Rencana tindak lanjut RTL

16 TAHAP 2 : DISEMINASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT RTL

A. Diseminasi hasil penelitian asesmen

Diseminasi hasil penelitian dilaksanakan pertama kali pada Tanggal 1 September 2015 kepada Kepala dan pejabat struktural Lapas Banceuy, khususnya para pejabat seksi pembinaan, seksi keamanan dan tata tertib. Karena hasil penelitian yang dianggap penting oleh Kalapas, maka diseminasi dilakukan ulang untuk semua pejabat struktural Lapas Banceuy, pada Tanggal 2 Oktober 2015 . Diseminasi dihadiri juga oleh pihak luar yaitu dari Yayasan Rumah Cemara sebagai donor penelitian dan Pusat Studi TB-HIV Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran sebagai institusi yang melaksanakan penelitian. Tanggapan Kalapas dan jajarannya mengenai hasil penelitian ini, kebanyakan mereka merasa terkejut denngan hasil penelitian yang telah dilakukan. Beliau tidak menduga adanya sebanyak 2.6 masih menggunakan narkoba suntik didalam Lapas, dan bahwa obat atau zat narkoba masih bisa masuk. Dari pihak UNPAD sebagai pelaksana penelitian memberikan penjelasan mengenai syarat dan aturan suatu penelitian untuk mendapatkan hasil yang mendekati dengan yang sebenarnya. Dan penelitian ini telah melalui semua prosedur tersebut untuk mencapai hasil yang baik sesuai yang diharapkan. Pengajuan oleh peneliti untuk mensosialisasikan hasil penelitian ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu pihak Kanwil dan Ditjenpas di Kementerian, tidak disetujui oleh Kalapas. Kalapas menganggap hasil penelitian ini menunjukan kelemahan internal dalam tubuh lapas, sehingga disarankan untuk menangani masalah ini oleh internal lapas, tidak perlu melibatkan pihak institusi dari jenjang yang lebih tinggi.

B. Rencana tindak lanjut RTL

Dengan persetujuan Kalapas, maka beberapa pertemuan selanjutnya dilakukan untuk membahas rencana upaya penanganan masalah perilaku berisiko terkait penggunaan narkoba dan hubungan seks tidak aman dalam lapas. Untuk menentukan rencana tindak lanjut, permasalahan dan rencana penanganannya dirumuskan terlebih dahulu. Untuk mempermudah pemetaan permasalahan, maka dibuatlah framework rencana penanganan adiksi di lapas Gambar 3. Permaslahan dibagi dalam tiga bagian yaitu supply reduction, demand reduction, dan Harm Reduction. Bagian keamanan dan tata tertib bertanggung jawab terhadap pencegahan masuknya narkoba ke dalam lapas supply reduction. Bagian pembinaan dan kesehatan bertanggung jawab terhadap pengurangan permintaan akan narkoba dari warga binaan demand reduction dan pengurangan dampak buruk Harm Reduction. 1. Pencegahan masuknya Narkoba ke dalam Lapas Supply Reduction Narkoba masuk ke dalam lapas melalui 3 cara yaitu melalui pengunjung, pelemparan dari luar lapas, dan melalui petugas. Adapun upaya yang direncanakan oleh petugas keamanan dan tata tertib lapas adalah sebagai berikut: - Pengetatan pengawasan pada pengunjung. Perlu adanya revisi SOP penggeledahan dan disosialisasikan kepada seluruh petugas lapas. 17 - Untuk pencegahan pelemparan narkoba dari luar lapas, perlu penambahan CCTV di hampir semua bagian sudut lapas. - Perlu adanya pembinaan secara berkala kepada petugas lapas untuk memberikan kesadaran dan motivasi kerja yang positif. Semua rencana diatas memerlukan biaya yang tidak sedikit, dan merupakan agenda kalapas untuk diajukan kepada pemerintah dalam RAPBN. Walaupun demikian, petugas keamanan dan tata tertib lapas akan berusaha melakukan pengawasan lebih ketat untuk pencegahan masuknya narkoba kedalam lapas. 2. Pengurangan permintaan Narkoba dari Warga binaan Demand Reduction Adanya permintaan narkoba dari warga binaan pecandu karena masalah adiksi mereka tidak ditangani dengan sesuai. Apabila ada layanan untuk penanganan adiksi diharapkan permintaan akan narkoba akan berkurang. Untuk pengguna heroin, Program terapi rumatan metadon PTRM sudah dilaksanakan di Lapas Banceuy. Untuk adiksi selain heroin, belum ada upaya penanganannya. Pertemuan khusus dengan bidang pembinaan merumuskan beberapa kegiatan yang di tentukan berdasarkan situasi saat ini dan fisibilitas dilihat dari SDM dan waktu kegiatan. Upaya yang mungkin bisa dilakukan Lapas Banceuy adalah adanya memasukan program pengelolaan adiksi ini di kegiatan rehabilitasi Therapeutic Community TC, dan pengembangan klinik adiksi. 3. Pengurangan dampak buruk Harm Reduction Program Harm Reduction yang pertama kali diusulkan adalah LASS. Pelaksanaan program ini tidak mendapatkan dukungan, karena dikhawatirkan memberikan konsep bahwa penggunaan narkoba suntik adalah legal di dalam lapas. Hal ini sulit diterima karena secara tegas telah dinyatakan dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 6 Tahun 2013 tentang Tata tertib Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan, bahwa jarum suntik yang dapat didefinisikan sebagai senjata tajam dan penggunaan narkoba adalah dilarang 11 . Penggunaan jarum suntik yang memungkinkan dipakai adalah di klinik untuk pengobatan. Jadi penggunaan LASS, memang akhirnya hanya bisa dilakukan di klinik pada pasien WBP yang mengalami adiksi berat. Disamping ini, disepakati bahwa bagi yang membutuhkan akan disediakan cairan bleachinging di klinik bagi yang membutuhkan. Warga binaan yang membutuhkan, akan diberi cairan bleachingingkondom bila mereka meminta ke pihak klinik. Penggunaan kondom sebenarnya tidak mendapatkan penolakan serius. Hanya untuk mendistribusikan kondom, kendala operasional masih dirasakan. Permasalahannya adalah kebanyakan warga binaan akan sungkan untuk meminta kondom, karena malu untuk menyampaikan kebutuhan ini. Dalam hal ini kesepakatan yang diambil adalah kondom tetap bisa di distribusikan di klinik bagi yang membutuhkan. Keberadaan layanan ini akan di informasikan melalui peer educator dengan pendampingan khusus. Disamping kedua layanan yang mendapatkan perhatian ini, layanan lain seperti testing HIV, pemeriksaan kesehatan yang berhubungan dengan dampak buruk narkoba tetap akan dilayani bagi semua WBP yang membutuhkan. 18 Cara Masuk: - Dilempar - Via kunjungan - Via Petugas - Adiksisuges - Gang. psikiatri - Ingin mencoba Permintaan dari dalam Ketidak tersediaan jarum suntik Penularan penyakit Pemakaian Narkoba Narkoba masuk ke Lapas Pemakaian Narkoba Suntik PTRM Framework Penanganan Adiksi di Lapas Maximum Security Demand Reduction Harm Reduction Supply Reduction Pelaku seks beresiko [LSL] Perilaku seks beresiko PTRM Therapeutic Community Klinik Adiksi LASS Bleaching Kondom Gambar 3. Framework rencana penanganan Adiksi di Lapas Khusus pengajuan program LASS dan distribusi kondom untuk WBP secara keseluruhan tidak bisa dilaksanakan karena tidak didukung oleh hampir semua petugas lapas. Hal ini terutama dikarenakan tidak adanya regulasi untuk menjadi dasar. Walaupun untuk indikasi pengobatan, bagian keamanan dan tata tertib lapas bersikukuh bahwa pengguna narkoba dalam lapas, dalam bentuk apapun, walaupun dalam program Harm Reduction, adalah pelanggar hukum. Wajib dilakukan sanksi hukuman yang berlaku. Visi ini berbeda dengan petugas kesehatan yang melihat keuntungan program ini untuk mengurangi dampak buruk penyebaran penyakit HIV, Hepatitis C dan IMS. Sehingga mereka yang berisiko tinggi harus mendapatkan penanganan yang sesuai. Dari pertemuan ke pertemuan selanjutnya tidak ada titik temu mengenai penanganan pengguna narkoba suntik dan pelaku seks berisiko di lapas. Pada akhirnya Kalapas memberikan saran untuk tiap bagian melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik. Petugas kesehatan yang mempunyai pertimbangan dari segi kesehatan, dipersilahkan membuat program penanganan yang sesuai bagi warga binaan Lapas Banceuy, tetapi apabila petugas keamanantata tertib menemukan adanya warga binaan yang menggunakan narkoba dalam lapas tetap akan ditindak. Untuk distribusi kondom, karena banyak penolakan untuk penyebaran terbuka dari berbagai pihak, petugas kesehatan menyampaikan bahwa kondom hanya akan didistribusi secara terbatas, khusus bagi yang memerlukan dan memintanya ke pihak klinik, seperti yang sudah dilakukan oleh klinik sebelumnya. 19 4. Team building Team building diperlukan untuk membangun kerjasama diantara sesama anggota dalam tim. Tim penanggulangan Narkoba di Lapas Banceuy terdiri dari petugas kesehatan dan petugas pembinaan, yang mempunyai latar belakang dan tugas fungsi yang berbeda. Untuk membantu dalam membentuk kesinergian dalam mencapai goals dan tujuan yang dibuat, maka Team building perlu dilaksanakan. Team building akan direncanakan lebih lanjut oleh pihak pembinaan Lapas Banceuy.

C. Kesimpulan