Efisiensi Termal Brake PENGUJIAN PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL

efisiensi volumetrik relatif tidak ada, efisiensi volumetrik hanya dipengaruhi oleh kondisi kerja dari motor diesel. Perbandingan efisiensi volumetris dari masing–masing pengujian pada tiap variasi putaran dapat dilihat dari gambar berikut : Gambar 4.7 Grafik Efisiensi Volumetris vs Putaran pada beban 10 kg dan 25 kg

4.2.6 Efisiensi Termal Brake

Efisiensi termal brake brake thermal eficiency, b  merupakan perbandingan antara daya keluaran aktual terhadap laju panas rata–rata yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar. Efisiensi termal brake dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : = LHV m P f B . b  . 3600 dimana: b  = Efisiensi termal brake LHV = nilai kalor pembakaran bahan bakar kJkg Dalam pengujian ini diasumsikan gas buang yang keluar dari knalpot mesin uji masih mengandung uap air uap air yang terbentuk dari proses belum sempat mengalami kondensasi didalam pembakaran bahan bakar yang Universitas Sumatera Utara sili sebelum langkah buang terjadi sehingga kalor laten kondensasi uap air tidak diperhitungkan sebagai nilai kalor pembakaran bahan bakar LHV, Low Heating Value . Hal ini berarti untuk mendapatkan nilai LHV, maka nilai kalor bahan bakar yang telah diperoleh da nder ri pengujian sebelumnya HHV, High Heating Value dengan menggunakan bom kalorimeter harus dikurangkan dengan besarnya kalor laten kondensasi uap air yang terbentuk dari proses pembakaran. LHV = HHV – Qlc Di Besarnya L mana : Qlc = kalor laten kondensasi uap air bahan bakar solar. HV solar : LHV solar = HHV solar - Q lc solar = 44797,54 kjkg – 4770,48 kjkg = 40027,06 kjkg Sedangkan harga LHV untuk bahan bakar yang merupakan campuran antara zat aditif dengan solar dihitung dengan menggunakan kalor laten kondensasi uap air solar, sebab kalor laten kondensasi uap air pada zat aditif diabaikan sumber :www.stp.com. HV C 1:80 : = 46963,6 kjkg – 4770,48 kjkg kjkg Besarnya LHV C 3:80 : = 48932.7 kjkg – 4770,48 kjkg = 44162.22 kjkg = 48432 kjkg – 4770,48 kjkg = 43661.52 kjkg Besarnya L LHV 80 : 1 C = HHV 80 : 1 C - Q lc solar = 42193,12 LHV 80 : 3 C = HHV 80 : 3 C - Q lc solar Besarnya LHV C 1:16 : LHV 16 : 1 C = HHV 16 : 1 C - Q lc solar Universitas Sumatera Utara Setelah diperoleh harga LHV untuk m g-masi b asin ng ahan bakar maka dapat dihitung besarnya efisiensi termal brake b  .  Untuk bahan bakar campuran C 1:80 , beban 10 kg pada putaran 1000 rpm b  = 360 1 . 42193 697 .   kg jam kg 2 402 kj kW ama dilakukan untuk menghitung efisiensi termal brake asi a d n putaran. Hasil untuk efisiensi termal brake , 3 = 0,43551 = 43,551 Cara perhitungan yang s masing-masing bahan bakar pada tiap vari beb n a perhitungan efisiensi termal brake dapat dilihat pada tabel 4.7 Tabel 4.7 Data hasil perhitungan Efisiensi Thermal Brake Beban kg rpm C 3 : 80 C 1 : 16 Putaran Solar murni C 1: 80 1000 29.389 43.551 46.105 46.230 1400 30.675 51.303 54.783 53.934 1800 30.523 51.344 55.524 52.104 2200 25.132 46.293 49.223 50.136 10 2600 25.132 44.327 46.829 44.835 2800 26.245 42.941 45.691 44.617 1000 76.482 93.604 94.275 95.046 1400 65.639 87.310 92.801 91.764 1800 65.396 72.444 88.474 90.727 2200 60.898 74.880 85.007 83.789 2600 66.258 74.737 78.513 78.462 25 2800 67.664 73.102 75.158 74.362  Pada pe 2200 rp u sebe 32 . an B ggi te da campuran antara zat engan 1:16 taran 1800 rpm yaitu sebesar 55,524 . mbebanan 10 kg, BTE terendah terjadi pada solar pada putaran m yait sar 25,1 Sedangk TE tertin rjadi pa aditif d solar C pada pu Universitas Sumatera Utara  Pada pe 2200 rp u sebe 98 . an B ggi te da campur ra zat engan 1:16 taran m yaitu se 5,046 Efisiensi termal brake t rjadi ketika me n bahan bakar solar pada beban 10 kg dan putaran mesin 2200 rpm yaitu sebesar 25,132. sedangkan efisiensi termal brake tertinggi terjadi ketika menggunakan bahan puran antara zat aditif dengan solar C 1:16 pada putaran 1000 rpm puran antara zat aditif dengan solar os akan mempersingkat waktu proses pencam uran bahan bakar–udara, sehingga pembakaran berlangsung kurang baik, hal ini dengan penambahan massa bahan bakar, hal ini akan menyeb apat dilihat pada grafik yang terletak pada gambar dibawa mbebanan 25 kg, BTE terendah terjadi pada solar pada putaran m yait sar 60,8 Sedangk TE tertin rjadi pa an anta aditif d solar C pada pu 1000 rp besar 9 . erendah te nggunaka bakar cam yaitu sebesar 95,046 . Efisiensi termal dari bahan bakar campuran antara zat aditif dengan solar relatif lebih besar dari efisiensi termal solar, hal ini dapat ditunjukkan dengan lebih besarnya nilai kalor dari cam dibandingkan dengan solar. Kenaikan putaran poros pada beban konstan cenderung mengurangi efisiensi termal, untuk beban konstan daya efektif daya efektif yang dihasilkan relatif konstan dan kenaikan putaran por p akan menghasilkan energi pembakaran yang lebih kecil dan cenderung mengurangi efisiensi termal. Pada kondisi penambahan beban pada putaran poros konstan akan terjadi penambahan kandungan oksigen yang terikat pada campuran antara zat aditif dengan solar sebanding abkan semakin banyak bahan bakar yang terbakar dan daya efektif yang lebih besar, sehingga meningkatkan efisiensi termal. Perbandingan efisiensi termal brake masing-masing bahan bakar pada tiap variasi beban dan putaran d h ini : Universitas Sumatera Utara Gambar 4.8 Grafik Efisiensi termal brake vs Putaran pada beban 10 kg dan 25 kg

4.3 PENGUJIAN EMISI GAS BUANG