Ekonomi Keluarga Dampingan GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

3 Tabel 1. Data Keluarga Dampingan No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket 1. Ni Ketut Muntung Kawin 70 Tahun - Ibu Rumah Tangga Kepala Keluarga 2. I Kadek Ngetis Belum Kawin 20 Tahun SD Buruh Tandu Anak 3. I Wayan Pasek Belum Kawin 19 tahun SD Buruh Tandu Anak Perjalanan awal untuk mencapai lokasi rumah Ibu Ni Ketut Muntung dapat melalui jalan aspal. Namun, semakin jauh untuk mencapai rumah beliau harus melalui jalan setapak yang hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki atau satu kendaran sepeda motor. Rumah tempat tinggal Ibu sangat sederhana berukuran kira-kira 4 x 3 meter yang hanya terdiri dari 1 kamar tidur dan dapur saja. Beliau tidur bersama anaknya yang bernama I Wayan Pasek.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

Penghasilan dari keluarga Ibu didapatkan dari penghasilan Wayan Pasek yang bekerja sebagai buruh tandu angkut batu dan buruh bangunan dan penghasilan tambahan berupa hasil penjualan salak, biji coklat dan singkong. Tanah tempat tinggal dari keluarga Ibu Ni Ketut Muntung merupakan tanah milik orang lain, tetapi keluarga Ibu Ketut Muntung memiliki lahan kebun sekitar 5 are yang berada disebelah timur rumah. Penghasilan yang didapatkan oleh keluarga ini terbilang kurang mencukupi kebutuhan sehari-hari. 1.2.1 Pendapatan Keluarga Pendapatan keluarga Ibu dapat dikatakan tidak menentu, tergantung kondisi keseharian dan panggilan pekerjaan dari Wayan Pasek. Selain itu, pendapatan keluarga ini pula tergantung pada musim panen salak dan singkong yang tidak menentu. Sebagai buruh tandu, penghasilan yang didapat oleh keluarga ini sangat tidak menentu. Penghasilannya didapatkan hanya saat ada proyek pekerjaan ataupun penjualan hasil kebun dan penjualan ternak. Penghasilan dari mengangkat 4 batu dan buruh bangunan dalam sehari 9jam sekitar Rp.60.000,00. Penjualan hasil kebun tidak menentu dan ternak sapi biasanya dijual setelah 3 tahun pemeliharaa, harga sapi kecil sekitar 8,5juta sedangkan sapi dewasa sekitar 12 juta yang dijual setelah 5 tahun pemeliharaan. 1.2.2 Pengeluaran Keluarga a. Kebutuhan Sehari-hari Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga Ibu memerlukan biaya sekitar Rp 500.000,00 per bulan untuk konsumsi lauk-pauk dan makanan ternak. Tidak ada pengeluaran lainnya dikarenakan tidak adanya sumber listrik dan air yang berasal dari air hujan yang ditampung di kolam terpal dekat rumah. b. Pendidikan Dari sisi pendidikan, keluarga Ibu hanya mampu untuk menyekolahkan anaknya sampai tingkat SD karena pendapatan yang sedikit. c. Kesehatan Untuk kesehatan, keluarga Ibu Ni Ketut Muntung tidak memiliki Jaminan Kesehatan. Kartu Keluarga KK disimpan oleh kepala dusun dan Kartu Tanda Penduduk KTP beliau pun entah berada dimana, sedangkan KTP I Wayan Pasek sedang di proses oleh Kepala dusun. Ibu Ni Ketut Muntung memiliki keadaan fisik yang lemah dan mengalami rabun mata. Sedangkan I Wayan Pasek pernah mengalami kecelakaan sekitar 3 tahun yang lalu sehingga sampai sekarang Wayan masih merasakan sakit pada lutut bagian kiri. Jika keluarga beliau sakit maka akan didatangi oleh dokter dengan membayar sebesar Rp 50.000,00. d. Kerohanian Keluarga Ibu Ni Ketut Muntung memeluk agama Hindu dan menjunjung tradisi kerohanian Hindu Bali dan adat istiadat di Desa Bhuana Giri. Kebutuhan kerohanian sehari-hari keluarga beliau adalah untuk membeli bahan-bahan membuat banten persembahyangan. 5 Pengeluaran dana di bidang ini meningkat bila ada perayaan hari-hari khusus keagamaan. e. Sosial, dll. Keperluan-keperluan sosial yang oleh keluarga Ni Ketut Muntung sebagai warga Br. Nangka Desa Bhuana Giri seperti iuran banjar dan uang untuk warga yang sedang berduka sakit, kematian dan ngaben ditanggung oleh Wayan Pasek sendiri. Iuran banjar sekitar Rp 250.000,00 per 6 bulan dan iuran duka sebesar Rp 60.000,00. 6

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH