JURNAL 1 Persiapan Bahan Praktikum Biolo

PERSIAPAN BAHAN

  1)

Zahra Yunisa

  1112095000016

  2) 2)

  drh. Bhintarti S. Hastari, M.Biomed , Festy Auliyaur Rahmah,S.Si

  3) 3)

  Nugroho Adi Maulana ,Indhina Reihannisha

  1)

  Mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta

  2)

  Dosen Praktikum Biologi Molekuler

  3)

  Asisten Dosen Praktikum Biologi Molekuler Jl. Ir. H. Djuanda, Tangerang Selatan 15412, Indonesia

  • )

  Zahrayunisa26@yahoo.com

  26 September 2014

  

ABSTRAK

  Larutan adalah campuran homogeny antara dua zat atau lebih yang berbeda jenis. Ada dua komponen zat dalam pembuatan larutan, yakni zat terlarut dan zat pelarut. Larutan stok merupakan larutan yang berisi satu atau lebih komponen media yang konsentrasinya lebih tinggi daripada konsentrasi dalam formulasi media yang akan dibuat. Pembuatan larutan stok, yang perlu diperhatikan adalah penyatuan beberapa komponen media sekaligus dalam suatu larutan stok dan harus mempertimbangkan kecocokan dan kestabilan dari sifat kimianya. Tujuan dari praktikum adalah memahami karakteristik bahan yang digunakan dalam praktikum serta dapat menyiapkan larutan yang akan digunakan dalam praktikum. Metode kerja pembuatan larutan yaitu membuat 6 larutan seperti NaOH, EDTA, Tris-HCl, larutan sukrosa, SDS, NaCl dan larutan bufer stok menggunakan TE dan TAE. Hasilnya akan terlihat karakteristik dari setiap bahan selama proses pembuatan dan praktikan akan mengerti metode yang tepat dalam pembuatan larutan praktikum biologi molekuler.

  Kata Kunci : Larutan, Molekular, Stok, BM

  

DASAR TEORI berbeda jenis. Ada dua komponen zat

  dalam pembuatan larutan, yakni zat Larutan adalah campuran terlarut dan zat pelarut. Fasa larutan dapat homogeny antara dua zat atau lebih yang berupa fasa cair atau gas tergantung pada dua sifat komponen larutan tersebut. Apabila fasa pembuat larutan atau zat-zat pembentuknya sama. Zat yang berbeda dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut, sedangkan zat yang lainnya disebut zat terlarut (Sudarmadji et al, 1997).

  Berdasarkan zat wujud terlarut dan zat pelarut, larutan dapat dibagi dalam tujuh macam. Dari tiga jenis wujud zat seharusnya terbentuk sembilan macam zat larutan, tetapi zat berwujud padat dan cair tidak membentuk dalam larutan dalam pelarut berwujud gas. Partikel yang berwujud padat dan cair dalam zat lain yang berwujud gas akan membentuk larutan heterogen (Lodish et al, 1995).

  Larutan stok merupakan larutan yang berisi satu atau lebih komponen media yang konsentrasinya lebih tinggi daripada konsentrasi dalam formulasi media yang akan dibuat. Larutan stok biasanya dibuat dengan konsentrasi 10, 100 atau 1000 kali lebih pekat. Jika larutan stok dibuat, pembuatan media dapat dilakukan dengan cara mengambil sejumlah larutan stok sehingga konsentrasinya menjadi sesuai dengan yang terdapat pada formulasi media yang dikehendaki (Yusnita, 2003).

  Pembuatan larutan stok, yang perlu komponen media sekaligus dalam suatu larutan stok dan harus mempertimbangkan kecocokan dan kestabilan dari sifat kimianya. Dalam larutan stok yang berisi beberapa komponen media jangan sampai ada endapan. Hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan hara dalam media eksplan atau tanaman yang dikulturkan. Setelah larutan stok dibuat, pengambilanya untuk media dapat dilakukan dengan cara menakarnya dengan gelas ukur (Yusnita, 2003).

  Tujuan dari praktikum adalah memahami karakteristik bahan yang digunakan dalam praktikum serta dapat menyiapkan larutan yang akan digunakan dalam praktikum.

MATERI DAN METODE

  Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 26 September 2014 di Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah neraca analitik,

  hotplate, gelas beaker, botol vial, pH

  meter, micropipette, vortex, gelas ukur, spatula dan alumunium foil, kertas label, dan kamera.

  Bahan yang digunakan HCl, NaOH, EDTA-Na

  2 (ethylene diamine

  tetraacetic acid disodium salt), Trisma

  base, asam asetat glasial, sukrosa, SDS (sodium dodesil sulfat), NaCl, dan aquades steril.

  Metode kerja dalam praktikum ini dilakukan dengan membuat 6 larutan yang akan digunakan dalam praktikum biologi molekuler, yaitu:

  5 M NaOH, 10 Ml (BM NaOH : 40 g/mol) NaOH sebanyak 2 g ditimbang.

  Akuades sebanyak 6 mL digunakan untuk melarutkan. Ditambahkan hingga 10 mL. Simpan dalam tabung 15 mL pada suhu ruang.

  0,5 M EDTA-Na 2 pH=8, 50 mL (BM EDTA-Na2 : 372,24 g/mol) EDTA sebanyak 9,306 g ditimbang.

  Akuades sebanyak 20 mL digunakan untuk melarutkan. pH diatur hingga 8 dengan NaOH 5 M. Akuades ditambahkan hingga 50 mL yang diukur vulume 50 mL nya dengan labu ukur. Masing-masing dimasukkan 25 ml ke dalam 2 tabung 50 mL. Disterilkan dengan autoklaf dan disimpan dalam suhu ruang.

  1 M Tris-HCl pH=7,5 50 mL (BM Trisma base : 121,1 g/mol)

  Trisma base sebanyak 6,055 g ditimbang. Akuades sebanyak 20 mL hingga 7,5 dengan HCl menggunakan ph meter. Akuades ditambahkan hingga 50 mL yang diukur volume 50 mL nya dengan labu ukur. Disterilkan dengan autoklaf.

  25 % larutan sukrosa, 10 mL Sukrosa sebanyak 2,5 g ditimbang.

  Akuades sebanyak 10 mL digunakan untuk melarutkan. Larutan disaring menggunakan kertas whatman no.1. Larutan hasil penyaringan dimasukkan dalam tabung 15 mL. Disterilkan dengan autoklaf dan disimpan dalam suhu ruang.

  20% SDS SDS sebanyak 2 g ditimbang.

  Akuades steril sebanyak 6 mL digunakan untuk melarutkan. Akuades steril ditambahkan hingga 10 mL. Larutan dimasukkan dalam tabung 15 mL. Disimpan dalam suhu ruang dan jangan disimpan dalam suhu dingin.

  5 N NaCl, 10 mL (BM NaCl : 58,44 g/mol) NaCL sebanyak 2,922 g ditimbang.

  Akuades sebanyak 6 mL digunakan untuk melarutkan. Akuades ditambahkan hingga volume 10 mL dan dimasukkan dalam tabung 15 mL. Disterilkan dengan autoklaf.

  

Moralitas banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam

satu liter larutan. gr mol Mr m= atau

  1. 5 M NaOH, 10 Ml (BM NaOH : 40 v (L) 1000 mL g/mol) Normalitas

  n = m. V g = BM. mol = 5. 0,01 = 40. 0,05

  N=M . ε

  = 0,05 mol = 2 g

  Persen (%)

  NaOH Hasil yang diperoleh pada

  W g

  = × 100 =

  ×100 atau

  100 mL

  V (L)

  pembuatan NaOH 0.5 M didapatkan hasil bahwa NaOH yang akan digunakan seberat

  W mL

  = × 100 = ×100 2 g. Sifat NaOH adalah sangat basa, keras,

  V (L) 100 mL

  dan rapuh. Bila dibiarkan di udara akan

  Pengenceran

  cepat menyerap karbondioksida dan lembab. mudah larut dalam air dan dalam

  M x V = M x V

  1

  1

  2

  2

  etanol tetapi tidak larut dalam eter. NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan

  

HASIL DAN PEMBAHASAN dalam air, NaOH murni merupakan

  padatan berwarna putih. Senyawa ini Bahan – bahan yang akan sangat mudah terionisasi membentuk ion dipersiapkan dalam praktikum Biologi natrium dan hidroksi (Chang, 2004).

  Molekuler ini adalah pembuatan NaOH, EDTA, Tris-HCl, larutan sukrosa, SDS,

  2. Larutan 0,5 M EDTA dengan pH=8

  NaCl dan larutan bufer stok menggunakan

  dalam 50 ml

  TE dan TAE. Pembuatan ini kita harus n = M x V g = BM x mengetahui Molaritas, Normalitas dan %. mol

  Molaritas adalah satuan konsentrasi yang = 0,5 x 0,05 L = 372,24 x banyak dipergunakan, dan didefinisikan

  0,025 sebagai banyak mol zat terlarut dalam 1 = 0,025 mol = 9,306 g liter (1000 mL) larutan. Sedangkan

  EDTA Normalitas (N) merupakan satuan

  0,5 M EDTA-Na

  2 pH=8, 50 mL

  konsentrasi yang sudah memperhitungkan (BM EDTA-Na

  2 : 372,34 g/mol) bersifat

  kation atau anion yang dikandung sebuah sangat asam. Syarat kelarutan dari senyawa ini adalah dengan mengatur pH menjadi 8, dimana pengaturannya dengan cara menambahkan NaOH sedikit demi sedikit kemudian di lakukan pengadukan. Setelah pH telah mencapai 8 maka senyawa tersebut baru akan bisa larut di dalam akuades. Setalah larut dilakukan pengenceran hingga 50 mL dan kemudian disterilkan menggunakan autoklaf dan di simpan di suhu ruang. EDTA sebenaranya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi permolekul (Chang, 2004).

  n = M x V g = BM x mol = 1 x 0,05 L = 121,1 x

  0,05 = 0,05 mol = 6,055 g

  Trisma Base

  1 M Tris-HCl pH = 7,5 50 mL (BM Trisma base : 121,1 g/mol) adalah senyawa yang memiliki sifat sangat basa. Untuk dapat digunakan larutan ini harus diatur pHnya terlebih dahula yaitu menjadi 7,5.

  Pengaturan pH dilakukan dengan cara penambahan larutan HCl sedikit demi sedikit kemudian setelah pH telah memenuhi standart maka larutan tersebut disterilkan menggunakan autoklaf dan di simpan pada suhu ruang untuk selanjutnya digunakan untuk praktikum biologi molekular (Sudarmadji et al, 1997).

  4. Larutan 25% sukrosa dibuat 10 ml

  g = 25% x 10 mL =

  25 100 x 10

  = 2,5 g Sukrosa Larutan 25% sukrosa bersifat sangat mudah larut di dalam akuades.

  Sukrosa adalah substansi yang larut dalam air dimana kristal-kristalnya berada dalam bentuk monoklin. Larutan sukrosa terdhekomposisi pada suhu 184 C oleh panas (Winarno, F.G . 1997).

3. Larutan 1 M Tris-HCl dengan pH=7,5 dalam 50 ml

  5. Larutan 20% SDS

  g = 20% x 10 mL =

  20 100 x 10

  = 2 g SDS Pembuatan larutan 20% SDS diperlukan suhu hangat untuk syarat kelarutannya. SDS merupakan deterjen ionik yang dapat melarutkan molekul hidrofobik yang memberikan muatan negatif pada keseluruhan struktur protein. SDS bersifat dapat merusak membran sel (Lodish et al, 1995).

  6. Larutan 5 N NaCl dibuat 10 ml

  N = melarutkan molekul hidrofobik.

  NaCl mempunyai penampilan yang

  gr terlarut 100 ×

  tidak berbau dan memiliki titik

  BF mLdilarutkan g 100 x didih 2575 F stabil dibawah

  5 =

  58.44

  10 kondisi biasa. g = 2.992 g Pembuatan larutan yang terakhir adalah 5 N NaCl, 10 mL (BM NaCl : 58,44

DAFTAR PUSTAKA

  g/mol) dimana fungsi NaCl biasanya Chang, Raymond. 2004. Kimia dasar jilid sebagai pengawet dan larutan uji. NaCl

  2. Erlangga. Jakarta

  dikatakan juga garam dan untuk sifat fisik Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia dari NaCl mempunyai penampilan yang

  Analitik. Universitasn Indonesia.

  tidak berbau memiliki titik didih 1413 t Jakarta

  (2575 F) stabil dibawah kondisi biasa

  Lodish et al. 1995. Molecular Cell (Khopkar S.M, 1990).

  Biology. New York : Scientific American Books

  KESIMPULAN

  Sudarmadji, Slamet, Haryono, Bambang,

  1. Larutan yang dibuat dalam dan Suhardi. 1997. Prosedur praktikum kali ini adalah larutan Analisa untuk Bahan Makanan dan NaOH 5 M, EDTA 0.5 M, Tris-HCl Pertanian. Liberty. Yogyakarta

  1 M, sukrosa 25 %, SDS 20 %, Winarno, F.G . 1997. Kimia Pangan dan NaCl 5 N, TE dan TAE.

  Gizi. Gramedia Pustaka Utama.

  2. Karakteristik bahan yang Jakarta digunakan dalam praktikum kali

  Yusnita, 2003. Kultur Jaringan Cara ini, yaitu NaOH adalah sangat

  Memperbanyak Tanaman Secara

  basa, keras, dan rapuh. EDTA Efisien. P.T Agromedia Pustaka. bersifat sangat asam. Trisma Base

  Tangerang bersifat sangat basa. Sukrosa bersifat sangat mudah larut di dalam akuades. SDS memerlukan

  LAMPIRAN

  suhu hangat untuk syarat kelarutannya dan merupakan

  1. 10x Buffer TAE (Tris-Asam Asetat

  deterjen ionik yang dapat

  Komposisi : 10 mM Tris-HCl 1 mM EDTA Stok : Tris HCl =

  M 2 x V 2 M 1

  = 0,4 x 100

  1 = 40 mL

  EDTA =

  M 2 x V 2 M 1

  = 0,01 x 100

  0,5 = 2 mL

  Asam Asetat Glasial =

  M 2 x V 2 M 1

  = 0,2 x 100

  17,5 = 1,14 mL

  Aquabides steril = 100 mL – (40 + 2 + 1,14) = 56,86 mL