RANGKAIAN EKIVALEN TRANSFORMATOR TRANSFORMATOR

tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya, kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya jarak jauh. Transformator terdiri atas dua buah kumparan primer dan sekunder yang bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektrik namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi reluctance rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi sendiri self induction dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama mutual induction yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan secara magnetisasi . Dimana : e = gaya gerak listrik ggl [ volt ] N = jumlah lilitan dt d ϕ = perubahan fluks magnet

II.4. RANGKAIAN EKIVALEN TRANSFORMATOR

Tidak semua fluks Φ yang dihasilkan oleh arus pemagnetan I m merupakan fluks bersama Φ M , sebagian darinya hanya mencakup kumparan primer Φ 1 atau kumparan sekunder saja Φ 2 . Rangkaian ekivalen digunakan untuk menganalisis kerja suatu transformator, adanya fluks bocor Φ 1 dan Φ 2 yang dinyatakan sebagai reaktansi X 1 dan X 2 . Sedangkan untuk rugi tahanan dinyatakan dengan R 1 dan R 2 . Rangkaian ekivalen suatu transformator seperti Gambar 2.4. E 1 E 2 I 1 I 2 I R 1 R 2 X 2 X 1 V 1 V 2 Z L X M R C I M I C Gambar.2.3. Rangkaian ekivalen sebuah transformator. Sehingga persamaan 2.3 menjadi : Apabila semua parameter sekunder dinyatakan dalam harga rangkaian primer, maka harganya perlu dikalikan dengan faktor a 2 , dimana a = E 1 E 2 , sehingga rangkaian ekivalennya seperti Gambar 2.4. I 1 I R 1 a 2 R 2 a 2 X 2 X 1 V 1 aV 2 X M R C I M I C a 2 Z L I 2 Gambar 2.4 Rangkaian ekivalen transformator dilihat dari sisi primer. Untuk memudahakan perhitungan, model rangkaian Gambar 2.4 diatas dapat diubah menjadi seperti Gambar 2.5. I 1 I R 1 a 2 R 2 a 2 X 2 X 1 V 1 aV 2 X M R C I M I C a 2 Z L I 2 Gambar 2.5 Penyederhanaan Rangkaian ekivalen transformator. Maka dari Gambar 2.6 diperoleh : Sehingga Gambar 2.5 dapat disederhanakan menjadi seperti Gambar 2.6. Gambar 2.6 Hasil akhir penyederhanaan rangkaian ekivalen transformator.

II.4.1. Pengukuran beban nol

Dalam keadaan tanpa beban bila kumparan primer di hubungkan dengan segera tegangan V 1 , maka hanya I yang mengalir dari pengukuran daya yang masuk P 1 arus I dan tegangan V 1 akan diperoleh harga 1 2 1 P V = Rc .............................................................................. 2.9 m c c m 1 1 jX R R jX P V Z + = = ....................................................................................... 2.10 Dengan demikian, dari pengukuran beban nol dapat diketahui harga Rc dan Xm

II.4.2 . Pengukuran hubungan singkat

Hubungan singkat berarti impedansi beban Z L diperkecil menjadi nol, sehingga hanya impedansi Zek = Rek + j Xek yang membatasi arus. Karena harga Rek dan Xek ini relative kecil, harus dijaga agar tegangan masuk Vhs cukup kecil, sehingga arus yang I 1 I R ek X ek V 1 aV 2 X M R C I M I C a 2 Z L I 2 dihasilkan tidak melebihi arus nominal. Harga Io akan relative kecil – kecil bila dibandingkan dengan arus nominal, sehingga pada pengukuran ini dapat diabaikan. Dengan mengukur tegangan Vhs, arus His dan daya Phs, akan dapat dihitung parameter: 2 hs hs ek I P = R ...................................................................... 2.11 ek ek hs hs ek jX + R = I V = Z ...................................................... 2.12 ek 2 ek 2 ek R Z = X ........................................................... 2.13

II.5. OPERASI KERJA PARALEL TRANSFORMATOR

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Pengaruh Beban Seimbang Dan Tidak Seimbang Terhadap Regulasi Tegangan Dan Efisiensi Pada Berbagai Hubungan Belitan Transformator Tiga Fasa (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

7 61 111

Analisa Berbagai Hubungan Belitan Transformator 3Phasa Dalam Keadaan Beban Lebih (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik Ft.Usu)

8 55 84

Analisa Pengaruh Satu Fasa Stator Terbuka Terhadap Torsi Dan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa ( Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

5 87 84

Analisa Perbandingan Kapasitor Eksitasi Hubungan Delta Dan Bintang Dengan Kompensasi Kapasitor Terhadap Regulasi Dan Efisiensi Generator Induksi ( Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

0 51 84

Studi Pemakaian Kapasitor Untuk Menjalankan Motor Induksi Tiga Fasa Pada Sistem Satu Fasa (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 67 108

Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan Dengan Injeksi Tegangan Pada Rotor(Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

4 61 81

Pengaruh Beban Tidak Seimbang Terhadap Efisiensi Transformator Tiga Fasa Hubungan Open-Delta

3 26 106

Analisis Karakteristik Torsi Dan Putaran Motor Induksi Tiga Fasa Pada Kondisi Operasi Satu Fasa Dengan Penambahan Kapasitor (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

4 103 83

Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Terhadap Kinerja Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

3 25 69

Analisis Perbandingan Pengaruh Beban Seimbang Dan Tidak Seimbang Terhadap Regulasi Tegangan Dan Efisiensi Pada Berbagai Hubungan Belitan Transformator Tiga Fasa (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 5 21