8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Remaja 2.1.1
Pengertian Remaja
Remaja atau “adolescence” Inggris, berasa dari bahasa latin yang berarti tumbuh tumbuh ke arah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya
kematangan fisik, tetapi juga kematangan sosial dan psikologi Muss, 1968 dalam Kusmiran, 2012.
Remaja adalah fase peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa, di mana mulai timbul ciri-ciri seks sekunder, terjadi pacu tumbuh, tercapainya fertilitas dan
terjadinya perubahan-perubahan kognitif dan psikologik. Remaja sebenarnya berada di antara masa anak-anak dan masa dewasa sehingga berada dalam tempat yang tidak
jelas, oleh karena itu masa remaja sering disebut masa pencarian jati diri Rohan dan Siyoto, 2013.
WHO 2009 menyebutkan, yang dimaksud dengan usia remaja yaitu antara usia 12 sampai usia 24 tahun. Menurut Menteri Kesehatan RI 2015, batasan usia
remaja adalah antara usia 10 sampai 19 tahun dan belum kawin.
2.1.2 Tahap Perkembangan Remaja
Tahap perkembangan remaja menurut Handoyo tahun 2010 di bagi atas : 1. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik pada remaja merupakan perubahan yang terjadi pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan keterampilan motorik. Sedangkan perubahan pada
tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan otot dan tulang, serta matangnya organ seksual dan fungsi reproduksi.
Kematangan seksual antara remaja putra dan putri terjadi dalam usia yang agak berbeda. Pada remaja pria kematangan seksualnya terjadi antara usia 10-13,5 tahun.
Sedangkan pada remaja putri pada usia 9-15 tahun. Untuk remaja laki-laki perubahan ditandai dengan perkembangan organ seksual, mulai tumbuhnya rambut pada
kemaluan, perubahan suara serta ejakulasi pertama melalui mimpi basah. Untuk remaja putri ditandai dengan menarche haid pertama dan perubahan pada dada
Notoatmodjo, 2007. 2. Perkembangan kognitif
Pada remaja motivasi untuk bisa memahami dunia adalah dengan perilaku adaptasi secara biologis. Sehingga remaja mampu membedakan hal-hal atau ide-ide
yang lebih penting daripada ide lainnya. Menurut Notoatmojdo 2007, labilnya emosi yang sering terjadi pada remaja berkaitan erat dengan perubahan hormon di dalam
tubuh. Sering terjadinya letusan emosi ini dapat menyebabkan amarah, sensitif bahkan perbuatan nekat. Emosi yang tidak stabil mengakibatkan remaja mempunyai rasa ingin
tahu dan dorongan untuk mencari tahu. Remaja yang memiliki sikap kritis, tersadar melalui perbuatan-perbuatan yang sifatnya eksperimen dan eksploratif cenderung
disebabkan karena pertumbuhan kemampuan intelektual remaja. 3. Perkembangan kepribadian dan sosial
Perkembangan kepribadian merupakan perubahan cara yang dilakukan individu untuk bisa berhubungan dengan dunia dan mengungkapkan emosinya dengan
cara unik. Sedangkan perkembangan sosial adalah perubahan dalam melakukan hubungan terhadap orang lain. Pada masa remaja, perkembangan kepribadian sangat
penting untuk pencarian identitas diri. Pencarian identitas diri berarti proses menjadi seorang yang unik yang berperan penting dalam hidup.