output. Selain itu, pin-pin port D juga memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel berikut.
Port Pin Fungsi Khusus
PD0 RDX UART input line
PD1 TDX UART output line
PD2 INT0 external interrupt 0 input
PD3 INT1 external interrupt 1 input
PD4 OC1B TimerCounter1 output compareB match output
PD5 OC1A TimerCounter1 output compareA match
output PD6
ICP TimerCounter1 input capture pin PD7
OC2 TimerCounter2 output compare match output
Tabel 2.2 Konfigurasi Pin Port D ATmega8535
5. RESET
RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada pin ini diberi masukan low
selama minimal 2 machine cycle maka system akan di-reset.
6. XTAL1
XTAL1 adalah masukan ke inverting oscillator amplifier dan input ke internal clock operating circuit.
7. XTAL2
XTAL2 adalah output dari inverting oscillator amplifier.
8. Avcc
Avcc adalah kaki masukan tegangan bagi AD Converter. Kaki ini harus secara
eksternal terhubung ke Vcc melalui lowpass filter.
Universitas Sumatera Utara
9. AREF
AREF adalah kaki masukan referensi bagi AD Converter. Untuk operasionalisasi ADC,
suatu level tegangan antara AGND dan Avcc harus dibeikan ke kaki ini.
10. AGND AGND adalah kaki untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND, kecuali jika board
memiliki anlaog ground yang terpisah. 2.1.3 Peta Memori
AVR ATMega8535 memiliki ruang pengalamatan memori data dan memori program yang terpisah. Memori data terbagi menjadi 3 bagian, yaitu 32 buah register umum, 64 buah
register IO, dan 512 byte SRAM Internal. Register keperluan umum menempati space data pada alamat terbawah, yaitu 00
sampai 1F. Sementara itu, register khusus untuk menangani IO dan control terhadap mikrokontroller menempati 64 alamat berikutnya, yaitu mulai dari 20 hingga 5F. Register
tersebut merupakan register yang khusus digunakan untuk mengatur fungsi terhadap berbagai peripheral mikrokontroller, seperti control register, timerconter, fungsi-fungsi IO, dan
sebagainya. Register khusus alamat memori secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1.1 Alamat memori berikutnya digunakan untuk SRAM 512 byte, yaitu pada lokasi 60 sampai
dengan 25F. Konfigurasi
memori data ditunjukkan
pada gambar dibawah ini .
Gambar 2.2 Konfigurasi Memori Data AVR ATMega8535
Universitas Sumatera Utara
Memori program yang terletak dalam Flash PEROM tersusun dalam word atau 2 byte karena setiap instruksi memiliki lebar 16-bit atau 32-bit. AVR ATMega8535 memiliki 4
KByteX16-bit Flash PEROM dengan alamat mulai dari 000 sampai FFF. AVR tersebut memiliki 12-bit Program Counter PC sehingga mampu mengalamati isi flash. Selain itu
AVR ATMega8535 juga memiliki memori data berupa EEPROM 8-bit sebanyak 512 byte. Alamat EEPROM dimulai dari 000 sampai 1FF. Dibawah ini adalah gambar memori
program AVR ATMega8535.
Gambar 2.3 Memori Program AVR ATMega8535
2.1.4 status Register SREG
Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap operasi yang dilakukan, ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan bagian dari inti CPU
mikrokontroler.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 Status Register ATMega8535
1. Bit 7-I: Global Interrupt Enable
Bit harus diset untuk meng-enable interupsi. Setelah itu, dapat kita aktifkan interupsi mana yang akan digunakan dengan cara meng-enable bit kontrol register
yang bersangkutan secara individu. Bit akan di-clear apabila terjadi suatu interupsi yang dipicu oleh hardware, dan bit tidak akan mengizinkan terjadinya interupsi,
serta akan diset kembali oleh instruksi RETI. 2.
Bit 6-T:Bit Copy Storage Instruksi BLD dan BST menggunakan bit-T sebagai sumber atau tujuan dalam
operasi bit. Suatu bit dalam sebuah register GPR dapat disalin ke bit T menggunakan instruksi BST, dan sebaliknya bit-T dapat disalin kembali ke suatu
bit dalam register GPR menggunakan instruksi BLD. 3.
Bit 5-H: Half Carry Flag 4.
Bit 4-S: Sign Bit Bit-S merupakan hasil operasi EOR antara flag-N negative dan flag V
komplemen dua overflow. 5.
Bit 3-V: Two’s Complement Overflow Flag Bit berguna untuk mendukung operasi aritmatika.
6. Bit 2-N: Negative Flag
Apabila suatu operasi menghasilkan bilangan negatif, maka flag-N akan diset.
Universitas Sumatera Utara
7. Bit 1-Z: Zero Flag
Bit akan diset bila hasil operasi yang diperoleh adalah nol. 8.
Bit 0-C: Carry Flag Apabila suatu operasi menghasilkan carry, maka bit akan diset.
Port IO pada mikrokontroller ATmega8535 dapat difungsikan sebagai input dan juga sebagai output dengan keluaran high atau low.Untuk mengatur fungsi port IO sebagai input
ataupun output, perlu dilakukan setting pada DDR dan port. Logika port IO dapat diubah- ubah dalam program secara byte atau hanya bit tertentu. Mengubah sebuah keluaran bit IO
dapat dilakukan menggunakan perintah cbi clear bit IOuntuk menghasilkan output low atau perintah sbi set bit IOuntuk menghasilkan output high. Pengubahan secara byte dilakukan
dengan perintah in atau out yang menggunakan register bantu. Data yang dipakai dalam mikrokontroller ATmega8535 dipresentasikan dalam sistem
bilangan biner, desimal, dan bilangan heksadesimal. Data yang terdapat di mikrokontroller dapat diolah dengan berbagai operasi aritmatik penjumlahan, pengurangan, dan
perkalianmaupun operasi nalar AND, OR, dan EOR eksklusif OR. AVR ATmega8535 memiliki tiga buah timer, yaitu:
1. Timercounter 0 8 bit 2. Timer counter 1 16 bit
3. Timercounter 2 8 bit Karena ATmega8535 memiliki 8 saluran ADC maka untuk keperluan konversi sinyal
analog menjadi data digital yang berasal dari sensor dapat langsung dilakukan prosesor utama. Beberapa karakteristik ADC internal ATmega8535 adalah :
1. Mudah dalam pengoperasian. 2. Resolusi 10 bit.
3. Memiliki 8 masukan analog. 4. Konversi pada saat CPU sleep.
Universitas Sumatera Utara
2.2 DTMF Dual Tone Multiple Frequency