Perumusan Masalah Tujuan Kerangka Pemikiran

B. Perumusan Masalah

Adapun masalah-masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana cara pendekatan orang tua dalam rangka memberikan bimbingan belajar terhadap anak dilingkungan keluarga guna meningkatkan prestasi belajar ? 2. Sejauh mana usaha orang tua siswa dalam rangka menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar ? 3. Bagaimana kesulitan orang tua dalam membantu meningkatkan prestasi belajar anak dan cara mengatasinya?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian adalah : 1. Ingin mendapatkan informasi bagaimana cara pendekatan orang tua siswa dalam membimbing anak belajar guna meningkatkan prestasi belajar, sehingga ia dianggap anak sebagai pelindung dan tempat bertanya. 2. Ingin mengetahui usaha apa yang dilakukan orang tua siswa untuk memenuhi kebutuhan belajar di lingkungan keluarga. 3. Ingin mengetahui kesulitan apa yang dihadapi orang tua dalam rangka meningkatkan prestasi belajar anak di lingkungan keluarga serta bagaimana cara mengatasinya. 5

D. Kerangka Pemikiran

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya Anton M. Moeliono, 1991 : 787. Bila dikaitkan dengan kata belajar menjadi prestasi belajar dan mempunyai pengertian penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru pengertian prestasi secara sempit. Untuk memperjelas pengertian prestasi terlebih dahulu akan dibahas pengertian belajar karena prestasi merupakan hasil dari belajar. Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian Ngalim Purwanto, 1995 : 84. Berdasarkan pengertian pendidikan tersebut maka prestasi bukanlah suatu nilai yang terdapat dalam laporan pendidikan saja melainkan suatu perubahan yang didapat dari belajar yaitu perubahan dalam tingkah laku yang didapat melalui latihan atau pengalaman. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti : perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalahberpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap. Prestasi dalalam pengertian suatu hasil yang didapat setelah siswa mengalami pembelajaran. Belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. 6 Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil dari pembelajaran itu disebut prestasi. Prestasi yang diharapkan dari hasil pembelajaran secara umum sesuai dengan tujuan pendidikan nasional adalah : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan khidupan bangsa, bertujuan untuk berkembanganya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negera yang demokratis serta bertanggung jawab.Sisdiknas, 2003 : 6. Secara terperinci prestasi yang diperoleh dari hasil pembelajaran menurut Bloom yang dikutip Sardiman AM. 1987 :25 adalah : a. Kognitif domain o Pengetahuan, ingatan knowledge o Pemahaman,menjelaskan,meringkas, contoh comprehension o Menguraikan, menentukan hubungan analysis o Mengorganisasikan, merencanakan,membentuk bangunan baru synthesis o Menilai evaluation o Menerapkan application b. Afektif domain o Sikap menerima receiving o Memberikan respon responding o Nilai valuing o Organisasi organization o Karakterisasi characterization c. Psikomotor domain o Gerakan bersifat rutin routinized o Initiatory 7 o Pre-routine Bila dihubungkan dengan tujuan pendidikan nasional ketiga ranah tersebut sudah termaktub secara tersirat. Sedangkan bagian lain yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia , dan mempunyai nilai estetika Bloom tidak mencantumkannya. Maka bagian ini merupakan ciri khas dari pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius dan humanistis lebih mengutamakan bagian ini. Untuk mendidik para siswa supaya beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berestetika maka sekolah menyediakan pelajaran pendidikan agama yang wajib diikuti oleh seluruh siswa yang memeluk agama yang bersangkutan. Realisasi dari beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, siswa yang bersangkutan rajin mengamalkan ajaran agamanya. Sedangkan siswa yang berakhlak mulia adalah siswa yang senatiasa berucap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari hari, baik di sekolah maupun di luar sekolah sesuai dengan ajaran agamanya. Didalam Al-Qur’an diterangkan dalam surat Al-Mujadilah : 11: “Allah meninggikan orang-orang Mu’min dengan mengikuti perintah-perintah- Nya dan perintah-perintah Rasul, khususnya orang-orang yang berilmu diantara mereka, derajat-derajat yang banyak dalam hal pahala dan tingkat-tingkat keridhaan”. 8 Setiap orang tua mempunyai peran bermacam-macam dalam hidupnya, antara lain peran sebagai orang tua, sebagai ayah atau ibu. Peran seseorang sebagai orang tua, ditentukan pula oleh struktur sikap dan kepribadiannya. Dalam menyandang berbagai peran tersebut seseorang bisa merasa lebih cocok untuk peran-peran tertentu bagi seorang suami atau ayah dan seorang bagi seorang istri atau ibu. Pandangan tradisional peran seorang suami sebagi kepala keluarga dan sebagai pencari nafkah disamping itu juga sebagai penanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya. Seorang istri diharapkan dapat mengurus rumah tangganya dan merawat suami serta anak-anaknya yang baik. Kedua orang tua tersebut harus mampu memberikan contoh dan suri tauladan yang baik pada anak- anaknya, yang nantinya akan memberikan pengaruh terhadap akhlak kepribadian anak tersebut di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai sikap orang tua dalam mendidik anak, dan dampaknya terhadap perkembangan kepribadian anak. Biasanya semua sikap yang ekstrim berlebih-lebihan akan mempunyai dampak negatife terhadap perkembangan anak, menjadikan anak kurang percaya diri, kurang berani, dan kurang mandiri. Secara umum sikap orang tua terhadap anak dapat digambarkan sebagai berikut : 1 Antara penerimaan atau kasih sayang dan penolakan. 2 Antara pengendalian atau pengawasan dan kemandirian. Dari kedua sikap diatas yang berkaitan dengan penananaman disiplin kepada anak yang akan mempengaruhi dalam lingkungan sekolah yaitu sikap otoriter, 9 otoritatif dan terlalu menuruti kemauan anak. Sikap orang yang otoritatif paling memungkinkan perkembangan perilaku anak yang mandiri dan bertanggungjawab. Sedangkan sikap otoriter dari orang tua akan menunjang perkembangan kemandirian dan bertanggungjawab sosial. Dari sikap otoriter anak akan menjadi patuh, sopan, rajin mengerjakan pekerjaan baik di dalam lingkungan keluarga maupun sekolah, tetapi kurang bebas dan kurang percaya diri. Dengan sikap orang tua yang menuruti anak, anak menjadi tidak patuh kurang bertanggungjawab, kurang berminat terhadap pekerjaan sekolah, membangkang terhadap otoritas, kurang hormat terhadap guru, tetapi bebas dalam ungkapan diri dan percaya kepada diri sendiri. Orang tua mempunyai tugas yang sangat berat dalam membimbing anak- anaknya belajar, karena kemungkinan akan anak akan mengalami kemunduran dalam belajar. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa usaha orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu dengan cara pendekatan orang tua dalam membimbing anak belajar, usaha orang tua untuk memenuhi kebutuhan belajar anak dan mengetahui kesulitan yang dihadapi dalam rangka meningkatkan prestasi belajar anak serta cara mengatasinya. Secara sederhana usaha orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dapat digambarkan dalam skema berikut ini: 10 SKEMA USAHA ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA 11 Cara pendekatan orang tua dalam membimbing anak belajar Pelayanan fasilitas yang disediakan untuk keperluan anak belajar Kesulitan apa yang dihadapi orang tua dalam membimbing belajar anak serta mengatasinya Pendekatan secara psikologis Pendekatan sosial Waktu yang digunakan Fasilitas tempat belajar Fasilitas alat pelajaran Fasilitas waktu Fasilitas situasi rumah Fasilitas materifinansial Pelayanan kebutuhan belajar anak dan cara mengatasinya Pendapat orang tua terhadap usaha bimbingannya

E. Langkah-Langkah Penelitian