Pengukuran Kompetensi Kriteria Ketuntasan Minimal

15 pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasioanal yang dapat diukur, yang mencakup pengtahuan, sikap dan ketrampilan. Berarti indikator kompetensi merupakan rumusan kemampuan yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk menunjukkan ketercapaian Kompetensi Dasar KD. Dengan demikian indikator kompetensi merupakan tolak ukur ketercapaian suatu KD. Hal ini sesuai dengan maksud bahwa indikator kompetensi menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Berdasarkan definisi di atas kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemampuan untuk membangun pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman serta pembelajaran yang dilakukan.

b. Pengukuran Kompetensi

Keberhasilan suatu program pendidikan selalu dilihat dari pencapaian yang diperoleh dibandingkan dengan suatu kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam program pendidikan, selalu digunakan indikator-indikator yang menyatakan mutu pendidikan dan dikembangkan dari suatu konsep yang operasional. Selain konsep, acuan yang baku sangat dibutuhkan untuk memantau mutu pendidikan yaitu standar kompetensi termasuk di dalamnya standar kompetensi keahlian yang harus dicapai siswa SMK program keahlian Tata Busana. 16 Pembelajaran Kewirausahaan merupakan kegiatan pembelajaran yang bersifat teori, sehingga dalam pembelajaran Kewirausahaan penilaian yang sering dilakukan adalah penilaian terhadap kemampuan kognitif siswa. Pengukuran kompetensi dilihat dari aspek kognitif. Menurut Suharsimi Arikunto 2006:162 dilakukan dengan dua cara pengukuran, yaitu tes subjektif dan tes objektif. 1 Tes subjektif yang pada umumnya berbentuk essai uraian. Tes bentuk essai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaanya didahului dengan kata-kata seperti: uraikan, jelaskan, mengapa, bagaiman, bandingkan, dan sebagainya. 2 Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaanya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan- kelemahan dari tes bentuk essai. Macam-macam tes objektif adalah : a. Tes benar- salah b. Tes pilihan ganda multiple choice test c. Menjodohkan matching tes d. Tes isian completion test Pelaksanaan penilaian kompetensi Kewirausahaan dalam penilaian ini melalui melalui penilian kemampuan kogniif dengan tes objektif bentuk pilihan ganda. DI SMK Karya Rini Yogyakarta, kompetensi dalam tiap-tiap mata pelajaran diukur dengan suatu criteria ketutasan yaitu Kriteria Ketuntasan Minimal.

c. Kriteria Ketuntasan Minimal

Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan kompetensi di atas, kompetensi diartikan sebagai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan untuk setiap unit bahan pelajaran baik secara perorangan maupun secara 17 kelompok. Jadi untuk mengukur kompetensi tersebut menggunakan kriteria ketuntasan minimal atau bisa disebut KKM. Kriteria ketuntasan minimal sesuai dengan pelaksanaan standar isi, yang menyangkut masalah standar kompetensi SK dan kompetensi dasar KD, maka setiap sekolah perlu menentukan kriteria ketuntasan minimal KKM. Siswa dikatakan tuntas dalam belajar jika mencapai standar minimal yang ditetapkan sekolah. Dengan tingkat ketuntasan belajar yang dicapai yaitu, a 90-100 kategori baik sekali, b 80-89 kategori baik, c 70-79 kategori cukup, dan d 70 kategori kurang Djemari Mardapi, 2008:61. Fungsi KKM adalah sebagai acuan bagi pendidik dalam kompetensi siswa sesuai KD mata pelajaran yang diikuti. Berikut adalah fungsi dari adanya Kriteria Ketuntasan Minimal KKM : 1 Sebagai acuan bagi siswa dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran. 2 Dapat digunakan sebagai bagian komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. 3 Analisis ketuntasan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui tingkat ketercapaian KKM yang telah ditetapkan. Berdasarkan ketuntasan belajar di SMK Karya Rini Yogyakarta dijelaskan bahwa ketuntasan setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar 0- 100. Sekolah menentukan kriteria ketuntasan minimal KKM sebagai 18 target pencapaian kompetensi dengan mempertimbangkan kemampuan rata-rata siswa serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Adapun KKM kompetensi Kewirausahaan adalah nilai 75 atau 7,5 dan diperoleh sebanyak 80 dari jumlah siswa. sehingga siswa yang belum mencapai ketuntasan tersebut dikatakan belum tuntas dan harus melakukan perbaikan atau remidi.

d. Kompetensi Kewirausahaan

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE MENGAJAR BEREGU TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MENGENAL ALAT JAHIT PADA SISWA KELAS X SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

2 7 223

PENINGKATAN KOMPETENSI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KREATIF-PRODUKTIF PADA MATERI MATA DIKLAT MENGGAMBAR BUSANA SISWA KELAS X BIDANG KEAHLIAN TATA BUSANA SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

1 6 153

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN MEMBUAT POLA LENGAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING BERBANTUAN MEDIA JOBSHEET DI SMK KARYA RINI SLEMAN.

0 2 313

PENINGKATAN MINAT BELAJAR KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3LH) MELALUI MEDIA POWERPOINT DENGAN APLIKASI VIDEO UNTUK SISWA KELAS X DI SMK KARYA RINI YHI KOWANI YOGYAKARTA.

0 1 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS X DI SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

0 0 244

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS BUSANA MELALUI COOPERATIVE LEARNING DENGAN MEDIA JOBSHEET DI SMK KARYA RINI SLEMAN.

3 19 273

PENINGKATAN KOMPETENSI KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, DAN KINGKUNGAN HIDUP (K3LH) DENGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TIME TOKEN PADA SISWA KELAS X BUSANA SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

0 1 8

IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR MENGAIT (CROCHET) PADA SISWA KELAS X DI SMK KARYA RINI TOGYAKARTA.

0 12 101

PENINGKATAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN MELALUI METODEKANCING GEMERINCING PADA SISWA KELAS X SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

0 1 249

PENGARUH PENGGUNAAN VIDEO TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT TUSUK HIAS PADA SISWA TATA BUSANA KELAS XI DI SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

0 9 214