MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM MENI

(1)

MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DALAM

MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

SEKITAR SEKOLAH DI MADRASAH ALIYAH

MU’ALLIMIN MU’ALLIMAT REMBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian tugas dan syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah

Program Studi Kependidikan Islam

Oleh:

M. AHSIN MANSHUR

NIM: 063311033

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG


(2)

ii

ABSTRAK

Judul : Manajaemen Hubungan Masyarakat Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Sekitar Sekolah di Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang

Penulis : M. Ahsin Manshur NIM : 0633110033

Manajemen humas merupakan bagian integral dalam suatu organisasi. Humas bukan sekedar katalisator organisasi, dalam mana memacu reaksi tetapi tidak ikut bereaksi. Humas adalah urusan dari keseluruhan komposisi yang ada. Banyak orang tidak menyadari hal tersebut, sehingga memposisikan humas sebagai bagian organisasi yang berdiri sendiri, hidup sendiri, malahan tidak diberi akses untuk berhubungan dengan bagian yang lain.

Penelitian dalam skripsi ini dilakukan untuk menggali dan menggambarkan “Manajemen Hubungan Masyarakat Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Sekitar Sekolah di Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang”. Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen humas di Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang, Bagaimana partisipasi masyarakat sekitar di Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang dan Bagaimana Peran Manajemen Humas Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang.

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatakan kualitatif, dan metode pengumpulan datanya menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipan, dan dokumentasi. Kemudian data tersebut dianalisa.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat internal yang efektif memberikan konstribusi terhadap kelancaran hubungan sekolah dengan masyarakat eksternal. Melalui kebebasan berkomunikasi di lingkungan internal sekolah, semua warga sekolah mempunyai kesempatan yang sama untuk berkreasi dan mengeluarkan pendapat. Dengan demikian, lahirlah sejumlah kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat untuk menggalang partisipasi masyarakat. Manajemen Humas dimulai dengan perencanaan partisipasif dan pengorganisasian dalam bentuk panitia pelaksanaan dengan melibatkan semua unsur sekolah yang terkait. Proses selanjutnya adalah pengaktifan dalam bentuk komunikasi dan pelaksana kegiatan. Komunikasi yang paling akrab dilakukan sekolah dengan komite sekolah yang bertujuan menyerap aspirasi ide, dan kebutuhan masyarakat. Proses terakhir manajemen humas adalah pengendalian yang dilakukan dengan cara membandingkan program yang telah ditetapkan dengan pelaksanaan program tersebut. Sedangkan apabila terjadi penyimpangan, kepala sekolah sebagai penanggung jawab tertinggi. Partisipasi masyarakat di Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang di fasilitasi dan digalang oleh komite sekolah. Partisipasi masyarakat dalam bentuk pengambilan keputusan, pelaksanaan program, pengambilan manfaat, dan evaluasi.


(3)

(4)

(5)

v

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : M. Ahsin Manshur NIM : 063311033

Jurusan/Progam Studi : Kependidikan Islam

menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 10 Juni 2011 Saya yang menyatakan,

M. Ahsin Manshur NIM: 063311033


(6)

vi

MOTTO

β

r u

ρ

}

Š9

≈

|

Σ

M

∼9

ā

ω

t

Β

4

t y

∩⊂∪

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, (surat An Najm Ayat: 39)1

1

Prof. R.H.A. Sunaryo, S.H, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 1984), hlm. 874.


(7)

vii

PERSEMBAHAN

Dengan sepenuh hati dan keikhlasan, skripsi Sederhana ini saya persembahkan kepada:

Ayahanda, Ibunda tercinta Dan Adikku tersayang


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penuils dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Manajemen Hubungan Masyarakat dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Sekitar Sekolah di Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang” di susun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sajana satu (S1) di Fakultas Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.

Dengan terselesaikannya penyusun skripsi ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Suja’i, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Ibu Dra. Hj. Nur Uhbiyati, M.Pd sebagai pembimbing I dan bapak DR. Mustofa, M.Ag selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Segenap Bapak dan Ibu dosen beserta karyawan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 4. Petugas perpustakaan. Baik Fakultas, maupun Institut IAIN Walisongo

Semarang yang telah memberikan izin dan layanan yang ramah.

5. Drs. H.M. Munib Muslich selaku Kepala Sekolah MA Mu’allimin Mu’allimat Rembang yang telah memberikan izin tempat penelitian dalam skripsi ini. 6. Tsamrotul Huda, BA., selaku waka Humas dan seluruh jajaran guru beserta

karyawan (keluarga besar MA Mu’allimin Mu’allimat Rembang) yang telah memberikan informasi kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Ayahanda H. Manshur dan Ibunda tercinta Hj. Asrofah yang memberikan motivasi dan do’a serta restunya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.


(9)

ix

8. Sahabat-sahabatku Khusnul Hadi, Khadiq Muakrom, Reno Elansari, Khoirul Anam, Habiburrohman, Khairul Anwar, Muh. Thohar dan lain sebagainya yang tak mampu saya sebutkan satu-persatu yang selalu memberikan support, semangat dan dukungannya untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Ibrahim CH dan El-Munic yang selalu memberikan dorongan dan masukan-masukan khususnya dalam penyusunan skripsi ini.

10.Berbagai pihak secara tidak langsung saya sebutkan satu-persatu yang telah memberi inspirasi dalam penyusunan skripsi ini.

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa hanya untaian terima kasih dengan tulus serta iringan do’a. Semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayahnya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang berkesempatan membacanya.

Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amin.

Semarang, 10 Juni 2011 Penulis,

M. Ahsin Manshur NIM: 063311033


(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PENYATAAN KEASLIAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II : KONSEP MANAJEMEN HUMAS DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT A. Penelitian Terkait ... 6

B. Tinjauan Tentang Humas ... 7

1. Pengertian Manajemen Humas ... 7

2. Fungsi dan Tujuan Manajemen Humas ... 11

3. Manajemen Humas Meliputi ... 14

a. Perencanaan ... 14

b. Pengorganisasian ... 18

c. Pengaktifan ... 20

d. Pengendalian ... 21

C. Konsep Peningkatan Partisipasi Masyarakat ... 22 BAB III : METODE PENELITIAN


(11)

xi

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 29

B. Alokasi Waktu, Tempat dan Setting Penelitian ... 29

C. Sumber Data ... 37

D. Data ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38

F. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Manajemen Humas dan Partisipasi Masyarakat Sekitar Sekolah di Madrasah Aliayah Mu’allimin Mu’allimat Rembang ... 41

1. Pelaksanaan Manajemen Humas di Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang ... 41

2. Bentuk Partisipasi Masyarakat sekitar sekolah di Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang ... 46

B. Analisis Manajemen Humas dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Sekitar Sekolah di Madrasah Aliayah Mu’allimin Mu’allimat Rembang ... 49

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 54

B. Saran-saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(12)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan fondasi yang sangat penting dan esensial bagi keunggulan suatu bangsa. Pendidikan tidak akan pernah habis untuk diperbincangkan oleh siapapun terutama para pakar dan praktisi pendidikan. Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan outcome sumber daya yang unggul, yang akan mampu membangun watak suatu bangsa, serta dapat menentukan keberhasilan bidang lainya seperti ekonomi, politik dan sebagainya, karena manusia sendiri merupakan subjek dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut.2

Pendidikan di sekolah ataupun di luar sekolah mencakup semua usaha pengembangan atau peningkatan prestasi belajar siswa dari segi kognitif. Aspek ini bisa dikembangkan di dalam lembaga pendidikan yang kita kenal dengan sistem pendidikan nasional, di mana sistem pendidikan nasional itu juga dikenal dengan lembaga pendidikan formal dan non formal, sedangkan salah satu bentuk lembaga pendidikan formal adalah sekolah. Dengan tujuan yang hendak dicapai maka sistem pendidikan nasional dalam kurun waktu yang cukup lama sampai saat ini telah banyak mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan zaman. Yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3

Humas merupakan bagian integral dalam suatu organisasi. Dengan begitu humas bukan sekedar institusi komplementer yang berfungsi semacam parfum untuk membuat harum ruangan atau semacam lipstick agar kelihatan lebih cantik. Tugas humas bukan sekedar menciptakan citra ”seolah-olah“

2

Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja RosdaKarya, 2005), hml. 4.

3

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).


(13)

(kelihatan kuat, sehat, baik, dan sebagainya) tugas humas justru berusaha menciptakan agar organisasinya kondusif. Sangat salah jika suatu organisasi mendirikan humas sekedar agar kelihatan berwibawa. Humas bukan sekedar katalisator organisasi, dalam mana memacu reaksi tetapi tidak ikut bereaksi. Humas adalah urusan dari keseluruhan komposisi yang ada. Banyak orang tidak menyadari hal tersebut, sehingga memposisikan humas sebagai bagian organisasi yang berdiri sendiri, hidup sendiri, malahan tidak diberi akses untuk berhubungan dengan bagian yang lain. Top manajer sering kali melihat atau memposisikan humas sekedar sebagai instrumen, atau alat bagi organisasi bahkan individu-individu pemilik kehumasan. Keadaan semacam ini mengakibatkan kefatalan ganda, yakni: di satu sisi institusi humas menjadi buta (tidak mengetahui) perkembangan yang terjadi dalam lingkungan internalnya, disisi lain humas tidak mampu mengembangkan analisis kritisnya karena terpaksa (dipaksa keadaan) untuk bersikap ABS (asal bapak senang).4

Pentingnya humas dapat pula dikaitkan dengan semakin banyaknya isu yang berupa kritik-kritik dari masyarakat tentang tidak sesuainya produk sekolah dengan kebutuhan pembangunan, bahwa lulusan sekolah merupakan produk yang tidak siap pakai, semakin membengkaknya jumlah anak putus sekolah, makin banyaknya pengangguran. Untuk memecahkan masalah tersebut bukan semata-mata merupakan tanggung jawab sekolah, dengan meningkatkan keefektifan hubungan sekolah dan masyarakat beberapa masalah tersebut dapat dikurangi.5

Adapun fungsi manajemen humas yang bertujuan menciptakan dan mengembangkan persepsi terbaik bagi suatu lembaga, organisasi, lembaga pendidikan, yang kegiatannya langsung ataupun tidak langsung mempunyai dampak bagi masa depan organisasi atau lembaga.6

4

Redi Panuju, Krisis Public Relations, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hml. 5.

5

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 189.

6

Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2003 ), hml. 31.


(14)

Dengan demikian sekolah harus bisa menjadi mercu penerang bagi masyarakat. Sebagai mercu penerang, sekolah harus mampu memberikan tauladan tentang cara hidup yang benar kepada masyarakat, sehingga masyarakat menjadi berdaya. Pada saat yang sama sekolah harus menampung semua aspirasi dan kondisi masyarakat lokal dengan membuat program pendidikan yang sesuai dengan masyarakat.7

Dengan adanya Humas dalam pendidikan, maka akan terjalin kerjasama antar semua pihak, baik warga sendiri (internal public) dan masyarakat umum (eksternal public). Sehingga hubungan yang harmonis ini akan membentuk, (1) saling pengertian antar sekolah, orang tua, masyarakat dan lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja, (2) saling membantu antar sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peran masing-masing, (3) kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan mereka merasa bangga dan ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah.8

Pengaruh masyarakat terhadap sekolah sebagai lembaga sosial, terasa amat kuat, dan berpengaruh pula kepada para individu-individu yang ada dalam lingkungan sekolah. Lingkungan di mana sekolah berada, merupakan masyarakat yang kompleks, terdiri dari berbagi macam tingkatan masyarakat yang saling melengkapi dan bersifat unik, sebagai akibat latar belakang dimensi budaya yang beraneka ragam. Karena sekolah itu harus di tengah-tengah masyarakat maka mau tidak mau harus berhubungan dengan masyarakat.9 Hal ini berarti bahwa sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Hubungan serasi, terpadu, serta timbal balik yang

7

Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara. 1988), hml. 192-193.

8

E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.3, hlm. 166.

9

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 331.


(15)

diciptakan dan dilaksanakan agar peningkatan mutu pendidikan dan pembangunan dapat saling menunjang.10

Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat adalah salah satu Madrasah di Rembang. Banyak orang tua atau masyarakat yang menginginkan putra-putri mereka untuk melanjutkan di Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang tersebut. Oleh karena itu Madrasah haruslah memberikan layanan pendidikan yang bermutu, serta pengelolaan sekolah yang transparan, akuntabel, dan demokratis. Kondisi tersebut tercapai antara lain karena adanya jalinan komunikasi yang efektif antara madrasah dan masyarakat. Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat terbuka terhadap segala bentuk kritik dan aspirasi dari masyarakat, sehingga program pendidikan yang ditawarkan sekolah sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Pada kenyataannya Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’alimat Rembang memiliki ruangan kelas yang tidak memadai, sehingga menimbulkan citra yang kurang baik di mata masyarakat. Pada hal banyak orang tua yang menginginkan anaknya sekolah dilembaga tersebut dan pada akhirnya tidak diterima, dengan alasan sekolah sudah tidak menerima calon siswa-siswi lagi di karenakan kouta sudah terpenuhi.

Problem lain yang dihadapi dalam sekolahan ini seperti kurangnya pemanfaatan jasa layanan internet untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang program-program atau kegiatan-kegiatan yang ditawarkan sekolah kepada masyarakat. Karena sebagian besar peserta didik Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang tersebut berasal dari pedesaan, perkotaan, luar daerah bahkan ada yang dari luar Jawa.

Berkenaan dengan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Manajemen Hubungan Masyarakat Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Sekitar Sekolah Di Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Rembang”.

10

Ary H.Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), hlm. 187.


(16)

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana Pelaksanaan manajemen humas di Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang?

b. Bagaimana partisipasi masyarakat sekitar sekolah di Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian diselenggarakan bertujuan untuk:

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa Pelaksanaan Manajemen Humas di Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang.

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa partisipasi masyarakat di Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang.

Sedangkan manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Secara Praktek

a. Untuk pengembangan bagi lembaga atau institusi terkait, dalam hal ini sekolah untuk dapat menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat. b. Untuk menghadapi berbagai masalah yang berkaitan dengan

pengelolaan Humas, khususnya pengelolaan humas dalam pendidikan Islam.

2. Secara Teori

a. Sebagai pengembangan ilmu manajemen dalam pendidikan Islam sehingga dapat diapresiasi dan dijadikan masukan bagi umat Islam. b. Untuk dapat menambah khasanah dan cakrawala Manajemen Humas


(17)

6

A. Penelitian Terkait

Peneliti menyadari bahwa secara substansial penelitian ini tidaklah sama sekali baru. Dalam kajian pustaka ini, peneliti akan mendeskripsikan beberapa karya yang relevansinya dengan judul skripsi Manajemen Hubungan Masyarakat Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Sekitar Sekolah Di Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang. Untuk itu penulis melakukan penelaahan terhadap sumber berbagai bahan pertimbangan skripsi ini, beberapa karya itu antara lain :

1. Erlin Zulaikhah, 3105356 (Fakultas Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam (KI) Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2010) dalam dalam tuangan karya penelitiannya yang berjudul “Hubungan Manajemen Mutu Kehumasan Dengan Madrasah Aliyah Tajdil Ulum Tanggungharjo Grobogan”, Dari hasil temuannya penelitian ini adalah dengan adanya Manjemen Humas yang secara efektif dapat meningkatkan mutu di sekolah tersebut.11

2. Athi’ Rohmanah, 063311024 (Fakultas Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam (KI) Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2010) “Implementasi Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi di SMA Ungaran Nurul Islami Wonologo Mijen Semarang)”. Dari hasil temuannya penelitian ini adalah ingin mengetahui sejauh mana proses pelaksanaan dan penerapan Manajemen Humas pada lembaga pendidikan tersebut.12

11

Erlin Zulaikhah, Hubungan Manajemen Mutu Kehumasan Dengan Madrasah Aliyah Tajdil Ulum Tanggungharjo Grobogan, (Semarang: Perpus IAIN Walisongo Semarang, 2010).

12

Athi’ Rohmanah, Implementasi Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi di SMA Ungaran Nurul Islami Wonologo Mijen Semarang), (Semarang: Perpus IAIN Walisongo Semarang, 2010).


(18)

Berdasarkan skripsi di atas berbeda, penelitian ini akan lebih memfokuskan pada pembahasan tentang Manajemen Hubungan Masyarakat Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Sekitar Sekolah Di Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang, guna mencapai sebuah sasaran dan tujuan yang ingin dicapai.

B. Tinjauan Tentang Manajemen Humas

1. Pengertian Manajemen Humas

Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda managemen dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, managemen diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.13

Adapun pengertian manajemen menurut Miller, sebagaimana yang dikutip oleh Sufyarma. M, mengemukakan tentang manajemen sebagai berikut: “Management is the prosess of directing and facilitating the work of people organized in formal group to achieve a desired goal”. Berdasarkan definisi tersebut di atas, dapat dirumuskan bahwa manajemen pendidikan sebagai seluruh proses kegiatan bersama dan dalam bidang pendidikan dengan memanfaatkan semua fasilitas yang ada, baik personal, material, maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan.14

Humas (Hubungan Masyarakat) yang merupakan terjemahan bebas dari istilah Public relation atau bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang berkepentingan dengannya. Sedangkan menurut definisi kamus terbitan Institute Of Public Relation (IPR) yakni sebuah lembaga Humas

13

Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 3.

14

H. Sufyarma. M, Kapita Selekta Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 189.


(19)

terkemuka di Inggris dan Eropa, Humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.15 Jadi, humas adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Kegiatan humas sama sekali tidak bisa dilakukan secara sembarangan atau dadakan. Tujuan humas itu sendiri adalah untuk memastikan bahwa niat baik dan kiprah organisasi yang bersangkutan senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan (atau lazim disebut sebagai seluruh ”khalayak” atau publiknya).

Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menilai sikap masyarakat agar tercipta keserasian antara masyarakat dan kebijaksanaan organisasi. Karena mulai dari aktivitas program humas, tujuan dan sasaran yang hendak dicapai oleh organisasi tidak terlepas dari dukungan, serta kepercayaan citra positif dari masyarakat. Pada prinsipnya secara struktural fungsi humas dalam organisasi merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kelembagaan atau organisasi. Fungsi kehumasan dapat berhasil secara optimal apabila berada langsung di bawah pimpinan tertinggi pada organisasi tersebut. Fungsi manajemen humas dalam menyelenggarakan komunikasi timbal balik dua arah organisasi yang diwakilinya dengan masyarakat sebagai sasaran pada akhirnya dapat menentukan sukses atau tidaknya tujuan dan citra yang hendak dicapai oleh organisasi yang bersangkutan. Hal tersebut sesuai dengan intisari definisi kerja humas.

Manajemen hubungan masyarakat merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik (masyarakat) secara timbal balik dalam

15

M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 1.


(20)

rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama.16

Humas dalam pengertian umumnya merupakan serangkaian alat untuk promosi sebagai penunjang bagian yang terpenting dalam meningkatkan suatu lembaga pendidikan, dan memiliki fungsi manajemen yang berlangsung secara terus menerus dan dirancang melalui organisasi-organisasi masyarakat, lembaga yang berusaha menjalin dan memelihara saling pengertian peraturan dan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk kepentingan bersama.17

Dalam Islam istilah humas belum ada pengertian secara spesifik. Hubungan masyarakat masih merupakan bangunan yang belum mendapat proporsi kajian yang menggembirakan, sehingga definisi humas dalam islam secara spesifik belum ditemukan. Namun demikian bukan berarti islam tidak menyadari pentingnya humas, Islam menyadari bahwa usaha untuk mencapai kebahagiaan (al-sa’adah) tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi harus bersama dengan yang lain atas dasar salin menolong ( al-ta’awun) dan saling melengkapi. Kondisi demikian menurut Masykawih akan tercipta apabila sesama manusia saling mencintai. Setiap pribadi merasa bahwa kesempurnaan dirinya akan terwujud karena kesempurnaan yang lain.

Agama Islam mengatur bukan saja amalan-amalan peribadatan apalagi sekedar orang dengan Tuhan-nya, melainkan juga perilaku orang dalam berhubungan dengan sesama dan dunianya.18 Dalam Al-Qur’an, istilah tersebut ditegaskan dengan hablun min Allah dan hablun min al-nas, yang tercantum pada surat Ali Imron ayat 112, yang berbunyi:

16

Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2005), hlm. 119.

17

Hamdan Ada’an dan Hafied Cangara, Prinsip-Prinsip Hubungan Masyarakat, (Surabaya: Usaha Nasional, 1996), hlm. 17.

18

M. Ridwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 82.


(21)

M

t

/ŽÑ

ΝκŽ

n

=

t

ã

π9

$

#

t



r

&

$

t

Β

(

#

θ )

O

ā

ω

)

6

p

t2

z

Β

«

!

$

#

6

y

m

u

ρ

z

Β

¨$

Ψ9

$

#

!

$

t

/

u

ρ

ُؤ

=

Ÿ

Ò

t

ó/

z

Β

«

!

$

#

M

t

/ŽÑ

u

ρ

ΝκŽ

n

=

t

ã

π

u

Ζ

s

3

¡

y

ϑ9

$

#

) نا لا : ١١٢ (

Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan sesama manusia.. (Qs.Ali Imron ayat 112).19

Sedangkan dalam sebuah Hadits Rasulullah saw. Menggambarkan bahwa hubungan antar sesama muslim adalah bagaikan suatu bangunan yang satu komponen dengan yang lainnya saling memperkokoh, dalam sabdanya yang berbunyi:

ﻦ

ﻰﹺ

ﺑﹶ

ﻰﺳ

ﻮ

ﻲ

ﺿ 

ﷲﺍ

ﻪ

ﻨ

ﻝﺎﹶ

:

ﻝﺎﹶ

ﻝ

ﻮ

ﺳ

ﷲﺍ

ِ

ﻰﱠ

ﻠ

ﷲﺍ

ﻪ

ﻴﹶ

ﻠ

ﻢﱠ

ﻠ

ﺳ

:

ﻦ

ﻣﺆ

ﻤﹾ

ﻟﹶ

ﻣﹺ

ﻦ

ﺆ

ﻤﹾ

ﻠ

ﻴ

ﻥﺎ

ﻨ

ﺒﹾ

ﻟﺎ

ﻌ

ﻀ 

ﻪ

ﺸ

ﺪ

ﺎ

ﻀ 

ﻌ

ﻖﻔﺘ

.

ﻪﻴ

ﻠﻋ .

”Dari Abi Musa r.a., Rasulullah saw. Bersabda: Hubungan orang mu’min dengan mu’min yang lain bagaikan bangunan yang saling memperkokoh/menguatkan satu sama lain.” (HR. Muttafaq ‘alaih).

Orang Islam adalah seperti sebuah bangunan yang saling melengkapi/menguatkan.20 Atas dasar itu maka setiap individu menjadi salah satu bagian dari yang lainnya. Manusia menjadi kuat karena kesempurnaan anggota-anggota badanya. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan kondisi yang baik dari luar dirinya. Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang berbuat baik kepada keluarga dan orang-orang yang masih ada kaitan dengannya, mulai dari saudara, anak yatim atau orang lain yang ada hubungannya.

Peran manajemen humas itu dapat bertindak sebagai tanda bahaya yang berperan untuk mendukung atau membantu pihak manajemen pendidikan berjaga-jaga menghadapi kemungkinan buruk yang terjadi terhadap lembaga pendidikan. Mulai dari timbulnya isu, berita negatif,

19

Prof. R.H.A. Sunaryo, S.H, Al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 94.

20


(22)

meluasnya isu negatif yang kurang menguntungkan terhadap lembaga pendidikan atau nama lembaga yang sedang bermasalah hingga penurunan citra, bahkan kehilangan citra yang dapat menimbulkan berbagai resiko yang menyangkut krisis kepercayaan maupun krisis manajemen.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas manajemen humas pendidikan akan menjalankan perannya yaitu kepentingan menjaga nama baik dan citra lembaga pendidikan agar selalu dalam posisi yang menguntungkan. Salah satu metode yang dipergunakan adalah melalui cara, ajakan atau imbauan, bukan merupakan paksaan. Biasanya manajemen humas akan melaksanakan strategi komunikasi yang lebih jelas.

Jadi peran ideal yang harus dimiliki oleh manajemen humas dalam suatu lembaga pendidikan antara lain sebagai berikut:

a. Menjelaskan tujuan-tujuan organisasi kepada pihak masyarakatnya. Tugas tersebut akan terpenuhi dengan baik apabila manajemen humas yang bersangkutan lebih memahami atau meyakini informasi yang akan disampaikannya itu.

b. Bertindak sebagai radar, tetapi juga harus mampu memperlancar pelaksanaannya jangan sampai informasi tersebut membingungkan atau menghasilkan sesuatu yang kadang-kadang tidak jelas arahnya sehingga informasi menjadi sulit untuk di terima oleh masyarakat. c. Pihak manajemen humas memiliki kemampuan untuk melihat ke

depan atau memprediksi suatu secara tepat yang didasarkan kepada pengetahuan akan data atau sumber informasi actual dan factual yang menyangkut kepentingan lembaga pendidikan maupun masyarakatnya.21

2. Fungsi dan Tujuan Manajemen Humas

Fungsi atau aktivitas atau suatu kegiatan dari organisasi adalah menyesuaikan diri dengan lingkungannya, menentukan struktur kerjanya

21


(23)

atas dasar kebutuhan-kebutuhan dalam mencapai tujuan.22 Pada dasarnya fungsi manajemen humas, tidak jauh berbeda dengan fungsi-fungsi manajemen secara umum. Fungsi-fungsi ini sangat mengait dengan tujuan manajemen humas, di mana tujuan itu sendiri adalah suatu hasil akhir, titik akhir atau segala sesuatu yang akan dicapai.

Fungsi Humas itu sendiri adalah membantu manajemen dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan dan mengembangkan hubungan yang baik dengan berbagai macam publik.23

Fungsi atau dalam bahasa Inggris function, bersumber pada perikatan bahasa Latin, function. Function yang berarti penampilan, perbuatan, pelaksanaan, atau kegiatan. Ralph Curries David dan Allan C, Filley dalam bukunya, Principies of management' mengatakan bahwa istilah fungsi menunjukkan suatu tahap pekerjaan yang jelas yang dapat dibedakan, bahkan kalau perlu dipisahkan dari tahap pekerjaan lain.

Dalam kaitannya dengan Humas, maka Humas dalam suatu instansi dikatakan berfungsi apabila Humas itu menunjukkan kegiatan yang jelas. Yang dapat dibedakan dari kegiatan lainnya, jadi kalau dipertanyakan apakah humas itu berfungsi, dalam arti kata apakah menunjukkan kegiatan dan apakah kegiatan itu jelas dan berbeda dari kegiatan lainnya.

Dalam konsepnya fungsi humas adalah sebagai berikut:

a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. b. Membina hubungan masyarakat yang harmoni antara organisasi

dengan public intern dan public ekstern.

c. Menciptakan kombinasi dua arah dengan penyebaran informasi dan organisasi kepada public dan menyalurkan opini public dan menyalurkan opini public kepada organisasi.

22

H. Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2000), hlm. 46.

23

Drs. Deddy Djamaluddin Malik, Humas Membangun Citra dengan komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), cet. kedua, hlm. 13.


(24)

d. Melayani public dengan menasehati pimpinan organisasi dengan kepentingan umum.24

Mengenai tujuan hubungan sekolah dan masyarakat, T Sianipar (1984, dalam Purwanto, 1995: 189-190) meninjaunya dari sudut kepentingan kedua lembaga tersebut, yakni kepentingan sekolah dan kepentingan masyarakat itu sendiri.

Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaraan hubungan sekolah dan masyarakat bertujuan untuk: a. Memelihara kelangsungan hidup sekolah.

b. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan. c. Memperlancar proses belajar mengajar.

d. Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.

Sedangkan ditinjau dari kebutuhan masyarakat itu sendiri, tujuan hubungannya dengan sekolah adalah untuk:

a. Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama dalam bidang mental spiritual.

b. Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

c. Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat. d. Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin

meningkat kemampuannya.25

Menurut E. Mulyasa, tujuan utama yang ingin dicapai dengan mengembangkan kegiatan Humas adalah meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tujuan serta sasaran yang ingin direalisasikan sekolah, meningkatkan pemahaman sekolah tentang keadaan serta aspirasi masyarakat tersebut terhadap sekolah, meningkatkan usaha orang tua siswa dan guru-guru dalam memenuhi kebutuhan anak didik serta meningkatkan kuantitas serta kualitas bantuan orang tua siswa dalam

24

H. Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, hlm. 20.

25

Mulyono, MA., Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media), Cet. 3, hlm. 211-212.


(25)

kegiatan pendidikan sekolah, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran serta mereka dalam memajukan pendidikan di sekolah dalam era pembangunan, terpeliharanya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah serta apa yang dilakukan oleh sekolah, pertanggungjawaban sekolah atas harapan yang dibebankan masyarakat kepada sekolah, dukungan serta bantuan dari masyarakat dalam memperoleh sumber-sumber yang diperlukan untuk meneruskan dan meningkatkan program sekolah.26

Dengan adanya hubungan masyarakat diharapkan terjadi saling pengertian, akibatnya memunculkan sikap kerja sama yang baik antara masyarakat dengan pihak sekolah untuk menanggulangi masalah-masalah pendidikan yang dihadapi oleh kedua belah pihak.

Jadi pada dasarnya dari pengertian fungsi dan tujuan pokok humas yang disebutkan di atas pada umumnya menarik simpati masyarakat sehingga dapat meningkatkan relasi serta animo masyarakat terhadap sekolah tersebut, yang pada akhirnya menambahincome bagi sekolah yang bermanfaat bagi bantuan terhadap tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

3. Manajemen Humas a. Perencanaan

Sebelum merumuskan program sekolah perlu mengetahui secara pasti seperti apa citra sekolah di mata masyarakat. Hal ini identik dengan prinsip militer yang harus senantiasa dipegang teguh dalam setiap pertempuran. Kemenangan tidak mungkin dicapai jika situasinya tidak dipahami dengan benar. Untuk memahami situasi memerlukan informasi kalau mendasarkan segala sesuatunya hanya pada dugaan, perkiraan atau bahkan angan-angan saja. Maka bisa dipastikan bahwa akan kehilangan arah dan program tadipun mengalami kegagalan. Kegiatan humas yang sebenarnya tidaklah

26

Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Standar Kompetisi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 3, hlm. 178.


(26)

berupa perekayasaan atau pemolesan publik guna memunculkan suatu citra yang lebih indah dari aslinya.

Adapun kegiatan humas yang sebenarnya senantiasa menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran. Segala program humas baik itu program yang berjangka panjang maupun program yang berjangka pendek harus direncanakan dengan cermat dan hati-hati sedemikian rupa sehingga akan diperoleh hasil–hasil yang nyata.27

Adapun alasan–alasan diadakannya perencanaan humas adalah sebagai berikut:

1) Untuk menetapkan target–target operasi humas yang nantinya akan menjadi tolak ukur atau segenap hasil yang diperoleh.

2) Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang dibutuhkan.

3) Untuk memilih prioritas-prioritas yang paling penting guna menentukan:

a) Jumlah program.

b) Waktu yang diperlukan guna melaksanakan segenap program humas yang telah diprioritaskan tersebut.

4) Untuk menentukan kesiapan atau kelayakan pelaksanaan berbagai upaya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan jumlah dan kualitas.

a) Personal yang ada.

b) Daya dukung dari berbagai peralatan fisik seperti: alat-alat kantor, dsb.

c) Serta anggaran dana yang tersedia.

Kata-kata yang paling penting diingat di sini antara lain adalah jam kerja, prioritas, penentuan waktu, sumber daya, peralatan, dan anggaran.

27

Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 75.


(27)

Dalam mengejar suatu tujuan kita selalu saja menghadapi hambatan abadi yang berupa keterbatasan sumber daya. Tanpa adanya suatu program yang terencana, kegiatan humas terpaksa beroperasi secara instingtif sehingga mudah kehilangan arah akan selalu tergoda mengerjakan hal-hal yang baru sementara hal-hal yang lama belum terselesaikan. Pada akhirnya ia akan sulit memastikan sejauh mana kemajuan yang telah dicapai, dan apa saja hasil-hasil konkret yang telah dibuahkannya. Ini sama saja dengan menjalankan sebuah kereta api tanpa arah tanpa halte dan tanpa stasiun tujuan sehingga pada akhirnya ia akan kehabisan bahan bakar dan berhenti tanpa mencapai suatu hasil yang pasti. Biasanya pola kerja seperti itulah yang dilakukan oleh para praktisi humas yang kurang profesional.28

Perencanaan merupakan proses pemilihan alternatif dan proses mengaitkan pengetahuan, fakta, imajinasi dan asumsi masa depan, serta formulasi tujuan yang ingin dicapai, perencanaan merupakan proses di mana mengadaptasi dirinya dengan berbagai sumber untuk mengubah lingkungan dan kekuatan-kekuatan internal yang ada di dalam sistem itu sendiri.29

Pada dasarnya tujuan umum dari program kerja dan berbagai kerja humas di lapangan adalah cara menciptakan hubungan harmonis antara lembaga pendidikan dengan masyarakatnya atau stake holder sasaran masyarakat yang terkait. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya citra positif, kemauan baik, saling menghargai, saling timbul pengertian, toleransi antara kedua belah pihak.

Tujuan dari proses perencanaan program kerja untuk mengelola berbagai aktivitas manajemen humas tersebut dapat diwujudkan jika terorganisasi dengan baik melalui manajemen humas yang dikelola secara profesional dan dapat di pertanggungjawabkan hasil atau

28

Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan, hlm. 76.

29

Endang Soenaryo, Pengantar Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Yogyakarta: Mitra Gama Widya 2000), hlm. 36-37.


(28)

sasarannya. Hal tersebut dapat terwujud jika keduanya mendapatkan informasi yang jelas, serta mudah dimengerti oleh keduanya.

Secara umum pengertian dari perencanaan humas yaitu terdiri dari semua bentuk kegiatan perencanaan, wujud rencana kerja dan alasan dilakukannya perencanaan kerja humas.

Manfaat perencanaan manajemen humas antara lain yaitu :

1) Mengefektifkan dan mengefisienkan koordinasi atau kerja sama antara pihak yang terkait.

2) Mengefisienkan waktu, tenaga, upaya, dan biaya.

3) Menghindari resiko kegagalan dengan tidak melakukan perkiraan atau perencanaan tanpa arah yang jelas atau konkret .

4) Mampu melihat secara keseluruhan kemampuan operasional organisasi, pelaksanaan, komunikasi, target, dan sasaran yang hendak dicapai di masa mendatang.

5) Menetapkan klasifikasi rencana strategis sesuai dengan kebijakan jangka panjang, rencana tetap yang dapat dilakukan berulang-ulang dan rencana tertentu.

Sebelum membentuk perencanaan manajemen humas harus terlebih dahulu memahami tujuan yang ingin dicapai oleh organisasinya.30 Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan, dan siapa yang mengerjakannya. Perencanaan sering juga disebut jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang. Meskipun keadaan masa depan yang tepat itu sukar diperkirakan karena banyak faktor di luar penguasaan manusia yang berpengaruh terhadap rencana, tetapi tanpa perencanaan humas kita akan menyerahkan keadaan pada masa yang akan datang itu pada kebetulan-kebetulan. Itulah sebabnya diadakannya

30


(29)

perencanaan humas sebagai suatu proses intelektual yang menentukan secara sadar tindakan yang akan ditempuh.

Dan mendasarkan keputusan-keputusan pada tujuan yang hendak dicapai, informasi yang tepat waktu dan dapat dipercaya, serta memperhatikan keadaan yang akan datang, oleh karena itu, perencanaan humas membutuhkan pendekatan rasional ke arah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Untuk itu, perencanaan humas membutuhkan data dan informasi agar keputusan yang diambil tidak lepas kaitannya dengan masalah yang dihadapi pada masa yang akan datang. Dengan demikian perencanaan humas hendaknya memperhatikan sifat-sifat kondisi yang akan datang, di mana keputusan dan tindakan efektif dilaksanakan. Itulah sebabnya berdasarkan kurun waktu dikenal perencanaan tahunan atau perencanaan jangka pendek, rencana jangka menengah, dan rencana jangka panjang. Dengan demikian, yang dimaksud dengan perencanaan pendidikan adalah keputusan yang diambil untuk melakukan tindakan selama waktu tertentu agar penyelenggaraan sistem pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien, serta menghasilkan lulusan yang lebih bermutu, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan.31

b. Pengorganisasian

Untuk mencapai tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat, diperlukan kerja sama antara semua anggota organisasi, proses ini disebut pengorganisasian.

Pengorganisasian adalah proses pembagi kerja dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas-tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikannya sumber

31

Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hlm. 49-50.


(30)

daya, mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi.32

Secara singkat kupasan Ernest Dale dapat diartikan bahwa pentingnya pengorganisasian adalah :

1) Tugas-tugas yang terinci harus dibuat dalam mencapai tujuan organisasi.

2) Seluruh tugas-tugas harus dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dan sesuai bagi individu maupun kelompok. 3) Pekerjaan-pekerjaan anggota organisasi harus dikombinasikan

secara logis dan efisien.

4) Perlunya pengendalian dan pengawasan untuk meningkatkan efektifitas.

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi; sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Pembagian kerja adalah pemerincian tugas agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk dan melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatu lembaga pendidikan untuk mencapai tujuannya yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.

Tehnik pengorganisasian adalah usaha sadar yang dilakukan oleh suatu organisasi, dengan menggunakan daya analisis untuk menelaah kelemahan-kelemahan dalam keefektifan dan koordinasi organisasi.33

Organisasi dalam arti statis adalah suatu bagan atau suatu bentuk yang berwujud dan bergerak demi tercapainya tujuan bersama, dalam istilah lain disebut sebagai struktur atau tata raga organisasi. Jadi struktur organisasi adalah suatu manifestasi organisasi yang menunjukkan hubungan antara fungsi otoritas dan tanggung jawab

32

Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, hlm. 71.

33

Dydiet Hardjito, Teori Organisasi Dan Teknik Pengoorganisasian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 74-79.


(31)

yang saling berinteraksi dari orang yang diberi tugas dan tanggung jawab atas semua aktivitas.

Pengorganisasian adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif di antara pekerja. Dan pengorganisasian juga dapat didefinisikan sebagai suatu pekerjaan pembagi tugas, mendelegasikan otoritas, dan menetapkan aktivitas yang hendak dilakukan oleh manajemen humas. Oleh karena itu, dalam pengorganisasian diperlukan tahapan sebagai berikut:

1) Mengetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapai.

2) Deskripsi pekerjaan yang harus dioperasikan dalam aktivitas tertentu.

3) Klasifikasi aktivitas dalam kesatuan yang praktis.34 c. Pengaktifan

Setelah setiap personalia mempunyai kejelasan tugas dan tanggung jawab, tibalah saatnya pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan. Proses ini disebut pengaktifan. Pengaktifan adalah kegiatan menggerakkan semua personalia agar melakukan tugasnya untuk mencapai tujuan organisasi.

Pengaktifan bisa juga disebut penggerakan actuating, pemimpinan leading, atau pengarahan directing. Penggerakan dimaksudkan sebagai upaya untuk membuat semua anggota kelompok mau bekerja dan bersedia mengembangkan segenap pikiran dan tenaganya untuk membuat semua anggota kelompok mau bekerja dan bersedia mengembangkan segenap pikiran dan tenaganya untuk melakukan tugas pekerjaannya dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.

Penggerak atau pemotivasian pengaktifan yaitu dapat diartikan sebagi ke adaan kejiwaan dan sikap mental yang memberikan energi mendorong kegiatan, atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai

34


(32)

kebutuhan yang memberi keseimbangan secara singkat, pengaktifan sebagai penggerak semua potensi dan sumber daya lainnya agar secara produktif berhasil mencapai tujuan.35

d. Pengendalian

Pengendalian yang dimaksudkan menentukan bagi pengajar apa yang harus dikerjakan dan apa yang tidak harus mereka kerjakan, dan pengajar harus mengerjakan hal-hal yang telah diinstruksikan. Dan juga mengukur hasil kerja dan campur tangan apabila hasil yang dicapai para guru kurang memuaskan. Pengendalian dalam suatu bentuk jelas perlu untuk mendapatkan kinerja yang tepercaya dan terkoordinasi.36

Dalam pengendalian mengukur ke arah tujuan tersebut dan memungkinkan untuk dideteksi penyimpangan dari perencanaan dengan tepat pada waktunya untuk melakukan tindakan perbaikan sebelum penyimpangan menjadi jauh. Pengendalian manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain umpan balik informasi, membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditetapkan, menentukan apakah terdapat penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya lembaga pendidikan yang sedang digunakan dapat memungkinkan secara lebih efisien dan efektif guna mencapai tujuan pendidikan

Sebagai bahan perbandingan ada batasan pengendalian sebagai suatu proses yang sistematis untuk mengevaluasi apakah aktivitas organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Apabila belum dilaksanakan didiagnosis faktor penyebabnya untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan.

35

Siswanto, Pengantar Manajemen, hlm. 119.

36


(33)

Berdasarkan batasan di atas, tampaklah betapa pentingnya aktivitas pengendalian, kebutuhan pengendalian sama pentingnya dengan kebutuhan perencanaan. Aktivitas perencanaan sebagai kunci awal pelaksanaan aktivitas organisasi sedangkan aktivitas pengendalian sebagi kunci akhir untuk evaluasi aktivitas yang telah dilaksanakan sekaligus melakukan tindakan perbaikan apabila perlu.

C. Konsep Peningkatan Partisipasi Masyarakat

Sekolah dan masyarakat merupakan dua komunikasi yang saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya, bahkan ikut memberikan warna terhadap perumusan model pembelajaran tertentu di sekolah oleh suatu lingkungan masyarakat tertentu pula. Sekolah berperan dalam melestarikan dan memindahkan nilai-nilai kultur pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan agama yang dianut para guru dan peserta didiknya kepada generasi penerus dan menjamin kemajuan ilmu pengetahuan dan kemajuan sosial dengan menjadi pelaku aktif dalam perbaikan masyarakat. Sekolah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan masyarakat, bahkan sekolah tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat.37

Masyarakat merupakan sumber daya pendidikan yang tiada bandingannya bagi satuan pendidikan. Hal ini dapat kita lihat pada beberapa kasus yang muncul ke permukaan, bahwa satuan pendidikan yang tutup dan tidak meneruskan program-program pendidikannya karena tidak mendapat dukungan dari masyarakatnya.

Oleh karena itu hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan suatu proses komunikasi yang harmonis. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengertian masyarakat akan kebutuhan dan kegiatan yang diselenggarakan di sekolah. Dengan mengetahui kebutuhan dan kegiatan sekolah tersebut, masyarakat terdorong untuk bersedia bekerja sama dalam

37

Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd, Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. 2. hlm. 234.


(34)

upaya meningkatkan dan mengembangkan kuantitas tetapi tetap mengacu pada kualitas.38

Dalam penyelenggaraan pendidikan, peran serta masyarakat sangat penting, sebagai salah satu elemen pendukung terwujudnya pendidikan berbasis masyarakat sehingga, manfaat kehadiran pendidikan benar-benar dirasakan masyarakat. Salah satu bentuk peran serta masyarakat adalah melakukan pemberdayaan masyarakat dengan memperluas partisipasi masyarakat dalam pendidikan yang meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. Masyarakat tersebut dapat berperanan sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan. Oleh karena itu, masyarakat berhak melaksanakan pendidikan yang berbasis masyarakat, dengan mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan, serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar pendidikan nasional. Dan pendidikan yang berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara, masyarakat, pemerintah, pemerintah daerah, dan sumber lainnya. Demikian juga lembaga pendidikan yang berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis, subsidi dana, dan sumber daya lain secara adil dan merata dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Partisipasi masyarakat tersebut kemudian dilembagakan dalam bentuk dewan pendidikan dan komite sekolah. Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli terhadap pendidikan sedangkan komite sekolah adalah lembaga yang terdiri dari unsur orang tua, komunitas, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. Dewan pendidikan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan, dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan dalam tingkat nasional, propinsi, dan kabupaten yang tidak mempunyai hubungan hirarkis. Sedangkan peningkatan

38

Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd, Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, hlm. 235.


(35)

mutu pelayanan di tingkat satuan pendidikan dan peran tersebut menjadi tanggung jawab komite sekolah.39

Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik ke sekolah. Dalam hal ini sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat.

Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien. Sebaliknya sekolah harus menunjang pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan. Oleh karena itu, sekolah berkewajiban untuk memberikan penerangan tentang tujuan-tujuan, program-program, kebutuhan, serta keadaan masyarakat. Sebaliknya sekolah juga harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakat, terutama terhadap sekolah.

Dengan perkataan lain, antara sekolah dan masyarakat harus dibina suatu hubungan yang harmonis. Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain: (1). Memajukan kualitas pembelajaran, dan pertumbuhan anak, (2). Memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat, dan (3). Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, banyak cara yang dapat dilakukan oleh sekolah dalam menarik simpati masyarakat terhadap sekolah dan menjalin hubungan yang harmonis antara sekolah masyarakat. Hal tersebut antara lain dapat dilakukan dengan memberitahu masyarakat mengenai program-program sekolah, baik program yang telah dilaksanakan, maupun yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan.

39

Choirul Mahfud, Pendidikan Multi Kultural, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 61-62.


(36)

Hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat ini semakin dirasakan pentingnya pada masyarakat yang telah menyadari dan memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Namun tidak berarti pada masyarakat yang masih kurang menyadari pentingnya pendidikan, hubungan kerja sama ini tidak perlu dibina. Pada masyarakat yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan, sekolah dituntut lebih aktif dan kreatif untuk menciptakan hubungan kerja sama yang lebih harmonis.

Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan dengan baik, rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah juga akan baik dan tinggi. Agar terjadi hubungan dan kerja sama yang baik antar sekolah dan masyarakat, masyarakat perlu mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan. Gambaran dan kondisi sekolah ini dapat diinformasikan kepada masyarakat melalui laporan kepada orang tua murid, buletin bulanan kunjungan ke sekolah, kunjungan ke rumah murid, laporan tahunan.40

Lembaga pendidikan selalu mengadakan kontak hubungan dengan lingkungannya yang disebut sebagai supra sistem. Kontak hubungan ini dibutuhkan untuk menjaga agar sistem atau lembaga itu tidak mudah punah atau mati. Hanya sistem terbuka yang memiliki usaha terus menerus untuk menghalangi kemungkinan terjadinya kepunahan.

Sekolah yang tidak punya nama baik di mata masyarakat dan akhirnya mati, adalah sekolah yang tidak mampu membuat hubungan baik dengan masyarakat pendukungnya. Sebaliknya sekolah yang mampu mengadakan kontak hubungan dengan masyarakatnya akan bisa bertahan lama, malah akan bisa maju terus.

Untuk mencapai akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat, komunikasi perlu terjalin dengan sebaik mungkin, sebab dengan informasi yang diperoleh melalui komunikasi, masyarakat dan sekolah berusaha untuk saling terbuka satu sama lain. Melalui hal itu tercipta transparansi yang memberikan kepada sekolah kerangka akuntabilitas yang baik. Transparansi

40


(37)

dan akuntabilitas pada gilirannya akan melahirkan rasa saling percaya. Rasa saling percaya akan timbul manakala perilaku masing-masing pihak bisa diprediksi oleh pihak lain. Untuk bisa diprediksi oleh pihak lain, kedua belah pihak harus bersikap terbuka dan jujur. Sikap terbuka dan jujur inilah yang kemudian melahirkan sikap saling percaya.

Sikap saling percaya akan membuat hubungan sekolah dengan masyarakat menjadi harmonis. Keharmonisan ini, jika bisa dipertahankan dalam waktu lama akan membuahkan rasa saling memiliki sense of belonging masyarakat terhadap sekolah. Jika masyarakat sudah merasa memiliki sekolah, maka masyarakat pun akan merasa ikut bertanggung jawab terhadap sekolah. Dengan demikian, maka dukungan masyarakat baik dalam bentuk materi maupun dalam bentuk yang lain akan lebih mudah diperoleh sekolah.

Untuk bisa menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap sekolah, sekolah mesti sebanyak mungkin menjalin komunikasi dengan masyarakat. Untuk bisa menghasilkan komunikasi yang efektif, yang berupa saling pengertian dan hubungan yang semakin baik, maka sekolah perlu:

1. Bersikap terbuka dan jujur terhadap masyarakat melalui jalinan komunikasi timbal balik yang saling menghargai.

2. Mampu menyerap aspirasi masyarakat tentang pendidikan yang diharapkan masyarakat.

3. Berusaha untuk memahami keadaan masyarakat, baik dari segi sosial budaya maupun ekonomi masyarakat.

4. Menerjemahkan kondisi masyarakat tersebut melalui program pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.41

Dengan rasa memiliki masyarakat terhadap sekolah, komunikasi sekolah dalam rangka kerja sama sekolah dengan masyarakat akan menjadi lebih lancar. Kerja sama antara sekolah dengan masyarakat memang terlihat belum maksimal. Bentuk kerja sama dan partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan bisa bermacam-macam, baik berbentuk materi maupun dalam

41

Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hlm. 4.


(38)

bentuk non material. Bentuk non materi misalnya aktifnya anggota masyarakat dalam kelembagaan komite sekolah melalui pemberian saran dan ide-ide tentang pengembangan sekolah. Sedangkan dalam bentuk materi bisa berupa sumbangan masyarakat kepada sekolah.

Kerja sama dan partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan memerlukan kesadaran masyarakat akan arti penting peran mereka dalam peningkatan kualitas pendidikan. Untuk menghasilkan kerja sama dan tingkat partisipasi yang tinggi, pertama kali sekolah harus menyadarkan masyarakat akan peran mereka dalam pembangunan pendidikan. Setelah kesadaran itu tercapai, sekolah mesti melakukan komunikasi secara lebih intensif dengan masyarakat agar kesadaran masyarakat berbuah dukungan. Untuk itu manajemen hubungan sekolah masyarakat perlu dikelola dengan lebih baik.

Elemen masyarakat yang perlu didekati untuk melakukan kerja sama dan berpartisipasi dalam pengembangan sekolah adalah komite sekolah. Komite sekolah adalah representasi dari warga sekolah yang terdiri dari perwakilan guru, kepala sekolah, orang tua siswa, dan warga masyarakat. Sebagai representasi dari warga sekolah, komite sekolah mempunyai kepentingan terhadap pengembangan sekolah, karena itu sangatlah wajar bila mereka diajak untuk bekerja sama membangun sekolah.

Komunikasi mempunyai makna yang luas, meliputi segala penyampaian energi, gelombang suara, tanda di antara tempat, sistem atau organisme. Kata komunikasi sendiri dipergunakan sebagai proses, sebagai pesan, sebagai pengaruh.

Pada saat pesan sampai pada diri komunikator, psikologi melihat ke dalam proses penerimaan pesan, menganalisa faktor-faktor personal, dan situasional yang mempengaruhinya, dan menjelaskan berbagai corak komunikan ketika sendirian atau kelompok.42

Peran serta masyarakat dalam pendidikan diatur dalam undang-undang sistem pendidikan nasional (UUSPN) pasal 54, yaitu:

42


(39)

1. Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga, organisasi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan.

2. Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.

Secara spesifik, pada pasal 56 undang-undang sistem pendidikan nasional, disebutkan bahwa di masyarakat ada dewan pendidikan dan komite sekolah yang berperan:

1. Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah.

2. Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan di tingkat nasional, propinsi, dan kabupaten yang tidak mempunyai hubungan hirarkis.

3. Komite sekolah sebagai lembaga mandiri di bentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.43

43

Hadiyanto, Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan Di Indonesia, (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2004), hlm. 85-86.


(40)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yaitu jenis penelitian data literar dengan faktor-faktor dalam lapangan.44 Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan, instrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain. Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif, proses pengumpulan data deskriptif (berupa kata-kata, gambar) bukan angka-angka.45 Dengan kata lain penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi yang ada. Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang.

B. Alokasi Waktu, Tempat dan Setting Penelitian

1. Alokasi waktu dan tempat

Waktu penelitian dilaksanakan mulai tanggal 06 Mei sampai 29 Juni 2011, di Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang, di jln. Pahlawan No.43 Kabongan Kidul, Kota Rembang.

2. Setting penelitian

a. Sejarah berdiri dan perkembangan Madrasah Aliyah Mu’allimin & Mu’allimat Rembang

Madrasah Mu’allimin & Mu’allimat Rembang didirikan pada tahun 1969 oleh para pemuda Nahdliyin dan didukung serta direstui oleh masyayikh waktu itu, yaitu:

1) Al- mukarrom Bapak KH. Ahamad Baidlowi, Lasem 2) Al- mukarrom Bapak KH. Ma’shum, Lasem

44

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasen, 1996), hlm. 76.

45

Sudarwan Denim, Menjadi Peneliti Kualitatif Rancangan Metodologi, presentasi, dan publikasi hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Penelitian pemula Bidang Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), Cet.I, hlm.51.


(41)

3) Al- mukarrom Bapak KH. Zubair Dahlan, Sarang 4) Al- mukarrom Bapak KH. Imam Cholil, Sarang 5) Al- mukarrom Bapak KH. Bisri Musthofa, Rembang 6) Al- mukarrom Bapak KH. Abdullah Chafidz, Rembang 7) Al- mukarrom Bapak KH. Muslich Zuhdi, Rembang 8) Al- mukarrom Bapak KH. Mundzir Abdullah, Rembang 9) Al- mukarrom Bapak KH. Fauzan Zen AL-Hafidz, Rembang

Untuk kegiatan belajar mengajar sementara meminjam rumah bapak KH. Muslich Zuhdi yang terletak di desa Sawahan Gang Kulit nomor 18 Rembang, Rumah tersebut pada malam harinya juga digunakan untuk madrasah Diniyah “Sunan Bonang” yang dipimpin oleh H. Masmuk Zuhdi.

Para pengasuh Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Rembang yang perdana adalah :

Direktur Umum : KH. Fauzan Zen, AL Hafidz Direktur Ekskutif : Amiruddin, BA

Guru-guru : 1. Cholil Bisri 2. Roestamam 3. Mashud MC. 4. Karyadi

5. Busyairi Asyhari 6. H. Masmuk Zuhdi 7. K. Ahmad Kamil 8. H. Mansur Chafidz 9. MC. Ma’moen Cholil 10. A. Siradj Hasan 11. Masyrifah , BA. 12. Siti Aliyah

13. Musyrifah Mansur 14. Sri Hayati


(42)

Pada waktu itu menggunakan kurikulum PGAP dan PGAA plus kurikulum intern, yaitu:

1) Qiro’atul Qur’an dengan tajwidnya. 2) Nahwu dan shorof

3) Aswaja (ahlus sunnah wal jama’ah).

Pada tahun 1987 Madrasah Mu’allimin & Mu’allimat Rembang pindah di Jln. Pahlawan No.43 Kabongan Kidul Kec. Rembang Kab. Rembang. Berkat dari H. Roestamadji yang mewaqofkan tanahnya seluas 2,00 ha.46

b. Keadaan geografis

Madrasah Mu’allimin Mu’allimat bertempat di tanah wakaf seluas 17.507 M2, di Jln. Pahlawan No.43 Kabongan Kidul Kec. Rembang Kab. Remabang. sebelah utara berbatasan dengan pemukiman warga, sebelah selatan adalah persawahan dan perkebunan dan juga makam tokoh pembesar pondok pesantren Al-Irsyad atau di kenal dengan sebutan pondok Kauman, sebelah timur berbatasan dengan RSUD Rembang, MAN Rembang dan rumah warga, sebelah barat sekolahan ini adalah makam para pahlawan disusul dengan makam umum dan makam para tokoh ulama besar Rembang sekaligus pendiri Madarsah Mu’allimin Mu’allimat Rembang. Kondisi lingkungan yang seperti ini yang akan memberi nuansa yang sangat berarti bagi keberadaan Madrasah Mu’allimin Mu’allimat dalam mengembangkan potensi lembaganya dan tak lupa untuk mengingat pada para pejuang-pejuang pahlawan Rembang dan juga para pendiri Madrasah Mu’allimin Mu’allimat tersebut.

c. Struktur organisasi Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang memiliki struktur organisasi yang tidak jauh beda dengan sekolah swasta yang lainnya. hubungan antara Kepala Sekolah dengan Yayasan sangat erat

46

Dokumentasi pada buku Profil Sejarah Berdirinya Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Rembang pada tanggal 14 Mei 2011.


(43)

sekali dan berlangsung dengan harmonis, seolah-olah seperti anak dengan bapaknya yang selalu mendapatkan nasehat yang baik dalam berbagai persoalan dalam rangka untuk mengupayakan kelangsungan dan kemajuan lembaganya.

Susunan struktur organisasi yang ada di Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang mencerminkan hubungan kerja sama antar warga Mu’allimin Mu’allimat tertata dengan baik, agar berjalan lebih efektif dan efisien maka diharuskan setiap warga Mu’allimin Mu’allimat memiliki kedisiplinan yang tinggi dan bertanggung jawab atas tugas dan pekerjaan masing-masing. Dari kerja sama yang baik antar warga yaitu Kepala Sekolah, para Guru dan Karyawan, berbagai persoalan dapat diatasi khususnya yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan baik yang menyangkut bidang studi Agama, Umum bahkan Muatan Lokal.

Di samping itu bidang administrasi yang berjalan dengan baik dan dikerjakan secara profesional dengan penuh kedisiplinan sekolah tanpa manajemen yang baik akan hancur, maka seluruh pengelolaan yang berhubungan dengan pendidikan atau Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang harus dikelola dengan baik dan sungguh-sungguh, karena Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Rembang merupakan warisan para ulama besar Rembang. Adapun struktur organisasi Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang terlampir dalam lamiran.

d. Visi, misi dan tujuan Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang

1) Visi Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang

Unggul dalam akhlaq dan prestasi berdasarkan iman dan taqwa. 2) Misi Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang

a) Melaksanakan Pembelajaran Dan Bimbingan Secara Efektif Dan Inovatif.


(44)

c) Meningkatkan Kemampuan Akademis Guru.

d) Meningkatkan Pembinaan Kader Pemimpin Yang Handal. e) Pengembangan Sarana Pendukung Yang Relevan Dan Inovatif. f) Membina Lingkungan Masyarakat Untuk Meningkatkan

Kepeduliannya Kepada Pendidikan.

3) Tujuan Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang dalam jangka waktu 5 tahun ke depan diharapkan:

a) Seluruh warga Madrasah memiliki disiplin yang tinggi dan melaksanakan tata tertib dengan baik.

b) Meningkatnya Perolehan nilai kelulusan pada mata pelajaran UN.

c) Kelas XII lulus 100%.

d) 10% kelulusan melanjutkan ke PTN atau PTS yang berkualitas e) Siswa dapat berkomunikasi dengan Bahasa Inggris/Bahasa

Arab dan mengusai ITC.

f) 20% dari siswa Madrasah dapat masuk Perguruan Tinggi Tanpa Tes.47

e. Keadaan sarana prasarana

Adapun fasilitas sarana dan prasarana yang ada di Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang dapat di lihat pada tabel di bawah ini:48

No Nama Ruang Jumlah Keterangan

Baik Rusak 1 Ruang Teori / Kelas 12

2 Ruang Kepala Sekolah 1

3 Ruang Tamu 1

4 Ruang guru 1

5 Ruang TU 1

47

Wawancara dengan Drs. Munib Muslich sebagai kepala sekolah MA Mu’allimin Mu’allimat Rembang, pada tanggal 15 Mei 2011.

48


(45)

6 Ruang Osis 1

7 Ruang BP / BK 1

8 Koperasi 1

9 Ruang UKS 1

10 Ruang Serba Guna/Aula 1 11 Ruang Perpustakaan 1

12 Masjid 1

13 Laboratorium IPA 1

18 Laboratorium Komputer 1 19 Kamar Mandi/WC Guru 2 20 Kamar Mandi/WC Siswa 3

21 gudang 2

22 Tempat parkir 3

24 Rumah Penjaga Sekolah 1

f. Keadaan guru, karyawan dan siswa 1) Keadaan Guru dan karyawan

Guru selain sebagai pengajar dan pendidik, juga menjadi wali kelas yang melaksanakan pengelolaan kelas dan penyelenggaraan administrasi di kelas. Adapun jumlah tenaga pendidik di Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang hingga saat ini berjumlah 33 orang guru dan karyawan, yang terbagi dalam tiga golongan yaitu: Guru tetap yayasan (GT) berjumlah 15 orang, Guru kontrak/Guru Tidak Tetap (GTT) sebanyak 10 orang, dan calon guru tetap. Sedangkan jumlah karyawan sebanyak 8 karyawan yang terdiri atas: 1 karyawan TU, 1 Agendaris, 1 Bendahara, 1 Statistik, 1 pustakawan, 1 karyawan kebersihan dan 2 personil keamanan.

2) Keadaan Siswa

Siswa yang diterimadi Madrasah Aliyah Mu’allimin Mu’allimat Rembang adalah siswa yang memiliki Ijazah/STTB SMP/MTs atau yang sederajat. Sampai saat ini jumlah siswa dan siswi Madrasah


(1)

PROFILE SEKOLAH

IDENTITAS SEKOLAH

1 Nama

MA Mu’allimin Mu’allimat

2 Nomor Stastistik/NIS

312331710106

3 Propinsi

Jawa Tengah

4 Otonomi Daerah

Rembang

5 Kecamatan

Rembang

6 Desa/Kelurahan

Kabongan Kidul

7 Jalan dan Nomor

Pahlawan No. 43

8 Kode Pos

59218

9 Telephone

Kode wilayah: 0295 No.: 691442

10 Faxcimile/Fax

Kode wilayah: 0295 No.: 691442

11 Daerah

Perkotaan

12 Status Sekolah

Swasta

13 Kelompok Sekolah

Inti

14 Akreditasi

A

15 Surat Keputusan/SK

KW.114/4/PP.03.2/625.17.07/2005

16 Penerbitan SK (ditandatangani oleh)

Drs. H.M. Chabib Thoha, MA.

17 Tahun Berdiri

1969

18 Tahun Perubahan

1983

19 Kegiatan Belajar Mengajar

Pagi

20 Bangunan Sekolah

Milik Sendiri

21 Lokasi Sekolah

Kota

22 Jarak Kepusat Kecamatan

5 KM

23 Jarak Kepusat Otoda

2 KM

24 Terletak Pada Lintas

Kabupaten/kota

25 Jumlah Keanggotaan Rayon

Sekolah

26 Organisasi Penyelenggara

Yayasan


(2)

PROGRAM KERJA SEKOLAH

Tahun Ajaran: 2010-2011

Bidang Perangkat Kurikulum

Jenis kegiatan

Sasaran yang ingin dicapai

1. Pengadaan perangkat kurikulum yang disesuaikan - Tiap guru memiliki GBPP yang relefan dengan tugasnya - Tiap guru memiliki buku petunjuk pelaksanaan PBM

- Tiap guru memiliki buku petunjuk pelaksanaan penilaian 2. Pembagian tugas guru dan karyawan - diupayakan tiap guru mengajar sesuai dengan kelayakan

- yang tidak ada disesuaikan minat dan kemampuannya

- Pembagian tugas secara merata 3. Jadwal pelajaran Awal tahun pelajaran telah disiapkan

4. Program semester dan satuan pelajaran - Semua guru diwajibkan untuk membuat program semester satuan pelajaran

- Satuan pelajaran dapat direvisi dan dikembangkan 5. Evaluasi - Selesai tiap pokok bahasan agar melakukan tes formatif

- Dalam satu semester minimal 6 kali ulangan harian

- Untuk memperoleh hasil yang optimal agar membuat analisis - Butir soal dan perhubungan daya serap siswa dan kelas

- Mengadakan tindak lanjut berupa pengajaran remedial dan pengayaan - Tiap guru memiliki buku nilai yang harus dikelola sebagaimana

mestinya

- Mengadakan tes prestasi dua semester 6. Laboratorium - Dikelola sebagai mestinya - Ada jadwal dan penggunaannya 7. Perpustakaan - Agar dikelola sesuai dengan petunjuk

- Menambah jumlah dan judul buku - Mempunyai daftar katalok

- Mempunyai buku catata pengunjung perpustakaan - Ada pengelola khusus

8. Olah raga - Melaksanakan senam pagi untuk guru, pegawai dan siswa - Menggalakkan olah raga danprestasi sebagai kegiatan ekstra kurikuler 9. Kesenian - Membuat kelompok paduan suara

- Membuat kelompok tari daerah - Membuat esemble suling

- Membina anak yang berbakat musik di sekolah - Melengkapi alat-alat kesenian

10. Bimbingan penyuluhan dan karir - Memantapkan fungsi guru BK - Membuat program BK

- Mengadakan bimbingan secara tatap muka di kelas

- Mengadakan bimbingan rutin - Mengadakan case konference

- Mengadakan pemeriksaan psikologi untuk siswa 11. Buku pegangan guru dan siswa - Tiap guru memiliki buku pegangan yg sesuai dengan ketentuan

- Memiliki buku acuan untuk memperluas wawasan keilmuan

- Tiap siswa wajib memiliki buku pegangan (melalui koerasi untuk memperoleh kemudahan)

12. Alat peraga - Sekolah berupaya memiliki & menambah alat peraga & media pendidikan

- Alat peraga yang ada dimanfaatkan secara optimal

- Agar dirangsang untuk membuat alat peraga sederhana diawah bimbingan guru

- Melakukan kurikuler membuat kliping sebagai media pendidikan dan perpustakaan

Bidang Ketenagaan

Jenis kegiatan

Sasaran yang ingin dicapai

1. Guru - Berusaha melengkapi guru bidang studi sesuai dengan ketentuan - Kekurangan guru tetap diatasi dengan guru tidak tetap (honorer)

- Mengikuti penyetaraan sampai yang lebih tinggi - Mengikuti LKG, SPKG, MGBS dan MGMP


(3)

- Menambah pengetahuan melalui izin belajar.

- Mewajibkan guru-guru untuk meningkatkan wawasan keilmuan dan kependidikannya melalui program satu hari wajib belajar.

- Mengetahui kesulitan guru melalui supervisi kelas

- Meningkatkan peran guru sebagaiwali kelas, petugas BK dan orang tua di sekolah

2. Pegawai tata usaha dan pesuruh - Membagi habis tugas ketata usahaan. - Membuat program tata usaha

- Melengkapi dan menyiapkan data-data ketata usahaan

- Membagi tugas bersama pesuruh untuk siang dan malam hari - Memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengikuti

kursus-kursus dan latihan yang relefan dengan tugasnya

Bidang kesiswaan

Jenis kegiatan

Sasaran yang ingin dicapai

Kegiatan ekstra kurikuler - Memantapkan pelaksanaa kegiatan ekstrakurikuler - Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler

- Membentuk TIM kesehatan dan olahraga - Membuat dan melaksanakan program OSIS

- Meningkatkan kegiatan pramuka - Meningkatkan kegiatan trias lukis - Melaksanakan jum’at bersih

- Mengikut sertakan peran pembinaan dalam latihan ketrampilan

Bidang sarana dan prasarana

Jenis kegiatan

Sasaran yang ingin dicapai

1. Pemeliharaan ruang kepala sekolah - Memelihara kebersihan dan keindahan

- Mengganti dan memperbaiki peralatan yg mengalami kerusakan

- Menambah dan melengkapi peralatan yang masih kurang 2. Pemeliharaan ruang guru - Memelihara kebersihan, keindahan dan keserasian

- Mengganti dan memperbaiki peralatan yg mengalami kerusakan

- Menambah dan melengkapi peralatan yang masih kurang - Menyediakan papan data, papan pengumuman dan atribut 3. Pemeliharaan ruang tata usaha - Memelihara kebersihan dan keserasian

- Menata peralatan & pengarsipan untuk memudahkan pelayanan

- Melengkapi data-data 4. Pemeliharaan ruang ruang kelas - Memelihara kebersihan, keindahan dan keserasian kelas

- Memelihara kebersihan meja dan kursi

- Melengkapi atribut kelas

- Menata tembok dengan data dan hiasan 5. Pemeliharaan ruang laboratorium - Memelihara kebersihan dan keserasian

- Menata dan mennyimpan alat

- Penggunaan yang baik untuk memperpanjang usia pakai 6. Pemeliharaan ruang perpus - Memelihara kebersihan dan keserasian ruang

- Menata kembali buku yang sudah dibaca - Memperbaiki dan menjilid buku yang rusak

- Memperbaiki dan menambah peralatan yang sudah rusak - Mengolah buku kunjungan dengan baik

7. Pemeliharaan gedung bangunan - Memelihara gedung dari kemungkinan bocor dan rusak - Mengecat dinding yang kotor

- Mengganti kusen yang lapuh

- Perbaikan plafon yang rusak - Mengganti kaca yang pecah 8. Pemeliharaan halaman dan kebun - Pemantapan pelaksanaan kebersihan dilingkungan sekolah

- Membabat rumput yang panjang - Penanaman apotik hidup

- Melaksanakan perindangan dan penghijauan - Penggantian tanaman yang mati

9. Pemeliharaan masjid - Pemeliharaan dan pengecatan

- Pemeliharaan dan penggantian peralatan

- Menambah sarana yang kurang

- Pemeliharaan kebersihan lingkungan dan air wudhu 10. Pemeliharaan WC dan uri noir - Menjaga kebersihan

- Memperbaiki sanitasi

- Pengecatan dan perbaikan


(4)

- Menyediakan alat-alat keperluan 11. Pemeliharaan alat meubeler - Pemeliharaan alat-alat meubeler

- Memperbaiki yang rusak

- Menambah peralatan yang kurang

- Memiliki daftar inventaris untuk tiap kelas dan ruangan

Bidang Tata Usaha

Jenis kegiatan

Sasaran yang ingin dicapai

1. Pengelolaan surat-surat - Pemberian disposisi, pendelegasian pola surat, konsep balasan dan pengarsipan

- Pengolahan mingguan dan pemeriksaan surat-surat yang belum terselesaikan

- Penyiapan laporan bulanan, semestran dan akhir tahun - Pemantapan pengelolaan surat masuk dan surat keluar

2. Pengelolaan administrasi umum - Pemantapan pengolahan data kepegawaian DUK kenaikan pangkat/tingkat dan berkala

- Pemantapan pengelolaan data jumlah siswa, grafik perkembangan siswa, grafik perkembangan sekolah, data absen dan orang tua - Pemantapan pengelolaan buku induk pegawai, komite, arsip riwayat hidup pekerjaan, cuti, tugas insidentil, teguran dan peringatan

peringatan

3. Pengelolaan administrasi surat-surat - Pemantapan kerja bendaharawan gaji - Pemantapan kerja bendaharawan khusus - Pemantapan kerja bendaharawan komite sekolah - Pemantapan tugas pembelian barang-barang

- Penggunaan kwitansi dan SPJ secara rutin tanpa ditunda

- Petugas harus selalu siap sewaktu-waktu disupervisi oleh petugas yang berwenang

- Pemantapan kerja bendaharawan

Bidang Hubungan

Jenis kegiatan

Sasaran yang ingin dicapai

I. Intern

a. Hubungan Kepala sekolah dengan guru dan karyawan

b. Hubungan guru dengan guru dan karyawan

c.

Hubungan dengan komite dan orang tua/wali

a. - Pemantapan hubungan kepala sekolah dalam dan luar dinas - Mengembangkan sikap keterbukaan

- Mengembangkan sikap asah, asih dan asuh - Membudayakan sikap Tutwuri Handayani

b. - Mengembangkan sikap kekeluargaan yang tinggi - Saling tolong menolong

c. - Meningkatkan solidaritas antar komite dgn masyarakat

- Selalu membina hubungan harmonis antar siswa dengan kepala sekolah, guru dan karyawan

II. Ekstern

a. Hubungan antar sekolah sejenis b. Hubungan dengan instalasi lain

c. Hubungan fertikal dengan dinas pendidikan

d.

Hubungan dengan komite, orang tua/wali dan

masyarakat

a. - Mengadakan hubungan dengan sekolah sejenis - Mengirim guru/siswa menghadiri pertemuan undangan b. - Hubungan baik dengan cabang dinas pendidikan

- Mengkoordinasi kegiatan ke dinas pendidikan

c. - Menyampaikan laporan dengan tepat waktu - Kunjungan tatap muka berdasarkan keperluan

d. - Meningkatkan hubungan untuk menunjang perkembangan sekolah - Meningkatkan peran serta orang tua/ wali siswa untuk


(5)

STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH ALIYAH MU’ALLIMIN MU’ALLIMAT

REMBANG

Keterangan:

---: Garis Koordinasi

______________: Garis Komando

Kepala Sekolah Drs. H.M. Munib Muslich DewanKomite

H. Harmani

Tata Usaha Zumairoh

WakaKurikulum M. Qusyairi

WakaKesiswaan Ridwan Pandloli, S.Pdi

WakaSaranaPrasarana Ilham Hamami, S.Pdi

WakaHumas Tsamrotul Huda, BA.

Siswa

Masyarakat Bimbingan Konseling Dra. Hj. Siti Nurun Nasihah

Wali Kelas X A Samadi, S.Pd

Wali Kelas XI IPA Alek Candra, S.Pd Wali Kelas XI IPS1 Hj. Nashihah, S.S Wali Kelas XI IPS2 Kurnia Susilawati, S.Si

Wali Kelas XII IPA Maya Kartikasari, S.pd

Wali Kelas XII IPS1 Farida Agustina, S.E Wali Kelas XII IPS2

Aminah Tada’, S.H Wali Kelas X B

Drs. H.M. Fathur Rohman Wali Kelas X C M. Agus Prayitno, S.Pd.Si


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: M. Ahsin Manshur

Tempat /Tanggal Lahir

: Rembang, 20 Maret 1988

NIM

: 063311033

Alamat Rumah

: Ds. Padaran RT. 01/RW. 03 Kec. Rembang

Kab. Rembang

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Status

: Belum Menikah

Jenjang Pendidikan Formal

1.

Taman Kanak-kanak RA. MASHITOH Leteh Kec. Rembang Kab.

Rembang Lulus Tahun 1993/1994.

2.

Sekolah Dasar SDN PADARAN Kec. Rembang Kab. Rembang Lulus

Tahun 1999/2000.

3.

Madrasah Tsanawiyah MTs M3R Kec. Rembang Kab. Rembang Lulus

Tahun 2002/2003.

4.

Madrasah Aliyah MA M3R Kec. Rembang Kab. Rembang Lulus Tahun

2005/2006.

5.

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Jurusan Kependidika Islam

Tahun 2011.

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya dan semoga

dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, 10 Juni 2011

Penulis,

M. Ahsin Manshur

NIM: 063311033