Karakterisasi Impedansi Film PPIG dengan LCR meter

Gambar 4.11. Impedansi film PPIG a. 10, b. 30, c. 50, d. 70 Gambar 4.12. Grafik film PPIG 10 sebagai sensor bioelektrik impedansi untuk membedakan daging a. sapi b. babi Film PPIG 10 sebagai sensor bioelektrik impedansi terhubung dengan LCR meter untuk menguji daging sapi dan babi. Impedansi dapat dipengaruhi oleh panjang konduktor, luas penampang dan frekuensi sinyal. Gambar 4.12 menunjukan bahwa semakin besar frekuensi yang digunakan maka impedansi daging juga semakin besar. Impedansi daging sapi lebih tinggi daripada daging babi yang dapat dilihat dari Gambar 4.12. Hal ini menunjukan bahwa daging sapi dan babi berbeda. Karakteristik impedansi dapat dikarakterisasi dengan metode bioelektrik impedansi. Film polipropilen itakonat-gliserol sebagai sensor bioelektrik impedansi untuk mengetahui nilai kapasitansi dan resistansinya. Hasil nilai impedansi pada film PPIG 10 dapat dilihat pada Lampiran 7, sedangkan data impedansi daging sapi dan daging babi dengan sensor film PPIG 10 dapat dilihat pada Lampiran 11 dan Lampiran 12. 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Penambahan variasi gliserol pada film PPIG memberikan nilai impedansi yang hampir sama, jadi penambahan variasi gliserol yang semakin banyak tidak begitu mempengaruhi nilai impedansi. 2. Film PPIG dapat digunakan sebagai sensor bioelektrik impedansi untuk membedakan daging sapi dan babi karena memberikan nilai impedansi yang relatif berbeda.

B. Saran

1. Perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut sifat fisik seperti tensile strength untuk mengetahui nilai kuat tarik film PPIG. 2. Perlu dilakukan penelitian untuk membuat lapisan film PPI selain menggunakan tambahan gliserol dengan tujuan menghasilkan nilai impedansi yang tidak jauh berbeda ketika sebelum dan sesudah diaplikasikan sebagai sensor daging. 40 DAFTAR PUSTAKA Agung, A.N., Basito, R., Baskara K.A., 2013, Kajian Pembuatan Edible Film Tapioka dengan Pengaruh Penambahan Pektin Beberapa Jenis Kulit Pisang Terhadap Karakteristik Fisik dan Mekanik, Jurnal Teknosains Pangan, 2, 1, 73-79. Andriayani, Saur, L.R., Henny, T.V., 2011, Oksidasi Gliserol Menggunakan Molekul Oksigen dalam Sistem Katalisis Hetereogeneus dengan Katalis PdAl 2 O 3 dan Penambahan NaOH, Jurnal Kimia Mulawarman, 7, 2, 55-59. Benrad, E., dan Muhammad R., 2009, Deteksi Kebusukan Daging menggunakan Sensor Polimer Konduktif dan Neural Network, Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya. Biebl, H., Menzel K., Zeng A.P., dan Deckwer W.D., 1999, Microbial production of 1,3-propanediol, Application Microbiolg Biotechnology, 52: 289-297. Budi, G., Rivai, M., dan Juwono, H., 2010, Pengujian Karakteristik Komposit Polimer-Karbon sebagai Bahan Sensor Gas, Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya. Burk, M.J., 2010, Sustainable Production of Industrial Chemicals from Sugars, International Sugar Journal, 112, 1333, 30-35. Chajęcka, J.M., 2011, Synthesis of Biodegradable and Biocompostable Polyester, Dissertation, Instituo Superior Tecnico, Universide Tecnica de Lisboa. Cardona, C., Posada, J., dan Montoya, M., 2007, Use of glycerol from biodiesel production: conversion to added value products, European Congress of Chemical Engineering ECCE-6, Kopenhagen. Diah, M., Roosdiana, A., Widjanarko, S.B., dan Retnowati, 2010, Sintesis dan Pemurnian Poliester Dari Sumber Monomer Minyak Jarak dan Gliserol, Jurnal ilmu-ilmu hayati life sciences, 22, 37-42. Drozdzynska, A., Katarzyna, L., dan Katarzyna C., 2011, Biotechnological Production Of 1,3-Propanediol From Crude Glycerol, Journal of Biotechnology, Computational Biology and Bionanotechnology, 92, 1, 92- 100. Edlund, U., Albertsson, A.C., 2003, Polyesters based on diacid monomers, Advanced Drug Delivery Reviews, 55, 585-609.