ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Hotel Cordela Yogyakarta Lantai Basement – Lantai 03)

(1)

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI

DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR)

DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA

MENGGUNAKAN METODE

TIME COST TRADE OFF

(Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Hotel Cordela Yogyakarta Lantai Basement – Lantai 03)

Disusun Oleh :

PRADAREOZY RAUUFAN RAHIMA NIM: 20120110214

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

TUGAS AKHIR

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI

DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR)

DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA

KERJA MENGGUNAKAN METODE

TIME COST TRADE OFF

(Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Hotel Cordela Yogyakarta Lantai Basement - Lantai 03)

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Jenjang Strata-1 (S1), Jurusan Teknik Sipil,

Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh :

PRADAREOZY RAUUFAN RAHIMA NIM : 20120110214

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(3)

iii

MOTTO :

Selalu berpikir besar dan bertindak mulai sekarang karena sebuah

tantangan akan selalu menjadi beban jika hanya di pikirkan begitu

pula cita cita jika hanya menjadi sebuah harpan tanpa tindakan itu

hanya sebuah angan-angan.

Let’s

do it !


(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

Allah SWT,

Tuhan segala umat yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang yang memudahkanku dalam segala hal serta dalam

pengerjaan skripsi ini.

Nabi Muhhammad SAW,

yang telah membawa manusia dari

zaman kegelapan menjadi zaman yang lebih terang.

Bapakku

yang hebat Danga Sunarto, yang telah bekerja keras

untuk membiayaiku mulai dari kebutuhan hidupku hingga aku

berpendidikan tinggi dan mendo’akank

u selama pengerjaan skripsi ini.

Ibuku

yang hebat Nova Hendar Masusi, yang selalu

mendo’akanku di setiap langkahku, membimbingku menjadi anak

yang cerdas dan selalu mensupportku saat mengerjakan skripsi.

Dosen Pembimbingku,

Bapak Mandiyo Priyo dan Bapak Yoga

Apriyanto Harsoyo, pembimbing yang luar biasa baik serta sabar dan

banyak sekali memberi ilmu dan masukan positif dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih banyak karena bersedia

membimbing aku.

Adikku,

Jacinda Syakura Evanthe, terima kasih atas canda

tawanya selama ini telah menjadi adik yang menyenangkan.

Inna Restuna

, terima kasih telah menjadi seseorang yang selalu

mendengarkan keluh kesahku, memberikan masukan serta bantuan

atas pengerjaan skripsi ini, terima kasih juga atas doa dan

dukungannya selama ini. Tetap semangat dan sukses terus untuk

kedepannya hun.

Teman-temanku,

Yogi Yolanda, Dono Wibowo, Irwan Faisal ,

Irwan Rifky, Maga Ringga, Deden Hardiatman, Rizaldi Kurniawan,

Azri Novadli, Iik Maulana, Teguh Andika dan Angga Mulyawan yang

telah berjuang bersama melewati berbagai hujan badai kehidupan

selama 4 tahun ini dan tetap jaga silaturahmi ye.


(5)

v

Teman-teman perjuangan skripsiku,

Inu, Kunto, Ario, Angga,

terima kasih buat ilmu kalian yang sangat membantu skripsiku.

Subroto Family,

Dimas, Surip, Iton, Kobul, Swasti Purwa, yang

telah memberikan dampak negatif dalam kehidupanku.


(6)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puja puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Ta’ala. Tidak lupa sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi besar

Muhammad Shallahu’alaihi wa sallam beserta keluarga dan para sahabat. Setiap kemudahan dan kesabaran yang telah diberikan-Nya kepada saya akhirnya saya selaku penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “ Analisis Biaya Dan Waktu Proyek Konstruksi Dengan Penambahan Jam Kerja (Lembur) Dibandingkan Dengan Penambahan Tenaga Kerja Menggunakan Metode Time Cost Trade Off ” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S-1 Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir ini, Penyusun sangat membutuhkan kerjasama, bantuan, bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran-saran dari berbagai pihak, terima kasih penyusun haturkan kepada :

1. Bapak Jaza’ul Ikhsan, ST, MT, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Ibu Ir. Hj. Anita Widianti, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Puji Harsanto, ST, MT. Selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Bapak Ir. H. Mandiyo Priyo, MT. selaku dosen pembimbing I. Yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta petunjuk dan koreksi yang sangat berharga bagi tugas akhir ini.


(7)

ix yang sangat berharga bagi tugas akhir ini.

6. Bapak M. Ibnu Syamsi, S.T., M.Eng. Sebagai dosen penguji. Terima kasih atas masukan, saran dan koreksi terhadap Tugas Akhir ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

.

8. Kedua orang tua saya yang tercinta, Bapak dan Ibu, serta keluarga besarku. 9. Para staf dan karyawan Fakultas Teknik yang banyak membantu dalam

administrasi akademis.

10.Rekan-rekan seperjuangan Angkatan 2012, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya, kalian luar biasa.

Demikian semua yang disebut di muka yang telah banyak turut andil dalam kontribusi dan dorongan guna kelancaran penyusunan tugas akhir ini, semoga menjadikan amal baik dan mendapat balasan dari Allah Ta’ala. Meskipun demikian dengan segala kerendahan hati penyusun memohon maaf bila terdapat kekurangan dalam Tugas Akhir ini, walaupun telah diusahakan bentuk penyusunan dan penulisan sebaik mungkin.

Akhirnya hanya kepada Allah Ta’ala jugalah kami serahkan segalanya, sebagai manusia biasa penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan lapang dada dan keterbukaan akan penyusun terima segala saran dan kritik yang membangun demi baiknya penyusunan ini, sehingga sang Rahim masih berkenan mengulurkan petunjuk dan bimbingan-Nya.

Amien.

Yogyakarta, Agustus 2016


(8)

x

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Halaman Motto dan Persembahan ... iii

Intisari ... vi

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... x

Daftar Gambar ... xii

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.5. Batasan Masalah ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Manajemen Proyek... 8

3.2. Network Planning ... 8

3.3. Biaya Total Proyek ... 8

3.4. Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off) ... 10

3.5. Produktivitas Pekerja ... 11

3.6. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur) ... 12

3.7. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja ... 13

3.8. Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost) ... 14

3.9.Hubungan Antara Biaya dan Waktu ... 15

3.10.Biaya Denda ... 16


(9)

xi

4.2. Pengumpulan Data ... 22

4.3. Analisis Data ... 23

4.4. Tahap dan Prosedur Penelitian ... 23

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Data Penelitian ... 26

5.1.1. Data Umum Proyek ... 26

5.2. Daftar Kegiatan-Kegiatan Kritis ... 26

5.3. Biaya Langsung dan Tidak Langsung ... 28

5.4. Penerapan Metode Time Cost Trade Off ... 29

5.4.1. Penambahan Jam Kerja (Waktu Lembur) ... 29

5.4.2. Penambahan Tenaga Kerja ... 66

5.4.3. Biaya Total Jam Lembur dan Penambahan Tenaga Kerja……….. 91

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 98

6.2. Saran ... 99

Daftar Pustaka ... xx


(10)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Grafik Indikasi Penurunan Produktivitas Akibat Penambahan Jam

Kerja (Soeharto, 1997) ... 12

Gambar 3.2 Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan (Sumber: Soeharto, 1997). ... 16

Gambar 3.3 Grafik hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, dan biaya tak langsung (Sumber: Soeharto, 1997). ... 16

Gambar 3.4 Tampilan layar Gantt Chart View ... 19

Gambar 3.5 FS (Finish to Start) ... 20

Gambar 3.6 FF (Finish to Finish) ... 20

Gambar 3.7 SS (Start to Start) ... 20

Gambar 3.8 SF (Start to Finish) ... 20

Gambar 4.1 Bagan Alir Penelitian ... 25

Gambar 5.1 Model hubungan biaya tidak langsung pada kontraktor ... 28

Gambar 5.2 Grafik biaya langsung akibat 1 jam lembur ... 57

Gambar 5.3 Grafik biaya tidak langsung akibat 1 jam lembur ... 57

Gambar 5.4 Grafik biaya total akibat 1 jam lembur ... 58

Gambar 5.5 Grafik biaya total, grafik biaya langsung dan grafik biaya tidak langsung akibat 1 jam lembur ... 59

Gambar 5.6 Grafik biaya langsung akibat 2 jam lembur ... 60

Gambar 5.7 Grafik biaya tidak langsung akibat 2 jam lembur ... 60

Gambar 5.8 Grafik biaya total akibat 2 jam lembur ... 61

Gambar 5.9 Grafik biaya total, grafik biaya langsung dan grafik biaya tidak langsung akibat 2 jam lembur ... 62

Gambar 5.10 Grafik biaya langsung akibat 3 jam lembur ... 63

Gambar 5.11 Grafik biaya tidak langsung akibat 3 jam lembur ... 63

Gambar 5.12 Grafik biaya total akibat 3 jam lembur ... 64

Gambar 5.13 Grafik biaya total, grafik biaya langsung dan grafik biaya tidak langsung akibat 3 jam lembur ... 65


(11)

xiii

jam ... 78 Gambar 5.15 Grafik biaya langsung akibat penambahan tenaga kerja 1 ... 84 Gambar 5.16 Grafik biaya tidak langsung akibat penambahan tenaga kerja 1 .. 84 Gambar 5.17 Grafik biaya total akibat penambahan tenaga kerja 1 ... 85 Gambar 5.18 Grafik biaya langsung akibat penambahan tenaga kerja 2 ... 86 Gambar 5.19 Grafik biaya tidak langsung akibat penambahan tenaga kerja 2 .. 86 Gambar 5.20 Grafik biaya total akibat penambahan tenaga kerja 2 ... 87 Gambar 5.21 Grafik biaya langsung akibat penambahan tenaga kerja 3 ... 88 Gambar 5.22 Grafik biaya tidak langsung akibat penambahan tenaga kerja 3 .. 88 Gambar 5.23 Grafik biaya total akibat penambahan tenaga kerja 3 ... 89


(12)

xiv

Tabel 3.1 Koefisien Penurunan Produktivitas ... 13

Tabel 5.1 Daftar Kegiatan Kritis Pada Kondisi Normal ... 26

Tabel 5.2 Upah Tenaga Kerja... 29

Tabel 5.3 Upah Lembur Tenaga Kerja ... 30

Tabel 5.4 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 1 jam lembur menggunakan Ms.Project ... 33

Tabel 5.5 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 2 jam lembur menggunakan Ms.Project ... 34

Tabel 5.6 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 3 jam lembur menggunakan Ms.Project ... 35

Tabel 5.7 Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur Untuk 1 Jam ... 36

Tabel 5.8 Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur Untuk 2 Jam ... 37

Tabel 5.9 Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur Untuk 3 Jam ... 37

Tabel 5.10 Urutan kegiatan – kegiatan berdasarkan nilai cost slope untuk lembur 1 jam ... 39

Tabel 5.11 Urutan kegiatan – kegiatan berdasarkan nilai cost slope untuk lembur 2 jam ... 40

Tabel 5.12 Urutan kegiatan – kegiatan berdasarkan nilai cost slope untuk lembur 3 jam ... 41

Tabel 5.13 Selisih Biaya Antara Biaya Percepatan Dengan Biaya Normal Untuk 1 Jam Lembur ... 42

Tabel 5.14 Selisih Biaya Antara Biaya Percepatan Dengan Biaya Normal Untuk 2 Jam Lembur ... 43

Tabel 5.15 Selisih Biaya Antara Biaya Percepatan Dengan Biaya Normal Untuk 3 Jam Lembur ... 44


(13)

xv

Tabel 5.17 Perhitungan Biaya Tidak Langsung Jam Lembur Untuk 1 Jam... 46

Tabel 5.18 Perhitungan Biaya Total Akibat Jam Lembur Untuk 1 Jam ... 47

Tabel 5.19 Perhitungan Biaya Langsung Jam Lembur Untuk 2 Jam ... 47

Tabel 5.20 Perhitungan Biaya Tidak Langsung Jam Lembur Untuk 2 Jam... 48

Tabel 5.21 Perhitungan Biaya Total Akibat Jam Lembur Untuk 2 Jam ... 49

Tabel 5.22 Perhitungan Biaya Langsung Jam Lembur Untuk 3 Jam ... 50

Tabel 5.23 Perhitungan Biaya Tidak Langsung Jam Lembur Untuk 3 Jam... 51

Tabel 5.24 Perhitungan Biaya Total Akibat Jam Lembur Untuk 3 Jam ... 52

Tabel 5.25 Efisiensi waktu dan biaya untuk Lembur 1 Jam ... 54

Tabel 5.26 Efisiensi waktu dan biaya untuk Lembur 2 Jam ... 54

Tabel 5.27 Efisiensi waktu dan biaya untuk Lembur 3 Jam ... 55

Tabel 5.28 Durasi dan Biaya Optimal ... 66

Tabel 5.29 Slope Biaya Pekerjaan Akibat Penambahan Tenaga Kerja 1 ... 69

Tabel 5.30 Slope Biaya Pekerjaan Akibat Penambahan Tenaga Kerja 2 ... 70

Tabel 5.31 Slope Biaya Pekerjaan Akibat Penambahan Tenaga Kerja 3 ... 71

Tabel 5.32 Perhitungan Biaya Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja 1 .. 72

Tabel 5.33 Perhitungan Biaya Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja 2 .. 73

Tabel 5.34 Perhitungan Biaya Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja 3 .. 74

Tabel 5.35 Perhitungan Biaya Tidak Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja 1 ... 75

Tabel 5.36 Perhitungan Biaya Tidak Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja 2 ... 75

Tabel 5.37 Perhitungan Biaya Tidak Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja 3 ... 76

Tabel 5.38 Perhitungan Biaya Total Akibat Penambahan Tenaga Kerja 1 ... 77

Tabel 5.39 Perhitungan Biaya Total Akibat Penambahan Tenaga Kerja 2 ... 78

Tabel 5.40 Perhitungan Biaya Total Akibat Penambahan Tenaga Kerja 3 ... 79

Tabel 5.41 Efisiensi Biaya dan Waktu akibat penambahan Tenaga Kerja 1 ... 81


(14)

xvi

Tabel 5.44 Durasi dan Biaya ... 89 Tabel 5.45 Biaya Akibat Penambahan 1 Jam Lembur dan Penambahan Tenaga Kerja 1 ... 90 Tabel 5.46 Biaya Akibat Penambahan 2 Jam Lembur dan Penambahan Tenaga Kerja 2 ... 91 Tabel 5.47 Biaya Akibat Penambahan 3 Jam Lembur dan Penambahan Tenaga Kerja 3 ... 92 Tabel 5.48 Perbandingan Penambahan Biaya Akibat 1 Jam Lembur, Tenaga Kerja 1 dan Biaya Denda ... 93 Tabel 5.49 Perbandingan Penambahan Biaya Akibat 2 Jam Lembur, Tenaga Kerja 2 dan Biaya Denda ... 94 Tabel 5.50 Perbandingan Penambahan Biaya Akibat 3 Jam Lembur, Tenaga Kerja 3 dan Biaya Denda ... 95


(15)

xvii

LAMPIRAN I Rencana Anggaran Biaya (RAB) LAMPIRAN II Daftar Analisa Harga Satuan Pekerjaan LAMPIRAN III Daftar Harga Upah dan Harga Bahan LAMPIRAN IV Jadwal Waktu Pelaksanaan (Kurva-S)


(16)

(17)

vi

INTISARI

Waktu dan biaya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan suatu proyek. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih cepat sehingga biaya yang dikeluarkan bisa memberikan keuntungan dan juga menghindarkan adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek. Tujuan penelitian ini adalah menghitung perubahan biaya dan waktu pelaksanaan proyek dengan variasi penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja, serta membandingkan hasil antara biaya denda dengan perubahan biaya sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja.

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari kontraktor pelaksana. Analisis data menggunakan program Microsoft Project 2010 dan metode time cost trade off. Hasil dari program Microsoft Project 2010 adalah lintasan kritis dan kenaikan biaya akibat dari penambahan jam kerja (lembur) sedangkan hasil dari metode time cost trade off adalah percepatan durasi dan kenaikan biaya akibat percepatan durasi dalam setiap kegiatan yang dipercepat.

Waktu normal proyek adalah 156 hari. Waktu dan biaya optimum akibat penambahan lembur 1 jam didapat pada umur proyek 153.51 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp2.634.803.961,39. Untuk penambahan lembur 2 jam didapat pada umur proyek 152,63 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp2.635.453.163,77 dan untuk penambahan lembur 3 jam didapat pada umur proyek 152,55 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp2.636.226.856,55. Dari ketiga penambahan jam lembur didapatkan biaya termurah yaitu terdapat pada penambahan lembur 1 jam dengan durasi 153,51 hari dan total biaya proyek Rp2.634.803.961,39. Waktu dan biaya total akibat penambahan tenaga kerja 1 didapat pada umur proyek 153,51 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp2.637.198.442,50. Untuk penambahan tenaga kerja 2 didapat pada


(18)

vii

umur proyek 152,63 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp2.636.000.497,50, dan untuk penambahan tenaga kerja 3 didapat pada umur proyek 152,55 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp2.635.888.559,53. Biaya mempercepat durasi proyek dengan penambahan jam lembur atau penambahan tenaga kerja lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan apabila proyek mengalami keterlambatan dan dikenakan denda.


(19)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan proyek konstruksi saat ini menjadikan suatu proyek semakin kompleks dan rumit, karena dalam proyek yang besar dan kompleks membutuhkan sumber daya yang digunakan untuk penyelesaian dari awal hingga akhir suatu proyek. Pelaksanaan proyek konstruksi merupakan rangkaian dari kegiatan yang saling bergantung antara satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainya. Semakin besar suatu proyek, menyebabkan semakin banyak juga masalah yang ada dan harus dihadapi. Mulai dari perencanaan kita dihadapkan pada pengaturan sumber daya seperti tenaga kerja, biaya, waktu, peralatan dan lain sebagainya, sampai pada pelaksanaan proyek. Jika hal-hal tersebut tidak ditangani dengan cepat dan benar, berbagai masalah akan muncul seperti keterlambatan penyelesaian proyek, penyimpangan mutu, pembiayaan yang membengkak, pemborosan sumber daya dan lain sebagainya yang sangat merugikan bagi pelaksanaan proyek. Untuk mengatasi masalah ini, harus diperhatikan jadwal waktu yang menunjukkan kapan berlangsungnya setiap kegiatan proyek, sehingga sumber daya dapat disediakan pada waktu yang tepat dan setiap komponen kegiatan dapat dimulai pada waktu yang tepat juga. Sebaliknya suatu perencanaan yang tidak tepat dan sistematis akan menyebabkan keterlambatan dalam pelaksanaannya.

Ada tiga faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan pada suatu proyek yaitu waktu, biaya dan mutu. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih cepat


(20)

sehingga biaya yang dikeluarkan bisa memberikan keuntungan dan juga menghindarkan adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek.

Pada perencanaan proyek konstruksi, waktu dan biaya yang dioptimasikan sangat penting untuk diketahui. Dari waktu dan biaya yang optimal maka kontraktor proyek bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal. Untuk bisa mendapatkan hal tersebut maka yang harus dilakukan dalam optimasi waktu dan biaya adalah membuat jaringan kerja proyek (network), mencari kegiatan-kegiatan yang kritis dan menghitung durasi proyek serta mengetahui jumlah sumber daya (Resources). Hal itu menuntut kita untuk menggunakan metode yang tepat dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada serta fasilitas yang tersedia seperti alat bantu program komputer aplikasi teknik sehingga proyek dapat diselesaikan tepat waktu, tepat mutu, tepat biaya.

Penelitian ini membahas mengenai analisa percepatan waktu proyek pada pelaksanaan Proyek Hotel Cordela Yogyakarta dengan metode penambahan jam kerja (lembur) yang bervariasi dari 1 jam lembur sampai 3 jam lembur dan menentukan perubahan biaya proyek setelah dilakukan lembur, dan penambahan tenaga kerja, serta membandingkan antara biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja menggunakan program Microsoft Project 2010.

1.2. Rumusan Masalah

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki suatu kejelasan dalam pengerjaannya, sehingga dibuat rumusan masalah antara lain:

1. berapakah besarnya perubahan waktu dan biaya pelaksanaan proyek sesudah penambahan jam kerja (lembur)?

2. berapakah besarnya perubahan waktu dan biaya pelaksanaan proyek sesudah penambahan tenaga kerja?


(21)

3. bagaimanakah perbandingan antara biaya akibat penambahan jam kerja (lembur), biaya akibat penambahan tenaga kerja, dan biaya denda?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. menganalisis perubahan biaya dan waktu pelaksanaan proyek dengan variasi penambahan jam kerja (lembur),

2. menganalisis perubahan biaya dan waktu pelaksanaan proyek dengan variasi penambahan tenaga kerja,

3. menganalisis biaya akibat penambahan jam kerja (lembur), biaya akibat penambahan tenaga kerja dan biaya akibat denda.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kebijaksanaan pelaksanaan proyek,

2. sebagai bahan acuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu manajemen operasional dan dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk penelitian yang akan datang,

3. memperdalam pengetahuan tentang ilmu manajemen, khususnya dalam hal pertukaran waktu dan biaya (Time Cost Trade Off),

4. memberikan gambaran dan tambahan pengetahuan tentang penggunaan ataupun pengoprasian Microsoft Project dalam manajemen proyek.


(22)

1.5. Batasan Masalah

Penelitian ini dapat lebih mengarah pada latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan maka dibuat batasan-batasan masalah guna membatasi ruang lingkup penelitian, antara lain:

1. pengambilan data berasal dari Proyek Pembangunan Hotel Cordela Yogyakarta,

2. penggunaan Microsoft Project 2010 untuk menganalisis penjadwalan dan lintasan kritis proyek,

3. hari kerja yang berlangsung dalam pelaksanaan proyek adalah Senin-Sabtu, dengan jam kerja berkisar 08:00-16:00 WIB dengan waktu istirahat pada 12:00-13:00 WIB dan maksimum jam lembur yang diperkenankan selama 3 jam dari jam 16:00-19:00 WIB,

4. perhitungan waktu dan biaya dengan metode crash duration menggunakan alternative penambahan jam kerja dan penambahan tenaga kerja,

5. anggaran biaya dan jadwal pekerjaan diambil sesuai dengan data yang ada pada Rencana Anggaran Biaya dan Time Schedule,

6. perhitungan hanya dilakukan untuk membandingkan biaya penambahan jam lembur, penambahan tenaga kerja, dan biaya denda, 7. pada penambahan pekerja tidak mempertimbangkan luas area


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Novitasari (2014) menyebutkan mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah suatu usaha menyelesaikan proyek lebih awal dari waktu penyelesaian dalam keadaan normal. Ada kalanya jadwal proyek harus dipercepat dengan berbagai pertimbangan dari pemilik proyek. Proses mempercepat kurun waktu tersebut disebut crash program. Frederika (dikutip oleh Novitasari, 2014) menyatakan durasi percepatan maksimum dibatasi oleh luas proyek atau lokasi kerja, namun ada empat faktor yang dapat dioptimumkan untuk melaksanakan percepatan suatu aktivitas yaitu meliputi penambahan jumlah tenaga kerja, penjadwalan lembur, penggunaan alat berat, dan pengubahan metode konstruksi di lapangan.

Penelitian tentang analisa percepatan pelaksanaan dengan menambah jam kerja optimum pada proyek konstruksi dengan studi kasus proyek pembangunan super villa, sebelumnya telah dilakukan oleh Ariany Frederika (2010). Hasil penelitian tersebut memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. biaya optimum didapat pada penambahan satu jam kerja, dengan pengurangan biaya sebesar Rp784.104,16 dari biaya total normal yang jumlahnya sebesar Rp2.886.283.000,00 menjadi sebesar Rp2.885.498.895,84, dengan pengurangan waktu selama 8 hari dari waktu normal 284 hari menjadi 276 hari,

2. waktu optimum didapat pada penambahan dua jam kerja, dengan pengurangan waktu selama 14 hari dari waktu normal 284 hari menjadi 270 hari, dengan pengurangan biaya sebesar Rp700.377,35 dari biaya normal Rp2.886.283.000,00 yang menjadi sebesar Rp2.885.582.622,65.

Penelitian oleh Emis Vera Iramutyin pada 2010 dengan judul Optimasi waktu dan biaya dengan metode crash pada proyek pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:


(24)

1. durasi optimum proyek yaitu 49 hari kerja (57 hari kalender) dari durasi normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dan proyek dijadwalkan dapat diselesaikan pada 19 November 2010 dari rencana awal 14 Desember 2010, 2. dari hasil perhitungan diperoleh waktu penyelesaian proyek optimum yaitu 49

hari dengan biaya total proyek sebesar Rp501.269.374,29 (belum termasuk jasa kontraktor 10%). Sedangkan, waktu penyelesaian normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dengan biaya total proyek Rp516.188.297,49. Jadi, terjadi pengurangan durasi selama 25 hari dan penghematan biaya sebesar Rp14.918.923,20.

Novia Tanjung (2013) dalam penelitian optimasi waktu dan biaya dengan metode crash pada proyek Pekerjaan Struktur Hotel Lorin Triple Moderate Solo mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. optimasi dari estimasi durasi proyek struktur yang direncanakan dalam program Microsoft Project yaitu 66 hari kerja (77 hari kalender) dari durasi normal 84 hari kerja (98 hari kalender) dan proyek dijadwalkan dapat diselesaikan pada 17 November 2012 dari rencana awal 09 Desember 2012, 2. hasil perhitungan sumber daya (Resources) pada penambahan jam kerja

(lembur) dalam program Microsoft Project diperoleh biaya total proyek pekerjaan struktur sebesar Rp13.488.216,991 dari biaya normal data proyek sebesar Rp12.765.950.430,11. Jadi, dari penambahan jam kerja (lembur) pada proyek terjadi pengurangan durasi proyek selama 21 hari dengan pertambahan biaya sebesar Rp722.266.561,00.

Selain itu, Vien Novitasari (2014) dalam penelitian penambahan jam kerja pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Belitung dengan Time Cost Trade Off berkesimpulan sebagai berikut:

1. biaya optimum didapat pada penambahan tiga jam kerja dengan pengurangan biaya sebesar Rp10.244.360,00 dari biaya total normal sebesar Rp1.178.599.559,00 menjadi sebesar Rp1.168.355.199,00 dengan


(25)

pengurangan waktu selama 29,5 hari dari waktu normal 142 hari menjadi 112,5 hari,

2. waktu yang paling optimum didapat pada penambahan empat jam dengan pengurangan waktu selama 32,8 hari dari waktu pelaksanaan normal proyek selama 142 hari menjadi 109,2 hari dengan pengurangan biaya sebesar Rp9.463.451.80 dari biaya normal Rp1.178.599.559,00 menjadi Rp1.169.136.108,00.


(26)

8

LANDASAN TEORI

3.1. Manajemen Proyek

Menurut Siswanto (2007) dalam manajemen proyek penentuan waktu penyelesaian kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting dalam proses perencanaan karena penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar bagi perencana yang lain, yaitu:

1. penyusunan jadwal (scheduling), anggaran (budgeting), kebutuhan sumber daya manusia (manpower planning), dan sumber organisasi yang lain,

2. proses pengendalian (controling).

3.2. NetworkPlanning

Suatu kegiatan yang merupakan rangkaian penyelesaian pekerjaan haruslah direncanakan dengan sebaik-baiknya. Sedapat mungkin semua kegiatan atau aktivitas dalam perusahaan dapat diselesaikan dengan efisien. Semua aktivitas tersebut diusahakan untuk dapat selesai dengan cepat sesuai dengan yang

diharapkan serta terintegrasi dengan aktivitas yang lainnya.

Network planning adalah gambaran kejadian-kejadian dan kegiatan yang diharapkan akan terjadi dan dibuat secara kronologis serta dengan kaitan yang logis dan berhubungan antara sebuah kejadian atau kegiatan dengan yang lainnya. Dengan adanya network, manajemen dapat menyusun perencanaan penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya yang paling efisien.

3.3. Biaya Total Proyek

Secara umum biaya proyek konstruksi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung.

1. Biaya langsung adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek, yang meliputi:

a. biaya bahan / material, b. biaya upah kerja,


(27)

c. biaya alat,

d. biaya subkontraktor dan lain-lain.

Inti dari perkiraan biaya secara detail adalah yang didasarkan pada penentuan jumlah material, tenaga kerja, peralatan dan jasa subkontraktor yang merupakan bagian terbesar dari biaya total proyek yaitu berkisar 85% (Ritz, 1994) yang terdiri dari biaya peralatan sebesar 20-25%, material curah 20-25%, biaya konstruksi di lapangan yaitu tenaga kerja, material jasa subkontraktor 45-50%.

2. Biaya tidak langsung adalah segala sesuatu yang tidak merupakan komponen hasil akhir proyek, tetapi dibutuhkan dalam rangka proses pembangunan yang biasanya terjadi di luar proyek dan sering disebut dengan biaya tetap (fix cost). Walaupun sifatnya tetap, tetapi harus dilakukan pengendalian agar tidak melewati anggarannya, yang meliputi:

a. gaji staf / pegawai tetap tim manajemen, b. biaya konsultan (perencana dan pengawas), c. fasilitas sementara di lokasi proyek,

d. peralatan konstruksi,

e. pajak, pungutan, asuransi dan perizinan, f. overhead,

g. biaya tak terduga, h. laba.

Jadi biaya total proyek adalah biaya langsung ditambah biaya tidak langsung. Keduanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, tetapi pada umumnya makin lama proyek berjalan maka makin tinggi kumulatif biaya tidak langsung yang diperlukan. Sedangkan biaya optimal didapat dengan mencari total biaya proyek yang terkendali.


(28)

3.4. Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off)

Di dalam perencanaan suatu proyek disamping variabel waktu dan sumber daya, variabel biaya (cost) mempunyai peranan yang sangat penting. Biaya (cost) merupakan salah satu aspek penting dalam manjemen, dimana biaya yang timbul harus dikendalikan seminimal mungkin. Pengendalian biaya harus memperhatikan faktor waktu karena terdapat hubungan yang erat antara waktu penyelesaian proyek dengan biaya-biaya proyek yang bersangkutan.

Sering terjadi suatu proyek harus diselesaikan lebih cepat daripada waktu normalnya. Dalam hal ini pimpinan proyek dihadapkan kepada masalah bagaimana mempercepat penyelesaian proyek dengan biaya minimum. Oleh karena itu perlu dipelajari terlebih dahulu hubungan antara waktu dan biaya. Analisis mengenai pertukaran waktu dan biaya disebut dengan Time Cost Trade Off ( Pertukaran Waktu dan Biaya).

Di dalam analisa time cost trade off ini dengan berubahnya waktu penyelesaian proyek maka berubah pula biaya yang akan dikeluarkan. Apabila waktu pelaksanaan dipercepat maka biaya langsung proyek akan bertambah dan biaya tidak langsung proyek akan berkurang.

Ada beberapa macam cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan percepatan penyelesaian waktu proyek. Cara-cara tersebut antara lain:

a. penambahan jumlah jam kerja (kerja lembur)

Kerja lembur (working time) dapat dilakukan dengan menambah jam kerja per hari, tanpa menambah pekerja. Penambahan ini bertujuan untuk memperbesar produksi selama satu hari sehingga penyelesaian suatu aktivitas pekerjaan akan lebih cepat. Yang perlu diperhatikan di dalam penambahan jam kerja adalah lamanya waktu bekerja seseorang dalam satu hari. Jika seseorang terlalu lama bekerja selama satu hari, maka produktivitas orang tersebut akan menurun karena terlalu lelah.

b. penambahan tenaga kerja

Penambahan tenaga kerja dimaksudkan sebagai penambahan jumlah pekerja dalam satu unit pekerja untuk melaksanakan suatu aktivitas tertentu tanpa menambahkan jam kerja. Dalam penambahan jumlah tenaga


(29)

kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.

c. Pergantian atau penambahan peralatan

Penambahan peralatan dimaksudkan untuk menambah produktivitas. Namun perlu diperhatikan adanya penambahan biaya langsung untuk mobilitas dan demobilitas alat tersebut. Durasi proyek dapat dipercepat dengan pergantian peralatan yang mempunyai produktivitas yang lebih tinggi. Juga perlu diperhatikan luas lahan untuk menyediakan tempat bagi peralatan tersebut dan pengaruhnya terhadap produktivitas tenaga kerja. d. Pemilihan sumber daya manusia yang berkualitas

Sumber daya manusia yang berkualitas adalah tenaga kerja yang mempunyai produktivitas yang tinggi dengan hasil yang baik. Dengan mempekerjakan tenaga kerja yang berkualitas, maka aktivitas akan lebih cepat diselesaikan.

e. Penggunaan metode konstruksi yang efektif

Metode konstruksi berkaitan erat dengan sistem kerja dan tingkat penguasaan pelaksana terhadap metode tersebut serta ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan.

Cara-cara tersebut dapat dilaksanakan secara terpisah maupun kombinasi, misalnya kombinasi penambahan jam kerja sekaligus penambahan jumlah tenaga kerja, biasa disebut giliran (shift), dimana unit pekerja untuk pagi sampai sore berbeda dengan dengan unit pekerja untuk sore sampai malam.

3.5. Produktivitas Pekerja

Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara output dan input, atau dapat dikatakan sebagai rasio antara hasil produksi dengan total sumber daya


(30)

yang digunakan. Di dalam proyek konstruksi, rasio dari produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses konstruksi yang dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, biaya material, metode, dan alat. Kesuksesan dari suatu proyek konstruksi salah satunya tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber daya, dan pekerja adalah salah satu sumber daya yang tidak mudah untuk dikelola. Upah yang diberikan sangat tergantung pada kecakapan masing pekerja dikarenakan setiap pekerja memiliki karakter masing-masing yang berbeda-beda satu sama lainnya.

3.6. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur)

Salah satu strategi untuk mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah dengan menambah jam lembur para pekerja. Penambahan jam lembur ini sangat sering dilakukan dikarenakan dapat memberdayakan sumber daya yang sudah ada di lapangan dan cukup dengan mengefisienkan tambahan biaya yang akan dikeluarkan oleh kontraktor. Biasanya waktu kerja normal pekerja adalah 6 jam (dimulai pukul 09.00 dan selesai pukul 16.00 dengan satu jam istirahat), kemudian jam lembur dilakukan setelah jam kerja normal selesai.

Penambahan jam lembur bisa dilakukan dengan melakukan penambahan 1 jam, 2 jam, dan 3 jam, sesuai dengan waktu penambahan yang diinginkan. Semakin besar penambahan jam lembur dapat menimbulkan penurunan produktivitas. Indikasi dari penurunan produktivitas pekerja terhadap penambahan jam lembur dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Grafik Indikasi Penurunan Produktivitas Akibat Penambahan Jam Kerja (Sumber: Soeharto, 1997).


(31)

Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai berikut ini; 1. Produktivitas harian

=

...

(3.1) 2. Produktivitas tiap jam

=

...

(3.2) 3. Produktivitas harian sesudah crash

= (Jam kerja per hari × Produktivitas tiap jam) + (a × b × Produktivitas tiap jam)

...

(3.3) dengan:

a = lama penambahan jam lembur

b = koefisien penurunan produktivitas akibat penambahan jam lembur

Nilai koefisien penurunan produktivitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1. 4. Crash duration

=

...

(3.4) Tabel 3.1 Koefisien Penurunan Produktivitas

Jam Lembur Penurunan Indeks Produktivitas

Prestasi Kerja (%)

1 jam 0,1 90

2 jam 0,2 80

3 jam 0,3 70

Sumber: Soeharto, 1997

3.7. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja

Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama.


(32)

Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.

Perhitungan untuk penambahan tenaga kerja dirumuskan sebagai berikut ini: 1. jumlah tenaga kerja normal

=

...

(3.5)

2. jumlah tenaga kerja dipercepat

=

...

(3.6) Dari rumus di atas maka akan diketahui jumlah pekerja normal dan jumlah penambahan tenaga kerja akibat percepatan durasi proyek.

3.8. Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost)

Penambahan waktu kerja akan menambah besar biaya untuk tenaga kerja dari biaya normal tenaga kerja. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004 pasal 3, pasal 7 dan pasal 11 diperhitungkan bahwa upah penambahan kerja bervariasi. Pada penambahan waktu kerja satu jam pertama, pekerja mendapatkan tambahan upah 1,5 kali upah per jam waktu normal dan pada penambahan jam kerja berikutnya maka pekerja akan mendapatkan 2 kali upah perjam waktu normal.

Perhitungan untuk biaya tambahan pekerja akibat jam lembur dapat dirumuskan sebagai berikut ini:

1. normal upah pekerja per hari

= Produktivitas harian × Harga satuan upah pekerja

...

(3.7) 2. normal upah pekerja per jam

= Produktivitas per jam × Harga satuan upah pekerja

...

(3.8) 3. biaya lembur pekerja

= 1,5 × upah sejam normal untuk penambahan jam lembur pertama + 2 × n × upah sejam normal untuk penambahan jam lembur berikutnya

...

(3.9)


(33)

dengan:

n = jumlah penambahan jam kerja (lembur) 4. crash cost pekerja per hari

= (Jam kerja per hari × Normal cost pekerja) + (n × Biaya lembur per jam) . (3.10) 5. cost slope

= –

...

(3.11) Perhitungan untuk biaya tambahan akibat penambahan tenaga kerja dapat dirumuskan sebagi berikut:

1. normal ongkos pekerja per hari sesuai dengan harga satuan setiap daerah. 2. biaya penambahan pekerja

= Jumlah pekerja × upah normal pekerja per hari ... (3.12) 3. crash cost pekerja

= ( Biaya total pekerja yang dipercepat – Biaya total pekerja normal )

..

(3.13) 4. cost slope

= –

...

(3.14)

3.9. Hubungan Antara Biaya dan Waktu

Biaya total proyek sama dengan penjumlahan dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya total proyek sangat bergantung dari waktu penyelesaian proyek. Hubungan antara biaya dengan waktu dapat dilihat pada Gambar 3.2. Titik A pada gambar menunjukkan kondisi normal, sedangkan titik B menunjukkan kondisi dipercepat. Garis yang menghubungkan antar titik tersebut disebut dengan kurva waktu biaya. Gambar 3.2 memperlihatkan bahwa semakin besar penambahan jumlah jam lembur maka akan semakin cepat waktu penyelesaian proyek, akan tetapi sebagai konsekuensinya maka terjadi biaya tambahan yang harus dikeluarkan akan semakin besar. Gambar 3.3 menunjukkan hubungan biaya langsung, biaya tak langsung dan biaya total dalam suatu grafik dan terlihat bahwa biaya optimum didapat dengan mencari total biaya proyek yang terkecil.


(34)

Gambar 3.2 Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan (Sumber: Soeharto, 1997).

Gambar 3.3 Grafik hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, dan biaya tak langsung (Sumber : Soeharto, 1997).

3.10.Biaya Denda

Keterlambatan penyelesaian proyek akan menyebabkan kontaktor terkena sanksi berupa denda yang telah disepakati dalam dokumen kontrak. Besarnya biaya denda umumnya dihitung sebagai berikut:

Total denda = total waktu akibat keterlambatan × denda per hari akibat keterlambatan ... (3.15) dengan:

Denda per hari akibat keterlambatan sebesar 1 per mil dari nilai kontrak. Waktu

normal Waktu

dipercepat Biaya waktu

normal Biaya waktu dipercepat

Biaya

Waktu A (Titik normal) B (Titik dipercepat)

Biaya

Kurun Waktu Biaya Langsung Biaya Total Proyek

Biaya Tidak Langsung Biaya

Optimum


(35)

3.11.Program Microsoft Project

Microsoft Project merupakan program aplikasi pengolah data administrasi yang digunakan untuk melakukan perencanaan, pengelolaan, pengawasan dan pelaporan data dari suatu proyek. Kemudahan penggunaan dan keleluasaan lembar kerja serta cakupan unsur-unsur proyek menjadikan software ini sangat mendukung proses administrasi sebuah proyek.

Microsoft Project memberikan unsur-unsur manajemen proyek yang sempurna dengan memadukan kemudahan pengguna, kemampuan, dan fleksibel sehingga penggunanya dapat mengatur proyek lebih efisien dan efektif. Pengelolaan proyek konstruksi membutuhkan waktu yang panjang dan ketelitian yang tinggi. Microsoft Project dapat menunjang dan membantu tugas pengelolaan sebuah proyek konstruksi sehingga menghasilkan suatu data yang akurat.

Keunggulan Microsoft Project adalah kemampuannya menangani perencanaan suatu kegiatan, pengorganisasian dan pengendalian waktu serta biaya yang mengubah input data menjadi sebuah output data sesuai tujuannya. Input mencakup unsur-unsur manusia, material, mata uang, mesin/alat dan kegiatan-kegiatan. Seterusnya diproses menjadi suatu hasil yang maksimal untuk mendapatkan informasi yang diinginkan sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Dalam proses diperlukan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.

Keuntungan Microsoft Project adalah dapat melakukan penjadwalan produksi secara efektif dan efisien, dapat diperoleh secara langsung informasi biaya selama periode, mudah dilakukan modifikasi dan penyusunan jadwal produksi yang tepat akan lebih mudah dihasilkan dalam waktu yang cepat.

Beberapa jenis metode manajemen proyek yang dikenal saat ini, antara lain CPM (Critical Path Method), PERT (Program Evaluation Review Technique), dan Gantt Chart. Microsoft Project adalah penggabungan dari ketiganya. Microsoft project juga merupakan sistem perencanaan yang dapat membantu dalam menyusun penjadwalan (scheduling) suatu proyek atau rangkaian pekerjaan. Microsoft project juga membantu melakukan pencatatan dan


(36)

pemantauan terhadap pengguna sumber daya (resource), baik yang berupa sumber daya manusia maupun yang berupa peralatan.

Tujuan penjadwalan dalam Microsoft Project adalah: 1. mengetahui durasi kerja proyek,

2. membuat durasi optimum,

3. mengendalikan jadwal yang dibuat,

4. mengalokasikan sumber daya (resources) yang digunakan. Komponen yang dibutuhkan pada jadwal adalah:

1. kegiatan (rincian tugas, tugas utama), 2. durasi kerja untuk tiap kegiatan, 3. hubungan kerja tiap kegiatan,

4. resources (tenaga kerja pekerja dan bahan). Yang dikerjakan oleh Microsoft Project antara lain: 1. mencatat kebutuhan tenaga kerja pada setiap sektor, 2. mencatat jam kerja para pegawai, jam lembur,

3. menghitung pengeluaran sehubungan dengan ongkos tenaga kerja, memasukkan biaya tetap, menghitung total biaya proyek,

4. membantu mengontrol pengguna tenaga kerja pada beberapa pekerjaan untuk menghindari overallocation (kelebihan beban pada penggunaan tenaga kerja).

Program Microsoft project memiliki beberapa macam tampilan layar, namun sebagai default setiap kali membuka file baru, yang akan ditampilkan adalah Gantt Chart View. Tampilan Gantt Chart View dapat dilihat pada Gambar 3.4.


(37)

Gambar 3.4 Tampilan layar Gantt Chart View.

1. Task

Task adalah salah satu bentuk lembar kerja dalam Microsoft Project yang berisi rincian pekerjaan sebuah proyek.

2. Duration

Duration merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

3. Start

Start merupakan nilai tanggal dimulainya suatu pekerjaan. 4. Finish

Dalam Microsoft Project tanggal akhir pekerjaan disebut finish, yang akan diisi secara otomatis dari perhitungan tanggal mulai (start) ditambah lama pekerjaan (duration).

5. Predecessor

Predecessor merupakan hubungan keterkaitan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lain. Microsoft Project mengenal 4 macam hubungan antar pekerjaan, yaitu:

a. FS (Finish to Start)

Suatu pekerjaan baru boleh dimulai jika pekerjaan yang lain selesai, dapat dilihat pada Gambar 3.5.


(38)

Gambar 3.5 FS (Finish to Start). b. FF (Finish to Finish)

Suatu pekerjaan harus selesai bersamaan dengan selesainya pekerjaan lain, dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 FF (Finish to Finish).

c. SS (Start to Start)

Suatu pekerjaan harus dimulai bersamaan dengan pekerjaan lain, dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 SS (Start to Start).

d. SF (Start to Finish)

Suatu pekerjaan baru boleh diakhiri jika pekerjaan lain dimulai, dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 SF (Start to Finish). 6. Resources

Sumber daya, baik sumber daya manusia maupun material dalam Microsoft Project disebut dengan resources.

7. Baseline

Baseline adalah suatu rencana baik jadwal maupun biaya yang telah disetujui dan ditetapkan.


(39)

8. Gantt Chart

Gantt Chart merupakan salah satu bentuk tampilan dari Microsoft Project yang berupa batang-batang horisontal yang menggambarkan masing-masing pekerjaan beserta durasinya.

9. Tracking

Tracking adalah mengisikan data yang terdapat di lapangan pada perencanaan yang telah dibuat.


(40)

22

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi Penelitian

Obyek penelitian ini dilakukan pada Proyek Hotel Cordela Yogyakarta, yang berlokasi di Jalan Bhayangkara No 31 Yogyakarta.

4.2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data atau informasi dari suatu pelaksanaan proyek konstruksi yang sangat bermanfaat untuk evaluasi optimasi waktu dan biaya secara keseluruhan. Data yang diperlukan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi yang terkait seperti kontraktor, konsultan pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi dalam pengoptimasian waktu dan biaya pelaksanaan proyek ini adalah variabel waktu dan variabel biaya.

1. Variabel Waktu

Data yang mempengaruhi variabel waktu dapat diperoleh dari kontraktor pelaksana atau dari konsultan pengawas. Data yang dibutuhkan untuk variabel waktu adalah:

a. Data cumulative progress (kurva-S), meliputi: 1) jenis kegiatan,

2) persentase kegiatan, 3) durasi kegiatan.

b. Rekapitulasi perhitungan biaya proyek. 2. Variabel biaya

Semua data-data yang mempengaruhi variabel biaya diperoleh dari kontraktor pelaksana. Data-data yang diperlukan dalam variabel biaya antara lain:

a. Daftar rencana anggaran biaya (RAB) penawaran, meliputi: 1) jumlah biaya normal,


(41)

b. daftar-daftar harga bahan dan upah, c. gambar rencana proyek.

Data yang digunakan berupa data sekunder dan data primer berupa hasil analisis dengan Microsoft Project. Data tersebut meliputi:

1. daftar bahan dan upah tenaga kerja, 2. rencana anggaran biaya proyek, 3. time schedule (kurva-s),

4. estimasi waktu dalam program Microsoft Project, 5. data biaya normal.

4.3. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Project 2010. Dengan menginputkan data yang terkait untuk dianalisis ke dalam program, maka Microsoft Project ini nantinya akan melakukan kalkulasi secara otomatis sesuai dengan rumus-rumus kalkulasi yang telah dibuat oleh program ini.

Proses menginputkan data untuk menganalisis percepatan meliputi dua tahap, yaitu dengan menyusun rencana jadwal dan biaya proyek (baseline) dan memasukkan optimasi durasi dengan penambahan jam kerja (lembur).

4.4. Tahap dan Prosedur Penelitian

Suatu penelitian harus dilaksanakan secara sistematis dengan urutan yang jelas dan teratur, sehingga akan diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap, yaitu:

Tahap 1 : persiapan

Sebelum melakukan penelitian perlu dilakukan studi literatur untuk memperdalam ilmu yang berkaitan dengan topik penelitian. Kemudian menentukan rumusan masalah sampai dengan kompilasi data.


(42)

Data proyek yang diperlukan untuk pembuatan laporan,meliputi: 1. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

2. analisa harga satuan bahan proyek 3. time schedule

Tahap 3 : analisa percepatan dengan aplikasi program dan pembahasan Melakukan input data ke program untuk perencanaan dan update perencanaan dengan data pelaksanaan, dengan bantuan program Microsoft Project ini dilakukan pengujian dari semua kegiatan yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis yang mempunyai nilai cost slope terendah. Kemudian membandingkan hasil analisa percepatan yang berupa perubahan biaya proyek sebelum dan sesudah percepatan dengan biaya denda akibat keterlambatan.

Tahap 4 : kesimpulan

Kesimpulan disebut juga pengambilan keputusan. Pada tahap ini, data yang telah dianalisa dibuat suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

Tahapan penelitian secara skematis dalam bentuk diagram alir dapat dilihat pada Gambar 4.1.


(43)

(44)

26

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Data Penelitian

Adapun gambaran umum dari Proyek Pembangunan Hotel Cordela ini adalah sebagai berikut :

Pemilik Proyek : A Konsultan Supervisi : PT. B

Kontraktor : PT. C

Anggaran : Rp2.640.551.389,00

Waktu pelaksanaan : 156 Hari kerja Tanggal pekerjaan dimulai : 11 Juli 2015 Tanggal pekerjaan selesai : 7 Januari 2016

Pada penelitian ini hanya menggunakan anggaran struktur. Untuk rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan kurva S dapat dilihat pada Lampiran I dan Lampiran V.

5.2. Daftar Kegiatan - Kegiatan Kritis

Berdasarkan hasil analisis Microsoft Project untuk penjadwalan proyek tersebut diperoleh kegiatan kritis. Daftar kegiatan kritis pada kondisi normal dapat dilihat pada Tabel 5.1

Tabel 5.1 Daftar Kegiatan Kritis Pada Kondisi Normal

Kode Jenis Pekerjaan Durasi (Hari)

AM Beton Kolom LT Dasar 2

AN Bekisting Tangga LT Dasar 2 AO Pembesian Tangga LT Dasar 3

AP Beton Tangga LT Dasar 1

AR Bekisting Dinding Core lift LT Dasar 2 AS Beton Dinding Core Lift LT Dasar 1 AT Pembesian Separator Beam LT Dasar 3


(45)

Tabel 5.1 (Lanjutan)

AU Bekisting Separator Beam LT Dasar 2 AV Beton Separator Beam LT Dasar 1

BE Beton Kolom LT 02 1

BF Bekisting Tangga LT 02 2

BG Pembesian Tangga LT 02 3

BH Beton Tangga LT 02 1

BI Pembesian Dinding Core Lift LT 02 3 BJ Bekisting Dinding Core Lift LT 02 2 BK Beton Dinding Core Lift LT 02 1 BL Pembesian Separator Beam LT 02 3 BM Bekisting Separator Beam LT 02 2 BN Beton Separator Beam LT 02 1 CA Pembesian Dinding Core Lift LT 03 2 CB Bekisting Dinding Core lift LT 03 1 CC Beton Dinding Core Lift LT 03 1 CD Pembesian Separator Beam LT 03 2 CE Bekisting Separator Beam LT 03 1 CF Beton Separator Beam LT 03 1

Tabel 5.1 di atas menjelaskan bahwa beberapa pekerjaan yang akan dipercepat berdasarkan kegiatan kritis adalah kegiatan yang memiliki unsur tenaga kerja. Beberapa alasan pemilihan item kegiatan yang akan dipercepat adalah:

1. kegiatan kritis yang terpilih tersebut memiliki resoursce work atau yang memiliki pekerja sehingga bisa dipercepat dengan mengolah resoursce work,

2. pada kegiatan kritis tersebut dapat dilakukan percepatan dengan penambahan jam lembur atau dengan penambahan jumlah tenaga kerja. Jika dilakukan penambahan tenaga kerja pada kegiatan kritis, maka jumlah tenaga kerja pada kegiatan kritis yang lain tidak akan bertambah karena kegiatan kritis tersebut hanya memiliki indeks tenaga kerja yang kecil,


(46)

3. apabila mempercepat kegiatan kritis dapat mempercepat durasi proyek secara keseluruhan.

5.3. Biaya Langsung dan Tidak Langsung

Biaya – biaya dalam suatu proyek terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung, Biaya langsung (direct cost) adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek. Penentuan biaya tidak langsung berdasarkan hasil dari Studi Praktek Estimasi Biaya Tidak Langsung pada Proyek Konstruksi oleh Soemardi dan Kusumawardani (2010).

Gambar 5.1 Model hubungan biaya tidak langsung pada kontraktor.

Berdasarkan grafik diatas pada proyek pembangunan gedungdengan nilai total proyek sebesar Rp2.640.551.389,00 didapatkan persentase untuk biaya tidak langsung sebesar 8 % dari nilai total proyek tersebut.

Biaya Tidak Langsung = 8 % x Rp2.640.551.389,00 = Rp211.244.111,12

Biaya Tidak Langsung / hari =

=

=

Rp1.354.129,00 / hari

Biaya Langsung = Biaya Total Rencana – Biaya Tidak Langsung = Rp2.640.551.389,00 – Rp211.244.111,12


(47)

5.4. Penerapan Metode Time Cost Trade Off

5.4.1. Penambahan Jam Kerja (Waktu Lembur)

Dalam perencanaan penambahan jam kerja lembur memakai 7 jam kerja normal dan 1 jam istirahat (08:00-16:00), sedangkan kerja lembur dilakukan setelah waktu kerja normal (16:00-20:00). Menurut keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 3, pasal 7 dan pasal 11 standar upah untuk lembur adalah:

1. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (jam) dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu,

2. memberikan makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur dilakukan selama 3 jam atau lebih besar upah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 5.2,

3. untuk kerja lembur pertama harus dibayar sebesar 1,5 kali upah satu jam, 4. untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 kali

lipat upah satu jam.

Tabel 5.2 Upah Tenaga Kerja

NO JENIS PEKERJA UPAH KERJA

PER HARI

UPAH KERJA PER JAM

Lantai Basement

1 Pekerja Rp50.000,00 Rp7.142,85

2 Tukang Rp65.000,00 Rp9.285,71

3 Kepala Tukang Rp75.000,00 Rp10.714,28

4 Mandor Rp85.000,00 Rp12.142,85

Lantai Semi Basement

5 Pekerja Rp50.000,00 Rp7.142,85

6 Tukang Rp65.000,00 Rp9.285,71

7 Kepala Tukang Rp75.000,00 Rp10.714,28 8 Mandor lt.2 Rp85.000,00 Rp12.142,85

Lantai Dasar

9 Pekerja Rp50.000,00 Rp7.142,85

10 Tukang Rp65.000,00 Rp9.285,71


(48)

Tabel 5.2 (Lanjutan)

12 Mandor Rp85.000,00 Rp12,142,85

Lantai 2

13 Pekerja lt.2 Rp55.000,00 Rp7.857,14 14 Tukang lt.2 Rp71.500,00 Rp10.214,28 15 Kepala Tukang lt.2 Rp82.500,00 Rp11.785,71 16 Mandor lt.2 Rp93.500,00 Rp13.357,14

Lantai 3

17 Pekerja lt.3 Rp60.000,00 Rp8.571,42 18 Tukang lt.3 Rp78.000,00 Rp11.142,85 19 Kepala Tukang lt.3 Rp90.000,00 Rp12.857,14 20 Mandor lt.3 Rp102.000,00 Rp14.571,42

Tabel 5.3 Upah Lembur Tenaga Kerja NO JENIS PEKERJA UPAH KERJA

PER JAM UPAH KERJA 1 JAM UPAH KERJA 2 JAM UPAH KERJA 3 JAM Lantai Basement

1 Pekerja Rp7.142,85 Rp10.714,29 Rp12.500,00 Rp13.095,24 2 Tukang Rp9.285,71 Rp13.928,57 Rp16.250,00 Rp17.023,81 3 Kepala Tukang Rp10.714,28 Rp16.071,43 Rp18.750,00 Rp19.642,86 4 Mandor Rp12.142,85 Rp18.214,29 Rp21.250,00 Rp22.261,90

Lantai Semi Basement

5 Pekerja lt.2 Rp7.142,85 Rp10.714,29 Rp12.500,00 Rp13.095,24 6 Tukang lt.2 Rp9.285,71 Rp13.928,57 Rp16.250,00 Rp17.023,81 7 Kepala Tukang lt.2 Rp10.714,28 Rp16.071,43 Rp18.750,00 Rp19.642,86 8 Mandor lt.2 Rp12.142,85 Rp18.214,29 Rp21.250,00 Rp22.261,90

Lantai Dasar

9 Pekerja lt.3 Rp7.142,85 Rp10.714,29 Rp12.500,00 Rp13.095,24 10 Tukang lt.3 Rp9.285,71 Rp13.928,57 Rp16.250,00 Rp17.023,81 11 Kepala Tukang lt.3 Rp10.714,28 Rp16.071,43 Rp18.750,00 Rp19.642,86 12 Mandor lt.3 Rp12.142,85 Rp18.214,29 Rp21.250,00 Rp22.261,90

Lantai 2

13 Pekerja lt.5 Rp7.857,14 Rp11.785,71 Rp13.750,00 Rp14.404,76 14 Tukang lt.5 Rp10.214,28 Rp15.321,43 Rp17.875,00 Rp18.726,19 15 Kepala Tukang lt.5 Rp11.785,71 Rp17.678,57 Rp20.625,00 Rp21.607,14 16 Mandor lt.5 Rp13.357,14 Rp20.035,71 Rp23.375,00 Rp24.488,10

Lantai 3

17 Pekerja lt.6 Rp8.771,42 Rp12.857,14 Rp15.000,00 Rp15.714,29 18 Tukang lt.6 Rp11.142,85 Rp16.714,29 Rp19.500,00 Rp20.428,57 19 Kepala Tukang lt.6 Rp12.857,14 Rp19.285,71 Rp22.500,00 Rp23.571,43 20 Mandor lt.6 Rp14.571,42 Rp21.857,14 Rp25.500,00 Rp26.714,29


(49)

Contoh perhitungan upah lembur untuk resoursce name Mandor sebagai berikut :

Upah Mandor per hari ( Standart Cost ) : Rp85.000,00 Jam Kerja per hari : 7 jam/hari

Biaya per jam =

=

Rp12.142,85

Biaya Lembur per hari untuk lembur 2 jam per hari adalah Lembur 1 jam = ( Rp12,142.85× 1,5)

= Rp18,214.29

Lembur 2 jam = ( Rp12.142,85× 1,5 ) + (2 x 12.142,85) = Rp42.499,99

Lembur 3 jam = ( Rp12.142,85 × 1,5 ) + (2 x 2 x 12.142,85) = Rp66.785,69

Lembur per jam untuk 1 jam =

=

Rp18.214,29

Lembur per jam untuk 2 jam =

=

Rp21.250,00

Lembur per jam untuk 3 jam =

=

Rp22.291,60

Produktivitas kerja lembur untuk 1 jam per hari diperhitungkan sebesar 90%, untuk 2 jam 80%, dan untuk 3 jam 70% dari produktivitas normal. Penurunan produktivitas untuk kerja lembur ini disebabkan oleh kelelahan pekerja, keterbatasan pandangan pada malam hari, serta keadaan cuaca yang dingin. Untuk kegiatan-kegiatan kritis yang akan dipercepat durasi percepatan dihitung berdasarkan penambahan jam lembur 1 jam/hari, 2 jam/hari, dan 3 jam/hari dari


(50)

durasi normal yang ada. Adapun salah satu contoh perhitungannya adalah perhitungan Pekerjaan Pembesian tangga lantai dasar dibawah ini:

1. Durasi yang bisa dicrashing berdasarkan penambahan 1 jam lembur:

Volume = 1.340 kg

Durasi normal = 3 hari Durasi normal (jam) = 3 × 7

= 21 jam

Produktivitas jam normal =

=

63,81 kg/jam

Maksimal crashing =

2,66 hari

Maka maksimal crashing = 3 hari – 2,66 hari = 0,34 hari

2. Durasi yang bisa dicrashing berdasarkan penambahan 2 jam lembur:

Volume = 1.340 kg

Durasi normal = 3 hari Durasi normal (jam) = 3 × 7

= 21 jam

Produktivitas jam normal =

=

63,81 kg/jam

Maksimal crashing =

2,44 hari

Maka maksimal crashing = 3 hari – 2,44 hari = 0,56 hari

3. Durasi yang bisa dicrashing berdasarkan penambahan 3 jam lembur:

Volume = 1.340 kg


(51)

Durasi normal (jam) = 3 × 7 = 21 jam

Produktivitas jam normal =

=

63,81 kg/jam

Maksimal crashing =

2,31 hari

Maka maksimal crashing = 3 hari – 2,31 hari = 0,69 hari

Hasil perhitungan pengontrolan durasi crashing manual di atas sesuai dengan hasil perhitungan pada Ms. Project, untuk hasil dari pengolahan Ms. Project dapat dilihat pada Tabel 5.4 untuk penambahan 1 jam lembur, Tabel 5.5 untuk 2 jam lembur, dan Tabel 5.6 untuk 3 jam lembur:

Tabel 5.4 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 1 jam lembur menggunakan Ms.Project

Jenis Pekerjaan

Durasi Normal

(Hari)

Durasi Percepatan

(Hari)

Biaya Normal Biaya

Percepatan

Beton Kolom LT Dasar 2 1,77 Rp31.953.900 Rp32.493.448

Bekisting Tangga LT Dasar 2 1,77 Rp7.726.900 Rp8.131.568

Pembesian Tangga LT Dasar 3 2,66 Rp13.034.000 Rp13.161.970

Beton Tangga LT Dasar 1 0,89 Rp6.194.978 Rp5.761.794

Bekisting Dinding Core lift LT Dasar 2 1,77 Rp12.878.700 Rp13.552.650 Beton Dinding Core Lift LT Dasar 1 0,89 Rp9.764.600 Rp9.928.680 Pembesian Separator Beam LT Dasar 3 2,66 Rp905.130.00 Rp865.518 Bekisting Separator Beam LT Dasar 2 1,77 Rp1.472.400 Rp1.548.930 Beton Separator Beam LT Dasar 1 0,89 Rp611.784 Rp622.511

Beton Kolom LT 02 1 0,89 Rp23.439.980 Rp23.868.676

Bekisting Tangga LT 02 2 1,77 Rp6.173.040 Rp6.513.062

Pembesian Tangga LT 02 3 2,66 Rp9.187.180 Rp9.286.058

Beton Tangga LT 02 1 0,89 Rp5.111.982 Rp5.205.158

Pembesian Dinding Core Lift LT 02 3 2,66 Rp22.379.825 Rp22.620.030 Bekisting Dinding Core Lift LT 02 2 1,77 Rp15.692.720 Rp16.554.537 Beton Dinding Core Lift LT 02 1 0,89 Rp10.818.660 Rp11.016.477 Pembesian Separator Beam LT 02 3 2,66 Rp913.470 Rp922.626.00 Bekisting Separator Beam LT 02 2 1,77 Rp1.544.140 Rp1.628.323


(52)

Tabel 5.4 (Lanjutan)

Beton Separator Beam LT 02 1 0,89 Rp621.339 Rp633.139

Pembesian Dinding Core Lift LT 03 2 1,77 Rp22.583.100 Rp22.845.141 Bekisting Dinding Core lift LT 03 1 0,89 Rp16.421.074 Rp17.361.237 Beton Dinding Core Lift LT 03 1 0,89 Rp10.987.860 Rp11.201.621 Pembesian Separator Beam LT 03 2 1,77 Rp921.810 Rp931.798 Bekisting Separator Beam LT 03 1 0,89 Rp1.615.880 Rp1.707.717

Beton Separator Beam LT 03 1 0,89 Rp630.894 Rp645.052

Tabel 5.5 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 2 jam lembur menggunakan Ms.Project

Jenis Pekerjaan

Durasi Normal

(Hari)

Durasi Percepatan

(Hari)

Biaya Normal Biaya

Percepatan

Beton Kolom LT Dasar 2 1,63 Rp31.953.900 Rp33.401.840

Bekisting Tangga LT Dasar 2 1,63 Rp7.726.900 Rp8.813.236

Pembesian Tangga LT Dasar 3 2,44 Rp13.034.000 Rp13.378.433

Beton Tangga LT Dasar 1 0,81 Rp6.194.978 Rp5.849.849

Bekisting Dinding Core lift LT Dasar 2 1,63 Rp12.878.700 Rp14.688.778 Beton Dinding Core Lift LT Dasar 1 0,81 Rp9.764.600 Rp10.206.234 Pembesian Separator Beam LT Dasar 3 2,44 Rp905.130 Rp883.685 Bekisting Separator Beam LT Dasar 2 1,63 Rp1.472.400 Rp1.650.056

Beton Separator Beam LT Dasar 1 0,81 Rp611.784 Rp640.116

Beton Kolom LT 02 1 0,81 Rp23.439.980 Rp24.590.302

Bekisting Tangga LT 02 2 163 Rp6.173.040 Rp7.084.380

Pembesian Tangga LT 02 3 2,44 Rp9.187.180 Rp9.452,639

Beton Tangga LT 02 1 0,81 Rp5.111.982 Rp5.362.391

Pembesian Dinding Core Lift LT 02 3 2,44 Rp22.379.825 Rp23.025.282 Bekisting Dinding Core Lift LT 02 2 1,63 Rp15.692.720 Rp18.006.540 Beton Dinding Core Lift LT 02 1 0,81 Rp10.818.660 Rp11.345.756 Pembesian Separator Beam LT 02 3 2,44 Rp913.470 Rp939.333 Bekisting Separator Beam LT 02 2 1,63 Rp1.544.140 Rp1.770.990

Beton Separator Beam LT 02 1 0,81 Rp621.339 Rp652.504

Pembesian Dinding Core Lift LT 03 2 1,63 Rp22.583.100 Rp23.287.235 Bekisting Dinding Core lift LT 03 1 0,81 Rp16.421.074 Rp16.373.811 Beton Dinding Core Lift LT 03 1 0,81 Rp10.987.860 Rp11.565.012 Pembesian Separator Beam LT 03 2 1,63 Rp921.810 Rp950.025 Bekisting Separator Beam LT 03 1 0,81 Rp1.615.880 Rp1.863.353


(53)

Lanjutan 5.5 (Lanjutan)

Beton Separator Beam LT 03 1 0,81 Rp630.894 Rp664.892

Tabel 5.6 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 3 jam lembur menggunakan Ms.Project

Jenis Pekerjaan

Durasi Normal

(Hari)

Durasi Percepatan

(Hari)

Biaya Normal Biaya

Percepatan

Beton Kolom LT Dasar 2 1,54 Rp31.953.900 Rp34.332.716

Bekisting Tangga LT Dasar 2 1,54 Rp7.726.900 Rp9.511.756

Pembesian Tangga LT Dasar 3 2,31 Rp13.034.000 Rp13.600.191

Beton Tangga LT Dasar 1 0,77 Rp6.194.978 Rp5.940.198

Bekisting Dinding Core lift LT Dasar 2 1,54 Rp12.878.700 Rp15.852.921 Beton Dinding Core Lift LT Dasar 1 0,77 Rp9.764.600 Rp10.490.667 Pembesian Separator Beam LT Dasar 3 2,31 Rp905.130 Rp901.449 Bekisting Separator Beam LT Dasar 2 1,54 Rp1.472.400 Rp1.811.754 Beton Separator Beam LT Dasar 1 0,77 Rp611.784 Rp658.160

Beton Kolom LT 02 1 0,77 Rp23.439.980 Rp25.329.817

Bekisting Tangga LT 02 2 1,54 Rp6.173.040 Rp7.669.764

Pembesian Tangga LT 02 3 2,31 Rp9.187.180 Rp9.622.769

Beton Tangga LT 02 1 0,77 Rp5.111.982 Rp5.523.774

Pembesian Dinding Core Lift LT 02 3 2,31 Rp22.379.825 Rp23.440.277 Bekisting Dinding Core Lift LT 02 2 1,54 Rp15.692.720 Rp19.494.373 Beton Dinding Core Lift LT 02 1 0,77 Rp10.818.660 Rp11.690.891 Pembesian Separator Beam LT 02 3 2,31 Rp913.470 Rp956.289 Bekisting Separator Beam LT 02 2 1,54 Rp1.544.140 Rp1.917.430

Beton Separator Beam LT 02 1 0,77 Rp621.339 Rp672.353

Pembesian Dinding Core Lift LT 03 2 1,54 Rp22.583.100 Rp23.739.957 Bekisting Dinding Core lift LT 03 1 0,77 Rp16.421.074 Rp20.568.330 Beton Dinding Core Lift LT 03 1 0,77 Rp10.987.860 Rp11.937.344 Pembesian Separator Beam LT 03 2 1,54 Rp921.810 Rp968.521 Bekisting Separator Beam LT 03 1 0,77 Rp1.615.880 Rp2.028.377

Beton Separator Beam LT 03 1 0,77 Rp630.894 Rp686.545

Selanjutnya dari Tabel 5.4, Tabel 5.5, Tabel 5.6 kita dapat menghitung Cost Slope untuk kegiatan-kegiatan kritis yang terjadi setelah penambahan jam lembur,


(54)

daftar cost slope untuk semua kegiatan kritis dapat dilihat pada Tabel 5.7 untuk 1 jam lembur, Tabel 5.8 untuk 2 jam lembur, Tabel 5.9 untuk 3 jam lembur :

Tabel 5.7 Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur Untuk 1 Jam

Kode

Normal

Crashing

Percepatan

Slope Durasi

(Hari) Biaya

Durasi

(Hari) Biaya

AM 2 Rp31.953.900 0,23 1,77 Rp32.493.448 Rp2.345.860,87 AN 2 Rp7.726.900 0,23 1,77 Rp8.131.568 Rp1.759.426,09 AO 3 Rp13.034.000 0,34 2,66 Rp13.161.970 Rp376.382,35 AP 1 Rp6.194.978 0,11 0,89 Rp5.761.794 Rp(4.028.945,45) AR 2 Rp12.878.700 0,23 1,77 Rp13.552.650 Rp2.930.217,39 AS 1 Rp9.764.600 0,22 0,89 Rp9.928.680 Rp745.818,18 AT 3 Rp905.130 0,34 2,66 Rp865.518 Rp(116.508,82) AU 2 Rp1.472.400 0,23 1,77 Rp1.548.930 Rp332.739,13 AV 1 Rp611.784 0,11 0,89 Rp622.511 Rp97.518,18 BE 1 Rp23.439.980 0,11 0,89 Rp23.868.676 Rp3.897.236,36 BF 2 Rp6.173.040 0,23 1,77 Rp6.513.062 Rp1.478.356,52 BG 3 Rp9.187.180 0,34 2,66 Rp9.286.058 Rp290.817,65 BH 1 Rp5.111.982 0,11 0,89 Rp5.205.158 Rp847.054,55 BI 3 Rp22.379.825 0,34 2,66 Rp22.620.030 Rp706.485,29 BJ 2 Rp15.692.720 0,23 1,77 Rp16.554.537 Rp3.747.030,43 BK 1 Rp10.818.660 0,11 0,89 Rp11.016.477 Rp1.798.336,36 BL 3 Rp913.470 0,34 2,66 Rp922.626 Rp26.929,41 BM 2 Rp1.544.140 0,23 1,77 Rp1.628.323 Rp366.013,04

BN 1 Rp621.339 0,11 0,89 Rp633.139 Rp107.272,73 CA 2 Rp22.583.100 0,23 1,77 Rp22.845.141 Rp1.139.308,70 CB 1 Rp16.421.074 0,11 0,89 Rp17.361.237 Rp8.546.945,45 CC 1 Rp10.987.860 0,11 0,89 Rp11.201.621 Rp1.943.281,82 CD 2 Rp921.810 0,23 1,77 Rp931.798 Rp43.426,09 CE 1 Rp1.615.880 0,11 0,89 Rp1.707.717 Rp834.872,73 CF 1 Rp630.894 0,11 0,89 Rp645.052 Rp128.709,09


(55)

Tabel 5.8 Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur Untuk 2 Jam Kode Normal Crashing Percepatan Slope Durasi

(Hari) Biaya

Durasi

(Hari) Biaya

AM 2 Rp31.953.900 0,37 1,63 Rp33.401.840 Rp3.913.351,35 AN 2 Rp7.726.900 0,37 1,63 Rp8.813.236 Rp2.936.043,24 AO 3 Rp13.034.000 0,56 2,44 Rp13.378.433 Rp615.058,93 AP 1 Rp6.194.978 0,19 0,81 Rp5.849.849 Rp(1.816.473.68) AR 2 Rp12.878.700 0,37 1,63 Rp14.688.778 Rp4.892.102,70 AS 1 Rp9.764.600 0,19 0,81 Rp10.206.234 Rp2.324.389,47 AT 3 Rp905.130 0,56 2,44 Rp883.685 Rp(38.294,64) AU 2 Rp1.472.400 0,37 1,63 Rp1.650.056 Rp480.151,35 AV 1 Rp611.784 0,19 0,81 Rp640.116 Rp149.115,79 BE 1 Rp23.439.980 0,19 0,81 Rp24.590.302 Rp6.054.326,32 BF 2 Rp6.173.040 0,37 1,63 Rp7.084.380 Rp2.463.081,08 BG 3 Rp9.187.180 0,56 2,44 Rp9.452.639 Rp474.033,93 BH 1 Rp5.111.982 0,19 0,81 Rp5.362.391 Rp1.317.942,11

BI 3 Rp22.379.825 0,56 2,44 Rp23.025.282 Rp1.152.601,79 BJ 2 Rp15.690.720 0,37 1,63 Rp18.006.540 Rp6.253.567,57 BK 1 Rp10.818.660 0,19 0,81 Rp11.345.756 Rp2.774.189,47 BL 3 Rp913.470 0,56 2,44 Rp939.333 Rp46.183,93 BM 2 Rp1.544.140 0,37 1,63 Rp1.770.990 Rp613.108,11

BN 1 Rp621.339 0,19 0,81 Rp652.504 Rp164.026,32 CA 2 Rp22.583.100 0,37 1,63 Rp23.287.235 Rp1.903.067,57 CB 1 Rp1.421.074 0,19 0,81 Rp16.373.811 Rp(248.747,37) CC 1 Rp10.987.860 0,19 0,81 Rp11.565.012 Rp3.037.642,11 CD 2 Rp921.810 0,37 1,63 Rp950.025 Rp76.256,76 CE 1 Rp1.615.880 0,19 0,81 Rp1.863.353 Rp1.302.489,47 CF 1 Rp630.894 0,19 0,81 Rp664.892 Rp178.936,84

Tabel 5.9 Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur Untuk 3 Jam

Kode Normal Crashing Percepatan Slope Durasi

(Hari) Biaya

Durasi

(Hari) Biaya


(1)

atau dengan penambahan jumlah tenaga kerja. Jika dilakukan penambahan tenaga kerja pada kegiatan kritis, maka jumlah tenaga kerja pada kegiatan kritis yang lain tidak akan bertambah karena kegiatan kritis tersebut hanya memiliki indeks tenaga kerja yang kecil.

3) Apabila mempercepat kegiatan kritis dapat mempercepat durasi proyek secara keseluruhan.

4)

2) Penerapan Metode Time Cost Trade Off Penambahan Jam Kerja (Waktu Lembur)

Dalam perencanaan penambahan jam kerja lembur memakai 7 jam kerja normal dan 1 jam istirahat (08.00-16.00), sedangkan kerja lembur dilakukan setelah waktu kerja normal (16.00-19.00). Menurut keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 3, pasal 7 dan pasal 11 standar upah untuk lembur adalah :

1. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (jam) dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.

2. Memberikan makanan dan minuman

sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur dilakukan selama 3 jam atau lebih. 3. Untuk kerja lembur pertama harus dibayar

sebesar 1,5 kali upah sejam.

4. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 kali lipat upah satu jam.

Adapun salah satu contoh perhitungannya sebagai berikut :

Pek. Pembesian Tangga Lantai Dasar

Durasi yang bisa dicrash berdasarkan penambahan 2 jam lembur :

Volume = 1,340 kg

Durasi normal = 3 hari

Durasi normal (jam) = 3 × 7

= 21 jam Produktivitas jam normal =

=

63,81 kg/jam

Maksimal crashing = = 2,66 hari = 0,34 hari

Maka maksimal crashing= 3 hari – 2,66 hari = 0,34 hari

Hasil perhitungan pengontrolan durasi crashing manual diatas sesuai dengan hasil perhitungan pada Ms. Project, maka hasil dari pengolahan Ms. Project dapat digunakan, hasil tersebut antara lain :

Tabel 3 Perhitungan hasil Ms Project (Durasi Percepatan dan Biaya Percepatan)

Contoh perhitungan upah lembur 2 jam untuk resourse name Mandor sebagai berikut : Upah Mandor per hari ( Standart Cost ) : Rp85.000.00

Jam Kerja per hari : 7 jam/hari

Biaya per jam = ((Rp.85.000)/(7 Jam/hari)) = Rp12.142.85

Lembur 2 jam = ( Rp12.142.85× 1,5 ) +

(2 x 12.142.85)

= Rp42.499.99

Lembur per jam untuk 2 jam = ((Rp42.499.99/(2 jam)) = Rp21.250.00

Tabel 4 Upah Pekerja

NO

JENIS PEKERJA

UPAH KERJA PER

HARI

UPAH KERJA PER

JAM

UPAH KERJA 2

JAM 1 Pekerja Rp 50,000.00 Rp 7,142.85 Rp 12,500.00 2 Tukang Batu Rp 65,000.00 Rp 9,285.71 Rp 16,250.00 3 Kepala Tukang Rp 75,000.00 Rp 10,714.28 Rp 18,750.00 4 Mandor Rp 85,000.00 Rp 12,142.85 Rp 21,250.00

Contoh perhitungan Slope pada Pekerjaan Pembesian dinding penahan tanah:

Nilai slope = (biaya percepatan-biaya normal)/(durasi normal-durasi percepatan)

= ( Rp32.493.448- Rp31.953.900)/(2-1.77) = Rp2.345.860.87


(2)

Tabel 5 Nilai Slope Pada Setiap Pekerjaan Kritis

Tabel 6 Pekerjaan Diurutkan Berdasarkan Slope

Selanjutnya untuk perhitungan pengaruh terhadap biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total yang diakibatkan pertambahan jam

lembur dapat dilihat pada salah satu contoh perhitungan dibawah ini.

Gambar 6 Model hubungan biaya tidak langsung pada kontraktor.

Berdasarkan grafik diatas pada proyek pembangunan Hotel dengan nilai total proyek sebesar Rp2.640.551.389 didapatkan presentase untuk biaya tidak langsung sebesar 8.0 % dari nilai total proyek tersebut.

Biaya Tidak Langsung =8.0% x Rp2.640.551.389 =Rp 211.244.111

Biaya Tidak Langsung / hari = (Biaya Tidak Langsung)/(Durasi Normal Proyek)

= (Rp 211.244.111)/(156 hari) = Rp1.354.129 / hari

Biaya Langsung = Biaya Total Rencana – Biaya Tidak Langsung = Rp2.640.551.389 – Rp211.244.111 = Rp2.429.307.278

Contoh Perhitungan Pekerjaan pada durasi 153.51 hari:

Biaya langsung = Biaya Langsung + Selisih Biaya =Rp2.426.555.248.+Rp.376.382.35 = Rp. 2.426.931.631

Biaya tidak langsung =(Rp208.332.733.: 153.85) × 153.51

= Rp 207.872.330

Biaya Total = Rp. 2.426.931.631+ Rp 207.872.330 = Rp. 2,634,803,961


(3)

Tabel 7 Biaya Langsung, Biaya Tidak Langsung Dan Biaya Total

Dari tabel diatas dapat diketahui nilai optimal pada penambahan 1 jam lembur terdapat di durasi 153.51 hari dengan total biaya Rp2.634.803.961.39. Dan dari keseluruhan penambahan jam lembur didapat biaya optimum termurah yaitu di 1 jam lembur dengan durasi

153.51 hari dengan total biaya

Rp2.634.803.961.39..

Gambar 7 Grafik biaya total, grafik biaya langsung dan grafik biaya tidak langsung akibat 1 jam lembur

Penambahan Tenaga Kerja

Penambahan tenaga kerja dilakukan dengan cara menghitung ulang kebutuhan tenaga kerja dari masing – masing kegiatan berdasarkan durasi percepatan atau durasi crashing yang akan dilakukan dengan tanpa melakukan penambahan jam kerja per hari, contoh perhitungan penambahan pekerja dan biaya penambahan pekerja pada pekerjaan Beton Tangga Lt Dasar (kode AP) dibawah ini :

Perhitungan penambahan tenaga kerja berdasarkan durasi normal :

Volume = 7.00 m3

Durasi normal = 1 hari

Kapasitas tenaga kerja per 1m3 adalah

Pekerja = 2,100 Oh @ Rp. 50.000,00 Tukang = 0,350 Oh @ Rp. 65.000,00 Kepala Tukang = 0,035 Oh @ Rp. 75.000,00 Mandor = 0,105 Oh @ Rp. 85.000,00 Dengan :

Oh = Orang hari

Perhitungan jumlah tenaga kerja :

Jumlah tenaga kerja = (( Koefesien tenaga kerja ×volume))/(Durasi Normal)

Jumlah Pekerja = ((2,100 × 7,00))/1 = 14,7 orang

Upah Pekerja = 14,7 × Rp. 50.000,00 = Rp. 735.000,00 Jumlah Tukang = ((0,350 × 7,00))/1

= 2,45 orang

Upah Tukang = 2,45 ×Rp. 65.000,00 = Rp. 159.250,00 Jumlah Kepala Tukang = ((0,035 × 7,00))/1

= 0,25 orang

Upah Kepala Tukang = 0,25 × Rp. 75.000,00 = Rp. 18.750,00 Jumlah Mandor = (( 0,105 × 7,00))/1

= 0,83 orang

Upah Mandor = 0,83 × Rp. 85.000,00 = Rp. 62,900,00

Jadi upah tenaga kerja dengan durasi normal (10 hari) adalah :

(Rp.735.000,00+ 159.250,00+ Rp. 18.750,00+ Rp. 62.900,00) × 11 hari = Rp. 975.900,00

Perhitungan penambahan tenaga kerja berdasarkan durasi percepatan :

Volume = 48.00 m2

Durasi normal = 2 hari Durasi Crashing = 0.37 hari Durasi Percepatan = 1.63 hari

Kapasitas tenaga kerja per 1m3 adalah

Pekerja = 0,660 Oh @ Rp. 55.000,00 Tukang = 0,330 Oh @ Rp. 71.500,00 Kepala Tukang = 0,033 Oh @ Rp. 82.500,00 Mandor = 0,033 Oh @ Rp. 93.500,00


(4)

Dengan : Oh = Orang hari

Perhitungan jumlah tenaga kerja :

Jumlah tenaga kerja = (( Koefesien

tenaga kerja ×volume))/(Durasi Normal) Jumlah Pekerja = ((0,660 × 48.00))/2

= 15,84 orang

Upah Pekerja = 15,84 × Rp. 55.000,00 = Rp. 871.500,00 Jumlah Tukang = ((0,330 × 48.00))/2

= 7,92 orang

Upah Tukang = 7,92 × Rp. 71.500,00 = Rp. 566.280,00 Jumlah Kepala Tukang = ((0,033 × 48.00))/2

= 0,79 orang

Upah Kepala Tukang = 0,79 × Rp. 82.500,00 = Rp. 65.175,00 Jumlah Mandor = (( 0,033 × 48.00))/2

= 0,79 orang

Upah Mandor = 0,79 × Rp. 93.500,00 = Rp. 73.865,00

Jadi upah tenaga kerja dengan durasi normal (7 hari) adalah :

(Rp. 871.500,00 + Rp. 566.280,00 + Rp. 65.175,00 + Rp. 73.865,00 ) × 2 hari = Rp. 1.576.520,00

Selisih Biaya = Biaya Percepatan – Biaya Normal = Rp. 1.576.520,00 –

Rp. 975.900,00 = Rp. 600.620,00

Tabel 8 hasil perhitungan biaya normal, crashing, dan selisih

Berdasarkan perhitungan Tabel 7 diperoleh selisih biaya dari masing – masing kegiatan yang telah dianalisis dengan penambahan tenaga kerja sesuai kebutuhan percepatan yang dilakukan. Untuk perhitungan dari pengaruh biaya langsung dan biaya tidak langsung dilakukan dengan cara :

Biaya langsung = Rp. 2,429,307,277 + Rp. 985.60 = Rp. 2,429,308,263.48

Biaya tidak langsung

= (Rp.211,244,111*156)/155.77

= Rp.210,932,661.47

Biaya total = Biaya langsung + Biaya tidak langsung = Rp. 2,429,308,263.48 + Rp. 210,932,661.47 = Rp. 2,640,240,924.95

Tabel 9 hasil perhitungan biaya langsung, tidak langsung, dan total biaya


(5)

Gambar 8 Grafik biaya total, grafik biaya langsung dan grafik biaya tidak langsung akibat penambahan tenaga

kerja 3

Dari table 9 diatas dapat diketahui nilai termurah dari perbandingan tenaga kerja 1, 2 dan 3 terdapat pada penambahan tenaga kerja 3 di durasi 152,55 hari dengan total biaya Rp2,635,888,559.43

Perbandingan Penambahan Biaya Akibat Jam Lembur, Tenaga Kerja dan Biaya Denda

Penambahan biaya akibat penambahan jam kerja lebih murah dibandingkan dengan biaya penambahan jam lembur pada durasi percepatan proyek yang sama. Biaya mempercepat durasi proyek (penambahan jam lembur atau penambahan tenaga kerja) lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarakn apabila proyek mengalami keterlambatan dan dikenakan denda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel.

Tabel 10 Perbandingan Biaya Akibat Penambahan Jam Lembur, tenaga kerja dan Biaya Denda

.

F. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan data serta hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan pada Proyek Pembangunan Hotel Cordela Yogyakarta, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Waktu dan biaya optimum akibat penambahan lembur 1 jam didapat pada umur proyek 153,51 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp2,634,803,961.39. Untuk penambahan lembur 2 jam didapat pada umur proyek 152,63 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp2,635,453,163.77, dan untuk penambahan lembur 3 jam didapat pada umur proyek 152,55


(6)

hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp2,636,226,856.55. Dari ketiga penambahan jam lembur didapatkan biaya termurah yaitu terdapat pada penambahan lembur 1 jam dengan durasi 153,51 hari dan total biaya proyek Rp2,634,803,961.39.

2. Waktu dan biaya total akibat penambahan tenaga kerja 1 didapat pada umur proyek 153,51 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp2,637,198,442.50. Untuk penambahan tenaga kerja 2 didapat pada umur proyek 152,63 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp2,636,000,497.50, dan untuk penambahan tenaga kerja 3 didapat pada umur proyek 152,55 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp2,635,888,559.43. Dari ketiga penambahan tenaga kerja didapatkan biaya termurah yaitu terdapat pada penambahan lembur 3 jam dengan durasi 152,55 hari dan total biaya proyek Rp2,635,888,559,43.

3. Perbandingan penambahan jam lembur ( lembur 1 jam, dengan durasi 153,51 hari dan biaya total Rp2,634,803,961.39 ), dan dengan penambahan tenaga kerja ( tenaga kerja 3 dengan durasi 152,55 hari dan nilai total Rp2,635,888,559.00 ) didapat nilai termurah terdapat pada penambahan jam lembur 1 jam dengan durasi

153,51 hari dan biaya total

Rp2,634,803,961.39.

4. Biaya mempercepat durasi proyek dengan penambahan jam lembur atau penambahan tenaga kerja lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan apabila proyek mengalami keterlambatan dan dikenakan denda.

2. SARAN

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, penulis dapat memberikan saran-saran yang diharapkan dapat berguna pada penelitian selanjutnya sebagai

berikut ini:

1. Pembuatan hubungan antar pekerjaan dalam Microsoft Project hendaknya dilakukan secara cermat dan teliti agar diperoleh hasil analisis yang akurat.

2. Melakukan pengecekan ulang terhadap durasi secara berkala setiap melakukan pengubahan data.

3. Penambahan data berupa metode konstruksi akan lebih mempermudah dalam pembuatan Microsoft Project.

4. Pada penelitian ini, hendaknya mengetahui bagaimana keadaan di lapangan secara langsung agar pembuatan hubungan antar pekerjaan dalam Microsoft Project lebih akurat. 5. Memiliki data yang lengkap dan valid agar bisa megetahui perbandingan yang akurat dari hasil program Microsoft Project.

G. DAFTAR PUSTAKA

Buluatie, Nurhadinata. 2013. Optimalisasi biaya dan waktu dengan metode time cost trade off. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Universitas Gorontalo, Gorontalo.

Frederika, Ariany. 2010. Analisi Percepatan Pelaksanaan dengan Menambah Jam Kerja Optimum pada Proyek Konstruksi. Jurnal, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar.

Novitasari, Vien. 2014. Penambahan jam kerja pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Belitung dengan Time Cost Trade Off . Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Republik Indonesia. Nomor

Kep.102/Men/VI/2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur.

Soeharto, Iman, 1995, Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional,


Dokumen yang terkait

ANALISIS WAKTU DAN BIAYA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF

1 5 11

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF

0 7 1

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF

0 4 3

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Hotel Cordela Yogyakarta Lantai 4 – Lantai Atap)

0 4 131

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Jembatan Sungai Naik – Kabupaten Musi Rawas)

0 11 110

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung Twin Building UMY (Lantai Dasar – Lantai

1 10 129

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Proyek Pembangunan Hotel Tosan Solo Baru (Lantai Dasar – Lantai 4))

2 13 104

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pembangunan Rumah Susun TNI Wilayah Jawa Barat)

2 12 113

ANALISIS WAKTU DAN BIAYA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF

0 6 109

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi kasus : Proyek Pembangunan Gedung Indonesia)

1 4 64