Prinsip-Prinsip Sistem Hukum Hak Menguasai Dari Negara

Yustisia Edisi Nomor 68 Mei - Agustus 2006 Komparasi antara Sistem Hukum Tanah ... 58 tanah yang bersifat pribadi, sekaligus mengandung kebersamaan Boedi Harsono, 2003: 229. Menurut UUPA semua tanah dalam wilayah RI adalah tanah bersama seluruh rakyat Indonesia yang telah bersatu menjadi bangsa Indonesia. Setiap WNI sebagai anggota bangsa Indonesia, mempunyai hak untuk menguasai dan menggunakan sebagian tanah bersama tersebut guna memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarganya, dengan hak-hak yang bersifat sementara, sampai dengan hak yang tanpa batas hak milik. Pengggunaan tanah tersebut tidak boleh hanya berpedoman pada kepentingan pribadi semata-mata, melainkan juga harus diingat kepentingan bersama yaitu kepentingan bangsa Indonesia Boedi Harsono, 2003: 235-236. Menurut UUPA, hirarki hak-hak penguasaan atas tanah dalam hukum tanah nasional adalah sebagai berikut : Boedi Harsono, 2003: 24 1. Hak Bangsa Indonesia yang disebut dalam Pasal 1, sebagai hak penguasaan atas tanah yang tertinggi, beraspek perdata dan publik; 2. Hak menguasai dari negara yang disebut dalam Pasal 2, semata-mata beraspek publik; 3. Hak ulayat masyarakat hukum adat yang dise-but dalam Pasal 3, beraspek perdata dan publik; 4. Hak-hak perorangan individual, semuanya beraspek perdata terdiri atas : a. Hak-hak atas tanah sebagai hak-hak individual yang semuanya secara langsung ataupun tidak langsung bersumber pada Hak Bangsa, yang disebut dalam Pasal 16 dan Pasal 53; b. Wakaf, yaitu Hak Milik yang sudah diwakafkan Pasal 49; c. Hak Jaminan atas tanah yang disebut “Hak Tanggungan” dalam Pasal 25, 33, 39 dan 51.

1. Prinsip-Prinsip Sistem Hukum

Tanah Nasional Prinsip-prinsip hukum tanah nasional menurut UUPA adalah sebagai berikut : a. Kebangsaan Pasal 1 ayat 1,2,3. b. Hak menguasai dari negara Pasal 2 c. Pengakuan hak ulayat Pasal 3 d. Fungsi sosial hak atas tanah Pasal 6 e. Hanya WNI yang dapat mempunyai hak milik Pasal 9 ayat1 f. Persamaan antara laki-laki dan wanita Pasal 9 ayat 2 g. Perlindungan golongan ekonomi lemah Pasal 11 ayat 1, Pasal 13 ayat 2,3,4 h. Landreform Pasal 7, 10, 17 i. Hak tata guna tanah Pasal 14

2. Hak Menguasai Dari Negara

Hak menguasai dari negara diatur dalam Pasal 2 UUPA yang berbunyi sebagai berikut : a. Atas dasar ketentuan dalam Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar dan hal-hal sebagai yang dimaksud dalam Pasal 1, bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya itu, pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh negara sebagai organisasai seluruh rakyat; b. Hak menguasai dari negara termaksud dalam ayat 1 pasal ini memberi wewenang untuk : 1 mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut; 2 menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa; 3 menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum Yustisia Edisi Nomor 68 Mei - Agustus 2006 Komparasi antara Sistem Hukum Tanah ... 59 yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa. c. Wewenang yang bersumber pada hak menguasai dari negara tersebut pada ayat 2 pasal ini, digunakan untuk mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat, dalam arti kebangsaan, kesejahteraan dan kemerdekaan dalam masyarakat dan negara hukum Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur; d. Hak menguasai dari negara tersebut di atas pelaksanaannya dapat dikuasakan kepada daerah-daerah swatantra dan masyarakat- masyarakat hukum adat, sekedar diperlukan dan tidak bertentangan dengan kepentingan nasional, menurut ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah. Dengan demikian negara sebagai organisasi kekuasaan “mengatur” sehingga membuat peraturan, kemudian “menyelenggarakan” artinya melaksanakan, atas penggunaan peruntukan, persediaan dan pemeliharaannya dari bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkadung di dalamnya. Juga untuk menentukan dan mengatur menetapkan dan membuat peraturan-peraturan hak- hak apa saja yang dapat dikembangkan dari hak menguasai dari negara tersebut. Kemudian menentukan dan mengatur menetapkan dan membuat peraturan- peraturan bagaimana seharusnya hubungan antara orang atau badan hukum dengan bumi, air dan ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Atas dasar hak menguasai dari negara, maka negara sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat Indonesia berwenang memberikan berbagai hak atas tanah kepada perseorangan dan badan- badan hukum AP Parlindungan, 1991: 40- 41. Dalam Pasal 16 ayat 1 UUPA ditentukan adanya macam-macam hak atas tanah yaitu : hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, hak sewa, hak membuka tanah, hak memungut hasil hutan, hak-hak lain yang akan ditetapkan dengan UU serta hak-hak yang bersifat sementara yang disebut dalam Pasal 53 hak gadai, hak usaha bagi hasil, hak menumpang, hak sewa tanah pertanian. Wewenang agraria dalam sistem UUPA adalah pada pemerintahan sentral dan pemerintahan daerah tidak boleh melakukan tindakan kewenangan agraria jika tidak ditunjuk ataupun didelegasi wewenang oleh pemerintah kepada daerah-daerah otonom, ataupun lem-baga pemerintahan atau kepada departemen tertentu, ataupun kepada masyarakat hukum adat, sebagaimana diperjelas oleh ayat 4 Pasal 2 di atas, dan kesemuanya akan dituangkan dalam suatu peraturan tertentu AP Parlindungan, 1991: 39. Berbeda dengan sistem UUPA, menurut Pasal 10 ayat 1 dan ayat 5, Pasal 13 ayat 1, Pasal 14 ayat 1 UU No. 32 Tahun 2004 wewenang pertanahan menjadi urusan pemerintah propinsi kabupatenkota.

C. Sistem Hukum Tanah Keraton Yogyakarta