PEREKRUTAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) OLEH DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DKI JAKARTA.

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta

Untuk Memperoleh Sebagai Peryaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Disusun Oleh: Alam Mahardika NIM.09417144037

ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014


(2)

(3)

(4)

(5)

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS Al-Mujadalah: 11)

Bukan apa yang kita dapat, tapi akan jadi apa kita nanti dan apa yang dapat kita berikanlah.. yang akan memberikan arti hidup kita.”

(Anthony Robbins)

“Bukan kehidupan ini yang kau tunggu perubahan, tapi darimu.. memang bukan semangat yang mengubah kualitas hidup seseorang, tapi apa yang dilakukan.”


(6)

Persembahan

Teriring doa dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, karya yang tak luput dari kekurangan dan tak sepenuhnya sempurna ini kupersembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku yang telah memberikan ketulusan serta kasih sayang teramat besar untuk selalu setia berada di barisan paling depan memberikan dorongan dan semangat untukku.

2. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta yang selalu harum di dalam sanubari serta selalu kubanggakan dengan penuh kerendahan hati.


(7)

Alam Mahardika NIM. 09417144037

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur perekrutan dan penempatan yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive. Sebjek penelitian yaitu Kepala Seksi Informasi dan penempatan Tenaga Kerja dan Pengusaha PJTKI di wilayah Jakarta Timur. Data dikumpulkan dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data, yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang dipakai menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Huberman yang diterjemahkan dan disederhanakan oleh Tjetjep Rahmadi Rohili (1992:16), terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) faktor penyebab pendaftar sebagai calon TKI tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan dan minimnya pemahaman TKI di bidang ketenagakerjaan khususnya prosedur bekerja di luar negeri, dokumen calon TKI yang belum tertib, daya tarik ekonomi yang menjanjikan diluar negeri, maraknya calo tenaga kerja, dan tidak tersedianya lapangan pekerjaan di dalam negeri sendiri. 2) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi bertanggung jawab melakukan pengawasan atas Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri (PTKLN) sebagai bentuk perlindungan hukum yang diberikan kepada TKI.

Kata kunci: perekrutan dan penempatan, tenaga kerja, Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi


(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kemudahan, dan rahmat yang tidak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir Skripsi (TAS) yang berjudul “ Perekrutan Dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ke Luar Negeri Oleh Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi DKI Jakarta”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi penulis guna memperoleh gelar Sarjana Sosial.

Semakin meningkatnya jumlah pengangguran dari tahun ke tahun menunjukan bahwa masalah tenaga kerja harus segera dicarikan solusinya agar tidak terjadi peledakan jumlah pengangguran. Untuk mengatasi masalah pengangguran, pemerintah Indonesia harus memiliki jalan keluar yang efektif. Salah satu langkah pemerintah adalah melakukan pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri merupakan pilihan yang strategis bagi upaya pemecahan masalah pengangguran di Indonesia.

Dibalik keberhasilan perolehan devisa masih terdapat banyak permasalahan yang kompleks, yaitu mulai dari rekrutmen, penempatan TKI baik berdokumen (legal) maupun yang tidak berdokumen (ilegal) dalam penampungan sampai kenegara tujuan, hingga pemulangan kembali ke tempat daerah asal. Dari berbagai realita yang menunjukan bahwa masih rendahnya perhatian dan perlindungan hukum yang diberikan oleh pemerintah sehingga hak-hak TKI banyak dilanggar


(9)

mempercepat dan memperpendek tahapan prosedur yang harus dilalui calon TKI untuk berangkat keluar negeri.

Semakin banyaknya permsalahaan TKI yang bekerja di luar negeri, peneliti tertarik untuk meneliti tentang Perekrutan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri oleh Dinas Ketenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta. Penyusun skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari partisipasi berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan, dan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, M.A sebagai Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memfasilitasi dan memberi kesempatan untuk kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Prof. Dr. Ajat Sudrajad, M.Ag sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta staf yang telah meberikan ijin dan kemudahan dalam menyelesaikan penelitian ini.

3. Ibu. Lena Satlita, M.Si sebagai Ketua Jurusan Administrasi Negara dan Penguji Utama yang telah memfasilitasi dan memberikan motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi.

4. Bpk. Argo Pambudi, M.Si sebagai Pembimbing Skripsi dan Sekretaris Penguji yang penuh kesabaran, ketulusan, dan keikhlasan membimbing


(10)

penulis, memberikan kepercayaan, saran, motivasi serta nasehat-nasehat yang bermanfaat.

5. Ibu. Sugi Rahayu, M.Pd. M.Si sebagai Ketua Penguji yang telah meluangkan waktunya, memberi mitivasi, dukungan, saran, dan masukan kepada penulis demi kesempurnaan dalam penulisan Tugas Akhir Skripsi.

6. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama berkuliah di Universitas Negeri Yogyakarta.

7. Kedua orang tua dan keluarga besar, yang telah banyak memberikan dukungan kuliah saya dan berkat segala doa nya, penulis dapat mencapai kesuksesan.

8. Teman-teman persejuangan Jurusan Ilmu Administrasi Negara angkatan 2009 Ardi Wira, Dea Merpati, Herbowo Widiantoro, Tina Sitorus, Ajindra, Putri Charoline Jati, Nanda Al-Iradah terima kasih atas dukungannya selama ini dan terima kasih juga untuk teman Penghuni Kost Griya Sawit Sari (GSS). 9. Teman-teman lainnya seperti Aulia Akmal, Randy, Rizki Pratama

“Kipeeeee”, Fariza Satria, Orinda Deviana, Yudo Wahyudi terima kasih atas waktunya dan dukungannya selama ini, karena kalian motivasi untuk mengerjakan skripsi.

10.Bapak Soes Hindharno, Ibu Emy, Bapak Farug dan seluruh jajaran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta sebagai narasumber terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya dalam penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.


(11)

Atas bantuan, dukungan, bimbingan, perhatian, dan pengorbanan yang diberikan semoga Allah SWT senantiasa memberi balasan sebaik-baiknya. Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat dan dapat dijadikan bahan kajian atau referensi bagi penelitian selanjutnya. Amin.

Yogyakarta, 22 April 2014 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori ... 9

1. Tinjauan Mengenai Prosedur ... 9

2. Tinjauan Mengenai Rekrutmen ... 10


(13)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Disain Penelitian ... 40

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

C. Subjek Penelitian ... 41

D. Metode Pengumpulan Data ... 42

1. Metode Wawancara ... 42

2. Metode Dokumentasi ... 43

E. Teknik Analisis Data ... 44

1. Reduksi Data ... 44

2. Penyajian Data ... 44

3. Menarik Kesimpulan ... 45

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Disnakertrans DKI Jakarta ... 47

a. Visi, Misi, Tujuan, dan Tugas Disnakertrans DKI Jakarta ... 51

b. Struktur Organisasi ... 59

B. Hasil Penelitian ... 61

1. Pelaksanaan prosedur perekrutan dan penempatan TKI ke luar negeri oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta. ... 61


(14)

2. Kendala yang dihadapi dalam perekrutan dan penempatan TKI ke luar

negeri ... 80

3. Upaya yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta ntuk Mengatasi Kendala-kendala yang ada ... 84

4. Pembahasan ... 88

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 96

B. Implikasi ... 98

C. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100


(15)

1. Proses penerimaan karyawan ... ..14 2. Langkah-langkah dalam proses perekrutan dan seleksi ... . 15 3. Kerangka Pemikiran Penelitian ... . 38 5. Bagan struktur organisasi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi DKI Jakarta... . 60 6. Jalur (mekanisme) calon TKI/WNI untuk Bekerja Di luar negeri (secara umum) 76 7. Mekanisme penempatan TKI ke lur negeri oleh Swasta... ... 87


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara ... 2. Data Penempatan ... 3. Rekapitulasi Data Penempatan ... 4. Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan Dan Perlindungan

Tenaga Kerja Indonesia Ke Luar Negeri ... 5. Surat Izin Pengerah (SIP) PT. Mahasatama Perdana ...


(17)

vii Oleh Alam Mahardika NIM. 09417144037

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur perekrutan dan penempatan yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive. Sebjek penelitian yaitu Kepala Seksi Informasi dan penempatan Tenaga Kerja dan Pengusaha PJTKI di wilayah Jakarta Timur. Data dikumpulkan dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data, yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang dipakai menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Huberman yang diterjemahkan dan disederhanakan oleh Tjetjep Rahmadi Rohili (1992:16), terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) faktor penyebab pendaftar sebagai calon TKI tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan dan minimnya pemahaman TKI di bidang ketenagakerjaan khususnya prosedur bekerja di luar negeri, dokumen calon TKI yang belum tertib, daya tarik ekonomi yang menjanjikan diluar negeri, maraknya calo tenaga kerja, dan tidak tersedianya lapangan pekerjaan di dalam negeri sendiri. 2) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi bertanggung jawab melakukan pengawasan atas Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri (PTKLN) sebagai bentuk perlindungan hukum yang diberikan kepada TKI.

Kata kunci: Perekrutan dan penempatan, tenaga kerja, Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jumlah penduduk Indonesia yang besar (sampai tahun 2013 mencapai ±278 juta orang) Mencerminkan sumber tenaga kerja yang juga besar. Jumlah penduduk yang besar tersebut juga menjadi masalah besar bagi upaya pemerintah Indonesia untuk mensejahterakan kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada perkembangan jumlah angkatan kerja yang tidak seimbang dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja, yang berakibat meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia. Data menunjukkan bahwa sampai bulan Februari 2013 jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,17 juta orang, sedangkan jumlah angkatan kerja mencapai 121,2 juta orang (Kompas, Senin 6 Mei 2013).

Semakin meningkatnya jumlah pengangguran dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa masalah tenaga kerja harus segera dicarikan solusinya agar tidak terjadi peledakan jumlah pengangguran. Jumlah pengangguran yang besar akan berpengaruh terhadap berbagai masalah sosial seperti meningkatnya jumlah pendududk miskin, meningkatnya tindak kriminalitas, kurang terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, dan tempat tinggal serta menurunnya tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap situasi sosial ekonomi bangsa.


(19)

Untuk mengatasi masalah pengangguran, pemerintah Indonesia memiliki jalan keluar yang efektif. Salah satu langkah pemerintah adalah melakukan pengiriman tenaga kerja dari Indonesia ke luar negeri. Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri merupakan pilihan yang strategis bagi upaya pemecahan masalah pengangguran di Indonesia. Selain dapat mengurangi masalah pengangguran di Indonesia, pengiriman TKI keluar negeri juga dapat memberikan kontribusi yang besar bagi pemasukan devisa negara, bahkan menjadi salah satu sumber devisa.

Dari sisi TKI sendiri, banyak sekali TKI yang bernasib malang. Sudah banyak para TKI yang mengalami penganiyaan, pemerkosaan dan tindakan lainnya yang mengakibatkan TKI menerima hukuman fisik, menjadi cacat dan bahkan meninggal dunia. Realita ini menjadi suatu bukti bahwa pemerintah Indonesia masih kurang concern terhadap penanganan masalah TKI di luar negeri. Pada kenyataannya pengiriman TKI ke luar negeri masih merupakan persoalan yang kontroversial. Di satu sisi pengiriman TKI keluar negeri dapat mengurangi jumlah pengangguran dan merupakan sumber devisa bagi negra, namun di sisi lain nasib dan keselamatan TKI yang bekerja di luar negeri dipertaruhkan karena lemahnya perlindungan hukum dan pengawasan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia.

Dibalik keberhasilan perolehan devisa masih terdapat banyak permasalahan yang kompleks, yaitu mulai dari rekrutmen, penempatan TKI baik berdokumen (legal) maupun yang tidak berdokumen (ilegal) dalam


(20)

3

penampungan sampai kenegara tujuan, hingga pemulangan kembali ke tempat daerah asal. Pada tahap rekrutmen banyak calon TKI yang mengalami penipuan oleh para calo, pungutan biaya yang cukup besar tanpa mengetahui standar yang pasti, pemalsuan ijasah dan identitas diri. Banyak TKI yang tidak memahami isi perjanjian kerja, kurang kelengkapan dokumen, serta perekrutan sebelum adanya permintaan dari negara penerima.

Pengiriman TKI ke luar negeri dilakukan oleh pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) dan pihak swasta melalui Perusahaan Jasa Pengerah dan Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang memiliki ijin usaha. Semakin banyak TKI yang bekerja ke luar negeri, semakin menyebarkan pertumbuhan perusahaan-perusahaan jasa pengerah TKI, baik yang memiliki ijin usaha maupun yang tidak memilikin ijin usaha. Banyak perusahaan jasa pengerah TKI yang tidak memiliki ijin usaha (ilegal) yang menjalankan kegiatan pengiriman TKI keluar negeri melalui jalur yang tidak sesuai dengan prosedur yang telah di kategorikan oleh pemerintah. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 104 tahun 2002 tentang penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri mewajibkan kepada perusahaan jasa pengerah untuk memiliki ijin usaha.

Masalah yang muncul pada tahap rekrutmen adalah banyaknya calo dari perusahaan jasa pengerah TKI ilegal yang datang langsung ke desa-desa untuk mencari orang yang mau bekerja menjadi TKI keluar negeri dengan pungutan biaya yang tinggi tetapi mereka menjadi TKI ilegal. Selain


(21)

banyaknya jumlah TKI ilegal, kualitas TKI umumnya masih rendah, yang akhirnya kerja meraka menjadi rendah.

Dari berbagai realita yang menunjukan bahwa masih rendahnya perhatian dan perlindungan hukum yang diberikan oleh pemerintah sehingga hak-hak TKI banyak dilanggar dan tidak terpenuhi yang menambah beban berat para TKI yang berkerja di luar negeri. Para calon TKI banyak yang menempuh jalur ilegal karena tidak perlu repot mengurus dokumen-dokumen seperti paspor, visa dan asuransi sehingga mempercepat dan memperpendek tahapan prosedur yang harus dilalui calon TKI untuk berangkat keluar negeri.

Para calon TKI tidak menyadari atau bahkan tidak tahu dengan resiko yang akan ditanggung oleh para TKI ilegal, antara lain banyak perusahaan jasa pengerah yang melarikan uang yang telah disetor, dalam penampungan dan perjalanan ke luar negeri tidak mendapat fasilitas yang memadai dan sering diperlakukan secara tidak manusiawi. Selama bekerja para TKI merasa khawatir ditangkap pihak kepolisian, banyak yang tidak digaji oleh majikannya dan bila TKI mengalami musibah, sakit atau mendapat kecelakaan tidak memperoleh santunan asuransi.

Berbagai masalah lain muncul pula dalam urusan administratif yang sering dilanggar oleh para TKI, seperti kepemilikan paspor, prosedur kepemilikan visa, pemalsuan identitas diri seperti usia, nama orang tua/keluarga, dan alamat asal. Hal ini menunjukan masih banyaknya manipulasi data ke dalam dokumen-dokumen TKI oleh perusahaan penyalur,


(22)

5

dan merupakan gambaran kemudahan perekrutan TKI secara ilegal yang menunjukan buruknya proses administrasi TKI oleh perusahaan penyalur.

Permasalahan TKI semakin besar karena banyaknya TKI di luar negeri yang dipulangkan, terutama yang berada di Arab Saudi dan Malaysia. Pemulangan para TKI ilegal tersebut menambah beban pemerintah Indonesia dan merupakan tantangan bagi pemerintah untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia.

Diberlakukannya kebijakan otonomi daerah juga berpengaruh terhadap permasalahan pengiriman TKI ke luar negeri karena banyak Disnakertrans daerah yang mengirim TKI tanpa adanya koordinasi ke Kemenakertrans tingkat pusat, sehingga tidak dapat diketahui secara pasti data TKI yang bekerja di luar negeri, dan pemerintah sulit untuk melakukan kontrol terhadap pemberangkatan TKI ke luar negeri. Hal ini akan semakin mempersulit pengawasan yang dilakukan oleh Kemenakertrans pusat terhadap daerah. Jumlah TKI yang bekerja diluar negeri juga semakin tidak terkontrol apalagi tidak didukung oleh prosedur prekrutan dan penempatan TKI yang baik dan benar.

Semakin banyaknya permsalahaan TKI yang bekerja di luar negeri, membuat peneliti tertarik untuk meneliti tentang Perekrutan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri oleh Dinas Ketenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta.


(23)

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian diatas, peneliti dapat mengidentifikasi permasalahan seperti berikut:

1. Kurangnya perlindungan hukum dan perhatian pemerintah terhadap nasib para TKI.

2. Semakin banyak PJTKI yang ilegal yang melakukan perekrutan dan penempatan para TKI diluar negeri.

3. Kurangnya jaminan keselamatan dan kesejahteraan TKI di luar negeri. 4. Kurang terpenuhinya persyaratan administrasi TKI atau

dokumen-dokumen yang tidak lengkap.

5. Lemahnya sistem pengawasan pemerintah dalam melaksanakan perekrutan dan penempatan TKI ke luar negeri.

6. Belum sesuainya pelaksanaan dengan prosedur perekrutan dan penempatan TKI di luar negeri.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini membatasi pada masalah dan memfokuskan pada proses yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yakni dalam Perekrutan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Luar Negeri oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta.


(24)

7

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka masalah yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan seperti berikut: 1. Bagaimana prosedur perekrutan dan penempatan TKI ke luar negeri oleh

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta?

2. Apa kendala yang dihadapi dalam perekrutan dan penempatan TKI ke luar negeri?

3. Upaya apa yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja DKI Jakarta untuk mengatasi kendala-kendala yang ada?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendapatkan informasi tentang pelaksanaan prosedur perekrutan dan

penempatan TKI ke luar negeri yang dilakukan oleh pemerintah melalui Disnakertrans DKI Jakarta.

2. Mengetahui prosedur perekrutan dan penempatan TKI ke luar negeri oleh Disnakertrans DKI Jakarta.

3. Mengetahui berbagai kendala yang dihadapi dalam perekrutan dan penempatan TKI ke luar negeri oleh Disnakertrans DKI Jakarta.

4. Mengetahui upaya yang dilakukan Disnakertrans untuk mengaasi berbagai kendala dalam perekrutan dan penempatan TKI ke luar negeri.


(25)

F. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan Ilmu Administrasi Negara dan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam penelitian berikutnya yang sejenis.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam melaksanakan perekrutan dan penempatan TKI ke luar negeri sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana bidang Ilmu Administrasi Negara dan untuk memperluas wawasan peneliti dalam bidang ketenagakerjaan di Indonesia.

3. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi dan pengetahuan sehingga masyarakat luas paham tentang prosedur penempatan dan perekrutan TKI di Indonesia ke luar negeri oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi


(26)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori

1. Tinjauan Mengenai Prosedur a. Pengertian Prosedur

Pengertian prosedur menurut George R. Terry (2000:27) “prosedur adalah serangkaian tugas yang berkaitan dan secara kronologi berurutan dalam rangka menyelesaikan suatu pekerjaan”. Pendapat lain menurut Ibnu Syamsi (1994:66) “prosedur adalah suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebutuhan”. Jadi pengertian prosedur adalah tata cara atau aturan yang telah disepakati yang dilaksanakan secara berurutan sehingga membentuk suatu pola yang tetap dalam suatu pekerjaan dalam rangka memberikan pelayanan kepada orang yang membutuhkan.

b. Pentingnya Prosedur

Pada setiap proses pekerjaan hendaknya dilakukan sesuai dengan prosedur. Tanpa prosedur yang jelas, akan terjadi kesemrawutan dalam pelaksanaan atau penyelesaian pekerjaan, karena prosedur kerja merupakan acuan atau pedoman dalam melaksanakan tugas sehingga tujuan dapat tercapai. Moekiyat


(27)

(1982:61) mengemukakan enam alasan mengenai pentingnya prosedur kerja, yaitu:

1) Mengakibatkan/menjadikan pekerjaan kantor menjadi lancar/aliran pekerjaan yang lebih baik.

2) Memberikan pengawasan yang lebaih baik mengenai apa yang dilakukan dan bagaimana hal tersebut dilakukan.

3) Menimbulkan koordinasi yang lebih baik diantara bagian-bagian yang berlainan.

4) Membantu dalam latihan pegawai baru.

5) Dihubungkan dengan formulir-formulir perkantoran dan alat-alat pekerjaan tata usaha yang penting.

6) Menimbulkan penghematan dalam biaya-biaya tetap dan tambahan.

Dari uraian diatas menunjukan bahwa dengan adanya prosedur yang jelas dalam suatu organisasi/lembaga, akan sangat membantu dalam aktivitas manajemen karena sudah ada pedoman yang jelas sehingga tidak terjadi kesemrawutan dalam pelaksanaan tugas.

2. Tinjauan Mengenai Rekrutmen a. Pengertian Rekrutmen

Tentang pengertian rekrutmen menurut T. Hani Handoko (2000:69) “rekrutmen atau penarikan adalah proses pencapaian dan


(28)

11

pemikatan para calon karyawan atau pelamar yang mampu untuk melamar sebagai karyawan”. Pendapat lain dari Ambar TS (2009:168) “rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, menarik para pelamar untuk menjadi pegawai pada dan oleh organisasi tertentu”. Selanjutnya Ambar mendefinisikan rekrutmen sebagai rangkain aktifitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian. Ambar TS juga menulis pendapat Bernadin & Russel, bahwa rekrutmen merupakan proses penemuan dan penarikan para pelamar yang tertarik dan memiliki kualifikasi terhadap lowongan yang dibutuhkan.

Gary Dessler (1997:90) menyatakan bahwa rekrutmen dilakukan atas dasar analisis jabatan, karena analisis jabatan menyajikan informasi tentang apa yang dibawa oleh jabatan dan karakteristik manusiawi apakah yang dituntut untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan informasi uraian jabatan dan spesifikasi jabatan digunakan untuk memutuskan karakter orang yang akan direkrut dan dipekerjakan. Jadi Gary Dessler mengemukakan bahwa rekrutmen adalah kegiatan penarikan untuk memperoleh orang yang akan mengisi jabatan, karakteristik calon pelamar, dan kualifikasi yang dituntut untuk mengisi jabatan.


(29)

Pendapat ahli lain yaitu Mathis dan Jackson (2001:273) menyatakan bahwa “perekrutan adalah proses mengumpulkan sejumlah pelamar yang berkualifikasi bagus untuk pekerjaan di dalam organisasi. Bahkan Susilo Mangato (1992:15) menyebutkan berbagai hal yang perlu dipersiapkan perusahaan sebelum melakukan perekrutan, yaitu:

1) Jenis tenaga kerja yang diperlukan.

2) Kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang diperlukan.

3) Darimana sumber tenaga kerja yang dibutuhkan dapat diperoleh. 4) Bagaimana cara memperoleh dan prosedur yang bagaimana yang

perlu ditempuh untuk memperoleh karyawan yang dibutuhkan. Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa rekrutmen adalah suatu proses atau kegiatan mencari dan mengumpulkan calon-calon pelamar untuk mengisi lowongan yang ada dalam suatu perusahaan/lembaga sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.

b. Prosedur Rekrutmen

Dalam upaya rekrutmen tenaga kerja, harus ditetapkan dulu langkah-langkah/tahap tententu sehingga proses perektutan dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh tenaga kerja yang tepat (sesuai dengan prinsip The Right Man On The right Job). Jadi


(30)

13

diperlukan prosedur rekrutmen yang sistematis. Susilo Manyato (1992:34) menyatakan bahwa:

“Prosedur pengadaan tenaga kerja merupakan serangkaian metode untuk memperoleh informasi yang lengkap dari pelamar, melalui berbagai langkah yang kronologis dan sistematis (mulai dari program penarikan tenaga kerja sampai dengan berhasil menyelesaikan dengan baik tes kesehatan sehingga dapat diterima dalam organisasi yang bersangkutan)” Mengenai prosedur rekrutmen ini Heidjirachman R. dan Suad Husnas (1993) memberikan contoh prosedur rekrutmen yang lazim digunakan, yaitu:

1) Wawancara pendahuluan 2) Pengisian blangko lamaran 3) Refrensi

4) Tes Psikologi 5) Wawancara lanjutan

6) Persetujuan atasan langsung 7) Pemeriksaan kesehatan 8) Induksi

Pendapat lain dari Istijanto (2006:12) menyatakan bahwa proses penerimaan karyawan dapat digambarkan dalam tujuh proses seperti berikut :


(31)

Gambar 1. proses penerimaan karyawan Surat lamaran kerja yang dikirim oleh pelamar

diterima, diseleksi bagian personalia

Bagian personalia mengirim surat panggilan kepada pelamar

Tes tertulis bagicalon pelamar

Pemberitahuan hasil tes tertulis

Wawancara bagi calon karyawan

Tes kesehatan bagi calon karyawan

Pemberitahuan hasil tes tertulis secara keseluruhan dan konfirmasi


(32)

15

Gary Dessler (1997:127) menggambarkan langkah-langkah dalam proses perekrutan dan seleksi seperti berikut:

Gambar 2. langkah-langkah dalam proses perekrutan dan seleksi

c. Tujuan Rekrutmen

Penarikan pegawai atau rekrutmen merupakan upaya untuk memperoleh jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Ambar TS (2009:171) mengemukakan tujuan rekrutmen meliputi:

1) Rekrutmen sebagai alat koordinasi soasial Perekrutan, membangun suatu kumpulan calon

Pelamar melengkapi formulir lamaran

Menggunakan alat seleksi seperti tes untuk menyaring kebanyakan

Para penyelia dan yang lainnya mewawancarai calon final untuk menentukan pilihan Perencanaan dan peramalan pekerjaan


(33)

2) Rekrutmen sebagai teknik untuk memaksimumkan efisiensi 3) Rekrutmen sebagai strategi responsitas politik.

Rekrutmen yang bertujuan pencapaian keadilan sosial dilakukan dengan memberikan pertimbangan proporsional kepada pihak yang perlu dilindungi, misalnya penerimaan pegawai yang memprioritaskan putra daerah setempat. Rekrutmen yang bertujuan untuk memaksimumkan efesiensi adalah rekrutmen yang dilaksanakan secara ketat agar dapat menjaring calon pegawai yang berkualitas yang dapat memenuhi tuntutan organisasi. Sedangkan rekrutmen yang bertujuan untuk responsivitas politik lebih mengutamakan ketahanan dan keamanan sosial atau bila terjadi perubahan kebijakan politik.

d. Kendala Rekrutmen

Mengenai kendala rekrutmen, T. Hani Handoko (2000:71-74) mengemukakan berbagai kendala yang terjadi dalam proses rekrutmen, yaitu:

1) Kebijaksanan-kebijaksanaan organisasional

2) Kendala dalam hal pertimbangan manfaat, hubungan masyarakat, dan pertimbangan ekonomis.

3) Perencanaan sumber daya manusia

4) Rekrutmen harus menetapkan terlebih dahulu uraian tugas dan keterampilan yang harus dipenuhi.


(34)

17

5) Kondisi pasar tenaga kerja

6) Kendala berupa ketersediaan calon yang berkualitas, yang juga menuntut biaya rekrutmen yang tinggi.

7) Kondisi lingkungan eksternal

8) Kendala muncul ketika terjadi perubahan pasar tenaga kerja, tingkat pengangguran, hukum pertumbuhan, kualitas tenaga kerja, dan serta situasi perekonomian.

9) Persyaratan-persyaratan jabatan

10)Penetapan persyaratan yang tinggi/berkualitas akan sulit mendapatkan calon yang terampil.

11)Kebiasaan-kebiasaan pelaksanaan penarikan

12)Kebiasaan yang kurang baik yang tidak diubah akan terjadi terus menerus dalam proses perekrutan.

e. Saluran Rekrutmen

Untuk memperoleh pegawai yang potensial maka harus dipilih dari sekumpulan pelamar yang benar-benar memenuhi syarat, para calon dapat diproses melalui berbagai metode/saluran seperti berikut: (Ambar TS, 2009:184-187)

1) Job Posting

Pengumuman terbuka mengenai lowongan melalui berbagai media agar terbuka kesempatan luas bagi para calon pelamar.


(35)

2) Skill Inventory

Menawarkan kepada para calon pelamar yang memenuhi syarat untuk mengisi jabatan yang kosong. Metode sebagai pelengkap Job Posting.

3) Referals

Pegawai yang ada merekomendasikan pegawai lain, teman yang nilai mampu secara profesional untuk mengisi lowongan yang ada. 4) Walls In

Para calon pelamar datang langsung ke Departemen Tenaga Kerja untuk mengajukan lamaran dengan identitas diri, minat dan kemampuan. Bila suatu saat ada lowongan posisi yang sesuai, mereka akan dipanggil untuk diproses lebih lanjut.

5) Writes in

Para calon mengirim surat lamaran secara langsung pada lembaga tanpa mengetahui pasti ada lowongan atau tidak. Biasanya lembaga akan menyeleksi para calon yang benar-benar memenuhi syarat sesuai dengan tuntutan jabatan yang kosong.

6) Rekrutmen dari Perguruan Tinggi

Metode ini sering dipakai bila membutuhkan tenaga manajerial, profesional,dan teknis yang memiliki pengetahuan paling mutakhir. 7) Open House


(36)

19

Mengundang orang-orang untuk mengunjungi dan melihat berbagai fasilitas dan aktifitas perusahaan. Orang yang berhasil dan sekiranya memenuhi persyaratan akan datang melamar untuk mengisi lowongan.

8) Advertising

Mengkomunikasikan kebutuhan pegawai kepada masyarakat melaui berbagai media cetak, audio dan audio visual, ketika perusahaan membutuhkan pegawai secara cepat untuk mengisi jabatan yang lowong.

9) Employment Agencies

Rekrutmen dilakukan melalui agen penempatan tenaga kerja balik milik pemerintah maupun swasta. Di Inonesia dilakukan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui berbagai perusahaan pengerah dan penyalur tenaga kerja, misal PJTKI. 10)Perusahaan Konsultan Manajemen

Merekrut pegawai melalui perusahaan konsultan manajemen untuk pelamar-pelamar yang prepektif. Biasanya konsultan mencari pegawai-pegawai yang berkualitas dari perusahaan lain untuk menduduki posisi lowongan pada perusahaan kliennya.

f. Rekrutmen TKI

Di Indonesia ketentuan untuk rekrutmen telah diatur dalam Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan


(37)

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Diatur pula dalam keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 104 Tahun 2002 tentang Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Rekrutmen TKI dilakukan oleh pihak pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja dan pihak Swasta melalui PJTKI. Kegiatan rekrutmen TKI terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

1. Penyuluhan dan Pendataan TKI

Kegiatan ini dilakukan oleh petugas pengantar kerja pada instansi kota/kebupaten dan untuk pihak swasta dilakukan oleh petugas dari PJTKI. Dari hasil pendataan tentang jumlah calon TKI dari petugas PJTKI dilaporkan kepada instansi kota/kabupaten. Untuk pendataan para calon TKI harus menyerahkan fotokopi KTP, ijasah dan atau sertifikat keterampilan. Dari hasil pendataan tersebut, para calon TKI mengikuti penyuluhan. Sesuai dengan Kepmenkertrans No. 104 Tahun 2002 dan Undang-Undang No. 39 Tahun 2004, para calon TKI yang boleh mengikuti penyuluhan adalah yang memenuhi persyaratan seperti berikut.

a) Berusia minimal 18 tahun, kecuali bagi calon TKI yang akan dipekerjakan pada pengguna perorangan sekurang-kurangnya berusia 21 tahun.


(38)

21

c) Sehat mental dan fisik yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.

d) Berpendidikan sekurang-kurangnya SLTP/sederajat.

e) Memiliki keterampilan/keahlian yang dibuktikan dengan sertifikat keterampilan yang dikeluarkan oleh lembaga kepelatihan yang diakreditasi oleh instasi yang berwenang. f) Memiliki surat ijin orang tua/wali, suami/istri.

g) Persyaratan lain yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara tujuan penempatan.

h) Tidak dalam keadaan hamil bagi calon TKI perempuan. (sumber: http://pjtkiresmionline.blogspot.com/2013/07/hak-dan-kewajiban-tki.html)

Berdasarkan Kepmenakertrans No. 104 Tahun 2002, materi yang wajib disampaikan oleh petugas penyuluh kepada calon TKI meliputi:

a) Penjelasan umum tentang program penempatan TKI. b) Prosedur dan mekanisme penempatan TKI.

c) Persyaratan umum bagi calon TKI yang berminat untuk bekerja di luar negeri.


(39)

2. Pendaftaran dan Perekrutan

Sebelum melakukan pendaftaran, para calon TKI harus sudah memahami barbagai informasi mengenai gambaran umum dan hal-hal yang harus dipersiapkan oleh calon TKI, baik secara mental, fisik, maupun administratif. Syarat bagi calon TKI yang mendaftar harus telah mengikuti penyuluhan tentang berbagai hal yang telah diatur dalam Kepmenakertrans No. 104 Tahun 2002, yaitu:

1) Lowongan pekerjaan yang tersedia beserta uraian tugasnya. 2) Syarat-syarat kerja yang memuat gaji, jaminan sosial, dan

waktu kerja.

3) Peraturan perundang-undangan, sosial budaya, situasi dan kondisi negara tujuan

4) Hak dan kewajiban TKI

5) Prosedur dan kelengkapan dokumen penempatan

6) Biaya-biaya yang dibebankan kepada calon TKI dan mekanisme pembayaran

7) Persyaratan calon TKI

Setelah selesai pada tahapan ini, calon TKI mengikuti tahap selanjutnya, yaitu pendidikan dan pelatihan, pemeriksaan kesehatan, pengurusan dokumen, uji kompetensi, dan pembekalan akhir pemberangkatan yang dijelaskan pada pelaksanaan penempatan TKI.


(40)

23

3. Tinjauan Mengenai Penempatan a. Penempatan TKI di luar negeri

Berdasarkan undang-undang No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Pelindungan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri, Pasal 1 ayat 3, pengertian penempatan kerja adalah:

“pengertian penempatan Tenaga Kerja Indonesia yang

selanjutnya disebut penempatan TKI adalah kegiatan pelayanan untuk mempertemukan TKI sesuai bakal, minat, dan kemampuannya dengan pemberi kerja di luar negeri yang meliputi keseluruhan proses perekrutan, pengurusan dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan sampai ke negara tujuan, dan pemulangan dari negara tujuan”

Sedangkan di dalam Kepmenakertrans No. 104 Tahun 2002 Pasal 1 ayat 1 ditetapkan bahwa:

“pengertian penempatan Tenaga Kerja di Indonesia ke Luar Negeri yang selanjutnya disebut penempatan TKI adalah kegiatan penempatan tenaga kerja yang dilakukan dalam rangka mempertemukan persedian TKI dengan permintaan pasar kerja di luar negeri dengan menggunaan mekanisme antar kerja”.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan penempatan TKI merupakan kegiatan pengiriman TKI yang telah memenuhi persyaratan fisik, mental, dan administratif untuk bekerja di luar negeri melalui prosedur perekrutan dan penempatan yang telah diatur dan ditetapkan oleh negara melalui aturan hukum yang sah. b. Pelaksanaan penempatan TKI

Dalam Undang-undang No. 39 Tahun 2004 Bab IV Pasal 10 ditetapkan bahwa “pelaksanaan penempatan TKI ke luar negeri


(41)

dilakukan oleh pemerintah dan pelaksana penempatan TKI swasta”. Sedangkan dalam Kepmenakertrans No. 104 Tahun 2002 ditetapkan bahwa “kegiatan penempatan TKI ke luar negeri dilakukan oleh PJTKI dan instansi pemerintah yang bertanggunng jawab di bidang penempatan TKI ke luar negeri”

Dalam UU No. 39 Tahun 2004 maupun dalam Kepmenakertrans memperoleh SIPPTKI, syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh PJTKI adalah:

1) Badan hukum berbentuk Perseorangan Terbatas (PT).

2) Mempunyai kantor dan peralatan kantor yang lengkap serta alamat yang jelas sesuai dengan surat keterangan, domisili dan instansi yang berwenang.

3) Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

4) Menyerahkan dana jaminan dalam bentuk deposito atas nama Menteri sebesar Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) pada Bank Nasional di Indonesia yang ditunjuk Menteri.

5) Memiliki modal disetor yang tercantum data pendirian perusahaan sekurang-kurangnya Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).

6) Memberikan surat kuasa kepada Menteri untuk mencairkan dana jaminan.


(42)

25

7) Memiliki surat keterangan Undang-Undang Gangguan.

8) Mempunyai bukti wajib lapor ketenaga kerjaan sesuai dengan Undang-Undang No 7 Tahun 1981.

9) Mempunyai rencana kegiatan perusahaan untuk lima tahun kalender berturut-turut yang meliputi kegiatan promosi dan pemasaran, kegiatan penyediaan TKI, jumlah TKI yang akan ditempatkan, jenis pekerjaan atau jabatan pada negara tujuan penempatan, penyiapan kualitas TKI, pengelolaan perlindungan TKI di luar negeri.

10)Mempunyai asrama/akomodasi yang memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. 11)Mempunyai pegawai yang berpengalaman di bidang

ketenaga-kerjaan.

12)Komisaris dan direksi perusahaan tidak pernah melakukan tindak pidana kejahatan yang berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan yang dijatuhi sanksi pidana berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

c. Tujuan Penempatan TKI

Dalam UU No. 39 Tahun 2004 Bab I Pasal 3 disebutkan bahwa tujuan penempatan dan perlindungan TKI adalah:


(43)

1) Memberdayakan dan mendayakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi.

2) Menjamin dan melindungi calon TKI/TKI sejak di dalam negeri, di negara tujuan sampai ketempat asal di Indonesia.

3) Meningkatkan kesejahteraan TKI dan keluarganya.

Sedangkan di dalam Kepmenakertrans No. 104 Tahun 2002 Bab I Pasal 3 ayat 1 ditetapkan bahwa kegiatan penempatan TKI dapat dilakukan ke semua negara dengan ketentuan:

1) Terjaminnya hak untuk mendapatkan perlindungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara tujuan penempatan.

2) Negara tujuan tidak dalam keadaan bahaya.

Dengan adanya aturan hukum yang jelas tentang penempatan TKI di luar negeri diharapkan dapat berpengaruh terhadap perbaikan nasib para TKI yang ada di luar negeri mengingat banyaknya terjadi perlakuan sewenang-wenang oleh pengguna jasa TKI.

d. Prosedur Penempatan TKI

Sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, prosedur penempatan TKI terdiri dari kegiatan pra-penempatan, selama penempatan, dan akhir penempatan. Pada masa pra-penempatan TKI, pihak pelaksana penempatan harus menempuh langkah-langkah seperti:


(44)

27

1) Pengurusan SIP (Surat Ijin Pengerahan). 2) Perekrutan dan seleksi.

3) Pendidikan dan pelatihan kerja. 4) Pemeriksaan kesehatan dan psikologi. 5) Pengurusan dokumen.

6) Uji kompetensi.

7) Pembekalan akhir penempatan. 8) Pemberangkatan.

Tentang langkah-langkah tersebut dapat diuraikan seperti berikut.

1) Pengurusan SIP (Surat Ijin Pengerahan)

SIP ini wajib dimiliki oleh PJTKI/pihak Swasta sebagai syarat legalitas perusahaan. Dengan memiliki SIP berarti PJTKI/Swasta ini telah mendapat ijin dari Menteri Tenaga Kerja untuk melakukan perekrutan, penempatan, dan pengiriman TKI ke luar negeri. UU NO. 39 Tahun 2004 dan Kepmenakertrans NO. 104 Tahun 2002 mempersyaratkan kepada para pelaksana penempatan TKI harus memiliki dokumen-dokumen:

a) Perjanjian kerja sama penempatan.

Yaitu perjanjian tertulis antara pelaksana pemempatan TKI Swasta dengan mitra usaha atau pengguna yang memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak.


(45)

b) Surat permintaan TKI/Job Order.

Surat pengiriman TKI dari pengguna atau mitra usaha luar negeri.

c) Perjanjian Kerja.

Perjanjian tertulis antara TKI dan pengguna yang memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak mengenai syarat dan kondisi kerja.

d) Perjanjian penempatan TKI.

Perjanjian tertulis antara PJTKI dan calon TKI yang memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak.

2) Perekrutan dan Seleksi.

Penjelasan sudah diuraikan pada poin 2 tentang tinjauan mengenai perekrutan.

3) Pendidikan dan pelatihan kerja.

Sebelum pemberangkatan ke luar negeri calon TKI harus mengkuti diklat. UU No. 39 Tahun 2004, kegiatan diklat bertujuan untuk:

a) Membekali, menempatkan dan mengembangkan kopetensi kerja calon TKI.

b) Memberi pengetahuan dan pemahaman tentang situasi, kondisi, adat istiadat, budaya, agama, dan resiko berkerja diluar negeri.


(46)

29

c) Membekali kemampuan berkomunikasi dengan bahasa negara tujuan.

d) Memberi pengetahuan dan pemahaman tentang hak dan kewajiban calon TKI.

Apabila calon TKI tidak lulus dalam diklat maka tidak boleh ditempatkan dan diberangkatkan ke luar negeri.

4) Pemeriksaan kesehatan dan psikologi.

Untuk mengetahui kesehatan dan kesiapan psikis serta kepribadian calon TKI dengan pekerjaan yang akan dilakukan di negera tujuan. Calon TKI yang tidak lulus atau tidak memahami syarat tidak boleh untuk ditempatkan.

5) Pengurusan dokumen.

Dokumen yang harus dimiliki sebagai bukti legalitas TKI di luar negeri, meliputi:

a) KTP, ijasah pendidikan terakhir, dan akte kelahiran.

b) Surat keterangan startus perkawinan, bagi yang telah menikah mempampirkan fotocopy buku nikah.

c) Surat ijin suami/isteri, orang tua/wali. d) Sertifikat kopetensi kerja.

e) Surat keterangan sehat dari hasil pemeriksaan kesehatan dan psikologi.


(47)

g) Visa kerja.

h) Perjanjian penempatan kerja. i) Perjanjian penempatan kerja.

j) KTKLN (Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri). 6) Uji Kompetensi

Menguji kemampuan calon TKI dan melaksanakan pekerjaan yang akan menjadi tugasnya, setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan sehingga dapat diketahui kualitas kemampuan TKI untuk diberangkatkan ke luar negeri.

7) Pemberangkatan Akhir Pemberangkatan (PAP)

Kegiatan PAP dilaksanakan oleh pemerintah maupun pihak PJTKI secara bersama-sama, untuk menjelaskan seluruh informasi kepada calon TKI yang siap diberangkatkan. Materi pembekalan meliputi:

a) Pembeniaan mental kerohanian.

b) Pembinaan fisik,disiplin, dan kepribadian.

c) Sosial, budaya, adat istiadat dan kondisi negara tujuan. d) Peraturan perundangan-undangan di negara tujuan. e) Tata cara pemberangkatan dan kepulangan.

f) Informasi yang berkaitan dengan keberadaan perwakilan RI. g) Program pengiriman uang.


(48)

31

i) Isi perjanjian penempatan.

j) Hak dari kewajiban TKI dan PJTKI.

4. Tinjauan Mengenai Tenaga Kerja a. Pengertian tenaga kerja

Tenaga kerja adalah orang yang melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang maupun jasa yang berguna untuk masyarakat dan terlihat secara langsung dalam kegiatan tersebut sehingga mendapatkan upah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 dinyatakan bahwa “tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat”.

Tenaga kerja dapat diperoleh dari berbagai sumber. Dalam mancari tenaga kerja, organisasi harus menetapkan persyaratan kepada calon tenaga kerja sehingga dapat diperoleh tenaga kerja berkualitas yang mampu menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang akan dibebankan kepadanya.

b. Pengertian Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

Dalam Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 dinyatakan bahwa Tenaga Kerja Indonesia adalah “setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai pencari kerja yang akan bekerja di luar


(49)

negeri dan terdaftar di institusi pemerintah Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan’.

Kepmenakertrans No. 104 tahun 2002 menetapkan bahwa pengertian Tenaga Kerja Indonesia atau TKI adalah “warga negara Indonesia baik laki-laki maupun perempuan yang bekerja di luar negeri dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja melalui prosedur penempatan TKI”. Sedangkan pengertian calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah “pencari kerja yang telah terdaftar dan lulus seleksi pada PJTKI serta telah menandatangani perjanjian penempatan”.

Dapat disimpulkan bahwa calon TKI adalah para pencari kerja yang telah mendaftarkan diri di instansi ketenagakerjaan yang mempunyai keinginan bekerja di luar negeri. Sedangkan TKI adalah pencari kerja yang telah terdaftar di instansi ketenaga kerjaan dan telah memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dan siap untuk diberangkatkan.

c. Hak dan Kewajiban TKI.

Dalam UU No. 39 Tahun 2004, setiap TKI yang bekerja diluar negeri mempunyai hak dan kesempatan seperti berikut:

1) Bekerja diluar negeri.

2) Memperoleh informasi yang benar mengenai pasar kerja luar negeri dan proses penempatan TKI di luar negeri.


(50)

33

3) Memperoleh pelayan dan pelakuan yang sama dalam penempatan di luar negeri.

4) Memperoleh kebebasan menganut agama dan keyakinannya serta kesempatan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianutnya.

5) Memperoleh upah sesuai dengan standar upah yang berlaku di negara tujuan.

6) Memperoleh hak, kesempatan dan perlakuan yang sama yang diperoleh Tenaga kerja Asing lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan di negara tujuan.

7) Memperoleh jaminan perlindungan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan atas tindakan yang dapat merendahkan harkat dan martabatnya serta pelanggaran atas hak-hak yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan selama penempatan di luar negeri.

8) Memperoleh jaminan perlindungan keselamatan dan keamanan kepulangan TKI ketempat asal.

Selain hak TKI juga memiliki kewajiban-kewajiban seperti berikut:

1) Mentaati peraturan perundang-undangan, baik di dalam negeri maupun di negara tujuan.


(51)

2) Mentaati dan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan perjanjian kerja.

3) Membayar biaya pelayanan penempatan TKI di luar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

4) Memberitahukan/melaporkan kedatangan, keberangkatan, dan kepulangan TKI kepada perwakilan RI di negara tujuan. Seharusnya antara hak dan kewajiban dapat berjalan seimbang. Terkait dengan kepentingan TKI, realita menunjukan bahwa banyak hak-hak TKI yang dilanggar, baik oleh pihak pengguna TKI maupun pihak pelaksana penempatan TKI. Adalah tugas dan tanggung jawab pemerintah untuk mengatasi permasalah TKI. Sudah diatur dalam UU No. 39 Tahun 2004 kewajiban pemerintah adalah:

1) Menjamin terpenuhinya hak-hak calon TKI/TKI baik yang berangkat melalui pelaksana penempatan TKI maupun yang berangkat secara mandiri.

2) Mengawai pelaksanaan penempatan calon TKI/TKI.

3) Membentuk dan mengembangkan sistem informasi penempatan calon TKI/TKI diluar negeri.

4) Melakukan upaya diplomatik untuk menjamin pemenuhan hak dan perlindungan TKI secara optimal di negara tujuan.

5) Memberikan perlindungan kepada TKI selama masa sebelum pemberangkatan, penempatan, dan masa purna penempatan.


(52)

35

Perlindungan pemerintah terhadap hak-hak TKI sebaiknya dapat dilaksanakan secara konsekuen agar dapat mengurangi atau bahkan meniadakan pelanggaran hak-hak TKI yang dilakukan oleh pihak pengguna maupun pihak pelaksana penempatan TKI.

B. Kerangka Berfikir

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki jumalah penduduk terbanyak atau tertinggi. Penduduk yang tinggi ini dapat dilihat dari beban dan potensi bagi pembangunan. Semua upaya pembangunan, kapan, dan dimanapun selalu diarahkan untuk meningkatkan kesejahterahan penduduk, menurunkan jumlah penduduk miskin, pengangguran dan mengurangi tingkat kesenjangan sosial, dan ekonomi diantara kelompok dalam masyarakat. Adanya kelangkaan kesempatan kerja, rendahnya kualitas secara nasional di berbagai sektor ekonomi sehingga para tenaga kerja Indonesia (TKI) mencari peruntungan di luar negeri. Sempitnya lapangan pekerjaan di Indonesia mendorong jumlah TKI yang mengadu nasib ke berbagai negara dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup dengan bekerja di luar negeri mengalahkan gambaran tentang kekerasan, eksploitasi, dan kebijakan deportasi terhadap TKI. Bahkan hal itu akan tetap dilakukan meskipun harus pergi dengan status tidak berdokumen atau ilegal.


(53)

Adanya tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri mendorong pemerintah untuk membuat aturan yang berguna untuk melindungi para tenaga kerja indonesia. Diundangkannya UU no. 39 tahun 2004 tentang perlindungan tenaga kerja indonesia ke luar negeri diharapkan dapat memberikan perlindungan bagi para tenaga kerja indonesia yang berada di luar negeri. Disnakertrans dan PJTKI dalam melakukan proses perekrutan calon TKI tidak jarang menemukan permasalahan. Permasalahan yang ada yaitu pada saat pendaftaran ataupun saat pengiriman. Diketemukan sebagian calon TKI melakukan pendaftaran tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku, selain itu juga diketemukan calon TKI yang memalsukan dokumen-dokumen, misalnya identitas diri dan sebagainya sesuai dengan syarat yang ditentukan. Banyak ditemukan juga TKI dari luar daerah yang mendaftar dan berangkat dari PJTKI di DKI Jakarta, karena kebanyakan para calon TKI ingin mengejar cepatnya waktu dan proses pengiriman. Sehingga bisa terjadi masalah terhadap TKI terhadap perlindungan yang diberikan disana tidak akan maksimal, karena daerah asal sendiri merasai tidak bertanggung jawab atas TKI tersebut. Disamping adanya permsalah terkain calon TKI yang mendaftar di Luar prosedur dan tidak mendapat perlindungan hukum dari Disnakertrans, ada juga TKI yang mendaftar sesuai dengan prosedur namum dalam kenyataannya tidak mendapat perlindungan yang maksimal dari Disnakertrans maupun PJTKI setempat.


(54)

37

Terkait dengan adanya permasalahan tersebut, menjadi kewajiban dari Disnakertrans DKI Jakarta dan PJTKI setempat untuk memberikan perlindungan hukum bagi TKI baik perlindungan hukum yang bersifat preventif maupun represif dan perlindungan lainnya. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam pasal 77 ayat (1) UU No.39 tahun 2004 tentang perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri, perlindungan tenaga kerja indonesia di luar negeri dilaksanakan mulai dari penempatan, masa penempatan, sampai dengan masa setelah penempatan atau pemulangan

Selanjutnya, berdasarkan konsep diatas maka kerangka pemikiran dapat dilkemukankan dalam gambar berikut:


(55)

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian Masyarakat Pencaker Luar Negeri Perwakilan RI Pembekalan akhir pemberangkatan (PAP) oleh BNP2TKI Permintaan pengiriman TKI kepada pelaksana penempatan TKI TKI penyelesaikan Kotrak kerja

TKI di kembalikan ke PPTKIS dan di pulangkan ke Penempatan TKI ke

negara tujuan

TKI tiba di luar negeri dan diterima

oleh agensi di luar negeri Post arrival management: (i) complaint handling

mechanisme oleh local authorities; (2) technical agreement on cosular assistance oleh local authorities; (3) joint commission oleh perwakilan RI dan Kementerian setempat

TKI dipilangkan dan dilaporkan kepada

perwakilan RI

TKI tiba dan di data oleh BNP2TKI TKI disalurkan ke

pengguna Pendataan oleh BNP2TKI Proses perekrutan dan pelatihan oleh PPTKIS


(56)

39

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, dapat dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian. Penjabaran pertanyaan penelitian secara rinci sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur perekrutan dan penempatan TKI di kantor Disnakertrans DKI Jakarta?

2. Bagaimana pelaksanaan prosedur perekrutan dan penempatan TKI ke luar negeri oleh Disnakertrans DKI Jakarta?

3. Apa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi TKI ke luar negeri? 4. Bagaimana peran Disnakertrans DKI Jakarta dalam kegiatan perekrutan

dan penempatan DKI Jakarta dalam kegiatan perekrutan dan penempatan TKI ke luar negeri?

5. Apa saja kendala yang dihadapi Disnakertrans dan PJTKI dalam melaksankan prosedur perekrutan dan penempatan TKI di luar negeri? 6. Upaya apa saja yang ditempuh disnakertrans DKI jakarta dan PJTKI


(57)

40 BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bermaksud untuk menemukan dan menjelaskan suatu permasalahan yang menjadi obyek penelitian. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan segala suatu yang saat ini terjadi. Di dalam penelitian deskriptif terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan menginterpretasikan kodisi-kondisi yang sekarang terjadi. Seperti yang dikatakan Hadari Nawari (2002:63), metode deskriptif dengan menggambarkan atau melukis keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Jadi, penelitian deskripsi berupaya untuk menggali fakta, kemudian mendeskripsikan sesuai dengan kenyataan yang ada, tidak memanipulasi data serta tidak melakukan uji hipotesis. Dalam konteks penelitian ini, akan memaparkan peristiwa-peristiwa dan permasalahan yang ada tentang pelaksanaan prosedur perekrutan dan penempatan TKI ke luar negeri yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan PJTKI.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta dan PJTKI yang ada diwilayah Condet, Jakarta Timur. Dipilih PJTKI yang ada di Jakarta Timur di karenakan di wilayah ini paling banyak


(58)

41

terdapat PJTKI. Penelitian ini di laksanakan pada 4 September 2013 sampai dengan 6 November 2013.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian menurut Sanapiah Faisal (1990:109) menunjuk pada orang atau individu atau kelompok yang dijadikan unit atau satuan (khusus) yang diteliti. Agar dapat memperoleh data yang akurat dan terpercaya, diperlukan adanya informan kunci dan informan pendukung. Penelitian ini teknik penentuan subjek penelitian yang digunakan adalah teknik purposive, yang dimaksud purposive adalah penentuan subjek penelitian berdasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu (Lexy J. Moleong, 2005:224).

Adapun kriteria yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah:

1. Pihak yang mengetahui dan mempunyai pengalaman terkait dengan pendaftaran calon TKI di luar prosedur yang berlaku.

2. Pihak di Disnakertrans yang mempunyai kewenangan dan bertanggungjawab adalam melaksanakan perekrutan dan penempatan TKI.

3. Pihak yang langsung menangani perekrutan dan penempatan pada calon TKI.

Setelah ditetapkan kriteria yang menjadi subjek penelitian di atas maka dapat ditetapkan subjek penelitian sebagai berikut:


(59)

1. Kepala Bidang Teknik Pelaksanaan Ketenagakerjaan Disnakertrans DKI Jakarta.

2. Kepala Bidang Penempatan Disnakertrans DKI Jakarta. 3. Staf pegawai PT. Mahasatama Perdana.

4. Calon TKI yang melakukan proses pendaftaran di DKI Jakarta, jumlah kuantitas 2 orang untuk mendapatkan hasil yang objektif.

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data penelitian ini, peneliti menggunakan berbagai metode sebagai berikut:

1) Metode Wawancara

Wawancara adalah kegiatan percakapan dua orang atau lebih untuk memperoleh informasi tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua orang yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (intervience) yang memberi jawaban atas pertanyaan tersebut (Lexy J. Moleong, 2005:135)

Metode ini digunakan untuk menggali informasi yang diketahui oleh informan secara mendalam terkait dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu mengenai pelaksanaan prosedur perekrutan dan penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri yang dilakukan oleh Disnakertrans dan PJTKI. Untuk melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu menyiapkan pedoman wawancara (interview guide) berupa seperangkat pertanyaan dengan tujuan agar wawancara tidak menyimpang dari pokok


(60)

43

permasalahan, meskipun pertanyaan wawancara dapat berkembang nantinya sesuai dengan kondisi lapangan. Selama wawancara peneliti menggunakan media audio yaitu tape recoder atau recorder handphone untuk merekam semua pembicaraan dengan para informan.

2) Metode Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan pada perkiraan dengan mengambil data yang sudah ada dan tersedia dalam catatan dokumentasi (Basrowi dan Suwandi, 2008:158)

Menurut Sanapiah Faisal (1990:81), yang disebutkan dengan dokumen adalah semua jenis rekaman/catatan “sekunder” lainnya, seperti surat -surat, emo/nota, pidato, buku harian, foto-foto, kliping berita koran, hasil-hasil penelitian, agenda kegiatan.

Dokumen yang diperoleh oleh penelitian terkait permasalahan yang diteliti:

1. Data calon TKI di DKI Jakarta

2. Data Penempatan calon TKI di DKI Jakarta

3. Persyaratan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk bekerja di luar negeri

4. Prosedur pengiriman calon TKI di DKI Jakarta. 5. Contoh Surat Izin Pengerahan (SIP)


(61)

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja (ide) seperti yang telah disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hippotesis kerja tersebut (Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong, 2005:280)

Setelah data dihimpun, lalu diolah dan dianalisis. Menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Huberman yang diterjemahkan dan disederhanakan oleh Tjetjep Rahmadi Rohili (1992:16), terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

1) Reduksi Data

Data yang dihasilkan dari wawancara dan dokumentasi merupakan data mentah yang masih acak dan komplek. Untuk itu penelliti melakukan pemilihan data yang relevan dan bermakna untuk disajikan dengan cara memilih data yang mampu menjawab permasalah peneliti tentang bagaimana perekrutan dan penempatan terhadap calon TKI yang dilakukan Disnakertrans DKI Jakarta.

2) Penyajian Data

Data yang telah diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi kemudian disajikan ke dalam laporan secara sistematis ke dalam kategori dengan sifat masing-masing data yang spesifik sesuai dengan penelitian yang sifatnya penting dan pokok. Dari unit-unit data yang


(62)

45

telah dikumpulkan tersebut kemudian dipilih-pilih kembali serta dikelompokan sesuai dengan kategori yang sudah ada sehingga data tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas dari hasil penelitian tentang bagaimana perekrutan dan penempatan calon TKI yang dilakukan disnakertrans DKI Jakarta.

3) Menarik Kesimpulan (verifikasi)

Data yang telah diinterpretasikan secara sistematik tersebut dianalisis dengan perspektif tertentu untuk memperoleh kesimpulan. Penarikan kesimpulan berangkat dari rumusan masalah dan tujuan penelitian kemudian diperiksa kebenarannya untuk menjamin keabsahannya. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan cara berfikir induktif yaitu dari hal yang khusus diarahkan kepada hal-hal yang mampu untuk mengetahui jawaban dari permasalahan dalam penelitian mengenai bagaimana perekrutan dan penempatan calon TKI yang dilakukan disnakertrans DKI Jakarta.


(63)

F. Teknik Penarikan Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data dilakukan untuk emmperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini, agar keabsahan terjalin akurat dan sesuai dengan data-data yanga ada, maka hasil dokumentasi mengenai Perekrutan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ke Luar Negeri Oleh Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi DKI Jakarta, dilakukan cross check dengan hasil wawancara. Cross check dilakukan juga terhadap subjek penelitian yang satu dan subjek penelitian yang lain, dan antara hasil wawancara dengan dokumentasi yang diperoleh selama penelitian.


(64)

47 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Disnakertrans DKI Jakarta

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta merupakan penggabungan dari 3 (tiga) unit kerja yang terdiri dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi DKI Jakarta, Kanwil Departemen Tenaga Kerja Provinsi DKI Jakarta dan Kanwil Departemen Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor: 3 Tahun 2001 tentang Bentuk dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta. Sesuai dengan keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta bertugas menyelenggarakan urusan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang meliputi Penempatan Tenaga Perluasan Kesempatan Kerja, Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja, Hubungan Industrial dan Persyaratan kerja, Pengawasan Ketenagakerjaan dan Perlindungan Tenaga Kerja, Hygiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Kesejahteraan Tenaga Kerja, Tuna Karya dan purna Karya serta urusan ketransmigrasian.


(65)

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 Tanggal 24 Desember 2008 Tentang Organisasi Perangkat Dearah, dilakukan penataan organisasi perangkat daerah di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Susunan Organisasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sesuai Perda Nomor 10 tahun 2008 Bagian Kelima Paragraf 9 Pasal 69, terdiri dari 1 Sekretariat dan 4 Bidang. Keempat Bidang tersebut adalah Bidang Pelatihan dan Produktivitas, Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Bidang Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja, serta Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan.

Di setiap Kota Administrasi dibentuk Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan susunan organisasinya terdiri dari Kepala Suku Dinas, Subbagian Tata Usaha, Seksi Pelatihan dan Produktivitas, Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Seksi Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja, serta Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan. Di tingkat Kecamatan dibentuk Seksi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta secara teknis administratif membawahi pula Unit Pelaksana Teknis Daerah seperti Balai Latihan Kerja, Balai Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, serta Balai Pelayanan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (BP2TKI).


(66)

49

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta yang mempunyai tugas melaksanakan urusan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian memiliki fungsi yang meliputi :

1. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

2. Penyusunan Kebijakan Teknis Pelaksanaan Urusan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian

3. Penyusunan Perencanaan dan Informasi Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian

4. Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja 5. Pengembangan Produktivitas

6. Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja

7. Pembinaan, Pengawasan, Evaluasi dan Pengembangan Kesejahteraan Pekerja

8. Pembinaan, Pengawasan, Evaluasi dan Pengembangan Pengupahan 9. Pembinaan, Pengawasan, dan Pengembangan Hubungan Industrial 10.Fasilitasi dan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial 11.Sertifikasi dan Akreditasi Pelatihan Kerja

12.Penyelenggaraan Perlindungan Tenaga Kerja

13.Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Higiene, Kesehatan dan Keselamatan Kerja


(67)

15.Pelayanan, Pembinaan, dan Pengendalian Perizinan dan/atau rekomendasi ketenagakerjaan

16.Pemungutan, Penatausahaan, Penyetoran, Pelaporan, Pertanggungjawaban Penerimaan Retribusi Ketenagakejaan

17.Penegakan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Ketenagakerjaan 18.Penyediaan, Penatausahaan, Penggunaan, Pemeliharaan, dan Perawatan Prasarana dan Sarana Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian

19.Pemberian Dukungan Teknis Kepada Masyarakat dan Perangkat Daerah

20.Pengeloalaan Kepegawaian, Keuangan, Barang, dan Ketatausahaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan

21.Pelaporan dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai unit kerja yang mempunyai tugas melaksanakan urusan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian berkewajiban untuk memberikan pelayanan dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan permasalahan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.


(68)

51

a. Visi, Misi, Tujuan dan Tugas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta

1) Visi Disnakertrans DKI Jakarta

Visi adalah pandangan jauh ke depan kemana dan bagaimana Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) harus dibawa dan bekerja agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipasif, inovatif serta produktif. Sehingga visi merupakan keadaan yang menantang akan keadaan masa depan yang merupakan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Berdasarkan pengertian tersebut maka visi yang diemban oelh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah:

“Terwujudnya tenaga kerja dan calon transmigran yang berkualitas, produktif, berdaya saing serta sejahtera dalam kerangka hubungan kerja yang harmonis, dinamis dan berkeadilan serta lokasi transmigrasi yang memiliki potensi untuk berkembang”

Terwujudnya tenaga kerja dan calon transmigran yang berkualitas, produktif, berdaya saing adalah tenaga kerja yang memiliki kinerja kerja yang produktif, memiliki keterampilan, kreativitas, dan menjadi tenaga kerja yang profesional.

Terwujudnya kesejahteraan dalam kerangka hubungan kerja yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan adalah terwujudnya kehidupan


(69)

yang sejahtera antara tenaga kerja sehingga membentuk hubungan yang harmonis dan menciptakan kerja sama yang baik.

Terwujudnya lokasi transmigrasi yang memiliki potensi untuk berkembang adalah lokasi transmigrasi yang dapat berkembang dengan baik dan pesat sesuai dengan potensi yang dimiliki.

2) Misi Disnakertrans DKI Jakarta

Misi adalah suatu yang harus dilaksanakan agar tujuan organisasi dapat dilaksanakan dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Dengan adanya misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak lain yang berkepentingan dapat mengenal Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta dan menhetahui peran dan program-program serta hasil yang akan diperoleh dimasa yang akan datang.

Untuk mewujudkan visinya, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengemban misi sebagai berikut:

a) Meningkatkan pengelolaan teknis dan administrasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

b) Mengembangkan sistem informasi dan perencanaan tenaga kerja daerah;

c) Meningkatkan kualitas dan produktivitas angkatan kerja; d) Meningkatkan penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja; e) Meningkatkan kesejahteraan kerja dan purna kerja;


(70)

53

g) Menyelesaikan perselisihan hubungan kerja secara tepat, adil dan konsisten;

h) Mendorong kesadaran tentang hygiene dan K3 di perusahaan; i) Meningkatkan kualitas calon transmigran dan calon lokasi

transmigrasi.

3) Tujuan Disnakertrans DKI Jakarta

Berdasarkan kedudukannya sebagi unsur pelaksana tugas Pemerintah Daerah dibidang tenaga kerja dan transmigrasi. Disnakertrans memiliki tujuan yang hendak dicapai, yaitu:

a) Menyiapkan kebijakan teknis;

b) Menyediakan dukungan teknis dan administratif; c) Memberikan pembinaan teknis kegiatan suku dinas;

d) Menyebarluaskan informasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian kepada masyarakat;

e) Membangun sistem informasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang handal;

f) Menyediakan data dan informasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang up-to-date;

g) Meningkatkan kualitas dan produktivitas angkatan kerja;

h) Menyediakan perencanaan pengembangan tenaga kerja yang realistis;


(71)

j) Meningkatkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja;

k) Mencapai penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan pasar kerja;

l) Menyediakan kesempatan kerja dan perluasan kerja; m) Meningkatkan penyebaran informasi pasar kerja;

n) Menciptakan iklim usaha yang kondusif melalui hubungan yang harmonis antara pekerja dan penyedia lapangan kerja;

o) Mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan;

p) Menyelesaikan perselisihan hubungan kerja yang dapat diterima kedua belah pihak;

q) Meningkatkan kehidupan yang layak bagi pekerja;

r) Menciptakan rasa aman bagi tenaga kerja sesuai dengan standar yang wajar;

s) Meningkatkan iklim kerja melalui perundingan dan pengawasan norma ketenagakerjaan;

t) Menciptakan iklim yang kondusif antara pemerintah dan swasta dalam mewujudkan perlindungan dan norma ketenagakerjaan; u) Meningkatkan K3 dan lingkungan kerja;


(72)

55

w) Menyediakan calon transmigran yang unggul dan dapat diandalkan serta siap memberikan kontribusi yang signifikan dalam membangun dan mengembangkan daerah tujuan;

x) Menyediakan lokasi transmigrasi yang terbaik dan sesuai dengan karakteristik calon transmigran asal DKI Jakarta sehingga memungkinkan untuk meningkatkan kualitas hidupnya serta calon-calon lokasi transmigrasi yang memiliki potensi pengembangan yang tinggi.

4) Tugas Disnakertrans Terhadap Calon TKI

Sehubungan dengan tujuan Disnakertans yaitu untuk meningkatkan pemerataan kesempatan Kerja dan penyedia tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan daerah, nasional, dan pasar kinerja internasional. Disnakertans memiliki tanggung jawab memeratakan kesempatan kerja. Salah satunya yaitu dalam perekrutan dan penempatan calon TKI. Perekrutan dan penempatan calon TKI dilakukan oleh Disnakertrans dan PJTKI. Disnakertans dalam menangani perekrutan dan penempatan calon TKI dilakukan oleh Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Bidang Penempatan Tenaga Kerja & Transmigrasi mempunyai tugas menyusun pedoman dan petunjuk teknis penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja, melaksanakan pembinaan dan pengembangan tenaga kerja mandiri, penyaluran tenaga kerja,


(73)

perluasan kerja, penempatan tenaga kerja dan pendayagunaan tenaga kerja khusus (tenaga kerja asing dan penyandang cacat) serta menyusun pedoman dan petunjuk teknis ketransmigrasian, pembinaan, pelaksanaan penyiapan, pemindahan dan kerja sama ketransmigrasian. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Bidang Penempatan Tenaga Kerja & Transmigrasi mempunyai fungsi:

a) Pengembangan dan pembinaan tenaga kerja mandiri b) Penyaluran tenaga kerja dan perluasan kerja

c) Penempatan tenaga kerja umum

d) Penempatan tenaga kerja khusus (tenaga asing dan penyandang cacat)

e) Menyiapkan bahan, penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan transmigrasi

f) Pembinaan dalam penyiapan, pemindahan dan kerjasama ketransmigrasian

g) Penyuluhan calon transmigran

h) Pendaftaran dan seleksi calon transmigran i) Pemindahan dan penempatan calon transmigran j) Pengembangan kerjasama transmigrasi

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi dibantu oleh:


(74)

57

b) Seksi Penempatan Tenaga Kerja c) Seksi Transmigrasi

Tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja & Transmigrasi

1) Seksi Informasi Bursa dan Perluasan Kerja

a) Menyusun pedoman dan petunjuk teknis sitem informasi pasar kerja dan bursa kerja

b) Menghimpun dan menganalisis data informasi pasar kerja mingguan, bulanan, triwulan dan tahunan.

c) Menyusun metode dan pedoman teknis analisis jabatan perangkat penyuluhan dan bimbingan jabatan serta melakukan penyuluhan dan bimbingan jabatan pada lembaga pendidikan dan pelatihan

d) Memproses perijinan penyelenggaraan praktek psikolog perorangan

e) Menyusun pedoman system komputerisasi informasi pasar kerja/bursa kerja untuk penempatan tenaga kerja dalam dan luar negeri

f) Memproses perijinan lembaga bursa kerja khusus dan lembaga penempatan tenaga kerja dalam dan luar negeri


(75)

a) Menyusun pedoman dan petunjuk teknis penempatan tenaga kerja

b) Menyusun program penempatan, melakukan pembinaan dan pemantauan serta evaluasi penempatan tenaga kerja, Antar Kerja Antara Lokal, Antar Kerja Antar Daerah, Antar Kerja Antar Negara.

c) Menyusun sistem dan pedoman penempatan tenaga kerja pemuda dan wanita

d) Menyelenggarakan penempatan tenaga kerja

e) Menyusun pedoman mekanisme pemulangan tenaga kerja antar daerah dan antar kerja antar Negara

f) Memproses perijinan penyelenggaraan usaha pengadaan dan penyaluran pramuwisma

3) Seksi Transmigrasi

a) Melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan pedoman dan petunjuk teknis penyiapan calon transmigran

b) Melaksanakan penyiapan identifikasi dan pemetaan potensi sasaran

c) Melaksanakan penyuluhan ketransmigrasian

d) Melaksanakan pendaftaran dan seleksi serta legitimasi calon transmigran


(76)

59

b. Struktur Organisasi

Setiap instansi memiliki struktur organisasi yang baik untuk mempelancar jalannya kinerja dari suatu instansi tersebut. Struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang di dalamnya terdapat sekumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama seperti yang telah di rencanakan oleh instansi tersebut. Terdapat beberapa aspek untuk menetapkan sebuah organisasi yang baik, diantaranya perumusan organisasi yang jelas, pemberian tugas pekerjaan, kekuasaan dan tanggung jawab yang jelas, pendelegasian kekuasaan, jenjang pengawasan atau rentang kekuasaan, dan adanya saluran komunikasi yang jelas. Seperihal yang dilakukan Disnakertrans DKI Jakarta, untuk mencapai tujuannya disusunlah struktur organisasi.


(77)

Gambar 5. Bagan Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta


(1)

Mengenai hak-hak para buruh migran Pasal 8 Undang-undang nomor 39 tahun 2004 menyatakan bahwa setiap calon TKW/TKI mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk:

1. bekerja di luar negeri;

2. memperoleh informasi yang benar mengenai pasar kerja luar negeri dan prosedur penempatan TKI di luar negeri;

3. memperoleh pelayanan dan perlakuan yang sama dalam penempatan di luar negeri;

4. memperoleh kebebasan menganut agama dan keyakinannya serta kesempatan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianutnya;

5. memperoleh upah sesuai dengan standar upah yang berlaku di negara tujuan;

6. memperoleh hak, kesempatan, dan perlakuan yang sama yang diperoleh tenaga kerja asing lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan di negara tujuan;

7. memperoleh jaminan perlindungan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan atas tindakan yang dapat merendahkan harkat dan martabatnya serta pelanggaran atas hak-hak yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan selama penempatan di luar negeri;

8. memperoleh jaminan perlindungan keselamatan dan keamanan kepulangan TKI ke tempat asal;

V. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan

1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dipandang tidak memadai dan tidak efektif dalam mengatasi berbagai permasalahan yang timbul dalam praktik terkait penempatan dan perlindungan TKI ke


(2)

luar negeri.Hal ini dapat dilihat dari banyak permasalahan yang timbul, yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Peran PPTKIS lebih dioptimalkan.

b. Persyaratan usia terhadap calon TKI diselaraskan dengan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

c. Kewajiban mengasuransikan tidak efektif dan justru membebani CTKI/TKI.

d. Aspek perjanjian bilateral mengenai perlindungan TKI dan penguat kapasitas ketenagakerjaan diperwakilan RI di luar negeri.

e. Kelembagaan BNP2TKI perlu dilakukan reposisi mengenai kedudukan, tugas, kewenangan, dan tanggung jawabnya. Sejatinya BNP2TKI merupakan organ dari pemerintah untuk melaksanakan penempatan TKI ke luar negeri, sedangkan organ yang mengeluarkan regulasi dan policy adalah tetap berada ditangan Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. f. Ketentuan pidana perlu diharmoniskan.

2. Banyak kendala-kendala yang bisa menghambat kelancaran penempatan TKI ke luar negeri, antara lain sistem penempatan yang masih belum establish, birokrasi dan masalah administratif, kurangnya kordinasi antar lembaga baik antar lembaga pemerintah maupun antar penempat TKI, lemahnya sumber daya manusia dari TKI, PPTKIS yang tidak berizin maupun yang izin operasionalnya


(3)

sudah kadarluasa, banyaknya pungutan diluar sistem, ketentuan umur TKI yang terlalu tinggi, kewajiban asuransi yang akhirnya dibebankan pada TKI, serta kriminalisasi pelanggaran administratif.

3. Upaya Disnakertrans DKI Jakarta dalam mengatasi kendala-kendala dengan melakukan perlidungan dari masa pra penempatan, penempatan sampai dengan purna penempatan. Upaya yang dilakukan Disnakertrans yaitu meliputi sosialisasi dan program PTKLN (Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri), penertiban PPTKIS yang tidak berizin, pemeriksaan calon dokumen TKI dan Kerjasama antara Instansi Pemerintah/Swasta/Lembaga Terkait. B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan prosedur perekrutan dan penempatan TKI oleh Dinas tenaga Kerja dan Transmigrasi, telah mampu di katakan baik. Adapun implikasi melekat di dalamnya adalah:

1. Penempatan untuk para calon TKI sangat diperhatikan sekali oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta, mengingat perlindungan TKI sangat di utamakan. Jadi untuk negara tujuan nanti untuk para calon TKI adalah negara yang sesuai dengan budaya kita di Indonesia.

2. Kesadaran masyarakat akan pentingnya ngekuti jalur yang legal, tentu akan mengurangi kemungkinan praktek percaloan. Adapun praktek


(4)

percaloan akan terus tumbuh subur , ketika suatu organisasi penyedia jasa belum mampu memberikan pelayanan sesuai harapan masyarakat.

C. Saran

1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi perlu mengkaji ulang tentang penempatan dan perlindungan TKI ke luar negeri karena terdapat banyak norma yang justru menghambat kelancaran para calon TKI yang akan bekerja di luar negeri serta tidak cukupnya perlindungan terhadapa TKI ketika TKI mengalami permasalahan ketika bekerja di luar negeri seperti tidak terpenuhinya hak-hak normatif TKI oleh pengguna jasa TKI serta seringnya mengalamin kekerasan fisik oleh majikan.

2. Perlunya regulasi yang mengatur secara jelas mengenai ruang lingkup serta batasan tangung jawab Pemerintah dalam memberikan perlindungan kepada TKI di luar negeri. Selama ini tidak terdapat pengaturan secara jelas mengenai ruang lingkup serta batasan tangung jawab Pemerintah di dalam perlindungan TKI di luar negeri, sehingga pada akhirnya seringkali kebijakan perlindungan TKI dilakukan secara Ad Hoc dan tidak berkesinambungan. Dalam beberapa kasus, bahkan pemerintah mengambil alih tangung jawab pribadi dari TKI yang


(5)

melakukanpelanggaran di luar negeri. Hal ini dapat menjadi insiden yang merugikan Indonesia kemudian hari, khususnya menjadi beban bagi keuangan negara.

3. Perlunya penataan ulang sistem penempatan TKI ke luar negeri dengan cara menata kelembagaan yang terkait dengan penempatan TKI diluar negeri serta menetapkan kewenangan yang jelas dan tidak ambiguitas sehingga tidak terdapat overlapping penanganan TKI di luar negeri.

4. Perlunya rivalitas balai pelatihan kerja dan proses sertifikat keahlian bagi para calon TKI agar dapat meningkatkan kualitas SDM calon TKI.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Refrensi

Ambar Teguh Sulityani & Rosidah. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia : Konsep, Teori dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu

Gary Dessler. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ahli Bahasa : Benyamin Nolan. Jakarta : PT. Premhallindok.

George R. Terry ,2000. Prinsip-Prinsip Manajemen. (edisi bahasa Indonesia). PT. Bumi Aksara: Bandung

Hadari Nawawi. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia (Untuk Bisnis Yang Kompetitif). Yogyakarya : Gajah Mada University Press.

Hani Handoko, T. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE

Heidjrachman, Suad Husnan, (1993), Manajemen Personalia, BPFE, Yogyakarta.


(6)

Ibnu Syamsi. 1994. Sistem dan Prosedur Kerja. Jakarta : Bumi Aktara.

Ida Bagus Mantra, dkk. 1999. Mobilitas TKI ke Malaysia (Studi Kasus Di Flores Timur, Lombok Tengah dan Pulau Bawean). Yogyakarta : Pusat penelitian kependudukan UGM.

Istijanto. 2006. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Maleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mathew G. Milles & Michael Huberman. 1996. Analisis Data Kuantitatif (terjemahan Tjetjep Rohendi Rohili). Jakarta : Universitas Indonesia.

Moekijat. 1982. Tata Laksana kantor. Jakarta : PT. Mandar Maju.

Malthis, Robert L, & Jacson, John. J. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta ; Salemba Empat.

Sanapiah Faisal. 1990. Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Risdakarya

Sonny Sumarsono. 2003. Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia Dan Ketenagakerjaan. Yogyakarta : Graha Ilmu.