Kapan mengutip? Aturan dan cara mengutip

6
 


2.3. Cara Menghindari Plagiarisme

Pesan utama bagian ini adalah memberikan pengakuan kepada sumber yang dikutip atau diparafrase dan memiliki kemampuan menyebutkan dalam referensi secara akurat. Mahasiswa biasanya diharuskan membuat pernyataan formal bermeterai yang menyatakan bahwa karya tulisnya adalah murni hasil karya sendiri dan bukan hasil plagiarisme. Pernyataan formal ini adalah salah satu instrumen untuk mencegah plagiat. Selain pernyataan formal dengan konsekuensi hukum pidana, lembaga pendidikan perlu memberikan panduan menghindari plagiarisme kepada mahasiswa terutama untuk tugas akademik seperti skripsi, tesis atau disertasi. Pengetahuan atau teknik-teknik yang perlu dikuasai mahasiswa agar terhindar dari tuduhan melakukan plagiarismeadalah teknik kutipan, parafrase danpenulisan referensi yang benar. Teknik mengutip dijelaskan lebih lanjut setelah bagian ini. Teknik parafrase dibahas setelah bagian teknik mengutip. Teknik penulisan referensi dijelaskan lebih lanjut dalam Bab III buku ini.

2.3.1. Mengutip

Mahasiswa mungkin mengambil sebagian dari sumber lain ketika membaca literatur riset, memfotokopi atau membuat catatan dengan tujuan dimasukkan dalam laporan akhir tulisan. Mahasiswa diperbolehkan mengakumulasi sebanyak mungkin kutipan yang cocok dalam tahap awal pengumpulan informasi, namun, pada akhirnya mahasiswa harus tetap menyeleksi kutipan yang dipergunakan secara bijaksana dan hemat. Kutipan yang berlebihan dapat disamakan dengan argumen yang tidak terintegrasi dengan baik. Kriteria seleksi yang penting adalah relevansi dengan substansi tulisan sedangkan pertimbangan teknisnya adalah panjang kutipan. Kutipan yang panjang kurang bisa dibenarkan karena menyebabkan pembaca tidak bisa mengingat gagasan siapa yang sedang dibicarakan.Kemampuan mengutip karya orang lain secara tepat merupakan indikator utama dari tulisan kesarjanaan. Bagian ini mendiskusikan kapan dan apa yang dapat dikutip, dan menguraikan kebiasaan yang harus diikuti dalam mengutip karya atau gagasan orang lain. 1. Kapan mengutip? Keputusan tentang kapan mengutip bergantung pada masalah yang sedang diteliti. Panduan berikut ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan. 7
 
 1. Kalimat asli telah ringkas dan meyakinkan. Kutipan dilakukansaat kata-kata asli pengarang telah mengungkapkan ide secara ringkas dan meyakinkan, sehingga mahasiswa tidak mungkin lagi memperbaiki kata-kata itu. Kutipan semacam ini akan memberi efek memperkuatpada naskah yang sedang disusun. 2. Kalimat asli mendukung argumen utama. Kutipan dipergunakan saat kalimat asli dapat dengan baik mendokumentasikan dan mendukung argumen utama. Panjang kutipan perlu dibatasihanya pada bagian yang paling esensial. 3. Kalimat asli perlu diberi komentar. Kutipan dipergunakan saat mahasiswa ingin mengomentari, membantah atau menganalisis gagasan dari penulis asli. 4. Menghindari kesalah-pahaman. Kutipan dipergunakan apabila dirasa perubahan melalui parafrase dapat menimbulkan salah paham atau salah penafsiran, misalnya, saat mengutip kata-kata dalam hukum atau perundang-undangan, dalam menyatakan asumsi prosedur statistik, atau publikasi pemerintah yang lain. 5. Sitiran dari rumus. Kutipan harus dipergunakan ketika menyitir rumus matematika, ilmu alam atau yang lain. 6. Materi yang tidak diterbitkan unpublished material, tidak ada kewajiban untuk mendapatkan ijin mengutip, namun karena ada kemungkinan sebuah tesis atau skripsi diterbitkan sehingga muncul masalah hak cipta, sebaiknya terlebih dahulu meminta ijin dari pengarangnya saat mengutip.

2. Aturan dan cara mengutip

Konvensi yang berlaku untuk aturan mengutip meliputi empat hal yaitu kutipan langsung, interpolasi, elipsis dan kutipan khusus. Keempat teknik mengutip ini perlu dikuasai oleh mahasiswa agar tidak terjebak dalam masalah plagiarisme. Saat menggunakan teknik mengutip, mahasiswa harus melakukan dengan sangat cermat karena tingkat kesalahan yang diperbolehkan adalah 0.

1. Mengutip secara apa adanya the exact words dari pengarang atau dari