabel 3.3 Pencapaian/ Realisasi Kinerja Tahun 2015 ... 112

Tabel 3.4Indeks kepuasan Masyarakat ... 115

Tabel 3.5Indeks kepuasan Masyarakat ... 132


(14)

XIII

DAFTAR GAMBAR

Gamabar 1.1. Good Governance ... 112 Gambar 1.2Ruang Pelayanan pembuatan kartu kuning ... 115 Gambar 1.3Gedung Dinas tenaga kerja dan transmigrasi ... 132


(15)

(16)

xv SINOPSIS

Skripsi ini merupakan penelitian tentang kinerja Pelayanan aparatur birokrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi secara lebih khusus membahas mengenai kinerja pelayanan pada Bidang Penempatan Tenaga kerja dan Perluasan kerja yang ada didalam Struktural dinas tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarata. dalam menjalankan fungsinya Dinas tenaga kerja dan transmigrasi memiliki tugas untuk melakukan identifikasi serta memfasilitasi hal-hal yang berkaitan dengan Masalah Ketenagakerjaan di Kabupaten Bantul. Mengingat Kabupaten bantul menjadi salah satu daerah dengan tingkat penganguran tertinggi setelah Kota Yogyakarta dan Kabupaten sleman. Tentu dalam melakukan tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga kerja dan transmigrasi memberikan pelayanan kepada Masyarakat berupa pelayanan operasional dan Prosedural.

Penelitian ini merupakan Penelitian lapangan ( field research), yang didukung oleh wawancara, observasi dan dokumentasi sebagai metode pengumpulan data. adapun analisis data yang digunakan adalah analisis data Deskritif Kualitatif yaitu suatu penelitian yang menggambarakan atau melukiskan suatu peristiwa untuk diambil kesimpulan secara umum.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten bantul terkait implementasi Tugas dan fungsinya dalam bidang pelayanan sudah mampu memberikan pelayanan dengan baik sesuai dan baik, dengan bukti data dari indeks kepuasan masyarakat dan penilaian yang sudah dilakukan oleh Pemerintah daerah kabupaten bantul. Terutama pada fokus subyek penelitian ini yaitu Bidang Penempatan Tenaga kerja dan perluasan tenaga kerja, dalam realisasi berbagai program sudah mampu terlaksana. Namun masih banyak kendala yang menjadi permasalahan mendasar untuk terus diperbaiki seperti dalam melaksanakan tugas fungsi dalammengoptimalisasi Penempatan tenaga kerja yang ada di kabupaten bantul serta kebutuhan perluasankerja yang masih menjadi bagian kendala pencari kerja di Kabupaten bantul.

Pelayanan yang secara langsung diberikan kepada masyarakatberkaitan dengan aspek wujud, keandalan, perhatian, jaminan dan empati sudah terealisasi dengan cukup baik meskipun masih banyak kondisi dan keadan yang belum spenuhnya reprsentatif terutama pada aspek tangible karena pada aspek ini menjadi aspek penting mengingat sangat berpengaruh dalam mewujudkan kinerja aparatur birokrasi dengan maksimal. berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan menjadi kajian penting sebagi bahan referensi untuk memperbaiki berbagai kekurangan dan permasalahan yang ada di dinas tenaga kerja dan Transmigrasi kabupaten bantul. Kata kunci : Kinerja Pelayanan, Aparatur Birokrasi.


(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kebijakan pembangunan reformasi birokrasi dilaksanaan dalam rangka meningkatkan sistem tata kelola pemerintahan yang lebih baik dan merupakan bagian terpenting dalam meningkatkan pelaksanaan pembangunan Nasional. Kebijakan reformasi birokrasi pada ahirnya diharapkan dapat mnencapai peningkatan kualitas pelayanan publik yang lebih baik, peningkatan kualitas dan akuntabilitas kinerja pemerintah, serta penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN. Gerakan reformasi diharapkan dapat memberikan pengaruh bagi penyelesaian berbagai persoalan bangsa selama masa pemerinathan yang menyangkut penyalah gunaan kekuasaan dan jabatan yang dilakukan oleh para pelaksana pemerintahan.

Kinerja pelayanan birokrasi pemerintah pada masa reforrmasi tidak banyak mengalami perubahan secara signifikan ide reformasi yang menginginkan agar birokrasi lebih transparan, terbuka dan jujur masih jauh dari harapan, birokrasi secara nyata mengembangkan komitment untuk mengembangkan iklim dialog dan untuk membangun kepercayaan kepada publik. belum terbentuknya kepercayaan dari publik terhadap birokrasi menyebabkan kinerja aparat birokrasi dengan publik sering kali masih belum komunikatif, birokrasi membutuhkan kepercayaan publik sebagai kunci utama bagi terselenggaranya kinerja pelayanan publik yang akuntabel pemberian pelayanan yang transparan oleh birokrasi pemerintah yang


(18)

2

mencakup persyaratan, prosedur, ketepatan waktu, kepastian biaya dan keramahan petugas menjadi dambaan publik pada era reformasi ini.

Tingginya keluhan masyarakat pengguna jasa terhadap pelayanan dibanyak instasi pemerintahan merefleksikan masih belum terpenuhinya aspirasi masyarakat pengguna jasa oleh birokrasi pelayanan baik pelayanan yang berbentuk operasional dan prosedural, birokrasi pelayanan belum sepenuhnya mengembangkan kultur dan manajemen yang responsif terhadap masyarakat pengguna jasa yang merasakan baik dan buruknya kinerja pelayanan dari birokasi, pelayanan birokrasi yang ada masih menempatkan publik bukan sebagai pelanggan dalam pemberi pelayanan, melainkan sebagai obyek pelayanan yang dapat diperlakukan sewenang-wenang reformasi belum memunculakan kesadaran aparat birokrasi akan pentingnya nilai-nilai akuntabilitas dalam pelayanan seperti transparansi yang menyangkut informasi dan biaya, serta yang menyangkut kepastian waktu penyelesaian urusan.

Pelayanan yang dilakukan aparat Birokrasi masih jauh dari nilai-nilai Responsivitas sehingga menjadikan kualitas pelayanan yang diberikan jauh dari aspirasi dan kebutuhan masyarakat, Pemerintah Yogyakarta dalam penilaian yang dilakukan oleh Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yogyakarta menjadi yang terbaik di Indonesia. DI. Yogyakarta menjadi Terlayak tatakelola pemerintahan dipertimbangkan dari Indeks Tatakelola Pemerintahan D.I Yogyakarta yang mencapai 76,61 dengan skema Kabupten Sleman 76,64, Kota Yogyakarta 65,57, Bantul 65,03, Kulonprogo 65,64 dan Gunung Kidul 55,44. Nilai itu menempati peringkat pertama dari 34 Provinsi di


(19)

3

Indonesia dengan tingkat akuntabilitas yang menonjol ( Web Direktorat Jendral Otonomi daerah,akses pukul 17.32 ).

Sehingga dengan demikian pencapian yang didapat Pemerintah D.I Yogyakarta tidak terlepas dari peran dan kinerja yang dilaukukan oleh setiap daerah kabupaten yang ada di Yogyakarta diantaranya Kabupaten Bantul ( Dinas tenaga Kerja dan Transmigrasi ) yang akan menjadi subyek penelitian ini, analisis ini dilakukan terhadap Kinerja Sumberdaya Manusia Aparatur Birokrasi terhadap Pelayanan Publik yang dilakukan untuk menciptakan Tatakelola pemerintahan Kabupaten Bantul yang produktif dalam implementasi Reformasi Birokrasi di Pemerintah daerah terkait. Karena pelaksanaan Reformasi Birokrasi belum sepenuhnya dapat terlaksana dengan maksimal, terutama dalam membuat kebijakan yang mendasari unsur-unsur Reformasi birokrasi yang ada dalam Peraturan kementrian dan peraturan presiden mengenai Road Map Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di daerah.

Atas dasar kondisi itulah, maka diperlukan sebuah penelitian untuk mengetahui sejauh mana Kinerja aparatur birokrasi di Dinas tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten Bantul karena hal ini sejalan dengan keadaan dan kondisi pengagngguran di kabupaten bantul masih cukup tinggi dengan nomor 3 setelah Kota jogja, sleman sehingga hal ini penting untuk dianalisisis lebih jauh agar mengetahui sejauh mana kinerja aparatur birokrasi untuk menjalakan pelayanan yanga ada, karena mengingat Instansi terkait merupakan bagian dari cakupan pelaksanaaan reformasi Birokrasi yang menuntut kinerja kinerja Aparatur birokrasi yang baik, bedasarkan data yang didapat dari lapangan Instansi terkait


(20)

4

masih belum sepenuhnya maksimal menjalakan peranan dari aturan dan prosedur untuk menciptakan kinerja yang baik dalam mengelola sumberdaya Manusia Aparatur Birokrasi, sehingga tujuan tatakelola pemerintahanyang baiksulit buntukbisa tercapai dan tujuan akhir masyarakat sejahtera bisa diwujudkan mengingat Analisis terhadap kinerja birokrasi publik menjadi sangat penting atau dengan kata lain memiliki nilai yang amat strategis.

Informasi mengenai kinerja aparatur dan faktor-faktor yang ikut berpengaruh terhadap kinerja aparatur sangat penting untuk diketahui, sehingga pengukuran kinerja aparat hendaknya dapat diterjemahkan sebagai suatu kegiatan evaluasi untuk menilai atau melihat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas dan fungsi yang dibebankan kepadanya. Organisasi birokratik adalah salah satu bentuk organisasi yang digunakan oleh pemerintah untuk melaksanakan pelayanan publik. Mengapa demikian. Bermula ketika Weber mengenalkan pengamatannya tentang bureaucrationally, yang melihat sosok birokrasi sebagai alat yang bermanfaat bagi pelaksanaan rasionalitas terhadap tugas-tugas administrasi sehingga bisa mencapai efisiensi, sungguhpun Weber tidak pernah mendefinisikan birokrasi yang dimaksud secara jelas akan tetapi, hasil pengamatan Weber tersebut kemudian dikukuhkan Hegel yang memandang birokrasi tersebut dapat dijadikan sebagai alat penghubung antara negara dan masyarakat. Sehingga sampai dengan dewasa ini birokrasi pemerintah menjadi alat yang sangat utama dan paling dominan peranannya dalam pelaksanaan tugas-tugas negara. ( Hardiansyah,2011 : 72 ).


(21)

5

Era reformasi, birokrasi dituntut untuk berubah sikap dan perilaku agar dapat melayani masyarakat dengan baik. Perubahan -perubahan sosial yang terjadi baik yang berlangsung cepat (revolusi) maupun yang berlangsung dengan lambat (evolusi) menuntut pada organisasi birokrasi untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut, sebab perubahan selalu mengandung unsur perbedaan. Namun, di dalam mengamati kondisi lingkungan masyarakat di mana organisasi birokrasi itu berada, bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan, sebab kondisi lingkungan masyarakat memiliki ciri-ciri spesifik yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.Birokrasi sebagai organisasi jenis seperti ini memiliki keterbatasan dalam memberikan pelayanannya pada masyarakat. ( Dwiyan, 2012 : 234 ).

Berangkat dari keterbatasan inilah biasanya organisasi pelayanan membentuk pola pelayanan yang bagi sebagian masyarakat dianggap tidak masuk akal, persyaratan prosedur yang berbelit dari mekanisme yang ditentukan birokrasi pemerintah dalam mendapatkan pelayannya, dan sebagainya, serta tambah tidak masuk akal lagi kalau kita berharap bahwa birokrasi akan dapat menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi masyarakat.harapan masyarakat bahwa birokrasi akan dapat memberikan pelayanan untuk dapat menyelesaikan persoalannya, menyebabkan masyarakat enggan berurusan dengan birokrasi pemerintah terbukti dengan adanya jalan belakang, uang pelicin, dan sebagainya yang mereka sebut “birokrasi amplop”, pada intinya memotong prosedur untuk mendapatkan pelayanan atas prosedur yang panjang dari birokrasi pemerintahan itu.


(22)

6

Buruknya kinerja birokrasi pemerintahan dalam memberikan pelayanan pada masyarakat ini, menggambarkan bahwa betapa kompleks persoalan organisasi birokratik yang begitu mekanistik dihadapkan pada persoalan masyarakat yang begitu heterogen, kondisi demikian menyebabkan organisasi birokrasi membentuk sejumlah pola yang digunakan untuk memberikan pelayanan pada masyarakatnya, seperti: Pertama, adalah pola pelayanan yang sama bagi semua, dalam pola ini terbatas daya serapnya, karena kemampuan pelayanan pemerintah terbatas sehingga tidak bisa digunakan secara sama oleh semua warga negara. Hal ini menyebabkan tipe pelayanan pada pola ini yang pada mulanya untuk semua. Oleh karena keterbatasan yang ada justru merancang pola yang hanya untuk memenuhi kebutuhan sekelompok masyarakat tertentu saja; Kedua, pola pelayanan yang sama secara proporsional bagi semua, dalam pola ini menyarankan suatu distribusi pelayanan yang didasarkan atas suatu ciri tertentu yang berhubungan dengan kebutuhan. Kondisi ini tampak lebih pragmatis sebab pola pelayanan ini menyediakan dasar yang kongkrit dan lebih obyektif untuk dibagikan pada masyarakat. ( Dwiyan, 2012 : 236 )

karena itu evaluasi kinerja merupakan analisis interpretasi keberhasilan dan kegagalan pencapaian kinerja. Menurut pendapat Drucker dalam buku “Reinventing Government” karya David Osborne, bahwa dalam suatu organisasi perlu adanya pemisahan antara manajemen puncak dan operasional, sehingga memungkinkan manajemen puncak mengfokuskan konsentrasi pada pengambilan keputusan dan pengarahan. Sedangkan kegiatan operasional sebaiknya dijalankan


(23)

7

oleh staf sendiri, dimana masing-masing memiliki misi, sasaran, ruang lingkup, tindakan serta otonominya sendiri. Upaya mengarahkan, membutuhkan orang yang mampu melihat seluruh visi dan peluang serta mampu menyeimbangkan antar berbagai tuntutan yang saling bersaing untuk mendapatkan sumber daya.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Kinerja Pelayanan Aparatur Birokrasi bidang Penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantu Tahun 2015?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan antara lain :

1. Mengetahui Kinerja pelayanan sumberdaya Mansusia aparatur Birokrasidi Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Bantul.

2. Mengetahui Kinerja Sumberdaya manusia Aparatur Birokrasi dalam Pelaksanaan reformasi Birokrasi.

3. Menjelaskan Kinerja pelayanan sumber daya Manusia aparatur birokrasi untuk menciptakan Tatakelola Pemerintahan yang baik.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya,


(24)

8

serta memperkayakajian yang berkaitan dengan Kinerja Sumberdaya Manusia Aparatur Birokrasi dalam menciptakan sistem manajemen tata kelola pemerintahan yang sesuai dengan aturan.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai masukan bagi stakeholders dan Dinas terkait,terutama pemerintah dalammelaksanakanKinerja Sumberdaya manusia aparatur Birokrasi dalam manajemen Tatakelola Pemerintahan.

b. Mendapatkan gambaran yang jelas terkait Kinerja Aparatur Birokrasi dalam implementasi reformasi birokrasi yang sudah dilaksanaakan. Selain itu diharapkan penelitian ini akan mendapatkan sebuah informasi ilmiah mengenai cara – cara yang bisa dilakukan untuk mengimplementasikan nilai – nilai Reformasi dan Good Governance dalam pelaksanaan Kinerja aparatur Birokrasi.

E. Studi Terdahulu :

Penelitian yang dilakukan Dymas Bangkit Satriya Pengembangan sumber daya aparatur merupakan strategi pemerintah daerah untuk mewujudkan aparatur pemerintah yang memiliki kinerja baik. Kantor Kecamatan Lowokwaru merupakan SKPD di Kota Malang yang memiliki tugas sebagai penyelenggara pemerintahan, pembangunan daerah, dan pelayanan kepada masyarakat, melaksanakan pengembangan sumber daya aparatur sebagai upaya untuk


(25)

9

meningkatkan kinerja. Pelaksanaan pengemban ngan sumber daya aparatur Kecamatan Lowokwaru masih terdapat beberapa masalah di antaranya adalah camat tidak melaksanakan rotasi pekerjaan terhadap staf pegawainya dan masih terdapat pegawai yang menduduki jabatan struktural namun belum mengikuti diklat kepemimpinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan sumber daya aparatur dan kinerja aparatur Kecamatan Lowokwaru

Hasil penelitian yang dilakukan Yeremias T. Keban dengan judul Good

Governance dan Capacity Building” sebagai Indikator Utama dan Fokus

Penilaian Kinerja PemerintahanSecara umum penilaian kinerja merupakan kunci penting menuju perbaikan dan kemajuan baik bagi suatu lembaga maupun individu. Hanya dengan penilaian kinerja, suatu lembaga atau individu dapat mengetahui apakah mereka telah berhasil dalam mencapai tujuan, atau tidak. Bila tidak diketahui hasilnya, maka jenisdantingkataninsentif tidak dapat diusulkan atau diberikan. Selain itu, dengan melihat kesuksesan atau kegagalan maka seseorang pengambil keputusan atau lembaga dapat belajar dan menjadi sadar terhadap tingkat efektivitas dari cara yang ditempuh selama ini.

Hasil penelitian yang dilakukan Ria ariany dan Rony ekha putra dimana Organisasi peleyanan publik dalam penellitian yang dilakukan ini maka dapat disimpulkan bahwa berdsasdarkan temuan data yang diperoleh berdasarkan 5 ( Lima ) indikator Kinerja layanan publik yang dikembangkan, dapat diketahui bahwa kinerja pelayanan KP2TPM kota Pariaman tergolong cukup baik, terutama secara adminitrasi. Dapat dikatakan demikian karena hasil pengamatan,wawancara, Focus Group, discussion ( FGD ) dan trigulasi mencek


(26)

10

keabasahan data ) kepada Masyarakat menunjukan bahwa secara adminitrasi dan tehnik pelayanan perijinan yang dilakukan oleh aparatur kota pariaman telah mengarah kepada kualitas pelayanan Publik. Meskipun terdapat keluhan – keluhanm dari masyarakat terhadap leyanan perizinan yang diberikan, hal tersebut lebih kepada ketidak pahaman masyarakat akan alur dan prosedur yang diberlakukan.

Penelitian yang dilakukan Achmad Badjuri & Elisa Trihapsari yang berjudul Audit kinerja pada organisasi sektor publik pemerintah Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkutan mampu melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada standar yang tinggi dengan biaya yang rendah. kinerja yang baik bagi suatu organisasi dicapai ketika administrasi dan penyediaan jasa oleh organisasi yang bersangkutan dilakukan pada tingkat yang ekonomis, efisien dan efektif. konsep ekonomi, efisiensi dan efektivitas saling berhubungan satu sama lain dan tidak dapat diartikan secara terpisah. konsep ekonomi memastikan bahwa biaya input yang digunakan dalam operasional organisasi dapat diminimalkan. Konsep efisien memastikan bahwa output yang maksimal dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia. Sedangkan konsep efektif berarti bahwa jasa yang disediakan/dihasilkan oleh organisasi dapat melayani kebutuhan pengguna jasa dnegan tepat

Hasil penelitian yang dilakukan arwoto, Nuki (2012) tentang Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Komunikasi dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Di


(27)

11

Lingkungan Pemerintah Kabupaten Karimun Kinerja Aparat Pelayanan pada Kantor Pertanahan Kota Semarang dengan fenomena pengamatan antara lain : Kinerja Pelayanan, Diskriminasi Pelayanan, Persepsi Bekerja, Responsivitas dan Akuntabilitas, bahwa kinerja aparat pelayanan pada Kantor Pertanahan Kota Semarang masih belum optimal dan masih ditemui adanya indikasi pelayanan yang belum sesuai ketentuan dan harapan masyarakat.

Kinerja yang belum optimal dapat diketahui dari tanggapan dan keluhan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya sikap diskriminasi pelayanan kepada masyarakat, walaupun tidak diakui secara nyata tapi terjadi di lapangan. Begitu juga dengan persepsi bekerja para aparatnya yang masih belum sepenuhnya menyadari akan tugas dan tanggungjawabya sebagai abdi dan pelayanan masyarakat di bidang pelayanan publik dalam hal ini pelayanansertifikasi tanah. Daya tanggap dan keterbukaan dalam pelayanan juga masih kurang, karena masih ada hal-hal yang dirasakan masyarakat tidak sesuai dengan prosedur dan harapan, dimana masyarakat yang harus aktif dan terus memantau jalannya proses permohonan.

Tabel 1.1

Penelitian terdahulu tentang Kinerja Sumberdaya aparatur Birokrasi

No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Dymas Bangkit

Satriya

Pengembangan sumber daya

aparatur untuk

meningkatkan kinerja (studi di kantor kecamatan lowokwaru kota malang)

Satriya Pengembangan

sumber daya aparatur merupakan strategi pemerintah daerah untuk mewujudkan aparatur pemerintah yang memiliki kinerja baik. Kantor


(28)

12

Kecamatan Lowokwaru merupakan SKPD di Kota Malang yang memiliki tugas sebagai penyelenggara

pemerintahan,

pembangunan daerah, dan pelayanan kepada masyarakat, melaksanakan pengembangan sumber daya aparatur sebagai

upaya untuk

meningkatkan kinerja. 2 Yeremias T.

Keban

Good Governance dan

Capacity Building

Secara umum penilaian kinerja merupakan kunci penting menuju perbaikan dan kemajuan baik bagi suatu lembaga maupun individu. Hanya dengan penilaian kinerja, suatu lembaga atau individu dapat mengetahui apakah mereka telah berhasil dalam mencapai tujuan, atau tidak. Bila tidak diketahui hasilnya, maka jenisdantingkataninsentif tidak dapat diusulkan atau diberikan. Selain itu, dengan melihat kesuksesan atau kegagalan maka seseorang pengambil keputusan atau lembaga dapat belajar dan menjadi sadar terhadap tingkat efektivitas dari cara yang ditempuh selama ini.

3. Marwoto,

Nuki (2012) Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Komunikasi dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Satuan

Hasil penelitian tentang Kinerja Aparat Pelayanan pada Kantor Pertanahan Kota Semarang dengan fenomena pengamatan antara lain : Kinerja


(29)

13

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Karimun

Pelayanan, Diskriminasi Pelayanan, Persepsi Bekerja, Responsivitas dan Akuntabilitas, dapat dimpulkan bahwa kinerja aparat pelayanan pada Kantor Pertanahan Kota Semarang masih belum optimal dan masih ditemui adanya indikasi pelayanan yang belum sesuai ketentuan dan harapan masyarakat. Kinerja yang belum optimal dapat diketahui dari tanggapan dan keluhan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya sikap diskriminasi pelayanan kepada masyarakat, walaupun tidak diakui secara nyata tapi terjadi di lapangan. Begitu juga dengan persepsi bekerja para aparatnya yang masih belum sepenuhnya menyadari akan tugas dan tanggungjawabya sebagai abdi dan pelayanan masyarakat di bidang pelayanan publik dalam

hal ini

pelayanansertifikasi tanah. Daya tanggap dan keterbukaan dalam pelayanan juga masih kurang, karena masih ada hal-hal yang dirasakan masyarakat tidak sesuai dengan prosedur dan harapan, dimana masyarakat yang harus aktif dan terus memantau jalannya proses permohonan


(30)

14 Badjuri &

Elisa Trihapsari

organisasi sektor publik pemerintah

dinilai baik jika organisasi yang bersangkutan mampu melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada standar yang tinggi dengan biaya yang rendah. Kinerja yang baik bagi suatu organisasi dicapai ketika administrasi dan penyediaan jasa oleh organisasi yang bersangkutan dilakukan pada tingkat yang ekonomis, efisien dan efektif. Konsep ekonomi, efisiensi dan efektivitas saling berhubungan satu sama lain dan tidak dapat diartikan secara terpisah. Konsep ekonomi memastikan bahwa biaya input yang digunakan dalam operasional organisasi dapat diminimalkan. Konsep efisien memastikan bahwa output yang maksimal dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia. Sedangkan konsep efektif berarti bahwa jasa yang disediakan/dihasilkan oleh organisasi dapat melayani kebutuhan pengguna jasa dnegan tepat.

5. Ria ariany dan Rony ekha putra

Analisi Kierja pemerintah dalam memeberikan pelayanan Publik di Kota mataram.

Organisasi peleyanan publik dalam penellitian yang dilakukan ini maka dapat disimpulkan bahwa berdsasdarkan temuan data yang diperoleh


(31)

15

berdasarkan 5 ( Lima ) indikator Kinerja layanan

publik yang

dikembangkan, dapat diketahui bahwa kinerja pelayanan KP2TPM kota Pariaman tergolong cukup baik, terutama secara adminitrasi. Dapat dikatakan demikian

karena hasil

pengamatan,wawancara, Focus Group, discussion ( FGD ) dan trigulasi mencek keabasahan data ) kepada Masyarakat menunjukan bahwa secara adminitrasi dan tehnik pelayanan perijinan yang dilakukan oleh aparatur kota pariaman telah mengarah kepada kualitas pelayanan Publik

Hasil dari banyak penelitian yang dialkuka oleh banyak pihak terkait dengan Kinerja paparatur birokrasi di pemerintahan yang ada menunjukan begitu sangat pentingya sebuah tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana tugas dan fungsi dari kinerja itub dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan yang diharapakan oleh tuntutan prosedur yang ada. Dalam penenlitrian sebelumnya juga banyak didapati bahwa efektif dan efisisiensi adalah hal mendasar dalam setiaop menjalankan tugas yang ada. Aspek- aspek Good governace menjadi bagian dari prinsip pelaksanaan kinerja birokrasi dan termasuk banyak prinsip normatif lainya yang bisa diambil dari banyak teori yang memberikan cakupan terkaitindikator kinerja yang baik.


(32)

16

F. Kerangka Teori

1. Konsep kinerja

Kinerja birokrasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi/Lembaga dalam mencapai misinya. Untuk organisasi pemerinmtahan , informasi mengenai kinerja tentu sangat berguna untuk menilai seberapa jauh pelayanan publik yang diberikan oleh organisasi itu memenuhi harapan dan memuaskan pengguna jasa. Dengan melaukaan penilaian terhadap kinerja, maka upaya untuk memperbaiki kinerja bisa dilakukan lebih terarah dan sistematis. Informasi mengenai kinerja penting juga untuk menciptakan tekanan bagi para penjabat penyelengagara pemerintahan untuk melakukan perubahan-perubahan dalam Organisasi . dengan adanya mengenai penilaian kinerja Organisasi Birokrasi publik maka bencharnaking dengan mudah bisa dilakukan dan dorongan untuk melakukan perbaikan kinerja. ( Dwiyanto, 2012 : 235 ).

Namun penilaian kinerja birokrasi masih amat jarang dilakukan, berbeda dengan organisasi bisnis yang kinerjanya denagan mudah bisa dilihatdari Profitabilitas, yang diantaranya tercermin dari indek harga saham. Terbatasnya informasi mengenai kinerja birokrasi terjadi karena kinerja belum dianggap suatu hal yang penting oleh pemerintah untuk mmenjadikan agenda kebijakan publik adalah suatu hal yang penting, daftar penilain pekerjaan sangat jauh relevansinya dengan indikator-indikator kinerja yag sebenarnya akibatnya, penjabat birokrasi tidak memiliki isentif untuk menunjukan kinerja sehingga kinerja birokrasi cendrung menjadi amat rendah.


(33)

17

Kelakuan pemerintah terhadap birokrasi sering kali tidak ada hubungannya dengan kinerja birokrasi. Misalnya dalam menentukan anggaran birokrasi .misalnya dalam menentiukan anggaran birokrasinya, pemerintah sama sekali tidak mengaitkan anggaran dengan kinerja birokrasi. Anggran birokrasi publik selama ini lebih didasarkan kepada input , bukan aouput . Anggaran yang diterima oleh sebuah birokrasi publik lebih ditentukan oleh kebutuhan, bukan oleh hasil yang akan diberikan oleh berikan oleh birokrasi itu masyarakatnya. Akibatnya dororngan untuk mewujudkan hasil dan kinerja cendrung rendah dalam kehidupan publik.

Karena anggaran sering menjadi driving force dari prilaku birokrasi dan para penjabatnya, mengaitkan anggaran yang diterima oleh sebuah birokrasi publik dengan hasil dengan kinerja bisa menjadi salah satu satu faktor yang memeperngaruhi perbaikan kinerja birokrasi publik. Para pekerja birokrasi yang memeperoleh anggran yang besar menjadi terdorong uintuk menujukan kinerjanya yang baik. Jika ini dapat dilakukan, dan data informasi mengenai kinerja birokrasi publik niscaya akan tersedia sehingga penilaian kinerja birokrasi publik juga menjadi lebih mudah dilakukan.

Faktor lain yang menyebabkan terbatsnya informasi mengenai kinerja birokrasi adalah kompleksitas indikator kinerja, yang biasanya digunakan untuk mengukur kinerja burokrasi publik. Berbeda dnegan swasta yang indikator kinerjanya relatif sederhana dan tersedia di pasar, indikator kinerja birokrasi sering sangat kompleks. Hal ini terjadi karena birokrasi publik memiliki stakcholders yang sangat banyak dan memiliki kepentingan utama


(34)

18

konsumen dalam menilai kinerja aparatur birokrasi muncul karena tujuan dan misi birokrasi publik sering kali hanya sangat kabur, tetapi juga multidimensional. Kenyataan. Kenyataan vahwa birokrasi memiliki stakeholders yang banyak dan memiliki kepentingan yang sering berbenturan satu dengan lainya membuat birokrasi publik mengalami kesulitan untuk merumuskan misi yang jelas. Akibnatnya, ukuran kinerja orga nisasi publik di mata para stakeholders juga berbeda- beda. Namun ada beberapa indikator. Yang biasanya digunakan untuk mengukur kinerja Birokrasi ( Dwiyanto,2012 : 237).

a. Produktivitas

Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antara input dengan ouput. Dan General Accounting Office (OAO). Mencoba mengembangkan satu ukuran Produktivitas yang lebih luas dengan memasukan seberapa besar pelayanan publik itu memiliki hasil yang diharapkan sebagai salah satu indikator kinerja yang penting.

b. Kualitas Layanan

Isu Mengenai kualitas layanan cendrung menjadi semakin penting dalam menjelaskan kinerja organisasi pelayanan Publik. Banyak pandangan negatif yang berbentukmengenai organisasi publik muncul karena ketidakpuasan masyarakat. Terhadap kualitas pelayanan yang diterima publik. Dengan demikian kepuasan masyarakat terhadap pelayanan dapat dijadikan indikator pelyanan publik.


(35)

19 c. Responsivitas

Responsivitas adalah kemampuan Organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan perioritas pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat responsivtas disini menunjuk pada keselarasan antara Program dan kegiatan pelayanan.

d. Responsibiltas

Responsiblitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit ( Levine, 1990). Oleh sebab itu, responsibilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan responsivitas.

e. Akuntabilitas

Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat, dengan sendirinya akan selalu mempresentasikan kepentingan rakyat.

Kumorotomo (1996) menggunakan beberapa kriteria untuk dijadikan pedoman dalam menilai knerja organisasi pelayanan publik, antara lain, adalah sebagai berikut ini.


(36)

20

Efesiensi menyangkut pertimbangan tentang keberhasilan organisasi pelayanan publik mendapatkan laba, manfaatkan faktor-faktor produksi serta pertimbangan yang berasal dari rasionalitas ekonomis. Apabila diterapkan secara objektif, kriteria seperti likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas merupakan kriteria efesiensi yang sangat relevan.

b. Efektivitas

Apakah tujuan dari didirikannya organisasi pelayanan publik tersebut tercapai? Hal tersebut erat kaitannya dengan rasionalitas teknis, nilai, misi, tujuan organisasi, serta fungsi agen pembangunan.

c. Keadilan

Keadilan mempertanyakan distribusi dan alokasi layanan yang diselenggarakan oleh organisasi pelayanan publik. Kriteria ini erat kaitannya dengan konsep ketercukupan atau kepantasan. Keduanya mempersoalkan apakah tingkat efektivitas tertentu, kebutuhan dan nilai-nilai dalam masyarakat dapat terpenuhi. Isu-isu yang menyangkut pemerataan pembangunan, layanan kepada kelompok pinggiran dan sebagainya, akan mampu dijawab melalui kriteria ini.

d. Daya Tanggap

Berlainan dengan bisnis yang dilaksanakan oleh perusahaan swasta, organisasi pelayanan publik merupakan bagian dari daya tanggap negara pemerintah akan kebutuhan vital masyarakat. Oleh karena itu, kriteria organisasi tersebut secara keseluruhan harus dapat dipertanggung jawabkan secara transparan demi memenuhi kriteria daya tanggap ini.


(37)

21 2. Pelayanan Publik

Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang tersaji sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan. (Gronross 1990: 27)

Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelengara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.Penyelenggara pelayanan publik adalah instansi pemerintah. (Mahmudi:2007)

Pelayanan publik merupakan produk birokrasi publik yang diterima warga pengguna maupun masyarakat secara luas. Didalam SK Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993 yang dimaksudkan pelayanan umum adalah segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah dan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan jasa baik dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun ketentuan peraturan perundang-undangan.


(38)

22

Pelayanan jasa tidak berwujud barang sehingga tidak nampak.Meskipun wujudnya tidak nampak, proses penyelenggaraannya bisa diamati dan dirasakan, misalnya layanan dapat dinilai cepat, lambat, menyenangkan, menyulitkan, murah, atau mahal.Kemudian dilihat dari prosesnya, proses produksi, distribusi, dan konsumsi dalam penyediaan layanan jasa. (Agus:2005)

1. Jenis-Jenis Pelayanan Publik

menurut keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004 ada empat jenis pelayanan yaitu:

a. Pelayanan Administrasi

Pelayanan administrasi adalah pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, seperti status kewarganegaraan, dokumen-dokumen kependudukan.

b. Pelayanan Barang

Pelayanan Barang adalah pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk atau jenis barang yang digunakan oleh publik, seperti jaringan telepon dan penyedia tenaga listrik maupun air bersih.


(39)

23

Pelayanan jasa adalah pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik, seperti penyelenggara trasportasi dan pemeliharaan kesehatan.

2. Indikator Pelayanan Publik a. Transparasi

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti

b. Akuntabilitas

Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas.

d. Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat.

e. Kesamaan Hak

Tidak deskriminatif dalam arti tidak membeda-bedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi.


(40)

24 f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

2 .Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik

Menurut MENPAN berdasarkan keputusan Nomor 81 Tahun 1995, ciri-ciri pelayanan berkualitas yang harus dimiliki oleh Pemerintah Daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, meliputi:

1..Kesederhanaan

Prosedur atau tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah, lancar, cepat, dan tidak berbelit-belit serta mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.

2. Kejelasan dan Kepastian

Menyangkut prosedur atau tata cara pelayanan umum, persyaratan pelayanan umum baik teknis maupun administratif, rincian biaya atau tarif pelayanan umum dan tata cara pembayarannya, jadwal waktu penyelesaian pelayanan dan unit kerja atau pejabat yang memilliki wewenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan umum.


(41)

25

Usaha dalam memberikan rasa aman pada pelanggan dari berbagai bahaya, resiko dan keragu-raguan.Hasil pelayanan umum dapat memberikan keamanan dan kenyamanan serta dapat memberikan kepastian hukum.

4. Keterbukaan

Prosedur atau tata cara, persyaratan, satuan kerja atau pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan umum, waktu penyelesaian dan rincian biaya atau tarif dan hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.

1.Efisien

Persyaratan pelayanan umum hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memerhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan umum yang diberikan dan dicegah adanya penangulangan pemenuhan kelengkapan persyaratan, dalam proses pelayanannya mempersyaratkan kelengkapan persyaratan dari satuan kerja atau instansi pemerintah lain yang terkait.

2.Ekonomis

Pemberian biaya pelayanan umum harus ditetapkan secara wajar denga memperhatiakan nilai barang atau jasa pelayanan umum dengan tidak menuntut biaya yang tinggi diluar kewajaran, kondisi dan kemampuan


(42)

26

pelanggan (masyarakat) untuk membayar secara umum ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.Keadilan

Cakupan atau jangkauan pelayanan umum yang diusahakan luas dengan distribusi yang merata dan diperlakukan secara adil.

4.Ketetapan waktu

Pelaksanaan pelayanan umum dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Menurut Zethmal, Parasuraman dan Berry (1990:26) dalam melihat Kinerja pelyanan Publik dapat dilihatnya menggunakan ukuran tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy.

Tangibles

1. Tangibles adalah fasilitas disik, peralatan, pegawai, dan fasilitas-fasilitas komunikasi yang dimiliki oleh penyedia layanan.

2. Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk menyelenggarakan program pelayanan yang dijanjikan secara akutrat.

3. Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong

pengguna layanan dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas.

4. Assurance atau kepastian adalah pengaetahuan, kesopanan, dan kemapuan

para petugas penyedia layanan dalam memberikan kepercayaan kepada pengguna layanan.


(43)

27

5. Empathy adalah kemampuan memberikan perhatian kepada pengguna

layanan secara individual.

3. Reformasi Birokrasi

Reformasi menjadi jalan pengubah atau membuat sesuatu menjadi lebih baik daripada yang sudah ada. Reformasi ini diarahkan pada perubahan masyarakat yang termasuk didalamnya masyarakat birokrasi, dalam pengertian perubahan ke arah kemajuan. Dalam pengertian ini perubahan masyarakat diarahkan pada development (Susanto, 180). Karl Mannheim sebagaimana disitir oleh Susanto menjelaskan bahwa perubahan masyarakat adalah berkaitan dengan norma-normanya. Development adalah perkembangan yang tertuju pada kemajuan keadaan dan hidup anggota masyarakat, dimana kemajuan kehidupan ini akhirnya juga dinikmati oleh masyarakat.

Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan dan sumber daya manusia aparatur” Sangat menarik membicarakan tentang birokrasi, karena dalam realita kehidupan birokrasi terkesan negatif dan menyulitkan dalam melayani masyarakat, padahal para pegawai birokrasi itu dibayar dari uang masyarakat. Dan terkadang wewenang yang diberikan kepada pegawai dari birokrasi disalahgunakan. (www.LIPI.go.id).


(44)

28

Karenanya hal itu sangat diperlukan adanya reformasi birokrasi, Dengan demikian maka perubahan masyarakat dijadikan sebagai peningkatan martabat manusia, sehingga hakekatnya perubahan masyarakat berkait erat dengan kemajuan masyarakat. Dilihat dari aspek perkembangan masyarakat tersebut maka terjadilah keseimbangan antara tuntutan ekonomi, politik, sosial dan hukum, keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta konsensus antara prinsip-prinsip dalam masyarakat (Susanto: 185-186).Pelaksanaan reformasi birokrasi sebagai suatu usaha perubahan pokok dalam suatu sistem birokrasi yang bertujuan mengubah struktur, tingkah laku, dan keberadaan atau kebiasaan yang telah lama. Sedangkan Quah (1976) mendefinisikan reformasi sebagai suatu proses untuk mengubah proses, prosedur birokrasi publik dan sikap serta tingkah laku birokrat untuk mencapai efektivitas birokrasi dan tujuan pembangunan nasional.

Aktivitas reformasi sebagai padangan lain dari change, improvement, atau modernization. Dari pengertian ini, maka reformasi ruang lingkupnya tidak hanya terbatas pada proses dan prosedur, tetapi juga mengaitkan perubahan pada tingkat struktur dan sikap tingkah laku (the ethics being). Arah yang akan dicapai reformasi antara lain adalah tercapainya pelayanan masyarakat secara efektif dan efisien.Reformasi bertujuan mengoreksi dan membaharui terus-menerus arah pembangunan bangsa yang selama ini jauh menyimpang, kembali ke cita-cita proklamasi. Reformasi birokrasi penting dilakukan agar bangsa ini tidak termarginalisasi oleh arus globalisasi.


(45)

29

Reformasi ini harus dilakukan mulai dari pejabat tertinggi, seperti presiden dalam suatu negara atau menteri/kepala lembaga pada suatu departemen dan kementerian negara/lembaga negara, sebagai motor penggerak utama diikuti oleh seluruh aparatur dibawahnya. Reformasi birokrasi di Indonesia untuk saat ini dapat dikatakan belum berjalan dengan maksimal. Indikasinya adalah buruknya pelayanan publik dan masih maraknya perkara korupsi.Berbagai permasalahan/hambatan yang mengakibatkan sistem penyelenggaraan pemerintahan tidak berjalan atau diperkirakan tidak akan berjalan dengan baik harus ditata ulang atau diperharui. Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional.

Selain itu dengan sangat pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi serta perubahan lingkungan strategis menuntut birokrasi pemerintahan untuk direformasi dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan masyarakat. Oleh karena itu harus segera diambil langkah-langkah yang bersifat mendasar, komprehensif, dan sistematik, sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Reformasi di sini merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga tidak termasuk upaya dan/atau tindakan yang bersifat radikal dan revolusioner.


(46)

30

Reformasi Birokrasi dan tata kelola menjadi prioritas utama pemerintah saat ini, dan kedepanya, diharapkan reformasi birokrasi dan perbaikan tatakelola pemerintahan dapat menunjang strategi dan arah kebijakan pembangunan dalam melahirkan pemantapan pelaksanaan reformasi birokrasi. Birokrasi yang dimaksud pada bahasaan ini adalah aparatur pemerintahan sebagai penyelengaara fungsi negara, sistem negara kebijakan negara dan mekanisme kerja yang dijalankan oleh segenap penyelenggara pemerintahan negara.karena bukan lagi rahasia umum dikalangan masyarakat tentang bagaimana kualitas tatakelola pemerintahan yang ada saat ini birokrasi yang sering terdengar kurang baik sehingga banyak memuncukkan citra negatif dikalangan penyelkengara pemerintahan.

Terkait dengan tujuan reformasi reformasi birokrasi, visi reformasi Birokrasi adalah pandangan ke depan untuk mewujudkan aparatur penmerintah yang profesional dan bertanggung jawab untuk menuju kepemerimntahan yang baik (good governance ) pada semua hirarki pemerintahan mukai dari level pusat sampai kepada level terendah yaiotu daerah. Hal ini dapat terlihat dalam kerja pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat seperti yang dikemukakan bahwa Good governance dapat terpenuhi dari pelayanan publik yang prima dan bebas dari praktik KKN ( Efendi 2005).

Pola pelaksanan Reformasi Birokrasi yang akan diimplementasikan memuat komponen penting sebagai dasar dalam menjalankannya sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden No. 81 tentang Grand design Pelaksanaan


(47)

31

ReformasiBirokrasi tahun 2010-2025. Grand Design Reformasi Birokrasi bertujuan untuk memberikan arah kebijakan pelaksanaan reformasi borkrasi nasional selama waktu 2010-2025 agar reformasi birokrasi di K/L dan pemda dapat berjalan secara efektif, efsien, terukur, konsisten, terintegrasi, melembaga, Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 13 dan berkelanjutan. kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi meliputi visi pembangunan nasional, arah kebijakan reformasi birokrasi, visi, misi, tujuan, dan sasaran reformasi birokrasi. Grand Design Reformasi Biro-krasi (GDRB) 2010-2025 menjadi pedoman dalam penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi (RMRB) 2010-2014. Selanjutnya, GDRB 2010-2025 dan RMRB 2010-2014, RMRB 2015-2019, RMRB 2020-2024, menjadi pedoman bagi K/L dan Pemda dalam menyusun road map masing-masing dalam pelaksanaan reformasi birokrasi ( Permepan N0.81 2010 ).

Tujuan Reformasi BirokrasiBerdasarkan tujuan, visi dan misi reformasi birokrasi, maka dapat lebih ditegaskan bahwa sasaran reformasi birokrasi adalah mewujudakn/membentuk ( Mustafa : 2014 ).

a. Birokrasi yang amanah melayani, yang dilakukan dengan mengubah orientasi dan paradigma birokrasi yang primordial (minta dilayani) menjadi melayani masyarakat. Selanjutnya dibangun sistem yang memungkinkan birokrasi menjadi responsif terhadap berbagai keluhan dan kebutuhan, serta penciptakaan kondisi perubahan ke arah yang lebih maju, berdaya saing tinggi yang benar dan tepat dari masyarakat.


(48)

32

b. Birokrasi yang bersih. Untuk menciptakan birokrasi yang bersih,upaya difokuskan pada pencegahan praktik KKN melalui pembenahan sistem pengelolaan anggaran, perbaikan kesejahtraan pegawai, peningkatan pengawasan dan penegakan aturan hukum. Disamping upaya pencegahan praktik KKN, juga upaya penindakan sesuai koridor hukum perlu ditingkatkan.

c. Birokrasi efektif dan Efeisien, birokrasi yang efektif merrupakan birokrasi yang mampu mencapai tujuan keberadaan dan pembentukan nya. Sedangkan birokrasi yang efisien merupakan upaya yang difokuskan untuk mengurangi pemborosan penggunaan sumberdaya yang terbatas melalui program-program penghemat bagi pembiayayaan operasional birokrasi. Penghitungan bahan belanja rill birokrasi adalah fokus utama dari sasaran ini sebagai dasar untuk mengidentifikasi pengeluaran atau belanja yang dapat dihemat. Pengurangan pemborosan ini nterkait dengan besaran organisasi, kualiotas dan kuantitas pegawai serta sistem serta sistem dan mekanisme kerja pegawai dalam melaksanakan urusan pemerintahan.

d. Birokrasi yang transparan, untuk menciptakan birokrasi yang transparan, upaya difokus agar praktek penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dapat diakses secara luas oleh masyarakat dengan dibukanya ruang publik antara lain melalui penmyeluhuhan, keterbukaan informasi dan penggunaan e-goverment sehingga dapat mempersempet ruang gerak terjadinya, korupsi serta dalam rangka lebih memberdayakan pasrtisipasi masyarakatagar birokrasi pemerintahan bisa lebih efektif.


(49)

33

e. Birokrasi yang berkomitment dan konsisten, komitment berarti komitment menjalankan sesuatu tugas sedangkan konsisten taat azas sesuai dengan perbuatan. Komitment diarahkan pada menjalankan suatu tugas secara sadar dan bertanggung jawab karena ada perjanjian yang tertuang dalam aturan Hukum.

f. Birokrasi yang terdesentralisasi, untuk memciptakan Birokrasiu yanbg terdesentralisasi, Upaya difokus pada perwujudan aturan dan mekanisme yang memunghkinkan pemberian kewenengan yang lebih besar kepada daerah atau instansi. ( Mustafa : 2014 ).

Berkaitan dengan sasaran Reformasi Birokrasi perlu dilaksanakan dengan Metode yang ada. Berikut Metode Reformasi Birokrasi :

a. Restrukturasi Organisasi Lembaga Pemerintahan, Restrukturarisasi diterapkan untuk mengubah, meganti menyempurnakan struktur organisasi pemerintahan yang dinilai tidak efisien,gemuk,lamban dan menimbulkan ekonomi biaya tinggi, atau terjadi tumpang tindih tugas,fungsi dan kurang efektif.

b. Simplifikasi dan Otomatisasi, terhadap prosedur, proses, dan tata cara kerja yang rumit, berbelit-belit dan memakan waktu lama perlu dilakukan penmyederhanaan (simplikasi).

c. Rasionalisasi dan realokasi, Diterapkan berkaitan dengan sumberdaya (men , money and materials ) agar lebih efektif dan sfisien, serta dapat memenuhi kebutuhan organisasi.


(50)

34

d. Regulasi dan de regulasi, bagi hal-hal yang belum diatur perlu dilakuikan regulasi, sedangkan terhadap peratuiran perundang-undsangan yang ada tetapi dinilai menimbulkan berbagai permasalahan , maka perlu dilakukan regulasi.

e. Peningkatan Profesionalitas dan kesejahtraan pegawai, untuk meningkatkan Profesionalitas pegawai dilakukan melalui diklat aparatur, pemagangan, seminar, lokakarya dan sebaginya, sehingga penempatan dan pengankatan pegawai berdsasrkan prinsip the righ man on the right place dapat terwujud. ( Mustafa, 2014 )

Disamping itu Strategi Pelaksaan Reformasi Birokrasi menjadi kunci dalam pola implementasinya Menurut ( peraturan Presiden No. 81 tahun 2010 ) Strategi Pelaksanaan Langkah-langkah strategi Reformasi Birokrasui meliputi Tingkat Pelaksanaan, Pelaksana,Program, Metode pelaksana. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dalam Orientasi pelayanan yang diberikan organisasi birokrasi pemerintahan yang lebih menekan pada setatus diakui ataui tidak telah mengantar pada pelayanan yang bernuansa feodalisme dan secara tidak langsung telah meciptakan kelas atau kasta dalam pergaulan masyarakat. Berikut ruang lingkup reformasi Birokrasi :

a. Organisasi birokrasi pemerintah harus mampu membedakan manakah sesuatru yang harus diikuti dengan cara seremonial dan mana pula yang beriorentasi pada hasil.


(51)

35

b. Organisasi Birokrasi Pemerintah, harus dibebaskan dari silogisme dari kerja yang berorientasi pada jargon-jargon bombastis tanpa usaha realisasi nyata. c. Moral dan etika harus menjadi pertimbangan utama jika organisasi

birokrtasi mengambil keputusan (policy) atau bertindak melaksanakan policy.sesuai dengan tuntutan jaman yang sedang berkembang dan berlangsung.

d. Desentralisasi perlu dikembangkan dan dibiasakan dalam organisasi birokrasi pemerintah. Pemeberian otonomi pada birokrat papan bawah perlu didorong.

e. Profilerasi organisasi birokrasi perlu dihindari. Keinginan untuk selalu menambah jenis Organisasi dan jabatan baru tanpa mau menganalisa jenis organisasi dan jabatan yang telah ada perlu dikendalikan.

f. keahlian dalam organisasi birokrasi pemerintah perlu disebarkan ke berbagai papan birokrasi ( hierachical level ). Rekrutmen pegawai perlu di desentralisasi.Mustafa ( 2014 : 168 ).

Tesis utama dan pertama menurut Frinces (2008:46) adalah terjadinya perbaikan yang sistematis, komprehensif dan cepat atas pelayanan yang diberikan sehingga publik sangat puas terhadap apa nyang telah dan sedang birokrat berikan. Indikator utama terhadap terjadinya perubahan yang signifikan di dalam organisasi birokrasi pemerintahan, berikut indikator – indikator perubahan tersebut :


(52)

36

b. Kepemimpinan yang berwawasan kewirausahaan yang mampu membuat perubahan strategis .

c. sistem manajemn ya ng kondusif untuk berubah dan maju

d. kualiotas manusia yang profesional yang berjiwa dan bersemangat kewirausahaan yang handal

e. Prioritas kerja yang tepat yang merefleksikan agenda – agenda perubahan strategis.

Kelima variabel di atas, pada intinya didasarkan pada kata “Perubahan’ ber,makna sangat luas diantaranya, dimaksudkan untuk membentuk satu pemikiran bahwa kemajuan dan perkembangan hanya akan terlaksana bila terjadi berbagai perubahan yang baik yang berkaitan dengan organisasi maupun sumber daya manusia SDM. ( Mustafa, 2014 )

Argumentasi dari pemikiran di balik Model kerangka Pikir Reformasi birokrasi, bahwa tujuan utama breformasi birokrasi adalah tersedianya pelayanan prima yang cepat, berkualitas dan memuaskan. Hal ini dapat tercipta bila dimoderisasi oleh beberapa variable penentu, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Perubahan strategi b. Kepemimpinan c. Sistem manajemen d. SDM berkualitas


(53)

37 e. Prioritas kerja cepat.

Kelima variabel di atas saling melengkapi dan mendukung satu sama lainnya. Adanya Pemimpin yang kuat dengan sistem yang tepat tidak akan mencipkan kemajuan bila tidak ada desakan dan agenda yang jelas untuk melakukan perubahan.

4.Good Governance

Pemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan issues yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik yang dewasa. Tuntutan gencar dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah sejalan dengan meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat disamping pengaruh dari globalisasi. Oleh karena itu tuntutan tersebut merupakan hal yang wajar dan sudah seharusnya direspon oleh pemerintah dengan melakukan perubahan-perubahan yang terarah untuk terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Governance menurut defenisi dari World Bank adalah “the way state power is used in managing economic and social resources for devolepment and society”. Suatu cara digunakan didalam mengatur sumber daya sosial dan ekonomi untuk pembangunan dan masyarakat. Dari segi functional aspect, Governance dapat ditinjau dari apakah pemerintah telah menjalankan fungsi


(54)

38

secara efektif dan efisien dalam upaya mencapai tujuan yang telah digariskan. UNDP mendefenisikan sebagai “the exercise of political, economic, and administrative authority to manage a nation’s affair at all levels”. Sehingga dapat didefinisikan, Governancemempunyai tiga kaki (three legs) yaitu economic, political, dan administrasive.

a. Economic Governance, meliputi proses-proses pembuatan keputusan

(decision-making processes) yang memfasilitasi aktivitas ekonomi di dalam negara dan interaksi diantara penyelenggara ekonomi. Economic Governance mempunyai implikasi terhadap equty, poverty, dan quality of life.

b. Political governance, merupakan proses-proses pembuatan keputusan untuk formulasi kebijakan.

c. Administrative Governance, merupakan sistem implementasi proses

kebijakan.(Lembaga Administrasi Publik dan BPKP.2001).

Governance diartikan sebagai mekanisme, praktek dan tata cara

pemerintahan dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalah-masalah publik. Dalam konsep governance, pemerintah hanya menjadi salah satu aktor dan tidak selalu menjadi aktor yang menentukan. Implikasi peran pemerintah sebagai pembangunan maupun penyedia jasa layanan dan infrastruktur akan bergeser menjadi bahan pendorong terciptanya lingkungan yang mampu memfasilitasi pihak lain di komunitas. Governance menuntut redefinisi peran


(55)

39

negara, dan itu berarti adanya redefinisi pada peran warga. Adanya tuntutan yang lebih besar pada warga, antara lain untuk memonitor akuntabilitas pemerintahan itu sendiri.( Sumarto dan Hetifa Sj. 2003).

Berikut merupakan karakteristik–karakteristik dari Good Governance menurut UNDP, antara lain :

a. Interaksi, melibatkan 3 sektor yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk melaksanakan pengelolaan sumber daya ekonomi, politik, dan sosial. b. Komunikasi, terdiri dari sistem jejaring dalam proses pengelolaan dan

konstribusi terhadap kualitas hasil.

c. Proses penguatan diri, dalam hal ini sistem pengelolaan mandiri adalah kunci keberadaan dan kelangsungan keteraturan dari berbagai situasi kekacauan yang disebabkan dinamika dan perubahan lingkungan, memberikan konstribusi terhadap partisipasi dan menggalakkan kemandirian masyarakat dan memberikan kesempatan untuk kreativitas dan stabilitas berbagai aspek kepemerintahan yang baik.

d. Dinamis, keseimbangan sebagai unsur kekuatan kompleks yang menghasilkan persatuan, harmonisasi, dan kerjasama untuk pertumbuhan dan pembangunan yang berkelanjutan, kedamaian dan keadilan, serta kesempatan yang merata dari semua sektor untuk semua masyarakat.

e. Saling ketergantungan yang dinamis antara pemerintah, kekuatan pasar, dan masyarakat.(Sedarmayanti. 2010 ).


(56)

40

Adapun hubungan antar sektor yang meliputi 3 domain State (negara atau pemerintah), private sektor (sektor swasta atau dunia usaha), dan society (masyarakat), yang saling berinteraksi dan saling menjalankan fungsi-fungsinya masing-masing.

Gambar 1.1 Hubungan Antar Sektor

Negara (state), sebagai suatu unsur governance yang termasuk lembaga-lembaga politik dan lembaga-lembaga-lembaga-lembaga sektor publik. Sektor swasta (private sektor) meliputi perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak berbagai bidang dan sektor informasi lain di pasar. Sedangkan masyarakat (Society) terdiri dari individual maupun kelompok (baik yang terorganisasi maupun tidak) yang berinteraksi secara sosial, politik, dan ekonomi dengan aturan formal maupun tidak formal.(Lembaga Administrasi Publik dan BPKP. 2001 ).

OECD (Organization for Economic Coorporated Development) yaitu organisasi untuk kerjasama ekonomi pembangunan dan World Bank


(57)

41

mensinonimkan Good Governance dengan penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efesien, penghindaran korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political frameworks(undang-undang dan kerangka politik) bagi tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan. ( Sedarmayanti. 2003.). UNDP memberikan definisi Good Governance sebagai hubungan yang sinergis dan konstruktif diantara Negara, sektor swasta dan masyarakat (society

G. Definisi Konseptual

1. Konsep Kinerja

kinerja birokrasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi/Lembaga dalam mencapai misinya. Dengan melaukaan penilaian terhadap kinerja, maka upaya untuk memperbaiki kinerja bisa dilakukan lebih terarah dan sistematis. Informasi mengenai kinerja penting juga untuk menciptakan tekanan bagi para penjabat penyelengagara pemerintahan untuk melakukan perubahan-perubahan dalam Organisasi.

2. Pelayanan publik

Kegiatan pelayanan dilaksanakan sebagai upaya dalam pemenuhan kebutuhan publik dengan melihat dari beberapa aspek dimana pelayanan publik memiliki standar, prinsip dan asas yang berlaku untuk digunakan dalam melakukan pelayanan.


(58)

42 3. Reformasi Birokrasi

Reformasi birokrasi sebagai suatu usaha perubahan pokok dalam suatu sistem birokrasi yang bertujuan mengubah struktur, tingkah laku, dan keberadaan atau kebiasaan yang telah lama. mendefinisikan reformasi sebagai suatu proses untuk mengubah proses, prosedur birokrasi publik dan sikap serta tingkah laku birokrat untuk mencapai efektivitas birokrasi dan tujuan pembangunan nasional.

4. Good Governance

Good Governanceatau tata kelola pemerintahan yang baikadalah acuan dalam praktek dan pelaksanaan wewenang baik ekonomi, politik maupun administrasi dengan mengutamakan kepentingan publik. Good Governance yang dilaksanakan dengan tujuan agar terjadi perubahan untuk mencapai pemerintahan yang akuntabel dan menjalankan prinsip-prinsip Good Governance.

H. Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan indikator-indikator untuk mengukur Variabel penelitian yang diturunkan dari kerangka teori, dalam hubungan untuk menganalisisis dan mengidentifikasi kinerja pelayanan yang ada pada Dinas tenaga kerja dan transmigrasi

Selain itu penelitian ini juga akan membahas mengenai kinerja pelayanan dalam realisasi program dan berbagai kendala yang terdapat pada kinerja dengan mengkaitkan prinsip kinerja pelayanan baik secara prosedural maupun operasional.


(59)

43 1. Berwujud (Tangible)

a. Penampilan pegawai dalam melayani pelanggan b. Kenyamanan tempat dalam melakukan pelayanan c. Kemudahan dalam proses pelayanan

d. Kedisplinan pegawai dalam melakukan pelayanan e. Penggunaan fasilitas/alat bantu dalam pelayanan

2. Keandalan ( Reability)

a. Realisasi Program Organisasi

b. Efisiensi kinerja dan ketepatan waktu c. Biaya dan ketentuan pelayanan d. Prosedur pelayanan yang sederhana

3. Empati (Empaty)

a. Mendahulukan kepentingan pelanggan b. Pegawai melayani dengan sikap ramah c. Petugas melayani dengan sikap sopan santun d. Petugas melayani dengan tidak diskriminatif e. Petugas melayani dan menghargai pelanggan

4. Kepastian ( Assurance )

a. Implementasi Visi misi Organisasi


(60)

44 c. Manajemen pelayanan mutu 5. Daya Tanggap ( Responsivenness )

a. Perbaikan keslhan dan peningkatan Kinerja b. Pelayanan benar dan mudah dipahami c. Membantu pelaksaan pelyanan

d. Perhatian dan respon dalam pelayanan

I. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong Penelitian kulitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis cara kualifikasi lainya. Penelitian kualitatif mementingkan lebih banyak segi proses dari pada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses(Lexsi J. Moleong. 2001).

Pendekatan kualitatif yang dilakukan peneliti untuk mengetahui dengan tepat mengenai Pelaksanakan Kinerja sumberdaya aparatur birokrasi yang ada didalam tatakelola pemerintahan. Sehingga hal tersebut bisa dipakai oleh pemerintah daerah sebagai stakeholder yang paling berperan dalam proses penyelenggaraan tatakelola pemerintahan, sehingga para stakeholders terkait dapat menjalankan posisi dan perannya dengan baik Setelah mendapatkan pemahaman mendalam tentang posisi dan peran aparatur Birokrasi


(61)

45

pemerintahan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan transformasi agar semua stakeholders mampu mengimplementasikan nilai-nilai Kinerja Aparatur Birokrasi dalam mencapai Good Governance dengan menggunakan modul yang diciptakan dalam penelitian ini.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lokasi ini dipilih karena dalam pelaksanaan Kinerja Pelayanan birokrasi yang telah dilaksanakan muncul banyak sekali persoalan termasuk didalamnya mengenai Kinerja Sumberdaya manusia aparatur Birokrasi yang berdampak pada pelayanan Publik yang belum maksimal kepada masyarakat.

3. Unit Analisis

Sesuai dengan masalah yang ada pada pokok pembahasan masalah dalam penelitian ini, maka unit analisa pada penelitian ini adalah Kinerja Pelayanan Aparatur Birokrasi Dinas tenaga kerja dan Transmigrasi Pemerintah Kabupaten Bantul, meliputi kelembagaan dan unit kerja yang ada di Intansi terkait.

4. Jenis Data a. Data primer

Data yang telah diperoleh langsung dari informan berupa data hasil wawancara dan observasi di lapangan terhadap penyelenggara Reformasi Birokrasi di pemerintahan kabupaten Bantul.

b. Data sekunder

Data yang didapat dari kajian-kajian sumber yang digunakan sebagai penunjang dalam analisa masalah-masalah yang berkaitan dengan


(62)

46

penelitian ini. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber dari data sekunder adalah mencakup dokumen – dokumen resmi, buku – buku, sumber dari internet dan literatur – literatur yang berhubungan dengan penelitian tersebut

5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis, mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. ( Joko P. Subagyo. 1997. ). Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung sehingga dapat mendukung dan bermanfaat untuk melengkapi data primer dan sekunder. Observasi dilakukan untuk mengkroscek data dengan lembaga independen serta masyarakat melalui metode semi structured group dan deep interview. b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. (Lexy J. Moleong. 2009).Data penelitian didapat dari sumber utama yaitu penyelenggara Kinerja sumberdaya Manusia Aparatur Birokrasi Dinas tenaga Kerja dan Transmigrasi kabupaten Bantul. Dalam menetapkan informan menggunakan metode snowball sampling. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan bantuan key-informan, dan dari key informan inilah akan berkembang sesuai petunjuknya. Dalam hal ini


(1)

134 BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan Uraian diatas dalam analisis yang penulis dan peniliti susun untuk mengukur Kinerja Aparatur Birokrasi dalam pelayanan yang ada di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang secara mendalam menganalisi pada Bidang Perluasan tenaga kerja dan Penempatan Tanaga kerja, dapat didapati banyak temauan dari analissi yang dilakukan dari banyak aspek yang menjadi unit pembahasan yang mencakup bebrapa komponen Wujud ( Tangible), Keandalan ( Reability ), daya tanggap (Responsiveness), Kepastaian ( Asurance ), Perhatian ( Empaty). Yang ada pada Kinerja DInas Tenaga keerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul. Dari banyak aspek yang menjadi bahan kasjian sesuai dengan unit analisis yang ada menunjukan setiap komponen saling berkaitan untuk menajalankan tujuan yang sama Terutama pada Kinerja yang berorientasi pelayanan Publik.

Dinas tenaga kerja dan Transmigrasi dalam mewujudkan Tugas dan pokok Fungsi sudah mampu secara optimal memberikan pelyanan yang sesui dengan apa yang dharapakan oleh penerima layanan dalam hal ini Masyarakat, baik pada aspek Pelayanan yang berkaitan dengan Operasional maupun prosedural yang ada di Dinas tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul. Dalam menciptakan pelayanan yang ada di Dinas tenaga kerja dan Transmigrasi kabupaten bantul aparaur mampu


(2)

135

menumbuhkan koordinasi yang baik baik sesama aparatur birokrasi maupun pada masyarakat selaku penerima layanan.

Pencari kerja yang merupakan masyarakat sejauh ini memang masih belum sepenuhnya merasa maksimal dengan pelayann yang berkaitan dengan solusi perentasan pengaguran yang diberikan oleh Dinas tenaga kerja Transmigrasi, mengingat masih banyaknya pengagguran yang berada di Kabupaten bantul, serta masih belumberimbangnya jumlah pencari pekerjaan dengan penyedia pekerjaan yang ada baik pada perusahaan industri menengah maupun pada industri besar.

Pencapaian kinerja yang dilakukan oleh Dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten bantul memberikan gambaran yang baik,dengan terus memberikan pelayanan yang bisa langsung tepat pada sasaran dari target yang ingin didaptkan oleh Dinas tenaga kerja, meskipun berbagai kendala yang mempengaruhi hasil kinerja masih belum terminimalisir dengan baik, namun kinerja yang dilakukan oleh aparatur di Dinas tenaga kerja dan Transmigrasi kabupaten bantul sudah mampu memberikan kepuasan pelayanan yang ada hal ini terliahat dari indeks kepuasan masyarakat yang dilakukan Pada tahun 2015 dengan hasil nilai 7,54 yang menempatkan kinerja Aparatur Dinas tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten bantul pada kategori Baik.

Pelayanan yang diberikan belum sepenuhnya maksimal namun hal ini diliat dari aspek tangible atau wujud, karena pada pelyanan yang diberikan oleh Dinas tenaga kerja dan Transmigrasi kabupaten bantul


(3)

136

masih terlihat belum terstruktur dengan baik terutama pada aspek operasional yang ada pada bagian pelyanan yang secara langsung memebrikan pelyanan kepada masyarakat, dimana estetika pelayanan yang ada masih belum representasif mulai dari rungan yang masih sempit , ruang kerja yang belum memadai, sarana pendukung kinerja yang belum maksimal serta Gedung dan Bangunan yang ada masih kurang mendukung untuk menciptakan kinerja yang maksimal.

B. Saran

1. Bagi Dinas tenaga kerja dan tranmigrasi untuk memaksimalkan kinerja yang ada diharapakan mampu bekerjasam dengan maksimal, anatara aparatur birokrasi yang masih muda atau usia produktif dan aparatur yang sudah lanjut usia kurang produktif.

2. Bagi Dinas tenaga kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul diharapkan mampu memberikan pelayanan dengan Inovasi yang mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman dan kondisi sosial ekonomi di wilayah, mengingat para pencari kerja memiliki orientasi dan pemahaman yang terus berkembang.

3. Dinas tenaga kerja dan Transmigrasi mampu dengan cepat memerikan playanan yang lebih maksimal lagi terutama dalam memberikan program yang mampu menekan pengangguaran di Bantul.

4. Kinerja Aparatur Birokrasi Dinas tenaga kerja dan transmigrasi dalam memberikan pelyanan diharapkan bisa secara langsung menyentuh


(4)

137

lapisan masyarakat umum ydan temapt-tempat pelosok yang masih terisolir agar tenaga kerja yang ada disan mampu terserap.

5. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mampu meyediakan fasilitas dan sarana yang lebih memadai dan baik dari aspek fisik maupun non fisik terutam apada sarana gedung Dinas yang masih belum representative.


(5)

138

DAFTAR PUSTAKA BUKU

LembagaAdministrasi Publik dan BPKP. 2001. “Akuntabilitas Dan Good governance”. Modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instantsi Pemerintah, Lembaga Administrasi Negara.

Lexsi J. Moleong. 2001. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya

Moleong, Lexsi J. 2001. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya.

Sedarmayanti. 2003. “Good Governance (Kepemerintahan yang Baik)”. Bagian Kedua, Bandung: Mandar Maju.

Sedarmayanti. 2010. “Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan Mustafa, Delly. 2014 “ Birokrasi pemerintahan”. Afberta Bandung

Ayanti. 2010. “Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemimpinan Yang Baik”. Bandung: PT. Refika Aditama

Siagan, Sondang P. 2005. “Manajemen Stratejik”. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Subagyo. 2006. “Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek”. Jakarta : Rineka

Cipta

Sugiyono. 2009. “Metode Penelitian Pendidikan (Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D)”.Bandung : Alfabeta.

Sumarto dan Hetifa Sj. 2003. “Inovasi, Partisipasi dan Good Governance”. Bandung: Yayasan Obor Indonesia.

IINTERNET

http://pemerintah.net/area-perubahan-reformasi-birokrasi-2015-2019/,diakses pada tanggal 14 Oktober 2016 pukul 11.00 WIB.

http://lipi.go.id/berita/single/LIPI-Mantapkan-Langkah-ReformasiBirokrasi/7629, diakses pada tanggal 10Oktober 2016 pukul 21.20 WIB.

http://nasional.kompas.com/read/2016/05/19/20380631/reformasi.birokrasi.di.dae rah.belum.maksimal,diakses pada tanggal 12Oktober 2016 pukul 09.25 WIB.


(6)

139 20.25 WIB

http://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mimbar/article/viewFile/364/5,diakses pada tanggal 26 Oktober 2016 pukul 20.14 WIB.

http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/view/141, diakses pada tanggal 26 oktober 2016 pukul 20.58 WIB

http://eprints.undip.ac.id/18326/ REGULASI

Perpres No. 81 Tahun 2011 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 Permen PAN RB Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010 – 2014

Permen PAN RB Nomor 7 tahun 2011 Pedoman Pengajuan Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi Kementerian/Lembaga

Permen PAN RB Nomor 8 tahun 2011 Pedoman Penilaian Dokumen Usulan dan Road Map Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian/Lembag.

Peraturan Bupati Nomor Bantul Nomor 63 Tahun 2008 Tentang rincian Tugas, Fungsi dan Tata kerja Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi.