123
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru
Kewirausahaan kelas X Busana Butik SMK Karya Rini Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan Metode Kancing Gemerincing untuk Meningkatkan
Kompetensi Kewirausahaan
Penelitian ini dilaksanakan dengan berkolaborasi dengan guru. Pelaksanaan dilaksanakan dengan menerapkan sintak dari metode kancing
gemerincing yang meliputi : a Guru menyiapkan kotak kecil yang berisi kancing-kancing bisa diganti
dengan benda kecil lainnya seperti sendok es krim, kacang merah, dan lain-lain.
b Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing- masing kelompok mendapatkan 2 atau 3 kancing jumlah kancing
tergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan. c Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, siswa
harus menyerahkan salah satu kancing dan meletakkan di tengah-tengah. d Jika kancing yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak dapat
berbicara lagi sampai semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka.
124
e Jika semua kancing sudah habis sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk membagi-bagi kancing
lagi dan mengulangi prosedurnya kembali.
2. Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa setelah Diterapkan Metode
Kancing Gemerincing dalam Pembelajaran Kewirausahaan
Keaktifan belajar siswa pada para siklus menunjukkan 61,9 yang dikategorikan keaktifan belajar siswa rendah, setelah dikenai tindakan
pada siklus pertama keaktifan belajar siswa mencapai 71,4 yang dikategorikan keaktifan belajar rendah. Pada siklus kedua keaktifan
belajar siswa meningkat menjadi 90,5 dan dikategorikan keaktifan belajar siswa tinggi. Dari Hasil penelitian ini, dengan menggunakan
metode kancing gemerincing siswa antusias dalam belajar.
3. Kompetensi Kewirausahaan setelah Menerapkan Metode Kancing
Gemerincing pada Pembelajaran Kewirausahaan
Peningkatan kompetensi pra tindakan, belajar siswa berdasarkan KKM sebesar 42,9, sedangkan yang 57,1 belum mencapai KKM yang
ditetapkan sekolah yang disebabkan oleh siswa kurang berminat belajar Kewirausahaan, siswa kurang memperhatikan pelajaran hanya ramai
dengan temannya, sehingga pemahaman mengenai materi Kewirausahaan kurang terserap, pada saat mengerjakan tugas beberapa siswa hanya
menyontek pekerjaan temannya sehingga dalam mengerjakan tes, siswa kurang menguasai materi Kewirausahaan. Hasil tes siklus I presentase
125
ketuntasan kompetensi belajar siswa berdasarkan KKM sebesar 61,9, sedangkan yang 38,1 belum mencapai KKM. Pada siklus I ini belum
memenuhi KKM disebabkan oleh beberapa siswa belum begitu memahami soal mata pelajaran Kewirausahaan, khususnya dengan
kompetensi dasar mengelola konflik. Hasil tes siklus II siswa sudah mencapai KKM sebesar 90,5 siswa tuntas sedangkan yang 9,5 belum
mencapai KKM dalam pembelajaran Kewirausahaan.
B. Saran