Analisis Pengaruh Remiten Dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Terhadap Kesejahteraan Keluarganya Di Kabupaten Deli Serdang

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

ANALISIS PENGARUH REMITEN DARI TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) TERHADAP KESEJAHTERAAN KELUARGANYA

DI KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Diajukan oleh : Muhammad Taufik

070501011

Ekonomi Pembangunan

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

ABSTRACK

The objective of the thise research was to knew the effect of remittance that Indonesian labor get in kabupaten deli serdang for their family whealty. researceher used human development index (HDI) indicator such as education index, healthy index and real expenditure index to describe whealthy level of Indonesian labors family from Deli Serdang. Other indicators was usaged of remittance by Indonesian Labor family.

Number of sample were 30 respondences, who live in Kabupaten Deli Serdang and one other to be Indonesian Labor. Analyzis of data in this research used 2 methode such as descriptive method and simple regres method by eviews 5.1 computer programme.

This result views that remittance had a positif effect and significant at α 5% into HDI from Deli Serdang. And the average of using remittance that accepting Indonesian labor to add their consume everyday.


(3)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh remiten yang diperoleh dari TKI di kabupaten Deli Serdang terhadap tingkat kesejahteraan keluarga mereka. Peneliti memakai indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yaitu indeks pendidikan, indeks kesehatan dan indeks pengeluaran riil untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan keluarga para TKI asal Deli Serdang. Selain itu peneliti juga mengamati tentang pemakaian dari remiten yang di terima keluarga TKI.

Jumlah sampel yang di pakai dalam penelitian ini sebanyak 30 responden yang bertempat tinggal di Kabupaten Deli Serdang dan salah satu keluarga mereka ada yang menjadi TKI. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode deskriptif dan metode regresi sederhana dengan bantuan program komputer eviews 5.1.

Dari hasil penelitian ternyata remiten berpengaruh positif dan signifikan pada α 5% terhadap IPM perkeluarga TKI asal Deli Serdang. Dan rata-rata penggunaan remiten yang di terima dari TKI untuk tambahan konsumsi sehari-hari bagi keluarga mereka.

Keyword : Remiten, Tenaga Kerja Indonesia(TKI), Indeks Pembangunan Manusia(IPM)


(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmadt dan hidayah yang melimpah kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat beriringkan salam tidak lupa penulis haturkan kepada Baginda Rasul Nabi Besar Muhammad SAW, para sahabat dan keluarganya yang penulis harapkan syafaatnya di hari kelak.

Skripsi ini merupakan suatu tugas akhir yang harus di selesaikan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Adapun judul dari skripsi ini adalah Analisis Pengaruh Remiten dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Terhadap Kesejahteraan Keluarganya Di Kabupaten Deli Serdang.

Secara khusus juga penulis ingin menyampaikan beribu terima kasih kepada Ayahanda Paimo dan Ibunda Safariah serta kepada adik penulis Ridha Tiara. Terimakasih atas segala saran, bimbingan, dukungan doa, semangat dan moril yang telah di berikan kepada penulis.

Dalam kesempatan ini penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini dalam berbagai bentuk yang tidak mungkin di tuliskan satu persatu dikarenakan begitu banyak hal yang telah di perbuat terutama kepada:

1. Bapak Drs.Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Drs. Rujiman, MA selaku dosen pembimbing penulis yang telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini, memberikan saran, masukan dan petunjuk yang sangat berarti bagi penulis.

7. Bapak Drs. H.B Tarmizi, SU selaku dosen pembanding penulis yang telah memberikan kritik, saran, dan masukan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

8. Ibu Ilyda Sudardjat, S.Si, M.Si selaku dosen pembanding penulis yang telah memberikan kritik, saran, dan masukan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

9. Seluruh staf pengajar (dosen) Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan ilmu yang sangat berguna bagi penulis yang dapat digunakan pada masa yang akan datang.

10.Pegawai administrasi Departemen Ekonomi Pembangunan, Bang Sugi dan Kak Leny yang tanpa lelah membantu penulis menyelesaikan segala kelengkapan administrasi.


(6)

11.Seluruh Staff dan Pegawai dinas ketenagakerjaan khusunya badan BP3TKI yang telah membantu penulis dalam hal memperoleh data yang dibutuhkan dalam skripsi ini.

12.Seluruh keluarga tercinta, nek Mar, nek Hj.Rosmini Purba, nek Rosnita purba, kakek H.Sudarno, om Ucok, om Ujang, om Yatiman, om Andre, om Siswo, S.pt, bulek Ulas, bulek Aan, bulek Tuti, bulek Tina, Selly, Dinda, Ones, dan juga semua sepupu penulis Putri, Melly, Tami, Tri, Lima, Risky, Tiwi, Trianda, Afis, Naila dan Sinta yang telah memberikan dukungan moril dan doa kepada penulis. 13.Untuk pacar tersayang penulis, Dian Novita Sari yang selalu memberikan

masukan, dan dukungan moril dikala penulis mengalami hambatan psikologis dalam menyelesaikan penelitian ini.

14.Seluruh teman-teman penulis di kampus Ekonomi khususnya untuk anak EP’07 Farul, Wasino, Makruf, Bona, Hamzah, Liza, Anwar, Devi dan masih banyak lagi yang tidak mungkin di sebutkan satu persatu. Makasih buat dukungannya dan bantuannya selama ini yang sangat berarti buat penulis. Kalian takkan terlupakan selamanya dalam hidup penulis.

15.Untuk anak The Blast, Terun, Dani, Nona dan Iis yang selalu saja memberikan warna berbeda dalam hidup penulis selama ini.

Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu semua pihak yang memerlukannya, terutama rekan mahasiswa Ekonomi Pembangunan.


(7)

Medan, 30 Januari 2011 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Hipotesis……… ... 9

1.4 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II: URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Migrasi ... 11

2.2 Tenaga kerja... ... 17

2.2.1 Pengangguran... 19

2.2.2 Tenaga Kerja Indonesia ... 21

2.3 Pengertian Remiten ... 27

2.3.1 Peranan Remiten ... 28

2.4 Teori-Teori Ketenagakerjaan ... 29


(9)

2.4.2 Teori X dan Y Mc Gregor ... 30

2.4.3 Teori Konvergensi ... 31

2.5 Kesejahteraan Keluarga ... 33

BAB III: METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 36

3.2 Populasi dan Sampel ... 36

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 37

3.4 Teknik pengumpulan data ... 38

3.5 Pengolahan data………. 39

3.6 Model analisis data……… 39

3.7 Test of Goodness of Fit……… . 44

3.7.1 Koefisien Determinasi (R-Square) ... 44

3.7.2 Uji t-statistik ……….. ... 45

3.8 Defenisi Operasional ... 46

BAB IV: PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1Gambaran Umum Kabupaten Deli Serdang ... 47

4.1.1 Sejarah Berdirinya Kabupaten Deli Serdang ... 47

4.1.2 Profil Kabupaten Deli Serdang ... 48

4.2Keadaan Demografi ... 51

4.3Ragam Penduduk dan Budaya ... 56

4.4Penyelenggaraan Pemerintah ... 59

4.5Perekonomian Kabupaten Deli Serdang ... 61

4.6Potensi Daerah ... 63


(10)

4.7.1 Analisis Deskriptif ... 69

4.7.2 Analisia Regresi Sederhana ... 80

4.7.2.1 Interpretasi Model ... 81

4.7.2.2 Test of Goodness of Fit ... 81

4.7.2.2.1 Koefisien Determinasi ... 81

4.7.2.2.2 Uji t-stasistik ... 82

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Saran ... 86 DAFTAR PUSAKA

KUISIONER PENELITIAN LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman 1.1 Penyebaran TKI keberbagai negara tujuan kerja tahun 2008 6 1.2 Pengiriman TKI asal Deli Serdang ke Malaysia tahun 2008-2010 8 3.1 Nilai Maksimum dan Nilai Minimum Indikator Komponen IPM 42 4.1 Nama Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang tahun 2009 50 4.2 Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Deli Serdang tahun 2009 54 4.3 Dinamika Kependudukan Kabupaten Deli Serdang 56 4.4 Jumlah Penduduk Setiap Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan Jenis kelamin Tahun 2010 58 4.5 Perkembangan PDRB dan PDRB Perkapita Kabupaten Deli Serdang

tahun2009 63

4.6 Jumlah unit usaha industri (Formal dan Non Formal) tahun 2009 65 4.7 Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur tahun 2010 69 4.8 Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan tahun 2010 70 4.9 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Malaysia tahun 2010 71 4.10 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendapatan sebagai TKI tahun 2010 72 4.11 Klasifikasi Responden Berdasarkan Besarnya Remiten tahun 2010 73 4.12 Klasifikasi Responden Berdasarkan Kuantitas Menjadi TKI tahun 2010 74 4.13 Klasifikasi Responden Berdasarkan Penggunaan Remiten tahun 2010 74 4.14 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Rumah TKI tahun 2010 75 4.15 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pengeluaran Keluarga tahun 2010 76


(12)

4.16 Klasifikasi Responden Berdasarkan Biaya Kesehatan Keluarga

tahun 2010 78


(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Arus Migrasi 16

3.1 kurva Uji T- statistik 46


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran

I DATA NILAI IPM DAN REMITEN TKI ASAL DELI SERDANG TAHUN 2010

II DATA PERHITUNGAN NILAI IPM PERKELUARGA DARI TKI ASAL DELI SERDANG TAHUN 2010

III HASIL REGRESI SEDERHANA DARI DATA LAPANGAN


(15)

ABSTRACK

The objective of the thise research was to knew the effect of remittance that Indonesian labor get in kabupaten deli serdang for their family whealty. researceher used human development index (HDI) indicator such as education index, healthy index and real expenditure index to describe whealthy level of Indonesian labors family from Deli Serdang. Other indicators was usaged of remittance by Indonesian Labor family.

Number of sample were 30 respondences, who live in Kabupaten Deli Serdang and one other to be Indonesian Labor. Analyzis of data in this research used 2 methode such as descriptive method and simple regres method by eviews 5.1 computer programme.

This result views that remittance had a positif effect and significant at α 5% into HDI from Deli Serdang. And the average of using remittance that accepting Indonesian labor to add their consume everyday.


(16)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh remiten yang diperoleh dari TKI di kabupaten Deli Serdang terhadap tingkat kesejahteraan keluarga mereka. Peneliti memakai indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yaitu indeks pendidikan, indeks kesehatan dan indeks pengeluaran riil untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan keluarga para TKI asal Deli Serdang. Selain itu peneliti juga mengamati tentang pemakaian dari remiten yang di terima keluarga TKI.

Jumlah sampel yang di pakai dalam penelitian ini sebanyak 30 responden yang bertempat tinggal di Kabupaten Deli Serdang dan salah satu keluarga mereka ada yang menjadi TKI. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode deskriptif dan metode regresi sederhana dengan bantuan program komputer eviews 5.1.

Dari hasil penelitian ternyata remiten berpengaruh positif dan signifikan pada α 5% terhadap IPM perkeluarga TKI asal Deli Serdang. Dan rata-rata penggunaan remiten yang di terima dari TKI untuk tambahan konsumsi sehari-hari bagi keluarga mereka.

Keyword : Remiten, Tenaga Kerja Indonesia(TKI), Indeks Pembangunan Manusia(IPM)


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tenaga kerja merupakan salah satu dari faktor–faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Dalam kegiatan produksi tenaga kerja merupakan input yang terpenting selain bahan baku dan juga modal. Di beberapa negara, tenaga kerja juga dijadikan aset terpenting karena memberikan pemasukan kepada negara yang bersangkutan. Sangat beruntung sekali bagi negara-negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar, karena negara tersebut pasti memiliki jumlah tenaga kerja yang besar pula.

Negara-negara yang seperti inilah merupakan salah satu incaran dari perusahaan-perusahaan asing untuk menanamkan investasinya. Upah tenaga kerja yang sangat murah semakin mendukung lancarnya investasi masuk ke negara tersebut. Para investor beranggapan bahwa apabila upah buruh dapat ditekan maka dapat mengurangi biaya produksi perusahaan. Sehingga pendapatan perusahaan jauh lebih besar di negara itu dibandingkan apabila perusahaan tersebut menanamkan investasi di negaranya sendiri.

Biasanya negara-negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak adalah negara-negara dunia ketiga atau negara yang sedang berkembang dan negara terbelakang. Jumlah penduduk yang besar dipicu oleh masih melekatnya kebudayaan di negara dunia ketiga seperti masih ada anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki serta masih ada sebagian ras yang memprioritaskan gender. Oleh sebab itu, dengan


(18)

peningkatan jumlah kelahiran tinggi mengarah pada jumlah penduduk yang semakin besar.

Akan tetapi tidak selamanya negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar itu menguntungkan. Dalam konteks pembangunan, pandangan terhadap penduduk ini menjadi terpecah dua ada yang mengatakan penduduk yang besar akan menghambat pembangunan serta menjadi beban pembangunan dan sebagian ahli mengatakan penduduk dianggap sebagai pemicu pembangunan (Sirojuzilam, 2008:34).

Semua itu benar, penduduk yang banyak dapat saja menjadi beban bagi negara dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan. Bagi negara berkembang peningkatan lapangan pekerjaan sangatlah berarti karena dapat menekan angka pengangguran. Tingginya angka pengangguran menyebabkan pendapatan perkapita rendah yang mengarah kepada berkurangnya pendapatan riil. Hal ini yang menyebabkan negara berkembang itu miskin.

Untuk mengatasinya, banyak dari penduduk di negara-negara dunia ketiga memilih berprofesi di sektor apa saja salah satunya adalah sebagai tenaga kerja (buruh), dikarenakan sulitnya dalam mencari lapangan pekerjaan yang layak guna memenuhi kebutuhan hidup tanpa memerlukan pendidikan yang tinggi.

Saat ini hanya masyarakat yang berpendidikan tinggi dan mempunyai skill saja yang dapat bertahan dari keadaan ini, sedangkan yang lainnya tersingkir oleh tantangan dan arus perubahan zaman yang kejam. Dimana tenaga kerja dituntut professionalismenya. Inilah yang terjadi saat ini, dimana laju pertumbuhan jumlah penduduk lebih cepat dibanding dengan perluasan lapangan kerja yang tersedia. Sebagai contoh adalah negara Indonesia yang merupakan salah satu negara sedang berkembang


(19)

yang menjadi tujuan investasi dari negara-negara dunia pertama seperti negara-negara Eropa Barat.

Indonesia dipilih sebagai negara tujuan investasi karena upah buruhnya yang sangat rendah. Selain itu, Indonesia juga merupakan pasar yang terbaik dari pemasaran hasil produksi mereka sebab pola masyarakat Indoneisa sebagian besar adalah konsumtif bukan produktif. Hal ini disebabkan oleh mutu pendidikan yang sangat rendah yang membuat pola konsumtif dimasyarakatnya (David M Heer:1985).

Rata-rata penduduk di Indonesia memilih bekerja disektor informal dan menjadi buruh karena tidak memerlukan pendidikan yang tinggi untuk dapat masuk dalam sektor tersebut. Mereka yang memilih bekerja sebagai buruh adalah yang berpendidikan rendah, yang hanya tamat dari sekolah dasar saja, atau yang putus sekolah bahkan tidak pernah mengenyam bangku pendidikan sama sekali. Tingkat pendapatan yang rendah merupakan penyebab ini semua terjadi. Sehingga ada anggapan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sulit apalagi untuk memikirkan akan sekolah mau biaya dari mana.

Anggapan yang seperti itu salah, sebenarnya pendidikan merupakan hal yang utama untuk menjadikan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan kreativitas yang tinggi. Dengan adanya pendidikan akan mendorong terjadinya efek multiplayer dalam perekonomian. Untuk mewujudkan itu maka pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudoyono digalakkan program wajib belajar 9 tahun dan anggaran untuk pendidikan sebesar 20% dari APBN. Tetapi hal itu belum dapat terealisasi sepenuhnya dikarenakan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Buktinya masih banyak anak jalanan yang mencari nafkah di lampu-lampu merah pada jam sekolah padahal seharusnya mereka mengenyam pendidikan.


(20)

Selain alasan di atas, banyak perusahaan-perusahaan asing maupun domestik yang memerlukan buruh untuk bekerja di perusahaannya semakin menambah ketertarikan masyarakat untuk terjun ke sektor ini. Dengan adanya investasi yang seperti dijelaskan di atas diharapkan dapat menyerap tenaga kerja yang ada sehingga mengurangi angka kemiskinan di dalam negeri melalui pengurangan jumlah pengangguran.

Tetapi investasi yang ditanamkan para investor baik lokal maupun asing dirasa masih kurang mengingat bahwa masih banyak penduduk Indonesia yang bekerja di luar negeri untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dan keluarganya. Salah satu pilihan yang mereka ambil adalah menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di beberapa negara yang mau menerima mereka dan membutuhkan tenaga mereka seperti halnya Malaysia, Singapura dan bahkan sampai ke daerah Timur Tengah. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan dan mencari kehidupan yang lebih baik menyebabkan terjadinya migrasi internasional besar-besaran di Indonesia.

Aktivitas seperti ini berfungsi sebagai sebuah strategi untuk mempertahankan hidup. Maka pilihan-pilihan untuk tetap tinggal di daerah asal merupakan sebuah keputusan yang berisiko (Abdul Haris dan Nyoman Adika, 2002:24). Tetapi migrasi ini sangat membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran di dalam negeri. Selain itu, kegiatan seperti ini dapat menjadi masalah jika tidak di awasi dengan serius oleh pemerintah. Tetapi secara keseluruhan kegiatan ini memang sangat berguna bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah sangat mendukung kegiatan yang dilakukan penduduknya.

Ada dua faktor yang mendorong pemerintah mendukung kegiatan ini : pertama, semakin kompleksnya masalah kependudukan yang terjadi di dalam negeri dengan


(21)

berbagai implikasi social ekonominya seperti masalah pengangguran yang menyebabakan harus ditempuh langkah-langkah inovatif untuk berusaha mengurangi tekanan dari masalah tersebut. Kedua, terbuknya kesempatan kerja yang cukup luas di negara-negara yang relative lebih kaya dan baru berkembang yang menyerap tenaga kerja Indonesia dalam jumlah yang cukup besar (M. Arief Nasution, 2001).

Tenaga kerja Indonesia atau biasa disebut dengan TKI adalah penduduk usia produktif yang bekerja di luar negeri dan mendapatkan upah dari apa yang mereka perbuat dalam kurun waktu tertentu biasanya dalam kurun waktu 2 tahun. Bagi tenaga kerja perempuan yang bekerja di luar negeri disebut dengan Tenaga Kerja Wanita (TKW). Jumlah pengiriman TKI dari tahun ke tahun semakin bertambah seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di Indonesia (Wikipedia, 2010).

Biasanya para TKI telah menandatangani suatu kontrak kerja yang menyebutkan batasan kerja di negara tersebut hanya 2 tahun saja, tetapi jika ada keinginan untuk meneruskannya dapat dilakukan dengan melakukan perpanjangan kontrak kerja dengan negara penerima TKI.

Meskipun mereka hanyalah seorang buruh tetapi janganlah kita remehkan mereka karena mereka merupakan salah satu aset negara yang tak ternilai harganya. Hal ini dikarenakan TKI merupakan salah satu penyumbang terbesar bagi devisa negara dan merupakan pahlawan devisa bagi Indonesia. Berikut adalah data jumlah TKI yang dikirimkan Indonesia tahun 2008:


(22)

Tabel 1.1 Penyebaran TKI keberbagai negara tujuan kerja tahun 2008 Negara Formal Non Formal Jumlah

Algeria 79 - 79

Amerika 66 - 66

Bahrain 19 629 648

Brunai Darussalam 852 1.203 2.055 Hongkong - 4.793 4.793 Kuwait - 8.425 8.425

Macau 2 70 72

Malaysia 34.551 15.018 49.569 Oman/Tunisia - 2.267 2.267 Qatar 218 2.000 2.218 Saudi Arabia 1.391 51.398 52.788 Singapura 58 9.447 9.505 Taiwan 1.123 11.390 12.513 UAE/Abu Dhabi 515 8.398 8.913 Yordania 3 2.936 2.939

Lain-lain 86 77 163

Jumlah 39.050 117.981 157.031

Sumber: BNP2TKI (Maret 2008)

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa jumlah pengiriman TKI yang terbanyak adalah di Saudi Arabia dan Malaysia. Kedua negara tersebut adalah negara yang dinilai memiliki upah buruh yang lumayan besar serta dominan penduduknya beragama islam yang merupakan mayoritas agama di Indonesia.

Hal serupa terjadi di Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara yang memiliki jumlah angkatan kerja sebanyak 866.599 tahun 2008 mengalami masalah yang sama,


(23)

yakni sulitnya dalam penyediaan lapangan pekerjaan bagi ratusan ribu angkatan kerja. Sehingga terjadi angka kemiskinan yang mencapai 94.800 jiwa. Salah satu jalan yang diambil para penduduk di Deli Serdang adalah menjadi TKI.

Mereka-mereka yang menjadi TKI adalah mereka yang tergolong dalam kategori kurang mampu dan miskin dimana para TKI dijadikan tulang punggung dari keluarga mereka. Para keluarga yang mereka tinggalkan mengharapkan para keluarga mereka yang menjadi TKI dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui pengiriman sejumlah uang kepada keluarga mereka.

Uang kiriman itu biasanya disebut remiten. Uang dikirim melalui Bank Nasional Indonesia atau sekarang di sebut BNI 46. Oleh bank uang yang dikirim di tukar dalam bentuk rupiah saat keluarga mengambilnya. Besar kecilnya kiriman dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah. Semakin rendah nilai tukar rupiah maka semakin banyak jumlah uang yang diterima keluarga TKI walaupun jumlahnya tetap dalam mata uang asing. Berikut adalah data pengiriman TKI asal Deli Serdang tahun 2008-2010.

Tabel 1.2 Pengiriman TKI asal Deli Serdang ke Malaysia tahun 2008-2010

TAHUN JAN FEB Maret April Mei Juni Juli agust sept okto Nop des jumlah 2008 208 113 134 211 112 215 192 148 162 170 104 36 1805 2009 59 40 77 77 130 193 81 126 220 268 197 134 1602 2010 179 225 308 264 247 314 - - - 1661

Sumber : BP3TKI SUMUT

Untuk wilayah Sumatera Utara semua pengiriman TKI hanya ke Malaysia saja yang terdiri atas dua sektor besar antara lain. Pertama, sektor formal (pengkilangan) adalah mereka yang bekerja sebagai buruh pabrik atau bekerja di sektor manufaktur. Kedua, sektor informal adalah mereka yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.


(24)

Untuk negara tujuan lain TKI asal Sumut tidak dapat masuk karena terkendala oleh budaya dan bahasa. Dengan kata lain kualitas TKI masih rendah.

Tidak banyak juga, yang menjadi TKI berasal golongan intelektual yakni para sarjana muda yang tidak mendapatkan pekerjaan di dalam negeri sendiri. Selain itu, anggapan mereka bekerja di negara orang jauh lebih baik ketimbang di negara sendiri dengan memperbandingkan tingkat upah dan nilai tukar rupiah terhadap ringgit Malaysia.

Berdasarkan kajian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian melalui penulisan skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGARUH REMITEN DARI TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGANYA DI KABUPATEN DELI SERDANG “ 1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana pengaruh remiten terhadap tingkat kesejahteraan keluarga TKI di kabupaten Deli Serdang?

1.3 Hipotesa

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji. Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah remiten mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga dari TKI di kabupaten Deli Serdang.


(25)

1.4Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh remiten yang diperoleh dari TKI di kabupaten Deli Serdang terhadap tingkat kesejahteraan keluarga mereka.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten Deli Serdang.

2) Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi terutama Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin malakukan penelitian selanjutnya.

3) Sebagai penambah, pelengkap, sekaligus sebagai pembanding hasil-hasil penelitian menyangkut topik yang sama.

4) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya dibidang ketenaga kerjaan.


(26)

BAB II

URAIAN TEORETIS

2.1 Pengertian Migrasi

Fenomena migrasi merupakan salah satu dari mobilitas penduduk yang tidak dapat dilepaskan dari proses perubahan menyeluruh dari kehidupan ekonomi global. Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari satu tempat ketempat lain melampaui batas politik atau batas negara lain. Pada tataran yang lebih makro aktivitas ini sesungguhnya berada dalam satu frame dengan peta perubahan hubungan global, baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya maupun politik.

Oleh karena itu, paling kurang terjadi dua hal yang penting untuk menjelaskan mengapa aktivitas ini makin berkembang dalam skala yang sulit untuk diprediksi. Pertama, secara teoritis aktivitas ini sering kali dikaitkan dengan suatu bentuk perubahan dalam struktur sosial, yaitu suatu aktivitas yang mencoba menghubungkan antara aktivitas migrasi atau distribusi sumber daya sosial (social resources). Kedua, bahwa aktivitas ini juga sering dikaitkan dengan suatu proses relasional dalam suatu proses pembangunan dengan elemen-elemen sosial dan kelompok-kelompok sosial yang ada dalam suatu komunitas.

Lebih spesifik lagi, pada mulanya aktivitas ini dianggap sebagai suatu proses kolonialisasi, baik yang dilakukan untuk kepentingan ekonomi maupun politik. Selain itu ada dua dimensi penting dalam penelahan migrasi ini yaitu dimensi waktu dan dimensi daerah. Untuk dimensi waktu menurut BPS batasannya adalah menetap selama 6 bulan didaerah migran tersebut. Sedangkan untuk dimensi daerah batasannya unit wilayah dibagi dalam beberapa provinsi menurut BPS. Migrasi ini juga dijadikan salah


(27)

satu alternatif pemerintah dalam pemerataan jumlah penduduk dan mengurangi angka pengangguran. Terbukti dengan peningkatan jumlah migran dari tahun ketahun yang sangat spektakuler.

Dalam konteks yang lebih luas, meningkatnya arus migrasi dapat mempengaruhi terjadinya perubahan komposisi penduduk di daerah yang terkait dan juga mempengaruhi pola komunikasi baik individu maupun kolektif dalam komunitas yang berbeda. Ini berarti dalam intensitas yang tinggi migarsi dapat memberikan pengaruh modernisasi pada daerah tujuan migrasi.

Sehingga mendorong percepatan modernisasi dan pengalihan teknologi di daerah tersebut. Dengan begitu dapat terjadi peningkatan kesejahteraan. Berikut beberapa faktor-faktor pendorong terjadinya migrasi di daerah asal :

1. Makin berkurangnya sumber-sumber alam, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin sulit diperoleh seperti hasil tambang, kayu atau bahan dari pertanian.

2. Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal akibat masuknya teknologi yang menggunakan mesin-mesin.

3. Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku di daerah asal. 4. Tidak cocok lagi dengan adat, budaya dan kepercayaan di tempat asal.

5. Alasan pekerjaan atau perkawinan yang menyebabkan tidak bisa mengembangkan karir pribadi.

6. Bencana alam, baik banjir, kebakaran, gempa bumi, musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.

Kebanyakan migrasi dilakukan guna mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik lagi dibanding daerah asal. Selain faktor pendorong yang menyebabkan maraknya


(28)

migrasi daerah tujuan juga mengambil bagian yang penting sebagai salah satu faktor terjadinya migrasi. Berikut beberapa faktor-faktor penarik yang mendorong terjadinya migrasi :

1. Adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan untuk memasuki lapangan pekerjaan yang cocok.

2. Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik 3. Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi

4. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya : iklim, perumahan, sekolah, dan fasilitas-fasilitas kemasyarakatan lainnya.

5. Tarikan dari orang yang diharapkan sebagai tempat berlindung

6. Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang dari desa atau kota kecil.

Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa faktor pendorong dan penarik merupakan faktor utama yang menyebabkan migrasi. Rata-rata migrasi disebabkan oleh keadaan ekonomi di daerah asal yang sangat tidak mendukung. Oleh sebab itu, migrasi dijadikan harapan baru dalam meningkatkan kesejahteraan mereka. Secara umum migrasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain.

2. Migrasi internal adalah perpindahan yang terjadi dalam satu negara misalnya perpindahan antar provinsi, antar daerah, migrasi pedesaan ke perkotaan, dan seterusnya.

Kedua jenis migrasi di atas dilihat dari tempatnya dan juga jaraknya dari asal migran. Selain itu ada juga jenis migrasi yang didasarkan pada sifatnya yaitu :


(29)

1. Migrasi sirkuler atau migrasi musiman adalah migrasi yang terjadi jika seseorang berpindah tempat tetapi tidak bermaksud untuk menetap di tempat tujuan migrasi. 2. Migrasi ulang-alik adalah orang berpindah setiap hari meninggalkan tempat

tinggalnya pergi ke tempat lain untuk bekerja atau berdagang.

Seharusnya kegiatan ini dijadikan suatu hal yang dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada, tetapi banyak juga kegiatan migrasi di sertai juga dengan migran budaya. Sehingga kebudayaan di daerah migran menjadi tergangu dengan adanya kebudayaan yang di bawa para imigran tersebut. Kebudayaan yang positif dapat membawa daerah tersebut menjadi lebih modern dan high technology, tetapi jika budaya itu mengarah pada hal-hal yang negatif maka akan merusak daerah itu seperti penggunaan narkoba.

Dalam konteks yang lebih kontemporer, aktivitas migrasi ini berkaitan langsung dengan kegiatan ekonomi dalam konteks pembangunan ekonomi. Proses perubahan ini paling kurang meliputi lima aspek yang secara langsung memiliki implikasi penting dalam proses pembangunan ekonomi :

1. Tumbuhnya kesadaran akan pentingnya kesempatan kerja antar negara

2. Meningkatnya apresiasi masyarakat antar negara dalam hubungan-hubungan sosial, budaya, dan ekonomi

3. Berkembangnya suatu hubungan yang baru

4. Munculnya kesepakatan-kesepakatan migran antar negara

5. Terjadinya peningkatan pendapatan sebagai implikasi langsung dari remiten dan besarnya volume migrasi kembali

Kelima aspek ini dalam proses pembangunan, baik nasional maupun internasional menjadi dasar alternatif dalam perumusan arah kebijakan pembangunan


(30)

yang mempertimbangkan posisi migran. Hal ini mengingat bahwa suatu proses pembangunan merupakan suatu proses improvisasi kualitas seluruh sumber daya yang ada yang ditujukan untuk peningkatan standar hidup manusia. Migrasi antar negara ini merupakan suatu bentuk manifestasi dari kebebasan melakukan pilihan ekonomi sebagai konsekuensi leburnya sistem ekonomi lokal ke dalam sistem yang lebih global. Dengan leburnya sistem ekonomi telah menciptakan bentuk-bentuk hubungan yang baru yang lebih moderat dan terbuka.

Tetapi tidak selamanya setiap orang senang dengan istilah migrasi, ada sebagian orang yang tetap bertahan di daerah asal. Mereka beranggapan bahwa migrasi dapat menghilangkan kebudayaan dan adat istiadat di daerah mereka. Biasanya masyarakat yang masih memandang seperti ini adalah mereka yang memiliki pola piker yang tradisional yang menekankan pada unsur budaya. Selain ada faktor pendorong dan penarik, ada juga faktor penghambat yang menjadi kendala dalam kegiatan ini. Seperti tergambar di bawah ini dimana selalu saja ada faktor penghambat dalam kegiatan migrasi.

0‐‐‐+‐‐‐+‐‐‐ 0‐‐‐+‐‐‐+

0‐‐‐+‐‐‐+‐‐‐0 0‐‐‐+‐‐‐.+‐‐‐0

Penghalang Antara

Daerah asal Daerah tujuan


(31)

Keterangan : + = faktor penarik, --- = faktor pendorong,

0 = faktor netral

Faktor-faktor penghambat ini bisa berupa penolakan atas kedatangan orang lain di daerah mereka sampai pada tahap melakukan isolasi terhadap daerahnya. Serta pikiran yang takut akan pengambil alihan hasil sumber daya yang ada kepihak lain. Di masyarakat yang tradisional sumber daya merupakan warisan dari nenek moyang mereka yang harus di jaga dan di rawat dengan baik. Karena masih percaya akan kutukan dari nenek moyang. Di tandai dengan masih adanya istilah tanah adat dalam suatu daerah yang mesti dijaga. Bagi daerah yang seperti ini sangat sulit sekali adanya orang asing masuk kedaerah tersebut.

Tetapi untuk saat ini, semua daerah bebas di masuki oleh orang lain asalkan mereka tetap mengikuti tata aturan yang berlaku dikalangan masyarakat. Keterbukaan ini telah membuat terjaadinya alih teknologi yang dibawa pendatang kedaerah tersebut.

2.2 Tenaga Kerja

Tenaga kerja didefenisikan sebagai penduduk usia kerja baik yang sudah bekerja, sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Yang dimaksud dengan tenaga kerja (man power) adalah besarnya bagian dari penduduk yang dapat dapat diikut sertakan dalam kegiatan ekonomi. Dibeberapa negara seperti Amerika Serikat, Jerman, dan negara-negara Eropa yang lain, bagian penduduk yang termasuk usia kerja adalah kelompok umur 15-64 tahun.


(32)

Pembagian golongan sebagai tenaga kerja atau bukan tenaga kerja didasarkan pada usia atau umur penduduk. Di Indonesia, dalam hal ini penduduk yang dikategorikan sebagai tenaga kerja adalah mereka yang telah berusia 14 tahun atau lebih sedangkan yang tidak sesuai dengan usia diatas digolongkan sebagai bukan tenaga kerja. Tetapi undang-undang No.25 Tahun 1997 tentang ketenagakerjaan telah menetapkan batas usia kerja menjadi 15 tahun berlaku mulai tanggal 1 oktober 1998.

Biasanya batas usia kerja yang digunakan berbeda-beda untuk tiap negara, tetapi sering yang dijadikan pertimbangan adalah tingkat perekonomian dan situasi tenaga kerja. Semakin maju perekonomian di suatu daerah atau negara maka batas umur yang ditentukan untuk usia kerja minimum akan semakin tinggi. Bekerja diartikan sebagai melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa dengan maksud untuk memperoleh penghasilan berupa uang atau barang, dalam kurun waktu ( time reference) tertentu.

Secara umum pengukuran ketenagakerjaan dapat didekati dengan dua cara, yakni gainful worker approuch dan labour force approuch. Dalam gainful worker approuch seseorang dalam batas umur tertentu akan ditanyai:”Kegiatan apa yang biasa

ia lakukan dalam kurun waktu tertentu. Kata biasa yang dimaksud tersimpul didalamnya usaha tidak menganggap penting kegiatan-kegiatan lain yang tidak termasuk kategori yang biasa ia lakukan. Oleh karena itu, dapat saja terjadi bahwa seseorang yang dalam kurun waktu tertentu “biasanya bersekolah” tetapi dalam suatu pencacahan sedang mencari pekerjaan, maka dalam gainful worker approuch ini akan dimasukkan dalam kategori sekolah.

Tetapi konsep ini memiliki kekurangan karena kurang jelas dalam memberikan gambaran statistik yang tepat antara mereka yang bekerja dan yang sedang mencari


(33)

pekerjaan. Kelemahan ini amatlah dirasakan bila ingin mengetahui jumlah angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan (pengangguran terbuka). Konsep ini cenderung menghasilkan angka pengangguran terbuka relatif kecil.

Pendekatan lain dan paling banyak digunakan adalah labour force approuch. Dalam pendekatan ini seluruh penduduk dalam kelompok umur tertentu dan kurun waktu tertentu pula dikelompokkan menjadi dua kelompok, yakni mereka yang termasuk dalam kategori Angkatan kerja (labour force) dan bukan Angkatan kerja. Mereka – mereka yang tergolong dalam angkatan kerja adalah mereka yang telah bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan (pengangguran). Sedangkan yang dimaksud bukan angkatan kerja adalah mereka-mereka yang memiliki kriteria sebagi berikut: a. Golongan yang masih bersekolah, yaitu mereka yang kegiatannya hanya dan

terutama sekolah

b. Golongan yang mengurus rumah tangga, yaitu mereka yang mengurusi rumah tangga tanpa menerima upah

c. Golongan lain-lainnya, yang tergolong dalam golongan ini ada dua macam yakni: 1. Penerima pendapatan, yaitu mereka yang tidak melakukan suatu kegiatan

ekonomi tetapi memperoleh pendapatan seperti tunjangan pensiun, bunga atau simpanan atau sewa atas milik

2. Mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain, misalnya karena lanjut usia, cacat, dalam penjara atau sakit kronis.

2.2.1 Pengangguran

Yang dikatakan sebagai pengangguran adalah mereka yang tidak bekerja sama sekali selama satu minggu sebelum pencacahan dan berusaha mencari kerja. Dalam


(34)

terminologi teknisnya kata pengangguran diberi batasan tertentu sebagai berikut :mereka yang dalam kelompok umur tertentu dan dalam kurun waktu tertentu yang telah disepakati, tidak bekerja, dan tidak mempunyai pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan.

Dari batasan tersebut tersimpul didalamnya bahwa titik dasar untuk mengukur besarnya pengangguran adalah batasan kata “ bekerja” itu sendiri. Oleh karena itu bilamana batasan bekerja dibuat terlalu bebas dan dapat mengakomodasikan kemungkinan yang sebesar-besarnya, dengan sendirinya akan menghasilkan angka pengangguran yang terlalu kecil. Angka pengangguran ini dapat dihitung dengan membagi antara jumlah penganggur dengan jumlah angkatan kerja dikali 100%.

Seperti yang telah dijelaskan diatas yang dinamakan pengangguran adalah mereka-mereka yang sedang mencari pekerjaan. Berdasarkan sensus 2000 yang dikatakan sebagai pencari kerja adalah :

1. Mereka yang pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan atau pencari kerja baru.

2. Mereka yang pernah bekerja, pada saat pencacahan sedang menganggur dan berusaha mendapatkan pekerjaan atau pencari kerja lama.

3. Mereka yang dibebastugaskan dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.

Ada pula yang dikatakan sebagai setengah menganggur dalam ketenagakerjaan. Perhitungan ini menggunakan jam kerja normal yakni 38 jam seminggu yang diberlakukan sejak tahun 1990. bagi mereka yang tidak dapat memenuhi syarat tersebut dapat digolongkan sebagai setengah menganggur. Maka yang dikatakan setengah menganggur adalah tenaga kerja yang bekerja kurang dari jam kerja normal yang telah ditetapkan. Jadi banyak penduduk yang merasa telah bekerja tetapi menurut pemerintah


(35)

masih di golongkan sebagai pengangguran. Menurut sebab terjadinya, pengangguran dapat digolongkan kepada tiga jenis yaitu :

a. Pengangguran friksional

pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja yang ada. Kesulitan ini dapat terbentuk dari waktu yang diperlukan selama prosedur pelamaran dan seleksi, atau terjadi karena faktor jarak atau kurangnya informasi. Pengangguran ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan walaupun secara teoritis jangka waktu pengangguran tersebut dapat disingkat melalui penyediaan informasi pasar kerja yang lengkap.

b. Pengangguran Struktural

Pengangguran struktural terjadi karena perubahan dalam struktur atau komposisi perekonomian. Perubahan struktural yang demikian memerlukan perubahan dalam ketrampilan tenaga kerja yang dibutuhkan sedangkan pihak pencari kerja tidak mampu menyesuaikan diri dengan ketrampilan baru tersebut. Misalnya suatu pergeseran dari ekonomi yang berat keagraris menjadi ekonomi yang berat keindustri. Sangat sulit menyesuaikan ketrampilan yang kebiasaan bertani dengan kebiasaan berindustri.

c. Pengangguran Musiman

Pengangguran musiman terjadi karena pergantian musim. Biasanya yang tergolong dalam jenis pengangguran ini adalah seorang petani, dimana pada saat diluar musim panen dan turun kesawah maka para petani tersebut tidak melakukan kegiatan yang ekonomis. Mereka hanya sekedar menunggu sampai datangnya musim yang baru. Selama menunggu tersebut yang dikatakan pengangguran musiman.


(36)

2.2.2 Tenaga Kerja Indonesia

Tenaga Kerja Indonesia disingkat TKI adalah sebutan bagi warga negara dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu biasanya dalam kurun waktu 2 tahun dengan menerim mereka bekerja yang kemudian di transferkan dalam bentuk rupiah pada saat masuk kedalam negeri. Namun demikian, istilah TKI seringkali dikonotasikan dengan pekerja kasar atau buruh padahal yang mereka kerjakan adalah hal yang halal daripada mereka yang menjadi perampok.

Sedangkan untuk TKI perempuan seringkali disebut Tenaga Kerja Wanita (TKW). Kebanyakan para TKW dipekerjakan di sektor informal sebagai pembantu rumah tangga. Banyaknya TKW menjadi pembantu rumah tangga dikarenakan hal tersebut merupakan keahlian bagi kaum wanita. TKW ini yang sering kali mendapat perlakuan yang tidak wajar dan tidak manusiawi oleh majikan mereka dinegara tempat mereka bekerja. Padahal TKI merupakan salah satu jalan yang diambil pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran yang ada, tetapi malah menimbulkan masalah baru bagi pemerintah itu sendiri.

Sampai saat ini belum ada jawaban yang tepat untuk mengatasi kekerasan yang di alami TKW yang sering kali sampai mengakibatkan kematian. Seharusnya pemerintah telah membuat suatu solusi dari permasalahan ini. Mengapa selalu tenaga kerja dari Indonesia yang sering mendapat perlakuan tidak menyenangkan. Padahal bukan hanya dari Indonesia tenaga kerja tersebut ada dari beberapa negara-negara


(37)

tetangga juga. Tetapi hal seperti itu tidak pernah terdengar sampai menimpah mereka. Adakah yang salah dari hal perekrutan mereka sehingga menjadi masalah yang baru.

Ada dua faktor yang menyebabkan pemerintah mengambil kebijakan dengan melakukan pengiriman TKI keluar negeri:

1. Semakin kompleksnya masalah kependudukan yang terjadi di dalam negeri dengan berbagai implikasi sosial-ekonominya yang terjadi, seperti masalah pengangguran, menyebabkan harus ditempuh langkah-langkah yang inovatif untuk berusaha mengurangi tekanan tersebut sehingga kemiskinan tidak semakin berkembang.

2. Terbukanya kesempatan kerja yang lebih luas di negara-negara yang relative kaya dan baru berkembang yang dapat menyerap tenaga kerja Indonesia dalam jumlah yang cukup besar.

Oleh sebab itu, pemerintah sangat mendukung kegiatan ini karena dapat mengurangi masalah-masalah yang telah disebutkan di atas dalam hal pengangguran dan pengurangan jumlah penduduk miskin.

TKI sering disebut-sebut sebagai pahlawan devisa karena dalam setahun bisa menghasilkan devisa 60 trilyun rupiah (2006), tetapi dalam kenyataannya malah banyak masalah yang dihadapi TKI ini. Dimana balas jasa pemerintah kepada TKI karena merupakan penyumbang terbesar devisa.

Pada 9 Maret 2007 kegiatan operasional di bidang Penempatan dan Perlindungan TKI di luar negeri dialihkan menjadi tanggung jawab Badan Nasional Penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia sedangkan untuk daerah dinamakan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI). Sebelumnya seluruh kegiatan operasional di bidang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri dilaksanakan oleh


(38)

Ditjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri

Sejak 2007, BNP2TKI telah melakukan pelayanan penempatan TKI yang dilaksanakan pemerintah, Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS), TKI mandiri dan penempatan perusahaan sendiri. Perjalanan sejarah penempatan TKI menjadi alasan pembenaran bahkan apa yang biasanya dilakukan di masa lalu, itulah yang paling benar.

Diera global ini, penempatan dan perlindungan TKI paling tidak harus berpedoman kepada 2 (dua) undang-undang yaitu Undang Undang Nomor: 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang Undang Nomor: 39 Tahun 2004 beserta peraturan pelaksanaannya. Apabila kedua undang-undang dan peraturan pelaksanaannya dipahami dengan benar, niscaya, siapapun atau lembaga manapun tidak akan terjebak ke masalah kewenangan. Karena, siapapun sebagai pemangku kewenangan, bukanlah menjadi ukuran utama, namun siapa yang mengambil peran yang paling besar dalam menjamin hak-hak TKI.

Atas dasar itulah Pemerintah Republik Indonesia merasa perlu membentuk BNP2TKI yang khusus menangani pasar kerja luar negeri. Dengan demikian Undang Undang Nomor: 39 Tahun 2004, Pasal 95 ayat (1), secara tegas menyebutkan bahwa BNP2TKI mempunyai fungsi pelaksanaan kebijakan di bidang penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri secara terkoordinasi dan terintegrasi, lebih lanjut ayat (2) BNP2TKI bertugas:

a. Melakukan penempatan atas dasar perjanjian secara tertulis antara pemerintah dengan pemerintah negara pengguna TKI atau pengguna berbadan hukum di negara tujuan penempatan sebagaimana Pasal 11 ayat (1),


(39)

b. Memberikan pelayanan, mengkoordinasikan, dan melakukan pengawasan mengenai: 1) Dokumen;

2) Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP); 3) Penyelesaian masalah;

4) Sumber sumber pembiayaan;

5) Pemberangkatan sampai pemulangan; 6) Peningkatan kualitas calon TKI; 7) Informasi;

8) Kualitas pelaksanaan penempatan TKI; dan 9) Peningkatan kesejahteraan TKI dan keluarganya.

Berdasarkan penjelasan undang-undang yang telah disebutkan di atas maka sebenarnya TKI tersebut telah mendapat berbagai pelayanan dan juga perlindungan dari pemerintah. Jika dilihat dari izin keberangkatannya TKI dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu TKI yang legal dan TKI yang illegal. Perbedaaan dari kedua jenis TKI ini adalah hanya pada perizinannya, dimana TKI illegal tidak mendapatkan izin secara resmi dari pemerintah. TKI yang seperi ini yang sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan di tempat mereka bekerja.

Mereka yang menjadi TKI secara illegal sebenarnya tidak mengetahui bahwa mereka adalah TKI yang tidak resmi dikarenakan semua yang berkaitan dengan perekrutan sebagai TKI di pegang oleh Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) dahulu sekarang telah berganti nama menjadi Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS). Karena peran pemerintah hanya sebagai pemberi izin saja tidak mengurusi dalam hal perekrutan TKI. Jadi segala jenis yang dibutuhkan


(40)

sebagai TKI seperti ketrampilan dan juga kursus bahasa merupakan tanggung jawab PPTKIS.

Setelah PPTKIS melakukan perekrutan sampai pembuatan kursus yang di perlukan maka PPTKIS baru memberikan nama-nama yang menjadi TKI beserta dokumen yang diperlukan dalam hal pembuatan izin dan juga surat resmi pernyataan dari negara yang menjadi tujuan bekerja bahwa mereka membutuhkan tenaga kerja kepada BP3TKI. Barulah BP3TKI membuat izin sehingga calon TKI menjadi legal dimata hukum.

Oleh karenanya, jika PJTKIS tersebut tidak benar maka para TKI yang akan menjadi korban dari hal tersebut. Bisa saja TKI menjadi TKI illegal karenanya dan mendapatkan perlakuan yang tidak wajar di tempat kerja mereka. Sehingga perlu peranan pemerintah dalam hal penertiban PJTKIS yang benar-benar legal dan berbadan hukum.

2.3Pengertian Remiten

Remitan awalnya adalah segala jenis pengiriman uang, dimana sipengirim tidak berada lagi ditempat tersebut. Dengan kata lain pengiriman uang dikatakan remiten jika migran tidak didaerah itu. Kemudian, definisi remiten semakin diperluas yaitu segala jenis pengiriman bukan hanya berbentuk uang saja tetapi barang, hadiah, sumbangan, pelayanan, serta distribusi keuntungan dan pembayaran komersial dari sesorang kepada orang lain melalui suatu perantara. Sebenarnya secara sederhana remiten dapat diartikan sebagai pengiriman uang. Maka remiten adalah pengiriman uang dan barang dari migran atau mover kepada anggota rumah tangga, saudara ataupun masyarakat di


(41)

Untuk wilayah Sumatera Utara remiten biasanya dikirim melalui bank BNI 46. IMF mendefinisikan remiten ke dalam 3 kategori, yaitu :

(1) Remiten pekerja atau transfer dalam bentuk cash dan sejenisnya dari pekerja asing kepada keluarganya di kampung halaman,

(2) Kompensasi terhadap pekerjaan atau pendapatan, gaji atau remunerasi dalam bentuk cash atau sejenisnya yang dibayarkan kepada individu yang bekerja di satu negara lain dimana keberadaan mereka adalah resmi, dan

(3) Transfer uang seorang asing yang merujuk kepada transfer kapital dari aset keuangan yang dibuat orang asing tersebut sebagai perpindahan dia dari satu negara ke negara lainnya dan tinggal lebih dari satu tahun.

Menurut World Bank, remiten dikatakan sebagai transfer remittance dan boleh saja berlaku secara domestik maupun internasional. Contoh domestik remiten adalah uang yang dikirim dari seseorang yang telah bermigrasi dari desa ke kota dalam suatu negara. Untuk wilayah Indonesia yang dinamakan remiten adalah pengiriman uang yang dilakukan para TKI kepada keluarganya di tanah air dengan bantuan suatu lembaga keuangan yakni BNI 46.

Remiten ini dapat dibagi menjadi 2 berdasarkan pola pengirimannya antara lain: a. Remiten rutin

Yang dikatakan sebagai remiten rutin adalah yang terjadi secara terus-menerus berdasarkan waktu yang telah tertentu.

b. Remiten khusus

Yang dikatakan sebagai remiten khusus adalah remiten yang di kirim tidak berdasarkan waktu yang rutin, tetapi terjadi pada saat-saat tertentu saja seperti pada saat hari besar tertentu.


(42)

2.3.1 Peranan Remiten

Remiten bisa saja dijadikan suatu surplus bila terakumulasi dengan baik dan dimanfaatkan oleh keluarga pekerja migran sebagai modal yang akan mengubah perekonomian di daerah asal migran. Dalam hal ini respon terhadap remiten ini berbeda-beda. Para migran dari Sumatera Utara tidak hanya mengirimkan remiten kepada keluarga mereka tetapi juga membuat asosiasi (paguyuban) di daerah-daerah tujuan untuk kemudian mengirimkan dana kepada desa-desa mereka untuk pembangunan desa setempat. Tidak hanya desa mereka tetapi yang terpenting meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka. Hal itu merupakan tujuan utama mereka untuk menjadi TKI.

Selain itu, pemerintah juga mendapat manfaat dari remiten yang di kirimkan TKI melalui nilai tukarnya serta adanya tambahan pendapatan saat mereka melakukan pengurusan ijin pergi menjadi TKI. Selisih nilai tukar ini yang di manfaatkan pemerintah untuk menambah devisa negara. Dengan peningkatan devisa ini, berarti dapat memperbaiki neraca perdagangan internasional Indonesia. Sehingga TKI merupakan asset negara yang sangat penting. Oleh karenanya TKI disebut sebagai pahlawan devisa karena remiten yang dikirimkan.

2.4 Teori – Teori Ketenegakerjaan 2.4.1 Teori Hierarkhi Moslow

Pada umumnya para ahli teori perilaku beropini bahwa dalam setiap perilakunya manusia mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Keberadaan tujuan tersebut, menjadi tumpuan sinergi dengan para ahli teori motivasi yang berusaha berfikir dan mencari cara agar manusia dapat didorong berkontribusi memenuhi kebutuhan dan keinginan


(43)

organisasi. Tenaga kerja penting dimotivasi untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa motivasi mereka bekerja dalam keadaan sakit hati yang menjurus pada ketiadaan kontribusi bahkan terbuka peluang kontribusi yang merugikan.

Teori hierarkhi kebutuhan Maslow menyiratkan manusia bekerja dimotivasi oleh kebutuhan yang sesuai dengan waktu, keadaan serta pengalamannya. Tenaga kerja termotivasi oleh kebutuhan yang belum terpenuhi dimana tingkat kebutuhan yang lebih tinggi muncul setelah tingkatan sebelumnya. Masing-masing tingkatan kebutuhan tersebut, tidak lain : kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan, perwujudan diri. Dari fisiologis bergerak ke tingkat kebutuhan tertinggi, yaitu, perwujudan diri secara bertahap. Terlepas menerima atau tidak kebutuhan berhierarkhi, mengetahui jenis-jenisnya adalah memberikan kontribusi silang saling memenuhi.

Secara umum diketahui Frederick Herbertg berteori dua situasi yang mempengaruhi tenaga kerja saat bekerja. Situasi pertama,yaitu, pemuasan yang berarti sumber kepuasan kerja seperti:prestasi, pengukuhan hasil kerja, daya tarik pekerjaan, dan tanggung jawab serta kemajuan. Situasi kedua tidak lain ketidak puasan yang bersumber dari: kebijakan, supervisi, uang, status, rasa aman, hubungan antar manusia, dan kondisi kerja.

2.4.2 Teori X dan Y Mc Gregor

Mc Gregor terkenal dengan teori X dan teori Y. Teori X memberikan petuah manajer harus memberikan pengawasan yang ketat, tugas-tugas yang jelas, dan menetapkan imbalan atau hukuman. Hal tersebut, karena manusia lebih suka diawasi daripada bebas, segan bertanggung jawab, malas dan ingin aman saja, motivasi


(44)

utamanya memperoleh uang dan takut sanksi. Sebaliknya teori Y mengarahkan manajer mesti terbuka dan mendorong inisiatif kompetensi tenaga kerja.

Teori Y berasumsi manusia suka kerja, sebab bekerja tidak lain aktifitas alami. Pengawasan sendiri bersifat esensial. Dengan demikian, teori X kurang baik dan teori Y adalah baik. Tidak ..tidak demikian melainkan secara bijak teori X dan Y digunakan sesuai keadaan. Terkadang mesti egois, dan terkadang juga demokratis. Intensitas motif seseorang melakukan sesuatu adalah fungsi nilai setiap hasil yang mungkin dicapai dengan persepsi kegunaannya. Motivasi sama dengan hasil dikali nilai terus hasil perhitungannya dikalikan kembali dengan ekspektasi. Akan tetapi hal tersebut, bersyarat manusia meletakkan nilai kepada sesuatu yang diharapkannya dan mempertimbangkan keyakinan memberi sumbangan terhadap tujuan.

2.4.3 Teori Konvergensi

Dalam ilmu ekonomi, teori konvergensi menyatakan bahwa tingkat kemakmuran yang dialami oleh negara-negara maju dan negara-negara berkembang pada suatu saat akan konvergen (bertemu di satu titik). Ilmu ekonomi juga menyebutkan bahwa akan terjadi catching up effect, yaitu ketika negara-negara berkembang berhasil mengejar negara-negara maju. Ini didasarkan asumsi bahwa negara-negara maju akan mengalami kondisi steady state, yaitu negara yang tingkat pendapatannya tidak dapat meningkat lagi.

Kejadiannya karena seluruh biaya produksi di negara tersebut sudah tertutupi oleh investasi yang ada, sehingga tambahan modal di negara tersebut tidak dapat dijadikan tambahan investasi. Tidak ada tambahan investasi berarti tidak ada tambahan pendapatan. Sementara itu, negara-negara berkembang memiliki tingkat investasi di


(45)

bawah biaya produksi, sehingga tambahan modal di negara tersebut akan dijadikan tambahan investasi dan akhirnya menambah pendapatan negara tersebut. Jadi, sementara negara-negara maju diam, negara-negara berkembang terus mengejar, sehingga pada suatu saat negara-negara maju pasti akan tertangkap oleh negara-negara berkembang.

Begitulah kira-kira konsep teori konvergensi. Namun seperti yang kita ketahui, bahwa teori konvergensi tidak terjadi di dunia nyata. Negara-negara berkembang, kecuali Jepang dan beberapa negara yang termasuk asian miracle, tidak pernah mampu menangkap negara-negara maju. Bahkan kalau boleh dibilang, disparitas pendapatan antara negara-negara maju dengan negara-negara berkembang malah semakin melebar.

Dengan simplifikasi bahwa hanya ada dua faktor produksi dalam perekonomian, yaitu modal (capital) dan tenaga kerja (labor), bisa dikatakan negara-negara maju yang memiliki modal melimpah bersifat capital abundant, sedangkan negara-negara berkembang yang memiliki tenaga kerja melimpah bersifat labor abundant. Negara maju yang memiliki modal berlimpah dibanding tenaga kerja akan mendistribusikan pendapatan lebih besar kepada tenaga kerja dibanding kepada modal. Sebaliknya, negara berkembang yang memiliki tenaga kerja lebih banyak daripada modal akan menghargai modal lebih tinggi daripada tenaga kerja.

2.5 Kesejahteraan Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu negara. Kumpulan dari keluarga akan membentuk suatu lapisan masyarakat dan selanjutnya lapisan-lapisan masyarakat tersebut bergabung dalam suatu kelompok besar yang di sebut bangsa atau negara. Berarti negara terbentuk dari kumpulan beberapa keluarga dalam suatu wilayah tertentu.


(46)

Jika ditarik kesimpulan maka keluarga memiliki peran yang penting dalam suatu bangsa.

Untuk menilai apakah suatu negara itu telah menjadi negara maju, dapat dilakukan dengan melihat tingkat kesejahteraan penduduknya dalam hal ini kita mengambil porsi keluarga. Menurut Wikipedia (2010), sejahtera dapat menunjuk ke keadaan yang lebih baik, kondisi manusia dimana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat atau damai. Kesejahteraan disini meliputi seluruh bidang kehidupan manusia, mulai dari ekonomi, sosial, budaya, iptek, hankamnas, dan lain sebagainya. Bidang-bidang kehidupan tersebut meliputi jumlah dan jangkauan pelayanannya. Oleh karena itu, kesejahteraan suatu bangsa/negara sangat tergantung pada kesejahteraan keluarga.

Pengukuran kesejahteraan sangat sulit dan relatif sifatnya, tergantung pada individu, selain itu dipengaruhi pula oleh banyak faktor, antara lain keadaan sosial, ekonomi, dan budaya masing-masing daerah di mana mereka bertempat tinggal. Untuk mendapatkan kesejahteraan itu memang tidak gampang. Tetapi bukan berarti mustahil didapatkan. Tak perlu juga melakukan yang haram, sebab yang halal masih banyak yang bisa dikerjakan untuk mencapai kesejahteraan.

Kita hanya perlu memperhatikan indikator kesejahteraan itu. Adapun indikator tersebut diantaranya adalah.

1. Jumlah dan pemerataan pendapatan. Hal ini berhubungan dengan masalah ekonomi. Pendapatan berhubungan dengan lapangan kerja, kondisi usaha, dan faktor ekonomi lainnya. Penyediaan lapangan kerja mutlak dilakukan oleh semua pihak agar masyarakat memiliki pendapatan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanpa itu semua, mustahil manusia dapat mencapai


(47)

kesejahteraan. Tanda-tanda masih belum sejahteranya suatu kehidupan masyarakat adalah jumlah dan sebaran pendapatan yang mereka terima yang tidak merata. Kesempatan kerja dan kesempatan berusaha diperlukan agar masyarakat mampu memutar roda perekonomian yang pada akhirnya mampu meningkatkan jumlah pendapatan yang mereka terima.

2. Pendidikan yang semakin mudah untuk dijangkau. Pengertian mudah disini dalam arti jarak dan nilai yang harus dibayarkan oleh masyarakat. Pendidikan yang mudah dan murah merupakan impian semua orang. Dengan pendidikan yang murah dan mudah itu, semua orang dapat dengan mudah mengakses pendidikan setinggi-tingginya. Dengan pendidikan yang tinggi itu, kualitas sumberdaya manusianya semakin meningkat. Dengan demikian kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak semakin terbuka. Berkat kualitas sumberdaya manusia yang tinggi ini, lapangan kerja yang dibuka tidak lagi berbasis kekuatan otot, tetapi lebih banyak menggunakan kekuatan otak. Sekolah dibangun dengan jumlah yang banyak dan merata, disertai dengan peningkatan kualitas, serta biaya yang murah. Kesempatan untuk memperoleh pendidikan tidak hanya terbuka bagi mereka yang memiliki kekuatan ekonomi, atau mereka yang tergolong cerdas saja. Tapi, semua orang diharuskan untuk memperoleh pendidikan setinggi-tingginya. Sementara itu, sekolah juga mampu memberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya. Pendidikan disini, baik yang bersifat formal maupun non formal. Kedua jalur pendidikan ini memiliki kesempatan dan perlakuan yang sama dari pemerintah dalam memberikan layanan pendidikan kepada masyarakat. Angka


(48)

melek huruf menjadi semakin tinggi, karena masyarakatnya mampu menjangkau pendidikan dengan biaya murah.

3. Kualitas kesehatan yang semakin meningkat dan merata. Kesehatan merupakan faktor untuk mendapatkan pendapatan dan pendidikan. Karena itu, faktor kesehatan ini harus ditempatkan sebagai hal yang utama dilakukan oleh pemerintah. Masyarakat yang sakit akan sulit memperjuangkan kesejahteraan dirinya. Jumlah dan jenis pelayanan kesehatan harus sangat banyak. Masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan tidak dibatasi oleh jarak dan waktu. Setiap saat mereka dapat mengakses layanan kesehatan yang murah dan berkualitas. Apabila masih banyak keluhan masyarakat tentang layanan kesehatan, maka itu pertanda bahwa suatu negara masih belum mampu mencapai taraf kesejahteraan yang diinginkan oleh rakyatnya.

Secara ringkas inilah tiga indikator tentang kesejahteraan rakyat yang biasanya digunakan. Ketiga indikator ini disebut dengan Indek Pembangunan Manusia (IPM). Indikator ini akan menjadi faktor penentu dalam usaha-usaha yang dilakukan oleh semua pihak untuk mencapai kesejahteraan. Ketiga hal ini diyakini merupakan puncak dari gunung es kesejahteraan yang didambakan oleh semua orang.

Disini peran pemerintah sangat perlu dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Banyak hal yang mesti dilakukan antara lain meningkatkan kualitas infrastruktur penunjang kesejahteraan seperti rumah sakit, sekolah dan sebagainya. Jika semua infrastruktur dapat di penuhi pemerintah maka tidak mungkin masyarakat Indonesia akan menjadi sejahtera seperti negara dunia pertama. Kehidupan sejahtera yang seperti dijelaskan merupakan dambaan oleh semua manusia di dunia ini. Baik


(49)

tinggal di kota maupun yang di desa, semua mendambakan kehidupan yang sejahtera. Sejahtera lahir dan bathin.

Namun, dalam perjalanannya, kehidupan yang dijalani oleh manusia tak selamanya dalam kondisi sejahtera. Pasang surut kehidupan ini membuat manusia selalu berusaha untuk mencari cara agar tetap sejahtera. Mulai dari pekerjaan kasar seperti buruh atau sejenisnya, sampai pekerjaan kantoran yang bisa sampai ratusan juta gajinya dilakoni oleh manusia. Jangankan yang halal, yang harampun rela dilakukan demi kesejahteraan hidup.


(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di kabupaten Deli Serdang dengan menganalisis pengaruh jumlah remiten yang berasal dari TKI tahun 2010 terhadap tingkat kesejahteraan keluarganya yang dilihat dari segi tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan juga jumlah pengeluaran atau disebut juga dengan Indek Pembangunan Manusia (IPM) serta menganalisa bagaimana pemanfaatan yang dilakukan keluarga terhadap remiten yang diterima.

3.2 Populasi dan Sampel

Yang termasuk populasi dalam penelitian ini adalah seluruh TKI yang ada di kabupaten Deli Serdang tidak memandang negara tujuan kerjanya. Akan tetapi dikarenakan keberadaan TKI yang masih di negara mereka bekerja, maka peneliti melakukan penelitian terhadap keluarga dari TKI sebagai pengganti TKI tersebut.

Penentuan sampel penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik bola salju (snow ball sampling) dikarenakan peneliti tidak mengetahui secara pasti identitas serta keberadaan dari sampel yang akan diteliti. Snow ball sampling merupakan teknik penelitian sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih responden lain untuk dijadikan sampel lagi, begitu seterusnya sehingga jumlah sampel terus menjadi banyak (Husein,2009:91).

Selain menggunakan teknik snow ball sampling, penulis juga menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang


(51)

hanya atas dasar pertimbangan peneliti saja yang menganggap unsur-unsur yang di kehendaki telah ada dalam sampel yang di ambil. Teknik purposive sampling digunakan untuk menghindari kerancuan responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu mereka yang berumur lebih dari 13 tahun, sehingga mendapatkan nilai IPM yang lebih pasti. Jumlah sampel yang akan dijadikan penelitian sebanyak 30 orang sesuai dengan ketentuan sampel dalam ekonometrik yang menyatakan sampel minimal dari suatu penelitian minimal 30 responden. Selain itu karena populasi dalam penelitian ini adalah homogen.

Populasi homogen adalah populasi yang memiliki kesamaan-kesamaan tertentu seperti pekerjaan, keadaan sosial, dsb. Sehingga untuk menentukan sampel pada populasi yang homogen cukup mengambil 10% dari populasi karena di anggap telah mewakili seluruh populasi yang ada.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data Primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau petugas-petugasnya) dari sumber pertamanya. Data ini diperolah langsung melalui wawancara dan pengisian kuisioner terhadap keluarga TKI di Kabupaten Deli Serdang yang dijadikan sampel penelitian.

b. Data Sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer maupun instansi lain. Data ini diperoleh dengan melihat bahan-bahan kepustakaan berupa tulisan-tulisan ilmiah, literatur, jurnal, majalah-majalah ekonomi, laporan-laporan penelitian ilmiah dan internet.


(52)

3.4Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data seperti:

a. Kuisioner

Kuisioner merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada keluarga TKI di Kabupaten Deli Serdang.

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data melalui tanya jawab dengan keluarga dari TKI di Kabupaten Deli Serdang.

c. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti, dalam hal ini adalah TKI dan juga keluarganya di kabupaten Deli Serdang.

d. Teknik studi kepustakaan

Dalam studi kepustakaan ini, penulis mencatat dan mengumpulkan data atau literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang ada didalam penelitian ini yaitu diperoleh dari buku-buku, artikel, tulisan-tulisan ilmiah, koran dan jurnal.

3.5Pengolahan Data

Penulis menggunakan program komputer Eviews 5.1 untuk mengolah data dalam skripsi ini serta dengan bantuan Microsoft excel 2007.


(53)

3.6Model Analisis Data

Model analisis yang digunakan dalam menganalisis data adalah dengan menggunakan model ekonometrik dan juga dengan cara deskriptif. Model diskriptif digunakan karena tidak semua hal dapat digambarkan oleh ekonometrika. Metode deskriptif biasanya menggambarkan hal yang sulit untuk dilakukan secara eksakta seperti kesejahteraan. Kesejahteraan sangat sulit untuk menghitungnya jika menggunakan ekonometrik. Sehingga peneliti menggunakan metode ini untuk membantu penjelasan ekonometrika.

Model ekonometrika digunakan untuk mengetahui secara pasti akan sesuatu melalui perhitungan angka-angka. Teknik analisis yang digunakan adalah model kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square / OLS). Data yang digunakan dianalisis secara kuantitatif objektif dengan menggunakan analisis statistik yaitu persamaan regresi linear sederhana.

Model persamaan regresi linier sederhana adalah sebagai berikut: Y = f(X)...(1)

Dari fungsi tersebut ditransformasikan kedalam model persamaan regresi linear dengan spesifikasi model sebagai berikut:

Y = α + βX+ µ………...(2) Dimana :

Y = IPM (%)

α = intercept / konstanta β = koefisien regresi X1 = Remiten (Rp)


(54)

µ = term of error (kesalahan pengganggu)

Secara sistematis bentuk persamaan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

X Y

> 0 artinya apabila X (jumlah remiten) mengalami kenaikan maka Y (IPM)

akan mengalami kenaikan, ceteris paribus.

Dikarenakan peneliti menggunakan data primer, maka untuk mendapatkan nilai IPM peneliti menggunakan rumus sebagai berikut :

dimana :

= Indeks Angka Harapan Hidup

= (Indeks Melek Huruf) + ( Indeks Rata-rata Lama Bersekolah) = Indeks Konsumsi perkapita yang disesuaikan

Untuk mencari niali dari setiap X1 maka menggunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :

Xi : Indikator komponen pembangunan manusia ke-i, i= 1,2,3 Xmin : Nilai minimum Xi

Xmaks : Nilai Maksimum Xi


(55)

Indikator Nilai Maksimum Nilai Minimum Catatan

Angka Harapan Hidup 85 25 UNDP

Angka Melek Huruf 100 0 UNDP

Rata‐rata Lama Bersekolah 15 0 UNDP

Konsumsi perkapita riil yang di sesuaikan

Diasumsikan (2000000)

untuk tahun 2010 360000 (1999) UNDP Sumber :BPS, BAPPENAS dan UNDP

Contoh perhitungan IPM

Keluarga Ibu Fatimah merupakan salah seorang yang menjadi TKI asal Deli Serdang yang beralamat di jalan sentis pasarVI kecamatan Percut Sei Tuan memiliki data sebagai berikut:

a. Jumlah tanggungan keluarga yang berusia >13 tahun sebanyak 4 orang

b. Sebaran tingkat pendidikan keluarga yang berumur > 13 tahun sebagai berikut:

No

Status Pendidikan

jiwa

(Fi) Si Σ Fi*Si 1 Tidak bersekolah 1 2 Tidak tamat SD 2

3 Tamat SD 1 3 3

4 Tamat SMP 2 4 8

5 Tamat SMA 1 5 5

6 Tamat D3/S1 6

Jumlah 4 19

Dengan asumsi sebagai berikut:

1. Tidak bersekolah nilainya = 1 2. Tidak tamat SD nilainya = 2


(56)

3. Tamat SD nilainya = 3 4. Tamat SMP nilainya = 4 5. Tamat SMA nilainya = 5 6. Tamat D3/S1 nilainya = 6

Maka indeks lama bersekolah = fi

si fi

*

4 19

= = 4,75

c. Indeks melek huruf

Di asumsikan bahwa setiap anggota keluarga yang tidak pernah sekolah adalah anggota keluarga yang tidak dapat baca dan tulis, maka jumlah anggota keluarga yang dapat baca dan tulis (KDBT) sebanyak 4 orang dengan alasan bahwa keempat anggota keluarga tersebut tidak ada yang tidak sekolah.

Indeks Melek Huruf

=

= 100


(57)

23 , 77 % 100 3 317 , 2 % 100 3 317 , 0 3 2 % 100 15 75 , 4 3 1 3 2 % 100 0 15 0 75 , 4 3 1 0 100 0 100 3 2 = =       + =       + =          −− +          − − = x x x x IP

d. Untuk indeks harapan hidup (IHH) peneliti menggunakan indeks harapan hidup kabupaten Deli Serdang tahun 2008 sebesar 70,07

e. Jumlah pengeluaran keluarga perbulannya rata-rata sebesar Rp 2.000.000, maka indeks konsumsi riil (IKR) keluarga Ibu Fatimah sebesar :

% 22 , 51 % 100 5122 , 0 % 100 1640000 840000 % 100 360000 2000000 360000 1200000 = =       =       − − = x x x IKR

f. Maka nilai IPM keluarga Ibu Fatimah adalah sebagai berikut:

(

)

(

)

71 , 66 52 , 198 3 1 22 , 51 07 , 70 23 , 77 3 1 3 1 = = + + = + +

= IP IHH IKR IPM


(58)

3.7Test Of Goodnest Of Fit (Uji Kesesuaian)

3.7.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independent secara bersama mampu memberi penjelasan terhadap variabel dependen.

Ada 2 ciri dari R² yang perlu diperhatikan : 1) jumlahnya tidak pernah negatif.

2) nilai R2 digunakan diantara 0 sampai 1 (0<R2<1). Semaki mendekati 1 berarti semakin besar elastisitas YB terhadap YXi.

3.7.2 Uji t-statistik (partial test)

Uji t merupakan suatu pengujian secara partial yang bertujuan untuk mengetahui apakah mesing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen, dengan menganggap variabel lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut :

Ho : bi = b Ha : bi ≠ b

Dimana bi adalah koefisien independent ke-i nilai parameter hipotesis. Biasanya b dianggap = 0. artinya tidak ada pengaruh variabel X1 terhadap Y. bila niali t-hitung lebih besar dari t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata atau signifikan terhadap variabel dependen.


(59)

Sbi b bi hitung

t− = ( − )

Keterangan :

bi = koefisien variabel independen ke-i b = nilai hipotesis nol

Sbi = simpangan baku dari independen ke-i Kriteria pengambilan keputusan :

Ho : β H0 diterima (t* < t tabel), artinya variabel indepenen secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Ha : β ≠ 0 Ha diterima (t*

>t tabel), artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel independen.


(60)

3.8 Defenisi Operasional

1. IPM adalah indeks yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesejahteraan keluarga TKI di kabupaten Deli Serdang yang dinyatakan dalam angka indeks.

2. Remiten adalah besarnya pengiriman uang yang diterima keluarga dari TKI dalam kurun waktu tertentu dalam satuan rupiah.


(61)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Deli Serdang 4.1.1 Sejarah Berdirinya Kabupaten Deli Serdang

Pada saat pra kemerdekaan, daerah Timur Sumatera mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat menuntut agar Negara Sumatera Timur (NST) yang dianggap sebagai prakarsa Belanda dibubarkan dan kembali masuk Negara Republik Indonesia. Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan Negara Republik Indonesia (NRI), sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur (NST) tidak bersedia bergabung dengan NRI.

Akhirnya Pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST dan NIT untuk bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain Undang-Undang Dasar Sementara Kesatuan yang berasal dari UUD RIS diubah sehingga sesuai dengan Undang Dasar 1945. Atas dasar tersebut terbentuklah Kabupaten Deli Serdang seperti tercatat dalam sejarah.

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, Kabupaten Deli Serdang yang dikenal sekarang ini terdiri dari dua pemerintahan yang berbentuk Kesultanan yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan (± 38 Km dari Kota Medan).


(62)

Tahun demi tahun berlalu setelah melalui berbagai usaha penelitian dan seminar-seminar oleh para pakar sejarah dan pejabat Pemerintah Daerah Tingkat II Deli Serdang pada waktu itu (sekarang Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), akhirnya disepakati dan ditetapkanlah bahwa Hari Jadi Kabupaten Deli Serdang adalah tanggal 1 Juli 1946.

4.1.2 Profil Kabupaten Deli serdang

Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 25 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan. Dulu wilayah ini disebut Kabupaten Deli dan Serdang, dan pemerintahannya berpusat di Kota Medan. Memang dalam sejarahnya, sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, wilayah ini terdiri dari dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan (kesultanan) yaitu Kesultanan Deli berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan.

Dulu daerah ini dikelilingi tiga “daerah kota madya” yaitu kota Medan yang menjadi ibukota Provinsi Sumatera Utara, kota Binjai dan kota Tebing Tinggi disamping berbatasan dengan beberapa Kabupaten yaitu Langkat, Karo, dan Simalungun, dengan total luas daerah 6.400 KM2 terdiri dari 33 Kecamatan dan 902 Kampung. Daerah ini, sejak terbentuk sebagai kabupaten sampai dengan tahun tujuh puluhan mengalami beberapa kali perubahan luas wilayahnya, karena kota Medan, Tebing Tinggi dan Binjai yang berada didaerah perbatasan pada beberapa waktu yang lalu meminta/mengadakan perluasan daerah, sehingga luasnya berkurang menjadi 4.397,94 KM2.


(63)

Diawal pemerintahannya Kota Medan menjadi pusat pemerintahannya, karena memang dalam sejarahnya sebagian besar wilayah kota Medan adalah “tanah Deli” yang merupakan daerah Kabupaten Deli Serdang. Sekitar tahun 1980-an, pemerintahan daerah ini pindah ke Lubuk Pakam, sebuah kota kecil yang terletak di pinggir jalan lintas Sumatera lebih kurang 30 kilometer dari Kota Medan yang telah ditetapkan menjadi ibukota Kabupaten Deli Serdang.

Tahun 2004 Kabupaten ini kembali mengalami perubahan baik secara Geografi maupun Administrasi Pemerintahan, setelah adanya pemekaran daerah dengan lahirnya Kabupaten baru yakni Kabupaten Serdang Bedagai sesuai dengan UU. No. 36 Tahun 2003, sehingga berbagai potensi daerah yang dimiliki ikut berpengaruh. Dengan terjadinya pemekaran daerah tersebut, maka luas wilayah Deli Serdang sekarang menjadi 2.497,72 KM2 terdiri dari 22 kecamatan dan 380 desa/kelurahan, yang terhampar mencapai 3.34 persen dari luas Sumatera Utara.


(64)

Tabel 4.1 Jumlah Kelurahan Masing-Masing Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang tahun 2009

No Kecamatan Ibu Kota Kecamatan Jumlah Desa/ Kelurahan 1 Gunung Meriah Gunung Meriah 12

2 STM Hulu Tiga Juhar 20

3 Sibolangit Sibolangit 30 4 Kutalimbaru Kutalimbaru 14 5 Pancur Batu Pancur Batu 25

6 Namorambe Namorambe 36

7 Biru-Biru Biru-Biru 17

8 STM Hilir Talun Kenas 15 9 Bangun Purba Bangun Purba 24

10 Galang Galang 29

11 Tanjung Morawa Tanjung Morawa 26

12 Patumbak Patumbak 8

13 Deli Tua Deli Tua 6

14 Sunggal Sunggal 17

15 Hamparan Perak Hamparan Perak 20 16 Labuhan Deli Labuhan Deli 5 17 Percut Sei Tuan Tembung 20 18 Batang Kuis Batang Kuis 11 19 Pantai Labu Pantai Labu 19 20 Beringin Karang Anyer 11 21 Lubuk Pakam Lubuk Pakam 13 22 Pagar Merbau Pagar Merbau 16 394

Sumber :Dalam Statistik Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

Kabupaten Deli Serdang dihuni penduduk yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti Melayu, Karo, Simalungun, Jawa, Batak, Minang, Cina, Aceh dan pemeluk berbagai agama seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha, dengan total jumlah


(65)

penduduk berjumlah 1.686.366 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduknya (LPP) sebesar 2,74 persen dengan kepadatan rata-rata 616 jiwa perkilometer persegi.

Dalam gerak pembangunannya, motto Kabupaten Deli Serdang yang tercantum dalam Lambang Daerahnya adalah “Bhinneka Perkasa Jaya” yang memberi pengertian; dengan masyarakatnya yang beraneka ragam suku, agama, ras dan golongan bersatu dalam kebhinnekaan secara kekeluargaan dan gotong royong membangun semangat kebersamaan, menggali dan mengembangkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya sehingga menjadi kekuatan dan keperkasaan untuk mengantarkan masyarakat kepada kesejahteraan dan kejayaan sepanjang masa.

4.2 Keadaan Demografi A. Geografis

Kabupaten Deli Serdang secara geografis, terletak diantara 2°57’ - 3°16’ Lintang Utara dan antara 98°33’ - 99°27’ Bujur Timur, merupakan bagian dari wilayah pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan luas wilayah 2.497,72 Km2 Dari luas Propinsi Sumatera Utara, dengan batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Sumatera. 2. Sebelah Selatan berbatasan dergan Kabupaten Karo.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat. B. Iklim


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ananta, Aris, 1993. Ciri demografis kualitas penduduk dan pembangunan ekonomi,

Jakarta: Lembaga Demografi dan Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Arif, M Nasution, 2001. Orang indonesia di Malaysia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Caharan, Ani, 2009. Studi Kontribusi Remiten TKI Terhadap Perkembangan

Perdesaaan Di KAB.Subang (Studi Kasus di Desa Blanakan, Desa Randu dan

Desa Gunungsembung), Bandung: ITB Central Library.

Danim, Sudarwan, 1994. Transformasi Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara.

Haris, Abdul, 2002. Memburu ringgit membagi kemiskinan, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Haris, Abdul dan Nyoman Adika, 2002. Dinamika kependudukan dan pembangunan di

Indonesia, Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam.

Heer, David M, 1985. Masalah kependudukan di negara berkembang, Jakarta: Bina

Aksara.

diakses

tanggal 20 september 2010.


(2)

tanggal 14 oktober 2010

2010

Mantra, Ida Bagoes, 2003. Demografi umum, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pratomo, Wahyu dan Paidi Hidayat, 2007. Pedoman Praktis Penggunaan Eviews

Dalam ekonometrika, Medan: USU Press.

Sirojuzilam, 2008. Disparitas Ekonomi dan Perencanaan Regional. Medan: Pustaka

Bangsa Press.

Umar, Husein, 2009. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta:

Rajagrafindo persada.

Wirosuhardjo, Kartomo at.al, 1986. Kebijaksanaan kependudukan dan ketenagakerjaan

di Indonesia, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

www.bp3tki.go.id di akses tanggal 3 januari 2010


(3)

Daftar Kuesioner

ANALISIS PENGARUH REMITEN DARI TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

TERHADAP KESEJAHTERAAN KELUARGANYA

DI KABUPATEN DELI SERDANG

A. IDENTITAS RESPONDEN

Nama

:

Alamat

:

Umur

:……….tahun

B. IDENTITAS TKI

Nama

:

Umur

:……….tahun

Pendidikan

:

C. Negara tujuan kerja

:

D. Pekerjaan yang diterima dinegara tersebut

:

E. Sudah berapa kali keluarga saudara menjadi TKI:

F. Jumlah tanggungan keluarga

: orang

G. Pendapatan yang diperoleh menjadi TKI

: Rp

/bulan

H. Rata-rata besarnya remiten yang diterima

: Rp

/bulan

I. Untuk hal apa saja remiten dipergunakan

:

a.

Konsumsi :……….

b.

Produksi :……….

c.

Lain-lain :……….


(4)

J. Rata-rata pendidikan keluarga

:

1.Tidak sekolah

=

orang

2. Tidak tamat sekolah dasar

=

orang

3. Tamat sekolah dasar

=

orang

4. Tamat sekolah menengah pertama

=

orang

5. Tamat sekolah menengah atas

=

orang

6. Tamat sarjana/D3

=

orang

K. Kepemilikkan askes

:

 ada

 tidak ada

L. Besarnya pengeluaran keluarga untuk kesehatan

:Rp

/bulan

M. Rata-rata besarnya pengeluaran keluarga

:Rp

/bulan

N. Kepemilikkan rumah

:

 milik sendiri

 sewa

Seandainya sewa berapa harga rumah tersebut disewa : Rp

O. Jenis rumah TKI

:

 permanen

 semi permanen

Responden

Deli serdang, 2010


(5)

LAMPIRAN I

DATA NILAI IPM DAN REMITEN TKI ASAL DELI SERDANG TAHUN 2010

No IPM (persen) Remiten (rupiah)

1 65.21 300000

2 54.47 600000

3 71.86 700000

4 71.86 1500000

5 61.80 1500000

6 71.29 500000

7 85.59 2000000

8 28.98 500000

9 77.86 5000000

10 62.26 1000000

11 59.11 500000

12 65.21 200000

13 45.77 500000

14 64.51 1500000

15 71.47 500000

16 71.72 1000000

17 65.62 600000

18 65.24 300000

19 76.80 1500000

20 79.48 1500000

21 75.78 2000000

22 73.50 2000000

23 66.17 1000000

24 66.88 1000000

25 61.55 2000000

26 59.52 900000

27 65.49 800000

28 79.31 550000

29 63.21 700000


(6)

LAMPIRAN II

DATA PERHITUNGAN NILAI IPM PERKELUARGA DARI TKI ASAL DELI

SERDANG TAHUN 2010

No indeks lama bersekolah indeks melek huruf indeks pendidikan total pengeluaran indek konsumsi riil indeks harapan

hidup IPM

1 3.5 100 74.33 1200000 51.2 70.07 65.21

2 4.3 100 72.6 700000 20.7 70.07 54.47

3 5.7 100 76 1500000 69.5 70.07 71.86

4 4 100 76 1500000 69.5 70.07 71.86

5 4.3 100 76.3 1000000 39.0 70.07 61.80

6 3.5 100 74.3 1500000 69.5 70.07 71.29

7 4.5 100 86.7 2000000 100 70.07 85.59

8 1 0 2.23 600000 14.6 70.07 28.98

9 4 100 75.7 1800000 87.8 70.07 77.86

10 5 100 77.7 1000000 39.0 70.07 62.26

11 3.5 100 74.33 900000 32.9 70.07 59.11

12 3.5 100 74.33 1200000 51.2 70.07 65.21

13 3.7 66.7 52.6 600000 14.6 70.07 45.77

14 2.5 100 72.23 1200000 51.2 70.07 64.51

15 3.7 100 74.83 1500000 69.5 70.07 71.47

16 4 100 75.57 1500000 69.5 70.07 71.72

17 4 100 75.57 1200000 51.2 70.07 65.62

18 3.5 100 74.43 1200000 51.2 70.07 65.24

19 4 100 75.57 1750000 84.8 70.07 76.80

20 4.5 100 86.67 1700000 81.7 70.07 79.48

21 4 100 75.57 1700000 81.7 70.07 75.78

22 3.7 100 74.83 1600000 75.6 70.07 73.50

23 4.8 100 77.23 1200000 51.2 70.07 66.17

24 4.3 100 76.3 1250000 54.3 70.07 66.88

25 4 100 75.57 1000000 39.0 70.07 61.55

26 4 100 75.57 900000 32.9 70.07 59.52

27 3.8 100 75.17 1200000 51.2 70.07 65.49

28 4.7 100 77 1850000 90.9 70.07 79.31

29 3.5 100 74.44 1100000 45.1 70.07 63.21