Tugas Sosiologi

(1)

Tugas Sosiologi Page 1

Tugas Sosiologi

Disusun oleh :

Yoga Bagus Pratama


(2)

Tugas Sosiologi Page 2

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala

limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya

dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk

maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini

dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun

pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam

profesi keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya

dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga

kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena

pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu

saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan

masukan-masukan

yang

bersifat

membangun

untuk

kesempurnaan makalah ini.

Bandung, September 2016

Penyusun


(3)

Tugas Sosiologi Page 3

Daftar Isi

-

Kata Pengantar ... 2

-

Daftar Isi ... 3

-

Tokoh Sosiologi dan Teorinya ... 4

-

Sifat Hakikat Sosiologi ... 9

-

Karakteristik Sosiologi ... 11

-

Ruang Lingkup Sosiologi ... 12


(4)

Tugas Sosiologi Page 4

Tokoh Sosiologi dan Teorinya

1.

August Comte (1798-1857)

Teori : Sosiologi Positivis

Auguste Comte (1798-1857) sangat prihatin terhadap anarkisme yang merasuki masyarakat saat berlangsungnya Revolusi Perancis. Oleh karena itu Comte kemudian mengembangkan pandangan ilmiahnya yakni positivisme atau filsafat sosial untuk menandingi pemikiran yang dianggap filsafat negatif dan destruktif. Positivisme mengklaim telah membangun teori-teori ilmiah tentang masyarakat melalui pengamatan dan percobaan untuk kemudian mendemonstrasikan hukum-hukum perkembangan sosial. Aliran positivis percaya akan kesatuan metode ilmiah akan mampu mengukur secara objektif mengenai struktur sosial.

Sebagai usahanya, Comte mengembangkan fisika sosial atau juga disebutnya sebagaisosiologi. Comte berupaya agar sosiologi meniru model ilmu alam agar motivasi manusia benar-benar dapat dipelajari sebagaimana layaknya fisika atau kimia. Ilmu baru ini akhirnya menjadi ilmu dominan yang mempelajari statika sosial (struktur sosial) dan dinamika sosial(perubahan sosial).

Comte percaya bahwa pendekatan ilmiah untuk memahami masyarakat akan membawa pada kemajuan kehidupan sosial yang lebih baik. Ini didasari pada gagasannya tentang Teori Tiga Tahap Perkembangan Masyarakat, yaitu bahwa masyarakat berkembang secara evolusioner dari tahap teologis (percaya terhadap kekuatan dewa), melalui tahap metafisik (percaya pada kekuatan abstrak), hingga tahap positivistik (percaya terhadap ilmu sains). Pandangan evolusioner ini mengasumsikan bahwa masyarakat, seperti halnya organisme, berkembang dari sederhana menjadi rumit. Dengan demikian, melalui sosiologi diharapkan mampu mempercepat positivisme yang membawa ketertiban pada kehidupan sosial.


(5)

Tugas Sosiologi Page 5

2.

Emil Durkheim (1859-1917)

Teori : Sosiologi Struktural

Untuk menjelaskan tentang masyarakat, Durkheim (1859-1917) berbicara mengenaikesadaran kolektif sebagai kekuatan moral yang mengikat individu pada suatu masyarakat. Melalui karyanya The Division of Labor in Society (1893). Durkheim mengambil pendekatan kolektivis (solidaritas) terhadap pemahaman yang membuat masyarakat bisa dikatakan primitifatau modern. Solidaritas itu berbentuk nilai-nilai, adat-istiadat, dan kepercayaan yang dianut bersama dalam ikatan kolektif. Masyarakat primitif/sederhana dipersatukan oleh ikatan moral yang kuat, memiliki hubungan yang jalin-menjalin sehingga dikatakan memiliki Solidaritas Mekanik. Sedangkan pada masyarakat yang kompleks/modern, kekuatan kesadaran kolektif itu telah menurun karena terikat oleh pembagian kerja yang ruwet dan saling menggantung atau disebut memiliki Solidaritas Organik .

Selanjutnya dalam karyanya yang lain The Role of Sociological Method (1895), Durkheim membuktikan cara kerja yang disebut Fakta Sosial, yaitu fakta-fakta dari luar individu yang mengontrol individu untuk berpikir dan bertindak dan memiliki daya paksa. Ini berarti struktur-struktur tertentu dalam masyarakat sangatlah kuat, sehingga dapat mengontrol tindakan individu dan dapat dipelajari secara objektif, seperti halnya ilmu alam. Fakta sosial terbagi menjadi dua bagian, material (birokrasi dan hukum) dan nonmaterial (kultur dan lembaga sosial).

Dua tahun kemudian melalui Suicide (1897), Durkheim berusaha membuktikan bahwa ada pengaruh antara sebab-sebab sosial (fakta sosial) dengan pola-pola bunuh diri. Dalam karya itu disimpulkan ada 4 macam tipe bunuh diri, yakni bunuh diri egoistik (masalah pribadi), altruistik(untuk kelompok), anomik (ketiadaan kelompok/norma), dan fatalistik (akibat tekanan kelompok). Berdasarkan hal itu Durkheim berpendapat bahwa faktor derajat keterikatan manusia pada kelompoknya (integrasi sosial) sebagai faktor kunci untuk melakukan bunuh diri.


(6)

Tugas Sosiologi Page 6

3.

Karl Marx (1818-1883)

Teori : Sosiologi Marxis

Karl Marx (1818-1883) melalui pendekatan materialisme historis percaya bahwa penggerak sejarah manusia adalah konflik kelas. Marx memandang bahwa kekayaan dan kekuasaan itu tidak terdistribusi secara merata dalam masyarakat. Oleh karena itu kaum penguasa yang memiliki alat produksi (kaum borjuis/kapitalis) senantiasa terlibat konflik dengan kaum buruh yang dieksploitasi (kaum proletar).

Sosiologi Marxis tentang kapitalisme menyatakan bahwa produksi komoditas mau tak mau membawa sistem sosial yang secara keseluruhan merefleksikan pengejaran keuntungan ini. Nilai-nilai produksi merasuk ke semua bidang kehidupan. Segala sesuatunya, penginapan, penyedia informasi, rumah sakit, bahkan sekolah kini menjadi bisnis yang menguntungkan. Tingkat keuntungannya menentukan berapa banyak staf dan tingkat layanan yang diberikan. Inilah yang dimaksud Marx bahwa infrastruktur ekonomi menentukan suprastruktur (kebudayaan, politik, hukum, dan ideologi).

Pendekatan Sosiologi Marxis menyimpulkan mengenai ide pembaruan sosial yang telah terbukti sebagai ide yang hebat pada abad XX, sebagai berikut (Osborne, 1996: 50): semua masyarakat dibangun atas dasar konflik, penggerak dasar semua perubahan sosial adalah ekonomi, masyarakat harus dilihat sebagai totalitas yang di dalamnya ekonomi adalah faktor dominan, perubahan dan perkembangan sejarah tidaklah acak, tetapi dapat dilihat dari hubungan manusia dengan organisasi ekonomi, individu dibentuk oleh masyarakat, tetapi dapat mengubah masyarakat melalui tindakan rasional yang didasarkan atas premis-premis ilmiah (materialisme historis), bekerja dalam masyarakat kapitalis mengakibatkan keterasingan (alienasi), dan dengan berdiri di luar masyarakat, melalui kritik, manusia dapat memahami dan mengubah posisi sejarah mereka.


(7)

Tugas Sosiologi Page 7

4.

Herbert Spencer (1820-1903)

Teori : Sosiologi Evolusioner

Herbert Spencer (1820-1903) menganjurkan Teori Evolusi untuk menjelaskan perkembangan sosial. Logika argumen ini adalah bahwa masyarakat berevolusi dari bentuk yang lebih rendah (barbar) ke bentuk yang lebih tinggi (beradab). Ia berpendapat bahwa institusi sosial sebagaimana tumbuhan dan binatang, mampu beradaptasi terhadap lingkungan sosialnya. Dengan berlalunya generasi, anggota masyarakat yang

mampu dan cerdas dapat bertahan. Dengan kata lain “Yang layak akan bertahan hidup, sedangkan yang tak layak akhirnya punah”. Konsep ini diistilahkansurvival of the fittest. Ungkapan ini sering dikaitkan dengan model evolusi dari rekan sejamannya yaitu Charles Darwin. Oleh karena itu teori tentang evolusi masyarakat ini juga sering dikenal dengan nama Darwinisme Sosial.

Melalui teori evolusi dan pandangan liberalnya itu, Spencer sangat poluler di kalangan para penguasa yang menentang reformasi. Spencer setuju terhadap doktrin laissez-faire dengan mengatakan bahwa negara tak harus mencampuri persoalan individual kecuali fungsi pasif melindungi rakyat. Ia ingin kehidupan sosial berkembang bebas tanpa kontrol eksternal. Spencer menganggap bahwa masyarakat itu alamiah, dan ketidakadilan serta kemiskinan itu juga alamiah, karena itu kesejahteraan sosial dianggap percuma. Meski pandangan itu banyak ditentang, namun Darwinisme Sosial sampai sekarang masih terus hidup dalam tulisan-tulisan populer.


(8)

Tugas Sosiologi Page 8

5.

Max Weber (1864-1920)

Teori : Sosiologi Weber

Max Weber (1864-1920) tidak sependapat dengan Marx yang menyatakan bahwa ekonomi merupakan kekuatan pokok perubahan sosial. Melalui karyanya, Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme, Weber menyatakan bahwa kebangkitan pandangan religius tertentu– dalam hal ini Protestanisme– yang membawa masyarakat pada perkembangan kapitalisme. Kaum Protestan dengan tradisi Kalvinis menyimpulkan bahwa kesuksesan finansial merupakan tanda utama bahwa Tuhan berada di pihak mereka. Untuk mendapatkan tanda ini, mereka menjalani kehidupan yang hemat, menabung, dan menginvestasikan surplusnya agar mendapat modal lebih banyak lagi.

Pandangan lain yang disampaikan Weber adalah tentang bagaimana perilaku individu dapat mempengaruhi masyarakat secara luas. Inilah yang disebut sebagai memahami Tindakan Sosial. Menurut Weber, tindakan sosial dapat dipahami dengan memahami niat, ide, nilai, dan kepercayaan sebagai motivasi sosial. Pendekatan ini disebut verstehen (pemahaman).

Weber juga mengkaji tentang rasionalisasi. Menurut Weber, peradaban Barat adalah semangat Barat yang rasional dalam sikap hidup. Rasional menjelma menjadi operasional (berpikir sistemik langkah demi langkah). Rasionalisasi adalah proses yang menjadikan setiap bagian kecil masyarakat terorganisir, profesional, dan birokratif. Meski akhirnya Weber prihatin betapa intervensi negara terhadap kehidupan warga kian hari kian besar.

Dalam karyanya yang terkenal lainnya, Politik sebagai Panggilan, Weber mendefinisikan negara sebagai sebuah lembaga yang memiliki monopoli dalam penggunaan kekuatan fisik secara sah, sebuah definisi yang menjadi penting dalam studi tentang ilmu politik.


(9)

Tugas Sosiologi Page 9

Sifat Hakikat Sosiologi

A.

Sifat Sosiologi

1.

Sosiologi Bersifat Empiris

Artinya Sosiologi merupakan ilmu yang berdasar dari hasil pengamatan (observasi) dan penalaran terhadap berbagai kenyataan sosial yang terjadi dan hasil dari observasi ini tidak bersifat spekulasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sosiologi bukanlah ilmu yang hanya didasarkan oleh pemikiran-pemikiran individu, namun tetap berdasar kepada hasil pengamatan yang sesuai akal sehat (kenyataan). Karena sesuai dengan pengamatan dan penalaran, maka ilmu sosiologi merupakan kenyataan (dapat dirasakan oleh pancaindra manusia melalui pengamatan), dan harus rasional (sesuai akal budi) berdasarkan penalaran. Artinya sosiologi bukanlah ilmu yang berlawanan dengan kenyataan dan akal, sosiologi merupakan ilmu yang faktual.

2.

Sosiologi Bersifat Teoritis

Artinya Sosiologi merupakan ilmu yang selalu berusaha mendapatkan suatu kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan (observasi) dan penalaran agar dapat menyusun kerangkan dan menghasilkan teori keilmuan. Kesimpulan tersebut merupakan kerangka-kerangka dari unsur-unsur yang nyata dan masuk akal yang bertujuan untuk menjelaskan sebab akibat sehingga menghasilkan suatu teori. Teori yang dihasilkan ini merupakan perwujudan dua variabel yang telah diuji kebenarannya. Jadi Teori dalam ilmu sosiologi bukanlah hal yang tidak jelas asal usulnya, melainkan suatu teori yang berdasar pada fakta.

3.

Sosiologi Bersifat Kumulatif

Artinya sosiologi merupakan ilmu yang Teori-teori merupakan pengembangand dari teori lama yang sudah ada. Jadi Teori-teori sosiologi merupakan hasil dari perbaikan, perluasan, dan memperdalam, juga memperhalus teori/ilmu lama. Misalnya Tentang Teori Hukum yang dikaitkan dengan interaksi sosial, karena dalam menjalani kehidupan sosial, kita tidak boleh melanggar hukum.

4.

Sosiologi Bersifat Nonetis

Artinya, Sosiologi tidak mempermasalahkan tentang baik atau buruknya suatu fakta, melainkan lebih mementingkan penjelasan fakta tersebut secara analitis dan apa adanya.


(10)

Tugas Sosiologi Page 10

B.

Hakikat Sosiologi

Menurut KBBI, hakikat artinya intisari atau dasar. Jadi hakikat sosiologi dapat diartika sebagai dasar intisari dan kebenaran dari sosiologi, nah berdasarkan pemahaman tersebut maka Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dan menekankan pada interaksi nya. Berikut adalah beberapa Hakikat Sosiologi :

Sosiologi merupakan Ilmu Sosial, Bukan Ilmu Pengetahuan Alam, juga bukan Ilmu

Kerohanian. Perbedaan Sosiologi dengan ilmu diatas adalah pada isinya, Sosiologi berisi tentang kemasyarakatan, berbeda dengan biologi tentang tumbuhan, astronomi tentang ruang angkasa, dan tentu berbeda dengan ilmu lainnya.

Sosiologi Termasuk ilmu Pengetahuan yang Kategoris, bukan normatif. Artinya sosiologi

membatasi pembahasan pada apa yang sedang terjadi, bukan pada apa yang akan terjadi, juga bukan pada sesuatu yang seharusnya terjadi. Sosiologi merupakan ilmu bebas nilai, karena tidak mempertimbangkan baik buruknya suatu fakta.

Sosiologi Adalah Ilmu Pengetahuan Murni (Pure Science), Bukan Ilmu pengetahuan

terapan (applied Science). Artinya Sosiologi merupakan suatu ilmu yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan mutunya tanpa dipergunakan dalam masyarakat. Dalam Penerapannya, Ilmu Pengetahuan terbagi menjadi dua, yaitu Murni dan Terapan. Ilmu Pengetahuan murni adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mengembangkan dan membentuk ilmu pengetahuan secara abstrak dengan mempertinggi mutunya tanpa digunakan secara langsung dalam kehidupan. Sedangkan Ilmu Pengetahuan Terapan adalah Ilmu yang bertujuan untuk diterapkan dan dipergunakan dalam kehidupan.

Sosiologi merupakan Ilmu Pengetahuan yang Abstrak. Artinya Sosiologi melakukan

pengamatan terhadap bentuk dan pola yang terjadi dalam masyarakat, bukan merupakan wujud konkret.

 Sosiologi memiliki tujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum dalam masyarakat. Artinya Sosiologi melakukan penelitian dan pencairan terhadap berbagai macam prinsip atau hukum umum berdasarkan interaksi yang terjadi dan berdasarkan aspek kehidupan masyarakat.

Sosiologi adalah ilmu yang rasional, dan terkait dengan metode yang

digunakannya. Artinya Sosiologi tidak berlawanan dengan akal sehat dan kenyataan yang ada, serta dalam penelitiannya menggunakan metode-metode sosiologi.

Sosiologi Termasuk Ilmu Pengetahuan Umum, Bukan Ilmu Pengetahuan Khusus.

Artinya Sosiologi mempelajari gejala umum yang terjadi pada objek studinya yaitu masyarakat. Gejala umum yang dipelajari lebih ditekankan pada interaksi yang terjadi.


(11)

Tugas Sosiologi Page 11

Karakteristik Sosiologi

Sosiologi memiliki karakteristik sebagai ilmu yang bersifat khusus sebagaimana

disebutkan oleh Harry M. Johnson dalam bukunya Sociology A Systematic

Introduction (1960) yang menjelaskan:

1.

Sosiologi bersifat empiris, artinya ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada

observasi (pengamatan) terhadap keyakinan dan akal sehat, serta hasilnya tidak

bersifat spekulatif, melainkan objektif.

2.

Sosiologi bersifat teoretis, artinya ilmu pengetahuan itu selalu berusaha menyusun

abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi merupakan kerangka dari unsur-unsur

yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan antarhubungan dan

sebab akibat, sehingga menjadi teori.

3.

Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori sosiologi dibentuk berdasarkan

teori-teori yang sudah ada. Jadi sosiologi memperbaiki, memperluas, dan memperhalus

teori-teori yang sudah ada itu.

4.

Sosiologi bersifat nonetis, artinya yang menjadi inti persoalan dalam sosiologi

bukanlah baik buruknya suatu fakta, melainkan tujuan yang hendak dicapai dengan

menjelaskan fakta tersebut.


(12)

Tugas Sosiologi Page 12

Ruang Lingkup Sosiologi

Ruang

lingkup

sosiologi

mencakup

pengetahuan

dasar

pengkajian

kemasyarakatan yang meliputi:

1. Kedudukan dan peran sosial individu dalam keluarga, kelompok sosial, dan masyarakat.

2. Nilai-nilai dan norma-norma sosial yang mendasari atau memengaruhi sikap dan perilaku

anggota masyarakat dalam melakukan hubungan sosial.

3. Masyarakat dan kebudayaan daerah sebagai submasyarakat serta kebudayaan nasional

Indonesia.

4. Perubahan sosial budaya yang terus-menerus berlangsung yang disebabkan oleh

faktor-faktor internal maupun eksternal.


(13)

Tugas Sosiologi Page 13

Metode Sosiologi

1.

Metode

Metode Sosiologi Secara Umum

Secara garis besar, Sosiologi membagi metode penelitiannya kedalam 2 kategori, yaitu

:

A.

Metode Kualitatif

Metode Kulitatif adalah metode yang memprioritaskan berbagai sulit untuk diukur dengan angka, walaupun kejadian tersebut secara nyata terjadi dalam masyarakat. Pengelompokkan suatu hasil penelitian kedalam Metode Kualitatif apabila hasil tersebut tidak bisa dijabarkan secara matematis

B.

Metode Kuantitatif

Metode Kuantitatif adalah metode yang memprioritaskan penelitian berdasarkan penelitian berdasarkan kepada angka atau gejala-gejala yang dapat diukur dengan skala matematis seperti tabel, grafik, dan uji statistik. Pengukuran data secara matematis tidak mengharuskan peneliti sosiologi menguasai ilmu statistik yang tinggi, karena pengamatan hanya menggunakan ilmu matematis sederhana seperti mencari rata-rata, melihat tabel, frekuensi, dll, serta topik yang dibahas tetaplah tentang masyarakat.

2.

Metode

Metode Sosiologi Secara Khusus

Dalam Sosiologi suatu pengantar edisi kedua, Soerjono Soekanto, 1986 dikatakan

bahwa sosiologi adalah ilmu untuk mengungkap dan meninjau realitas sosial yang ada

dalam masyarakat. Sebagai ilmu pengetahuan, tentunya sosiologi menggunakan metode

Ilmiah agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Nah berikut ini

adalah metode

metode yang digunakan :

A.

Metode Statistik

Metode Statistik adalah metode yang digunakan untuk menunjukan hubungan atau pengaruh kualitas, dan memperkecil prasangka pribadi dari suatu pihak. Contohnya adalah penggunaan tabel saat melakukan pengamatan agar memperoleh hasil secara kuantitatif.


(14)

Tugas Sosiologi Page 14

B.

Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah metode yang digunakan untuk membandingkan hasil percobaan dari dua kelompok. Satu kelompok sebagai eksperimen dan kelompok kedua sebagai kelompok kontrol.

C.

Metode Induktif

Metode Induktif adalah metode yang digunakan dengan mempelajari suatu hal yang khusus untuk mendapatkan hasil atau kesimpulan yang lebih luas dan bersifat umum.

D.

Metode Deduktif

Metode Deduktif adalah metode yang digunakan untuk mempelajari suatu hal yang bersifat umum untuk mendapatkan suatu hasil atau kesimpulan yang kemudian dipelajari pada keadaan lebih sempit atau lebih khusus.

E.

Metode Studi Kasus

Metode Studi Kasus adalah metode yang digunakan untuk meneliti kebenaran peristiwa yang terjadi dengan melakukan pengamatan terhadap suatu keadaan, individu, dan berbagai kelompok. Alat – alat yang digunakan dalam studi kasus adalah wawancara, pertanyaan – pertanyaan kuesioner, dan teknik keterlibatan peneliti dalam suatu masalah.

F.

Metode Survei Lapangan

Metode Survei Lapangan adalah metode yang digunakan dengan cara turun secara langsung kedalam lingkungan masyarakat untuk mendapatkan data.

G.

Metode Partisipasi

Metode Pertisipasi adalah metode yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian secara mendalam terhadap suatu kelompok tertentu. Agar mendapatkan data dengan metode ini, Peneliti harus berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat / kelompok yang diamati.


(15)

Tugas Sosiologi Page 15

H.

Metode Empiris dan Rasionalitas

 Metode Empiris adalah metode yang menggunakan fakta yang telah terjadi dalam masyarakat untuk mendapatkan data.

 Metode Rasionalistis adalah metode yang menggunakan akal sehat untuk menemukan dan meninjau masalah-masalah yang berkaitan dengan kemasyarakatan.

I.

Metode Fungsional

Metode Fungsionalisme adalah metode yang digunakan untuk menilai bagaimana fungsi suatu lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat.

J.

Metode Studi Pustaka

Metode Studi Pustaka adalah metode yang memanfaatkan berbagai literatur dan buku untuk mendapatkan suatu data. Metode ini tidak memerlukan banyak biaya karena dapat memanfaatkan perpustakaan untuk mendapatkan banyak sumber. Namun peneliti harus memiliki kemampuan untuk mencari buku – buku yang memang sesuai dengan topik yang akan dibahas.


(1)

Tugas Sosiologi Page 10

B.

Hakikat Sosiologi

Menurut KBBI, hakikat artinya intisari atau dasar. Jadi hakikat sosiologi dapat diartika sebagai dasar intisari dan kebenaran dari sosiologi, nah berdasarkan pemahaman tersebut maka Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dan menekankan pada interaksi nya. Berikut adalah beberapa Hakikat Sosiologi :

Sosiologi merupakan Ilmu Sosial, Bukan Ilmu Pengetahuan Alam, juga bukan Ilmu Kerohanian. Perbedaan Sosiologi dengan ilmu diatas adalah pada isinya, Sosiologi berisi tentang kemasyarakatan, berbeda dengan biologi tentang tumbuhan, astronomi tentang ruang angkasa, dan tentu berbeda dengan ilmu lainnya.

Sosiologi Termasuk ilmu Pengetahuan yang Kategoris, bukan normatif. Artinya sosiologi membatasi pembahasan pada apa yang sedang terjadi, bukan pada apa yang akan terjadi, juga bukan pada sesuatu yang seharusnya terjadi. Sosiologi merupakan ilmu bebas nilai, karena tidak mempertimbangkan baik buruknya suatu fakta.

Sosiologi Adalah Ilmu Pengetahuan Murni (Pure Science), Bukan Ilmu pengetahuan terapan (applied Science). Artinya Sosiologi merupakan suatu ilmu yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan mutunya tanpa dipergunakan dalam masyarakat. Dalam Penerapannya, Ilmu Pengetahuan terbagi menjadi dua, yaitu Murni dan Terapan. Ilmu Pengetahuan murni adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mengembangkan dan membentuk ilmu pengetahuan secara abstrak dengan mempertinggi mutunya tanpa digunakan secara langsung dalam kehidupan. Sedangkan Ilmu Pengetahuan Terapan adalah Ilmu yang bertujuan untuk diterapkan dan dipergunakan dalam kehidupan.

Sosiologi merupakan Ilmu Pengetahuan yang Abstrak. Artinya Sosiologi melakukan pengamatan terhadap bentuk dan pola yang terjadi dalam masyarakat, bukan merupakan wujud konkret.

 Sosiologi memiliki tujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum dalam masyarakat. Artinya Sosiologi melakukan penelitian dan pencairan terhadap berbagai macam prinsip atau hukum umum berdasarkan interaksi yang terjadi dan berdasarkan aspek kehidupan masyarakat.

Sosiologi adalah ilmu yang rasional, dan terkait dengan metode yang digunakannya. Artinya Sosiologi tidak berlawanan dengan akal sehat dan kenyataan yang ada, serta dalam penelitiannya menggunakan metode-metode sosiologi.

Sosiologi Termasuk Ilmu Pengetahuan Umum, Bukan Ilmu Pengetahuan Khusus. Artinya Sosiologi mempelajari gejala umum yang terjadi pada objek studinya yaitu masyarakat. Gejala umum yang dipelajari lebih ditekankan pada interaksi yang terjadi.


(2)

Tugas Sosiologi Page 11

Karakteristik Sosiologi

Sosiologi memiliki karakteristik sebagai ilmu yang bersifat khusus sebagaimana

disebutkan oleh Harry M. Johnson dalam bukunya Sociology A Systematic

Introduction (1960) yang menjelaskan:

1.

Sosiologi bersifat empiris

, artinya ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada

observasi (pengamatan) terhadap keyakinan dan akal sehat, serta hasilnya tidak

bersifat spekulatif, melainkan objektif.

2.

Sosiologi bersifat teoretis

, artinya ilmu pengetahuan itu selalu berusaha menyusun

abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi merupakan kerangka dari unsur-unsur

yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan antarhubungan dan

sebab akibat, sehingga menjadi teori.

3.

Sosiologi bersifat kumulatif

, artinya teori sosiologi dibentuk berdasarkan

teori-teori yang sudah ada. Jadi sosiologi memperbaiki, memperluas, dan memperhalus

teori-teori yang sudah ada itu.

4.

Sosiologi bersifat nonetis

, artinya yang menjadi inti persoalan dalam sosiologi

bukanlah baik buruknya suatu fakta, melainkan tujuan yang hendak dicapai dengan

menjelaskan fakta tersebut.


(3)

Tugas Sosiologi Page 12

Ruang Lingkup Sosiologi

Ruang

lingkup

sosiologi

mencakup

pengetahuan

dasar

pengkajian

kemasyarakatan yang meliputi:

1. Kedudukan dan peran sosial individu dalam keluarga, kelompok sosial, dan masyarakat.

2. Nilai-nilai dan norma-norma sosial yang mendasari atau memengaruhi sikap dan perilaku

anggota masyarakat dalam melakukan hubungan sosial.

3. Masyarakat dan kebudayaan daerah sebagai submasyarakat serta kebudayaan nasional

Indonesia.

4. Perubahan sosial budaya yang terus-menerus berlangsung yang disebabkan oleh

faktor-faktor internal maupun eksternal.


(4)

Tugas Sosiologi Page 13

Metode Sosiologi

1.

Metode

Metode Sosiologi Secara Umum

Secara garis besar, Sosiologi membagi metode penelitiannya kedalam 2 kategori, yaitu

:

A.

Metode Kualitatif

Metode Kulitatif adalah metode yang memprioritaskan berbagai sulit untuk diukur dengan angka, walaupun kejadian tersebut secara nyata terjadi dalam masyarakat. Pengelompokkan suatu hasil penelitian kedalam Metode Kualitatif apabila hasil tersebut tidak bisa dijabarkan secara matematis

B.

Metode Kuantitatif

Metode Kuantitatif adalah metode yang memprioritaskan penelitian berdasarkan penelitian berdasarkan kepada angka atau gejala-gejala yang dapat diukur dengan skala matematis seperti tabel, grafik, dan uji statistik. Pengukuran data secara matematis tidak mengharuskan peneliti sosiologi menguasai ilmu statistik yang tinggi, karena pengamatan hanya menggunakan ilmu matematis sederhana seperti mencari rata-rata, melihat tabel, frekuensi, dll, serta topik yang dibahas tetaplah tentang masyarakat.

2.

Metode

Metode Sosiologi Secara Khusus

Dalam Sosiologi suatu pengantar edisi kedua, Soerjono Soekanto, 1986 dikatakan

bahwa sosiologi adalah ilmu untuk mengungkap dan meninjau realitas sosial yang ada

dalam masyarakat. Sebagai ilmu pengetahuan, tentunya sosiologi menggunakan metode

Ilmiah agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Nah berikut ini

adalah metode

metode yang digunakan :

A.

Metode Statistik

Metode Statistik adalah metode yang digunakan untuk menunjukan hubungan atau pengaruh kualitas, dan memperkecil prasangka pribadi dari suatu pihak. Contohnya adalah penggunaan tabel saat melakukan pengamatan agar memperoleh hasil secara kuantitatif.


(5)

Tugas Sosiologi Page 14

B.

Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah metode yang digunakan untuk membandingkan hasil percobaan dari dua kelompok. Satu kelompok sebagai eksperimen dan kelompok kedua sebagai kelompok kontrol.

C.

Metode Induktif

Metode Induktif adalah metode yang digunakan dengan mempelajari suatu hal yang khusus untuk mendapatkan hasil atau kesimpulan yang lebih luas dan bersifat umum.

D.

Metode Deduktif

Metode Deduktif adalah metode yang digunakan untuk mempelajari suatu hal yang bersifat umum untuk mendapatkan suatu hasil atau kesimpulan yang kemudian dipelajari pada keadaan lebih sempit atau lebih khusus.

E.

Metode Studi Kasus

Metode Studi Kasus adalah metode yang digunakan untuk meneliti kebenaran peristiwa yang terjadi dengan melakukan pengamatan terhadap suatu keadaan, individu, dan berbagai kelompok. Alat – alat yang digunakan dalam studi kasus adalah wawancara, pertanyaan – pertanyaan kuesioner, dan teknik keterlibatan peneliti dalam suatu masalah.

F.

Metode Survei Lapangan

Metode Survei Lapangan adalah metode yang digunakan dengan cara turun secara langsung kedalam lingkungan masyarakat untuk mendapatkan data.

G.

Metode Partisipasi

Metode Pertisipasi adalah metode yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian secara mendalam terhadap suatu kelompok tertentu. Agar mendapatkan data dengan metode ini, Peneliti harus berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat / kelompok yang diamati.


(6)

Tugas Sosiologi Page 15

H.

Metode Empiris dan Rasionalitas

 Metode Empiris adalah metode yang menggunakan fakta yang telah terjadi dalam masyarakat untuk mendapatkan data.

 Metode Rasionalistis adalah metode yang menggunakan akal sehat untuk menemukan dan meninjau masalah-masalah yang berkaitan dengan kemasyarakatan.

I.

Metode Fungsional

Metode Fungsionalisme adalah metode yang digunakan untuk menilai bagaimana fungsi suatu lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat.

J.

Metode Studi Pustaka

Metode Studi Pustaka adalah metode yang memanfaatkan berbagai literatur dan buku untuk mendapatkan suatu data. Metode ini tidak memerlukan banyak biaya karena dapat memanfaatkan perpustakaan untuk mendapatkan banyak sumber. Namun peneliti harus memiliki kemampuan untuk mencari buku – buku yang memang sesuai dengan topik yang akan dibahas.