Buku Pedoman Penulisan Artikel

(1)


 
 
 


BUKU PEDOMAN

PENULISAN ARTIKEL ILMIAH

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS UDAYANA

2013


(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji Syukur atas Karunia Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas Udayana 2012 dapat diterbitkan sesuai harapan. Buku ini selain memuat Standar Operasional Prosedur (SOP) penerbitan karya ilmiah di Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, juga memuat cara menghindari plagiarism, gaya penulisan karya ilmiah, kiat-kiat merubah tugas akhir menjadi publikasi ilmiah, dan pemanfaatan internet serta perpustakaan dalam mendukung penulisan karya ilmiah.

Bagian-bagian dalam buku ini telah melalui beberapa tahapan pembahasan, mulai dari sosialisasi dengan dosen-dosen Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, sosialisasi dengan mahasiswa pada Jurusan Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan juga Jurusan Akuntansi dengan melibatkan Tim Pengelola Jurnal dan Pengelola Ruang Baca FE Unud.

Terbitnya buku pedoman ini diharapkan dapat mendukung komitmen dalam menunjang peningkatan kemampuan dosen dan mahasiswa dalam menyusun karya ilmiah yang dilandasi oleh kejujuran dan etika akademik. Perthatian sangat tinggi yang telah diberikan Pembantu Rektor Bidang Akademik Universitas Udayana

khususnya mengenai plagiarism dan cara menghindarinya, diharapkan mampu

memacu semangat dan motivasi para pengelola jurnal, para dosen dan mahasiswa dalam menyusun karya ilmiah yang semakin berkualitas.

Kemanfaatan buku pedoman ini akan optimal apabila memperoleh respon dari para pemakai, sebagai bagian dari upaya penyempurnaannya. Kepada para penulis dan pembahas yang telah menyempurnakan draft buku pedoman ini, diucapkan banyak terima kasih. Semoga bermanfaat.


(3)

SAMBUTAN DEKAN

Om Swastiastu,

Saya menyambut baik diterbitkannya Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas Udayana 2012. Terbitnya buku pedoman ini, merupakan respon atas terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi; Surat Dirjen Dikti Nomor 2050/E/T/2011 tentang kebijakan unggah karya ilmiah dan jurnal; Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor 152/E/T/2012 tertanggal 27 Januari 2012 perihal publikasi karya ilmiah yang antara lain menyebutkan untuk lulusan program sarjana terhitung mulai kelulusan setelah Agustus 2012 harus menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah. Guna memfasilitasi kepentingan tersebut mutlak diperlukan buku pedoman yang menjadi panduan bagi para dosen pembimbing dan para mahasiswa dalam menulis karya ilmiah.

Buku pedoman ini merupakan pendukung penting dari perangkat yang disiapkan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana yaitu penerbitan E-Jurnal, baik untuk Jurusan Ekonomi Pembangunan, Manajemen, dan Akuntansi dan E-Jurnal untuk semua jurusan disamping juga perangkat jurnal tercetak yang telah terbit beberapa tahun sebelumnya. Kesemua perangkat tersebut juga akan terus dimantapkan kualitasnya dalam mendukung peningkatan kualitas lulusan dan proses belajar mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Buku pedoman penulisan karya ilmiah ini mulai diberlakukan pada September 2012.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada para penulis, para pembahas yang memungkinkan buku pedoman ini dapat diterbitkan, dengan harapan dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam menunjang peningkatan kualitas karya ilmiah.


(4)

Daftar Isi

Kata Pengantar i

Sambutan Dekan ii

Daftar Isi iii

SOP Penerbitan Artikel Ilmiah di E-jurnal v

Diagram Alur Penerbitan E-jurnal vii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II PLAGIARISME DAN CARA MENGHINDARINYA 3

2.1. Pengantar 3

2.2. Plagiarisme Sebagai Bentuk Kecurangan Akademik 3

2.3. Cara Menghindari Plagiarisme 5

2.3.1. Mengutip 5

2.3.2. Melakukan Parafrase 11

2.4. Kemiripan (Similarity) dan Plagiarisme 13

BAB III GAYA PENULISAN 18

3.1. Pedoman Umum 16

3.2. Bagian Pembuka Artikel 17

3.2.1. Judul 17

3.2.2. Identitas Penulis (Nama, lembaga afiliasi dan media

komunikasi penulis) 17

3.2.3. Abstrak dan kata kunci 18

3.3. Bagian Utama Artikel 19

3.3.1. Ketentuan Umum 19

3.3.2. Persamaan, Tabel, dan Gambar 21

3.3.3. Pengutipan dan Pengacuan 22

3.4. Referensi 22

BAB IV KIAT-KIAT MERUBAH TUGAS AKHIR MENJADI

PUBLIKASI ILMIAH 25

4.1. Pedoman Penulisan Naskah Jurnal di Lingkungan FE Unud 25

4.2. Bagian Pembuka Artikel 25

4.2.1. Judul 25

4.2.2. Nama para penulis, lembaga afiliasidan media

komunikasi penulis 27

4.2.3. Abstrak dan Kata Kunci (keywords) 27

4.3. Bagian Utama Naskah 28

4.3.1. Pendahuluan 28

4.3.2. Metode Penelitian 29

4.3.3. Hasil dan Pembahasan 30

4.3.4. Simpulan dan Saran 32


(5)

BAB V PEMANFAATAN INTERNET DAN PERPUSTAKAAN 34 5.1. Pemanfaatan Perpustakaan dan Internet untuk penulisan

publikasi Ilmiah 34

5.2. Sistem Informasi Perpustakaan 34

5.3. Koleksi Elektronik 35

Referensi 41

LAMPIRAN

Formulir Surat Pernyataan Keaslian Naskah 42

SOP Pengunggahan
Artikel
di
(Open
Journal
System)
OJS



(6)

SOP
Penerbitan
Artikel
Ilmiah
dan
Validasi
di
E­jurnal


1). Mahasiswa mengajukan usulan judul karya ilmiah ke Ketua Jurusan

masing-masing untuk mendapatkan persetujuan (form pengajuan dapat di unduh di web

site FE Unud). Ketua Jurusan dapat menyetujui, atau menyarankan untuk melakukan perubahan, atau merevisi, atau menolak usulan judul artikel ilmiah mahasiswa bersangkutan.

2). Mahasiswa mulai menulis artikel ilmiah dengan bimbingan seorang pembimbing yang ditugaskan oleh Ketua Jurusan. Jika artikel ilmiah berasal dari skripsi maka pembimbing skripsi mahasiswa bersangkutan sekaligus menjadi pembimbing penulisan artikel ilmiah. Format penulisan artikel ilmiah dapat melihat dan memperhatikan kaidah-kaidah sesuai yang telah diuraikan pada BAB III (gaya penulisan), BAB IV (kiat meringkas hasil penelitian) dan memperhatikan secara seksama ketentuan-ketentuan seperti yang terdapat pada BAB II (anti plagiarism). Artikel diringkas menjadi 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) halaman. 3). Artikel ilmiah yang telah selesai ditulis oleh mahasiswa kemudian diperiksa

tingkat kesamaannya (similarity) oleh Dosen Pembimbing. Hasil pengecekan

berupa file PDF akan dijadikan dasar oleh pembimbing dan mahasiswa sendiri untuk melakukan koreksi dan menghindar dari adanya unsur plagiarisme. Setelah mahasiswa melakukan perbaikan karya ilmiah, maka mahasiswa yang bersangkutan menulis Surat Pernyataan Keaslian Naskah yang diberi materai Rp. 6.000 (Lampiran 1).

4). Karya ilmiah beserta Surat Pernyataan Keaslian Naskah diajukan kepada Ketua Jurusan/Program Studi untuk dilanjutkan kepada Tim Validasi Karya Ilmiah Mahasiswa yang ditunjuk. Dalam melaksanakan validasi, Tim Validasi Karya Ilmiah mahasiswa berpedoman pada panduan validasi yang telah ditentukan. 5). Karya ilmiah mahasiswa yang telah mendapat surat keterangan valid dari Tim

Validasi, diajukan kembali kepada Ketua Jurusan/Program Studi masing-masing, untuk mendapatkan surat Rekomendasi Validasi Karya Ilmiah Mahasiswa. 6). Karya ilmiah yang telah direkomendasikan oleh Ketua Jurusan/Program Studi,

dapat selanjutnya mahasiswa bersangkutan serahkan (untuk jurnal cetak) atau unggah sendiri artikel ilmiahnya tersebut ke On-line Journal System (OJS), sesuai dengan syarat (SE Dirjen Dikti No. 152/E/T/2012) untuk masing-masing jenjang program (S1, S2, dan S3).

7). Artikel ilmiah ini kemudian ditelaah oleh Pengelola Jurnal Ilmiah masing-masing jurusan. Untuk program S2 menyerahkan ke Pengelola Jurnal Ilmiah Buletin Studi Ekonomi (BSE). Pengelola Jurnal Ilmiah dapat menyetujui atau memberikan koreksi format penulisan atas artikel ilmiah mahasiswa bersangkutan. Jika artikel tersebut mendapat koreksi, maka mahasiswa dengan bimbingan dosen pembimbingnya melakukan perbaikan atas koreksi tersebut, dan hasil koreksi tersebut diunggah kembali ke OJS. Jika artikel ilmiah telah disetujui, maka Pengelola Jurnal akan mengeluarkan Surat Persetujuan


(7)

Kelengkapan surat-surat yang dibawa ke Pengelola Jurnal Ilmiah adalah:

a. Bukti up-load, print screen dari halaman terakhir saat melakukan up-load.

b. Permohonan Penulisan Artikel Ilmiah (form surat ada di web-site jurusan), ditanda tangani oleh penulis sendiri.

c. Surat Penugasan Sebagai Pembimbing Penulisan (form surat ada di web-site jurusan), ditanda tangani oleh Ketua Jurusan masing-masing (untuk program S2 MIE oleh Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan, S2 MM oleh Ketua Jurusan Manajemen, dan S2 MAKSI oleh Ketua Jurusan Akuntansi).

d. Surat Pernyataan Sebagai Penulis Pendamping Artikel Ilmiah (form surat ada di web-site jurusan, satu file dengan Surat Penugasan Sebagai Pembimbing Penulisan), ditanda tangani oleh Dosen Pembimbing.

e. Surat-surat terkait Validasi Karya Ilmiah (form surat ada di web-site jurusan, termasuk Surat Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah Mahasiswa yang diberi materai Rp. 6.000,-).

f. Hasil cek similarity oleh Dosen Pembimbing.


(8)

Web­site
FE
Unud:
http://www.fe.unud.ac.id/ind/ Web­site
OJS
:
http://ojs.unud.ac.id/
Diagram
Alur
Penerbitan
Artikel
Ilmiah
dan
Validasi
di
E­Jurnal
 
 
 ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) 9.6.+"#$"#:);<<=>)?);0%0)<./,4"#)<.#0(2-"#)=+62%.()>(42"&) ) 9"+3")>(42"&) @"&"-2-5") <.+-.60A0"#) <.472472#$)) <.#$.B.%"#)!"#$%&!' %()"*"+&#! ,(.&)4"&"-2-5"C/,-.#) *.472472#$) !" #" $" <.+7"2%"#) 4.#$"B0)%.) ;<<=>) %" D0+"6)<.+#3"6""#) 9."-(2"#)E"-%"&! D0+"6)9.6.+"#$"#) <07(2%"-2) F.%,4.#/"-2) 9.60") G0+0-"#C<+,$+"4) D60/2) H24) I"(2/"-2))9"+3")>(42"&) @"&"-2-5") &" '" 9.(.#$%"*"#) *.+-3"+"6"#))52-0/") '" (" )" F./"%-2)@"A"("&) 3"#$)/2*2(2&)) @"&"-2-5"CB"(,#) 52-0/"5"#) $" D047.+)=60+"#) 2#2:<.+4.#/2%#"-) JK)LMJM)<"-"()K) <,2#6)JND07)*,2#6) O"P)/"#)O7P) 



(9)

Web­site
FE
Unud:
http://www.fe.unud.ac.id/ind/

BAB I PENDAHULUAN

Sesuai Surat Edaran Dirjen Pendidikan Tinggi (SE Dikti) No. 152 Tahun 2011, menulis publikasi ilmiah di jurnal ilmiah merupakan salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa. SE Dikti 152 dikeluarkan atas dasar pemikiran bahwa menulis publikasi ilmiah adalah salah satu cara ilmuwan mengkomunikasikan kemajuan ilmu pengetahuan kepada masyarakat ilmiah maupun masyarakat umum. Publikasi ilmiah yang dituntut oleh aturan ini tidak harus berasal dari ringkasan tugas akhir mahasiswa (skripsi, tesis, disertasi)namun bisa juga dari naskah publikasi ilmiah non-tugas akhir. Teknik meringkas tugas akhir menjadi bentuk publikasi ilmiah diterangkan lebih lanjut di Bab IV buku ini.

Perbedaan publikasi ilmiah dengan tugas akhir adalah dalam format penulisan dan pada publikasinya. Tugas akhir ditulis lebih panjang sementara publikasi ilmiah ditulis ringkas. Peringkasan dilakukan karena jurnal ilmiah hanya memiliki halaman yang terbatas sehingga hanya dapat memuat artikel yang padat namun tetap memuat informasi yang diperlukan untuk memahami proses dan hasil penelitian tersebut.Format penulisan publikasi ilmiah diterangkan lebih lanjut dalam Bab III buku ini.

Perbedaan kedua adalah tugas akhir tidak wajib dipublikasikan sedangkan publikasi ilmiah (sesuai dengan namanya) harus dipublikasikan. Kewajiban publikasi berhubungan dengan hak kekayaan intelektual dan prinsip pengembangan ilmu yang menyatakan bahwa publikasi ilmiah paling tidak berisi salah satu dari aspek-aspek berikut ini yaitu akumulasi pengetahuan baru, pengamatan empirik dan

pengembangan gagasan atau usulan baru.Publikasi dilakukan dengan

mengunggahnaskah pada laman yang memiliki tautan dengan Portal Garda Rujukan Dijital (Garuda)yang dimiliki Diktisehingga sebuah publikasi ilmiah dapat

dibandingkan dengan naskah lain danDikti dapat melakukan scanning terhadap

kemungkinan seorang penulis melakukan plagiarisme. Teknik menghindari terjadinya plagiarism pada naskah dapat dipelajari di Bab II buku ini.

Dua hal penting dalam artikel ilmiah adalahbentuk dan isi artikel. Bentuk berhubungan dengan gaya penulisan yang bersifat khas pada masing-masing jurnal


(10)

(gaya penulisan selingkung/in house style). Gaya penulisan mutlak harus diikuti oleh penulis yang menginginkan artikelnya dimuat dalam jurnal tertentu. Penulis dianjurkan mempelajari pola penyajian, dan petunjuk lain dari jurnal yang dituju untuk memperbesar kemungkinan artikel dimuat, naskah yang memerlukan banyak penyuntingan akan membuka peluang ditolaknya naskah.Isi berhubungan dengan substansi gagasan di dalam naskah, dimana isi artikel ilmiah adalah kajian masalah tertentu dengan menggunakan metode ilmiah dan menyajikannya dengan tata tulis ilmiah dalam upaya menemukan kebenaran atau menyelesaikan masalah. Seiring waktu, timbul kesepakatan bahwa isi artikel ilmiah juga dapat didasarkan atas kajian

konseptual (theoretical review) yaitu pengkajian masalah oleh seorang atau

sekelompok pakaryang berisi pengembangan konsep atau teori.

Penelitian konseptual berupa perbaikan, perluasan, pendalaman atau penghalusan paradigma, konsep, dan teori yang sudah ada atau berupa paradigma, konsep, hukum dan teori baru. Bagian paling penting dari artikel konseptual adalah hasil analisis terhadap pikiran-pikiran mengenai masalah sama yang telah dipublikasikan sebelumnya. Artikel konseptual bukan sekedar pemindahan tulisan dari sejumlah sumber yang ditempelkan sehingga menjadi sebuah karangan lain tetapi merupakan hasil analisis dan pemikiran kritis penulis.

Selain artikel hasil penelitian dan artikel konseptual, Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M) Depdiknas menyatakan

bahwa telaah(review) terhadap buku baru termasuk artikel ilmiah yang dapat

dikirimkan kepada redaktur jurnal ilmiah.Telaah buku baru adalah tinjauan analitis kritis terhadap buku yang baru diterbitkan (1-3 tahun), berisi pandangan penulis tentang kebaruan pendekatan, pemikiran dan temuan yang diungkapkan di dalam buku dan sedapat mungkin komparatif dengan buku sejenis yang terbit sebelumnya. Kekurangan dan kesalahan buku dikemukakan secara obyektif dan proporsional sebagai bantuan bagi penulis buku atau pembaca untuk membantu penyempurnaan.

Langkah-langkah praktis yang dapat ditempuh penulis agar naskah dapat diterima dengan lebih mudah oleh redaktur jurnal ilmiah:

1. Cermati petunjuk bagi calon penulis yang dicantumkan pada setiap penerbitan

jurnal dan tulis naskah sesuai ketentuan yang dipersyaratkan.

2. Diamkan naskah sementara waktu untuk kemudian dibaca kembali agar


(11)

3. Serahkan naskah kepada tim pembimbing untuk dikoreksi dan setelah diperbaiki sesuai saran tim pembimbing kirimkan naskah kepada dewan redaksi.


(12)

BAB II

PLAGIARISMEDAN CARA MENGHINDARINYA

2.1. Pengantar

Bagian tulisan ini diambil dari sejumlah sumber dimana sebagian paragraf dalam pengantar berasal dari Martin L. Arnaudet dan Mary Ellen Barret (1990, 102). Sub-bab mengenai ”plagiarisme sebagai bentuk kecurangan akademik” merupakan

ekstrak dari ”Regulations Governing Fraud and Plagiarism for Uva students

[http://www.ishss.uva.nl]. Sumber yang dipergunakan pada bagian tentang kutipan dan parafrase berasal dari catatan pra-kuliah di Australian National University (ANU), Canberra tahun 1998 yang tidak bisa ditelusuri sumbernya, dan disertakan dalam bagian ini karena dianggap penting untuk diketahui, meskipun sudah menjadi pengetahuan umum di kalangan akademisi

Salah satu dasar kebudayaan akademik adalah tradisi menghormati hak pemilikan terhadap gagasan dimana gagasan dianggap sebagai properti intelektual sehingga setiap penulis (dosen/mahasiswa) tidak diijinkan untuk menggunakan karya orang lain tanpa memberikan pengakuan terhadap karya orang lain. Penggunaan kata-kata dari penulis lain, mengharuskan seorang penulis untuk menghargai penulis aslinya dengan cara menyebutkandengan teknik pengutipan yang benar. Demikian

juga saat menggunakan ide dari penulis lain dengan paraphrase (paraphrase)maka

penulis harus menghargai penulis yang menjadi sumber idenya dan jika tidak, maka

penulis telah melakukan kejahatan akademik yang serius, yaitu plagiarisme.

Plagiarisme adalah mengambil (mencuri) gagasan, kata-kata, kalimat atau hasil penelitian orang lain dan menyajikannya seolah-olah sebagai karya sendiri. Plagiariasme dan berbagai bentuk kecurangan akademik dilarang di universitas karena kebenaran dalam ilmu pengetahuan tidak boleh dirusak, dan bagi ilmuwan, kebenaran inilah yang membuat seluruh pekerjaan ilmuwan menjadi berharga.

2.2. Plagiarisme Sebagai Bentuk Kecurangan Akademik

Bentuk paling umum dari kecurangan akademik (academic fraud) adalah

mencontek atau menggunakan kertas contekan dalam ujian atau tindakan lain seperti menggunakan peralatan yang tidak diijinkan dalam ujian (kalkulator, handphone,

buku, outline, catatan dan sebagainya), mencoba membaca apa yang ditulis kandidat


(13)

lain, memiliki soal ujian yang akan dikerjakan sebelum jadwal ujian dilaksanakan, memalsukan atau membuat-buat jawaban wawancara atau survei atau data riset.

Sementara plagiarisme sebagai bentuk kecurangan akademik dalam menyusun sebuah tulisan atau karya ilmiah meliputi tindakan sebagai berikut:

1). Menggunakan atau mengambil teks, data,struktur, gagasan utama,materi audio

atau visual orang lain, materi tes, software dan kode programatau gagasan orang

lain tanpa memberikan pengakuan terhadap sumber secara benar dan lengkap. 2). Tidak menunjukkan secara jelas dalam teks, misalnya dengan tanda kutipan atau

penggunaan lay-out tertentu, bahwa kutipan literal atau yang mendekati literal

telah dimasukkan dalam karya tulis.

3). Memparafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam susunan kalimat sendiri tanpa mengubah idenya) isi dari teks orang lain tanpa rujukan terhadap sumber. 4). Menggunakan teks yang pernah dikumpulkan sebelumnya, atau menggunakan

teks yang mirip dengan teks yang pernah dikumpulkan sebelumnya untuk tugas sebuah mata kuliah.

5). Mengambil karya sesama mahasiswa dan menjadikannya sebagai karya sendiri. 6). Mengumpulkan paper yang dibuat dengan cara membeli atau membayar orang

lain untuk membuatnya.

Dosen yang mendeteksi plagiarisme dalam perkuliahan atau

penelitianseharusnya mengingatkan mahasiswa bahwa jika draft itu dikumpulkan

sebagai teks definitif (resmi sebagai tugas kuliah) maka mahasiswa mungkin akan menghadapi masalahhukum pidana di kemudian hari. Plagiarisme dalam tahap persiapan (sebelum teks definitif), yang berhasil dideteksi dan mahasiswa melakukan perbaikan, mengindikasikan mahasiswa tidak secara sengaja melakukan plagiarisme.

Ini dikategorikan sebagai plagiarisme tidak sengaja (inadvertent plagiarism), yaitu

plagiarisme karena ketidaktahuan (ignorancy) metode dokumentasi, mengutip dan

melakukan parafrase. Plagiarisme tidak sengaja dapat dicegah dengan menunjukkan cara menghindari plagiarisme namun plagiarisme tidak sengaja adalah tetap tindakan plagiarisme dan pelakunya dapat dikenai sangsi seperti halnya plagiarisme yang

sengaja (deliberate plagiarism).

Plagiariasme sengaja adalah plagiarisme dengan niat jahat untuk mencuri atau secara sengaja menjiplak karya orang lain demi kepentingan diri sendiri dan umumnya untuk kepentingan jangka pendek, misalnya, agar cepat lulus. Pelaku plagiarisme sengaja diberi hukuman yang sepadan sesuai dengan aturan universitas.


(14)

2.3. Cara Menghindari Plagiarisme

Pesan utama bagian ini adalah memberikan pengakuan kepada sumber yang dikutip atau diparafrase dan memiliki kemampuan menyebutkan dalam referensi secara akurat.

Mahasiswa biasanya diharuskan membuat pernyataan formal bermeterai yang menyatakan bahwa karya tulisnya adalah murni hasil karya sendiri dan bukan hasil plagiarisme. Pernyataan formal ini adalah salah satu instrumen untuk mencegah plagiat. Selain pernyataan formal dengan konsekuensi hukum pidana, lembaga pendidikan perlu memberikan panduan menghindari plagiarisme kepada mahasiswa terutama untuk tugas akademik seperti skripsi, tesis atau disertasi.

Pengetahuan atau teknik-teknik yang perlu dikuasai mahasiswa agar terhindar dari tuduhan melakukan plagiarismeadalah teknik kutipan, parafrase danpenulisan referensi yang benar. Teknik mengutip dijelaskan lebih lanjut setelah bagian ini. Teknik parafrase dibahas setelah bagian teknik mengutip. Teknik penulisan referensi dijelaskan lebih lanjut dalam Bab III buku ini.

2.3.1. Mengutip

Mahasiswa mungkin mengambil sebagian dari sumber lain ketika membaca literatur riset, memfotokopi atau membuat catatan dengan tujuan dimasukkan dalam laporan akhir tulisan. Mahasiswa diperbolehkan mengakumulasi sebanyak mungkin kutipan yang cocok dalam tahap awal pengumpulan informasi, namun, pada akhirnya mahasiswa harus tetap menyeleksi kutipan yang dipergunakan secara bijaksana dan hemat. Kutipan yang berlebihan dapat disamakan dengan argumen yang tidak terintegrasi dengan baik.

Kriteria seleksi yang penting adalah relevansi dengan substansi tulisan sedangkan pertimbangan teknisnya adalah panjang kutipan. Kutipan yang panjang kurang bisa dibenarkan karena menyebabkan pembaca tidak bisa mengingat gagasan siapa yang sedang dibicarakan.Kemampuan mengutip karya orang lain secara tepat merupakan indikator utama dari tulisan kesarjanaan. Bagian ini mendiskusikan kapan dan apa yang dapat dikutip, dan menguraikan kebiasaan yang harus diikuti dalam mengutip karya atau gagasan orang lain.

1). Kapan mengutip?

Keputusan tentang kapan mengutip bergantung pada masalah yang sedang diteliti. Panduan berikut ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan.


(15)

(1). Kalimat asli telah ringkas dan meyakinkan. Kutipan dilakukansaat kata-kata asli pengarang telah mengungkapkan ide secara ringkas dan meyakinkan, sehingga mahasiswa tidak mungkin lagi memperbaiki kata-kata itu. Kutipan semacam ini akan memberi efek memperkuatpada naskah yang sedang disusun.

(2). Kalimat asli mendukung argumen utama. Kutipan dipergunakan saat kalimat asli dapat dengan baik mendokumentasikan dan mendukung argumen utama. Panjang kutipan perlu dibatasihanya pada bagian yang paling esensial.

(3). Kalimat asli perlu diberi komentar. Kutipan dipergunakan saat mahasiswa ingin mengomentari, membantah atau menganalisis gagasan dari penulis asli.

(4). Menghindari kesalah-pahaman. Kutipan dipergunakan apabila dirasa perubahan melalui parafrase dapat menimbulkan salah paham atau salah penafsiran, misalnya, saat mengutip kata-kata dalam hukum atau perundang-undangan, dalam menyatakan asumsi prosedur statistik, atau publikasi pemerintah yang lain. (5). Sitiran dari rumus. Kutipan harus dipergunakan ketika menyitir rumus

matematika, ilmu alam atau yang lain.

(6). Materi yang tidak diterbitkan (unpublished material), tidak ada kewajiban untuk

mendapatkan ijin mengutip, namun karena ada kemungkinan sebuah tesis atau skripsi diterbitkan sehingga muncul masalah hak cipta, sebaiknya terlebih dahulu meminta ijin dari pengarangnya saat mengutip.

2). Aturan dan cara mengutip

Konvensi yang berlaku untuk aturan mengutip meliputi empat hal yaitu kutipan langsung, interpolasi, elipsis dan kutipan khusus. Keempat teknik mengutip ini perlu dikuasai oleh mahasiswa agar tidak terjebak dalam masalah plagiarisme. Saat menggunakan teknik mengutip, mahasiswa harus melakukan dengan sangat cermat karena tingkat kesalahan yang diperbolehkan adalah 0%.

(1). Mengutip secara apa adanya (the exact words) dari pengarang atau dari

publikasi resmi. Exact berarti menggunakan kata-kata yang sama (the same

words), tanda baca yang sama(the same punctuation), ejaan yang sama(the same spelling), huruf besar yang sama (the same capitalization).

a). Kutipan pendek Vs kutipan panjang,bentuk dasar sebuah kutipan ditentukan oleh panjang-pendeknya kutipan.

(a). Kutipan pendek (hingga sekitar tiga baris).Kutipan pendek umumnya


(16)

baris.Kutipan jenis ini dapat dimasukkan ke dalam kalimat atau paragraf tanpa menganggu alur teks. Yang perlu dilakukan adalah menggunakan tanda kutipan ganda ” pada awal dan akhir kutipan, sementara jarak spasi adalah sama sebagaimana teks yang lain.

Contoh:

Jelas bahwa masyarakat dewasa ini sangat bergantung pada teknologi komputer dan akan semakin bergantung pada teknologi komputer ini. Sebagaimana dicatat oleh

pimpinan utama sebuah perusahaan pesawat terbang bahwa ”melalui bits dan bytes,

dunia telah terkomputerisasikan selama limapuluh tahun terakhir”. (Cooke, 1986, p. 18)

Perhatikan paragraf diatas:

Pada kalimat diatas, kutipan yang diambil dari penulis asli adalah ”melalui bits dan

bytes, dunia telah terkomputerisasikan selama limapuluh tahun terakhir” sementara kalimat lain adalah milik penulis yang mengutip.

(b). Kutipan panjang (empat baris atau lebih).Sistem Harvard menyatakan

bahwa aturan untuk kutipan panjang adalah(1) Tidak mempergunakan tanda kutipan pada awal dan akhir kutipan, (2) Mempergunakan satu spasi dan alenia masuk (biasanya 1 cm) dari margin kiri, (3) Memberi pendahuluan kutipan biasanya dengan tanda titik dua (:) pada kalimat sebelum dimulainya kutipan.

Contoh:

Tanggapan orang tua terhadap eksperimen tersebut sangat menarik. Pertama-tama, semuanya menginginkan anak-anak mereka dilibatkan:

Apa yang pada awalnya sebagai keingintahuan telah menjadi bonus tambahan. Eksperimen tersebut menunjukkan bahwa para orang tua dan keluarga menunjukkan minat pada apa yang sedang dilakukan anak-anak mereka dengan unit komputernya dan menjadi terlibat lebih langsung dalam perkembangan anak-anak mereka sebagai penulis. (Cooke, 1986, p. 12)

Pentingdiperhatikan:

Nama dan tahun pengarang dalam dua tanda kurung ( ) diletakkan setelah tanda titik akhir (.) untuk menunjukkan bahwa seluruh kutipan berasal dari penulis yang sama.

(2). Interpolasi (penyisipan oleh penulis dalam tulisan asli yang dikutip),Jika

dianggap perlu untuk menyisipkan penjelasan atau koreksi ke dalam sebuah kutipan, misalnya karena perbedaan konteks antar tulisan, maka konvensi mensyaratkan perubahan editorial semacam inidilakukan dengan menempatkan


(17)

perubahan tersebut dalam dua tanda kurung persegi [...], dan bukan dua tanda

kurung biasa atauparentheses(...)untuk menunjukkan bahwa kata-kata dalam

dokumen asli telah diubah.Interpolasi dapat dilakukan dengan memasukkan tiga

jenis penyisipan yaitusic, komentar dan anteseden.

a). Interpolasi sic disisipkansaat mahasiswa menyadari adanya kesalahan dalam tulisan asli yang dikutip. Dengan cara ini mahasiswa memberitahu kepada pembacanya bahwa kesalahan dalam mereproduksi kutipan bukanlah kesalahannya namun merupakan bagian integral dari teks asli yang dikutip. Contoh:

The theory of ferroelectric domains as not been worked out but the theory of ferromagnetic domains is well understood, although modification to provide for charge neutralisation and high electromachanical [sic] coupling is required before it could be applied to ferroelectrics. (Kautsky 1987, p. 26)

Perhatikan paragraf diatas:

Sisipan sic menunjukkan bahwa mahasiswa menyadari jika kata electromachanical

adalah salah eja, dan seharusnya adalah electromechanical.

b). InterpolasiKomentardisisipkan dalam sebuah kutipan untuk menjelaskan pokok pengertian tertentu.

Contoh:

Cobalt, an hexagonal crystal, exemplifies anisotropy energy. The direction of the hexagonal axis is the direction of easy magnetisation [at room temperature], while all directions in the basal plane, normal to the axis, are hard directions. (Robertson 1992, p. 223)

Perhatikan contoh diatas:

Fungsi interpolasi di sini adalah untuk menentukan kondisi temperatur dan untuk menghindari ketidak-akuratan atau kesalahan dalam interpretasi.

c). Interpolasi Antesenden,digunakan ketika muncul kata ganti yang tidak tertentu dalam sebuah kutipan, mahasiswa boleh menjelaskan masalahnya dengan menyisipkan kata atau kata-kata yang tepat dalam dua tanda kurung persegi [...].


(18)

Contoh:

He [William Shakespeare] was undoubtedly the greatest dramatist to date. No other dramatist has rivalled his ability to portray characters with such liveliness and colour. (Snewin 1992, p. 276)

Perhatikan contoh diatas:

Penulis ingin menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “He” dalam tulisan tersebut adalah “William Shakespeare”

(3). Elipsis(pembuangan kata dengan menggunakan tanda tiga titik), untuk

menghindari kutipan panjang yang kurang relevan atau untuk mengambil bagian penting sebuah tulisanmaka mahasiswa boleh menghilangkan sebagian dokumen asli dan kata-kata yang hilang ditunjukkan/diganti dengan elipsis (tiga titik). Jika kata-kata dihilangkan pada akhir kalimat maka perlu ditambahkan elipsis pada akhir kalimat tersebut. Yang perlu diperhatikan saat menggunakan elipsis adalah tidak mengubah makna teks asli dengan cara apapun, dengan kata lain prosedur

ini harus dipergunakan dengan cara sangat cermat (extra care), sehingga nada,

makna dan tujuan aslinya tidak berubah. Penghilangan kata tidak, misalnya,

dengan menyisipkan... dapat sama sekali mengubah makna yang dimaksud oleh pengarang aslinya. Tindakan menghilangkan kata-kata semacam ini adalah pelanggaran etika penulisan yang serius.

Contoh satu elipsis di tengah kalimat:

Banyak orang tua mendorong lingkungan belajar di rumah...dan iklan-iklan dari perusahaan komputer, seringkali ditujukan pada para orang tua, secara tegas mengklaim kesempatan yang lebih baik dan prestasi nilai yang lebih tinggi bagi para murid yang memiliki komputer sendiri. (Hancock 1991, pp. 44-45)

Contoh dua elipsis (tengah dan akhir) di satu kalimat:

Spesifikasi dari bahasa pemrograman komputer yang sederhana terdiri dari

ketentuan tiga komponen: a) rangkaian dasar...b) rangkaian flow-chart umum; dan c)

proses komputasi... (Barr 1990, p. 7)

(4). Kutipan Khusus,masalah khusus dalam pengutipan bisa munculmisalnya

kutipan dalam kutipan atau mengutip pidato/ucapan. Petunjuk di bawah ini adalah panduan untuk mengutip semacam itu.


(19)

a).Kutipan dalam kutipan, Jika kutipan terjadi dalam ekstrak pendek yang dikutip, prosedurnya adalah menyertakan seluruh kutipan dalam ”tanda kutipan ganda” dan kutipan internal dalam ”tanda kutipan tunggal”.

Contoh:

Hogard (1983) has depicted vividly the stereotypes attributed to the upper-class by the lower-class in terms of “the ideas of the group, ‘acting posh’, ‘giving y’self airs’, ‘getting above y’self…”

Contoh saat kutipan dalam kutipan terlalu panjang:

Dalam mendiskusikan peralatan yang dibutuhkan oleh Agen Penyelidik, Keeves (1993, p. 54) mencatat bahwa:

Peralatan publikasi desk-top dewasa ini sangat mudah dipergunakan, sehingga

staf yang terampil dapat menyiapkan kopi “kamera terpasang” secara relatif mudah. Selain itu, fasilitas ini dapat digunakan untuk menggambar dengan kualitas yang tinggi dan menguraikan diagram dengan menggunakan komputer

desk-top, sejauh sang staf telah memiliki ketrampilan yang diperlukan.

Perhatikan contoh diatas:

Jika kutipan sangat panjang maka yang dilakukan adalah membuat garis masuk (indent) pada kutipan tanpa menggunakan tanda pengutipan dan menggunakan tanda kutipan ganda untuk setiap kutipan internal.

b).Mengutip Pidato/Ucapan,dalam kasus tertentu, mungkin ada kebutuhan untuk mengutip kata-kata dari seorang pembicara atau dari hasil wawancara pribadi. Penulis harus sangat berhati-hati dalam hal ini untuk menghindari

ketidak-akuratan atau kemungkinan salah interpretasi (mis-interpretation) atau salah

menyajikan (mis-representation). Jika dimungkinkan maka ekstrak

pidato/ucapan harus diberikan terlebih dahulu pada pengarangnya untuk mendapatkan persetujuan.

Contoh:

Professor Olim, dalam pidato pengukuhan yang diberikan di Charles Sturt

University, April 1992, menyatakan, “Hanya ada sedikit keraguan bahwa masyarakat modern dikekang oleh usaha teknologi dan ilmiah yang berkembang pesat”


(20)

2.3.2. Melakukan Parafrase 1).Apakah parafrase?

Parafrase berarti mengambil ide atau gagasan orang lain dan mengungkapkannya dengan kalimat atau kata-kata sendiri dengan tetap menyebutkan sumber ide atau gagasan tersebut. Kemampuan melakukan parafrase adalah ketrampilan penting yang harus dikuasai penulis (dosen/mahasiswa) karena parafrase lebih baik dibandingkan mengutip penggalan kalimat. Parafrase juga membantu mahasiswa mengontrol kecenderungan untuk terlalu banyak mengutip serta menata proses pemikiran agar lebih sistemik.Secara khusus parafrase mengandung tiga pengertian:

(1). Mengungkapkan ide atau informasi esensial dari orang lain dan menyajikannya dalam bentuk baru.

(2). Cara yang absah (ketika disertai dengan dokumentasi yang akurat) untuk meminjam ide dari sebuah sumber.

(3). Pernyataan kembali yang lebih rinci, ringkas dan fokus dibandingkan rangkuman yang dibuat oleh pemilik ide aslinya, karena parafrase difokuskan pada ide atau gagasan yang penting bagi tulisan yang sedang dibuat.

2). Teknik parafrase

Parafrase menunjukkan pemahaman mahasiswa terhadap materi yang dibacanya melalui pengungkapan dengan kata-katanya sendiri, melakukan parafrase adalah lebih

dari sekedar merangkum (summary) gagasan atau ide dari penulis lain. Mengubah

beberapa kata adalah melakukan editing, bukan melakukan parafrase.Tahap parafrase

adalah sebagai berikut:

(1). Baca dan baca kembali bagian kalimat dari sumber asli yang hendak dikutip agar sungguh dipahami artinya.

(2). Kesampingkan/jangan dilihat dengan cara menutup buku/artikel yang mengandung bagian kalimat dari sumber asli dan tulislah kalimat atau kata-kata sendiri dalam sebuah kartu catatan.

(3) Ubah penghubung kalimat (misalnya, penggunaan ’tetapi’, ’di pihak lain’, ’sementara’, ’sama halnya’, ’seperti halnya’, ’baik..maupun’ dan sebagainya) yang terdiri dari dua frasa yang mengungkapkan perbandingan atau kontras. (4). Ubah bentuk kata atau kalimat dari pasif ke aktif atau sebaliknya dan ubah


(21)

(5). Buat catatan ringkas di bawah parafrase yang dibuat sebagai pengingat bagaimana anda telah membayangkan materi yang dikutip. Di atas kartu catatan, tulislah kata-kata kunci untuk menunjukkan pokok masalah dari parafrase anda. (6). Bandingkan susunan kalimat yang dibuat dengan susunan kalimat aslinya untuk

memastikan bahwa versi kalimat yang dibuat telah secara akurat mengungkapkan semua informasi penting dalam bentuk yang baru.

(7). Catat asal sumber (termasuk halaman) dalam kartu catatan anda sehingga dapat menemukan kembali secara mudah jika diputuskan untuk menggunakan ke dalam tulisan yang sedang dibuat.

3). Contoh plagiarisme akibat kesalahan parafrase

Misalnya diputuskan untuk memasukkan gagasan berikut dalam sebuah esai atau tulisan.

Materi asli:

Hakikat ketidakpuasan kerja industri atau klerikal tidak lagi diperselisihkan. Banyak karyawan dewasa ini lebih menyukai tingkat keterlibatan yang lebih besar dalam pekerjaan mereka daripada yang diduga sebelumnya. Banyak dari mereka yang semakin menginginkan pengaturan diri sendiri dan kesempatan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap organisasi. (Schuler, Dowling dan Smart, 1988, p. 17)

(1). Plagiarisme karena tidak memberikan pengakuan kepada pemilik ide asli.

Contoh:

Hakikat kerja industri/klerikal adalah tidak memuaskan. Karyawan menginginkan lebih banyak keterlibatan dalam pekerjaan mereka, lebih banyak mengatur diri sendiri, dan kesempatan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap organisasi mereka.

Perhatikan contoh diatas:

Teks tersebut adalah plagiarisme karena menggunakan gagasan dan banyak kata-kata dari penulis lain tanpa menyebut sumbernya. Secara tidak langsung penulis menyatakan bahwa gagasan dan kata-kata tersebut adalah milik penulis sendiri.

Cara menghindari kesalahan seperti ini adalah dengan mengutip keseluruhan kata dan menyebutkan sumbernya secara benar. Solusi yang lain adalah melakukan parafrase dari bagian yang dikutip dan menyebutkan sumber rujukan.


(22)

(2). Plagiarisme karena parafrase yang tidak diperbolehkan, meskipun kutipan berikut memberi pengakuan terhadap sumber dengan menyebutkan sumber aslinya, namun karena hampir identik dengan sumber aslinya maka ini bukan gaya parafrase yang dapat diterima.

Contoh:

Tidak lagi diperselisihkan bahwa hakikat kerja industrial atau klerikal adalah tidak memuaskan. Karyawan menginginkan lebih banyak keterlibatan, lebih mengharapkan mengatur diri sendiri, dan kesempatan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap organisasi mereka. (Schuler, Dowling dan Smart, 1988, p. 17)

(3). Plagiarisme karena parafrase yang dipadukan dengan kutipan, mahasiswa menggunakan perpaduan atau gabungan antara kutipan dan parafrase untuk memasukkan gagasan pengarang asli dalam tulisannya.

Contoh:

Schuler, Dowling dan Smart (1988 p. 17) menegaskan bahwa ”hakikat ketidakpuasaan kerja industri atau klerikal tidak lagi diperselisihkan”. Para buruh, menurut mereka, menginginkan partisipasi yang lebih besar dan pengaturan diri sendiri dalam rangka memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap organisasi.

Penting:

Dalam melakukan parafrase diperbolehkan memasukkan kata-kata kunci dari sumber

asli misalnya, ketidakpuasan (dissatisfying), pengaturan diri sendiri (control), dan

organisasi (organisation), sepanjang sumber dari gagasan tersebut dicantumkan.

4). Menghindar dari plagiarisme karena parafrase

Menghindari plagiarisme karena kesalahan parafrase dapat dilakukan dengan mencermati dua langkah berikut yaitu:

(1). Tunjukkan, dengan menggunakan tanda kutipan dan/atau identasi ketika anda mengutip sumber secara langsung. Sebutkan sumbernya secara jelas.

(2). Lakukan parafrase dengan menggunakan kata-kata anda sendiri, tunjukkan bahwa anda memahami konsep yang terkait. Sebutkan sumbernya secara jelas. 2.4. Kemiripan (Similarity) dan Plagiarisme

Menggunakan berbagai software online terbaru yang banyak beredar di internet,


(23)

lebih dahulu ada dalam data base alat tersebut. Pada prinsipnya, proses tes kemiripan (similarity test) adalah sebuah kegiatan mencocokan antara bagian-bagian tulisan yang diunggah dengan bagian-bagian tulisan yang telah lebih dulu diunggah oleh penulis lain. Tes kemiripan akan memperlihatkan dua level kemiripan yaitu:

1. Kemiripan total yaitu kemiripan antara tulisan yang diunggah dengan

keseluruhan tulisan lain yang telah lebih dahulu diunggah.

2. Kemiripan parsial yaitu kemiripan antara tulisan yang diunggah dengan satu

tulisan lain yang telah lebih dahulu diunggah.

Hasil tes kemiripan dapat digunakan untuk mengidentifikasi bagian-bagian tulisan yang mungkin mengandung plagiarisme namun tes kemiripan itu sendiri tidak dapat menunjukkan plagiarisme. Hasil dari tes kemiripan harus ditindaklanjuti dengan beberapa langkah tertentu agar dapat sampai pada kesimpulan terjadi atau tidak terjadinya plagiarisme.

Fakultas Ekonomi Universitas Udayana menggunakan software online

turnitin.com untuk melakukan tes kemiripan dan alat ini menghasilkan file PDF yang

menunjukkan kemiripan antara tulisan yang diunggah dengan tulisan lain yang telah

lebih dahulu diunggah melalui citra tulisan yang diberi blocking warna berbeda

(seperti di stabillo). Setiap bagian tulisan yang diberi warna berbeda menunjukkan bahwa bagian tulisan tersebut adalah mirip atau sama dengan bagian tulisan milik orang lain yang telah terlebih dahulu diunggah ke internet. Alat turnitin.com juga memperlihatkan angka-angka yang berurutan pada tulisan, di mana angka-angka

tersebut menunjukkan hyperlink alamat domain web di mana tulisan yang mirip

tersebut berada. Keberadaan plagiarisme dalam sebuah tulisan dapat dihindarkan apabila penulis menindaklanjuti hasil tes kemiripan dengan langkah-langkah sistematis berikut:

1. Cek level kemiripan, apakah terjadi pada level tulisan utuh, bab, paragraf,

kalimat atau kata?

2. Cek sifat khusus dari kata/kalimat yang mirip tersebut, apabila kata yang

mirip/sama bersifat khusus maka sumber harus disebutkan.

3. Cek teknik pengacuan, pengutipan dan parafrase yang digunakan, apakah telah

sesuai dengan teknik yang benar?

4. Cek apakah semua acuan/kutipan telah disebutkan dalam referensi?

Secara terperinci, langkah-langkah tindaklanjut terhadap hasil tes kemiripan dapat dilihat pada Tabel 2.1.


(24)

Tabel 2.1. Langkah-langkah Tindaklanjut Terhadap Hasil Tes Kemiripan

Penanganan

No Kemiripan

Ya Tidak

Apakah kemiripan terhadap satu penulis atau tulisan terjadi pada level: a. Tulisan utuh? Stop, pasti plagiarisme! b. Bab? Stop, pasti plagiarisme! c. Paragraf? Stop, pasti plagiarisme! d. Kalimat? Lanjutkan ke pertanyaan 2 1

e. Kata? Lanjutkan ke pertanyaan 2 Apakah kata atau kalimat yang mirip itu adalah:

a. Kata umum (Common word)?

Lanjut Apakah sumber disebutkan? b. Kalimat umum (Common

sentence)? Lanjut

Apakah sumber disebutkan? 2

c. Pengetahuan umum (Common

knowledge)? Lanjut

Apakah sumber disebutkan? Apakah kata/kalimat yang bukan common word/sentence/knowledge namun telah disebutkan sumbernya telah menggunakan teknik pengacuan/citasi yang benar?

a. Teknik acuan Harvard Style? Lanjut b. Teknik mengutip

1) Mengutip apa adanya? 2) Elipsis?

3) Kutipan Khusus? 4) Interpolasi?

(1) Sic

(2) Komentar

(3) Anteseden

Lanjut 3

c. Teknik Parafrase?

Lanjut

Perbaiki teknik Acuan/Mengutip/Parafrase

sesuai dengan Buku Pedoman Penulisan Artikel

Ilmiah FE UNUD 2012. Teknik mengutip dan paraphrase ada di Bab II, teknik mengacu ada di Bab

III

Buku Pedoman bisa di download di Web FE

UNUD 4 Apakah semua acuan telah disebutkan

dalam referensi?

Aman dari plagiarisme

Cantumkan sumber yang diacu/dikutip/diparafrase di

referensi


(25)

BAB III GAYA PENULISAN

3.1. Pedoman Umum

Pedoman umum penulisan publikasi ilmiah yang digunakan di lingkungan FE UNUD mengacu kepada format internasional dari UNESCO sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Dirjen Dikti No 49/DIKTI/Kep/2011 tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah. Gaya pengutipan, pengacuan dan referensi yang tidak diatur dalam peraturan tersebut menggunakan gaya yang umum digunakan dalam berbagai publikasi ilmiah dari rumpun ilmu sosial yaitu gaya pengutipan

Harvard style. Pedoman penulisan wajib dipahami dan ditaati oleh penulis yang akan mempublikasikan artikel ilmiahnya pada jurnal-jurnal di lingkungan FE UNUD.

Ketentuan umum yang berlaku bagi artikel yang akan dimuat di jurnal-jurnal FE UNUD adalah sebagai berikut:

1). Artikel adalah karya ilmiahhasil penelitian atau penelitian konseptual di bidang Ekonomi Pembangunan, Manajemen, dan Akuntansi yang belum pernah diterbitkan dalam jurnal, prosiding atau penerbitan lain dan penulis adalah pihak yang bertanggungjawab terhadap hal ini dengan menuliskan Surat Pernyataan bermaterai. (Lampiran I).

2). Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Naskah dipaparkan secara naratif (hindari penomoran kecuali terpaksa).

3). Artikel akan ditelaah oleh redaktur untuk kesesuaian format, penerimaan maupun penolakan pemuatan artikel akan diberitahukan kepada penulis dan penulis artikel berkesempatan melakukan revisi berdasarkan catatan dari redaktur. 4). Manuskrip yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah menjadi hak milik jurnal

sehingga hanya pengelola jurnal yang berhak menerbitkan manuskrip tersebut dalam berbagai bentuk untuk tujuan ilmiah.

5). Jumlah halaman antara 15-20 halaman dengan margin atas/bawah/kiri/kanan

berurutan: 4/3/4/3 cm, satu kolom dengan jarak 2 spasi menggunakan huruf

Times New Roman.Paragraf diberi first line 1 cm sementara antar paragraf tidak diberi spasi ganda, istilah yang bukan kata dalam bahasa Indonesia dicetak

miring dan satuan ukuran menggunakan International Unit System (IUS).


(26)

Sesuai dengan format yang diamanatkan oleh Dikti maka publikasi ilmiah dapat dibagi dalam tiga (3) bagian yaitu bagian pembuka artikel, bagian utama artikel dan Referensi.

Bagian-bagian Artikel Ilmiah Judul

Identitas Penulis (Nama, Lembaga Afiliasi dan e-mail) Abstrak

1. Bagian Pembuka

Kata Kunci Pendahuluan Metode

Hasil dan Pembahasan

2. Bagian Utama

Simpulan dan Saran

3. Referensi

Ucapan terimakasih dapat ditampilkan dalam sub-bab tersendiri setelah referensi sebagaimana umumnya jurnal ilmiah internasional. Ucapan terimakasih berupa ucapan kepada pihak yang membantu seperti pemberi dana, bahan dan sarana penelitian, sponsor serta pembimbing. Semua nama yang tercantum dalam ucapan terimakasih harus sudah dikonfirmasi oleh penulis. Ucapan terimakasih diungkapkan secara wajar, tidak berlebihan dan lugas.

3.2. Bagian Pembuka Artikel 3.2.1. Judul

Judul dibuat sederhana,spesifik, lugas mencerminkan isi artikel dan menarik. Judul merupakan pernyataan ringkas tentang topik dan diusahakan menyebutkan variabel atau isu teoretis yang diteliti. Judul maksimal 12 kata dalam bahasa Indonesia dan 10 kata dalam bahasa Inggris. Judul dibuat dengan huruf kapital dengan ukuran huruf 14pt, bold, center.

Contoh:

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BONUS PENJUALAN DAN

PELUANG PROMOSI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI

3.2.2. Identitas Penulis (Nama, lembaga afiliasi dan media komunikasi penulis)

Nama (para) penulis ditulis lengkap tanpa gelar dan tanpa jabatan. Lembaga afiliasi adalah lembaga yang secara hukum menaungi penulis saat menulis artikel. Media komunikasi penulis adalah e-mail (akan dipublikasi) dan no Telp (tidak dipublikasi). Pada artikel dengan penulis lebih dari satu maka media komunikasi yang


(27)

dicantumkan hanya media komunikasi penulis pertama karena komunikasi hanya

dilakukan dengan penulis pertama.Nama penulis ditebalkan (bold), lembaga afiliasi

dan media komunikasi penulistidak ditebalkan. Seluruhnya dibuat dengan huruf

ukuran 12pt, center, 1 spasi, ditulis berderet ke bawah (dalam hal penulis lebih dari 1)

dimulai dari penulis utama. Contoh:

I Made Sahputra1 Ni Nyoman Nuraini2

1

Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: sahputra@unud.ac.id / telp: +62 81 22 33 44 55

2

Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia 3.2.3. Abstrak dan kata kunci

Abstrak adalah rangkuman lengkap tentang artikel.Abstrak memuat persoalan yang diteliti, subyek penelitian, metode penelitian secara ringkas, temuan penelitian dan memuat simpulan dan saran penelitian yang penting. Abstrak ditulis dalam dua

bahasa yaitu Indonesia dan Inggris, ukuran huruf 10pt, spasi 1, indent kiri kanan 0.5

cm, justify. Abstrak ditulis dalam satu paragraf dengan kisaran 75 – 150 kata.Kata kunci mencerminkan konsep yang dikandung artikel dan membantu peningkatan keteraksesan artikel. Besar huruf kata kunci adalah 10 pt, cetak miring, huruf kecil, 3 sampai 5 kata, menggunakan kata sesuai thesaurus bidang ilmu dan di tulis satu baris. Contoh:

ABSTRAK

Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia baku dengan ejaan yang disempurnakan menggunakan huruf Times New Roman ukuran 10 dengan spasi 1 dan panjang teks antara 75-100 kata. Hindari penulisan singkatan dan rumus matematika di dalam abstrak. Abstrak memaparkan secara ringkas tentang masalah, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan. Setiap kalimat minimal mengandung unsur subyek dan predikat dan dalam penulisan kalimat pasif maka unsur subyek dan predikat harus jelas dan tidak rancu dengan unsur keterangan (obyek).

Kata kunci: terdiri dari 3-5 kata, tanpa diakhiri dengan titik

ABSTRACT

Abstrak versi Bahasa Inggris ditulis dalam bentuk past tense menggunakan huruf Times New Roman ukuran 10, spasi 1 dan dengan panjang teks antara 75-100 kata dengan kalimat yang berpatutan. Kalimat dalam Bahasa Inggris minimal mengandung unsur subject dan predicate. Object, adverb dan connector dapat digunakan untuk mempercantik kalimat. Agar lebih komunikatif dan tidak monoton, abstract dapat ditulis dalam bentuk pasif dan atau aktif.


(28)

3.3. Bagian Utama Artikel 3.3.1. Ketentuan Umum

Bagian utama artikel yang merupakan hasil penelitian (Artikel Hasil Penelitian) terbagi dalam empat (4) bagian yaitu Pendahuluan, Metode Penelitian, Hasil dan Pembahasan serta Simpulan dan Saran. Sementara Artikel Konseptual tidak berisi metode sehingga terbagi dalam tiga (3) bagian yaitu Pendahuluan, Pembahasan serta Penutup atau Simpulan dan Saran.

Bagian utama artikel ditulis dengan huruf Times New Roman 12pt, 2 spasi, first line 1 cm. Mengikuti pola penulisan yang dianjurkan dalam Keputusan Dikti No 49/DIKTI/Kep/2011, artikel sebaiknya tidak dibuat dengan bentuk pembaban seperti penulisan skripsi yang mencantumkan kerangka teori, pernyataan masalah, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka dan sejenisnya. Pembagian artikel ke dalam sub-sub

bagian menggunakansub-heading.Judul bab ditulis dengan huruf kapital, bold tanpa

mencantumkan nomor bab. Judul sub-heading dibuat tebal (bold) dan tanpa

penomoran di depan sub-headingdengan maksimal tiga peringkat sub-heading.

Contoh penulisan Bab: PENDAHULUAN

Pendahuluan mencakup latar belakang, kajian pustaka dan hasil penelitian sebelumnya (disarankan acuan primer dan wajib mereferensi artikel dari jurnal yang dituju). Porsi pendahuluan sekitar 15% dari total artikel.

METODE PENELITIAN

Menerangkan bagaimana data dikumpulkan, sumber data dan cara analisis data. Bagian ini diuraikan secara naratif dan langsung membahas metode yang digunakan dan tidak perlu menguraikan teori statistik yang digunakan. Porsi untuk bagian ini sekitar 10% dari seluruh artikel.


(29)

Contoh penulisan sub-heading: Populasi dan Sampel.

Sub-heading yang khusus menjelaskan tentang suatu bagian penelitian dapat

dibuat apabila dirasa perlu menilai hasil penelitian dari sub-heading ini.Sub-heading

juga dapat dibuat tentang instrumen seperti tentang reliabilitas dan validitas instrument atau prosedur penelitian yang merangkum langkah-langkah pelaksanaan penelitian seperti pemilihan lokasi penelitian.

Contoh penulisan Bab:

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil merupakan bagian artikel yang menguraikan hasil bersih (tanpa proses analisis data) dan hasil pengujian hipotesis (jika ada). Hasil dapat disajikan dengan tabel atau grafik untuk memperjelas hasil. Hasil menjelaskan tentang data dan penerapan statistik terhadap data tersebut. Hasil penelitian yang dirasa penting serta relevan dinarasikan dengan ringkas dan jangan memasukkan data mentah.

Pembahasan adalah bagian terpenting dari artikel ilmiah. Tujuan pembahasan adalah menjawab masalah penelitian, menafsirkan temuan, mengintegrasikan temuan ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah ada dan menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang sudah ada. Bagian hasil dan pembahsan mencakup sekitar 70% dari keseluruhan isi artikel.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan memuat jawaban atas pertanyaan penelitian. Saran-saran mengacu pada hasil penelitian dan ditujukan untuk penelitian selanjutnya. Seluruhnya ditulis dalam bentuk esai dan bukan dalam bentuk numerikal. Porsi untuk bagian ini sekitar 5% dari seluruh artikel


(30)

3.3.2.Persamaan, Tabel, dan Gambar

Persamaan ditulis tersendiri dan tidak diletakkan di dalam kalimat, persamaan

diletakkan dengan posisi di tengah (center), diberi nomor berurutan di sebelah

kanannya. Jika persamaan terlalu panjang maka dapat digunakan pemotongan (splitting). Persamaan ditulis dengan menggunakan Microsoft Word Equation.

Tabel dan gambar dibuat sedemikian rupa sehingga ukuran tabel dan gambar tidak terlalu kecil namun juga tidak melebihi satu halaman dan diusahakan agar gambar hanya dalam dua warna (hitam-putih).Tabel dan gambar diberi judul dengan penomoran yang berurutan dimana judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar. Judul tabel maupun gambar ditebalkan

(bold) dengan menggunakan huruf besar di awal kata.

Gambar dan tabel harus mencantumkan rujukannya, apabila tabel dan gambar merupakan hasil primer maka disebut sebagai hasil penelitian dan disebutkan tahunnya. Rujukan ini disebutkan dengan kata “Sumber:” yang diletakkan di bagian kiri bawah dari tabel dan gambar.

Tabel dibuat tanpa menampilkan garis kolom sedangkan garis baris pada tabel hanya ditampilkan untuk memisahkan judul keterangan tabel dan mengakhiri isi tabel. Ukuran huruf tabel adalah 10pt sedangkan ukuran huruf gambar menyesuaikan dengan kejelasan informasi yang dikandung oleh gambar tersebut.

Contoh Persamaan:

……….. (1)

= + 1+ 2 ………..(2)

Contoh Tabel:

Tabel 1.

Jumlah Tenaga Kerja Hotel Berbintang

Tahun Jumlah Tenaga Kerja

2005 2.364

2006 2.364

2007 2.221

2008 2.221


(31)

Contoh Gambar:

Gambar 2. Model Konseptual Penelitian Lambert dan Hogan Sumber: Lambert dan Hogan (2001)

3.3.3. Pengutipan dan Pengacuan

Pengutipan dan Pengacuan dilakukan sesuai aturan anti-plagiarisme sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 17 Tahun 2010. Teknik pengutipan yang sesuai dengan aturan tersebut dapat dilihat pada Bab II buku ini. Pengacuan menggunakan sistem penulisan referensi

dalam kurung (author-dateparenthetical referencing) sesuai dengan Harvard Style

yang ditunjukkan dengan tanda kurung buka dan tutup yang berisi nama penulis dan tahun artikel. Contoh: (Maxwell, 2002). Pengacuan buku teks disertai dengan nomor halaman. Contoh: (Hansen, 2009: 10). Diharapkan tidak melakukan pengacuan bertingkat seperti: Locong (1969) dalam Mongkeg (1998) dalam Sangut (2009). 3.4. Referensi

Referensi berarti sumber acuan yang dipakai oleh penulis sebagai bahan dalam menyusun tulisannya. Semua acuan yang tertulis dalam artikel harus dituliskan sumbernya secara lengkap dan benar dalam referensi guna menghindarkan penulis dari kemungkinan plagiarism. Penulisan referensi yang benar pada artikel ilmiah adalah ditulis menyambung dari bagian terakhir artikel (tidak pada halaman baru seperti pada skripsi atau tesis). Referensi disusun menurut urutan alfabetis dari nama pengarangnya dan ditulis dengan besar huruf 12pt.

Jarak antara baris dengan baris adalah 1 spasi, jarak antara pokok dengan pokok adalah 1 spasi. Tiap pokok disusun sejajar vertikal dimulai dari pinggir margin kiri sedangkan baris kedua, ketiga dan seterusnya dari tiap pokok dimasukkan ke dalam (indent) sebanyak lima ketukan.Referensi ditulis dengan mengacu pada Harvard style (author-date parenthetical referencing) dengan ketentuan umum sebagai berikut:

Demographic Factors Work Environment Factors Job Satisfaction Alternative Employment Opportunity Turnover Intent Voluntary Turnover


(32)

1). Nama penulis disebutkan secara lengkap dengan terlebih dahulu menyebutkan nama keluarga, dipisahkan dengan tanda baca koma dan dilanjutkan dengan nama lainnya. Gelar kesarjanaan tidak dituliskan, gelar keturunan masih dapat dipakai. 2). Bagian setelah nama penulis adalah tahun penerbitan artikel atau buku.

3). Bagian setelah tahun penerbitan adalah judul buku atau judul artikel.

4). Untuk buku, judul buku disebutkan secara lengkap termasuk judul tambahannya

dan cetakan ke berapa dan ditulis miring (italic). Buku yang terdiri dari dua jilid

atau lebih, angka jilidnya ditempatkan sesudah judul dan dipisahkan oleh tanda titik.Setelah judul buku adalah bagian yang menerangkan tempat buku diterbitkan dan nama penerbit.

5). Untuk artikel dari jurnal, judul artikel ditulis tegak sedangkan nama jurnal ditulis miring disertai dengan keterangan tentang volume dan nomor penerbitan jurnal serta diakhiri dengan nomor halaman artikel.

6). Skripsi, Tesis atau Disertasi yang belum diterbitkan diperlakukan sebagai artikel dalam jurnal, dengan menyebutkannya sebagai hasil penelitian yang belum dipublikasi dengan seizin penulis asli. Makalah yang telah diterima untuk

publikasi tetapi belum diterbitkan dapat dirujuk dengan perkataan “in press”.

Contoh penulisan referensi dari buku:

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Contoh penulisan referensi dengan dua atau lebih penulis:

Oliver. Robert T.dan Rupert L. Cortright. 1958.New Training for Effective Speech.

New York: Henry Holt and Company, Inc. Penting diperhatikan:

Urutan nama penulis sesuai dengan yang tercantum pada halaman judul buku. Nama penulis kedua, ketiga dan seterusnya tidak dibalikkan

Contoh penulisan referensi dari buku terjemahan:

Ary, D., Jacobs, L.C. dan Razavieh, A. 1976. Pengantar Penelitian Pendidikan.

Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional. Contoh penulisan referensi dari artikel jurnal dan majalah:

Beckhard, R. dan G.W. Dyer. 1983. Managing continuing in the family-owned firm,


(33)

Contoh penulisan referensi dari buku yang diterbitkan oleh lembaga/komisi:

Komisi Pemberantasan Korupsi. 2010. Teknik Pengenalan Koruptor dan Kolusi.

Jakarta: Dewan Pers.

Contoh penulisan referensi dari Himpunan, Bunga Rampai atau Antologi:

Aydogan, Ismail. 2005. Culture and Favoritism. Nepotism Antology. Ankara: The

New Rise.

Contoh penulisan referensi dari koran atau harian:

Arjawa, Suka. 2011. Peluang Kerja di Australia bagi SDM Pariwisata. Bali Post 5 April 2007.

Contoh penulisan referensi dari tulisan/berita koran tanpa nama penulis:

Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Pekerja Kelas Bawah Lebih Mandiri dalam

Mengelola Keuangan, hlm. 3

Contoh penulisan referensi dari makalah seminar, lokakarya, atau penataran:


Waseso, M.G. 2001. Isi dan Format Jurnal Ilmiah. Makalah disajikan dalam Seminar

Lokakarya Penulisan Artikel dan Pengelolaan Jurnal Ilmiah, Universitas Lambungmangkurat, Banjarmasin, 9-11 Agustus.

Contoh penulisan referensi dari Internet:

Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN

Discussion List, (Online), (NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu), diakses 22 November 1995).

Penting diperhatikan:

Artikel dari Web/blog/forum diskusi on line mengikuti pola:Nama Penulis. Tanggal

Upload. Judul Artikel. Alamat (http://....html). Tanggal akses.

Contoh penulisan referensi dari e-mail pribadi:

Dewi, F.K.S. (findra@staff.uajy.ac.id).14 Februari 2010. Artikel untuk JBI. E-mail

kepada Redaksi JBI (jbi@uajy.ac.id).

Perhatikan contoh di atas:

Mengikuti pola Nama Penulis. Alamat e-mail Penulis. Tanggal diterimanya e-mail. Judul Artikel. Nama Penerima E-mail. Alamat e-mail Penerima

Contoh penulisan referensi dari Skripsi/Tesis/Disertasi yang belum diterbitkan: Kuncoro, T. 1996. Pengembangan Kurikulum Pelatihan Magang di STM Nasional

Malang Jurusan Bangunan, Program Studi Bangunan Gedung: Suatu Studi

Berdasarkan Kebutuhan Dunia Usaha Jasa Konstruksi.Thesis tidak diterbitkan.

Malang: PPS IKIP MALANG

Contoh penulisan referensi dari dokumen resmi:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan

Penelitian. Jakarta: Depdikbud. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.


(34)

BAB IV

KIAT MERINGKAS NASKAH DARI HASIL PENELITIAN (SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI) KE BENTUK ARTIKEL ILMIAH

4.1. Pedoman Penulisan Naskah Jurnal di Lingkungan FE Unud

Ketentuan umum dan gaya penulisan yang digunakan pada jurnal di lingkungan FE Unud, mengacu pada format dari Unesco seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Dirjen Dikti No. 49/DIKTI/Kep/2011 tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah. Pembahasan mengenai gaya penulisan telah disampaikan pada bab sebelumnya. Bagian ini khusus membahas tentang teknik meringkas hasil penelitian mahasiswa agar menjadi format artikel ilmiah. Hasil penelitian yang diringkas dapat berasal dari skripsi, tesis, dan disertasi.

4.2. Bagian Pembuka Artikel 4.2.1. Judul

Judul naskah yang dibuat hendaknya memperhatikan beberapa hal seperti berikut.

1). Spesifik, dan mencerminkan isi artikel.

Judul harus spesifik, dan mencerminkan isi artikel (Sevilla dkk, 1993) dimana

secara eksplisit maupun implisit mencerminkan masalah penelitian (research

problem). Dengan membaca judul, pembaca akan segera dapat memutuskan apakah perlu atau tidak membaca laporan/tulisan tersebut lebih lanjut (Marzuki, 1989). Masalah penelitian yang berbeda akan membutuhkan cara penyelesaian yang berbeda sehingga menggunakan variabel yang berbeda dan akan melahirkan judul yang berbeda. Perbedaan juga dapat timbul karena wilayah (tempat) penelitianyang

berbeda walaupun masalah penelitiannya sama. Perbedaan wilayah

penelitianmembutuhkan cara pemecahan masalah yang berbeda dan berkonsekuensi terhadap penggunaan variabel serta judul penelitian yang berbeda.

Contoh masalah penelitian adalah menurunnya kinerja karyawan di suatu institusi. Seandainya terdapat dua atau lebih institusi menghadapi masalah penelitian yang sama, dapat dipastikan bahwa penyebabnya pasti berbeda sehingga judul yang dihasilkan dari masalah penelitiantersebut akan berbeda. Masalah penelitianyang dihadapi peneliti akan berbeda baik menurut jurusan, maupun konsentrasi.


(35)

2). Menunjukkan hakekat obyek, metode dan wilayah penelitian

Fungsi pokok judul adalah menunjukkan kepada pembaca mengenai hakekat obyek penelitian, metode dan wilayah yang digunakan (Marzuki, 1989). Obyek penelitian adalah variabel-variabel yang diteliti. Metode secara implisit tersirat pada tingkat eksplanasi dari penelitian yang dilakukan, apakah deskriptif, komparatif, atau asosiatif. Jika peneliti melakukan penelitian dengan tingkat eksplanasi asosiatif, maka masalah penelitiannya mencerminkan persoalan pada dependen variabel yang diteliti dan memuat variabel-variabel dan hubungan antar variabel jika tingkat eksplanasinya asosiatif (Sugiono, 2003).Wilayah menjelaskan tempat penelitian dilakukan.

3). Maksimal 12 kata (Bahasa Indonesia), dan 10 kata (Bahasa Inggris)

Jika judul skripsi, tesis, atau disertasi yang akan diringkas ternyata melebihi 12 kata dalam bahasa Indonesia atau melebihi 10 kata dalam bahasa Inggris, maka judul harus diringkas tanpa merubah esensi judul. Jika dalam meringkas judul artikel menghadapi kendala jumlah kata yang terlalu banyak sehingga tidak dapat memasukkan semua kriteria yaitu obyek, metode dan wilayah penelitian maka yang paling mungkin tidak dimunculkan adalah wilayah penelitian seperti desa, kecamatan, kabupaten, atau provinsi, namun dalam bahasan di artikel tetap harus ada penjelasan tentang dimana wilayah penelitian dilakukan.

Contoh meringkas judul:

Analisis Economic of Scale Dan Efisiensi Produksi Industri Genteng Tanah Liat

Di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan (Studi Kasus Di Desa Nyitdah Dan Desa Pejaten) Perhatikan contoh judul di atas:

Judul tersebut terlalu panjang dan dapat disesuaikanmenjadi:

Analisis Economic of ScaleDan Efisiensi Produksi Industri Genteng Tanah Liat.

4). Menunjukkan tingkat eksplanasi artikel

Tingkat eksplanasi artikel bisa berada pada tingkat Deskriptif, Komparatif, maupun Asosiatif dan tingkat eksplanasi ini harus tercermin pada judul artikel. Mengambil beberapa contoh judul yang berasal dari tulisan tesis mahasiswa, berikut adalah beberapa contoh judul berdasarkan tingkat eksplanasinya (Sugiono, 2003).


(36)

(1). Tingkat Eksplanasi Deskriptif

a). Kajian Sektor Potensial di Kabupaten Badung.

b). Kinerja Pemungutan, Potensi, dan Proyeksi Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Gianyar.

(2). Tingkat Eksplanasi Komparatif

a). Studi Komparasi Kinerja Karyawan BUMD dan PNS Di Kabupaten Badung.

b). Studi Perbandingan Loyalitas Terhadap Merk Tertentu Pada Konsumen Laki-laki dan Perempuan di Kabupaten Tabanan

(3). Tingkat Eksplanasi Asosiatif

a). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Pada Keberdayaan Perempuan Bali Dalam Jabatan Eselon di Kota Denpasar

b). Hubungan Promosi Penjualan Melalui Personal Selling Dengan Permintaan Produk Perusahaan ABC di Provinsi Bali

c). Pengaruh Rasio Keuangan dan Struktur Kepemilikan Pada Keputusan Pembayaran Deviden di Bursa Efek Indonesia

d). Pengaruh Modal Intelektual Pada Kinerja Pasar Perusahaan Sektor Keuangan di Bursa Efek Indonesia

4.2.2. Nama para penulis, lembaga afiliasidan media komunikasi penulis Disesuaikan dengan penjelasan dalam Bab III dan tidak perlu diringkas. 4.2.3. Abstrak dan Kata Kunci (keywords)

Abstrak ditulis secara ringkas dan padat serta mencerminkan keseluruhan isi tulisan. Abstrak memuat masalah penelitian berupa kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Sebagai contoh diharapkan kinerja pegawai mengalami kenaikan, namun kenyataannya malah sebaliknya. Contoh lain misalnya target produksi atau penjualan tidak tercapai, semangat kerja pegawai terus menurun, tingkat pengangguran semakin tinggi, kemiskinan semakin meluas, dan sebagainya.

Semua contoh tersebut merupakan masalah penelitian yang menjadi dasar penelitiandilakukan, hal ini berarti di dalam abstrak minimal menjelaskan tentang adanya kesenjangan informasi tentang sesuatu dan bahwa informasi tersebut sangat dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Berdasarkan isu atau masalah penelitian tersebut maka di dalam abstrak dapat dirumuskan tujuan dan metode penelitian yang digunakan. Penjelasan tentang metode penelitian di dalam abstrak cukup


(37)

menyebutkan tentang lokasi penelitian, responden/sampel penelitian, teknik sampling, serta teknik analisis data.

Kata kunci yang dimasukkan dapat berupa teori dasar, variabel-variabel penelitian, seperti variabel dependen, independen, atau responden penelitian.

4.3. Bagian Utama Naskah

Bagian utama naskah menguraikan pendahuluan, metode penelitian, serta hasil dan pembahasan.

4.3.1. Pendahuluan

Seperti yang disampaikan oleh Effendy (2012), pendahuluan harus mencerminkan wawasan penulis tentang permasalahan yang diteliti dan yang ditulis, sehingga secara implisit maupun eksplisit menyampaikan pemecahan masalah yang akan dilakukan atau diajukan oleh peneliti. Di awal bagian pendahuluan, penulis dapat memberikan uraian yang menjelaskan garis besar logika penelitian dan alasan penelitian sementara pada bagian akhir pendahuluan perlu dinyatakan secara eksplisit definisi variabel dan hipotesis penelitian yang kemudian diikuti dengan tujuan penelitian.

Bagian pendahuluan menguraikan duahal yaitu latar belakang dan kajian kepustakaan. Berbeda dengan skripsi/tesis/disertasi yang memisahkan kedua hal inidalam bab yang terpisah, maka pada penulisan artikel, kedua hal ini diuraikan dalam satu bagian. Latar belakang membahas tentang pentingnya topik atau riset tersebut dilakukan (alasan penelitian). Pemahaman tentang pentingnya topik tersebut dapat diperoleh melalui kepustakaan yang dibaca atau yang diacu. Setelah selesai membahas tentang pentingnya topik penelitian, uraian dalam pendahuluan dilanjutkan dengan penyampaian permasalahan/isu yang menjadi fokus penelitian. Kajian kepustakaan yang dibahas secara ringkas dalam pendahuluan meliputi teori-teori yang digunakan serta hasil-hasil penelitian yang mendukung.

Hasil penelitian yang mendukung dapat bersumber dari jurnal nasional maupun jurnal internasional. Penelitian sebelumnya tidak perlu diulas secara lengkap dan terperinci karena diasumsikan pembaca jurnal ilmiah telah memiliki pengetahuan yang cukup pada bidang ilmu tersebut sehingga tidak memerlukan penjelasan panjang lebar. Penelitian sebelumnya lebih difungsikan sebagai pemberi gambaran atau sejarah tentang konteks penelitian. Dengan demikian pendahuluan akan memuat sebagian besar dari pustaka yang ada dalam referensi.


(38)

Selain latar belakang dan kajian pustaka, pendahuluan juga dapat memuat harapan dari hasil penelitian dalam memecahkan masalah yang dihadapi, dilanjutkan dengan penjelasan mengenai kaitan penelitian dengan penelitian-penelitian sebelumnya, yang kemudian dilanjutkan dengan uraian tentang hipotesis,desain penelitian dan implikasi teoretis penelitian dan barulah pada bagian akhir pendahuluan diuraikan tujuan penelitian.

4.3.2. Metode penelitian

Bagian ini menjelaskan pelaksanaan penelitian dan diharapkan dapat membuat pembaca mengevaluasi ketepatan metode, reliabilitas, dan validitas hasil penelitian serta memungkinkan peneliti lain mereplikasi penelitian. Penjelasan tentang metode dapat dibagi dalam beberapa sub-bagian yang diberi judul tersendiri. Hal-hal penting yang biasanya dibuat dalam sub-bagian tersendiri adalah deskripsi tentang populasi dan sampel, instrumen dan dan prosedur penelitian.

Bagian metode penelitian menguraikan tentang beberapa hal yaitu: 1). Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dapat berupa wilayah makro atau wilayah regional seperti desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, maupun nasional Indonesia, dan juga dapat berupa lokasi penelitian mikro seperti perusahaan, lembaga pemerintah, kumpulan dari beberapa perusahaan swasta maupun Perusahaan Negara. Alasan ilmiah pemilihan lokasi penelitian harus disampaikan dan bukan alasan yang bernuansa subyektif. Alasan ilmiah dapat dihubungkan dengan isu atau masalah penelitian yang melandasi penelitian dilakukan di lokasi tersebut.

2). Sumber data

Sumber data secara umum ada dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Peneliti dapat menggunakan hanya satu sumber data atau kedua-duanya untuk menjawab tujuan penelitian. Jika masih memungkinkan, perlu juga disampaikan secara singkat contoh data sesuai dengan sumber yang digunakan.

3). Populasi, sampel, metode pengambilan sampel

Naskah harus menjelaskan populasi, jumlah sampel dan metode penentuan sampel. Populasi tidak hanya orang tetapi segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian untuk diteliti (Kuncoro, 2003). Cara menentukan jumlah sampel yang digunakan harus disampaikan seperti juga metode penentuan sampel. Sebutkan


(39)

metode penentuan sampel yang digunakan untuk kemudian diklasifikasikan apakah

tergolong random sampling atau non random sampling (Sekaran & Bougie, 2009).

4). Instrumen dan teknik pengumpulan data

Instrumen tertentu untuk mengumpulkan data biasanya digunakan pada penelitian dengan metode survei dengan jumlah sampel yang relatif banyak. Bagian ini perlu menjelaskan secara singkat tentang instrumen yang digunakan dan uji validitas serta reliabilitas yang telah dilakukan. Nilai-nilai statistik uji validitas dan reliabilitas hendaknya disampaikan secara singkat.

Teknik atau metode pengumpulan data yang digunakan harus diberikan penjelasan secara singkat namun memadai. Umumnya teknik pengumpulan data ada

empat yaitu metode observasi, angket/kuesioner, wawancara/interview, dan indepth

interview (wawancara mendalam). 5). Teknik analisis data

Teknik analisis data yang digunakan harus disesuaikan dengan tingkat eksplanasi dari tujuan penelitian. Tiga teknik analisis data yang sesuai dengan tingkat eksplanasi dari tujuan penelitiannya adalah teknik statistik deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Naskah boleh menggunakan satu atau lebih teknik statistik semasih sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik analisis data juga perlu disesuaikan dengan derajat kelulusan mahasiswa, seperti S1, S2, dan S3 dimana semakin tinggi derajat kelulusan, maka seyogyanya teknik analisis data yang digunakan semakin luas dan mendalam. 4.3.3. Hasil dan pembahasan

Hasil penelitian diarahkan untuk menjawab tujuan penelitian, sehingga nilai-nilai statistik yang diungkap dalam hasil penelitian diarahkan untuk menjawab tujuan penelitian dansesuai dengan kuantitas dari tujuan penelitian. Jika terdapat tiga tujuan penelitian, maka paling sedikit harus ada tiga nilai-nilai statistik yang dikutip dan dimasukkan ke dalam tulisan/naskah. Hasil statistik yang ditujukan bukan untuk mencapai tujuan penelitian juga dapat diungkapkan apabila hasil statistik itu memperkuat analisis. Sebagai contoh jika penulis menganalisis hubungan kualitas SDM dilihat dari tingkat pendidikan dan pengalaman dengan produktivitas, maka dapat dianalisis secara deskriptif melalui hasil statistik deskriptif tentang kondisi variabel pendidikan dan pengalaman responden.

Penjelasan hasil statistik dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai bentuk penyajian data seperti grafik, tabel, maupun diagram.Pembahasan tentang variabel


(40)

yang tercantum dalam tabel/grafik maupun diagram dilakukan dengan cara menginterpretasikannya dan bukan dengan menyebutkan lagi angka-angka yang ada dalam tabel/grafik/diagram. Pada dasarnya, yang harus dilakukan peneliti dalam menginterpretasi adalah dengan melihat kecenderungan data tersebut, atau jika memungkinkan dapat juga membandingkan dengan data lain yang bersifat lebih umum/makro.

Contoh Tabel:

Tabel 1.

Distribusi Responden Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2011

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase

1 SD 150 15,00

2 SLTP 200 20,00

3 SLTA 300 30,00

4 PT 350 35,00

5 Total 1000 100,00

Sumber: Data Hipotetis, 2011 Contoh interpretasi tabel yang buruk:

Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa responden yang berpendidikan SD sekitar 15 persen yaitu sebanyak 150 orang, dan yang berpendidikan SLTP sebanyak 200 orang, dan seterusnya…

Perhatikan contoh interpretasi di atas:

Penulis sebaiknya tidak menganalisis seperti contoh diatas, yaitu seluruhnya mengulangi menyebut data yang ada dalam tabel. Penulis cukup menyebutkan satu titik datadengan maksud memberi penekanan terhadap analisis yang dilakukan, misalnya data yang paling rendah atau paling tinggi.

Contoh interpretasi tabel yang baik:

Data Tabel 1 menunjukkan bahwa responden dengan pendidikan yang lebih tinggi semakin meningkat persentasenya, hal ini dapat dimengerti karena pekerjaan/tugas di lembaga ini yang membutuhkan pendidikan yang lebih tinggi, lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan pekerjaan/tugas yang membutuhkan pendidikan yang lebih rendah.

Perhatikan contoh interpretasi di atas:

Analisis dilakukan terhadap data dengan melihat kecenderungan datanya, atau membandingkan data dalam tabel dengan kondisi atau keadaan lain di luar data yang dianalisis. Yang perlu diperhatikan adalah jika membandingkan suatu data dengan data lainnya, maka sebaiknya yang dibandingkan adalah persentasenya dan bukan data absolut. Misalnya membandingkan angkatan kerja satu daerah dengan daerah lainnya, maka yang dibandingkan adalah data persentasenya, bukan absolutnya.


(41)

Setelah seluruh hasil penelitian diungkapkan maka langkah selanjutnya adalah melakukan pembahasan terhadap hasil tersebut. Pembahasan pada dasarnya adalah evaluasi dan penafsiran terhadap hasil penelitian terutama berkaitan dengan hipotesis yang dikemukakan. Setiap pernyataan dalam pembahasan diusahakan menambah pemahaman pembaca tentang masalah yang sedang dibahas dan karena itu pengulangan pernyataan sangat tidak dianjurkan.

Awali pembahasan dengan pernyataan yang mendukung atau menolak hipotesis.Langkah kedua adalah menghubungkan hasil penelitian, seperti kondisi hubungan antar variabel penelitian, dengan teori-teori yang relevan. Jelaskan apakah hasil penelitian sesuai atau tidak sesuai dengan teori dan apa penjelasan di balik fenomena tersebut. Uraian selanjutnya membahas persamaan atau perbedaan hasil penelitiandengan hasil penelitian sebelumnya. Uraian ini dilakukan dengan membandingkan hasil penelitian dengan hasil penelitian sejenis yang relevan. Secara argumentatif peneliti harus menjelaskan apakah hasil penelitian tersebut mendukung atau menolak hasil penelitian yang dilakukan peneliti.Kedalaman pembahasan ditentukan oleh derajat kelululusan mahasiswa, semakin tinggi derajat kelulusan mahasiswa, seyogyanya pembahasannya lebih mendalam.

Pada bagian pembahasan, penulis bebas menjelaskan serta menarik simpulan dari hasil penelitian dengan memperhatikan bahwa interpretasi, generalisasi dan kesimpulan tidak boleh melebihi skala populasi dan sampel. Narasi pada akhir bagian pembahasan difokuskan terhadap beberapa hal yaitu sumbangan penelitian terhadap bidang ilmu, sumbangan penelitian terhadap pemecahan masalah serta konsekuensi teoretis dari hasil penelitian.

4.3.4. Simpulan dan saran

Bagian ini membahas tentang simpulan yang diperoleh dan simpulan ini difokuskan atau disesuaikan dengan tujuan penelitiannya. Paling tidak secara implisit simpulan yang disampaikan sesuai dengan rumusan tujuan penelitian.Saran yang disampaikan harus didasarkan atas analisis yang dibuat pada bagian pembahasan dan tidak membuat saran yang hanya didasarkan atas apa yang ada dalam logika pikiran tanpa didasarkan atas hasil analisis dan pembahasan.

4.4. Bagian Akhir

Bagian akhir naskah berupa referensi yang digunakan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis referensi adalah seperti berikut:


(42)

1). Semua acuan di dalam artikel harus dimasukkan ke dalam referensi dan semua referensi harus diacu di dalam teks.Agar penulisan referensi lengkap, maka sebaiknya dibuat sebagai tahap akhir penulisan.

2). Referensi yang baik adalah 80 persennya merupakan acuan primer (artikel dalam jurnal), dengan masa terbitan 10 tahun terakhir. Lebih dipilih yang mereferensi artikel yang diterbitkan oleh jurnal yang dituju. Misalnya mengirim tulisan untuk dimuat pada Jurnal Ekonomi, maka artikel seyogyanya mereferensi artikel yang pernah dimuat di Jurnal Ekonomi.

3). Cara menulis referensinya disesuaikan dengan aturan yang ada seperti yang telah dibahas pada Bab III.


(43)

BAB V

PEMANFAATAN INTERNET DAN PERPUSTAKAAN DALAM MENULIS PUBLIKASI ILMIAH

5.1. Pemanfaatan Perpustakaan dan Internet untuk penulisan publikasi Ilmiah Perpustakaan Universitas Udayana merupakan kekuatan utama dalam melayani aktivitas Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui penyediaan informasi & pengetahuan

seiring dengan perkembangan teknologi informasi di perpustakaan. Peran

perpustakaan perguruan tinggi adalah mengumpulkan, memproses, menyebarluaskan, menyimpan dan memanfaatkan informasi dalam memberikan pelayanannya kepada

masyarakat perguruantinggi. Keberhasilan perpustakaanakademikdiukur dari

kemampuannyamemanfaatkan/mendayagunakaninformasidanpengetahuan yang

dimilikiolehsivitasakademikauntukmelayanikebutuhanmasyarakatakademiksecaraluas .

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

saatinitelahsangatmempengaruhikehidupanakademik. Kehadiran internetmembantu sivitas akademika sehingga semakin mudah mendapatkan informasi pada saat

membutuhkan.Informasipengetahuansertahasilpenelitian dapat

denganmudahdiperolehdari Internet.Ketersediaaninformasi danhasil–

hasilpengetahuandi Internet

tidakterlepasdaritransformasiperanperpustakaandalammengumpulkan, memelihara,

mengolahsertamenyebarluaskan aset informasidanpengetahuan yang dimiliki. 5.2.Sistem Informasi Perpustakaan

Sistem Informasi Perpustakaan yang dimiliki dan dapat dimanfaatkan oleh

seluruh civitas akademika di lingkungan Universitas Udayana adalah

http://www.e-lib.unud.ac.id dan http://www.digilib.unud.ac.id. Tampilan laman http://www.e-lib.unud.ac.id adalah sebagai berikut:


(44)

http://www.digilib.unud.ac.id

5.3.Koleksi Elektronik

Koleksi elektronik yang dimiliki dan dapat dimanfaatkan oleh civitas akademika di lingkungan Universitas Udayana adalah Proquest e-journal , Teal, JStor, I Group e-book, Ebsco e-journal, Gale, Portal Garuda.


(45)

1). Proquest e-journal

Langkah langkah untuk mengakses e-jurnal Proquest beserta tampilannya adalah sebagai berikut:

(1). www.proquest.com/pqdauto (dalam Kampus Unud)

(2). www.proquest.com/pqdweb (dalam dan luar Kampus Unud)

(3). Id: hubungi Ruang Baca


(46)

(47)

(1)

k.
 Silahkan
mengupload
file
artikel,
klik
browse
 



 


l.
 Pilih
artikel
anda
(artikel
dalam
bentuk
Microsoft
Word),
klik
Open,
lalu
klik
 upload



 Klik



(2)

52
 
 m.
Perhatikan
pada
kolom
submission
file,
apabila
telah
muncul
file
yang
 diupload
maka
lanjutkan
dengan
Klik
save
and
continue
 
 
 
 
 n.
 Klik
add
author,
jika
ada
penulis
tambahan

 (Mahasiswa
menjadi
penulis
pertama
sedangkan
dosen
pembimbing
menjadi
 penulis
kedua,
dengan
catatan
dosen
pembimbing
bersedia
dicantumkan
 sebagai
penulis)
 
 
 Kolom
submission
 Add
 autho


(3)

o.
 Lengkapi
identitas
penulis
tambahan
 



 


p.
 Ketik
Judul
 Bahasa
 Indonesia
(gunakan
 huruf
 kecil
 dengan
 huruf
 capital
 hanya
 pada
 awal
 kata)
 dan
Abstrak
 dalam
 Bahasa
 Inggris,
 tulis
Indexing
 Language
dengan
“id”,
lalu
klik
save
and
continue



(4)

54
 


q.
 Pada
bagian
Uploading

Supplementary

Files,
biarkan
kosong,
langsung
 klik
save
and
continue



 


r.
Confirming

the
Submission,
langkah
terakhir
klik
finish
Submission
 



 



 



(5)

s.
 Klik
Archive
untuk
melihat

status
artikel
 


t.
 Status
Awaiting
assignment,
lakukan
print
screen
untuk
halaman
ini
 



 


u.
Bawa
hasil
print
screen,
serahkan
kepada
editor
jurnal
yang
dituju
untuk
 proses
memohon
Surat
Penerimaan
Pemuatan
Artikel



(6)

56
 


3.
Mahasiswa
menerima
Surat
Penerimaan
Pemuatan


Artikel