TINJAUAN PUSTAKA LANDASAN TEORI
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Kotoran Hewan
D III Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret
tersimpan dalam tanah dengan waktu yang lama, sedangkan pupuk anorganik bahkan cenderung sebaliknya.
Tabel 2.1 Kadar CN rasio beberapa jenis bahan organik berdasarkan bahan kering
Bahan Nitrogen
CN Rasio Urin
Darah Buangan Pajagalan
Tinja Lumpur Aktif
Rumput Segar Sayuran
Pupuk Hijau Ganggang Laut
Kulit Kentang Sampah Kota
Jerami Jelai Jerami Gandum
Tahi Gergaji Pupuk Kandang
Kotoran Kerbau Kotoran Kuda
Kotoran Sapi Kotoran Ayam
Kotoran Babi Kotoran Kambingdomba
15 - 18 10 - 14
7 – 10
5,5 – 6,5
5,0 – 6,0
4 3,6
2,15 1,9
1,5 1,05
1,05 0,3
0,11 2,5
0,8 3
2 6
– 10 6
12 12
14 19
25 24
68 125
150 20
18 25
18 15
25 30
Sinaga, Sauland., 2009
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Kotoran Hewan
D III Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret
Tabel 2.2 Komposisi Unsur Hara Kotoran dari Beberapa Jenis Ternak Jenis Ternak
Kadar Hara N Keterangan
Nitrogen Fosfor
Kalium Air
Kuda
.
Padat
.
Cair Sapi
.
Padat
.
Cair Kerbau
.
Padat
.
Cair Kambing
.
Padat
.
Cair Domba
.
Padat
.
Cair Babi
.
Padat
.
Cair Ayam
.
Padat
.
Cair 0,55
1,40
0,40 1,00
0,60 1,00
0,60 1,50
0,75 1,35
0,95 0,40
1,00 1,00
0,30 0,02
0,20 0,50
0,30 0,15
0,30 0,13
0,50 0,05
0,35 0,10
0,80 0,80
0,40 1,60
0,10 1,50
0,34 1,50
0,17 0,80
0,45 2,10
0,40 0,45
0,40 0,40
75 90
85 92
85 92
60 85
60 85
80 87
55 55
Pupuk panas
Pupuk dingin
Pupuk dingin
Pupuk panas
Pupuk panas
Pupuk dingin
Pupuk dingin Pinus Lingga, 2002
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Kotoran Hewan
D III Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret
Tabel 2.3 Kadar Hara Berbagai Pupuk Kandang Sapi
Ayam Bebek
Domba Ukuran hewan kg
Pupuk kandang basah tonth Kadar air
Kandungan hara poundton : NitrogenN
Fosfor P Kalium K
Kalsium Ca Magnesium Mg
Sulfur S Ferrum Fe
Boron B Cuprum Cu
Mangan Mn Zinc Zn
500 11,86
85
10,0 2,0
8,0 5,0
2,0 1,5
0,1 0,01
0,01 0,03
0,04 5
10,95 72
25,0 11,0
10,0 36,0
6,0 3,2
2,3 0,01
0,01 -
0,01 100
0,046 82
10,0 2,8
7,6 11,4
1,6 2,7
0,6 0,09
0,04 -
0,12 100
0,73 77
28,0 4,2
20,0 11,7
3,7 1,8
0,3 -
- -
- Rosmarkam, 2002
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih komponen dengan jalan melarutkan salah satu
komponen dengan pelarut yang sesuai. Suatu proses ekstraksi biasanya biasanya melibatkan tahap-tahap berikut
ini : Mencampur bahan-bahan ekstraksi dengan pelarut dan dibiarkan saling
bercampur. Dalam hal ini terjadi perpindahan massa dengan cara difusi pada bidang antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi ekstraksi.
Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat, kebanyakan dengan cara penjernihan atau filtrasi.
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Kotoran Hewan
D III Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret
Pelarut yang digunakan pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor : Selektivitas
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen - komponen lain dari bahan ekstraksi.
Kelarutan Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang
besar kebutuhan pelarut lebih sedikit. Kemampuan tidak saling campur
Pada ekstraksi cair – cair, pelarut tidak boleh atau hanya secara terbatas.
Kerapatan Hal ini sangat penting agar kedua fase dapat dengan mudah dipisahkan
kembali setelah pencampuran pemisahan dengan gaya berat. Bila beda kerapatanya kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan dengan gaya
sentrifugal misalnya dengan ekstraktor sentrifugal. Reaktivitas
Pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen - komponen bahan ekstraksi.Namun pada hal
– hal tertentu diperlukan adanya reaksi kimia , untuk mendapatkan selektivitas yang tinggi, dimana
bahan yang akan dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan. Kriteria lain
Murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak beracun, tidak dapat terbakar, tidak korosif, tidak menyebabkan terbentukya emulsi, memiliki viskositas
yang rendah. Macam - macam ekstraksi :
1. Ekstraksi padat – cair
Pada ekstraksi padat – cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut
dipisahkan dari bahan padat dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar terutama dibidang industri bahan alami dan makanan,
misalnya untuk memperoleh gula dari umbi, minyak dari biji – bijian, kopi dari
biji kopi, bahan – bahan aktif dari tumbuhan atau dari kotoran binatang.
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Kotoran Hewan
D III Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret
Dalam ekstraksi padat – cair ada beberapa syarat untuk mencapai unjuk
kerja atau kecepatan ekstraksi yang tinggi yaitu : a.
Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fasa padat dan cair, maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan yang
seluas mungkin. Ini dapat dicapi dengan memperkecil ukuran bahan ekstraksi.
b. Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju
alir bahan ekstraksi, agar ekstrak yang terlarut dapat segera diangkut keluar dari permukaan bahan padat.
c. Suhu yang lebih tinggi viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan
ekstrak lebih besar akan menguntungkan unjuk kerja. 2.
Ekstraksi cair - cair Pada ekstraksi ini, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran
dipisahkan dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar misalnya untuk memperoleh vitamin, anti biotika, bahan - bahan
penyedap, produk - produk minyak bumi dan garam - garam logam. Ekstraksi cair - cair biasanya dilakukan karena proses distilasi tidak bisa digunakan misalnya
karena pembentukan azeotrop atau karena kepekaan akibat panas atau tidak ekonomis.
Seperti halnya ekstraksi padat - cair, ekstraksi ini selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan
pelarut, dan pemisahan kedua fasa cair itu sempurna. Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak
meninggalkan pelarut yang pertama media pembawa dan masuk ke dalam pelarut kedua media ekstraksi. Sebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan
pelarut tidak saling melarut. Agar terjadi perpindahan massa yang baik diusahakan agar bidang kontak seluas mungkin diantara kedua cairan tersebut sehingga salah
satu cairan di distribusikan menjadi tetes - tetes kecil misal dengan bantuan pengadukanBernasconi, 1995.
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Kotoran Hewan
D III Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret