Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

commit to user 32 linier berganda tidak terjadi hubungan antar variabel bebas multicolinearity Departemen Ilmu Ekonomi, 2005. Pengujian untuk memenuhi asumsi BLUE di atas adalah uji normalitas, multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Selain pengujian untuk memenuhi asumsi BLUE, juga dilakukan pengujian statistik terhadap model penduga melalui uji F dan pengujian untuk parameter-parameter regresi melalui uji t serta melihat berapa persen variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel- variabel independen melalui koefisien determinasi R 2 .

3.5.2.1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali 2005, Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogorov-Smirnov test K-S. Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis: Ho = Data residual terdistribusi normal Ha = Data residual tidak terdistribusi normal Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut: a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik, maka Ho ditolak, yang berarti data terdistibusi tidak normal. b.Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan statistik, maka Ho diterima, yang berarti data terdistibusi normal. 3.5.2.2.Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan linear di antara variabel-variabel bebas dalam model commit to user 33 regresi. Gejala multikolinearitas dalam suatu model akan menimbulkan beberapa konsekuensi Gujarati, 1995, di antaranya: 1 meskipun penaksir OLS mungkin bisa diperoleh, tetapi kesalahan standarnya cenderung semakin besar dengan meningkatnya korelasi antara variabel; 2 standard error dari parameter dugaan akan sangat besar sehingga selang keyakinan untuk parameter populasi yang relevan cenderung lebih besar; 3 jika korelasinya tinggi, kemungkinan probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah menjadi besar; 4 kesalahan standar akan semakin besar dan sensitif bila ada perubahan data; 5 tidak mungkinnya mengisolasi pengaruh individual dari variabel yang menjelaskan. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam suatu model adalah melalui correlation matrix , di mana jika terdapat koefisien korelasi yang lebih besar dari |0.8|, maka terdapat gejala multikolinearitas. Selain melalui correlation matrix , dapat juga melalui nilai tolerance mendekati 1 dan Va riance Inflation Factor VIF, yaitu jika nilai VIF kurang dari 10 maka tidak terdapat multikolinieritas Ghozali, 2005.

3.5.2.3. Uji Heteroskedastisitas