ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PERCAKAPAN BAHASA INDONESIA MASYARAKAT MINANG DI BANDARLAMPUNG DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

SANWACANA

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Alhamdulillahi Robbilalamin. Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah Swt. atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul Alih Kode dan Campur Kode dalam Percakapan Bahasa Indonesia
Masyarakat Minang di Bandarlampung dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMA. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada seorang penunjuk
jalan yang lurus, yaitu Nabi Muhammad Saw. Semoga keluarga, sahabat, dan para pengikutnya mendapatkan syafaatnya kelak di hari pembalasan.

Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni, Universitas Lampung. Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima
bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis
menghaturkan terima kasih setulus-tulusnya kepada:

x

1. Dr. Wini Tarmini, M.Hum., selaku pembimbing I dan pembimbing akademik
yang tiada henti memberikan semangat, memotivasi, mengarahankan, dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran selama penyusunan skripsi ini;
2. Sumarti, S.Pd., M.Hum., selaku pembimbing II yang telah mengarahkan, membimbing, dan memotivasi penulis selama melaksanakan penyusunan proposal dan

penelitian;
3. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum., selaku pembimbing II dan Ketua Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah banyak membantu,
mengarahkan, dan memberi nasihat kepada penulis hingga skripsi terselesaikan;
4. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku dosen pembahas yang telah memberikan
nasihat, saran dan motivasi kepada penulis selama penyusunan proposal dan hasil;
5. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd., selaku dosen penguji yang telah membantu dan menguji penulis dengan sabar dan teliti;
6. Drs. Imam Rejana, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
yang selalu membuka cakrawala berpikir tentang data dan materi yang penulis
tulis;
7. Dr. Edi Suyanto, M.Pd., yang telah membantu penulis dalam menentukan judul
skripsi saat menjabat sebagai Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia;
8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
yang telah memberi penulis dengan berbagai ilmu yang bermanfaat;
9. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku dekan FKIP Universitas Lampung;
10. Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.Si., selaku pembantu Dekan FKIP Universitas Lampung;

xi

11. Organisasi kemasyarakatan Minang di Bandarlampung yaitu KBSB (Keluarga

Besar Sumatera Barat), Ikatan Keluarga Minang (IKM), dan Bundo Kandung
yang telah memberi izin, bimbingan, dan pengalaman berharga kepada penulis
selama penelitian;
12. Guru-guru SD, SMP, dan SMA penulis yang telah ikhlas memberikan ilmu
pengetahuan dan nasihat yang berguna bagi penulis selama bersekolah. Tanpa
bekal ilmu pengetahuan dari Bapak dan Ibu, penulis tidak akan sampai ke
perguruan tinggi ini;
13. Papa dan Mama tercinta (Subya Elvit dan Yasnidaleli) yang selalu memberikan
kasih sayang, motivasi dalam bentuk moral maupun material dan untaian doa
yang tiada terputus untuk keberhasilan penulis;
14. Adik-adikku tersayang (Daniel Purnama Putra, Rahdinal Adhitya Gumay dan
Ferdy Kurniawan) yang selalu memberikan suka, duka, keceriaan, semangat, dan
motivasi untuk penulis agar bisa berbuat lebih;
15. Keluarga besarku yang senantiasa menantikan kelulusanku dengan memberikan
dorongan, semangat, dan doa;
16. Sahabatku Ella Rosita Sari (Ella), Umi Muslimawati (Umi), Afrida Wati (Afrida),
Santi Noviyana (Santi), Mei Yusevan Sari (Mei), Arya Dwi Putri (Arya), dan Ayu
Setiyo Putri, S.Pd. (Ayu) yang selama ini saling memberi motivasi, dukungan,
mengingatkan ketika salah, saling mendoakan, saling menghibur di setiap kesedihan, dan saling melengkapi, semoga persahabatan kita akan kekal selamanya;


xii

17. Teman-teman Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan
2008 atas persahabatan, doa serta kebersamaan yang telah diberikan;
18. Teman-teman PPL dan KKN Onoharjo Lampung Tengah tahun 2011 (Woro
Astriandini, Tuti Handayani, Eis Sumiati, S.Pd., Puji Lestari, dan yang lainnya)
atas persahabatan dan kekeluargaan selama menjalani PPL dan KKN;
19. Kakak dan adik tingkat atas bantuan, masukan, dukungan, persahabatan serta
kebersamaan yang telah kalian berikan.
Semoga Allah Subhanahu Wataala selalu memberikan balasan yang lebih besar
untuk Bapak, Ibu, dan rekan-rekan semua. Kritik dan saran selalu terbuka untuk menjadi kesempurnaan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk
kemajuan pendidikan, khususnya Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Amin.
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Bandar Lampung, Oktober 2012
Penulis

Selviyani Melia

xiii


PERSEMBAHAN

Tiada yang lebih sempurna kuucapkan selain rasa syukurku pada Allah Swt. yang
senantiasa memberikan rasa manis setelah aku mengecap rasa pahit. Karya ini aku
persembahkan kepada:
1.

Kedua orang tua tercinta, Subya Elvit dan Yasnidaleli, yang senantiasa berjuang
dengan cucuran keringat hingga menetes ke bumi, linangan air mata, berdoa
tanpa henti, serta mendidik dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Semoga Allah Subhanahuwataala membalas setiap butir peluh dan ketulusan
Papa dan Mama dengan kebahagiaan Jannah-Nya kelak;

2.

Adik-adikku tersayang, Daniel Purnama Putra, Rahdinal Adhitya Gumay, dan
Ferdy Kurniawan, yang selalu memberikan semangat, suka, duka dan motivasi
agar aku bisa berbuat lebih;


3.

Keluarga besarku terkasih atas semangat, dukungan dan doa yang tiada putus di
setiap langkah pendidikanku

4.

Almamaterku, Universitas Lampung, yang telah memberi beragam makna kehidupan, hingga aku berpikir dan mendapatkan ilmu untuk pendewasaan diri.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Jaya, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung
Tengah, Provinsi Lampung pada tanggal 14 Mei 1990. Penulis merupakan anak sulung
dari empat bersaudara buah cinta pasangan Ayahanda Subya Elvit dan Ibunda
Yasnidaleli. Penulis adalah keturunan asli orang Minangkabau, Sumatera Barat, yang
bergelar Si Kumbang karena mengikuti garis keturunan ibu (matrilineal).
Pendidikan yang telah penulis tempuh, yakni Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Bumi
Kencana kemudian pindah ke SD Negeri 5 Bandar Jaya Lampung Tengah dan lulus
pada tahun 2002, lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 3 Terbanggi
Besar Lampung Tengah pada tahun 2005, dan dilanjutkan ke pendidikan di Sekolah

Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah yang diselesaikan
pada tahun 2008. Setelah itu, penulis mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN) dan diterima di Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia dan Daerah, Jurusan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Lampung.
Penulis pernah mengikuti organisasi kemahasiswaan BEM FKIP (Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) dan HMJ PBS (Himpunan
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni ) Universitas Lampung. Sebagai bentuk

pengabdian kepada masyarakat dan pendidikan, penulis pernah melakukan KKN
(Kuliah Kerja Nyata) dan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) di Desa Onoharjo,
Lampung Tengah. Penulis melakukan penelitian di organisasi masyarakat Minang di
Bandarlampung dalam rangka penyusunan skripsi Strata I. Organisasi-organisasi
tersebut adalah Keluarga Besar Sumatera Barat (KBSB), Ikatan Keluarga Minang
(IKM), dan Bundo Kandung.

Judul Skripsi

: ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM
PERCAKAPAN BAHASA INDONESIA

MASYARAKAT MINANG DI BANDARLAMPUNG
DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI SMA

Nama

: Selviyani Melia

Nomor Pokok Mahasiswa

: 0813041050

Program Studi

: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan

: Pendidikan Bahasa dan Seni


Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing

Dr. Wini Tarmini, M.Hum.
NIP 19641014 1989032001

Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum.
NIP 19610104 1987031004

2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Drs. Imam Rejana, M.Si.
NIP 19480421 1978031004

MENGESAHKAN


1. Tim Penguji
Ketua

: Dr. Wini Tarmini, M.Hum.

.........................

Sekretaris

: Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum.

.........................

Penguji
Bukan Pembimbing

: Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd.

.........................


2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si.
NIP 19600315 1985031003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 22 Oktober 2012

MOTO

‫ﺼ ﺎﺑِ ِﺮ ﯾْﻦ‬
ْ ‫ﯾ َﺎ أ َﯾﱡﮭَ ﺎ اﻟ ﱠ ِﺬﯾْﻦَ آ َﻣ ﻨ ُﻮا ا‬
‫ﺼﻼ َ ِة إِنﱠ ﷲَ َﻣ َﻊ اﻟ ﱠ‬
‫ﺼﺒْ ِﺮ َو اﻟ ﱠ‬
‫ﺳ ﺘ َ ِﻌ ﯿْﻨ ُ ْﻮ ا ﺑِﺎﻟ ﱠ‬
Wahai orang-orang yang beriman!
Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.
Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.
(Al-Baqarah ayat 153)

Pandu marapek sadang balaie, pandai batinggang di nan rumik

Sapayah-payah badan, nan labo tak buliah ditinggakan
‘Jangan membuang waktu, pergunakan kesempatan baik sebelum lewat,
demi mendapatkan hasil yang wajar’
(Petatah Petitih Orang Minangkabau)

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................
i
ABSTRAK.................................................................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................
iv
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................................
vi
MOTO ........................................................................................................................ viii
PERSEMBAHAN .....................................................................................................
ix
SANWACANA .........................................................................................................
x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiv
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xx
I. PENDAHULUAN .......................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .....................................................................

1
1
7
7
8
8

II. LANDASAN TEORI ..................................................................................
2.1 Pengertian Sosiolinguistik ....................................................................
2.2 Masyarakat Bahasa ...............................................................................
2.3 Variasi Bahasa ......................................................................................
2.4 Kontak Bahasa ......................................................................................
2.4.1 Pengertian Kontak Bahasa..........................................................
2.4.2 Akibat Kontak Bahasa ................................................................
2.5 Alih Kode (Code Switching) ................................................................
2.5.1 Bentuk-Bentuk Alih Kode ..........................................................
2.5.2 Penyebab Alih Kode ...................................................................
2.6 Campur Kode (Code Mixing) ...............................................................
2.6.1 Bentuk-Bentuk Campur Kode ...................................................
2.6.2 Penyebab Campur Kode .............................................................
2.7 Percakapan............................................................................................
2.7.1 Ciri-Ciri Percakapan ...................................................................
2.7.2 Prinsip-Prinsip Percakapan.........................................................

10
10
12
13
16
16
17
21
22
23
29
32
34
35
36
36

xiv

2.8 Konteks .................................................................................................
2.8.1 Pengertian Konteks.....................................................................
2.8.2 Unsur-Unsur Konteks .................................................................
2.8.3 Peranan Konteks dalam Percakapan...........................................
2.9 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA .............................................

38
38
38
39
40

III. METODE PENELITIAN ...........................................................................
3.1 Desain Penelitian .................................................................................
3.2 Data dan Sumber Data .........................................................................
3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................
3.4 Teknik Analisis Data ...........................................................................

45
45
46
47
49

IV. PEMBAHASAN ........................................................................................
4.1 Alih Kode ............................................................................................
4.1.1 Alih Kode Intern dalam Percakapan Orang Minang dengan
Orang Minang ............................................................................
4.1.1.1 Alih Kode Intern karena Perpindahan Topik ................
4.1.1.2 Alih Kode Intern karena Kehadiran Orang Ketiga .......
4.1.1.3 Alih Kode Intern karena Beralihnya Suasana ...............
4.1.1.4 Alih Kode Intern karena Terpengaruh Lawan Bicara ...
4.1.1.5 Alih Kode Intern karena Mengutip Pembicaraan..........
4.1.1.6 Alih Kode Intern karena Berbicara dengan Orang
Sekampung ....................................................................
4.1.1.7 Alih Kode Intern karena Membicarakan Orang Lain ...
4.1.2 Alih Kode Ekstern dalam Percakapan Orang Minang dengan
Orang Minang ...........................................................................
4.1.2.1 Alih Kode Ekstern karena Perpindahan Ingin
Beradab-adab.................................................................
4.1.3 Alih Kode Intern dalam Percakapan Orang Minang dengan
Bukan Orang Minang ................................................................
4.1.3.1 Alih Kode Intern karena Perpindahan Topik ................
4.1.3.2 Alih Kode Intern karena Beralihnya Suasana ...............
4.1.3.3 Alih Kode Intern karena Berbicara dengan Orang
Sekampung ....................................................................
4.1.3.4 Alih Kode Intern karena Kehadiran Orang Ketiga .......
4.1.3.5 Alih Kode Intern karena Membicarakan Orang Lain ...
4.1.3.6 Alih Kode Intern karena Menunjukkan Bahasa
Pertamanya ....................................................................
4.2 Campur Kode ......................................................................................
4.2.1 Campur Kode Kata ....................................................................
4.2.1.1 Campur Kode Kata dalam Percakapan Orang Minang
dengan Orang Minang ..................................................
4.2.1.1.1 Campur Kode Kata karena Status
Keterpelajaran ..............................................
4.2.1.1.2 Campur Kode Kata karena Keterpaksaan ....
4.2.1.2 Campur Kode Kata dalam Percakapan Orang Minang
dengan Bukan Orang Minang ......................................
4.2.1.2.1 Campur Kode Kata karena Status

52
56

xv

57
58
60
63
64
65
68
70
71
72
73
73
77
78
79
80
80
81
82
82
83
91
92

Keterpelajaran .............................................. 92
4.2.1.2.2 Campur Kode Kata karena keterpaksaan ..... 94
4.2.2 Campur Kode Frasa dalam Percakapan Orang Minang dengan
Orang Minang ........................................................................... 94
4.2.2.1 Campur Kode Frasa karena Status Keterpelajaran....... 94
4.2.3 Campur Kode Klausa dalam Percakapan Orang Minang dengan
Orang Minang ........................................................................... 99
4.2.3.1 Campur Kode Klausa karena Keterpaksaan ................. 100
4.2.3.2 Campur Kode Klausa karena Status Keterpelajaran .... 100
4.3 Implikasi Alih Kode dan Campur Kode dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMA................................................................................. 103
V. SIMPULAN SAN SARAN ......................................................................... 115
5.1 Simpulan .............................................................................................. 115
5.2 Saran..................................................................................................... 116
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 118
LAMPIRAN......................................................................................... 121

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Hasil Alih Kode dalam Percakapan Orang Minang dengan Orang
Minang...............................................................................................

53

2. Hasil Alih Kode dalam Percakapan Orang Minang dengan Bukan
Orang Minang....................................................................................

54

3. Hasil Campur Kode dalam Percakapan Orang Minang dengan
Orang Minang.....................................................................................

55

4. Hasil Campur Kode dalam Percakapan Orang Minang dengan
Bukan Orang Minang.........................................................................

55

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Instrumen Penelitian.................................................................. 122
Lampiran 2 Format Panduan Pengumpulan Data Penelitian........................ 123
Lampiran 3 Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Orang Minang................

124

Lampiran 4 Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Bukan Orang
Minang.....................................................................................

125

Lampiran 5 Catatan Lapangan...................................................................... 126
Lampiran 6 Klasifikasi Penutur.................................................................... 156
Lampiran 7 Korpus Data Alih Kode dan Campur Kode..............................

168

Lampiran 8 Klasifikasi Alih Kode...............................................................

173

Lampiran 9 Klasifikasi Campur Kode.........................................................

177

Lampiran 10 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian............................ 185
Lampiran 11

1

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PERCAKAPAN
BAHASA INDONESIA MASYARAKAT MINANG
DI BANDARLAMPUNG DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI SMA

(Skripsi)

Oleh
SELVIYANI MELIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2012

2

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PERCAKAPAN
BAHASA INDONESIA MASYARAKAT MINANG
DI BANDARLAMPUNG DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI SMA

Oleh
SELVIYANI MELIA

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2012

Selviyani Melia

ABSTRAK
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PERCAKAPAN
BAHASA INDONESIA MASYARAKAT MINANG
DI BANDARLAMPUNG DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI SMA
Oleh
Selviyani Melia

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bentuk-bentuk dan penyebab alih
kode dan campur kode dalam percakapan bahasa Indonesia masyarakat Minang di
Bandarlampung dan implikasinya pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk-bentuk dan penyebab alih
kode dan campur kode dalam percakapan bahasa Indonesia masyarakat Minang di
Bandarlampung serta implikasinya pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Data dalam penelitian ini adalah percakapan masyarakat Minang di Bandarlampung
yang mengalami alih kode dan campur kode, sedangkan sumber data yang dipilih
adalah anggota IKM (Ikatan Keluarga Minang), KBSB (Keluarga Besar Sumatera
Barat), dan Bunda Kandung Provinsi Lampung. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik simak libat cakap dan teknik bebas libat cakap. Kedua
teknik tersebut dikombinasikan dengan teknik lanjutan yang berupa teknik catatan
lapangan dan teknik rekam.

Selviyani Melia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa alih kode dan campur kode terjadi
dalam percakapan masyarakat Minang di Bandarlampung. Bentuk alih kode yang
terjadi dalam percakapan orang Minang dengan orang Minang adalah alih kode intern.
Alih kode ini disebabkan perpindahan topik, kehadiran orang ketiga, beralihnya
suasana, terpengaruh lawan bicara, mengutip pembicaraan, berbicara dengan orang
sekampung, dan membicarakan orang lain. Alih kode intern dalam percakapan
orang Minang dengan bukan orang Minang disebabkan oleh perpindahan topik,
kehadiran orang ketiga, beralihnya suasana, menunjukkan bahasa pertamanya, berbicara dengan orang sekampung, dan membicarakan orang lain. Sementara itu,
alih kode ekstern dalam percakapan orang Minang dengan orang Minang karena
ingin beradab-adab.
Campur kode dalam percakapan orang Minang dengan orang Minang berupa
campur kode kata, frasa, dan klausa. Campur kode kata dan campur kode klausa
disebabkan oleh faktor status keterpelajaran dan keterpaksaan, sedangkan campur
kode frasa disebabkan status keterpelajaran. Campur kode kata dalam percakapan
orang Minang dengan bukan Minang disebabkan faktor keterpaksaan dan status
keterpelajaran. Hasil penelitian dapat diimplikasikan pada pembelajaran bahasa
dan sastra Indonesia di SMA sebagai alternatif bahan ajar dalam standar kompetensi
berbicara kelas X dengan kompetensi dasar memperkenalkan diri dan orang lain
di dalam forum resmi dengan intonasi yang tepat dan kelas XI dengan kompetensi
dasar menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca (artikel
atau buku).

SURAT PERNYATAAN

Sebagai civitas akademik Universitas Lampung, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
NPM
Nama
Judul Skripsi
Program Studi
Fakultas

: 0813041050
: Selviyani Melia
: Alih Kode dan Campur Kode dalam Percakapan Bahasa
Indonesia Masyarakat Minang di Bandarlampung dan
Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA
: Bahasa dan Sastra Indonesia
: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan bahwa:
1. karya tulis ini bukan saduran/terjemahan, murni gagasan, rumusan dan
pelaksanaan penelitian/implementasi saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain,
kecuali arahan pembimbing akademik dan narasumber di organisasi tempat
riset;
2. dalam karya tulis ini tidak terdapat karya/pendapat yang telah ditulis dengan
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang
dan dicantumkan dalam daftar pustaka;
3. saya menyerahkan hak milik atas karya tulis ini kepada Universitas Lampung
dan oleh karenanya Universitas Lampung berhak melakukan pengelolaan atas
karya tulis ini sesuai dengan norma hukum dan etika yang berlaku; dan
4. pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di Universitas Lampung.

Bandarlampung, 7 November 2012
Yang membuat pernyataan,

SELVIYANI MELIA
NPM 0813041050

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa sebagai perantara dan alat komunikasi masyarakat membuat pemakainya merasa terikat
dengan kelompok sosial yang dimasukinya. Bahasa mempersatukan manusia dalam hubungan
sosial dan komunikasi antara individu yang satu dengan individu lainnya. Banyak orang
menyepakati pengertian bahasa yang berbunyi bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk
berkomunikasi untuk menyampai-kan pikiran, gagasan, konsep dan perasaan penuturnya. Namun
konsep itu di-anggap terlalu sempit dalam pandangan sosiolinguistik.
Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman baik suku, budaya dan bahasa.
Meskipun Indonesia memiliki tiga kelompok bahasa, yaitu bahasa nasional,bahasa daerah, dan
bahasa asing, keberagaman ini bukan menjadi tembok raksasa yang menghalangi setiap suku
bangsa untuk dapat berinterakasi melainkan se-bagai salah satu faktor pemersatu setiap orang
Indonesia dalam berkomunikasi. Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dan bahasa daerah
terangkum dalam Rumusan Seminar Politik Bahasa. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasionaldimulai sejak diikrarkannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 sedang-kan
kedudukan bahasa daerah telah dijamin kehidupan dan kelestariannya seperti yang dijelaskan
pada pasal 36 Bab VX Undang-Undang Dasar 1945.
Bagi sebagian besar penduduk Indonesia, bahasa daerah merupakan bahasa ibu atau bahasa
pertama yang dikuasai sejak mereka mengenal bahasa atau mulai dapat berbicara. Mereka
menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi dan ber-interaksi intrasuku baik dalam situasi

yang bersifat resmi maupun yang bersifat tidak resmi (kedaerahan). Ada juga penduduk
Indonesia yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama dan bahasa daerah sebagai
bahasa keduanya. Kedua bahasa tersebut digunakan saling bergantian sesuai situasi dan kondisi
untuk berkomunikasi dan melakukan percakapan sehari-hari. Kemampuan menguasai bahasa
pertama dan bahasa kedua ini menjadikan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang
multilingual artinya masyarakat yang menguasai lebih dari dua bahasa. Ketika melakukan kontak
bahasa, mereka mengalami masalah kebahasaan seperti alih kode dan campur kode.
Alih kode adalah peristiwa pergantian bahasa atau ragam bahasa oleh seorang penutur karena
adanya sebab-sebab tertentu dan dilakukan dengan sadar (Chaer dan Agustina, 2004: 107).
Misalnya dua orang ibu yang bersuku Minang sedang melakukan percakapan yang membahas
tentang pengajian di sebuah organisasi masyarakat Minang dengan menggunakan bahasa Minang
kemudian datanglah se-orang ibu yang bersuku Jawa menyapa kedua ibu bersuku Minang
tersebut dengan menggunakan bahasa Indonesia. Secara otomatis kedua ibu bersuku Minang tersebut melakukan alih kode dari bahasa Minang ke bahasa Indonesia agar ibu ber-suku Jawa
dapat mengerti pembicaraan yang sedang berlangsung. Terjadinya peristiwa campur kode karena
ada sebuah kode dasar yang digunakan dan me-miliki fungsi dan otonominya (B1) dan kode lain
(B2) yang terlibat dalam peristiwatutur itu hanya berupa serpihan-serpihan (pieces) saja tanpa fungsi
atau keotonomian sebagai sebuah kode (Chaer dan Agustina, 2004: 114). Misalnya seorang
maha-siswa asal Sumatera Barat yang menuntut ilmu di Lampung menyelipkan serpihan-serpihan
bahasa Minang ke dalam bahasa Indonesia ketika ia melakukan komunikasi dengan sesama
mahasiswa yang juga berasal dari Sumatera Barat.
Lampung merupakan salah satu provinsi yang sering menjadi tempat transit bagi para
transmigran dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatra atau sebaliknya. Tidak hanya transit, banyak di

antara transmigran memilih menetap di provinsi ini. Akibatnya penduduk Provinsi Lampung
menjadi masyarakat yang majemuk karena berasal dari beberapa daerah di Indonesia yang
mempunyai latar belakang sosial, budaya, serta bahasa yang berbeda. Salah satu masyarakat
yang merantau ke Lampung adalah masyarakat Minang. Karena berasal dari bahasa ibu yang
berbeda, komuni-kasi antara suku Minang dengan suku lain yang menetap di Lampung
mengguna-kan bahasa Indonesia. Intensitas penggunaan bahasa Indonesia yang terus-menerus
setiap hari tidak mengurangi pemakaian bahasa Minang dalam berkomunikasi dengan sesama
suku Minang. Ketika sesama orang Minang bertemu dan berinter-aksi, mereka menggunakan
bahasa Minang meski tidak berada di Sumatera Barat. Hal inilah yang menjadikan bahasa
Minang sebagai identitas warga perantauan dan menjadikan bahasa ini bahasa yang komunikatif
bagi penggunanya.
Keberadaan masyarakat Minang di Bandarlampung menimbulkan kontak bahasa dengan
masyarakat tutur lainnya. Akibatnya terjadi alih kode dan campur kode yang sering ditemukan
dalam kehidupan bermasyarakat orang Minang di kota Bandarlampung. Peristiwa kebahasaan
alih kode dan campur kode yang dialami masyarakat Minang di kota Bandarlampung ini mampu
menarik perhatian penulis karena sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari penulis. Penulis
yang notabene-nya bersuku Si Kumbang (garis keturunan ibu), salah satu suku di Sumatera
Barat, sering mengalami peristiwa alih kode dan campur kode saat mengadakan per-kumpulan
keluarga terutama saat liburan hari raya Idul Fitri. Keluarga yang tinggal di Sumatera Barat selalu
datang ke Lampung ketika memasuki liburan lebaran. Di awal kedatangan mereka menggunakan
bahasa Minang untuk berkomunikasi dan melakukan percakapan dengan keluarga yang ada di
Lampung karena beranggapanbahwa sesama orang Minang walaupun tinggal di Lampung. Hal ini
karena mereka belum dapat beradaptasi dengan lingkungan keluarga yang berbahasa Indonesia.

Hari demi hari mereka melakukan adaptasi dengan keluarga yang lebih sering meng-gunakan bahasa
Indonesia saat berkomunikasi. Mereka akan menggunakan bahasa Minangketika berbicara
dengan anggota keluarga yang lebih tua. Mereka juga melakukan pergantian bahasa dari bahasa
Minang ke Bahasa Indonesia ketika melakukan percakapan dengan keluarga yang tinggal dan
lahir di Lampung. Pergantian bahasa inilah yang memunculkan peristiwa alih kode. Ketika lupa
atau tidak tahu sebuah kata dari bahasa Indonesia, mereka akan menggunakan kata dari bahasa
Minang untuk berkomunikasi sambil memjelaskan maksud yang ingin di-sampaikan. Akibatnya
muncullah satu ragam bahasa Indonesia yang keminang-minangan. Peristiwa memasukkan unsur
bahasa yang satu ke bahasa yang lain ini disebut campur kode.
Di dalam bidang pendidikan, peristiwa alih kode dan campur kode juga sering terjadi. Hal ini
diketahui berdasarkan hasil penelitian dari para penulis sebelum-nya yang melakukan penelitian
alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah.
Contohnya skripsi yang disusun oleh Widy Prasetyawati dengan judulAlih Kode dan Campur
Kode dalam Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas III SD Negeri 3 Bandar Sribhawono Lampung
Timur Tahun Pelajaran 2008/2009. Penelitian ini membuktikan bahwa terjadi peristiwa alih
kode dan campur kode dalam kegiatan belajar mengajar antara guru dan murid serta
mendeskripsikan bentuk dan penyebab alih kode dan campur kode yang terjadi. Penelitian
relevan lainnya terdapat pada skripsi yang berjudul Alih Kode dan Campur Kode dalam Proses
Belajar Mengajar di Kelas 1 SD Negeri 1 Argomulyo Kecamatan Sumberejo Tanggamus Tahun
Pel-ajaran 2011/2012olehSugiyarti yang membuktikan bahwa alih kode dan campur kode
dilakukan oleh guru dan siswa selama proses belajar mengajar serta implikasi alih kode dan
campur kode di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD.

Dalam bidang kesusastraan alih kode dan campur kode diteliti oleh Nurdewi Safitri dengan judul
skripsi Alih Kode dan Campur Kode dalam Novel Kembang Jepun Karya Remy Sylado dan
Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA dengan hasil penelitian yang
menyatakan bahwa alih kode dan campur kode yang terjadi dalam novel Kembang Jepun karya
Remy Sylado terdiri atas beberapa bentuk dan penyebab. Alih kode yang dominan adalah alih
kode ekstren dengan bahasa Belanda dan penyebabnya karena pengaruh lawan tutur. Campur
kode yang sering muncul bentuk kata dalam bahasa Jawa dengan faktor kebahasaan sebagai
penyebab terjadinya. Dalam bidang drama ada penelitian yang dilakukan oleh Ima Susanti
dengan judul skripsi Alih Kode dan Campur Kode dalam Film Laskar Pelangi Karya Monty
Tiwa dan Implikasinya pada Pem-belajaran Bahasa Indonesia di SMA dengan hasil
penelitiannya adalah ditemukan bentuk alih kode ekstern bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dan
alih kode intern dari bahasa Indonesia ke bahasa daerah dengan penyebab pengaruh dari penutur
dan bahasa Jawa. Campur kode berlangsung dalam delapan bahasa dengan faktor paling banyak
muncul adalah latar belakang sikap penutur.
Berbeda dengan para peneliti sebelumnya yang meneliti tentang sastra, drama, bahasa tulis dan
lisan di lingkungan sekolah, penulis lebih tertarik meneliti alih kode dan campur kode yang
terjadi di sekitar kehidupan sehari-hari dan sosial penulis. Selain karena keluarga dari Sumatera
Barat yang berlibur, banyaknya masyarakat Minang yang berdagang dan membentuk ikatan
keluarga Sumatera Barat di Bandarlampung menjadi alasan bagi peneliti untuk melakukan
penelitian yang berkaitan tentang alih kode dan campur kode dalam percakapan bahasa
Indonesia. Penelitian ini perlu dilakukan karena selama ini penelitian mengenai alih kode dan
campur kode lebih sering menggunakan contoh-contoh kalimat dari bahasa Jawa, bahasa Sunda,

dan bahasa asing seperti bahasa Inggris dan Perancis dibandingkan bahasa-bahasa yang ada di
Pulau Sumatera termasuk bahasa Minang. Penulis memilih anggota Ikatan Keluarga Minang
(IKM), Bundo Kandung dan Keluarga Besar Sumatera Barat (KBSB) sebagai objek penelitian
karena lembaga kemasyarakatan ini dinilai aktif bersosialisasi dan memiliki kegiatan yang
banyak melibatkan masyarakat Minang di Bandarlampung. Kegiatan yang diadakan organisasi
kemasyarakatan ini tidak hanya diikuti oleh orang Minang saja tetapi juga etnis lainnya. Hal ini
dirasa akan memunculkan peristiwa alih kode dan campur kode yang menarik untuk diteliti oleh
peneliti karena penelitian ini terjadi dalam lingkup kehidupan bermasyarakat yang berbeda
dengan penelitian alih kode dan campur kode sebelumnya.
Peneliti juga ingin mengetahui tentang bentuk-bentuk dan penyebab terjadinya alih kode dan
campur kode dalam percakapan bahasa Indonesia masyarakat Minang yang tinggal di
Bandarlampung. Selain itu peneliti ingin mengetahui adakah impli-kasinya dalam pembelajaran
bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu melakukan penelitian tentang alih kode dan
campur kode dalam percakapan bahasa Indonesia masyarakat Minang dengan judul Alih Kode dan
Campur Kode dalam Percakapan Bahasa Indonesia Masyarakat Minang di Bandarlampung dan
Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“bagaimanakahbentuk dan penyebab terjadinya alih kode dan campur kode dalam

percakapanbahasa Indonesia masyarakat Minang di Bandarlampung dan implikasinya pada
pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA”.

1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk dan penyebab ter-jadinya alih
kode dan campur kode dalam percakapan bahasa Indonesia masyarakatMinang di Bandarlampung
dan implikasinya pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi keilmuan dan bagi pembelajaran
bahasa, baik secara teoretis maupun secara praktis.
1.4.1 Manfaat Teoretis
Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi penelitian di
bidang sosial-kebahasaan (sosiolinguistik) dan memberi masukan bagi pengembangan kajian
alih kode dan campur kode yang berhubungandengan percakapan yang dilakukan masyarakat
Minang di kota Bandarlampung.
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran
bagi pembaca tentang alih kode dan campur kode dalam percakapan bahasa Indonesia
masyarakat Minang di Bandarlampung. Hasil penelitian ini dapat memberi masukan
khususnya bagi guru SMA mengenai pengaruh alih kode dan campur kode dalam penggunaan

bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.Selain
itu penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis mengenai bahasaMinang sebagai bahasa
ibu dan secara tidak langsung mengajarkan penulis dalam berkomunikasi dengan bahasa
Minang.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Sumber data dalam penelitian ini adalah orang Minang yang menjadi anggota Ikatan
Keluarga Minang (IKM), Bundo Kandung, dan Keluarga Besar Sumatera Barat (KBSB).
2. Data penelitian ini adalah peristiwa alih kode dan campur kode yang me-liputi bentuk dan
penyebab dalam percakapan bahasa Indonesia masyarakat Minang yang bermukim di
Bandarlampung.

II. LANDASAN TEORI

2.1 Sosiolinguistik
Sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat interdisipliner dengan ilmu sosiologi,
dengan objek penelitian hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam suatu
masyarakat tutur (Chaer dan Agustina, 2004: 4). Ilmu sosiolinguistik memperbincangkan antara
pemakai dan pemakaian bahasa, tempat pemakaian bahasa, tata tingkat bahasa, pelbagai akibat
adanya kontak dua buah bahasa atau lebih, dan ragam serta waktu pemakaian ragam bahasa itu.
Sosio-linguistik merupakan ilmu interdisipliner antara sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu
empiris yang mempunyai kaitan yang sangat erat. Oleh karena itu, perlu diketahui terlebih
dahulu apa itu sosiologi dan linguistik. Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah
mengenai manusia di dalam masyarakat, lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada di dalam
masyarakat. Kajian ini berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi, berlangsung dan
tetap ada. Linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa atau bidang ilmu yang
mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.
Masing-masing pakar sosiolinguistik memiliki definisi yang berbeda terhadap pengertian
sosiolinguistik.Nababan (dalam Chaer dan Agustina, 2004:3) menge-mukakan bahwa pengkajian
bahasa dengan dimensi kemasyarakatandisebut sosio-linguistik. Fishmanmengartikan sosiolinguistik
sebagai kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa, dan pemakaian bahasa
karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lain dalam
satu masyarakat tutur, sedangkan Apple menyatakan sosiolinguistik adalah kajian mengenai

bahasa dan pemakaiannya dalam konteks sosial dan kebudayaan (dalam Chaer dan Agustina,
2004: 3). Kridalaksana (2010) kembali menegaskan pengertian sosiolinguistik dalam kamus
Linguistik edisi keempat yangmenyebutkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang
mempelajari hubungan dan saling pengaruh antara perilaku bahasa dan perilaku sosial, sedangkan
dalam kamus Sosiologi terbitan Rafapustaka dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang
mempelajari bahasa di dalam konteks sosial.
Kegunaan sosiolinguistik bagi kehidupan praktis sangat banyaksebab bahasa se-bagai alat
komunikasi verbal manusia memiliki aturan-aturan tertentu. Dalam peng-gunaannya,sosiolingustik
memberikan pengetahuan bagaimana cara mengguna-kan bahasa dalam aspek atau segi sosial
tertentu seperti yang dirumuskan Fishman (dalam Chaer dan Agustina, 2004: 7), yaitu “who
speak, what language, to whom, when, and to what end”. Pertama, pengetahuan sosiolinguistik
dapat dimanfaatkan dalam komunikasi atau berinteraksi. Kedua, sosiolinguistik memberikan
pedoman dalam berkomunikasi dengan menunjukkan bahasa, ragam bahasa atau gaya bahasaapa
yang harus digunakan jika berbicara dengan orang tertentu. Sebagai objek dalam sosiolinguistik,
bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai bahasa melainkan sebagai sarana interaksi atau
komunikasi di dalam masyarakat manusia.

Sosiolingusitik adalah ilmu yang empiris. Dikatakan empiris karena ilmu ini di-dasarkan pada
kenyataan-kenyataan yang dapat dilihat setiap hari. Sosiolinguistik dikatakan sebagai ilmu yang
teoretis karena mengumpulkan dan mengatur gejala-gejala sosial itu berdasarkan teori, membuat
penafsiran, yang sistematif, dan mem-formulasikan gejala-gejala itu. Dalam ilmu sosiologi bahasa,
bahasa bukanlah hal yang dianggap sistem yang abstrak tetapi suatu gejala sosial, sedangkan
sosio-linguistik menunjukkan bagaimana pemakaian bahasa saling berpengaruh dalam sikap

masyarakat pemakai bahasa yang tercermin dalam pelapisan masyarakat (Chaer dan Agustina,
2004: 47).
Berdasarkan beberapa pendapat pakar sosiolinguistik di atas disimpulkan bahwa sosiolinguistik
adalah salah satu subdisiplin ilmu linguistik yang mengkaji hubungan antara pemakaian bahasa
yang terjadi di masyarakat. Ilmu sosiolinguistik mem-pelajari segala hal yang berhubungan
dengan bahasa yang digunakan seseorang dalam menjalin hubungan sosial dan kehidupan
bermasyarakat.

2.2 Masyarakat Bahasa
Masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang merasa menggunakan bahasa yang sama
(Chaer, 2007:59). Jika ada orang yang merasa sama-sama menggunakan bahasa Sunda, bisa
dikatakan mereka adalah masyarakat bahasaSunda. Karena titik berat pengertian masyarakat bahasa
pada merasa menggunakan bahasa yang sama, konsep masyarakat bahasa dapat menjadi luas dan
dapat menjadi sempit (Chaer, 2007: 59). Masyarakat bahasa bisa melewati batas provinsi, batas
negara, bahkan batas benua. Adanya akibat lain dari konsep “merasa menggunakan bahasa yang
sama” maka patokan linguistik umum mengenai bahasa menjadi longgar. Secara linguistik
bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia adalah bahasa yang sama karena kedua bahasa itu banyak
sekali persamaan-persamaan sehingga orang Malaysia dapat mengerti dengan baik bahasa
Indonesia dan sebaliknya orang Indonesia dapat pula mengerti dengan baik bahasa Malaysia.
Namun orang Indonesia tidak merasa berbahasa Malaysia, dan orang Malaysia tidak pula merasa
berbahasa Indonesia. Jadi, dalam kasus ini ada dua masyarakat bahasa yaitu masyarakat bahasa
Indonesia dan masyarakat bahasa Malaysia.

Masyarakat Indonesia yang merupakan masyarakat bilingual atau multilingual menggunakan
bahasa nasional dan bahasa daerah secara bergantian. Umumnya orang Indonesia adalah
bilingual, yaitu menggunakan bahasa Indonesia dan meng-gunakan bahasa daerahnya; dan
kebanyakan menggunakan bahasa Indonesia se-bagai bahasa kedua; tetapi menggunakan bahasa
daerah sebagai bahasa pertama. Banyak pulamasyarakat yang multilingual karena selain
menguasai bahasa Indonesia, menguasai bahasa daerahnya sendiri, menguasai pula bahasa
bahasa daerah lain atau bahasa asing. Oleh karena itu, banyak orang Indonesia menjadi anggota
masyarakat bahasa yang berbeda.

2.3 Variasi Bahasa
Suatu negara memiliki beragam bahasa yang dipergunakan masyarakatnya. Bahkan pada suatu
daerah tertentu pun memiliki beragam bahasa yang dapat dipergunakan. Indonesia mengenal
adanya bahasa nasional dan bahasa daerah. Ferguson dan Gumperz(dalam Pateda, 1987: 61-71)
mengatakan bahwa variasi memiliki pola bahasa yang sama yang dapat dianalisis secara deskriptif
dan di-batasi oleh makna yang dipergunakan oleh penutur untuk berkomunikasi.
Variasi bahasa dapat dilihat dari enam segi, yaitu tempat, waktu, pemakai, pe-makaian, situasi,
dan status (Pateda, 1987: 61-71). Variasi bahasa dilihat dari segi tempat, yaitu dialek, bahasa
daerah, kolokial dan vernakular. Dialek ialah se-perangkat bentuk ujaran setempat yang berbedabeda, memiliki ciri-ciri umum dan masing-masing lebih mirip sesamanya dibandingkan dengan
bentuk ujaran lain dari bahasa yang sama serta tidak harus mengambil semua bentuk ujaran dari
sebuah bahasa. Bahasa daerah ialah bahasa yang dipakai penutur bahasa yang tinggal di daerah
tertentu. Kolokial ialah bahasa yang dipakai sehari-hari oleh masyarakat yang tinggal di

daerahtertentu. Vernakular adalah bahasa lisan yang berlaku sekarang pada daerah atau wilayah
tertentu.
Variasi bahasa dilihat dari segi waktu atau berlaku pada kurun waktu tertentu di-sebut dialek
temporal. Variasi bahasa dilihat dari segi pemakai, yaitu glosolalia, idiolek, kelamin,
monolingual, rol, status sosial dan umur. Glosolalia ialah ujaran yang dituturkan ketika orang
kesurupan. Monolingual yakni penutur bahasa yang hanya mempergunakan satu bahasa saja. Rol
adalah peran yang dimainkan se-orang pembicara dalam interaksi sosial. Status sosial pemakai
bahasa yakni ke-dudukan yang dihubungkan dengan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.
Variasi bahasa dilihat dari segi pemakainannya, yaitu diglosia, kreol, lisan, non-standar, pijin,
register, repertories, reputations, standar, tulis, bahasa tutur sapa, kan, dan jargon. Diglosia
dilihat dari suatu masyarakat yang mempergunakan dua atau lebih bahasa untuk berkomuniksi
antara sesamanya. Kreolisasi adalah suatu perkembangan linguistik yang terjadi karena dua
bahasa berada dalam kontak waktu yang lama. Bahasa pijin adalah bahasa yang timbul akibat
kontak bahasa yang berbesar. Register adalah pemakaian bahasa yang dihubungkan dengan
pekerjaan seseorang. Repertories adalah peralihan bahasa yang dipakai karena pertimbangan
terhadap lawan bicara. Reputations dikatakan sebagai pemilihan pemakaian sesuatu bahasa
karena faktor penilaian terhadap suatu bahasa. Bahasa standar ditandai oleh stabilitas yang luwes
dan intelektualitas. Kan ialah sejenis slang tetapi sengaja dibuat untuk merahasiakan sesuatu
kepada kelompok lain. Jargon adalah pemakain bahasa dalam setiap bidang kehidupan.
Variasi bahasa dilihat dari segi situasi yang terbagi atas bahasa dalam situasi resmi dan bahasa
yang dipakai tidak dalam situasi resmi. Variasi bahasa dilihat dari segi status yang terbagi atas
bahasa ibu, bahasa daerah, bahasa franca, bahasa nasional, bahasa negara, bahasa pengantar,

bahasa persatuan, dan bahasa resmi. Bahasa ibu adalah bahasa yang dipergunakan di rumah,
bahasa yang dipergunakan ibu ketika berkomunikasi dengan anaknya sejak anak itu masih kecil.
Bahasa daerah adalah bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat daerah tertentu untuk
berkomunikasi antara sesama mereka. Bahasa nasional adalah bahasa yang di-pergunakan oleh
suatu negara untuk saling berkomunikasi antara sesama warga negara itu. Bahasa negara adalah
bahasa yang diakui secara yuridis dipergunakan di wilayah suatu negara untuk berkomunikasi
oleh warga negara tersebut. Lingua franca adalah bahasa penghubung antar penutur bahasa yang
berbeda-beda bahasa. Bahasa pengantar dipakai untuk mengantarkan atau menjelaskan ilmu
pengetahuan kepada orang lain. Bahasa resmi adalah bahasa yang secara resmi diakui secara
yuridis sebagai bahasa resmi dalam suatu negara.

Karena penulis akan meneliti peristiwa alih kode dan campur kode dalam percakapan bahasa
Indonesia masyarakat Minang, variasi bahasa yang digunakan merupakan variasi bahasa yang
dilihat dari segi statusnya yaitu bahasa daerah. Bahasa daerah yang mengalami alih kode dan
campur kode dalam penelitian adalah bahasa Minang yang digunakan masyarakat Sumatera
Barat untuk melaku-kan percakapan dengan sesamanya, sedangkan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional digunakan oleh orang Minang ketika melakukan percakapan dengan suku
lainnya.
2.4 Kontak Bahasa
2.4.1 Pengertian Kontak Bahasa
Dalam masyarakat yang terbuka, artinya yang para anggotanya dapat menerima kedatangan
anggota masyarakat lain, baik dari satu atau lebih dari satu masyarakat akan terjadi apa yang

disebut kontak bahasa (Chaer, 2004: 65). Bahasa dari masyarakat yang menerima kedatangan
akan saling memengaruhi dengan bahasa dari masyarakat yang datang. Hal yang sangat
menonjol yang bisa terjadi dari adanya kontak bahasa ini adalah terjadinya atau terdapatnya yang
disebut bilingualisme dan multilingualisme dengan berbagai macam kasusnya, seperti
interferensi, intergrasi, alih kode dan campur kode.
Indonesia adalah negara yang multilingual. Selain bahasa Indonesia yang diguna-kan secara
nasional, terdapat pula ratusan bahasa daerah, besar maupun kecil, yang digunakan oleh para
anggota masyarakat daerah itu untuk keperluan yang bersifat kedaerahan. Karenamasyarakat
multilingual yang mobilitas geraknya tinggi, anggota-anggota masyarakatnya akan cenderung
untuk menggunakan dua bahasa atau lebih, baik sepenuhnya maupun sebagian, sesuai dengan
kebutuhannya. Namunbanyak pula masyarakat yang hanya menguasai satu bahasa. Orang yang
hanya menguasai satu bahasa disebut monolingual, unilingual, atau monoglot; yang menguasai
dua bahasa disebut bilingual; sedangkan yang menguasai lebih dari dua bahasa disebut
multilingual, plurilingual, atau poliglot.
Bloomfield mengartikan bilingual ini sebagai penguasaan yang sama baiknya oleh seseorang
terhadap dua bahasa. Weinrich mengartikan bilingual sebagai pemakai-an dua bahasa oleh
seseorang secara bergantian, sedangkan Haugen mengartikan sebagai kemampuan seseorang
untuk menghasilkan tuturan yang lengkap dan ber-makna dalam bahasa lain, yang bukan bahasa
ibunya (Chaer, 2007: 65-66). Dewasa ini banyak diikuti konsep bahwa bilingualitu mencakup dari
penguasaan sepenuh-nya atas dua bahasa sampai pengetahuan minimal akan bahasa kedua.
Kefasihan seseorang untuk menggunakan dua buah bahasa sangat tergantung pada adanya
kesempatan untuk menggunakan kedua bahasa itu. Jika banyak kesempatan banyak maka

kefasihannya bertambah baik. Jika kesempatannya berkurang atau sedikit maka kefasihan itu pun
berkurang. Kefasihan atau kemampuan terhadap dua bahasa akan memudahkan seseorang untuk
secara bergantian menggunakan kedua bahasa itu. Begitu juga kalau kesempatan untuk
menggunakan lebih dari dua buah bahasa.

2.4.2 Akibat Kontak Bahasa
Sebag

Dokumen yang terkait

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

4 52 64

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

3 12 76

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PERCAKAPAN GURU DAN SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII A DI SMP Campur Kode Dan Alih Kode Percakapan Guru Dan Siswa Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Viii A Di Smp Negeri 1 Juwiring Kabupaten Klaten.

0 3 14

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PERCAKAPAN GURU DAN SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII A DI SMP Campur Kode Dan Alih Kode Percakapan Guru Dan Siswa Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Viii A Di Smp Negeri 1 Juwiring Kabupaten Klaten.

7 29 13

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA PERCAKAPAN BUKAN EMPAT MATA BULAN JULI 2010.

0 1 6

ANALISIS PENGGUNAAN ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GURU BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 2 MANTINGAN Analisis Penggunaan Alih Kode Dan Campur Kode Pada Guru Bahasa Indonesia Di Smp Negeri 2 Mantingan.

0 0 15

ANALISIS PENGGUNAAN ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GURU BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 2 MANTINGAN Analisis Penggunaan Alih Kode Dan Campur Kode Pada Guru Bahasa Indonesia Di Smp Negeri 2 Mantingan.

1 1 20

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA | Rulyandi | Paedagogia 5258 11455 4 PB

0 2 13

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 12 KERINCI

0 0 12

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM INTERAKSI KELAS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA NEGERI 7 SURAKARTA

0 0 17