Gambar 4.8 Grafik Efisiensi termal brake vs Putaran pada beban 10 kg dan 25 kg
4.3 PENGUJIAN EMISI GAS BUANG
4.3.1 Kadar Carbon Monoksida CO dalam gas buang
Data hasil pengukuran kadar CO dari gas buang hasil pembakaran ke tiga tipe pengujian yang diuji dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut :
Kadar CO
Tabel 4.8 Kadar CO dalam gas buang.
Beban Putaran
C 1 : 80 C 3 : 80
C 1 : 16
kg rpm
Solar murni
1000 0.042 0.039 0.031 0.027 1400 0.071 0.061 0.053 0.049
1800 0.074 0.061 0.057 0.049 2200 0.081 0.078 0.063 0.057
2600 0.069 0.058 0.042 0.039 0.059 0.051 0.047
10
2800 0.066 1000 0.048 0.040 0.037 0.033
1400 0.064 0.059 0.052 0.047 1800 0.087 0.078 0.071 0.067
25
2200 0.099 0.083 0.074 0.069
Universitas Sumatera Utara
2600 0.099 0.091 0.083 0.078 2800 0.100 0.091 0.087 0.081
Pada pemb
n 10 k ar CO
ah ter at menggunakan
campuran antara zat aditif dengan solar pada
n 1000 itu
0 27 . S an kad
tertingg i saat m
nakan da
p taran 220 yaitu se
0,081
a pemb n 25 k
ar CO ah ter
at menggunakan campuran a
at aditi n solar
6 pada 1000
itu 0,033 . S
an kad tertingg
i saat m nakan
da putaran 2600 rpm yaitu sebesar 0,099 .
saat akselerasi. ebana
g, kad terend
jadi sa C 1:16
putara rpm ya
,0 edangk
ar CO i terjad
enggu solar pa
u 0 rpm
besar .
Pad ebana
g, kad terend
jadi sa ntara z
f denga C 1:1
putaran rpm ya
edangk ar CO
i terjad enggu
solar pa
CO muncul akibat kurang optimalnya proses pembakaran sehingga bahan bakar tidak terbakar karena kekurangan oksigen. Hal ini terjadi bila
campuran bahan bakar lebih kaya dibanding campuran stoikiometris , dan terjadi pada saat beban rendah dan output maksimum
Perbandingan kadar CO yang terdapat dalam gas buang masing-masing pengujian dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.9 Grafik Kadar CO vs Putaran pada beban 10 kg dan 25 kg
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Kadar Unburned Hidro Carbon UHC dalam gas buang
Emisi Hidro Carbon dalam gas buang menunjukkan adanya bahan bakar yang tak terbakar, hal ini pada motor diesel terutama disebabkan oleh
campuran lokal udara dan bahan bakar tidak dapat mencapai batas mampu bakar. Dalam bahan bakar biodisel ada oksigen yang terikat langsung pada bahan bakar
biodiesel, oksigen ini akan mempengaruhi campuran lokal udara dan bahan bakar, sehingga lebih dapat dibakar.
Data hasil pengukuran kadar CO dari gas buang hasil pembakaran ke tiga tipe pengujian yang diuji dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9 Kadar UHC dalam gas buang.
Kadar UHC ppm Beb
kg rpm
Solar murni C 1 : 80
C 3 : 80 C 1 : 16
an Putaran
1000 8 7 6 5
1400 6 6 5 4
1800 13 12 10 9 2200 12 11 10 8
2600 7 6 5 3
10
2800 8 7 7 5
1000 6 5 4 3
1400 8 7 7 5
1800 13 12 10 8 2200 18 17 15 13
2600 21 20 18 16
25
2800 21 20 19 17
ada p an
U ah
t m n
campuran antara zat ad dengan sol
C 1:16 pa putaran 2600 rpm
sebesar . Sedangk
kadar UHC rtinggi terj
saat menggunakan solar pada putaran 1800 rpm yaitu sebesar 13 ppm.
Pada pe nan 25 k
kadar UHC endah terj
saat menggunakan campuran antara zat aditif dengan solar C 1:16 pada putaran 1000 rpm
P
embeban 10 kg , kadar
HC terend terjadi saa
enggunaka itif
ar da
3 ppm an
te adi
mbeba
g , ter
adi
Universitas Sumatera Utara
yaitu 3 Sedangk
kadar UHC rtinggi terja
saat menggunakan solar pada putaran 2600-2800 rpm yaitu sebesar 21 ppm.
Unburn dro Carb
UHC tim l tidak han
karena c puran
bahan bakar udara yang tinggi konsumsi bahan bakar lebih besar dibanding udara, tetapi bisa juga karena campuran yang rendah p
suhu pem aran
rendah dan lam isalnya pada saat idel
sin berput ebas ata
aktu pemanasan me
idak sem nanya pem
aran dima bahan ba
tidak rbakar seluruhnya karena kekurangan udara akan menyebabkan timbulnya HC.
ppm . an
te di
ed Hi on
bu ya
am
ada bak
bat m me
ar b u w
sin. T pur
bak na
kar te
Mesin diesel adalah mesin yang memanfaatkan tekanan udara kompresi yang tinggi untuk proses pembakaran.
Perbandingan kadar UHC yang terdapat dalam gas buang masing- masingsampel pengujian dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.10 Grafik Kadar UHC vs Putaran pada beban 10 kg dan 25 kg
4.3.3 Kadar Carbon Dioksida CO