Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mengenai Perawatan Ortodontik Cekat pada Siswa SMA "X".

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Perawatan ortodontik sedang diminati oleh masyarakat Indonesia karena meningkatnya kepedulian masyarakat mengenai kesehatan gigi dan tingginya tingkat maloklusi di Indonesia. Tujuan perawatan ortodontik adalah untuk memperbaiki kelainan susunan gigi sehingga didapatkan hubungan oklusi gigi yang baik, estetik wajah, dan hasil perawatan bertahan dalam jangka panjang. Perawatan ortodontik membutuhkan prosedur yang panjang dan teknik khusus sehingga pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik selama perawatan sangat diperlukan. Pengetahuan, sikap, dan perilaku seseorang mengenai perawatan ortodontik dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut dan hasil perawatan ortodontik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai perawatan ortodontik cekat pada siswa SMA “X”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan kuesioner. Sampel penelitian ini berjumlah 81 siswa yang sedang dalam perawatan ortodontik cekat atau pernah memakai alat ortodontik cekat setelah usia 15 tahun. Kuosioner berisi sepuluh pertanyaan masing-masing untuk pengetahuan, sikap, dan perilaku. Skor dari kuesioner kemudian dihitung untuk memperoleh tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai perawatan ortodontik cekat pada siswa SMA “X”.

Hasil penelitian ini menunjukkan 77,8% siswa memiliki pengetahuan yang baik mengenai perawatan ortodontik cekat, 97,5% siswa menunjukkan sikap yang baik mengenai perawatan ortodontik cekat, dan 74,1% siswa menunjukkan perilaku yang baik mengenai perawatan ortodontik cekat.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai perawatan ortodontik cekat pada siswa SMA “X” sebagian besar tergolong baik.

Kata kunci : pengetahuan, sikap, perilaku, perawatan ortodontik cekat, pasien ortodontik


(2)

v Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

The interest of orthodontic treatment became higher in Indonesia due to increase of malocclusion and dental health awareness. The goal of orthodontic treatment is to correct malocclusion for achieving proper occlusal relationship, facial esthetic, and stability of the treatment result. Orthodontic treatment is a long time treatment and need special technique so that good knowledge, attitude, and practice was needed. Knowledge, attitude, and practice towards orthodontic treatment can influence dental health, oral health and the result of orthodontic treatment. The aim of this study was to determine knowledge, attitude, and practice towards orthodontic treatment of “X” senior high school students.

This research was using descriptive method with Questionnaire. Amount of sample in this study was 81 students who was wearing fixed orthodontic appliance or students who have used fixed orthodontic appliance when they were 15 years old and older. Questionnaire consists of 10 question each for knowledge, attitude, and practice toward fixed orthodontic treatment of “X” senior high school students. Score from the questionnaire was calculated to get the result of knowledge, attitude, and practice level towards fixed orthodontic treatment of “X” senior high school students.

The result of this research shows 77.8% students have good knowledge, 97,5% students show good attitude towards fixed orthodontic treatment, and 74,1% students show good behavior towards fixed orthodontic treatment.

The conclusion of this research was “X” senior high school students mostly had a good knowledge, good attitude and good behavior towards fixed orthodontic treatment.

Keywords : knowledge, attitude, behavior, fixed orthodontic treatment, orthodontic patient


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSRACT ... v

PRAKATA... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Landasan Teori ... 5

1.6 Metodologi Penelitian ... 8

1.7 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.2 Sikap ... 12

2.3 Perilaku ... 16

2.4 Ortodontik ... 19

2.5 Alat Ortodontik ... 22

2.5.1 Alat Ortodontik Cekat ... 23

2.5.1.1 Kelebihan Alat Ortodontik Cekat ... 24

2.5.1.2 Kekurangan Alat Ortodontik Cekat ... 24

2.5.1.3 Tujuan Perawatan Ortodontik Cekat ... 25

2.5.1.4 Alasan Seseorang Mencari Perawatan Ortodontik Cekat ... 26

2.5.1.5 Kewenangan Pemberian Pelayanan Ortodontik Cekat ... 27

2.5.1.6 Risiko Yang Dapat Ditimbulkan Dari Perawatan Ortodontik Cekat ... 28

2.5.1.7 Instruksi Bagi Pasien Selama Perawatan Ortodontik Cekat ... 28

2.5.1.8 Efek Merugikan Yang Dapat Ditimbulkan Dari Perawatan Ortodontik Cekat ... 30

2.5.1.9 Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Perawatan Ortodontik Cekat 35 2.6 Remaja ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

3.1 Alat Dan Bahan Penelitian ... 42

3.1.1 Alat ... 42

3.2 Metode Penelitian ... 42

3.2.1 Desain Penelitian ... 42

3.2.2 Populasi Dan Sampel ... 43


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

3.2.4 Prosedur Penelitian ... 44

3.3 Aspek Etik Penelitian ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Hasil Penelitian ... 46

4.1.1 Karakteristik Responden ... 46

4.1.2 Gambaran Pengetahuan Responden Mengenai Perawatan Ortodontik Cekat Pada Siswa SMA “X” ... 47

4.1.3 Gambaran Sikap Responden Mengenai Perawatan Ortodontik Cekat Pada Siswa SMA “X” ... 56

4.1.4 Gambaran Perilaku Responden Mengenai Perawatan Ortodontik Cekat Pada Siswa SMA “X” ... 62

4.2 Pembahasan ... 71

4.2.1 Gambaran Pengetahuan Responden Mengenai Perawatan Ortodontik Cekat ... 71

4.2.2 Gambaran Sikap Responden Mengenai Perawatan Ortodontik Cekat ... 72

4.2.3 Gambaran Perilaku Responden Mengenai Perawatan Ortodontik Cekat . 72 4.2.4 Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Responden Mengenai Tujuan Menggunakan Alat Ortodontik Cekat ... 73

4.2.5 Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Responden Mengenai Alasan Menggunakan Alat Ortodontik Cekat ... 74

4.2.6 Pengetahuan Dan Sikap Responden Mengenai Risiko Yang Dapat Ditimbulkan Dari Perawatan Ortodontik Cekat ... 75 4.2.7 Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Responden Mengenai Dimanakah


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

Seharusnya Mendapatkan Perawatan Ortodontik Cekat ... 76

4.2.8 Pengetahuan Dan Sikap Responden Mengenai Efek Merugikan Yang Dapat Ditimbulkan Dari Perawatan Ortodontik Cekat ... 77

4.2.9 Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Responden Mengenai Sikat Gigi Yang Digunakan Selama Menggunakan Alat Ortodontik Cekat ... 78

4.2.10 Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Responden Mengenai Apa Yang Harus Dilakukan Untuk Menjaga Kebersihan Gigi Dan Mulut Selama Memakai Alat Ortodontik Cekat... 79

4.2.11Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Responden Mengenai Kontrol Rutin Selama Menggunakan Alat Ortodontik Cekat ... 81

4.2.12 Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Responden Mengenai Diet Yang Baik Selama Menggunakan Alat Ortodontik Cekat ... 82

4.2.13 Perilaku Responden Mengenai Apakah Responden Rutin Membersihkan Karang Gigi Selama Menggunakan Alat Ortodontik Cekat ... 83

4.2.14 Perilaku Responden Mengenai Apakah Responden Menyikat Gigi Di Depan Cermin Selama Menggunakan Alat Ortodontik Cekat ... 84

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 85

5.1 Simpulan ... 85

5.2 Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

LAMPIRAN ... 90


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

No Halaman

Tabel 4.1. Gambaran Responden Menurut Jenis Kelamin ... 46 Tabel 4.2. Gambaran Responden Menurut Usia ... 47 Tabel 4.3. Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Tujuan Seseorang Menggunakan Alat Ortodontik Cekat ... 47 Tabel 4.4. Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Alasan Menggunakan

Alat Ortodontik Cekat ... 48 Tabel 4.5. Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Risiko Yang Dapat

Ditimbulkan Dari Perawatan Ortodontik Cekat ... 49 Tabel 4.6. Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Dimanakah Seharusnya

Seseorang Mendapatkan Perawatan Ortodontik Cekat ... 50 Tabel 4.7. Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Efek Merugikan Yang

Dapat Ditimbulkan Dari Perawatan Ortodontik Cekat ... 51 Tabel 4.8. Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Sikat Gigi Yang

Digunakan Selama Menggunakan Alat Ortodontik Cekat 52 Tabel 4.9. Distribusi Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Apa Yang

Seharusnya Dilakukan Untuk Menjaga Kebersihan Gigi Dan Mulut Selama Memakai Alat Ortodontik Cekat ... 53 Tabel 4.10. Distribusi Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Berapa

Lamakah Seharusnya Kembali Ke Dokter Gigi Untuk Kontrol Rutin Selama Menggunakan Alat Ortodontik Cekat ... 54


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.11. Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Diet Yang Baik Selama

Menggunakan Alat Ortodontik Cekat ... 55 Tabel 4.12. Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Kapan Saja Anda

Menyikat Gigi Selama Menggunakan Alat Ortodontik Cekat . 56 Tabel 4.13. Distribusi Sikap Responden Mengenai Tujuan Menggunakan Alat

Ortodontik Cekat ... 57 Tabel 4.14. Distribusi Sikap Responden Mengenai Alasan Seseorang Mencari

Perawatan Ortodontik Cekat ... 57 Tabel 4.15. Distribusi Sikap Responden Mengenai Risiko Yang Dapat

Ditimbulkan Dari Perawatan Ortodontik Cekat ... 58 Tabel 4.16. Distribusi Sikap Responden Mengenai Dimanakah Seharusnya

Seseorang Mendapat Perawatan Ortodontik Cekat ... 58 Tabel 4.17. Distribusi Sikap Responden Mengenai Efek Merugikan Yang Dapat

Ditimbulkan Dari Perawatan Ortodontik Cekat ... 59 Tabel 4.18. Distribusi Sikap Responden Mengenai Sikat Gigi Yang Seharusnya

Digunakan Selama Menggunakan Alat Ortodontik Cekat ... 59 Tabel 4.19. Distribusi Sikap Responden Mengenai Apa Yang Harus Dilakukan

Untuk Menjaga Kebersihan Gigi Dan Mulut Selama Menggunakan Alat Ortodontik Cekat ... 60 Tabel 4.20. Distribusi Sikap Responden Mengenai Kontrol Rutin Selama

Menggunakan Alat Ortodontik Cekat ... 61 Tabel 4.21. Distribusi Sikap Responden Mengenai Diet Yang Baik Selama


(9)

xv Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.22. Distribusi Sikap Responden Mengenai Waktu Menyikat Gigi Selama

Menggunakan Alat Ortodontik Cekat ... 62 Tabel 4.23. Distribusi Perilaku Responden Mengenai Tujuan Menggunakan Alat

Ortodontik Cekat ... 62 Tabel 4.24. Distribusi Perilaku Responden Mengenai Alasan Menggunakan Alat

Ortodontik Cekat ... 63 Tabel 4.25. Distribusi Perilaku Responden Mengenai Dimana Responden

Mendapatkan Perawatan Ortodontik Cekat ... 64 Tabel 4.26. Distribusi Perilaku Responden Mengenai Apa Yang Anda Lakukan

Untuk Menjaga Kebersihan Mulut Selama Menggunakan Alat Ortodontik Cekat ... 65 Tabel 4.27. Distribusi Perilaku Responden Mengenai Kontrol Rutin Selama

Menggunakan Alat Ortodontik Cekat ... 66 Tabel 4.28. Distribusi Perilaku Responden Mengenai Diet Yang Dilakukan Selama

Menggunakan Alat Ortodontik Cekat ... 67 Tabel 4.29. Distribusi Perilaku Responden Mengenai Apakah Responden Rutin

Membersihkan Karang Gigi Selama Menggunakan Alat Ortodontik Cekat ... 67 Tabel 4.30. Distribusi Perilaku Responden Mengenai Apakah Responden

Menyikat Gigi Di Depan Cermin Selama Menggunakan Alat Ortodontik Cekat ... 68 Tabel 4.31. Distribusi Perilaku Responden Mengenai Kapan Responden Menyikat


(10)

xvi Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.32. Distribusi Perilaku Responden Mengenai Sikat Gigi Apa Yang

Digunakan Selama Menggunakan Alat Ortodontik Cekat ... 69 Tabel 4.33. Gambaran Pengetahuan Mengenai Perawatan Ortodontik Cekat Pada

Siswa SMA “X” ... 70 Tabel 4.34. Gambaran Sikap Mengenai Perawatan Ortodontik Cekat Pada Siswa

SMA “X” ... 70 Tabel 4.35. Gambaran Perilaku Mengenai Perawatan Ortodontik Cekat Pada


(11)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

Gambar 2.1 Alat Ortodontik Cekat ... 23

Gambar 2.2 Traumatik Ulser ... 31

Gambar 2.3 Relief Silicone ... 31

Gambar 2.4 Relief Wax ... 32

Gambar 2.5 Gingivitis Generalisata ... 33

Gambar 2.6 Hipokalsifikasi Enamel Di Sekitar Bracket ... 33

Gambar 2.7 Resorbsi Akar Akibat Gaya Yang Terlalu Besar Untuk Menggerakkan Gigi Saat Perawatan Ortodontik Cekat ... 34

Gambar 3.1. Alat Dan Bahan ... 42


(12)

xviii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 90

Lampiran 2 Informed Consent ... 91

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian... 92

Lampiran 4 Angket Penelitian ... 93

Lampiran 6 Kuosioner Penelitian... 95

Lampiran 7 Jawaban Kuosioner ... 102

Lampiran 8 Nilai Kuosioner... 113


(13)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gigi yang tidak beraturan, irregular, dan protrusi merupakan masalah bagi beberapa individu sejak zaman dahulu dan usaha untuk memperbaiki kelainan ini sudah dimulai sejak 1000 tahun sebelum masehi yaitu dengan perawatan ortodontik.Tujuan perawatan ortodontik modern adalah memperoleh hubungan oklusi dan gigi yang baik, estetik wajah, dan hasil perawatan yang stabil dalam jangka panjang.1 Perawatan ortodontik saat ini mulai diminati oleh masyarakat Indonesia. Tingkat kebutuhan perawatan ortodontik semakin tinggi karena meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut dan juga cukup tingginya tingkat maloklusi di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Djokosalamoen, Koesoemahardja, dan Desi Fitri mengatakan prevalensi maloklusi di Indonesia 70,27 – 99,89%.2

Beberapa pasien dengan kasus maloklusi seringkali merasa tidak berharga dan rendah diri dengan penampilannya.3 Penampilan wajah mempunyai pengaruh signifikan terhadap persepsi diri dan sosial.4 Beberapa individu, terutama pada periode usia remaja dengan gangguan dentofasial mencari perawatan ortodontik untuk meningkatkan faktor psikologis.5 Penampilan fasial pada periode remaja merupakan hal yang penting dalam menentukan identitas seseorang.6 Penampilan fasial yang optimal tidak hanya terlihat lebih menarik tetapi juga lebih diterima secara sosial.3


(14)

Universitas Kristen Maranatha 2

Perawatan ortodontik dibagi menjadi ortodontik cekat dan lepasan. Alat ortodontik lepasan hanya dapat menghasilkan gerakan tipping sederhana pada mahkota gigi sedangkan alat ortodontik cekat dapat digunakan untuk menghasilkan gerakan gigi secara bodily, torsi, rotasi, tipping, intrusi, ekstrusi, dan dapat digunakan untuk menggerakan beberapa gigi secara bersamaan.7,8 Penggunaan alat ortodontik cekat lebih banyak karena hasil dari perawatan ortodontik cekat seringkali lebih memuaskan jika dibandingkan dengan hasil perawatan ortodontik lepasan. Dokter gigi spesialis ortodontik biasanya lebih memilih perawatan ortodontik cekat karena dapat memperbaiki posisi gigi dengan presisi dan lebih banyak kasus yang dapat ditangani dengan perawatan ortodontik cekat. 7

Perawatan ortodontik cekat merupakan perawatan gigi yang membutuhkan teknik khusus dan prosedur yang panjang sehingga pasien perlu mengetahui apa saja yang harus dilakukan selama perawatan ortodontik agar dapat menjaga kesehatan rongga mulut dan mendapatkan hasil perawatan ortodontik yang baik.9 Beberapa masyarakat tidak mengetahui dimana sebenarnya mendapatkan perawatan ortodontik yang tepat. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan di SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan pada tahun 2013, 47,2% siswa memasang alat ortodontik pada dokter gigi spesialis ortodontik, 44,1% pada dokter gigi umum, dan 8,7% pada tukang gigi.10

Sikap terhadap perawatan ortodontik juga dapat memengaruhi kesehatan mulut dan hasil perawatan. Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa terdapat perbedaan sikap terhadap perawatan ortodontik pada laki-laki dan perempuan.


(15)

Universitas Kristen Maranatha 3

Perempuan lebih mendengarkan informasi yang diterima dan memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi terhadap perawatan yang diberikan sehingga kesehatan mulutnya lebih baik.11

Salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan mulut adalah perilaku. Kebersihan mulut yang buruk dapat meningkatkan terjadinya karies dan penyakit periodontal lainnya. Alat ortodontik cekat memiliki desain yang lebih sulit untuk dibersihkan sehingga pasien pengguna alat ortodontik cekat lebih sulit untuk memelihara kebersihan mulut selama perawatan.12 Salah satu cara mengukur kebersihan rongga mulut adalah menggunakan skor OHI-S (Oral Hygiene Index Simplified). Skor OHI-S pada pengguna alat ortodontik cekat seharusnya berada pada kategori baik. Hasil penelitian nilai rata-rata kebersihan gigi dan mulut pengguna alat ortodontik cekat yang dilakukan di Manado menunjukkan kriteria sedang.13

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa mengenai perawatan ortodontik cekat pada siswa SMA “X”. Peneliti memilih siswa SMA karena usia SMA termasuk ke dalam usia remaja, dimana pada periode usia tersebut kebutuhan akan perawatan ortodontik cukup tinggi karena faktor psikososial.5,6 Peneliti memilih SMA “X” karena memiliki tingkat sosial ekonomi yang cukup baik sehingga tingkat pemakaian alat ortodontik cekat cukup tinggi.


(16)

Universitas Kristen Maranatha 4

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana pengetahuan siswa-siswi SMA “X” mengenai pemakaian alat ortodontik cekat.

2. Bagaimana sikap siswa-siswi SMA “X” dalam menggunakan alat ortodontik cekat.

3. Bagaimana perilaku siswa-siswi SMA “X” dalam menggunakan alat ortodontik cekat.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa mengenai perawatan ortodontik cekat pada siswa SMA “X”

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat akademik

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan kesehatan gigi masyarakat tentang perawatan ortodontik cekat sehingga masyarakat lebih bijaksana dalam mengambil keputusan.

b. Bagi peneliti untuk menambah wawasan tentang gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat mengenai perawatan ortodontik cekat melalui penelitian lapangan.

c. Sebagai referensi untuk dijadikan dasar penelitian selanjutnya di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha.


(17)

Universitas Kristen Maranatha 5

2. Manfaat praktis

a. Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara mensosialisasikan pengetahuan, sikap, dan perilaku selama perawatan ortodontik cekat yang tepat.

b. Menjadi bahan penyuluhan bagi dokter gigi spesialis ortodontik agar masyarakat mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku yang tepat selama perawatan ortodontik cekat agar dapat menjaga kesehatan rongga mulut.

1.5 Landasan Teori

Perawatan ortodontik cekat membutuhkan operator yang sudah terlatih dan harus dilakukan oleh dokter gigi spesialis ortodontik, karena perawatan yang tidak tepat berpotensi menyebabkan efek yang merugikan.8 Alat ortodontik cekat dapat mempersulit pengguna untuk menjaga kebersihan mulut. Plak dan debris makanan lebih mudah berakumulasi di sekitar braket dan sulit untuk dibersihkan. Dokter gigi spesialis ortodontik mempunyai tanggung jawab untuk meminimalkan risiko dekalsifikasi atau karies sebagai konsekuensi perawatan ortodontik. Sikap kooperatif pasien sangat dibutuhkan selama perawatan ortodontik. Pasien perlu memiliki pengetahuan mengenai ortodontik cekat dan apa yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan rongga mulut selama perawatan ortodontik cekat.8,14 Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung dan sebagainya).15 Tingkat pengetahuan seseorang akan saling berhubungan dengan sikap, dan


(18)

Universitas Kristen Maranatha 6

perilakunya.16 Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal dan non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.17 Pengetahuan tentang ortodontik termasuk tenaga kesehatan yang memberi perawatan ortodontik, alasan memakai alat ortodontik, dan pentingnya mengikuti instruksi yang diberikan.9

Alat ortodontik cekat merupakan suatu piranti perawatan yang sangat digemari oleh pasien sehingga banyak dokter gigi umum bahkan tukang gigi mencoba melakukan perawatan ortodontik cekat tanpa dibekali ilmu dan keterampilan yang memadai.Perawatan ortodontik cekat sebenarnya merupakan kewenangan dokter gigi spesialis ortodontik.18

Alasan seseorang mencari perawatan ortodontik bermacam-macam, seperti gigi tidak beraturan, kesulitan makan, nyeri pada sendi temporomandibular, kurang percaya diri. Gigi yang tidak beraturan dapat menyebabkan kerusakan pada gigi dan jaringan lunak jika dibiarkan tidak dirawat.Kesulitan makan bisa disebabkan oleh oklusi yang buruk, seperti pada kasus maloklusi kelas II, penderita tidak bisa menggigit makanan dengan gigi insisivusnya, mereka hanya bisa mengunyah dengan gigi posterior. 19 Nyeri pada sendi temporomandibula menandakan adanya kelainan pada sendi temporomandibula yang terutama disebabkan oleh maloklusi.20 Banyak individu, terutama usia remaja, mencari perawatan ortodontik untuk alasan estetik. Anak remaja lebih sering diejek karena kelainan giginya, dibandingkan karena baju yang mereka gunakan, berat badan dan tinggi badan mereka.Tetapi ada juga individu dengan deformitas dentofasial yang tidak memerdulikan penampilannya.19


(19)

Universitas Kristen Maranatha 7

Instruksi yang harus diberikan kepada pasien setelah pemasangan alat ortodontik meliputi kontrol rutin, diet yang baik, dan cara menjaga kebersihan rongga mulut. Kontrol setiap empat sampai enam minggu sekali untuk mengencangkan kawat dan pemeriksaan kebersihan mulut. Selama perawatan ortodontik, sebaiknya mengurangi makanan yang manis, minuman bersoda, dan camilan, menghindari makanan yang keras, lengket.21,22 Instruksi untuk menjaga kebersihan rongga mulut sangat penting untuk diberikan kepada pasien pengguna alat ortodontik, pasien dapat diinstruksikan untuk rajin menggosok gigi, menggunakan sikat gigi khusus ortodontik, sikat interproksimal, obat kumur yang mengandung chlorexidine dan fluoride, menyikat gigi atau berkumur segera setelah makan dan scaling rutin ke dokter gigi.21

Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku.15 Sikap terdiri dari kepercayaan atau keyakinan, emosional atau evaluasi terhadap objek, dan kecenderungan untuk bertindak. Dalam menentukan sikap yang utuh, dibutuhkan pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi.23

Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati, yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.15 Perilaku pasien ortodontik yang kooperatif dapat dideskripsikan sebagai pasien yang dapat mempertahankan kebersihan mulut dengan baik selama perawatan, diet yang


(20)

Universitas Kristen Maranatha 8

tepat, menjaga keutuhan alat, kontrol rutin, dan mengikuti instruksi yang diberikan oleh dokter. Pasien yang kooperatif membantu tercapainya tujuan perawatan.9

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan 85% pasien ortodontik mengetahui tujuan perawatan ortodontik. Lebih dari 90% pengguna alat ortodontik cekat mengetahui pentingnya mengikuti instruksi yang diberikan. Kebanyakan pasien pengguna alat ortodontik cekat menyikat gigi lebih sering, tetapi 28,9% pasien tidak perduli dengan kebersihan mulutnya. 12,7% pasien pengguna alat ortodontik cekat seringkali lupa tanggal kontrol.9

1.6 Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode survei untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa mengenai perawatan ortodontik cekat pada siswa SMA “X”. Teknik pengumpulan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah whole sample. Jumlah keseluruhan populasi siswa SMA “X” kelas X, XI, dan XII yaitu sebanyak 753 orang, besar sampel yang memenuhi kriteria sampel sebanyak 81 orang.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA “X” di Kota Bandung. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2015 sampai bulan Maret 2016.


(21)

85 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

1. 77,8% siswa SMA “X” memiliki pengetahuan yang baik mengenai

perawatan ortodontik cekat.

2. 97,5% siswa SMA “X” memiliki sikap yang baik mengenai perawatan ortodontik cekat.

3. 74,1% siswa SMA “X” memiliki perilaku yang baik mengenai perawatan ortodontik cekat.

5.2. Saran

1. Pihak sekolah diberikan informasi bahwa tingkat pengetahuan,

sikap, dan perilaku siswa SMA “X” cukup baik dan harus

dipertahankan.

2. Pengetahuan mengenai kesehatan gigi termasuk perawatan ortodontik terus menerus diperbaharui mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan di kemudian hari.

3. Penyuluhan bagi seluruh siswa terutama siswa yang belum memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik terutama dalam mempertahankan kesehatan gigi dan mulut selama perawatan ortodontik cekat.


(22)

Universitas Kristen Maranatha 86

4. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai perawatan ortodontik cekat.

5. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk membandingkan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai perawatan ortodontik cekat pada jenis kelamin dan usia yang berbeda.


(23)

87 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary Orthodontics. 4th ed. St Louis: Mosby Elsevier; 2007.

2. Gan Gan P, dkk. Penelitian survey maloklusi murid-murid sekolah lanjutan pertama di wilayah Kotamadya Bandung, Jurnal Kedokteran Gigi UI; 1997. 3. Zhang, M, McGrath C, Hägg, U. The impact of malocclusion and its treatment on

quality of life: a literature review. Int J Paediatr Dent; 2006.

4. Wedrychowska-Szulc B, Syrynska M. Patient and parent motivation for orthodontic treatment. European Journal of Orthodontics; 2009.

5. WHO. Adolescent development. (cited 12 oktober 2015) Available from URL : http://www.who.int/maternal_child_adolescent/topics/adolescence/dev/en/

6. Marques et al. Factors Associated with the Desire for Orthodontic Treatment Among Brazilian Adolescents and Their Parents. BMC Oral Health; 2009.

7. Littlewood SJ, Tait AG, Mandall NA, Lewis DH. The role of removable appliances in temporary orthodontics. British Dental Journal, 6(191); 2001: 304-305.

8. Alam MK. A to Z orthodontics : fixed appliances. Malaysia : PPSP Publication; 2012.

9. Shrestha MR, Bhattaral P, Dakal J, Shrestha S. Knowledge, attitude and practice of patients towards orthodontic treatment : a multicentric study. Orthodontic journal of Nepal, 1(4): 2014; 6-7.

10.Steffani. Karakteristik dan motivasi pemakaian alat ortodonti cekat pada siswa SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan; 2013.

11.Bos A, Hoogstraten J, Prahl-Andersen B. Attitude towards orthodontic treatment : a comparison of treated and untreated subjects. European Journal of Orthodontics, 27; 2005; 148-149.

12. Windy T, PS. Anindita, OW. Perbedaan indeks plak pada pengguna alat ortodontik cekat yang menggunakan sikat gigi khusus ortodontik dengan dan tanpa obat kumur. Jurnal ilmiah sains, 2(15): 2005; 125.

13.Charlito JR, Anadita PS, Olivia W. Status kebersihan mulut pada pengguna alat ortodonti cekat berdasarkan oral hygiene Index simplified di sekolah menengah atas Negeri 1 Manado. Jurnal e-gigi, 2(3): 2015; 299-300.


(24)

88 Universitas Kristen Maranatha 14.Eddy HH. Pencegahan dekalsifikasi email setelah perawatan ortodonsi.

Dentofasial, 1(8): 2009; 5.

15.Soekidjo Notoatmojo. Promosi Kesehatan. Teori dan aplikasi. Jakarta: Rineka cipta; 2010.

16.Sastri R. Murlidhar, Tanpure R. Vijaysinh, Palagi F. Babu, Shinde S. Kundlik, Ladhe Kapil, Polepalle Tejaswin. Study of the Knowledge and Attitude about Principles and Practices of Orthodontic Treatment among General Dental Practitioners and Non-orthodontic Specialties. Journal of international oral health; 2015: 7(3): 44-48.

17.Notoatmodjo, S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta : Rineka Cipta; 2007.

18.IKORTI. Kewenangan klinis spesialis ortodontis Indonesia. Kolegium ortodonti. Jakarta; 2013.

19.Harry D. Roberts, Sandy J. Orthodontics. Part 1: Who needs orthodontics? British dental journal, 8(195); 2003: 434-436.

20.Chokalingam S, Felicita AS. Malocclusion and TMJ disease- A review of literature. Journal of dental and medical sciences, 2014: 71.

21.Goldie M. Perno. Oral hygiene care during orthodontic therapy. 2011 (cited 25

November 2015) available from URL:

http://www.dentistryiq.com/articles/2011/05/oral-hygiene-care.html

22.Salmassian Reza. The Importance of proper diet during orthodontic treatment. (cited 25 November 2015) http://salmassianortho.com/the-importance-of-proper-diet-during-orthodontic-treatment-orthodontist-stevenson-ranch/

23.Notoatmodjo, Soekidjo. Metodelogi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta; 2005.

24.Hoesin, Faruk. Indikator kebutuhan perawatan ortodonsia (IKPO) sebagai instrument perencanaan pelayanan ortodonsia. Indonesian journal of dentistry: 2007; 237-240.

25.Saleh EA, Aldaikki A, Mahmoud KA, Nadeem SA. The Relationship Between Personality Traits, Pain Perception And Attitude Toward Orthodontic Treatment. Angle orthodontist: 2010; 1141.

26.Singh G. Textbook of orthodontics. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2007: 3-5, 202-207, 218-220, 316-319, 449-450.


(25)

89 Universitas Kristen Maranatha 27.Bishara, S.E. textbook of orthodontics. Philadelphia: W.B. Saunders Company;

2001: 455-456.

28.KKI. Standar pendidikan dokter gigi spesialis. Katalog Dalam Terbitan(KDT). Jakarta:2006.

29.IKORTI. Kewenanangan klinis spesialis ortodontis indonesia, Kolegium Ortodonti. Jakarta: 2013. Sudah ada no 18

30.KKI. Standar kompetensi dokter gigi. Perpustakaan Nasiaonal : Katalog Dalam Terbitan (KDT). Jakarta: 2006.

31.Carranza, Newman, Takei, Klokkevold. Clinical Periodontology 12th edition. Missouri: Elsevier Saunders; 2006: 45, 485-493, 506, 535,542.

32.Kristianingsih, Ray. Analisis Pelepasan Ion Ni dan Cr Kawat Ortodontik Stainless Steel yang Direndam dalam Minuman Berkarbonasi. Universitas Jember. 2014

33.Zainal AS, Yamamoto Z, Zarina I. Cellular And Molecular Changes In Orthodontic Tooth Movement. The scientific world journal: 2011; 1790

34.http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin%20rep roduksi%20remaja-ed.pdf

35.Singgih GD, Yulia SD. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta: Gunung Mulia. 1995.

36.Santrock J. Adolescence. Washington DC: McGraw Hill. 1998.

37.Hurlock, Elizabeth B. adolescent development 3rd edition. New York: McGraw-Hill. 1898.

38.Bukhari OM, Sohrabi K, Tavares M. Factors affecting patients’ adherence to orthodontic appointments: 2015.

39.I Made Bayu Arya Winatha. Penggunaan sikat gigi khusus ortodontik lebih menurunkan akumulasi plak gigi daripada sikat gigi konvensional pada pengguna alat ortodontik cekat. 2014.

40.Levin L, Einy S, Zigdon H, Aizenbud D, Machtei EE. Guideline For Periodontal Care And Follow Up During Orthodontic Treatment In Adolescent And Young Adults. Journal of Applied Oral Science: 2011; 402.


(1)

Universitas Kristen Maranatha

8

tepat, menjaga keutuhan alat, kontrol rutin, dan mengikuti instruksi yang diberikan oleh dokter. Pasien yang kooperatif membantu tercapainya tujuan perawatan.9

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan 85% pasien ortodontik mengetahui tujuan perawatan ortodontik. Lebih dari 90% pengguna alat ortodontik cekat mengetahui pentingnya mengikuti instruksi yang diberikan. Kebanyakan pasien pengguna alat ortodontik cekat menyikat gigi lebih sering, tetapi 28,9% pasien tidak perduli dengan kebersihan mulutnya. 12,7% pasien pengguna alat ortodontik cekat seringkali lupa tanggal kontrol.9

1.6 Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode survei untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa mengenai perawatan ortodontik cekat pada siswa SMA “X”. Teknik pengumpulan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah whole sample. Jumlah keseluruhan populasi siswa SMA “X” kelas X, XI, dan XII yaitu sebanyak 753 orang, besar sampel yang memenuhi kriteria sampel sebanyak 81 orang.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA “X” di Kota Bandung. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2015 sampai bulan Maret 2016.


(2)

85 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

1. 77,8% siswa SMA “X” memiliki pengetahuan yang baik mengenai

perawatan ortodontik cekat.

2. 97,5% siswa SMA “X” memiliki sikap yang baik mengenai perawatan ortodontik cekat.

3. 74,1% siswa SMA “X” memiliki perilaku yang baik mengenai perawatan ortodontik cekat.

5.2. Saran

1. Pihak sekolah diberikan informasi bahwa tingkat pengetahuan,

sikap, dan perilaku siswa SMA “X” cukup baik dan harus

dipertahankan.

2. Pengetahuan mengenai kesehatan gigi termasuk perawatan ortodontik terus menerus diperbaharui mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan di kemudian hari.

3. Penyuluhan bagi seluruh siswa terutama siswa yang belum memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik terutama dalam mempertahankan kesehatan gigi dan mulut selama perawatan ortodontik cekat.


(3)

Universitas Kristen Maranatha

86

4. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai perawatan ortodontik cekat.

5. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk membandingkan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai perawatan ortodontik cekat pada jenis kelamin dan usia yang berbeda.


(4)

87 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

1. Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary Orthodontics. 4th ed. St

Louis: Mosby Elsevier; 2007.

2. Gan Gan P, dkk. Penelitian survey maloklusi murid-murid sekolah lanjutan

pertama di wilayah Kotamadya Bandung, Jurnal Kedokteran Gigi UI; 1997.

3. Zhang, M, McGrath C, Hägg, U. The impact of malocclusion and its treatment on

quality of life: a literature review. Int J Paediatr Dent; 2006.

4. Wedrychowska-Szulc B, Syrynska M. Patient and parent motivation for

orthodontic treatment. European Journal of Orthodontics; 2009.

5. WHO. Adolescent development. (cited 12 oktober 2015) Available from URL : http://www.who.int/maternal_child_adolescent/topics/adolescence/dev/en/

6. Marques et al. Factors Associated with the Desire for Orthodontic Treatment

Among Brazilian Adolescents and Their Parents. BMC Oral Health; 2009.

7. Littlewood SJ, Tait AG, Mandall NA, Lewis DH. The role of removable

appliances in temporary orthodontics. British Dental Journal, 6(191); 2001:

304-305.

8. Alam MK. A to Z orthodontics : fixed appliances. Malaysia : PPSP Publication; 2012.

9. Shrestha MR, Bhattaral P, Dakal J, Shrestha S. Knowledge, attitude and practice

of patients towards orthodontic treatment : a multicentric study. Orthodontic

journal of Nepal, 1(4): 2014; 6-7.

10.Steffani. Karakteristik dan motivasi pemakaian alat ortodonti cekat pada siswa

SMP dan SMA Bodhicitta dan Husni Thamrin Medan; 2013.

11.Bos A, Hoogstraten J, Prahl-Andersen B. Attitude towards orthodontic treatment :

a comparison of treated and untreated subjects. European Journal of

Orthodontics, 27; 2005; 148-149.

12. Windy T, PS. Anindita, OW. Perbedaan indeks plak pada pengguna alat

ortodontik cekat yang menggunakan sikat gigi khusus ortodontik dengan dan tanpa obat kumur. Jurnal ilmiah sains, 2(15): 2005; 125.

13.Charlito JR, Anadita PS, Olivia W. Status kebersihan mulut pada pengguna alat

ortodonti cekat berdasarkan oral hygiene Index simplified di sekolah menengah atas Negeri 1 Manado. Jurnal e-gigi, 2(3): 2015; 299-300.


(5)

88 Universitas Kristen Maranatha

14.Eddy HH. Pencegahan dekalsifikasi email setelah perawatan ortodonsi. Dentofasial, 1(8): 2009; 5.

15.Soekidjo Notoatmojo. Promosi Kesehatan. Teori dan aplikasi. Jakarta: Rineka cipta; 2010.

16.Sastri R. Murlidhar, Tanpure R. Vijaysinh, Palagi F. Babu, Shinde S. Kundlik, Ladhe Kapil, Polepalle Tejaswin. Study of the Knowledge and Attitude about

Principles and Practices of Orthodontic Treatment among General Dental Practitioners and Non-orthodontic Specialties. Journal of international oral

health; 2015: 7(3): 44-48.

17.Notoatmodjo, S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta : Rineka Cipta; 2007.

18.IKORTI. Kewenangan klinis spesialis ortodontis Indonesia. Kolegium ortodonti. Jakarta; 2013.

19.Harry D. Roberts, Sandy J. Orthodontics. Part 1: Who needs orthodontics? British dental journal, 8(195); 2003: 434-436.

20.Chokalingam S, Felicita AS. Malocclusion and TMJ disease- A review of

literature. Journal of dental and medical sciences, 2014: 71.

21.Goldie M. Perno. Oral hygiene care during orthodontic therapy. 2011 (cited 25

November 2015) available from URL:

http://www.dentistryiq.com/articles/2011/05/oral-hygiene-care.html

22.Salmassian Reza. The Importance of proper diet during orthodontic treatment. (cited 25 November 2015)

http://salmassianortho.com/the-importance-of-proper-diet-during-orthodontic-treatment-orthodontist-stevenson-ranch/

23.Notoatmodjo, Soekidjo. Metodelogi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta; 2005.

24.Hoesin, Faruk. Indikator kebutuhan perawatan ortodonsia (IKPO) sebagai

instrument perencanaan pelayanan ortodonsia. Indonesian journal of dentistry:

2007; 237-240.

25.Saleh EA, Aldaikki A, Mahmoud KA, Nadeem SA. The Relationship Between

Personality Traits, Pain Perception And Attitude Toward Orthodontic Treatment.

Angle orthodontist: 2010; 1141.

26.Singh G. Textbook of orthodontics. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2007: 3-5, 202-207, 218-220, 316-319, 449-450.


(6)

89 Universitas Kristen Maranatha 27.Bishara, S.E. textbook of orthodontics. Philadelphia: W.B. Saunders Company;

2001: 455-456.

28.KKI. Standar pendidikan dokter gigi spesialis. Katalog Dalam Terbitan(KDT). Jakarta:2006.

29.IKORTI. Kewenanangan klinis spesialis ortodontis indonesia, Kolegium Ortodonti. Jakarta: 2013. Sudah ada no 18

30.KKI. Standar kompetensi dokter gigi. Perpustakaan Nasiaonal : Katalog Dalam Terbitan (KDT). Jakarta: 2006.

31.Carranza, Newman, Takei, Klokkevold. Clinical Periodontology 12th edition.

Missouri: Elsevier Saunders; 2006: 45, 485-493, 506, 535,542.

32.Kristianingsih, Ray. Analisis Pelepasan Ion Ni dan Cr Kawat Ortodontik

Stainless Steel yang Direndam dalam Minuman Berkarbonasi. Universitas

Jember. 2014

33.Zainal AS, Yamamoto Z, Zarina I. Cellular And Molecular Changes In

Orthodontic Tooth Movement. The scientific world journal: 2011; 1790

34.http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin%20rep roduksi%20remaja-ed.pdf

35.Singgih GD, Yulia SD. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta: Gunung Mulia. 1995.

36.Santrock J. Adolescence. Washington DC: McGraw Hill. 1998.

37.Hurlock, Elizabeth B. adolescent development 3rd edition. New York:

McGraw-Hill. 1898.

38.Bukhari OM, Sohrabi K, Tavares M. Factors affecting patients’ adherence to

orthodontic appointments: 2015.

39.I Made Bayu Arya Winatha. Penggunaan sikat gigi khusus ortodontik lebih

menurunkan akumulasi plak gigi daripada sikat gigi konvensional pada pengguna alat ortodontik cekat. 2014.

40.Levin L, Einy S, Zigdon H, Aizenbud D, Machtei EE. Guideline For Periodontal

Care And Follow Up During Orthodontic Treatment In Adolescent And Young Adults. Journal of Applied Oral Science: 2011; 402.