Penggolongan Berdasarkan Persitindakan Kimia

Titik akhir titrasi dapat di tentukan secara lebih teliti dari data yang di hasilkan peralatan tersebut dengan bantuan grafik. Dengan demikian proses titrasi dapat di lanjutkan terus sampai titik kesetaraan di lewati. Rajahan itu akan menghasilkan kurva titrasi yang dapat di gunakan untuk menentukan volume kesetaraan secara teliti. Agar proses titrasi dapat berjalan dengan baik sehingga memberikan hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti, maka persyaratan berikut perlu di perhatikan dalam setiap titrasi. 1. Interaksi antara pentiter dan zat yang di tentukan harus berlangsung secara stoikiometri dengan faktor stoikiometrinya berupa bilangan bulat. Faktor stoikimetri ini harus di ketahui atau di tetapkan secara pasti, karena faktor ini perlu dalam perhitungan hasil titrasi 2. Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan cepat 3. Interaksi antara pentiter dan zat yang di tentukan harus berlangsung secara terhitung. Artinya, sesuai dengan ketepatan yang dapat di capai dengan peralatan yang lazim di gunakan dalam titrimetri. Reaksi harus sempurna sekurang-kurangnya 99,9 pada titik kesetaraan. 2.4.2.Pengelolaan Cara Pemeriksaan Pemeriksaan kimia secara titrimetri dapat di golongkan dengan berbagai cara, tergantung pada jenis interaksi kimia yang terjadi, cara melakukan titrasi dan jumlah cuplikan yang di gunakan dalam pemeriksaan.

2.4.2.1 Penggolongan Berdasarkan Persitindakan Kimia

Reaksi kimia yang dapat terjadi antara pentiter dan zat yang di tentukan dapat di bagi menjadi empat jenis, yaitu : reaksi asam- basa, reaksi pembentukan - kompleks, reaksi pengendapan dan reaksi oksidasi – reduksi. Berdasarkan itu, cara titrimetri juga terdiri atas empat jenis. 1. Titrasi asam- basa di dasarkan pada reaksi perpindahan proton antar senyawa yang mempunyai sifat-sifat asam- basa protolisis. Dengan cara titrasi asam- basa, berbagai senyawa organik dan senyawa anorganik dapat di tentukan dengan mudah. Penentuan senyawa- senyawa tersebut biasanya di lakukan dalam larutan berair, tetapi pelarut nirair dapat juga di gunakan, terutama untuk analisis senyawa- senya organik. Untuk titirasi basa di gunakan larutan baku asam kuat, sedangkan asam di titrasi dengan larutan baku basa kuat. Titik akhir titrasi di tetapkan dengan bantuan indikator asam - basa yang sesuai, atau secara potensiometri. 2. Titrasi kompleksiomteri di dasarkan pada reaksi zat- zat pengkompleks organik tertentu dengan ion-ion logam, menghasilkan senyawa kompleks yang mantap. Titik akhir titrasi di tetapkan dengan indikator logam atau secara potensiometri dan spektrofotometri. 3. Titirasi pengendapan di dasarkan pada reaksi pemebentukan endapan yang sukar larut. Misalnya ion-ion halida kecuali fluorida sering di tentukan dengan cara titrasi dengan larutan perak nitrat. Titik akhir titrasi di tentukan dengan bantuan indikator khusus atau secara potensiometri. 4. Titirasi oksidasi- reduksi di dasarkan paada proses perpindahan elektron antara zat pengoksidasi dan zat pereduksi. Zat pengoksidasi di titrasi dengan larutan baku zat pereduksi kuat. Sebaiknya zat pereduksi di titrasi dengan larutan baku zat pengoksidasi kuat. Titik akhr titrasi di tentukan dengan indikator oksidasi- reduksi yang sesuai atau secara potensiometri. Sedangkan pada titirasi iodometri salah satu metode oksidasi- reduksi di gunakan larutan kanji sebagai indikator khusus.

2.4.2.2 Penggolongan Berdasarkan Cara Titrasi