Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi Suntik DMPA dengan Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang di Puskesmas Sukaramai Tahun 2014

(1)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KEPATUHAN JADWAL

PENYUNTIKAN ULANG DI PUSKESMAS SUKARAMAI TAHUN 2014

SELFYA EKA FITRI NIM : 135102123

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KEPATUHAN JADWAL

PENYUNTIKAN ULANG DI PUSKESMAS SUKARAMAI TAHUN 2014

ABSTRAK Selfya Eka Fitri

Latar belakang : Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang paling dasar dan merupakan pelayanan yang penting untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu karena kehamilan. Masih banyak metode KB yang seringkali tidak dipatuhi oleh pasangan. Misalnya untuk KB suntik saja, angka ketidakpatuhan atau drop out mencapai 41%.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone) dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014.

Metodologi : penelitian ini bersifat deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan sampel ibu akseptor KB suntik sebanyak 37 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah fisher exact.

Hasil : hasil penelitian berdasarkan karateristik responden didapatkan mayoritas responden berusia 20-35 tahun 22 orang (59,5%), berpendidikan SMA 16 orang (43,2%), mendapat sumber informasi dari tenaga medis 19 orang (51,4%) dan tidak bekerja 21 orang (56,8%), berpengetahuan cukup 19 orang (51,4%) dan patuh terhadap kunjungan ulang 24 orang (64,9%). Dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang ρ (0,001).

Kesimpulan : penelitian membuktikan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik dan patuh dalam melakukan kunjungan penyuntikan ulang. Oleh karena itu diharapkan kepada petugas kesehatan untuk dapat terus memberikan pemahaman tentang pentingnya kunjungan jadwal penyuntikan ulang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena hidayah dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi Suntik DMPA dengan Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang di Puskesmas Sukaramai Tahun 2014”. Penelitian ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Shalawat dan salam semoga selalu dicurahkannya pada semua orang yang beriman yaitu Nabi Muhammad SAW.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan, arahan, dari berbagai pihak sehingga Proposal ini dapat diselesaikan. Atas bantuan tersebut dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah S, S.Kep, Ns, M.Kep. selaku Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan selaku penguji I yang banyak memberikan saran untuk perbaikan KTI ini.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, Mns. selaku pembantu dekan II dan selaku penguji II yang banyak memberikan saran untuk perbaikan KTI ini.

4. Ibu Nur Asiah, S.Kep. Ns, M.Biomed selaku pembimbing yang telah memberikan dukungan, arahan, dan doa selama menyelesaikan KTI ini.

5. Seluruh staf dan dosen program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(5)

6. Orang tua dan adik yang penulis cinta dan sayangi yang telah memberikan dukungan dan doa selama penulis menyelesaikan KTI ini.

7. Rekan - rekan mahasiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian KTI ini.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan KTI ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga KTI ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya penulis.

Medan, 27 Juni 2014 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR SKEMA ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Pengetahuan ... 5

1. Pengertian Pengetahuan ... 5

2. Tingkat Pengetahuan ... 5

3. Faktor – Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ... 7

B. Kontrasepsi Suntik ... 8

1. Pengertian Kontrasepsi Suntik ... 8

2. Kontrasepsi suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone) ... 8

C. Kepatuhan ... 11

1. Pengertian Kepatuhan ... 11

2. Faktor – Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ... 11

D. Tinjauan Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan ... 12

BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 13

A. Kerangka Konsep ... 13

B. Hipotesis Penelitian ... 14

C. Definisi Operasional ... 14

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 15

A. Desain penelitian ... 15

B. Populasi dan sampel ... 15

C. Tempat penelitian ... 16

D. Waktu penelitian ... 17

E. Etika penelitian ... 17


(7)

G. Uji validitas dan reliabilitas ... 18

H. Prosedur pengumpulan data ... 19

I. Analisis data ... 19

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

A. Hasil Penelitian ... 21

B. Pembahasan ... 24

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

A. Kesimpulan ... 27

B. Saran ... 27 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka konsep Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kontrasepsi Suntik DMPA dengan Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang di Puskesmas Sukaramai Tahun 2014 ... 13


(9)

DAFTAR TABEL

Keterangan Halaman

Tabel 3.1 Definisi operasional ... 14 Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik responden di Puskesmas Sukaramai tahun 2014 ... 21 Tabel 5.2 Distribusi responden berasarkan tingkat pengetahuan di Puskesmas

sukaramai tahun 2014 ... 22 Tabel 5.2.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan hasil jawaban responden

mengenai pengetahuan responden tentang kontrasepsi suntik DMPA di Puskesmas Sukaramai tahun 2014 ... 22 Tabel 5.3 Distibusi responden berdasarkan kepatuhan dalam melakukan kunjungan

ulang di puskesmas sukaramai tahun 2014 ... 23 tabel 5.4 Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA

dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di puskesmas sukaramai tahun 2014 ... 24


(10)

DAFTAR LAMPIRAN Keterangan

Lampiran 1 : Surat izin survei pendahuluan Lampiran 2 : Surat balasan

Lampiran 3 : Surat izin penelitian Lampiran 4 : Surat balasan

Lampiran 5 : Permohonan uji validitas Lampiran 6 : Uji validitas kuesioner

Lampiran 7 : Lembar penjelasan kepada responden Lampiran 8 : Informed consent

Lampiran 9 : Kuesioner penelitian

Lampiran 10 : Lembar konsultasi bimbingan Lampiran 11 : Daftar riwayat hidup


(11)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KEPATUHAN JADWAL

PENYUNTIKAN ULANG DI PUSKESMAS SUKARAMAI TAHUN 2014

ABSTRAK Selfya Eka Fitri

Latar belakang : Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang paling dasar dan merupakan pelayanan yang penting untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu karena kehamilan. Masih banyak metode KB yang seringkali tidak dipatuhi oleh pasangan. Misalnya untuk KB suntik saja, angka ketidakpatuhan atau drop out mencapai 41%.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone) dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014.

Metodologi : penelitian ini bersifat deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan sampel ibu akseptor KB suntik sebanyak 37 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah fisher exact.

Hasil : hasil penelitian berdasarkan karateristik responden didapatkan mayoritas responden berusia 20-35 tahun 22 orang (59,5%), berpendidikan SMA 16 orang (43,2%), mendapat sumber informasi dari tenaga medis 19 orang (51,4%) dan tidak bekerja 21 orang (56,8%), berpengetahuan cukup 19 orang (51,4%) dan patuh terhadap kunjungan ulang 24 orang (64,9%). Dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang ρ (0,001).

Kesimpulan : penelitian membuktikan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik dan patuh dalam melakukan kunjungan penyuntikan ulang. Oleh karena itu diharapkan kepada petugas kesehatan untuk dapat terus memberikan pemahaman tentang pentingnya kunjungan jadwal penyuntikan ulang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang paling dasar dan merupakan pelayanan yang penting untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu karena kehamilan (Saifudin, 2003 dalam Mardiantari, 2011 ¶ 3).

Menurut BKKBN (2008 dalam Pujiati, 2009 ¶ 3), peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu permasalahan global yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warming, keterpurukan ekonomi, masalah pangan serta menurunnya tingkat kesehatan penduduk. Jumlah penduduk yang besar tanpa disertai dengan kualitas yang memadai, justru menjadi beban pembangunan dan menyulitkan pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional.

Menurut BKKBN (2010, dalam Natalia, 2012 ¶ 2), pemerintah Indonesia menerapkan program Keluarga Berencana untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Tujuan dari program Keluarga Berencana era baru adalah “Keluarga Berkualitas Tahun 2015”. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pada tahun 2000 ledakan penduduk terjadi pada penduduk usia 15-60 tahun yaitu sekitar 150 juta jiwa. Tahun 2010, penduduk usia 15-60 sudah lebih dari 150 juta jiwa dan penduduk di atas 60 tahun atau penduduk lanjut usia (lansia) mencapai 20 juta jiwa atau 10 kali lipat dari penduduk lansia pada tahun 1970-an (BKKBN, 2013, ¶ 3).

Jumlah penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sudah mencapai 350 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) berkisar antara 1,6 hingga 1,7 persen, atau jauh


(13)

lebih tinggi dari hasil Sensus Penduduk 2010 yang mencatat 237,6 juta jiwa dengan LPP rata-rata selama 10 tahun sebesar 1,4 persen (BKKBN, 2013 ¶ 1).

Di Indonesia metode kontrasepsi suntik merupakan metode yang paling banyak diminati. Secara nasional pada bulan Oktober 2013 ada sebanyak 723.456 peserta yaitu dengan presentase sebagai berikut : 53.435 peserta IUD (7,39%), 10.160 peserta MOW (1,40%), 81.000 peserta implant (11,20% ), 334.011 peserta suntikan (46,17%), 195.761 peserta pil (27,06%), 2.174 peserta MOP (0,30%) dan 46.915 peserta kondom (6,48%) (BKKBN, 2013 ¶ 1).

Menurut Julianto (2013 dalam Kamilah 2013 ¶ 7) masih banyak metode KB yang seringkali tidak dipatuhi oleh pasangan. Misalnya untuk KB suntik saja, angka ketidakpatuhan atau drop out mencapai 41%. Mengingat pentingnya penggunaan kontrasepsi yang benar, konsisten, berkelanjutan dan kepatuhan agar kegagalan dapat dihindari.

Kegagalan dari metode kontrasepsi suntik disebabkan karena keterlambatan akseptor untuk melakukan penyuntikan ulang. Studi menujukkan bahwa 60 – 78 % wanita hamil dalam 1 tahun setelah injeksi terakhir (Pendit, 2007 hal. 29).

Berdasarkan data yang diperoleh dari survei pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Sukaramai, jumlah akseptor KB suntik DMPA yang melakukan kunjungan ulang di Puskesmas Sukaramai dari bulan Januari sampai Desember tahun 2013 adalah 59 akseptor. Berdasarkan data tersebut, dari 59 ibu yang melakukan kunjungan ulang, terdapat 21 orang ibu yang terlambat dalam melakukan kunjungan ulang.

Menurut Notoatmodjo (2003 dalam Bilhaidden 2012 ¶ 6) salah satu yang mempengaruhi kurangnya kepatuhan pemakaian KB suntik salah satunya tingkat pengetahuan ibu, sikap dan faktor pendukung lainnya, dimana sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, dan demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang


(14)

maka kepatuhan menjalani program KB suntik juga akan berkurang. Karena hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014.

B. Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA di Puskesmas Sukaramai tahun 2014.

b. Untuk mengetahui kepatuhan jadwal penyuntikan ulang pada akseptor kontrasepsi suntik DMPA di Puskesmas Sukaramai tahun 2014.

c. Untuk menganalisa hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014.


(15)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan bacaan, pendokumentasian dan menambah referensi bagi perpustakaan USU khususnya mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang.

2. Bagi responden

Sebagai informasi dan masukan yang bisa menambah wawasan sehingga informasi dan masukan tersebut dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya melakukan penyuntikan ulang sesuai jadwal.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan tambahan referensi untuk melanjutkan penelitian berikutnya, khususnya tentang pengetahuan ibu mengenai kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal kunjungan ulang.


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan tersendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian presepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2012 hal. 138).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012, hal. 138), pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu : a. Tahu

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan sebagainya.

b. Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh menyimpulkan dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari.


(17)

c. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari kepada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya dengan satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis

Sintesis yaitu menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, misalnya dapat menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Health (2009 dalam Linawati, 2013 ¶ 3), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain:

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi


(18)

proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut.

b. Media massa / informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya

pengetahuan terhadap hal tersebut. c. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

d. Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari, jenis pekerjaan yang dilakukan dapat dikategorikan adalah tidak bekerja, wiraswata, pegawai negeri, dan pegawai swasta dalam semua bidang pekerjaan pada umumnya diperlukan adanya hubungan sosial yang baik dengan baik.Pekerjaan dimiliki peranan penting dalam menentukan kwalitas manusia, pekerjaan membatasi kesenjangan antara informasi


(19)

kesehatan dan praktek yang memotifasi seseorang untuk memperoleh informasi dan berbuat sesuatu untuk menghindari masalah kesehatan (Notoatmojo, 2007).

B. Kontrasepsi Suntik

1. Pengertian Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi suntikan adalah cara mencegah kehamilan melalui suntikan hormonal. Suntikan merupakan bagian dari kontrasepsi modern. Diantara kontrasepsi yang lain, kontrasepsi suntik lah yang paling banyak diminati. Tingginya minat pemakai KB suntik oleh karena kontrasepsi ini selain juga aman, sederhana dan efektif juga tidak menimbulkan gangguan serta dapat dipakai pasca persalinan (Sibagariang, Pusmaika & Rismalinda. 2010, hal. 179).

2. Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone) a. Pengertian Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone)

DMPA (Depo Medroxy Progesterone) merupakan kontrasepsi suntik yang hanya mengandung progestin. DMPA berada dalam bentuk mikrokristal, tersuspensi dalam laruta akuosa. Dosis yang benar untuk tujuan kontrasepsi adalah 150 mg intramuskular yang diberikan setiap 3 bulan atau 12 minggu. Kontrasepsi suntik DMPA sangat efektif dan aman oleh semua wanita pada usia reproduksi (Speroff dan Darney 2005 hal. 183).

b. Cara Kerja Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone)

Menurut Dewi (2013 hal. 178) cara kerja dari kontrasepsi suntik DMPA antara lain yaitu : dapat menekan ovulasi, membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu, terjadi perubahan pada endometrium sehingga implantasi terganggu serta menghambat transportasi gamet oleh tuba.


(20)

c. Efektifitas Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone)

Kontrasepsi DMPA memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0.3 kehamilan per 100 perempuan pertahun asal penyuntikan dilakukan secara benar sesuai jadwal yang telah ditentukan (Pinem, 2009 hal. 270)

d. Waktu Pemberian Kontrasepsi Suntik DMPA ( Depo Medroxy Progesterone)

Menurut Sulistyawati (2012 hal. 77) waktu pemberian alat kontrasepsi DMPA yaitu, setiap saat selama siklus haid dengan syarat tidak hamil atau dimulai dari hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid. Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, dengan syarat tidak hamil dan tidak melakukan hubungan seksual selama 7 hari setelah penyuntikan dan penyuntikan juga harus dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan suntikan tidak boleh diberi kurang dari 11 minggu atau lebih dari 14 minggu setelah penyuntikan sebelumnya (WHO, 2007 hal. 29).

e. Keuntungan Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone)

Kontrasepsi suntik DMPA memiliki beberapa keuntungan antara lain adalah : Sangat efektif, dapat mencegah kehamilan dalam jangka panjang, tidak mempengaruhi dalam melakukan hubungan suami istri, tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius pada penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak mempengaruhi produksi ASI, memiliki efek samping yang sedikit dan klien tidak perlu menyimpan obat suntik serta dapat digunakan oleh wanita usia lebih dari 35 tahun sampai premenopause (Sulistyawati, 2012 hal. 76).

f. Kerugian Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone)

Disamping memiliki keuntungan, kontrasepsi suntik DMPA juga memiliki kerugian, diantaranya adalah sering ditemukan gangguan haid, klien harus kembali ke tempat sarana pelayanan kesehatan untuk melakukan suntikan ulang, penyuntikan tidak dapat dihentikan


(21)

sewaktu-waktu, mengalami peningkatan berat badan serta tidak melindungi dari infeksi menular seksual (Sibagariang, Pusmaika dan Rismalinda 2010 hal.181).

g. Indikasi Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone)

Kontrasepsi suntik DMPA dapat digunakan oleh wanita pada usia reproduksi dan telah memiliki anak dan yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang dengan efektifitas yang tinggi. Kontrasepsi suntik DMPA juga dapat digunakan oleh ibu yang sedang menyusui yang membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, setelah melahirkan dan tidak menyusui, setelah abortus serta yang sudah memiliki banyak anak tetapi belum menginginkan kontrasepsi mantap (tubektomi) (Pinem, 2009 hal. 271).

h. Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone)

Kontrasepsi suntik DMPA tidak dapat digunakan pada wanita yang sedang hamil atau dicurigai hamil, memiliki riwayat perdarahan yang belum diketahui penyebabnya, serta pada wanita yang tidak dapat menerima efek dari kontrasepsi tersebut yaitu terjadinya gangguan haid (Sulistyawati, 2012 hal. 77)

C. Kepatuhan

1. Pengertian Kepatuhan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Suparyanto, 2010 dalam Pranoto, 2007 ¶ 1), patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin.

Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap instruksi atau petunjuk dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan, baik diet, latihan, pengobatan atau menepati janji pertemuan dengan dokter (Stanley, 2007 dalam Edoqs, 2013 ¶ 1).


(22)

2. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan menurut Niven (2008 dalam Suparyanto, 2010 ¶ 2) adalah:

a. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. b. Akomodasi

Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian klien yang dapat mempengaruhi kepatuhan adalah jarak dan waktu

c. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial

Hal ini berarti membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman, kelompok-kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu kepatuhan

d. Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan klien

Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan klien adalah suatu hal penting untuk memberikan umpan balik pada klien setelah memperoleh infomasi tentang diagnosis.

e. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu, dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

D. Tinjauan Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan

Pengetahuan memiliki peranan penting dalam memberikan pengaruh terhadap perilaku seseorang. Dan kepatuhan merupakan salah satu dari perilaku seseorang. Kepatuhan adalah kesesuaian antara perilaku pasien dengan ketentuan yang diberikan oleh


(23)

tenaga kesehatan yaitu mendatangi fasilitas kesehatan untuk melakukan kunjungan ulang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan (Notoatmodjo, 2012 hal. 138).

Seseorang yang berpengetahuan tinggi akan lebih mudah memahami dan dan dapat dengan mudah menyerap tentang konsep - konsep yang berkaitan dengan kesehatan sehingga orang - orang tersebut dapat mengetahui dan memiliki tingkat kesadaran untuk merubah perilaku - perilaku mereka agar menjadi lebih baik dibandingkan dengan orang yang berpengetahuan rendah. Pengetahuan yang tinggi dapat diperoleh dari pendidikan yang tinggi serta dapat diperoleh dari informasi yang ia dapatkan. Rendahnya pengetahuan seseorang akan membuat mereka sulit dan tidak mudah memahami dengan apa yang disampaikan orang lain sehingga terdapat hambatan dalam menyaring informasi yang mereka dapat tersebut sehingga dapat berpengaruh terhadap perilaku yang mereka miliki. Jadi pengetahuan merupakan domain penting terhadap pembentukan perilaku sesorang, dalam hal ini adalah kepatuhan untuk melakukan kunjungan penyuntikan ulang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan (Notoadmodjo, 2012 hal. 138).


(24)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Adapun yang menjadi kerangka konsep dalam penelitian ini berjudul hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014.

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 1. Kerangka konsep penelitian

Keterangan :

: Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti.

Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang Pengetahuan Ibu tentang

Kontrasepsi Suntik DMPA

Faktor – faktor yang mempengaruhi - Usia - Pendidikan - Sumber informasi

Patuh

Tidak patuh

Faktor - faktor yang mempengaruhi

- Pendidikan

- Akomodasi

- Modifikasi faktor lingkungan dan sosial

- Interaksi profesional kesehatan dengan klien


(25)

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut :

Ha : Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskemas Sukaramai tahun 2014

C. Definisi Operasional

Defenisi operasional dapat bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran terhadap variabel-variabel penelitian dengan kriteria pengukuran sebagai berikut :

Tabel 3.1. Definisi Operasional No Variabel

Bebas

Definisi Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur

Hasil Ukur

1 Pengetahuan Ibu tentang Kontrasepsi Suntik DMPA

Segala sesuatu yang diketahui ibu tentang pengertian, indikasi, kontraindikasi dan waktu pemberian kontrasepsi suntik DMPA di Puskesmas Sukaramai Tahun 2014

Wawancara Kuesioner Ordinal - Baik : 76-100% - Cukup : 56-75% - Kurang : 0-55%

2 Kepatuhan jadwal penyuntikan ulang

Ketaatan ibu dalam melakukan

penyuntikan ulang sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan di Puskesmas Sukaramai Tahun 2014

Dokumentasi Rekam Medik

Nominal - Patuh : melakukan kunjungan sesuai jadwal

- Tidak Patuh : tidak melakukan

kunjungan ulang sesuai jadwal


(26)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah deskripsi korelasi dengan pendekatan cross sectional yaitu rancangan penelitian yang melakukan pengukuran atau pengamatan pada suatu saat atau sekali waktu (Hidayat, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melakukan kunjungan ulang kontrasepsi suntik DMPA di Puskesmas Sukaramai pada bulan Januari - Desember 2013 yaitu sebanyak 59 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian ibu yang melakukan kunjungan ulang selama waktu penelitian yaitu bulan Januari – Maret tahun 2014 di Puskesmas Sukaramai dijadikan sampel oleh peneliti. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan – pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampel dengan kriteria sebagai berikut :

Kriteria inklusi : a. Kriteria inklusi

Semua akseptor KB suntik DMPA dan melakukan kunjungan penyuntikan ulang pada bulan Januari – Maret tahun 2014 di Puskesmas Sukaramai.


(27)

Rumus menentukan sampel :

�= N

1 +� (�2)

Keterangan : N : besar populasi n : besar sampel

d : tingkat kepercayaan dan ketetapan yang diinginkan (0,1)

=

59

1+59 (0,01)

=

59

1,59

n = 37,10 = 37 sampel

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sukaramai. Alasan peneliti memilih Puskesmas Sukaramai sebagai tempat penelitian yaitu untuk menghemat waktu dan biaya karena lokasi penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti dan di Puskesmas Sukaramai belum pernah dilakukan penelitian mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan kunjungan ulang.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sukaramai pada bulan Januari – Maret tahun 2014.

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapatkan izin dari Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dengan mengajukan permohonan izin penelitian ke Puskesmas Sukaramai. Peneliti menjelaskan


(28)

maksud dan tujuan penelitian kepada responden. Peneliti tidak akan melakukan pemaksaan kepada responden untuk menjawab kuesioner yang di ajukan peneliti, responden bebas menjawab kuesioner peneliti secara sukarela dan berhak mengundurkan diri dari peneliitian. Sebagai bukti persetujuan menjadi responden maka peneliti memberikan lembar persetujuan menjadi responden sebelum mengisi jawaban lembar kuesioner.

Untuk menjaga kerahasiaan, nama responden tidak akan dicantumkan pada lembar kuesioner. Nama responden akan diganti dengan nomor atau kode dan informasi hanya diambil untuk keperluan penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Data yang diambil atau diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan rekam medik sebagai alat ukur dalam penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan untuk variabel pengetahuan adalah kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan. Dimana setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0. Dengan bentuk penilaian menggunakan skala ordinal dan cara menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap pertanyaan dengan penilaian kategori sebagai berikut : 1. Baik, apabila total skor responden antara (76% - 100%) dari pertanyaan jawaban yang

benar.

2. Cukup, apabila total skor responden antara (56% - 75%) dari pertanyaan jawaban yang benar.

3. Kurang, apabila total skor responden (<56%) dari pertanyaan jawaban yang benar. Sedangkan instrumen penelitian yang digunakan untuk variabel kepatuhan adalah menggunakan data dari rekam medik dalam hal ini adalah kartu peserta akseptor KB dengan pengkategorian sebagai berikut :

1. Patuh, apabila akseptor yang melakukan kunjungan penyuntikan ulang sesuai dengan tanggal yang tertera pada kartu peserta akseptor KB


(29)

2. Tidak patuh, apabila akseptor yang melakukan kunjungan penyuntikan ulang tidak sesuai dengan tanggal yang tertera pada kartu peserta akseptor KB

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dalam pengumpulan data diperlukan adanya alat dan cara mengumpulkan data yang baik sehingga data yang dikumpulkan merupakan data yang valid, andal (realiable) dan aktual. Untuk memperoleh data yang valid maka akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dalam penelitian ini adalah dengan dilakukan oleh ahli kebidanan yang berada di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah kuesioner valid, selanjutnya peneliti melakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas ini dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data yang diberikan kepada responden yang menjadi subjek penelitian kemudian dianalisa menggunakan spss. Hasil yang diperoleh dari uji validitas adalah semua soal valid dengan nilai CVI 0.78. Kemudian dari uji reliabilitas pada 10 responden didapatkan hasil bahwa semua kuesioner sudah reliabel dengan nilai crobanch alpha 0.706.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner tentang hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dimulai dari mendapatkan surat permohonan izin pelaksana penelitian dari pihak pendidikan atau ketua pelaksana program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara, kemudian mengajukan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian tersebut kepada pimpinan Puskesmas Sukaramai. Setelah mendapat persetujuan, peneliti melaksanakan pengumpulan data dengan mendatangi rumah rsponden. Saat melakuan pengumpulan data peneliti ditemani oleh


(30)

bidan yang bekerja di puskesmas tersebut. Responden yang diteliti adalah responden yang sesuai dengan kriteria penelitian. Peneliti melakukan pendekatan kepada responden yang dibantu pleh bidan puskesmas dan menjelaskan tentang tujuan penelitian dan menanyakan kesediaan responden dengan menggunakan informed consent sebagai tanda pernyataan persetujuan menjadi responden. Setelah responden menandatangani surat persetujuan, kuesioner diisi langsung oleh responden. Kemudian kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi.

I. Analisis Data

Analisa data bertujuan untuk membuktikan apakah ada hubungan antara variable independent dengan variable dependent dengan menggunakan analisa uji statistik fisher exact yang di olah menggunakan komputerisasi, sebelum dilakukan uji fisher exact analisa terlebih dahulu secara bertahap yaitu :

1. Analisa univariat

Analisa data univariat digunakan untuk mendeskripsikan variabel independen dan variabel dependen yaitu, pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014 dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

2. Analisa bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dengan menggunakan uji fisher exact dengan dan data diolah dengan menggunakan komputerisasi dengan kemaknaan signifikan nilai p <0,05. Hasil analisa dikatakan bermakna apabila nilai p < 0,05, artinya ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat yang diteliti.


(31)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014 dengan jumlah responden 37 responden.

1. Analisis Univariat

a) Karakteristik Demografi Ibu Akseptor KB Suntik

Hasil penelitian pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa responden mayoritas berusia 20-35 tahun 22 orang (59,5%), berpendidikan SMA 16 orang (43,2%), mendapat sumber informasi dari tenaga medis 19 orang (51,4%) dan tidak bekerja 21 orang (56,8%).

Tabel 5.1.

Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik responden di Puskesmas Sukaramai tahun 2014

Karakteristik Demografi Ibu Akseptor KB Suntik f %

1. Umur

< 20 tahun 20 – 35 > 35 tahun 2. Pendidikan

SD SMP SMA PT

3. Sumber informasi

Tenaga medis Tenaga non medis Media massa 4. Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja 5 22 10 5 7 16 9 19 8 10 21 16 13,5 59,5 27,0 13,5 18,9 43,3 24,3 51,4 21,6 27,0 56,8 43,2


(32)

b) Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kontrasepsi Suntik DMPA

Hasil penelitian pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa responden mayoritas memiliki tingkat pengetahuan yang cukup sebanyak 19 orang (51,4%)

Tabel 5.2.

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan responden di Puskesmas Sukaramai tahun 2014

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan 37 responden, jawaban responden mengenai pengetahuan tentang kontrasepsi suntik DMPA mayoritas menjawab ’benar’ adalah pertanyaan nomor 1 yaitu 29 orang (78,4%), sedangkan mayoritas menjawab ‘salah’ adalah pernyataan nomor 18 yaitu 20 orang (54,1%).

Tabel 5.2.1

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan responden tentang kontrasepsi suntik DMPA di Puskesmas Sukaramai tahun 2014 No Pengetahuan Ibu Akseptor KB Suntik f %

1 2 3 Kurang Cukup Baik 10 19 8 27,0 51,4 21,6

Total 37 100

No

PERTANYAAN

Pilihan jawaban benar salah

F % F %

1 Pengertian kontrasepsi suntikan Metode kontrasepsi suntik Keuntungan dari KB suntik Cara pemberian KB suntik Pengguna KB suntik

29 78,4 8 21,6

2 27 73,0 10 23,0

3 27 73,0 10 23,0

4 22 59,5 15 40,5

5 26 70,3 11 29,7

6 Pengertian KB suntik 3 bulan 22 59,5 15 40,5

7 Komposisi KB suntik 3 bulan 21 56,8 16 43,2

8 Kegunaan KB suntik 3 bulan 23 62,2 14 37,8

9 Waktu pemberian KB suntik 3 bulan 24 64,9 13 35,1

10 Syarat dilakukan suntikan KB 22 59,5 15 40,5

11 Efektifitas KB suntik 3 bulan 21 56,8 16 43,2

12 Efek samping apabila telat melakukan penyuntikan ulang 23 62,2 14 37,8

13 Keuntungan KB suntik 3 bulan 24 64,9 13 35,1

14 Keuntungan KB suntik 3 bulan untuk wanita menyusui 22 59,5 15 40,5

15 Kekurangan KB suntik 3 bulan 18 48,6 19 51,4

16 Kerugian KB suntik 3 bulan 21 56,8 16 43,2

17 Kekurangan lain yang terdapat dalam KB suntik 3 bulan 26 70,3 11 29,7

18 Indikasi KB suntik 3 bulan 17 45,9 20 54,1

19 Kontra indikasi KB suntik 3 bulan 26 70,3 11 29,7 20 Kontra indikasi KB suntik 3 bulan 20 54,1 17 45,9


(33)

c) Kepatuhan ibu akseptor KB suntik DMPA dalam melakukan kunjungan ulang Hasil penelitian pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa responden mayoritas memiliki kepatuahan dalam jadwal kunjungan penyuntikan ulang sebanyak 24 orang (64,9%)

Tabel 5.3.

Distribusi frekuensi responden berdasarkan kepatuhan responden di Puskesmas Sukaramai tahun 2014

No Kepatuhan Ibu Akseptor KB Suntik f % 1 2 Tidak patuh Patuh 13 24 35,1 64,9

Total 37 100

2. Analisis Bivariat

a) Hubungan antara pengetahuan dan kepatutuhan ibu akseptor KB suntik

Hasil penelitian pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan baik yaitu sebanyak 22 orang (59,5%) patuh dalam melakukan kunjungan penyuntikan ulang di puskesmas sukaramai sebanyak 19 orang (51,4%).

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji fisher exact dengan taraf signifikan 5% (0,05) diperoleh nilai ρ value = 0,001. Sehingga hasil yang didapat adalah ρ value (0.001) < α (0,05) maka ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014.

Tabel 5.4.

Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik dmpa dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014

Pengetahuan ibu akseptor KB

suntik

Kepatuhan ibu akseptor KB dala melakukan kunjungan

penyuntikan ulang

Total ρ value hitung

α

Tidak patuh Patuh

f % f % f % 0,001 0,05

Tidak baik Baik 10 3 27 8.1 5 19 13.5 51.4 15 22 40,5 59.5 Total 13 35,1 24 64,9 37 100,0


(34)

B. Pembahasan

Pada pembahasan ini peneliti menguraikan tentang hasil dari pengetahun kepatuhan dan hubungan antara keduanya dimana untuk pengetahuan didapatkan hasil bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang cukup sebanyak 19 orang (51,4%). Setiap individu memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda yang dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain faktor pendidikan formal yang telah ditempuh. Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan bahwa mayoritas responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 16 orang (43,3%). Pendidikan adalah sebuah proses perubahan sikap dan perilaku serta usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan sehingga semakin tinggi tingat pendidikan sesorang maka semakin banyak pengetahuan yang diperolehnya (Irmayati , 2007 dalam Pujiati, 2009 ¶ 2).

Pengetahuan juga memiliki peranan penting dalam memberikan pengaruh terhadap perilaku seseorang dalam mematuhi setiap anjuran dari tenaga kesehatan. Dan kepatuhan merupakan salah satu dari perilaku seseorang. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas ibu akseptor KB suntik patuh dalam melakukan jadwal adalah 22 orang (59,5%). Perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan tersebut. Dalam penelitian ini yang mejadi mayoritas adalah responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 19 orang (51,4%).

Kepatuhan dimulai dengan individu mematuhi anjuran atau instruksi petugas tanpa kerelaan untuk melakukan tindakan dan sering kali karena ingin menghindari hukuman atau sangsi jika tidak patuh. Sehingga pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang dalam hal ini adalah kepatuhan akseptor untuk melakukan penyuntikan ulang sesuai jadwal (Notoadmodjo, 2012 hal. 138).

Untuk melihat apakah pengetahuan dan kepatuhan tersebut memiliki hubungan maka dilakukan uji analisa data dengan menggunakan fisher exact. Berdasarkan penelitian yang


(35)

telah dilakukan diperoleh hasil bahwa nilai ρ value = 0.001 (ρ < 0.05) maka terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kepatuhan dimana didapati mayoritas ibu akseptor KB suntik berpengetahuan baik dan patuh terhadap jadwal kunjungan ulang sebanyak 19 orang (51,4%)

Hal ini sesuai dengan penelitian Pujiati (2009) yang terkait dengan hubungan pengetahuan ibu dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang yang dilakukan di RB. Annisa di Surakarta yang didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang dengan nilai kemaknaan ρ=0.01 (ρ < 0.05) sehingga dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik maka ibu semakin patuh untuk melakukan penyuntikan ulang sesuai waktu yang telah dijadwalkan.

Meskipun judul penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya tetapi dalam penelitian ini juga terdapat perbedaan dimana perbedaannya yaitu, waktu dan tempat penelitian, jumlah populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel dan jenis kuesionernya.

C. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan penelitian ini adalah melakukan uji reliabiltas pada responden yang dijadikan sampel penelitian

D. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pengetahuan penting untuk mendorong kepatuhan ibu untuk melakukan jadwal penyuntikan ulang. Bagi pelayanan kebidanan diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi tenaga kesehatan khususnya bidan memberikan perhatian terhadap kepatuhan jadwal penyuntikan ulang seperti dapat memberikan informasi yang lebih jelas sesuai dengan tingkat pengetahuan pasien sehingga


(36)

dapat pasien dapat lebih paham tentang pentingan melakukan kunjungan penyuntikan ulang yang berguna untuk menekan angka kelahiran.


(37)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Puskesmas Sukaramai tahun 2014 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan responden mayoritas berpengetahuan cukup

2. Kepatuhan jadwal penyuntikan ulang sebagian responden patuh dalam melakukan kunjungan penyuntikan ulang

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang. Hal ini berarti semakin tinggi pengetahuan seseorang maka kepatuhannya juga semakin baik

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang diberikan sehubungan dengan penelitian adalah :

1. Diharapkan kepada institusi pendidikan DIV bidan pendidik fakultas keperawatan USU agar lebih banyak menambah referensi tentang pengetahuan dan kepatuhan tentang alat kointrasepsi KB khusunya KB suntik

2. Diharapkan kepada ibu akseptor KB suntik untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang kontrasepsi suntik dan memiliki kesadaran untuk melakukan kunjungan penyuntikan ulang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan


(38)

3. diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti tentang variabel yang lain selain pengetahuan serta dapat melakukan uji reliabilitas kepada responden yang berbeda dengan subjek penelitian.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Aini, L. Q. (2010). Hubungan antara derajat anemia sebagai faktor prediktif letak tumor pada keganasan kolorektal. Jurnal fakultas kedokteran Universitas Diponegoro. Bilhaidden, A. A. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Akseptor

Kb Dalam Melakukan Kb Suntik Di Desa Cangkring Kecamata Tegowanu Kabupaten Grobogan. Universitas Muhammadiyah Semarang, 2-3.

BKKBN. (2013). BKKBN Harus Serius, Bom Penduduk Kedua Lebih Dahsyat. Retrieved Desember 11, 2013, from Dewi, M. U. (2013). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana Untuk

Mahasiswa Bidan. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Edoqs. (2013). Kepatuhan Diet Hipertensi. Retrieved Desember 17, 2013, from

Hastono, S. P. (2001). Modul analisa data. Fakultas kesehatan masyarakar Universitas Indonesia.

Hidayat, A. A. (2011). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Kamilah. E. (2013). KB, Resep Hidup Berkualitas. Retrieved November 19, 2013, from

Mardiantari, D. (2012). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kb Suntik Dengan Sikap Dalam Memilih Kb Suntik 3 Bulanan Di Desa Besole, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Jurnal Komunikasi Kesehatan Akbid Puworejo, 8-9.

Natalia, P. A. (2012). Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Tentang Efek Samping KB Suntik Depo Progestin Di BPS Mutmainah Kwarasa Sukoharjo. Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada, 1.

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Pendit, B. U., Wulansari, P., Hartanto, H. (2006). Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta: EGC.


(40)

Pujiati, N. (2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kontrasepsi Suntik Dengan Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang Di Rumah Bersalin An Nisa Surakarta Tahun 2009. Program D-IV Kebidanan Universitas Sebelas Maret, 1-2.

Sibagariang, E. E., Pusmaika, R., Rismalinda. (2010). Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Speroff, L. & Darney, P. D. (2005). Pedoman Klinis Kotrasepsi. Jakarta: EGC. Sulistyawati, A. (2012). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.

Suparyanto. (2010, October, 2). Konsep Kepatuhan. Retrieved Desember 22, 2013, from


(41)

(42)

(43)

(44)

(45)

(46)

(47)

(48)

(49)

Lampiran 6

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan Hormat,

Nama saya Selfya Eka Fitri, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kontrasepsi Suntik DMPA dengan Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang di Puskesmas Sukaramai Tahun 2014”.

DMPA (Depo Medroxy Progesterone) merupakan kontrasepsi suntik yang mengandung hormon untuk mencegah kehamilan atau lebih dikenal dengan kontrasepsi 3 bulan. Kontrasepsi ini merupakan kontrasepsi yang banyak diminati karena praktis dan sangat efektif untuk menunda kehamilan. Kontrasepsi suntik DMPA atau kontrasepsi 3 bulan sangat efektif dan aman oleh semua wanita pada usia reproduksi (Speroff dan Darney, 2005 hal. 183)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik DMPA dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang.

Saya akan memberikan kuesioner kepada ibu yang merupakan alat saya untuk mendapatkan data yang berguna untuk kepentingan penelitian saya. Kuesioner yang saya berikan kepada ibu berjumlah 20 soal dan ibu dapat mengisi kuesioner berdasarkan kemampuan ibu.

Patisipasi ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini ibu tidak dikenakan biaya apapun. Bila Ibu membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya :


(50)

Nama : SELFYA EKA FITRI

Alamat : Jln. Sei. Padang No. 76 Medan

No. HP : 082363013501

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami siapkan.

Terimakasih saya ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Medan, 2014

Peneliti


(51)

Lampiran 7

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : No Responden :

Umur :

Alamat :

Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang “Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kontrasepsi Suntik DMPA dengan Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2014


(52)

Lampiran 8

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi Suntik DMPA Dengan Kepatuhan Kunjungan Ulang

di Puskesmas Sukaramai Tahun 2014

A. Identitas Responden 1. Isilah data dengan benar

a. No. responden :

b. Usia : < 20 tahun 20 – 35 tahun > 35 tahun c. Pendidikan terakhir : SD

SMP SMA

Perguruan Tinggi

d. Sumber Informasi : Tenaga medis (Bidan, Perawat, Dokter) Tenaga non medis (Keluarga, Teman)

Media massa (TV, Radio, Internet, Koran, Majalah)

e. Pekerjaan : Bekerja Tidak bekerja


(53)

B. Kuesioner Penelitian

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang menurut anda benar

1. Menurut ibu arti dari kontrasepsi suntikan adalah a. cara mencegah kehamilan melalui kb suntik b. cara mencegah kehamilan melalui suntikan vitamin c. cara mencegah kehamilan dengan suntikan sehat d. tidak tahu

2. Metode kontrasepsi suntik merupakan metode yang bagimana a. rumit

b. sederhana

c. membuang waktu d. tidak tahu

3. Selain aman dan efektif, keuntungan dari KB suntik adalah a. melindungi dari penyakit

b. dapat dipakai oleh wanita pasca persalinan c. memberikan kekebalan pada tubuh

d. tidak tahu

4. KB suntik merupakan KB yang diberikan melalui a. mulut

b. pembuluh darah di tangan c. bokong

d. tidak tahu

5. KB suntik adalah kontrasepsi yang digunakan oleh a. wanita saja

b. pria saja c. pria dan wanita d. tidak tahu


(54)

6. KB suntik 3 bulan adalah

a. KB suntik yang diberikan setiap 12 minggu b. KB suntik yang diberikan setiap 4 minggu c. KB suntik yang diberikan setiap minggu d. tidak tahu

7. KB suntik 3 bulan merupakan salah satu KB yang berisi a. obat

b. hormon c. vitamin d. tidak tahu

8. KB suntik 3 bulan kegunaannya adalah a. menambah kesuburan

b. memperbanyak ASI c. menunda kehamilan d. tidak tahu

9. KB suntik 3 bulan disuntikkan pada saat a. baru melakukan hubungan seksual b. setiap saat selama siklus haid c. hamil

d. tidak tahu

10.Berikut ini merupakan syarat untuk dapat dilakukan suntikan KB yaitu a. tidak hamil

b. telah melakukan hubungan seksual c. saat terjadi perdarahan

d. tidak tahu

11.Efektifitas KB suntik 3 bulan dapat berkurang apabila a. suntikan ulang tidak dilakukan sesuai jadwal b. cara penyuntikan yang benar

c. dilakukan sesuai jadwal d. tidak tahu


(55)

12.Yang akan terjadi apabila ibu telat melakukan penyuntikan ulang adalah a. tidak terjadi apa - apa

b. ibu akan merasa tidak enak badan c. terjadinya kehamilan

d. tidak tahu

13.Berikut ini merupakan keuntungan KB suntik 3 bulan yaitu a. mempengaruhi hubungan suami istri

b. praktis dan efektif

c. harus menyimpan obat suntik d. tidak tahu

14.Salah satu keuntungan pemakaian KB suntik 3 bulan jika digunakan oleh wanita menyusui adalah

a. kontrasepsi ini dapat mengurangi ASI b. dapat menghambat proses pembentukan ASI c. tidak mempengaruhi ASI

d. tidak tahu

15.Salah satu kekurangan pada pemakaian KB suntik 3 bulan adalah a. dapat digunakan oleh wanita usia lebih dari 35 tahun

b. adanya gangguan haid c. efektif

d. tidak tahu

16.Peningkatan berat badan yang terjadi saat pengunaan kontrasepsi suntik merupakan a. keuntungan dari kontrasepsi

b. cara kerja dari kontrasepsi suntik c. kerugian dari kontrasepsi suntik d. tidak tahu


(56)

17.Selain suntikan tidak dapat dihentikan sewaktu – waktu, kekurangan lain yang terdapat dalam KB suntik 3 bulan adalah

a. ibu harus kembali ke pelayanan kesehatan untuk melakukan penyuntikan ulang b. dapat digunakan oleh ibu menyusui

c. mencegah kehamilan jangka panjang d. tidak tahu

18.Yang dapat menggunakan KB suntik 3 bulan adalah a. remaja

b. wanita yang sedang hamil 3 bulan c. telah meiliki anak

d. tidak tahu

19.Yang tidak dapat menggunakan KB suntik 3 bulan adalah a. wanita menyusui

b. setelah melahirkan

c. tidak dapat menerima efek dari kontrasepsi d. tidak tahu

20.Memiliki riwayat perdarahan yang belum diketahui penyebabnya merupakan ciri – ciri dari

a. wanita yang tidak dapat menggunakan KB suntik 3 bulan b. wanita yang dapat menggunakan KB suntik 3 bulan c. wanita yang tidak dapat memiliki keturunan


(57)

(58)

RIWAYAT HIDUP Nama : Selfya Eka Fitri

Tempat/Tanggal lahir : Alur Manis / 5 April 1992

Agama : Islam

Alamat : Jln. Coklat Tanjung Jati Binjai Barat

Riwayat Pendidikan

TK : Tahun 1997-1998, TK Dharma Patra, lulus dan berijazah SD : Tahun 1998-2004, SD Dharma Patra Rantau, lulus dan

berijazah

SMP : Tahun 2004-2007, SMP Ahmad Yani Binjai, lulus dan berijazah

SMA : Tahun 2007-2010, SMA Negeri 1 Binjai, lulus dan berijazah

DIII : Tahun 2010-2013, Akedemi Kebidanan Bakti Inang Persada Medan, lulus dan berijazah


(1)

B. Kuesioner Penelitian

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang menurut anda benar

1. Menurut ibu arti dari kontrasepsi suntikan adalah

a. cara mencegah kehamilan melalui kb suntik

b. cara mencegah kehamilan melalui suntikan vitamin

c. cara mencegah kehamilan dengan suntikan sehat

d. tidak tahu

2. Metode kontrasepsi suntik merupakan metode yang bagimana

a. rumit b. sederhana

c. membuang waktu

d. tidak tahu

3. Selain aman dan efektif, keuntungan dari KB suntik adalah a. melindungi dari penyakit

b. dapat dipakai oleh wanita pasca persalinan

c. memberikan kekebalan pada tubuh

d. tidak tahu

4. KB suntik merupakan KB yang diberikan melalui

a. mulut

b. pembuluh darah di tangan

c. bokong

d. tidak tahu

5. KB suntik adalah kontrasepsi yang digunakan oleh a. wanita saja

b. pria saja c. pria dan wanita


(2)

6. KB suntik 3 bulan adalah

a. KB suntik yang diberikan setiap 12 minggu b. KB suntik yang diberikan setiap 4 minggu c. KB suntik yang diberikan setiap minggu d. tidak tahu

7. KB suntik 3 bulan merupakan salah satu KB yang berisi a. obat

b. hormon

c. vitamin

d. tidak tahu

8. KB suntik 3 bulan kegunaannya adalah

a. menambah kesuburan

b. memperbanyak ASI

c. menunda kehamilan

d. tidak tahu

9. KB suntik 3 bulan disuntikkan pada saat

a. baru melakukan hubungan seksual

b. setiap saat selama siklus haid c. hamil

d. tidak tahu

10.Berikut ini merupakan syarat untuk dapat dilakukan suntikan KB yaitu a. tidak hamil

b. telah melakukan hubungan seksual c. saat terjadi perdarahan

d. tidak tahu

11.Efektifitas KB suntik 3 bulan dapat berkurang apabila a. suntikan ulang tidak dilakukan sesuai jadwal


(3)

12.Yang akan terjadi apabila ibu telat melakukan penyuntikan ulang adalah a. tidak terjadi apa - apa

b. ibu akan merasa tidak enak badan c. terjadinya kehamilan

d. tidak tahu

13.Berikut ini merupakan keuntungan KB suntik 3 bulan yaitu

a. mempengaruhi hubungan suami istri

b. praktis dan efektif

c. harus menyimpan obat suntik

d. tidak tahu

14.Salah satu keuntungan pemakaian KB suntik 3 bulan jika digunakan oleh wanita

menyusui adalah

a. kontrasepsi ini dapat mengurangi ASI

b. dapat menghambat proses pembentukan ASI

c. tidak mempengaruhi ASI

d. tidak tahu

15.Salah satu kekurangan pada pemakaian KB suntik 3 bulan adalah a. dapat digunakan oleh wanita usia lebih dari 35 tahun

b. adanya gangguan haid

c. efektif

d. tidak tahu

16.Peningkatan berat badan yang terjadi saat pengunaan kontrasepsi suntik merupakan a. keuntungan dari kontrasepsi

b. cara kerja dari kontrasepsi suntik c. kerugian dari kontrasepsi suntik


(4)

17.Selain suntikan tidak dapat dihentikan sewaktu – waktu, kekurangan lain yang terdapat dalam KB suntik 3 bulan adalah

a. ibu harus kembali ke pelayanan kesehatan untuk melakukan penyuntikan ulang b. dapat digunakan oleh ibu menyusui

c. mencegah kehamilan jangka panjang

d. tidak tahu

18.Yang dapat menggunakan KB suntik 3 bulan adalah

a. remaja

b. wanita yang sedang hamil 3 bulan c. telah meiliki anak

d. tidak tahu

19.Yang tidak dapat menggunakan KB suntik 3 bulan adalah a. wanita menyusui

b. setelah melahirkan

c. tidak dapat menerima efek dari kontrasepsi

d. tidak tahu

20.Memiliki riwayat perdarahan yang belum diketahui penyebabnya merupakan ciri –

ciri dari

a. wanita yang tidak dapat menggunakan KB suntik 3 bulan

b. wanita yang dapat menggunakan KB suntik 3 bulan

c. wanita yang tidak dapat memiliki keturunan


(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Selfya Eka Fitri

Tempat/Tanggal lahir : Alur Manis / 5 April 1992

Agama : Islam

Alamat : Jln. Coklat Tanjung Jati Binjai Barat

Riwayat Pendidikan

TK : Tahun 1997-1998, TK Dharma Patra, lulus dan berijazah

SD : Tahun 1998-2004, SD Dharma Patra Rantau, lulus dan

berijazah

SMP : Tahun 2004-2007, SMP Ahmad Yani Binjai, lulus dan

berijazah

SMA : Tahun 2007-2010, SMA Negeri 1 Binjai, lulus dan

berijazah

DIII : Tahun 2010-2013, Akedemi Kebidanan Bakti Inang


Dokumen yang terkait

Cover Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi Suntik DMPA dengan Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang di Puskesmas Sukaramai Tahun 2014

0 0 10

Chapter II Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi Suntik DMPA dengan Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang di Puskesmas Sukaramai Tahun 2014

0 0 8

Reference Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi Suntik DMPA dengan Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang di Puskesmas Sukaramai Tahun 2014

0 1 2

Appendix Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi Suntik DMPA dengan Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang di Puskesmas Sukaramai Tahun 2014

0 0 18

GAMBARAN PEMAKAIAN DAN KEPATUHAN JADWAL PENYUNTIKAN ULANG KONTRASEPSI SUNTIK

0 0 10

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi Suntik DMPA dengan Kenaikan Berat Badan di Puskesmas Kraton Yogyakarta - DIGILIB UNISAY

0 0 9

i HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI DMPA DENGAN TINGKAT KECEMASAN AKSEPTOR DI BPS Y. SRI SUYANTININGSIH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kontrasepsi DMPA dengan Tingkat Kecemasan Akseptor

0 0 13

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI CAMPAK DENGAN KEPATUHAN JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA DI PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Campak dengan Kepatuhan Jadw

0 1 14

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN PENINGKATAN BB PADA AKSEPTOR SUNTIK DMPA DI BPS NUR LIA AMRON BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2009 NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN PENINGKATAN BB PADA AKSEPTOR SUNTIK

0 0 9

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK DMPA DENGAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI GANGGUAN MENSTRUASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMANU TAHUN 2013 - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 10