PERBANDINGAN PERSEPSI KEPUASAN ANTARA PASIEN PERAWATAN ORTODONTIK CEKAT DENGAN PASIEN ORTODONTIK LEPASAN PADA MAHASISWA PSPDG UMY

(1)

PERAWATAN ORTODONTIK CEKAT DENGAN

PASIEN ORTODONTIK LEPASAN PADA

MAHASISWA PSPDG UMY

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajad Sarjana Kedokteran Gigi Pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

SURAIDA HENGSA

20120340119

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(2)

PERAWATAN ORTODONTIK CEKAT DENGAN

PASIEN ORTODONTIK LEPASAN PADA

MAHASISWA PSPDG UMY

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajad Sarjana Kedokteran Gigi Pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

SURAIDA HENGSA

20120340119

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(3)

PERAWATAN ORTODONTIK CEKAT DENGAN

PASIEN ORTODONTIK LEPASAN PADA

MAHASISWA PSPDG UMY

Disusun Oleh: SURAIDA HENGSA

20120340119

Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal : 26 September 2016

Dosen Pembimbing Dosen Penguji

drg. M. Sulchan Ardiansyah, Sp. Ort. drg. Bayu Ananda Paryontri, Sp. Ort.

NIP. 19680322200810 173 090 NIK. 19821129201510173214

Mengetahui,

Kaprodi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

drg. Hastoro Pintadi, Sp. Prost. NIP. 19680212200410 173 071


(4)

Nama : Suraida Hengsa

NIM : 20120340119

Program Studi : Pendidikan Dokter Gigi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar–benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dalam karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya tersebut.

Yogyakarta, 26 September 2016 Yang membuat pernyataan,

Suraida Hengsa NIM. 20120340119


(5)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat

dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Perbandingan persepsi kepuasan antara pasien perawatan ortodontik cekat dengan pasien ortodontik lepasan pada

mahasiswa PSPDG UMY”.

Adapun maksud dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk

memenuhi sebagian syarat guna menyelesaikan Program Studi Stara 1 (S1)

Kedokteran Gigi pada Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini tentunya tidak terlepas dari dorongan dan

uluran tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta

memberikan kesehatan dan jalan kepada umat-Nya dalam

menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah.

2. dr. H. Ardi Pramono, Sp. An, M. Kes., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.


(6)

Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.

5. drg. Bayu Ananda Paryontri Sp.Ort., selaku Dosen Penguji yang telah

memberi masukan serta nasehat bagi penulis sehingga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih

terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan saran maupun kritik yang bersifat membangun. Semoga penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan

pengetahuan bagi pembaca.

Yogyakarta, 26 September 2016


(7)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

INTISARI ... ix

ABSTRACT ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Keaslian Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka ... 8

1. Ortodontik ... 8

2. Operator Ortodontik ... 11

3. Kepuasan Pasien... 15

B. Kerangka Konsep ... 16

C. Hipotesis ... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 18

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 18

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20

D. Variabel Penelitian ... 20

E. Definisi Operasional Variabel ... 20

F. Instrumen Penelitian... 20

G. Cara Pengumpulan Data ... 21

H. Analisis Data ... 22

I. Alur Penelitian ... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 23

B. Pembahasan ... 27

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 30

B. Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 31


(8)

(9)

(10)

perawatan ortodontik menggunakan kawat cekat dan kawat lepasan yang populer digunakan memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Ini dapat menimbulkan dampak berbedanya persepsi kepuasan pasien terhadap pilihan perawatan ortodontik yang akan dijalani nantinya.

Tujuan : penelitian ini melihat perbedaan persepsi kepuasan antara pasien ortodontik yang menggunakan kawat cekat dengan kawat lepasan

Metode penelitian : penelitian berjenis observational analytic dengan desain penelitian Cross Sectional. menggunakan sampel seluruh populasi mahasiswa pendidikan kedokteran gigi universitas muhammadiyah Yogyakarta 2012-2015 yang menggunakan/menjalani perawatan ortodontik. Instrument pengukuran menggunakan Dental Satisfaction Quistioner (DSQ). uji statistik yang digunakan adalah uji Mann-Whitney Non Parametric Test.

Hasil : Hasil yang didapatkan p=0,295 (p > 0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan signifikan antara 2 kelompok responden. Kedua kelompok responden menyatakan puas dan sangat puas (Lichert scale 3 & 4) dan tidak ada responden yang mengaku tidak puas maupun sangat tidak puas.

Kesimpulan : Kesimpulan yang dapat diambil ialah bahwa H0 yaitu bahwa tidak ada perbedaan persepsi kepuasan antara kedua kelompok responden dinyatakan benar. Baik kelompok pengguna kawat cekat maupun lepasan sama-sama merasa puas dengan perawatan yang dijalaninya.

Kata kunci :perawatan ortodontik, kepuasan, Lichert,Dental Satisfaction Quistioner


(11)

wire and removable popularly used has its advantages and disadvantages. This may lead to different perceptions to patient satisfaction with orthodontic treatment options that will be undertaken later

Objective: This study foresee a difference in perception of satisfaction among orthodontic patients who use fixed and removable orthodontic treatment.

Methods: this study were observational analytic research with cross sectional study design. using a sample of the entire population of students of dental education 2012-2015 at University of Muhammadiyah Yogyakarta who use / undergoing orthodontic treatment . Dental Satisfaction questionnaire ( DSQ ) were used as measurement. The statistical test used is the non parametric Mann- Whitney Test.

Results: The results obtained with p = 0.295 ( p > 0.05 ) , which means there are no significant differences between the two groups of respondents . Both groups of respondents said they were satisfied and very satisfied ( Lichert scale 3 & 4 ) and no respondents who are dissatisfied or very dissatisfied .

Conclusion: The conclusion that can be drawn is that H0 which state that there is no difference in the perception of satisfaction between the two groups of respondents stated correctly . Both groups of users with fixed and removable orthodontic treatment are equally satisfied with the treatment they underwent .

Keywords : orthodontic treatment , satisfaction , Lichert , Dental Satisfaction Quistioner


(12)

(13)

perawatan ortodontik menggunakan kawat cekat dan kawat lepasan yang populer digunakan memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Ini dapat menimbulkan dampak berbedanya persepsi kepuasan pasien terhadap pilihan perawatan ortodontik yang akan dijalani nantinya.

Tujuan : penelitian ini melihat perbedaan persepsi kepuasan antara pasien ortodontik yang menggunakan kawat cekat dengan kawat lepasan

Metode penelitian : penelitian berjenis observational analytic dengan desain penelitian Cross Sectional. menggunakan sampel seluruh populasi mahasiswa pendidikan kedokteran gigi universitas muhammadiyah Yogyakarta 2012-2015 yang menggunakan/menjalani perawatan ortodontik. Instrument pengukuran menggunakan Dental Satisfaction Quistioner (DSQ). uji statistik yang digunakan adalah uji Mann-Whitney Non Parametric Test.

Hasil : Hasil yang didapatkan p=0,295 (p > 0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan signifikan antara 2 kelompok responden. Kedua kelompok responden menyatakan puas dan sangat puas (Lichert scale 3 & 4) dan tidak ada responden yang mengaku tidak puas maupun sangat tidak puas.

Kesimpulan : Kesimpulan yang dapat diambil ialah bahwa H0 yaitu bahwa tidak ada perbedaan persepsi kepuasan antara kedua kelompok responden dinyatakan benar. Baik kelompok pengguna kawat cekat maupun lepasan sama-sama merasa puas dengan perawatan yang dijalaninya.

Kata kunci :perawatan ortodontik, kepuasan, Lichert,Dental Satisfaction Quistioner


(14)

wire and removable popularly used has its advantages and disadvantages. This may lead to different perceptions to patient satisfaction with orthodontic treatment options that will be undertaken later

Objective: This study foresee a difference in perception of satisfaction among orthodontic patients who use fixed and removable orthodontic treatment.

Methods: this study were observational analytic research with cross sectional study design. using a sample of the entire population of students of dental education 2012-2015 at University of Muhammadiyah Yogyakarta who use / undergoing orthodontic treatment . Dental Satisfaction questionnaire ( DSQ ) were used as measurement. The statistical test used is the non parametric Mann- Whitney Test.

Results:The results obtained with p = 0.295 ( p > 0.05 ) , which means there are no significant differences between the two groups of respondents . Both groups of respondents said they were satisfied and very satisfied ( Lichert scale 3 & 4 ) and no respondents who are dissatisfied or very dissatisfied .

Conclusion:The conclusion that can be drawn is that H0 which state that there is no difference in the perception of satisfaction between the two groups of respondents stated correctly . Both groups of users with fixed and removable orthodontic treatment are equally satisfied with the treatment they underwent .

Keywords : orthodontic treatment , satisfaction , Lichert , Dental Satisfaction Quistioner


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir, telah dilakukan banyak sekali survei untuk

mengetahui prevalensi terjadinya maloklusi. sebuah penelitian di tahun 2003

oleh united kingdom child dental health survey memperkirakan bahwa

setidaknya 45% dari responden berusia 12 tahun membutuhkan perawatan

ortodontik. walaupun dalam kaidahnya maloklusi adalah bagian dari spektrum

variasi normal dan bukanlah sebuah penyakit, penggunaan ortodonsi sendiri

sangat dianjurkan untuk dilihat terlebih dahulu apakah diperkirakan dapat

memberikan manfaat bagi pasien atau tidak. perhitungan risiko dan efek

samping selama perawatan ortodonsi sendiri juga perlu dipertimbangkan.

ortodonsi sendiri memiliki manfaat terutama dalam meningkatkan sistem

pengunyahan, estetika bahkan psikologis pasien itu sendiri. penundaan

perawata ortodonsi sendiri dapat mengakibatkan memburuknya kesehatan gigi

dan mulut seperti karies dan rasa percaya diri pasien. (Mitchell, 2013).

Ortodontik merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran gigi yang

mempelajari pertumbuhan struktur jaringan gigi, perkembangan oklusi gigi

geligi serta mempelajari cara pencegahan dan perawatan kelainan dentofasial,

termasuk maloklusi untuk mendapatkan oklusi yang sehat, seimbang, stabil,

dan estetik. Maloklusi yang merupakan penyimpangan pertumbuhkembangan


(16)

juga melibatkan banyak aspek dalam praktiknya. Penguasaan ilmu fisika

seperti hukum newton dan teori matematika seperti vector wajib diketahui

praktisi guna mencapai hasil maksimal(Nanda,2010).

Alat ortodontik dapat dipasang cekat pada gigi-gigi atau dilepas oleh

pasien, atau bisa mengandung kombinasi komponen cekat dan lepasan. Alat

ortodontik harus bisa digunakan dengan nyaman dan mudah diterima oleh

pasien. Penggunaannya dapat menggerakkan elemen gigi geligi secara efisien,

Alat ortodontik harus bisa ditoletir oleh jaringan mulut dan harus cukup kuat

untuk menahan tekanan dari fungsi mulut. Alat ortodontik sebaiknya mudah

dibersihkan oleh pasien sehingga tidak membahayakan kesehatan rongga

mulut. Alat ortodontik juga sebaiknya dapat dengan mudah diaktifkan dan

dilepas tanpa melukai jaringan. (English, 2009).

Tujuan perawatan ortodontik adalah memperbaiki letak gigi dan rahang

yang tidak normal sehingga didapatkan fungsi geligi dan estetik geligi yang

baik serta diharapkan akan meningkatkan kesehatan psikososial seseorang.

sedang Hasil perawatan ortodontik yang kurang baik akan berakibat

sebaliknya. Hal ini dapat terjadi apabila timbul ketidaksesuaian antara kasus

yang dirawat dengan perencanaan perawatan, pemilihan piranti yang

digunakan, serta kemampuan operator yang melakukan perawatan. Kasus

yang sederhana dapat dirawat dengan piranti yang sederhana oleh dokter gigi

umum sedangkan kasus-kasus yang sukar menjadi tanggung jawab spesialis

ortodontik. Tugas dokter gigi umum adalah memonitor dan menatalaksana


(17)

dapat mengintervasi suatu maloklusi atau merujuk ke seorang spesialis

ortodontik bila kasus yang dihadapi membutuhkan perawatan yang kompleks

(Rahardjo, 2009).

Operator dalam perawatan ortodontik yang dikenal dalam masyarakat

yaitu :

1. Dokter Gigi Spesialis Ortodontik adalah dokter gigi yang mempunyai

pengetahuan yang lebih luas terhadap ilmu ortodontik karena telah

menyelesaikan jenjang pendidikan spesialis dalam bidang ortodontik.

2. Dokter Gigi Umum adalah dokter gigi yang telah menyelesaikan jenjang

pendidikan S1 dan telah menyelesaikan pendidikan profesi dokter gigi

(Sari & Kiki, 2013).

Berbagai dampak yang dapat ditimbulkan jika perawatan yang dilakukan

oleh seorang operator tidak sesuai prosedur perawatan ortodontik yang baik

dan benar yaitu :

1. Kerusakan gigi atau oral hygiene yang buruk dapat menyebabkan

kerusakan disekitar kawat gigi. Kerusakan gigi akan terjadi jika adanya

akumulasi plak disekitar kawat ortodontik cekat.

2. Resorbsi akar ada banyak faktor yang menyebabkan resorbsi akar. Salah

satunya yaitu penggunaan alat ortodontik. Resorbsi akar lebih banyak

disebabkan oleh penggunaan alat ortodontik cekat dibandingkan dengan

alat ortodontik lepasan. Hilangnya jaringan akar gigi secara ringan sering

dilihat sebagai konsekuensi dari gerakan gigi, tetapi ini tidak menimbulkan


(18)

3. Resorbsi tulang alveolar jika mulut pasien kebersihan yang buruk selama

pengobatan. Ortodontik mungkin memperburuk inflamasi gingiva dan

kerentanan terhadap penyakit periodontal. Pasien yang telah menjalani

perawatan ortodontik tidak memiliki kecenderungan meningkat untuk

mengembangkan penyakit periodontal.

4. Radang sendi kadang pasien dapat menderita sakit atau disfungsi pada

sendi rahang (TMJ). Masalah dapat terjadi dengan atau tanpa perawatan

ortodontik, (5) Ketidaknyamanan pada peralatan yang tidak sesuai.

Peralatan yang tidak sesuai atau rusak dapat menyebabkan iritasi pada

gusi, pipi atau bibir. Penyesuaian penggunaan braket biasanya berlangsung

selama 24-48 sejak peralatan terpasang.

Sebenarnya dampak perawatan ortodontik dapat diminimalisir jika

dilakukan dengan prosedur yang benar dan melibatkan praktisi ahli. Hal ini

nantinya juga secara tidak langsung turut berdampak pada kondisi psikososial

pasien (Sari & Kiki, 2013).

Kepuasan pasien dalam menjalani perawatan ortodontik sendiri

berkaitan dengan jumlah informasi yang didapat pasien. ketidaksesuaian

antara keinginan atau harapan pasien dan kebutuhan ortodontik pasien

memberikan andil besar dalam menentukan seberapa besar kepuasan pasien

akan perawatan yang telah dijalaninya tersebut. kepuasan pasien dapat kita

kategorikan tinggi apabila harapan pasien sedikit dibawah dari hasil yang

didapatkan. penerimaan pasien terhadap kondisi senyum yang dihasilkan


(19)

menentukan kualitas hidup pasien. ini dikarenakan pasien yang berpikir bahwa

ia memiliki senyum yang indah cenderung lebih sering tersenyum dibading

yang berpikir sebaliknya(Melsen,2010).

Dalam menentukan kepuasan pasien sendiri pertimbangan umur pasien

juga penting dilakukan semenjak pasien dewasa cenderung memiliki motivasi

dari diri sendiri untuk melakukan perawatan ini sehingga mempengaruhi

ekspektasi pasien itu sendiri. beberapa faktor yang juga turut perlu

dipertimbangkan adalah kondisi psikologis pasien dan manfaat secara estetik.

Tidak lupa pula pelayanan yang didapatkan apsien saat menjalani perawatan

ortodontik di klinik seperti mutu dan sambutan praktisi medis kepada pasien

dapat mempengaruhi anggapan pasien selama mendapatkan perawatan

ortodontik.(Karad,2012).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dibuat

rumusan masalah sebagai berikut. Bagaimana perbandingan persepsi kepuasan

antara pasien perawatan ortodontik cekat dengan pasien perawatan ortodontik

lepasan.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah

untuk megetahui persepsi kepuasan antara pasien perawatan ortodontik cekat


(20)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Kegunaan Ilmiah

a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang cara

menilai persepsi kepuasan antara pasien perawatan ortodontik cekat

dengan pasien perawatan ortodontik lepasan.

b. Memberikan informasi mengenai persepsi kepuasan antara pasien

perawatan ortodontik cekat dengan pasien perawatan ortodontik

lepasan.

2. Kegunaan Praktis

Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan

informasi tentang kepuasan pasien ortodontik agar operator perawatan

ortodontik dalam menerapkan keahliannya. Perlu memperhatikan

kepuasan pasien pada saat perawatan berlangsung dan sesudah perawatan.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian sebelumnya pernah diteliti oleh Utut Bagoes Adianto (2011)

dengan judul “Tingkat Kepuasan Pasien Pengguna Alat Orthodonsi Lepasan Yang Ditanggani Oleh Dokter Gigi Muda Di RSGMP UMY”. Hasil dari

penelitian tersebut menyatakan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap

perawatan orthodonsi adalah sedang dengan besar sampel 26 pasien dan

tingkat kepuasan tinggi sebesar 4 sampel. Hasil dari Instrument DSQ


(21)

menunjukan bahwa kualitas yang lebih mempengaruhi tingkat kepuasan

pasien untuk melakukan perawatan orthodonsi.

Penelitian sebelumnya pernah diteliti oleh Sari & Kiki (2013) dengan

judul “Persepsi Kepuasan Pasien Perawatan Ortodontik Berdasarkan Keahlian

Operator Menurut Jenjang Profesionalisme”. Populasi penelitian berjumlah

120 orang yang terdiri dari 30 orang pasien ortodontik dari masing-masing

operator yaitu (1) dokter gigi spesialis, (2) dokter gigi umum, (3) perawat gigi,

(4) tukang gigi. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random

sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang diberikan pada

responden. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji statistic Chi-square.

Hasil menunjukan dokter gigi spesialis ortodontik memberikan persepsi

kepuasan lebih tinggi diantara operator lainnya.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian

sebelumnya adalah persepsi kepuasan antara pasien perawatan ortodontik


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka 1. Ortodontik

a. Pengertian Ortodontik

Ortodontik berasal dari bahasa Greek yaitu “orthos” yang berarti “baik atau betul” dan “dontos” yang berarti “gigi”. Jadi ortodonsia

dapat dijerjemahkan sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan

memperbaiki atau membetulkan letak gigi yang tidak teratur atau tidak

rata (Adnan, 2014).

Keadaan gigi yang tidak teratur disebabkan oleh malposisi gigi

yaitu kesalahan posisi gigi pada masing-masing rahang. Malposisi gigi

akan menyebabkan malrelasi yaitu kesalahan hubungan antara

gigi-gigi pada rahang yang berbeda. Lebih lanjut lagi keadaan demikian

menimbulkan maloklusi yaitu penyimpangan terhadap oklusi normal.

Maloklusi dapat terjadi karena adanya kelainan gigi (dental), tulang

rahang (skeletal), kombinasi gigi dan rahang (dentoskeletal) maupun

karena otot-otot pengunyahan (muskuler) (Sulandjari, 2008).

Pertumbuhkembangan perlu dipelajari karena maloklusi bukan

merupakan suatu penyakit tetapi suatu penyimpangan

pertumbukembangan. Penyimpangan pertumbuhkembangan yang


(23)

letak gigi-gigi yang berdesakan. Penyimpangan pertumbuhkembangan

tulang rahang menghasilkan kelainan skeletal misalnya maloklusi

kelas III Angle yang ditandai dengan rahang bawah yang terlalu ke

depan dibandingkan dengan rahang atas. Letak gigi yang tidak teratur

dan kelainan letak rahang sangat besar pengaruhnya terhadap

penampilan seseorang. Sebagian besar kelainan ortodontik lebih

banyak mempengaruhi kondisi psikososial seseorang daripada

mempengaruh kesehatan fisik (Rahardjo, 2009).

b. Tujuan Perawatan Ortodontik

Tujuan perawatan ortodontik adalah memperbaiki susunan dan

kedudukan gigi-geligi untuk mendapatkan hubungan gigi-geligi

(fungsi oklusi) yang stabil, perbaikan pengunyahan, keseimbangan otot

dan keserasian estetika wajah yang harmonis. Secara umum perawatan

ortodontik bertujuan memperbaiki kehidupan pasien dengan mengatasi

kesulitan psikososial yang berhubungan dengan penampilan wajah dan

gigi (Sari & Kiki, 2013).

Ada 2 alasan yang jelas dari perawatan ortodontik yaitu untuk

estetika dan fungsi, perawatan ortodontik tidak hanya dapat

memperbaiki susunan gigi geligi, tetapi dalam kasus-kasus tertentu

juga dapat mempunyai dampak yang besar pada lingkungan seseorang

dan perkembangan kariernya. Selain itu susunan gigi yang lebih baik

dapat menyebabkan standar kebersihan mulut menjadi lebih baik.


(24)

dentofasial yang menyenangkan secara estetika dengan fungsi yang

baik dan dengan gigi-gigi dalam posisi yang stabil. Perawatan

ortodontik tidak boleh dilakukan jika tidak dapat memberikan

perbaikan yang nyata serta abadi karena alasan inilah banyak

maloklusi ringan yang dibiarkan tanpa perawatan (Willian , et al.,

2000).

c. Jenis Perawatan Ortodontik

Berdasarkan piranti yang digunakan untuk merawat maloklusi

secara garis besar dapat digolongkan pada piranti lepasan (removable

appliance), piranti fungsional (functional appliance) dan piranti cekat

(fixed appliance)(Rahardjo, 2009).

1) Piranti Lepasan (removable appliance)

Piranti lepasan adalah piranti yang dapat dipasang dan

dilepas oleh pasien. Komponen utama piranti lepasan adalah (1)

komponen aktif, (2) komponen pasif, (3) lempeng akrilik, (4)

penjangkaran. Salah satu faktor keberhasilan perawatan dengan

piranti lepasan adalah kepatuhan pasien untuk memakai piranti.

2) Piranti Fungsional (functional appliance)

Piranti fungsional digunakan untuk mengoreksi maloklusi

dengan memanfaatkan, menghalangi atau memodifikasi kekuan

yang dihasilkan oleh otot orofasial, erupsi gigi dan

pertumbuhkembangan dentomaksilofasial. Ada juga yang


(25)

kekuatan otot, fasial dan atau jaringan yang lain untuk mengubah

relasi skeletal dan gigi.

3) Piranti Cekat (fixed appliance)

Piranti cekat adalah piranti ortodontik yang melekat pada gigi

pasien sehingga tidak bisa dilepas oleh pasien. Piranti ini

mempunyai komponen utama yaitu lekatan (attachment) yang

berupa breket (bracket) atau cincin (band), kawat busur (archwire)

dan penunjang (accessories atau auxiliaries) misalnya rantai

elastomeric dan modul. 2. Operator Ortodontik

a. Dokter Gigi Spesialis Ortodontik

Program pendidikan dokter gigi spesialis ortodontik bertujuan

mencapai kemampuan keprofesian sebagai seorang dokter gigi

spesialis ortodontik dengan kemampuan akademik yang mempunyai

sifat atau ciri utama sebagai berikut (Harahap , et al.,2005) :

1) Berkesinambungan (continue)

Bahwa program pendidikan dokter gigi spesialis 1 (SP 1)

merupakan bagian daripada pendidikan yang berkesinambungan

dan berjenjang yang berawal dari pendidikan sarjana kedokteran

gigi, pendidikan dokter gigi spesialis dan dapat diteruskan ke

pendidikan dokter.

2) Akademik – Profesional

Bahwa pendidikan dokter gigi spesialis prtodontik


(26)

pendalaman ilmu (akademik) melalui berbagai kegiatan akademik

dan pendidikan keprofesian yang bercirikan pencapaian

kemampuan profesi (dokter gigi spesialis) melalui serangkaian

pelatihan keprofesian.

3) Belajar Aktif (Active Learning/Adult Learning)

Pendidikan dokter gigi spesialis ortodontik memakai kaidah

pandidikan tinggi (higher education) yang bersifat pendidikan aktif

dan mandiri dengan motivasi, kreativitasi dan integritas peserta

yang tinggi. Proses pendidikan terutama ditekankan pada

pendekatan student centred, problem solving dan self directed

learning sehingga staf pengajar lebih berperan sebagai fasilisator.

4) Berdasarkan Pencapaian Kemampuan (Competency Based/Mastery

Learning)

Bahwa pendidikan dokter gigi spesialis ortodontik bertujuan

mencapai kemampuan (competency) dan kemahiran (mastery)

yang didukung oleh dasar akademik yang kuat berdasarkan

permasalahan yang ada di masyarakat (evident base).

5) Pencapaian Kemampuan Individu (Individual Competency)

Bahwa pencapaian kemampuan tersebut merupakan

pencapaian kemampuan setiap individu peserta. Oleh karena itu

setiap kegiatan baik pendalaman akademik maupun pelatihan


(27)

melalui hand on training secara terus menerus dan nyata di bawah

pengawasan supervisor.

6) Sekuensi

Bahwa strategi proses pembelajaran, supervise dan evaluasi

disusun secara sekunsial dan berjenjang melalui berbagai tahapan.

7) Persyaratan (Pre Requisite)

Untuk hal-hal tertentu prasyarat harus dicapai lebih dahulu

untuk mengikuti tahap berikutnya.

8) Terpadu dan Terintegrasi (Integrated Comprehensif)

Bahwa proses pelatihan keprofesian sedapat mungkin

dilaksanakan secara komprehensif (integrated teaching) dengan

cara mengelompokkan berbagai sub-disiplin sub-unit.

9) Sistem Matriks

Bahwa sistem matriks dapat dipakai dalam menyusun jenis,

distribusi dan variasi kegiatan peserta dalam pelatihan keprofesian

dan kegiatan kademik agar setiap peserta mendapatkan kegiatan

yang sama.

10) Jaringan Sumber Pembelajaran (Network of Learning Resources)

Bahwa seyogyanya digunakan jaringan sumber pembelajaran

secara luas agar proses pendidikan menjadi lebih efektif dan

efisien. Misalnya kerjasama dengan pusat pendidikan dokter gigi


(28)

b. Dokter Gigi Umum

Pendidikan profesi dokter gigi merupakan pendidikan akademik

dan pendidikan profesional yang diarahkan pada penguasaan ilmu dan

penerapan ilmu kepada masyarakat dalam bidang kedokteran gigi

(Yusa, 2006).

Profesi dokter gigi merupakan tugas mulia bagi kehidupan

manusia dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut.

Karenanya seorang dokter gigi dalam menjalankan tugasnya dituntut

untuk bersikap profesional. Untuk mencapai kompetensi tersebut

dokter gigi yang merupakan profesi harus didasari oleh keilmuan yang

kokoh. Dengan demikian seorang dokter gigi mempunyai kompetensi

akademik-profesionalisme yang diperoleh melalui pendidikan profesi

yang didasari oleh pendidikan akademik sehingga setelah selesai

pendidikannya akan memiliki kemampuan melaksanakan praktik

sesuai dengan keahliannya bersikap profesional dengan selalu

membekali dirinya dengan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Yusa, 2006).

Kompetensi dokter gigi Indonesia ini adalah memberikan batas

kemampuan yang harus dimiliki oleh dokter gigi yang melaksanakan

pelayanan kedokteran gigi di Indonesia. Kemampuan minimal tersebut

sudah dapat mengambarkan mutu dokter gigi Indonesia di manapun ia


(29)

Indonesia diharapkan akan mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan

mulut yang prima dengan mutu yang hampir sama (Yusa, 2006).

3. Kepuasan Pasien

Kepuasan pasien merupakan salah satu hal yang penting dalam

mengevaluasi mutu layanan suatu perawatan terhadap keahlian operator.

Saat ini masalah ketidakpuasan terjadi di negara berkembang maupun di

negara maju. Ada berbagai macam pegertian yang diberikan oleh pakar

tentang kepuasan. Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya

(Asmidar , et al., 2008).

Kepuasan dapat diartikan sebagai perbedaan antara harapan dan

kinerja yang dirasakan. Kepuasan pasien merupakan hal yang sanget

subyektif, sulit diukur, dapat berubah-ubah, serta terdapat banyak sekali

faktor yang berpengaruh sebanyak dimensi di dalam kehidupan manusia.

Subyektivitas tersebut bisa berkurang dan bahkan bisa menjadi

obyektifitas bila cukup banyak pendapat yang sama terhadap sesuatu hal.

Oleh itu, untuk mengkaji kepuasan pasien digunakan suatu instrumen

penelitian yang cukup valid diserta dengan metode penelitian yang baik

(Asmidar , et al., 2008).

Beberapa faktor yang memotivasi pasien untuk berkunjung ke klinik

atau ke tempat perawatan yaitu: pelayanan, operator, fasilitas, lingkungan,

lokasi dan rujukan. Pelayanan meliputi pelayanan yang lengkap,


(30)

Kepuasan pasien ditentukan oleh 4 faktor, yaitu: kemudahan (terjangkau,

tersedia, waktu selalu buka), hubungan pasien-dokter (mendengarkan

keluhan-keluhan, ramah, aman, informasi yang jelas), pelayanan

(kecepatan pelayanan, tanggapan keluhan, pelayanan yang berlanjut),

fasilitas (bersih, nyaman), dan biaya perawatan. Fasilitas meliputi reputasi

klinik atau tempat perawatan, kecanggihan peralatan, kemudahan pakir,

dan kenyamanan ruang. Lingkungan meliputi kebersihan lingkungan,

keindahan lingkungan, ketenangan lingkungan, yang dapat membuat

pasien nyaman berada di klinik atau tempat perawatan (Lily , et al., 2007).

B. Kerangka Konsep

Gambar 1. Kerangka Konsep Perawatan Orthodontik

Alat Orthodonsi Cekat

(Fixed Appliance)

Alat Orthodonsi Lepasan

(Removable Appliance)


(31)

C. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah persepsi kepuasan pasien

perawatan ortodontik cekat dan ortodontik lepasan dengan hipotesis :

1. H0 : tidak ada perbedaan kepuasan yang signifikan antara pengguna

ortodontik cekat dan pengguna ortodontik lepasan.

2. H1 : ada perbedaan kepuasan yang signifikan antara pengguna ortodontik


(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observational

analytic, karena dalam pelaksanaannya meliputi pengumpulan, pengolahan,

analisis dan interpretasi data dari objek penelitian. Rancangan penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional study. Rancangan ini

dilakukan dengan cara mengumpulkan data hanya satu kali dan satu waktu

tanpa ada tindak lanjut.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah pasien ortodontik yang menggunakan alat ortodontik

cekat dengan pasien yang menggunakan alat ortodontik lepasan di PSPDG

UMY.

2. Sampel

Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus Federer

(n-1) (t-1) ≥15 n : jumlah sampel minimal tiap grup

t : jumlah grup dalam penelitian

(n-1) (2-1) ≥15 n-1≥15


(33)

Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan hasil besar sampel

minimal sebanyak 16 responden untuk tiap kelompok. untuk penelitian

kali ini kelompok pengguna kawat cekat sebanyak 60 responden dan

kelompok kawat lepasan sebesar 20, dengan total responden sebesar 80

responden mahasiswa PSPDG UMY.

Sampel yang digunakan pada penelitian kali ini adalah seluruh

populasi mahasiswa PSPDG UMY angkatan 2012-2015 yang

menggunakan kawat orthodonti lepasan dan cekat serta memenuhi kriteria

dalam penelitian ini, yaitu:

a. Kriteria Inklusi :

1) Pasien yang melakukan perawatan ortodontik cekat dan

lepasan.

2) Pasien yang sudah melakukan perawatan ortodontik selama 6

bulan keatas.

3) Bersedia menjadi responden penelitian.

4) mahasiswa PSPDG UMY rentang 2012-2015

b. Kriteria Ekslusi :

1) Pasien ortodontik yang tidak mengisi kuesioner dengan

lengkap.


(34)

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di komplek kampus terpadu Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta, dan dilakukan pada bulan Januari-Februari

2016.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel sebab / independent : Pasien pengguna alat ortodontik

2. Variabel akibat / dependent : Persepsi kepuasan pasien

E. Definisi Operasional Variabel

1. Persepsi kepuasan pasien di nilai berdasarkan skor akhir kuisioner.

2. Pasien ortodontik yang mengunakan alat ortodontik cekat maupun lepasan.

3. Dokter gigi spesialis ortodontik dan dokter gigi umum sebagai operator

yang melakukan tindakan dan memberikan jasa perawatan ortodontik.

F. Instrumen Penelitian

1. Inform Consent.

2. Instrumen yang digunakan Kuisioner, yaitu untuk pengumpulan data

persepsi kepuasan antara pasien pengguna alat ortodontik cekat dengan

pasien pengguna alat ortodontik lepasan untuk mengukur persepsi

kepuasan pasien berupa Dental Satisfaction Quistioner (DSQ) dengan 5

skala Lichert jawaban. Penelitian DSQ telah dimodifikasi menjadi 4 skala

likert jawaban karena untuk menghindari kecenderungan sentral dari

jawaban responden. Kuisioner ini terdiri dari 19 butir yang terbagi menjadi


(35)

a. Kualitas terdiri dari 7 butir pernyataan, yaitu nomor

2,4,6,11,14,16,17,18

b. Akses total terdiri dari 7 butir pernyataan, yaitu nomor

3,5,7,9,10,13,15

c. Management rasa sakit terdiri dari 3 butir pernyataan yaitu nomor

4,8,15

d. Perawatan lain yang diterima terdiri dari 2 butir pernyataan, yaitu

nomor 1 dan 12.

Kuisioner ini menggunakan 4 pilihan jawaban, yaitu:

a. Sangat setuju : diberi skor 4, berarti sangat puas

b. Setuju : diberi skor 3, berarti puas

c. Tidak setuju : diberi skor 2, berarti tidak puas

d. Sangat tidak setuju : diberi skor 1, berarti sangat tidak puas.

Nilai berdasarkan kepuasan yang diperoleh dari pasien dibuat

kategori berdasarkan acuan patokan (PAP) yaitu dengan menentukan

berdasarkan nilai tertinggi dan nilai terrendah dari hasil kepuasan pasien

(Sugiono, 2005).

G. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan

menggunakan kuisioner yaitu yang berupa angket yang akan dibagikan kepada

pasien pengguna perawatan alat ortodontik cekat dengan pasien pengguna

perawatan alat ortodontik lepasan kemudian dilakukan wawancara yang


(36)

H. Analisis Data

Jumlah sampel dalam penelitian adalah 80 orang pasien. Pengolahan

data dilakukan dengan menggunakan SPSS. Analisis data yang dilakukan

yaitu melakukan uji homogenitas levene test dan uji normalitas

Kolmogorov-smirnov. Data yang homogen dan normal selanjutnya akan dilakukan uji

Independent sample t-test. Data yang tidak homogen dan tidak normal maka

test yang digunakan adalah Mann Whitney u test.

I. Alur Penelitian

Gambar 2. Alur Penelitian Pasien pengguna alat ortodontik

60 Sampel pasien yang menggunakan ortodontik cekat dan 20 Sampel pasien yang menggunakan ortodontik lepasan

Membagikan Kuisioner kepada subjek

Pengumpulan Data Dari Hasil Penelitian


(37)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Subyek yang diteliti pada penelitian kali ini adalah pengguna ortodontik

lepasan maupun cekat di lingkungan mahasiswa PSPDG UMY angkatan

2012-2015. Penelitian berlangsung selama 2 bulan dimulai pada bulan januari

2016 hingga februari 2016. Populasi dan sampel yang diteliti adalah seluruh

mahasiswa PSPDG UMY angkatan 2012-2015 yang menggunakan/ menjalani

perawatan ortodontik cekat dan lepasan. Penelitian ini mengukur perbedaan

persepsi kepuasan antara pengguna ortodontik cekat dan lepasan pada

mahasiswa PSPDG UMY angkatan 2012-2015.

Persepsi kepuasan diukur menggunakan Dental Satisfaction Quistioner

(DSQ) dengan 5 skala Lichert jawaban. Penelitian DSQ telah dimodifikasi

menjadi 4 skala Lichert jawaban karena untuk menghindari kecenderungan

sentral dari jawaban responden.

1. Persepsi kepuasan pengguna perawatan ortodontik

a. Persepsi kepuasan pengguna kawat cekat

Hasil penelitian persepsi kepuasan pada 60 responden pengguna

kawat cekat pada mahasiswa PSPDG UMY adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Persepsi kepuasan pengguna kawat cekat

Skala Lichert Jumlah responden

1 0

2 0

3 25


(38)

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dari 60 responden yang

diketahui menggunakan/menjalani perawatan ortodontik menggunakan

kawat cekat, sebanyak 35 responden mengaku sangat puas dengan

pelayanan dan perawatan yang didapat. Sedangkan sisanya sebesar 25

responden mengaku puas dengan pelayanan dan perawatan yang

didapat. Penelitian kali ini tidak ada responden yang merasa tidak

puas (poin 2) ataupun sangat tidak puas (poin 1).

b. Persepsi kepuasan pengguna kawat lepasan

Hasil penelitian persepsi kepuasan pada 20 responden pengguna

kawat lepasan pada mahasiswa PSPDG UMY adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Persepsi kepuasan pengguna kawat lepasan

Skala Lichert Jumlah responden

1 0

2 0

3 4

4 16

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari 20 responden yang

diketahui menggunakan/menjalani perawatan ortodontik menggunakan

kawat cekat, sebanyak 16 responden mengaku sangat puas dengan

pelayanan dan perawatan yang didapat. Sedangkan sisanya sebesar 4

responden mengaku puas dengan pelayanan dan perawatan yang

didapat. Penelitian kali ini tidak ada responden yang merasa tidak


(39)

c. Karakteristik responden pengguna alat ortodontik

Tabel 3. Karakteristik responden pengguna alat ortodontik

No kelompok

pasien Jenis kelamin

Jumlah

(orang) Persentase

1 Cekat Pria 6 10 %

Wanita 54 90 %

2 lepasan Pria 4 20 %

Wanita 16 80 %

Total 80 100%

Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui bahwa pada kelompok

pengguna kawat cekat terdiri dari 90% wanita dan 10% pria,

sedangkan pada kelompok pengguna kawat lepasan terdiri dari 80%

wanita dan 20% pria.

2. Uji normalitas data

Uji normalitas dilakukan terlebih dahulu untuk melihat penyebaran

data apakah normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan uji

Kolmogorov-smirnov. Data dikatakan normal apabila nilai signifikansi

>0,05. Hasil pengujian menunjukkan data responden pengguna kawat

cekat dan lepasan seluruhnya memiliki nilai signifikansi 0,000 sehingga

data dikatakan tidak terdistribusi normal.

Hasil uji normalitas di atas digunakan sebagai patokan uji hipotesis

yang akan digunakan. Hasil uji normalitas menunjukkan data tersebut

memiliki penyebaran data yang tidak normal maka kemudian dilanjutkan


(40)

3. Uji hipotesis

Hasil pengujian normalitas data mengungkapkan bahwa data tidak

terdistribusi secara normal, oleh karenanya digunakan Mann Whitney

Non-Parametric Test, dari pengujian tersebut didapatkan hasil :

Hasil analisis dari tabel di atas menggunakan uji Mann Whitney Non

Parametric Test didapatkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,295. Nilai p

>0,05 menandakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna


(41)

B. Pembahasan

Perawatan othodontik diperlukan untuk memperbaiki kondisi gigi-geligi

yang malposisi. keadaan ini disebabkan posisi gigi-geligi yang tidak beraturan

dan tidak pada tempat yang seharusnya pada lengkung gigi itu sendiri,

sehingga menyebabkan penyimpangan oklusi normal. Penyimpangan ini

sendiri dapat berasal dari perubahan posisi gigi-geligi itu sendiri (dental)

maupun perubahan dari tulang maksilofasial (skeletal) sertra kombinasi antara

keduanya (Adnan,2014). Perawatan ortodontik yang dilakukan, selain dapat

berguna memperbaiki posisi gigi-geligi juga dapat menambah estetika wajah

(Sari, 2013)

Perawatan Orthodotik pada saat ini umumnya dibagi menjadi 2 kategori,

yaitu perawatan ortodontik cekat (fixed) dan perawatan ortodontik lepasan (

removable) (Rahardjo, 2009).

Keberhasilan suatu perawatan dapat dinilai melalui berbagai aspek,

satunya adalah kepuasan pasien terhadap pelayanan yang didapat. Kepuasan

adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil

yang dirasakan dengan harapannya (Asmidar , et al., 2008). Berbagai metode

yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pasien, diantaranya

adalah menggunakan kuisioner, jenis kuisioner yang dapat digunakan adalah

dental satisfaction quessionaire. Kuisioner ini menggunakan skala Lichert ,

terdiri dari 19 pertanyaan. Pada penelitian ini kuisioner dimodifikasi menjadi 4


(42)

Hasil penelitian yang telah didapat selanjutnya akan dilakukan uji

normalitas data menggunakan Kolmogorov-smirnov untuk melihat bagaimana

persebaran data yang didapat apakah normal ataukah tidak. Tahap selanjutnya

akan dilakukan uji hipotesis menggunakan Mann Whitney non parametric t

test untuk membandingkan persepsi kepuasan antara kedua kelompok

responden pengguna alat ortodontik cekat dan lepasan.

Hasil olah data menunjukkan bahwa persebaran data tidak normal,

sehingga kemudian digunakan mann whitney non parametric t test. Hasil uji

perbandingan menggunakan mann whitney non parametric t test menunjukkan

bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan terkait tingkat kepuasan pasien

pengguna perawatan ortodontik cekat dan lepasan. Berdasarkan hasil

penelitian sebanyak 35 responden pengguna kawat cekat mengaku sangat

puas dengan pelayanan yang didapat dan 25 lainnya mengaku puas. Pihak

selanjutnya sebanyak 16 responden pengguna kawat lepasan mengaku sangat

puas terhadap pelayanan yang didapat, sisanya sebanyak 4 responden

mengaku puas. Responden pada penelitian ini tidak ada yang menyatakan

tidak puas maupun sangat tidak puas dari kedua kelompok responden.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik perawatan ortodontik

menggunakan kawat cekat dan lepasan keduanya tidak memiliki perbedaan

berarti dimata responden, hal ini dapat dikaitkan dengan banyaknya factor lain

yang turut mempengaruhi penilaian tiap-tiap responden dalam menentukan


(43)

A. Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan tidak adanya perbedaan yang signifikan

terkait persepsi kepuasan antara pengguna kawat ortho cekat dan lepasan pada

mahasiswa PSPDG UMY.

B. Saran

1. Perlunya penelitian lebih lanjut terkait persepsi kepuasan antara pengguna

kawat ortho cekat dan lepasan pada mahasiswa PSPDG UMY.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai persepsi kepuasan antara


(44)

Adnan, Y. (2014). Positive Effects For Patients Seeking Orthodontic Treatment, 92-97.

Asmidar, A.,Abdullah AZ. (2008). Studi Mutu Pelayanan Berdasarkan Kepuasan Pasien Di Klinik Gigi Dan Mulut RSUP, 70-140.

English J, Peltomäki T, Pham-Litschel K. Mosby's orthodontic review. St. Louis: Mosby Elsevier; 2009.

Golletz, D., Milgrom, Manci, H. (1995). Dental Care Satisfaction : The Realbility And Validity of DSQ in Low-income population, Jurnal Public Health Dent, 55(4) : 210-17.

Harahap, N., Muslim, Susanto, A.,Dahar, E. (2005). Buku Panduan Penyelenggaran Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis – 1 Ortodonti. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan, 21-23.

Karad A. Clinical Orthodontics. New Delhi: Elsevier Health Sciences APAC; 2010.

Lily, Y., Rahina, Y.,Feby, G. (2007). Analisis Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien (Kajian Di RSGM FKG UNMAS Denpasar) .Jurnal Interdental Kedokteran Gigi,13-14.

Melsen B. Adult orthodontics. Chichester, West Sussex: Wiley-Blackwell; 2012.

Mitchell L. An Introduction to orthodontics. Oxford: Oxford University Press; 2007.

Nanda R, Tosun Y. Biomechanics in orthodontics. Chicago: Quintessence Pub. Co.; 2010.

Rahardjo,P.(2009). Ortodonsi Dasar. Pusat Penerbitan Dan Percetakan (AUP).Surabaya, 2-3, 128-134.

Sari, C. & Kiki (2013). Persepsi Kepuasan Pasien Perawatan Ortodontik Berdasarkan Keahlian Operator Menurut Jenjang Profesionalisme.


(45)

(46)

(47)

q1 Pearson Correlation 1 .671** .356 .384* .627** -.043 .193 .261 -.013 .395* .174 .319 .342 .342 .193 .361 -.011 -.083 .193 .491** Sig. (2-tailed) .000 .053 .036 .000 .820 .307 .163 .944 .031 .357 .086 .065 .064 .307 .050 .952 .662 .307 .006 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 q2 Pearson Correlation .671** 1 .353 .477** .327 -.098 .011 .263 -.087 .392* .369* .562** .509** .483** .247 .445* .032 -.099 .378* .544**

Sig. (2-tailed) .000 .056 .008 .078 .606 .954 .160 .648 .032 .045 .001 .004 .007 .188 .014 .868 .604 .040 .002 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 q3 Pearson Correlation .356 .353 1 .272 .356 -.059 .443* .480** .181 .591** .523** .431* .335 .425* .469** .471** .154 .278 .270 .679**

Sig. (2-tailed) .053 .056 .146 .053 .759 .014 .007 .339 .001 .003 .017 .070 .019 .009 .009 .418 .137 .150 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 q4 Pearson Correlation .384* .477** .272 1 .217 -.032 .180 .510** -.108 .170 .165 .233 .047 .329 .164 .222 -.296 .128 .164 .350 Sig. (2-tailed) .036 .008 .146 .250 .868 .342 .004 .569 .368 .383 .215 .805 .076 .386 .239 .112 .502 .386 .058 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 q5 Pearson Correlation .627** .327 .356 .217 1 .311 .193 .261 .256 .395* .174 .145 .342 .342 .334 .361 .103 -.083 .193 .532**

Sig. (2-tailed) .000 .078 .053 .250 .094 .307 .163 .173 .031 .357 .445 .065 .064 .071 .050 .589 .662 .307 .002 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 q6 Pearson Correlation -.043 -.098 -.059 -.032 .311 1 .252 -.053 .435* .213 .085 .239 .117 .274 .146 .184 .369* .166 .325 .395*

Sig. (2-tailed) .820 .606 .759 .868 .094 .179 .782 .016 .258 .657 .204 .540 .143 .441 .329 .045 .382 .080 .031 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 q7 Pearson Correlation .193 .011 .443* .180 .193 .252 1 .286 .435* .399* .280 .459* .200 .274 .146 .350 .441* .504** .235 .616**

Sig. (2-tailed) .307 .954 .014 .342 .307 .179 .125 .016 .029 .135 .011 .290 .143 .441 .058 .015 .004 .211 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 q8 Pearson Correlation .261 .263 .480** .510** .261 -.053 .286 1 -.051 .392* .373* .222 .302 .198 .333 .382* -.153 .193 .333 .492**

Sig. (2-tailed) .163 .160 .007 .004 .163 .782 .125 .787 .032 .042 .239 .105 .295 .072 .037 .420 .306 .072 .006 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 q9 Pearson Correlation -.013 -.087 .181 -.108 .256 .435* .435* -.051 1 .306 .067 .314 -.076 .377* .193 .066 .602** .437* .193 .455*

Sig. (2-tailed) .944 .648 .339 .569 .173 .016 .016 .787 .100 .726 .091 .690 .040 .306 .729 .000 .016 .306 .011 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 q10 Pearson Correlation .395* .392* .591** .170 .395* .213 .399* .392* .306 1 .459* .341 .268 .319 .410* .317 -.009 -.112 .078 .589**

Sig. (2-tailed) .031 .032 .001 .368 .031 .258 .029 .032 .100 .011 .065 .152 .085 .024 .087 .962 .556 .684 .001 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 q11 Pearson Correlation .174 .369* .523** .165 .174 .085 .280 .373* .067 .459* 1 .670** .586** .437* .598** .402* .151 .216 .482** .670**

Sig. (2-tailed) .357 .045 .003 .383 .357 .657 .135 .042 .726 .011 .000 .001 .016 .000 .028 .426 .252 .007 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 q12 Pearson Correlation .319 .562** .431* .233 .145 .239 .459* .222 .314 .341 .670** 1 .490** .693** .373* .466** .479** .443* .636** .795**


(48)

Sig. (2-tailed) .064 .007 .019 .076 .064 .143 .143 .295 .040 .085 .016 .000 .037 .026 .028 .015 .052 .026 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 q15 Pearson Correlation .193 .247 .469** .164 .334 .146 .146 .333 .193 .410* .598** .373* .358 .406* 1 .372* .078 -.063 .253 .561**

Sig. (2-tailed) .307 .188 .009 .386 .071 .441 .441 .072 .306 .024 .000 .042 .052 .026 .043 .683 .741 .178 .001 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 q16 Pearson Correlation .361 .445* .471** .222 .361 .184 .350 .382* .066 .317 .402* .466** .717** .402* .372* 1 .056 .116 .372* .663**

Sig. (2-tailed) .050 .014 .009 .239 .050 .329 .058 .037 .729 .087 .028 .009 .000 .028 .043 .769 .540 .043 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 q17 Pearson Correlation -.011 .032 .154 -.296 .103 .369* .441* -.153 .602** -.009 .151 .479** .097 .439* .078 .056 1 .590** .423* .463**

Sig. (2-tailed) .952 .868 .418 .112 .589 .045 .015 .420 .000 .962 .426 .007 .612 .015 .683 .769 .001 .020 .010 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 q18 Pearson Correlation -.083 -.099 .278 .128 -.083 .166 .504** .193 .437* -.112 .216 .443* -.050 .358 -.063 .116 .590** 1 .477** .427*

Sig. (2-tailed) .662 .604 .137 .502 .662 .382 .004 .306 .016 .556 .252 .014 .792 .052 .741 .540 .001 .008 .019 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 q19 Pearson Correlation .193 .378* .270 .164 .193 .325 .235 .333 .193 .078 .482** .636** .358 .406* .253 .372* .423* .477** 1 .635**

Sig. (2-tailed) .307 .040 .150 .386 .307 .080 .211 .072 .306 .684 .007 .000 .052 .026 .178 .043 .020 .008 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 skortotal Pearson Correlation .491** .544** .679** .350 .532** .395* .616** .492** .455* .589** .670** .795** .591** .724** .561** .663** .463** .427* .635** 1

Sig. (2-tailed) .006 .002 .000 .058 .002 .031 .000 .006 .011 .001 .000 .000 .001 .000 .001 .000 .010 .019 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(49)

Alpha N of Items .874 18

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted q1 52.6333 29.344 .408 .871 q2 52.5667 28.944 .452 .869 q3 52.9667 27.206 .608 .863 q4 52.6333 29.068 .469 .869 q5 53.1000 28.783 .300 .877 q6 53.1000 27.197 .533 .866 q7 52.9333 29.306 .395 .871 q8 52.5667 28.599 .388 .872 q9 52.9667 28.102 .521 .867 q10 52.6000 27.766 .618 .863 q11 52.7000 27.528 .763 .859 q12 52.6667 27.678 .526 .866 q13 52.8333 28.282 .676 .863 q14 52.6333 28.171 .487 .868 q15 52.8333 27.247 .593 .863 q16 52.5667 27.978 .398 .873 q17 52.8000 29.476 .359 .872 q18 52.6333 27.689 .572 .865


(50)

Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kepuasan d

i m e n s i o n 1

Cekat .374 60 .000 .630 60 .000 Lepasan .438 20 .000 .580 20 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Hipotesis

Ranks

JenisOrto N Mean Rank Sum of Ranks Kepuasan d

i m e n s i o n 1

Cekat 60 39.17 2350.00 Lepasan 20 44.50 890.00 Total 80

Test Statisticsa

Kepuasan Mann-Whitney U 520.000 Wilcoxon W 2350.000 Z -1.047 Asymp. Sig. (2-tailed) .295 a. Grouping Variable: JenisOrto


(51)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ……….. NIM : ……….. Nomor HP : ………..

Setelah mendapatkan penjelasan dan pengarahan dari peneliti tentang tujuan, manfaat,

dan resiko penelitian menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa saya sanggup

menjadi subyek penelitian.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan agar digunakan

dengan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, ………

Subjek Penelitian, Pelaksana Penelitian,


(52)

Berilah tanda centang ( / ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan Anda rasakan. Keterangan :

1 = Sangat Tidak Memuaskan

2 = Tidak Memuaskan

3 = Memuaskan

4 = Sangat Memuaskan

No Pertanyaan 1 2 3 4

1 Bagaimana pelayanan yang diberikan dokter gigi ketika Anda tiba?

2 Bagaimana dokter gigi memperlakukan Anda?

3 Bagaimana tarif perawatan?

4 Bagaimana dokter gigi memeriksa gigi Anda?

5 Bagaimana waktu tunggu yang Anda dapat sebelum pelayanan oleh dokter gigi diberikan?

6 Bagaimana jam praktek dokter gigi?

7 Bagaimana usaha dokter gigi untuk mengurangi rasa sakit ketika sedang dilakukan perawatan? 8 Bagaimana kenyamanan ruang praktek dokter gigi?

9 Bagaimana dokter gigi mencegah pengeluaran yang tidak diperlukan, sehingga biaya menjadi lebih terjangkau?

10 Bagaimana kemampuan dokter gigi dalam melakukan perawatan?

11 Bagaimana dokter gigi memperhatikan keselamatan Anda ketika melakukan perawatan?

12 Bagaimana dokter gigi memberikan

penjelasan/edukasi kepada Anda setelah perawatan selesai?


(53)

17 Bagaimana dokter gigi memanfaatkan fasilitas dan peralatan yang tersedia?

18 Bagaimana perasaan Anda setelah perawatan oleh dokter gigi selesai?

Kuesioner diadaptasi dan dimodifikasi Dental Satisfaction Questionaire (DSQ) Davies dan Ware (1982).


(54)

PERBANDINGAN PERSEPSI KEPUASAN ANTARA PASIEN

PERAWATAN ORTODONTIK CEKAT DENGAN

PASIEN ORTODONTIK LEPASAN PADA

MAHASISWA PSPDG UMY

Disusun Oleh :

SURAIDA HENGSA

20120340119

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


(55)

ABSTRACT

Background: Field of dentistry orthodontic got a lot of attention at the moment, the use of the best orthodontic instruments ranging widely used by people who want to improve the appearance of their teeth. orthodontic treatment using fixed wire and removable popularly used has its advantages and disadvantages. This may lead to different perceptions to patient satisfaction with orthodontic treatment options that will be undertaken later

Objective: This study foresee a difference in perception of satisfaction among orthodontic patients who use fixed and removable orthodontic treatment.

Methods:this study were observational analytic research with cross sectional study design. using a sample of the entire population of students of dental education 2012-2015 at University of Muhammadiyah Yogyakarta who use / undergoing orthodontic treatment . Dental Satisfaction questionnaire ( DSQ ) were used as measurement. The statistical test used is the non parametric Mann- Whitney Test.

Results: The results obtained with p = 0.295 ( p > 0.05 ) , which means there are no significant differences between the two groups of respondents . Both groups of respondents said they were satisfied and very satisfied ( Lichert scale 3 & 4 ) and no respondents who are dissatisfied or very dissatisfied .

Conclusion: The conclusion that can be drawn is that H0 which state that there is no difference in the perception of satisfaction between the two groups of respondents stated correctly . Both groups of users with fixed and removable orthodontic treatment are equally satisfied with the treatment they underwent .


(56)

1

student Of Dentistry FKIK UMY,2lecture Of Orthodontic Dentistry Department FKIK UMY

INTISARI

Latar belakang : Bidang kedokteran gigi ortodontik mendapat banyak perhatian pada saat ini, penggunaan intrumen pesawat ortodontik mulai luas digunakan oleh masyarakat yang ingin memperbaiki penampilan gigi geliginya. Instrument perawatan ortodontik menggunakan kawat cekat dan kawat lepasan yang populer digunakan memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Ini dapat menimbulkan dampak berbedanya persepsi kepuasan pasien terhadap pilihan perawatan ortodontik yang akan dijalani nantinya.

Tujuan : penelitian ini melihat perbedaan persepsi kepuasan antara pasien ortodontik yang menggunakan kawat cekat dengan kawat lepasan

Metode penelitian : penelitian berjenis observational analytic dengan desain penelitian Cross Sectional. menggunakan sampel seluruh populasi mahasiswa pendidikan kedokteran gigi universitas muhammadiyah Yogyakarta 2012-2015 yang menggunakan/menjalani perawatan ortodontik. Instrument pengukuran menggunakan Dental Satisfaction Quistioner (DSQ). uji statistik yang digunakan adalah uji Mann-Whitney Non Parametric Test.

Hasil : Hasil yang didapatkan p=0,295 (p > 0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan signifikan antara 2 kelompok responden. Kedua kelompok responden menyatakan puas dan sangat puas (Lichert scale 3 & 4) dan tidak ada responden yang mengaku tidak puas maupun sangat tidak puas.

Kesimpulan : Kesimpulan yang dapat diambil ialah bahwa H0 yaitu bahwa tidak ada perbedaan persepsi kepuasan antara kedua kelompok responden dinyatakan benar. Baik kelompok pengguna kawat cekat maupun lepasan sama-sama merasa puas dengan perawatan yang dijalaninya.


(57)

dental health survey memperkirakan bahwa setidaknya 45% dari responden berusia 12 tahun membutuhkan perawatan ortodontik. Ortodontik merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari pertumbuhan struktur jaringan gigi, perkembangan oklusi gigi geligi serta mempelajari cara pencegahan dan perawatan kelainan dentofasial, termasuk maloklusi untuk mendapatkan oklusi yang sehat, seimbang, stabil, dan estetik. Maloklusi yang merupakan penyimpangan pertumbuhkembangan geligi dan struktur anatomi terkait (Sulandjari, 2008).

Tujuan perawatan ortodontik adalah memperbaiki letak gigi dan rahang yang tidak normal sehingga didapatkan fungsi geligi dan estetik geligi yang baik serta diharapkan akan meningkatkan kesehatan psikososial seseorang. Operator dalam perawatan ortodontik yang dikenal dalam masyarakat yaitu :

1. Dokter Gigi Spesialis Ortodontik adalah dokter gigi yang mempunyai pengetahuan yang lebih luas terhadap ilmu ortodontik karena telah menyelesaikan jenjang pendidikan spesialis dalam bidang ortodontik.

2. Dokter Gigi Umum adalah dokter gigi yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan S1 dan telah menyelesaikan pendidikan profesi dokter gigi (Sari & Kiki, 2013).

Kepuasan pasien dalam menjalani perawatan ortodontik sendiri berkaitan dengan jumlah informasi yang didapat pasien. ketidaksesuaian antara keinginan atau harapan pasien dan kebutuhan ortodontik pasien serta variasi perawatan yang dijalaninya dapat memberikan andil besar dalam menentukan seberapa besar kepuasan pasien akan perawatan yang telah dijalaninya tersebut. Penelitian ini ingin mengetahui Bagaimana perbandingan persepsi kepuasan antara pasien perawatan ortodontik cekat dengan pasien perawatan ortodontik lepasan. Sehingga nantinya dapat diketahui apakah variasi perawatan ini turut mempengaruhi tingkat kepuasan pasien.

BAHAN DAN CARA

penelitian ini bersifat observational analytic, karena dalam pelaksanaannya meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data dari objek penelitian. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional study. Penelitian ini menggunakan sampel seluruh mahasiswa PSPDG UMY rentang angkatan 2012 hingga 2015.


(58)

mahasiswa bukan PSPDG UMY dan Tidak bersedia menjadi responden penelitian.

Variable pengaruh pada penelitian ini ialah macam perawatan ortodontik yang diterima oleh mahasiswa, sedang variable terpengaruhnya ialah persepsi kepuasan mahasiswa terhadap perawatan ortodontik yang sedang dijalaninya.

Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar inform consent dan lembar Dental Satisfaction Quistioner (DSQ) dengan 4 skala Lichert jawaban. untuk menghindari terjadinya kecenderungan sentral dari jawaban responden. Tahap selanjutnya ialah analisa data. Analisa data menggunakan Mann Whitney Non Parametric T-Test.

HASIL

Hasil persepsi kepuasan pengguna perawatan ortodontik Tabel 1. persepsi kepuasan pengguna kawat cekat

Skala Lichert Jumlah responden

1 0

2 0

3 25

4 35

Tabel 1 diketahui bahwa dari 60 responden yang diketahui menggunakan/menjalani perawatan ortodontik menggunakan kawat cekat, sebanyak 35 responden mengaku sangat puas dengan pelayanan dan perawatan yang didapat. Sedangkan sisanya sebesar 25 responden mengaku puas dengan pelayanan dan perawatan yang didapat.

Tabel 2. persepsi kepuasan pengguna kawat lepasan

Skala Lichert Jumlah responden

1 0

2 0

3 4


(59)

Data diatas kemudian dilakukan uji normalitas data untuk melihat apakah data terdistribusi normal atau tidak menggunakan pengujian normalitas menggunakan uji

Kolmogorov-smirnov. Data dikatakan normal apabila nilai signifikansi >0,05. Hasil pengujian menunjukkan data responden pengguna kawat cekat dan lepasan seluruhnya memiliki nilai signifikansi 0,000 sehingga data dikatakan tidak terdistribusi normal. Data memiliki penyebaran data yang tidak normal maka kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan Mann Whitney Non Parametric Test. Hasil dapat dilihat pada table 3.

Tabel 3. hasil uji pengukuran normalitas data

Tests of Normality

JenisOrto Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kepuasan d

i

m e n s

i

o n 1

Cekat .374 60 .000 .630 60 .000 Lepasan .438 20 .000 .580 20 .000

a. Lilliefors Significance Correction


(60)

m e n s

i

o n 1

Total 80

Test Statisticsa

Kepuasan Mann-Whitney U 520.000 Wilcoxon W 2350.000 Z -1.047 Asymp. Sig. (2-tailed) .295 a. Grouping Variable: JenisOrto

Hasil analisis dari tabel di atas menggunakan uji Mann Whitney Non Parametric Test

didapatkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,295. Nilai p >0,05 menandakan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang bermakna sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.

PEMBAHASAN

Hasil uji perbandingan menggunakan Mann Whitney Non Parametric Test

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan terkait tingkat kepuasan pasien pengguna perawatan ortodontik cekat dan lepasan. Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 35 responden pengguna kawat cekat mengaku sangat puas dengan pelayanan yang didapat dan 25 lainnya mengaku puas. Pihak selanjutnya sebanyak 16 responden pengguna kawat lepasan mengaku sangat puas terhadap pelayanan yang didapat, sisanya sebanyak 4 responden mengaku puas. Responden pada penelitian ini tidak ada yang menyatakan tidak puas maupun sangat tidak puas dari kedua kelompok responden.


(61)

KESIMPULAN

Penelitian ini menyimpulkan tidak adanya perbedaan yang signifikan terkait persepsi kepuasan antara pengguna kawat ortodontik cekat dan lepasan pada mahasiswa PSPDG UMY.

SARAN

1. Perlunya penelitian lebih lanjut terkait persepsi kepuasan antara pengguna kawat ortho cekat dan lepasan pada mahasiswa PSPDG UMY.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai persepsi kepuasan antara pengguna kawat ortho cekat dan lepasan pada populasi yang lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

Adianto, U.B. (2011). Tingkat kepuasan Pasien Pengguna Alat Orthodonsi Lepasan Yang Di Tanggani Oleh Dokter Gigi Muda Di RSGMP UMY.

Adnan, Y. (2014). Positive Effects For Patients Seeking Orthodontic Treatment, 92-97.

Asmidar, A.,Abdullah AZ. (2008). Studi Mutu Pelayanan Berdasarkan Kepuasan Pasien Di Klinik Gigi Dan Mulut RSUP, 70-140.

English J, Peltomäki T, Pham-Litschel K. Mosby's orthodontic review. St. Louis: Mosby Elsevier; 2009.

Golletz, D., Milgrom, Manci, H. (1995). Dental Care Satisfaction : The Realbility And Validity of DSQ in Low-income population, Jurnal Public Health Dent, 55(4) : 210-17.

Harahap, N., Muslim, Susanto, A.,Dahar, E. (2005). Buku Panduan Penyelenggaran Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis – 1 Ortodonti. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan, 21-23.

Karad A. Clinical Orthodontics. New Delhi: Elsevier Health Sciences APAC; 2010.

Lily, Y., Rahina, Y.,Feby, G. (2007). Analisis Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien (Kajian Di RSGM FKG UNMAS Denpasar) .Jurnal Interdental Kedokteran Gigi,13-14.


(62)

Rahardjo,P.(2009). Ortodonsi Dasar. Pusat Penerbitan Dan Percetakan (AUP).Surabaya, 2-3, 128-134.

Sari, C. & Kiki (2013). Persepsi Kepuasan Pasien Perawatan Ortodontik Berdasarkan Keahlian Operator Menurut Jenjang Profesionalisme.

Sulandjari,H.(2008). Buku Ajar Ortodonsia I KGO I. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 6.

William, Cook, Isaacson, Thom. (2000). Lingkup Alat-Alat Cekat.EGC. Jakarta, 2-3.


(1)

PENDAHULUAN

Beberapa tahun terakhir, telah dilakukan banyak sekali survei untuk mengetahui prevalensi terjadinya maloklusi. sebuah penelitian di tahun 2003 oleh united kingdom child dental health survey memperkirakan bahwa setidaknya 45% dari responden berusia 12 tahun membutuhkan perawatan ortodontik. Ortodontik merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari pertumbuhan struktur jaringan gigi, perkembangan oklusi gigi geligi serta mempelajari cara pencegahan dan perawatan kelainan dentofasial, termasuk maloklusi untuk mendapatkan oklusi yang sehat, seimbang, stabil, dan estetik. Maloklusi yang merupakan penyimpangan pertumbuhkembangan geligi dan struktur anatomi terkait (Sulandjari, 2008).

Tujuan perawatan ortodontik adalah memperbaiki letak gigi dan rahang yang tidak normal sehingga didapatkan fungsi geligi dan estetik geligi yang baik serta diharapkan akan meningkatkan kesehatan psikososial seseorang. Operator dalam perawatan ortodontik yang dikenal dalam masyarakat yaitu :

1. Dokter Gigi Spesialis Ortodontik adalah dokter gigi yang mempunyai pengetahuan yang lebih luas terhadap ilmu ortodontik karena telah menyelesaikan jenjang pendidikan spesialis dalam bidang ortodontik.

2. Dokter Gigi Umum adalah dokter gigi yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan S1 dan telah menyelesaikan pendidikan profesi dokter gigi (Sari & Kiki, 2013).

Kepuasan pasien dalam menjalani perawatan ortodontik sendiri berkaitan dengan jumlah informasi yang didapat pasien. ketidaksesuaian antara keinginan atau harapan pasien dan kebutuhan ortodontik pasien serta variasi perawatan yang dijalaninya dapat memberikan andil besar dalam menentukan seberapa besar kepuasan pasien akan perawatan yang telah dijalaninya tersebut. Penelitian ini ingin mengetahui Bagaimana perbandingan persepsi kepuasan antara pasien perawatan ortodontik cekat dengan pasien perawatan ortodontik lepasan. Sehingga nantinya dapat diketahui apakah variasi perawatan ini turut mempengaruhi tingkat kepuasan pasien.

BAHAN DAN CARA

penelitian ini bersifat observational analytic, karena dalam pelaksanaannya meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data dari objek penelitian. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional study. Penelitian ini menggunakan sampel seluruh mahasiswa PSPDG UMY rentang angkatan 2012 hingga 2015.


(2)

Sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok ortodontik cekat dan kelompok ortodontik lepasan.

Kriteria inklusi pada penelitian ini ialah mahasiswa PSPDG UMY 2012-2015 yang sedang menjalani perawatan ortodontik lepasan maupun cekat. Kriteria ekslusi ialah mahasiswa bukan PSPDG UMY dan Tidak bersedia menjadi responden penelitian.

Variable pengaruh pada penelitian ini ialah macam perawatan ortodontik yang diterima oleh mahasiswa, sedang variable terpengaruhnya ialah persepsi kepuasan mahasiswa terhadap perawatan ortodontik yang sedang dijalaninya.

Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar inform consent dan lembar Dental Satisfaction Quistioner (DSQ) dengan 4 skala Lichert jawaban. untuk menghindari terjadinya kecenderungan sentral dari jawaban responden. Tahap selanjutnya ialah analisa data. Analisa data menggunakan Mann Whitney Non Parametric T-Test.

HASIL

Hasil persepsi kepuasan pengguna perawatan ortodontik Tabel 1. persepsi kepuasan pengguna kawat cekat

Skala Lichert Jumlah responden

1 0

2 0

3 25

4 35

Tabel 1 diketahui bahwa dari 60 responden yang diketahui menggunakan/menjalani perawatan ortodontik menggunakan kawat cekat, sebanyak 35 responden mengaku sangat puas dengan pelayanan dan perawatan yang didapat. Sedangkan sisanya sebesar 25 responden mengaku puas dengan pelayanan dan perawatan yang didapat.

Tabel 2. persepsi kepuasan pengguna kawat lepasan

Skala Lichert Jumlah responden

1 0

2 0

3 4


(3)

Tabel 2 diketahui bahwa dari 20 responden yang diketahui menggunakan/menjalani perawatan ortodontik menggunakan kawat cekat, sebanyak 16 responden mengaku sangat puas dengan pelayanan dan perawatan yang didapat. Sedangkan sisanya sebesar 4 responden mengaku puas dengan pelayanan dan perawatan yang didapat.

Data diatas kemudian dilakukan uji normalitas data untuk melihat apakah data terdistribusi normal atau tidak menggunakan pengujian normalitas menggunakan uji

Kolmogorov-smirnov. Data dikatakan normal apabila nilai signifikansi >0,05. Hasil pengujian menunjukkan data responden pengguna kawat cekat dan lepasan seluruhnya memiliki nilai signifikansi 0,000 sehingga data dikatakan tidak terdistribusi normal. Data memiliki penyebaran data yang tidak normal maka kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan Mann Whitney Non Parametric Test. Hasil dapat dilihat pada table 3.

Tabel 3. hasil uji pengukuran normalitas data

Tests of Normality

JenisOrto Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kepuasan d

i

m e n s

i

o n 1

Cekat .374 60 .000 .630 60 .000

Lepasan .438 20 .000 .580 20 .000

a. Lilliefors Significance Correction


(4)

Ranks

JenisOrto N Mean Rank Sum of Ranks

Kepuasan d

i

m e n s

i

o n 1

Cekat 60 39.17 2350.00

Lepasan 20 44.50 890.00

Total 80

Test Statisticsa

Kepuasan

Mann-Whitney U 520.000 Wilcoxon W 2350.000

Z -1.047

Asymp. Sig. (2-tailed) .295

a. Grouping Variable: JenisOrto

Hasil analisis dari tabel di atas menggunakan uji Mann Whitney Non Parametric Test

didapatkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,295. Nilai p >0,05 menandakan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang bermakna sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.

PEMBAHASAN

Hasil uji perbandingan menggunakan Mann Whitney Non Parametric Test

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan terkait tingkat kepuasan pasien pengguna perawatan ortodontik cekat dan lepasan. Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 35 responden pengguna kawat cekat mengaku sangat puas dengan pelayanan yang didapat dan 25 lainnya mengaku puas. Pihak selanjutnya sebanyak 16 responden pengguna kawat lepasan mengaku sangat puas terhadap pelayanan yang didapat, sisanya sebanyak 4 responden mengaku puas. Responden pada penelitian ini tidak ada yang menyatakan tidak puas maupun sangat tidak puas dari kedua kelompok responden.


(5)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik perawatan ortodontik menggunakan kawat cekat dan lepasan keduanya tidak memiliki perbedaan berarti dimata responden, hal ini dapat dikaitkan dengan banyaknya faktor lain yang turut mempengaruhi penilaian tiap-tiap responden dalam menentukan persepsi kepuasannya dalam menjalani suatu perawatan.

KESIMPULAN

Penelitian ini menyimpulkan tidak adanya perbedaan yang signifikan terkait persepsi kepuasan antara pengguna kawat ortodontik cekat dan lepasan pada mahasiswa PSPDG UMY.

SARAN

1. Perlunya penelitian lebih lanjut terkait persepsi kepuasan antara pengguna kawat ortho cekat dan lepasan pada mahasiswa PSPDG UMY.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai persepsi kepuasan antara pengguna kawat ortho cekat dan lepasan pada populasi yang lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

Adianto, U.B. (2011). Tingkat kepuasan Pasien Pengguna Alat Orthodonsi Lepasan Yang Di Tanggani Oleh Dokter Gigi Muda Di RSGMP UMY.

Adnan, Y. (2014). Positive Effects For Patients Seeking Orthodontic Treatment, 92-97.

Asmidar, A.,Abdullah AZ. (2008). Studi Mutu Pelayanan Berdasarkan Kepuasan Pasien Di Klinik Gigi Dan Mulut RSUP, 70-140.

English J, Peltomäki T, Pham-Litschel K. Mosby's orthodontic review. St. Louis: Mosby Elsevier; 2009.

Golletz, D., Milgrom, Manci, H. (1995). Dental Care Satisfaction : The Realbility And Validity of DSQ in Low-income population, Jurnal Public Health Dent, 55(4) : 210-17.

Harahap, N., Muslim, Susanto, A.,Dahar, E. (2005). Buku Panduan Penyelenggaran Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis – 1 Ortodonti. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan, 21-23.

Karad A. Clinical Orthodontics. New Delhi: Elsevier Health Sciences APAC; 2010.

Lily, Y., Rahina, Y.,Feby, G. (2007). Analisis Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien (Kajian Di RSGM FKG UNMAS Denpasar) .Jurnal Interdental Kedokteran Gigi,13-14.


(6)

Mitchell L. An Introduction to orthodontics. Oxford: Oxford University Press; 2007.

Nanda R, Tosun Y. Biomechanics in orthodontics. Chicago: Quintessence Pub. Co.; 2010.

Rahardjo,P.(2009). Ortodonsi Dasar. Pusat Penerbitan Dan Percetakan (AUP).Surabaya, 2-3, 128-134.

Sari, C. & Kiki (2013). Persepsi Kepuasan Pasien Perawatan Ortodontik Berdasarkan Keahlian Operator Menurut Jenjang Profesionalisme.

Sulandjari,H.(2008). Buku Ajar Ortodonsia I KGO I. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 6.

William, Cook, Isaacson, Thom. (2000). Lingkup Alat-Alat Cekat.EGC. Jakarta, 2-3.