Perancangan Buku Ensiklopedi Fashion 80'

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan fashion, model busana, rancangan pakaian, gaya kostum dan lain-lain di Indonesia sudah sampai dititik yang mengesankan. Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat perbelanjaan yang menjual/mengiklankan macam macam gaya fashion. Tak ketinggalan juga di sepanjang jalan pun banyak sekali toko toko yang memajang display gaya-gaya fashion yang begitu variatif.

Ini menunjukan betapa masyarakat sekarang ini sudah sangat menyadari akan kebutuhan fashion yang lebih dari sekedar berpakaian, tapi juga bergaya dan trendi. Karena pakaian adalah salah satu mesin komunikasi (Umberto Eco, 1976) atau sarana komunikasi dalam masyarakat, maka masyarakat sadar atau tidak sadar bisa menilai kepribadian seseorang dari apa yang di pakainya. Menurut Desmond Morris, dalam Man watching: A field guide to human behavior (1977): ”pakaian juga menampilkan peran sebagai pajangan budaya ( cultural display )’ , yang di dalamnya membawa suatu pesan dan gaya hidup suatu masyarakat atau komunitas tertentu atau lebih spesifiknya pakaian merupakan ekspresi identitas pribadi.

Perubahan dalam fashion tidak selalu mengenai kebaruan, kadang gaya lama atau fashion yang pernah populer dulu bisa saja muncul lagi dan di terima. Pada artikel di situs sinar harapan dijelaskan bahwa trend fashion memang selalu berkembang, dan perkembangannya itu didasari oleh beragam faktor, salah satunya adalah karena terinspirasi gaya fashion pada masa sebelumnya. Pada tahun 2000-an ini yang banyak dijadikan inspirasi para perancang busana adalah trend fashion tahun 1980-an. Tidak hanya fashion, tapi trend musik pun ikut diangkat kembali sebagai hal yang tak terpisahkan dari fashion-nya. Pada pertengahan 1980-an


(2)

2 hadir musik disko, dengan fashion yang membawa budaya dan gaya hidup komunitasnya.

Menurut Suzanna Wanasuka, anggota APPMI (Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia), menjelaskan dalam artikel di situs Sinar Harapan bahwa ide yang tercipta dari semangat berbusana 1980-an memompa kemudahan seseorang menjadi cantik, serasi dan memiliki daya tarik.

Dalam fashion show , “Amazing sparkling”, di hotel Shangri-la tahun lalu, Ivan Gunawan mengatakan pameran fashion ini banyak terinspirasi dari glamor 80-an. Pada tahun yang sama, dan ditempat yang sama, Suzanna Wanasuka juga menggelar pameran bertema Retro dengan tajuk Chic in one day, dengan Power dress sebagai ikonnya. gejala yang muncul sejak John Molloy menulis buku ”Women Dress For Succes” pada 1975. Membuat kalangan korporat di Amerika Serikat tersentuh, dan kaum perempuan beranjak jadi penuh pertimbangan dalam berpakaian. Segala bentuk penampilannya jadi selaras, jauh dari kesan seadanya.

Dalam fashion, dikenal istilah “The history of fashion repeat it self”, bisa di artikan kalau sejarah fashion itu tentang pengulangan fashion itu sendiri. Pengulangan gaya gaya lama biasa di sebut dengan Retro. Dan hal hal yang di sebutkan diatas bisa jadi gambaran yang jelas mengenai hal ini.

Dalam majalah remaja Aneka yess (No.13.thn 2001) menghadirkan fashion 1980-an sebagai trend fashion. di jelaskan dalam artikelnya: “Gelombang fashion 80 sedang pasang. Terinspirasi Madonna dan Michael jackson, Baju bertumpuk aksesori, kaos kaki dan kaca mata warna warni lengkap dengan Ascot jadi ciri dominan. Aliran new wave dan punk yang memang lahir juga di jaman itu, juga dijadikan inspirasi”.


(3)

3 Hal ini menunjukan betapa besarnya keingintahuan masyarakat mengenai fashion tersebut. Namun, Pada umumnya masyarakat tidak begitu tahu dengan istilah istilah fashion 80-an, seperti bandana, ascot atau jeans hipster yang di sebutkan pada artikel tersebut. Meskipun begitu, mereka kerap menggunakannya. Dan ini bisa menjadi penghambat bagi masyarakat yang tertarik untuk mempelajari ataupun sekedar mengikuti perkembangan fashion 80-an yang pada era 2000-an ini popular kembali. Karena literatur mengenai itu sangat jarang di temukan.

Oleh karena itu berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang di angkat adalah bagaimana memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat mengenai istilah istilah fashion 80-an. Uraian mengenai suatu istilah dan asal usul mengenai suatu istilah.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagi berikut:

1. Besarnya keingintahuan masyarakat mengikuti perkembangan fashion era 80-an yang sekarang di era 2000-an populer kembali.

2. Minimnya informasi dan pengetahuan masyarakat mengenai istilah-istilah fashion 80-an.

1.3 Fokus Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan yang teridentifikasi di atas, maka permasalahan difokuskan kepada :

- Bagaimana memberikan referensi yang menarik dan informatif mengenai istilah fashion 80-an kepada masyarakat.


(4)

4

1.4 Tujuan Perancangan

Maksud dari pembahasan disertai penelitian mengenai istilah fashion 80-an ini adalah, mer80-anc80-ang suatu media informasi berupa buku, y80-ang berisi informasi dan uraian singkat dan jelas mengenai istilah-istilah fashion 80-an, dengan target sasaran untuk masyarakat remaja yang tertarik terhadap fashion 80-an yang sekarang di era 2000-an popular kembali.

Selain itu buku ini juga diharapkan bisa menambah literatur mengenai fashion 80-an di masyarakat.

1.5 Kata Kunci

Sebagai Panduan dalam pencarian data dan penyusunan laporan ini, penulis berpedoman pada kata-kata kunci berikut ini:

1. Perancangan

Perancangan yang jika di terjemahkan ke dalam bahasa inggris adalah designing, yang berarti: “Simulating what we want to make (or do) before we make (or do) it as many times as many be necessary to feel confident in the final result”.

2. Buku

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku adalah lembar kertas berjilid, berisi tulisan atau kosong.

3. Ensiklopedia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku atau serangkaian buku yang berisi uraian tentang berbagai hal dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan . dan di susun menurut abjad.

4. Fashion 80-an

Mengangkat Ciri khas fashion 80-an yang serba klasik, retro atau berupa perpaduan warna warna cerah.


(5)

5

BAB II

TINJAUAN DATA

2.1 Fashion

Berbicara mengenai fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana. Dan berbicara tentang pakaian adalah berbicara mengenai sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita. Seperti yang di kutip oleh Idi Subandi Ibrahim (peneliti media dan kebudayaan pop dalam pengantar buku Malcolm Barnard, fashion dan komunikasi: 2007): Thomas Carlyle mengatakan,”pakaian adalah perlambang jiwa”. Masih menurut Idi: “pakaian tak bisa di pisahkan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia”.

Studi tentang fashion adalah bukan hanya tentang pakaian, tapi juga peran dan makna pakaian dalam tindakan sosial. Dengan kata lain, fashion bisa di metaforakan sebagai kulit sosial. Yang didalamnya membawa pesan dan gaya hidup suatu komunitas tertentu yang adalah suatu bagian dari kehidupan sosial. Di samping itu fashion juga mengekspresikan suatu identitas tertentu.pakaian adalah salah satu dari seluruh rentang penandaan yang paling jelas dari penampilan luar, yang dengannya seseorang menempatkan diri mereka terpisah dari orang lain, yang selanjutnya berkembang menjadi identitas suatu kelompok tertentu.

Karena itu agar tidak rancu, harus dibedakan pengertian tentang fashion dan busana. Dalam Kamus Inggris-Indonesia oleh John M.Echols dan Hassan Shadily mendefinisikan fashion adalah: cara, kebiasaan,basa basi.Mode. Dan Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-tiga (2000), mendefinisikan mode sebagai “ragam (cara,bentuk) terbaru pada suatu waktu tertentu”.

Istilah fashion di serap dari kata bahasa inggris Fashion. Karena itu penting juga untuk menelusuri etimologi kata ini dari negara asalnya.


(6)

6 Malcolm Barnard dalam bukunya Fashion sebagai komunikasi, memulai pengertiannya mengenai fashion dengan mengacu pada Oxford English Dictionary (OED). Menurut Malcolm: “Etimologi kata ini terkait dengan bahasa latin, Factio, yang artinya membuat”. Karena itu, arti asli fashion adalah sesuatu kegiatan yang di lakukan seseorang, tidak seperti dewasa ini yang memaknai fashion sebagai sesuatu yang dikenakan seseorang.

Artian asli fashion pun mengacu pada pengungkapan bahwa butir butir fashion dan pakaian adalah komoditas yang paling di fetish-kan (fetish adalah jimat :KBBI edisi 3), yang diproduksi dan dikonsumsi masyarakat kapitalis. Karena itu fashion dan pakaian merupakan cara yang paling signifikan yang bisa di gunakan dalam mengonstruksi, mengalami dan memahami relasi sosial dewasa ini. OED menyusun daftar Sembilan arti berbeda dari kata fashion. Salah satunya, fashion bisa saja di definisikan sebagai sesuatu seperti bentuk dan jenis tata cara atau cara bertindak tertentu. Polhemus dan Procter menunjukan bahwa “dalam masyarakat kontemporer barat, istilah fashion kerap di gunakan sebagai sinonim dari istilah dandanan, gaya dan busana” (Malcolm Barnard, Fashion sebagai komunikasi).

Penelusuran pada OED, dalam kata busana sebagai kata kerja dirumuskan dalam arti, membusanai diri sendiri dengan “perhatian” pada efeknya. Artinya lebih dari sekedar membusanai diri, tapi juga berdandan dan termasuk juga mengenakan perhiasan. Jadi bisa di katakan meski semua pakaian itu busana (fashion.red) tapi tidak semua dandanan itu fashionable. Begitu pula halnya meski semua busana atau dandanan akan menghadirkan gaya tertentu, tapi tak semua gaya itu akan menjadi fashion. Malcolm Barnard mengatakan bahwa,”ketika suatu gaya berlalu maka bisa dikatakan ketinggalan jaman alias tidak fashion lagi”.


(7)

7 Fashion adalah salah satu cara bagi suatu kelompok untuk mengidentifikasi dan membentuk dirinya sendiri sebagai suatu kelompok. Begitu suatu masyarakat muncul, kemudian masyarakat kapitalis muncul, fashion pun muncul. Dan fashion biasanya mengkomunikasikan atau memiliki kekuatan yang di ketahui secara umum. Dari sini ada beberapa hal yang bisa di pahami. Misalnya orang yang mengenakan potongan rambut cepak, kacamata besar, jeans levi’s, baju polos atau bergaris dan sepatu boot berhak tinggi Doctor Martin menunjukan orang itu adalah anggota skinhead. Kata Malcolm,” dalam hal ini seorang individu awalnya bukanlah skinhead tapi baju baju itulah yang membentuk dirinya sebagai skinhead”.

Menurut Simmel dalam bukunya Fashion, dua kecenderungan sosial yang penting dalam membentuk fashion. Dan bila salah satu kecenderungan itu hilang maka fashion tak akan terbentuk. Kecenderungan yang pertama adalah kebutuhan untuk menyatu dan yang kedua adalah kebutuhan untuk terisolasi. Menurut Simmel: individu haruslah memiliki hasrat untuk menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar, masyarakat dan individu juga harus memiliki hasrat menjadi sesuatu yang terlepas dari bagian itu. Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada saat yang sama, dan fashion serta pakaian merupakan cara bagi hal itu di negosiasikan. Dan saat kebutuhan untuk membedakan dirinya atu kelompoknya dari yang lain lebih besar maka fashion akan berkembang lebih cepat. Kebalikannya, “bila masyarakat kurang lebih stabil maka fashion kurang memungkinkan untuk berubah.

Malcolm barnard mendefinisikan busana baku (busana tradisional) sebagai anti- fashion, dan busana atau pakaian lebih mengacu pada sesuatu yang lebih netral. Sehingga tidak mengherankan bahwa orang yang ingin meningkatkan skala sosialnya akan mengenakan “fashion” sebagai simbol perubahan dan kemajuan.


(8)

8

2.2 Fashion 80-an

Masa 1980-an memang sangat dikenang dalam dunia fashion (Situs sinar harapan) Misalnya, Perempuan pada era ini bisa memilih busana yang sangat kontras satu dengan yang lainnya. Buat para pria, sulit rasanya untuk keluar dari rumah saat itu tanpa menggunakan jaket dan aksesoris yang lengkap. Di tambah sport attitude yang sedang mewabah dan teknologi yang sedang bergerak pesat. Kombinasi antara potongan busana ber-volume dan ketat, terang dan warna warna yang bercahaya, yang menggambarkan penampilan individu itu sendiri, Kostum bagi wanita, bollero, potongan jaket yang pas di badan, waistcoat (rompi) dan celana jeans hipster.

Sementara itu pria umumnya mengenakan kaus oblong, kaus berkerah, kemeja longgar dan jaket, celana panjang cutbray, serta cardigan. Umunya bahan yang di pakai adalah metal, kulit, kulit sintesis, crispy cotton, crispy linen, parasut dan rajut. Pola yang tampak adalah floral, garis garis dan checks (kotak kotak berseling) yang menawan. Pada artikel di situs Koran Tempo dijelaskan bahwa dominasi warna pakaian adalah keemasan, perak, khaki, dan warna terang dengan filosofi: berjiwa muda.

Pada artikel di situs sinar harapan di jelaskan bahwa perkembangan menarik berikutnya hadir pada tren sport attitude, disko di era 1980-an yang mengadopsi gaya street wear. Dan yang paling mencolok di era 1980-an adalah trend power dress. Gejala yang terbentuk sejak John Molloy menulis buku “Woman Dress For Succes” pada tahun 1975. Membuat kalangan korporat di amerika tersentuh dan membuat kaum perempuan bergerak menjadi penuh pertimbangan dalam memilih pakaian. Segala bentuk penampilan jadi selaras, jauh dari kesan seadanya. Era 1980-an juga bisa di bilang sebagai dekade yang keterlaluan, segalanya serba besar dan di lebih-kan. Hingga pemakaian aksesoris dan gaya rambut “Hair Bands” di dekade 1980-an yang


(9)

9 menguatkan karakter fashion di masa itu. Gaya rambut dekade 1980-an saling berbeda dan berkarakteristik. Dari gaya peasant yang penuh eksperimentasi, atau sebelumnya gaya rambut buble cut, kemudian ciri ekstravaganza dalam gaya warna dan pengguntingan yang unik.

Perkembangan fashion yang pesat menggambarkan karakter-karakter yang berbeda yang mewakili zamannya. Begitu juga perkembangan fashion di indonesia yang selalu berubah dari tiap-tiap jamannya. Semuanya mempunyai masa jayanya sendiri, di mana trend tersebut bisa sangat populer dan kemudian di lupakan. Tapi dalam dunia fashion selalu terjadi pengulangan gaya fashion. sejarah dari fashion adalah tentang pengulangan gaya fashion itu sendiri. Apalagi jika pada suatu masa tren yang populer itu mempunyai ciri khas dan karakter yang kuat, kemungkinan untuk di tiru menjadi lebih besar.

Pada artikel di situs Sinar Harapan dijelaskan bahwa seperti yang terjadi sekarang ini di dunia fashion di Indonesia, fenomena pengulangan gaya itu terjadi di Indonesia. Kembali populernya trend 1980-an di Indonesia terlihat dari banyaknya desainer fashion yang terinspirasi dan memunculkan kembli karakter fashion 1980-an tersebut. Di tengah kehidupan masyarakat yang sedang maju dan mengglobal, serta harapan untuk meraih masa depan yang lebih baik. Sama dengan semangat 1980-an di masanya. Menengok gaya hidup masyarakat 1980-an yang cenderung menonjolkan diri, sekaligus menjadikan gagasan baru bagi kalangan perancang busana hingga saat ini. Ide yang tercipta dri semangat busana 1980-an dengan mudah memompa seseorang untuk menjadi cantik, menarik dan berkarakter.

Oleh karena itu masyarakat Indonesia sekarang ini banyak menerapkan kembali gaya 1980-an tersebut, karena masyarakat yang fashionable maupun tidak menganggap trend 1980-an merupakan trend yang mempunyai karakter dan memiliki nilai eksotis yang tinggi. Ini


(10)

10 menandakan gejala trend yang timbula dari inspirasi mode 1980-an begitu akrab di kalangan masyarakat, khususnya di indonesia saat ini.

2.3 Istilah istilah fashion 80-an

Istilah-istilah fashion 80-an berikut di himpun berdasarkan pengamatan dan penelitian mengenai fashion 80-an dari berbagai sumber yaitu, Buku A-Z istilah fashion (Goet poespo), Dresses (Goet poespo), Fashion dan Aksesoris (Harris Carol) dan penelusuran melalui internet.

Applique

Aplikasi yang di buat dari potongan ornamental yang di jahitkan atau di lem pada bahan pakaian. Desain kelopak, daun, bunga, atau motif binatang adalah yang umum di pasangkan pada kain katun, renda dan satin. Aplikasi ini mulai di kenal pada tahun 1950-an, yang terbuat dari bahan flannel yang menghiasi circle skirt (rok melingkar). Kemudian pada tahun 1980-an, desain yang lebih rumit mulai di pakai.

Gambar.2.1.Aplique

(sumber gambar A-Z istilah fashion, Goet Poespo)

Ascot

Ascot sering dikenal dengan istilah cravat atau selendang yang di kenakan pria pada pertengahan abad ke 19, berujung lebar, di pakai di sekeliling leherdan di simpulkan di bawah dagu. Ascot merupakan bagian dari busana formal, biasanya terbuat dari bahan sutrapolos, dan tanpa jumbai di ujung nya. Simpul untuk


(11)

11 Ascot bisa tunggal atau dobel, terkadang di tahan dengan peniti. Sejak tahun 1980, Ascot umumnya di pakai oleh wanita.

Gambar.2.2 Ascot

(sumber gambar A-Z istilah fashion, Goet Poespo)

Babushka

istilah babushka berasal dari bahasa rusia yang berarti nenek. Babushka merupakan sebuah selendang berbentuk segitiga. Biasanya terbuat dari bahan katun. Pada umumnya selendang ini di pakai sebagai penutup atau hisan kepala wanita di seluruh dunia. Pada awalnya babushka berasal dari desa dan menjadi trend mode singkat, yaitu merupakan aksesoris mode folkloric dan peasant pada awal tahun 80-an.

Gambar.2.3..Babushka


(12)

12

Bandana

Kata bandhana kemungkinan berasal dari bahasa hindu-bandhnu, yaitu sebuah metode primitif jumputan (tie-dye). Nama ini di pakai untuk saputangan lebar warna cerah yang di buat dengan proses ini. Di amerika barat, bandanna biasanya di pakai oleh para koboi, biasanya terbuat dari selembar bahan yang di celup dalam satu warna, dan di pakai di sekitar leher atau sebagai penutup mulut dan hidung untuk melindungi dari debu atau menutup identitas diri.

Gambar.2.4..Bandana (Dokumentasi pribadi)

Bandeau

Biasa di lafalkan dengan bando,memiliki beberapa arti:

1. Dari bahasa prancis yang berarti sehelai pita. Pada abad ke-20, istilah ini di gunakan untuk menyebut sepotong ban yang di pakai di sekitar dahi untuk di pakai menahan rambut terjurai ke mata sewaktu berolah raga. Tipe bando ini popular oleh petenis Suzanne Lenglen pada tahun 1920. Pada tahun 1960 bando kembali di populerkan oleh kaum hippies dan pada awal 80-an oleh pemain tennis John Mc Enroe.

2. Sepotong bahan biasanya berelastik, di pasangkan sebagi penutup dada dan di pasangkan dengan celana renang bikini. Gaun model bandeau adalah gaun dengan ban melingkar melintang dada.(Kamus Besar Bahasa Indonesia).


(13)

13 Gambar.2.5. Bandeau

(sumber gambar A-Z istilah fashion, Goet Poespo)

Basque

Merupakan tambahan rok pendek yang di jahitkan pada bagian badan atas (bodice) sebuah busana ataupun jas. Baque bisa di lipit , di kerut, atau di potong melingkar dan di sambungkan pada kelim badan atas. Pada abad ke 20 juga di kenal dengan nama peplum.

Gambar.2.6. Basque


(14)

14

Beaver

Bulu berwarna coklat muda yang berasal dari rodent air (binatang pengerat). Beaver, atau berang berang, dahulu sering di temukan di sepanjang eropa, namun sekarang lebih banyak berada di Canada dan amerika. Bulunya tebal, lembut hangat dan kuat. Mantel beaver menjadi fashionable selama abad ke 19. Pada abad ke 20 lebih di anggap sebagai pakaian bulu yang praktis dari pada mewah.

Bell bottoms

Secara tradisonal, bell bottoms berarti celana panjang pelaut yang bagian bawahnya (dari lutut sampai matakak ) berbentuk lonceng. di tahun 1960, muncul satu versi dari bell bottoms dengan bahan melekat ketat pada paha dan melebar keluar dari lutut yang popular di kalangan pria maupun wanita. Hipster pants (celana potongan pinggang turun ke pinggul) dari periode yang sama memiliki mode serupa.

Di beberapa tempat di Indonesia bell bottoms pants di sebut sebagai celana cutbray.

Gambar.2.7. Band white shoes n the couple company mengenakan celana bell bottoms.


(15)

15 • Big shirt

Kemeja berukuran besar untuk wanita yang biasanya di potong dengan bentuk model kemeja pria. Kemeja ini telah popular sejak tahun 1950-an dan menjadi terkenal dengan nama big shirt pada tahun 1980-an, dan di pakai juga sebagai pakaian pagi maupun malam hari, selain sebagai baju santai (Wikipedia).

Gambar.2.8. Big shirt (sumber: dokumentasi pribadi)

Bolero

Berupa jaket terbuka tanpa lengan, panjang hampir mencapai pinggang, berasal dari spanyol. Pada awal abad ke-20 bolero di pakai dengan blouse berleher tinggi dengan kerut jumbai serta rok menjela. Selama tahun 1970-an , bolero hidup lagi dan di pakai bersamaan baik dengan rok maupun celana panjang. Untuk pakaian malam, bolero dari beludru (velvet) hitam sangat popular . bolero untuk pakaian siang hari telah di buat dari berbagai macam bahan, termasuk aneka katun, brocade, felt, denim, dan kulit, beberapa versi di hias dengan bis renda anyaman.


(16)

16 Gambar.2.9. Bollero

(sumber: Dairysale.com)

Boots

Pada abad ke 19, wanita memakai sepatu boots dengan pakaian sehari hari, baik musimpanas maupun dingin. Sepatu ini biasanya bertumit rendah, terbuat dari kulit atau bahan yang lebih berkelas, dan bertali dan berkancing sampai bagian bawah betis. Pada pertengahan abad ke-20, boots menjadi hal pokok yang di pakai pada masa perang dan cuaca buruk.

Fashion boots yang timbul selama tahun 1960-an di rancang murni untuk menarik perhatian. Modelnya di buat dengan segala ukuran panjang: mulai dari sepanjang mata kaki sampai yang lebih tinggi ke atas paha . bahan boots dapat berupa plastic, vinyl atau kulit (Wikipedia).

Pada tahun 1980-an, fashion boots popular dengan barisan warna warninya.


(17)

17 Gambar.2.10. Boots warna warni khas fashion 1980-an.

(sumber: www.stockimage.com)

Bubble cut

Tatanan rambut pendek dan keriting, biasanya keriting permanen. Di namai buble cut karena keritingnya menyerupai gelembung. Potongan rambut ini popular pada tahun 70 sampai 80-an. Icon nya adalah Madonna (Wikipedia Indonesia).

Gambar.2.11. Model rambut buble cut (sumber: www.Indolawas.com) • Bustier

Di baca bastiye, bustier merupakan bagian dari pakaian dalam terkenal karena variasi bentuknya sejak awal abad ke-19, sebagai busana berpinggang ramping yang terinspirasi dari sebuah bra


(18)

18 dan kamisol, yang membungkus tulang iga dan pinggul. Tali pundaknya terletak terpisah jauh untuk memungkinkan bustier di pakai dengan beteau necklines (garis leher lunas perahu). Bustier popular pada tahun 1950-an, kemudian hidup kembali pada tahun 1980-an sebagai bahan bahan eksotis dan di gunakan sebagai pakaian luar di malam hari. Di Indonesia bustier juga di gunakan sebagai istilah pengganti kemben dalam kebaya.

Camicknickers

Bagian dari sebuah pakaian dalam yang mengkombinasikan sebuah camisole dengan sepasang knickers (celana sebatas lutut) yang biasanya memiliki kancing di antara kedua kaki. Pada pergantian abad, banyak muncul variasi camicknickers , beberapa kancing penutup di bagian samping atau depan celana, beberapa versi berukuran longgar dan tidak berpenutup, tetapi pada sekeliling pinggang di kencangkan dengan tali atau elastic. Atasannya biasanya bertali pundak tipis, biasanya terbuat dari pita, dan memliki trim renda atau border. Panjang knickers bervariasi, mulai dari atas paha sampai lutut. Selama bertahun tahun, camicknickers telah di adaptasikan sesuai dengan berbagai macam busana (A-Z istilah fashion, Goet poespo)..

Pada tahun 1920-an dan 1930-an, muncul busana busana berpotongan ramping yang memerlukan pakaian dalam yang ringan dan tidak menonjol. Pada saat yang bersamaan, ada camicknickers yang di kenal dengan nama step-ins, yang juga merupakan petunjuk untuk mengenakannya, yaitu melangkah dari atas (Majalah Estetica).


(19)

19 Pada tahun 1980-an, camicknickers adalah celana yang ringkas dan sangat pendek. Camicknickers pada awalnya di buat dari bahan katun,lawn satin dan sutra.

Gambar.2.12. Camicknickers

(sumber gambar A-Z istilah fashion, Goet Poespo)

camisole

bagian dari pakaian dalam yang di perkenalkan pada awal abad ke-19, terinspirasi dari bdhice atau chemise yang longgar tanpa lengan. Orisinalnya chamisole di gunakan di antara corset dan gaun sebagai lapisan pelindung, juga membungkus dari bagian dada sampai pinggang dan tali tipis. Pada awal abad tersebut , ketika banyak wanita mulai meninggalkan korset , camisole yang mereka pilih. Camisole awal nya terbuat dari katun atau lawn, dengan versi yang lebih elegan dan di beri trim berupa renda.


(20)

20 Gambar.2.13. Camisole

(sumber gambar A-Z istilah fashion, Goet Poespo)

Cap sleeve

Model lengan baju berbentuk segitiga kecil yang terletak di atas pundak, ada yang berupa lengan kaku maupun jatuh di atas lengan. Model ini hanya menutupi sedikit bagian lengan atas. Model ini hanya menutup sedikit bagian lengan atas. Model lengan ini di gunakan untuk gaun dan blus sepanjang abad ke 20, cap sleeve umumnya popular pada pakaian musim panas(Wikipedia Indonesia).

Gambar.2.14. Cav sleeve pada kaus (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi)


(21)

21

Chemise

Chemise merupakan salah satu busana yang paling sederhana dan telah terus bertambahnya modelnya selama ribuan tahun.

Flounce

Sepotong bahan panjang yang berkerut dan di jahit pada kelim pakaian, biasanya rok. Flounce dapat di buat dari bahan yang samadengan pakaiannya, atau dari bahan lain/ flounce telah menghias berbagai gaun dan rok , khususnya untuk pakaian malam di tahun 1980.

Gambar.2.15. Rok dengan kerutan flounce (sumber Dokumentasi pribadi)

Glouves

Semenjak awal, sarung tangan (gloves) telah di buat dari bahan yang lemas untuk bisa mengikuti bentuk. Gloves menjadi fashionable pada akhir tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an. Di Indonesia, sarung tangan popular sebagai pelengkap busana pengantin ala barat.


(22)

22 • Hipster

Model rok (skirt) atau celana yang pertama di perkenalkan pada tahun 1980-an. Hipster di potong rendah (bawah perut) yang pas dan nyaman di sekitar pinggul yang biasanya memakai ikat pinggang besar dan lebar untuk menahan tetap pada tempatnya. Tahun 2000-an, gaya hipster mulai di pakai untuk celana berbahan jeans.

Gambar.2.16. Jeans hipster (sumber gambar : Dokumentasi pribadi)

Horseshoe collar

Kerah dengan bentuk huruf U dalam menyerupai ladam kuda, yang muncul pada blus dan setelan jas (suit) dari awal tahun 1950-an.

Gambar.2.17. Kerah horshoe collar (sumber gambar: Fashion dan aksesoris)


(23)

23 • Inverted pleats

Lipit yang di bentuk dengan membentuk dua lipatan kea rah garis tengah, kemudian di setrika. Bila di buat dari bagian belakang, lipit yang berlawnan (inverted) ini akan terlihat seperti box pleats.

Gambar.2.18. Inverted pleats

(sumber gambar A-Z istilah fashion, Goet Poespo)

Leggings

Celana yang ketat dan memanjang dari pinggang sampai lutut atau ujung kaki. Seringkali terdapat penahan di bawah telapak. Leggings atau pembungkus kaki telah di pakai sejak abad pertengahan sebagai perlindungan terhadap dingin. Pada pertengahan abad ke-19 sampai awal abad ke 20 di pakai oleh anak anak dan gadis remaja, dan pada tahun 1980-an menjadi tren di London, inggris.


(24)

24 Gambar.2.19.Legings

(sumber gambar: Dokumentasi pribadi)

Mini skirt

Rok yang panjangnya berakhir di antara pertengahan paha hingga tepat di atas lutut, popular di tahun 1962 sampai 1970. Tahun 1980-an pun sempat di rambahnya. Di anggap gaya yang berani pada awal pengenalannya, kemudian di adopsi secara umum oleh para wanita muda.

Paste

Susunan dari potash (kalium karbonat) glass (kaca) hasil oksidasi timah putih untuk membuat batu permata imitasi. Di buat dan di kembangkan pada abad ke-15 di italia, paste menjadi popular untuk desain permata dan di buat pada abad ke -18. Paste popular sampai tahun 1950-an. Hidup kembali pada tahun 1980-an dan di buat menjadi setting (setelan) yang teliti dan rapih.

Princess line

Gaun bergaris pas ramping, yang di peroleh dengan membuat sebuah busana tanpa jahitan garis pinggang. Style popular dari


(25)

25 pertengahan abad ke-19, garis princess pas ketat di atas crinoline dan bustle.

Princess line popular selama tahun 1950-an, dengan panjang variatif. Princess line seringkali di rancang dengan bukaan kancing depan. Juga di kenal sebagai bagian furreau style. Di Indonesia princess line juga popular sekitar tahun 1980-an.

Gambar.2.20. Gaun Princess line (sumber gambar: Dokumentasi pribadi)

Punk

Model busana yang muncul pertama kali di London, inggris selama pertengahan tahun 1970-an, di antara para pelajar, pengangguran dan remaja. Gaya punk juga popular sebagai sebutan untuk untuk dandanan rambut untuk pria dan wanita. Yang termasuk potongan cropped, seringkali di potong bergaris garis, atau rambut lebih panjang, diberi lem dengan ujung runcing serta di warnai.rantai tantai di pakai untuk menali longgar satu kaki dengan kaki lainnya atau di kalungkan di leher. T-shirt di sablon dengan slogan slogan. Aksesoris lainnya yang popular adalah rompi tali dan gelang baja.peniti di pakai untuk menunjang pakaian atau pada tindikan. Banyak ide ide pakaian punk menemukan jalannya sendiri, dalam


(26)

26 ragam yang lebih bersih untuk fashion busana siap pakai dari tahun 1980-an.

Gambar.2.21. Band Rancid (Sumber gambar: www.punkrockvid.com)

Raincoat

Warisan dari trenchcoat pada akhir abad ke-19, raincoat (jas hujan) di kembangkan sebagai pakaian yang tahan air (waterproof) pada abad ke 20. Dan di pakai baik umtuk pria maupun wanita. Versi raincoat model military di lengkapi dengan epaulet dan memakai yoke dobel pada pundaknya, kerah di balikan ke atas serta ikat pinggang longgar, gaya ini bertahan sampai tahun 1980.

Gambar.2.22. raincoat (Sumber: Dokumentasi pribadi)


(27)

27 • Sarung ( sarong)

sehelai bahan, biasanya berukuran panjang kira kira 2,5 m sampai 3 m yang di lilitkan sekitar badan dan di talikan pada pinggang atau di atas dada. Di dunia internasional, sarung di pakai sebagai pakaian tradisional wanita bali dan Tahiti. Sarung menjadi popular pada tahun 1980-an ketika dasar lilitan dan bentuk yang di simpulkan di adaptasikan untuk mode musim panas.

Gambar.2.23. sarung

(sumber gambar A-Z istilah fashion, Goet Poespo)

Shoulder pads

Pengganjal pundak (pads) dengan tiga sisi Di jahitkan dan pundak-pundak gaun, jas (jaket), blus dan mantel untuk memberikan penampilan pundak yang bidang. Pemakaian ganjal pundak di awal tahun 1930-an menjadi mode, yang di lanjutkan pada tahun 1940-an. Secara singkat hidup kembali di tahun 1970-an, serta di pakai secara luas pada awal tahun 1980-an.


(28)

28 Gambar.2.24. Shoulder pads

(sumber gambar A-Z istilah fashion, Goet Poespo) • Ski pants

Sampai sekitar tahun 1918, wanita telah memakai rok panjang untuk meluncur dengan ski. Pada tahun 1920-an, plush four menjadi fashionable. Setelah perang dunia II, ketika wanita menjadi biasa memakai celana, ski pants pun di pakai. Pada tahun 1952 ski pants dari bahan nilon campuran stretch (bahan elastic) di perkenalkan. Ski pants bentuknya di adaptasi pada tahun 1950-an sebagai model cel1950-ana casual d1950-an popular lagi pada awal tahun 1980-an.

Gambar.2.25.Ski pants (Sumber: Dokumentasi pribadi) • Stirrup pants

Di kenal sebagai fuseau di prancis, celana ini serupa ski pants, meramping menuju mata kaki dan mempunyai sebuah ban,


(29)

29 seringkali berelastik pada sekitar pergelangan kaki dan di bawah telapak kaki. Strrup pants pertama kali menjadi popular pada tahun 1950-an, ketika itu di pakai bersamaan dengan sweater baggy yang besar, longgar. Menjadi fashionable lagi pada pertengahan tahun 1980-an, di buat dari bahan rajutan ringan.

Gambar.2.26. Stirrup pants

(sumber gambar A-Z istilah fashion, Goet Poespo)

Stockings

Penutup kaki dan telapaknya yang pas dan ketat, sampai awal tahun 1600-an, di buat dari rajut tangan dari sutra, katun atau wool. Selama tahun 1600-an, stocking umumnya di rajut dengan mesin. Pada tahun 1980-an. Stockings kembali popular dan mendapat perhatian yang sangat besar dalam mode pakaian untuk kaki. Sangat modis memakai stocking berwarna warni dengan motif check, desain gambaran tangan dan motif binatang.


(30)

30 Gambar.2.27 Stockings

(sumber: Dokumentasi pribadi)

Tartan

Kain wol tenunan rapat yang berasal dari pakaian sli orang skotlandia, di mana pola kotak kotak yang berbeda dipergunakan untuk identitas golongan. Bahannya berupa ban melintang dengan garis garis berwarna yang menciptakan bermacam macam lebar kotaknya. Setelah PD II , tartan kilt dan rok menjadi popular. Pada tahun 1980-an, celana tartan di perkenalkan oleh para desainer untuk koleksi musim dingin.

Gambar.2.38 Motif Tartan (sumber: Dokumentasi pribadi)


(31)

31

Tuxedo

Orisinil nya adalah sebuah dinner jacket semi formal dengan kelepak kerah (lapels) dari sutra yang di potong secara berlebihan dari kain hitam atau biru tua . namanya di ambil dari tuxedo club yang ekslusif. Dinner jacket untuk wanita hidup dan menjadi mode pada akhir 1980-an.

Gambar.2.29 David (Naif) mengenakan Tuxedo (sumber: www.indomp3.com)

Unisex

Pakaian yang di rancang untuk bisa di gunakan baik pria maupun wanita, popular pada tahun 1960-an dan 1970-an. Busana unisex termasuk celana, jacket, rompi, kemeja. Unisex look, timbul karena pria mengambil motif bunga dan wanita mengadopsi pakaian pria. Walaupun pada waktu itu hanya merupakan cerita, idenya telah di terima dalam fashion sejak awal tahun 1980-an.


(32)

32 Gambar.2.30 Busana Unisex

(sumber gambar: www.5thavenue.com)

V-look/ V-shape

Model gaun terusan membentuk siluet huruf V besar pada tubuh, yang terdiri atas pundak yang besar dengan bagian atas di luar ukuran (oversized), menyempit turun menuju kelim bawah.V-look mulai di perkenalkan pada tahun 1983.

Gambar.2.31 Gaun V-look


(33)

33 • Waistcoat

Waistcoat (rompi) adalah pakaian pria sebatas pinggang dan tanpa lengan yang di kenakan di bawah jas-diatas kemeja. Pada tahun 1960-an, sebagai bagian dari ledakan mode secara umum, wanita seringkali memakai vest (rompi) yang langsung di pinjam dari lemari pria, yang paling di sukai adalah yang bermotif garis. Selama tahun 1980-an, waistcoat di buat dari bermacam bahan yang berbeda, di serap sebagai bagian lain dari busana wanita.

Gambar.2.32 Waistcoat (sumber: Dokumentasi pribadi)

2.4 Perancangan Buku

2.4.1 Sejarah dan perkembangan buku

Buku adalah lembaran kertas empat persegi yang salah satunya di jilid bersama, berisi tulisan atau gambar, bagian depan dan belakang lembar-lembar kertas ini di lindungi oleh sampul yang terbuat dari bahan yang lebih tahan terhadap gesekan dan kelembaban (Ensiklopedi nasional Indonesia 517). Setiap sisi dari lembaran kertas tersebut di sebut halaman. Seiring dengan perkembangan dalam dunia informatika, kini di kenal pula istilah e-book atau buku elektronik.

Dilihat dari fungsinya, buku bisa di sebut sebagai alat komunikasi tulisan yang di rakit dalam satu kesatuan atau lebih, agar pemaparannya lebih


(34)

34 tersistem, isi dan perangklatnya lebih lestari. Segi pelestarian inilah yang membuat buku berbeda dari benda komunikasi tulisan lainnya seperti majalah atau Koran.

Tradisi lisan cenderung hilang karena terbatasnya ingatan manusia. Untuk menghindari kemungkinan ini manusia mulai menuliskannya dalam batu, pohon, gua dan lain-lain. Peradaban mesir kuno menyumbangkan gulungan papyrus sebagai media tulis-menulis. Dari kata papyrus itulah muncul kata paper (kertas) dalam bahasa inggris.

Penyempurnaan bentuk buku terus-menerus berkembang hingga abad ke-19 di temukan teknik mekanisasi. Pencetakan buku pun berubah menjadi produksi secara missal. Pada awal abad ini pula ditemukan teknik penjilidan dengan cara di jahit.

Penemuan penting lainnya adalah di temukannya teknik pencetakan offset pada abad ke-20. Penemuan komputer, peranti lunak, dan persetakan laser membuat waktu produksi sebuah buku semakin cepat (Ensiklopedi nasional Indonesia, 521).

Buku merupakan kebanggaan penerbit, bukan hanya karena isinya tapi juga penampilannya. Komposisi merupakan tahap pertama dalam pembuatan buku, dan terdiri dari tiga langkah. Yang pertama adalah tata huruf (type setting), rias halaman (make up) dan yang ketiga adalah membuat cetak coba (proof) untuk mengoreksi kesalahan. Meskipun peranti elektronik telah meningkatkan kecepatan dan efisiensi, namun hanya terdapat empat cara saja untuk mengubah naskah menjadi bentuk yang dapat di cetak, yakni: menyusun cetakan logam dengan tangan, dengan mesin (mekanis), komposisi mesin ketik dan fotografi.

komputer dan pita magnetik digunakan untuk melengkapi keempat metode ini. Setelah cetakan selesai di pasang, unsur-unsur pada setiap halaman di rakit agar dapat saling berhubungan dan serasi. Untuk cetak coba (proof) biasanya di lakukan di atas lembaran gulungan yang belum di potong. Tipografi adalah seni untuk menata huruf di percetakan. Ada dua hal penting yang harus di perhatikan oleh perancang, kualitas cetak huruf, dan keterbacaan. Suatu buku yang sarat dengan catatan kaki tidak


(35)

35 nyaman di baca, meskipun catatan kaki itu dapat di baca dengan jelas. Perancang harus dapat menjaga keseimbangan antara semua factor yang dapat mempengaruhi kenyamanan baca (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 519).

Perancang buku harus mengetahui teknik apa yang akan di gunakan dalam percetakan. Percetakan adalah teknik industry yang akan memproduksi buku secara massal, terutama dengan tinta di atas kertas menggunakan mesin cetak. Banyak buku dan Koran sekarang ini di cetak menggunakan mesin offset. Biasanya imaji yang akan di cetak di lukiskan terlebih dahulu ke atas pelat menggunakan lasser. Kemudian pelat ini akan di oleh dengan mesin cetak menjadi pola penintaan. Warna warna dapat di capai dengan menimpaka beberapa pelat pada kertas.

Teknik percetakan lainnya adalah cetak relief, sablon, rotogravure dan percetakan berbasis digital seperti: pita jarum, inkjet dan laser. Di kenal pula teknik cetak polly, untuk memberikan kesan emas dan perak pada kertas, dan emboss untuk memberikan tekstur. Percetakan adalah proses untuk memproduksi secara missal tulisan dan gambar.

Pertama kali metode cetak diperkenalkan oleh Johannes Guttenberg dengan inspirasi uang logam yang digesekan dengan arang ke atas kertas. Relief uang logam menimbulkan inspirasi untuk membuat pola dengan beberapa ukuran tinggi, sehingga teknik cetak ini disebut juga teknik cetak tinggi.

2.4.1.1 Jenis-jenis buku

Dilihat dari jenisnya buku dapat di kelompokan sebagai berikut: - Buku pelajaran

Mencakup buku ajar di sekolah dasar hingga fakultas pasca sarjana. Baik umum maupun kejuruan atau kursus.

- Buku Umum


(36)

36 - Buku rujukan

Adalah berbagai kamus dan ensiklopedia, termasuk buku pegangan.

2.4.2 Tinjauan gambar dalam Sebuah buku

Gambar dalam sebuah buku bisa membantu penegasan pokok pembahasan selain sebagai dekorasi. Gambar ini bisa berupa ilustrasi ataupun fotografi.

Kata fotografi berasal dari kata foto yang berarti cahaya dan grafi yang berarti melukis. Karena itu dalam fotografi kehadiran cahaya adalah mutlak.

Dalam seni rupa fotografi adalam pembuatan lukisan menggunakan cahaya. Secara umum fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang terkena cahaya. Alat penangkap cahaya ini di sebut kamera.

Foto bersifat ilustratif ketika foto berisi suatu pesan. Ketepatan, atau ketajaman foto belumlah cukup untuk membuat foto mampu menjadi ilustrasi sebuah pesan. Isi menjadi bagian penting. Isi dapat berupa kesan atau pesan sehingga bisa menggerakan hati atau mengajak (persuasi) 2.4.3 Tinjauan unsur komposisi/ layout

Layout adalah proses menyususn bagian dan lain sebagainya menurut

suatu aturan atau pola. Layout dalam desain menyangkut penempatan teks dan gambar di dalam sebuah desain, meliputi bagaimana elemen-elemen tersebut di letakan dan diatur, baik dari hubungan elemen-elemen-elemen-elemen itu satu sama lain, maupun keseluruhan dalam desain. Ada tiga kriteria dasar dalam sebuah layout yang baik agar dapat membuat sebuah layout menonjol dari sekelilingnya untuk menjalankan perannya sebagai penarik perhatian (Siebert,Ballard,1). Yaitu:


(37)

37 - Pengaturan berhasil

- Terorganisir

- Mampu menarik khalayak

Dalam menciptakan sebuah layout yang baik, sering di perlukan garis maya yang biasa di kenal dengan grid. Grid merupakan alat bantu dalam menata typografi atau gambar. Dan digunakan dalam semua aspek desain, terutama pada bagian editorial dan isi. Grid membagi bidang kerja ke dalam beberapa unit yang memberikan gambaran struktur dimana elemen desain di tempatkan. Dalam hal ini grid digunakan untuk membantu menyatukan semua elemen desain (Dabner: 100).

Layout adalah mengenai komposisi, komposisi berkaitan dengan

bagaimana kita akan meletakan segala elemen desain. Pada dasarnya

layout dibedakan menjadi dua macam gaya dasar, simetris dan

asimetris.secara umum layout simetris diasosiasikan dengan gaya desain tradisional, dimana gaya desain di pusatkan dalam satu titik suatu halaman dalam bidang kerja. Layout asimetris mulai digunakan pada awal 1930 oleh desainer dari sekolah Bauhaus. Dan berkembang seiring jenis huruf sans sheriff. Sekarang ini layout asimetris sering dipadukan dengan

layout simetris.

2.4.4 Tinjauan tipografi

Tipografi adalah suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dalam penyebarannya pada ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.

Sejarah perkembangan tipografi dimulai dengan sejarah penggunaan

pictograph. Bentuk bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa

Viking Norwegian. Di mesir berkembang jenis huruf Hieratia, yang

terkenal dengan nama hieroglif. Bentuk ini merupakan awal dari bentuk

demotia, yang mulai di tulis dengan menggunakan pena khusus. Bentuk

tipografi tersebut akhirnya berkembang sampai di Kreta lalu menjalar ke Yunani dan akhirnya menyebar ke seluruh Eropa.


(38)

38 Saat ini tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan hingga fase komputerisasi. Fase ini membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan pilihan huruf yang sangat banyak.

Jenis huruf secara garis besar dapat digolongkan menjadi:

- Roman, dengan cirri memiliki sirip/sheriff yang berbentuk lancip pada

ujungnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminism.

- Egyptian, dengan cirri kaki/sheriff berbentuk persegi seperti papan

dengan ketebalan yang sama atau hamper sama. Kesan yang di tampilkan adalah kokoh, kuat dan stabil.

- Sans sheriff, dengan cirri tanpa sirip/sheriff, dan memiliki ketebalan

huruf yang sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern,kontemporer dan efisien.

2.5 Target khalayak

Masyarakat remaja yang mengikuti perkembangan fashion dan tertarik mempelajari fashion 80-an yang sekarang di era 2000-an popular kembali. Berikut adalah penjabaran dari target khalayak:

Demografis

Usia : 17-21 thn

Pekerjaan : Pelajar, umum Pendidikan : SMA-universitas

Status sosial ekonomi : Kalangan atas, menengah Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan


(39)

39 • Psikografis

Masyarakat remaja yang tertarik dengan perkembangan fashion, khususnya yang tertarik dengan fashion 80-an, yang pada era 2000-an ini popular kembali.

Geografis

Tinggal di daerah perkotaan, sehingga mudah menemukan hal hal yang berhubungan dengan fashion, seperti mall, factory outlet dll.


(40)

40

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Strategi Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media.

Media yang akan di Komunikasikan kepada masyarakat remaja setidak nya harus menarik, komunikatif, simpel dan menginformasikan. masalahnya kebanyakan remaja pada saat ini menghabiskan waktu untuk beraktivitas hal lain yang lebih menarik perhatian mereka, di bandingkan dengan diam sesaat untuk mempelajari buku dan membacanya. Maka dari itu harus di buat sebuah media komunikasi yang mampu menarik para remaja, tapi juga berisi uraian yang lengkap mengenai permasalahan.

Maka dari itu solusi dari permasalahan ini adalah dengan merancang sebuah buku Ensiklopedi Fashion 80-an, yang materinya berisi istilah istilah fashion 80-an yang di rancang menarik dan berisi uraian lengkap mengenai istilah istilah fashion 80-an tersebut.

3.1.2 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi dalam perancangan media informasi mengenai istilah-istilah fashion 1980-an utamanya untuk menyampaikan informasi tentang pengertian dari istilah-istilah fashion era 80-an yang sekarang, di era 2000-an popular kembali.


(41)

41 Tercapainya tujuan komunikasi yang efektif dari pesan yang disampaikan baik berupa tulisan maupun visual adalah agar target audience dapat menerima dan mengerti pesan yang disampaikan.

3.1.3 Pesan Utama

Perancangan buku Ensiklopedi fashion 80-an ini adalah untuk memberikan informasi yang lengkap dan referensi mengenai istilah istilah fashion 80-an.

3.1.4 Strategi Kreatif

Tampilan yang menarik,simpel dan kreatif pada pembuatan atau perancangan media informasi dapat menambah nilai ketertarikan atau interest pada masyarakat sebagai konsumen. Hal tersebut menjadi suatu keharusan untuk menambahkan segi kreatif yang akan di aplikasikan ke media dan di sajikan kepada masyarakat. strategi kreatif yang di ambil salah satu nya adalah dengan memasukan unsur visual untuk mengilustrasikan suatu visual. Pemilihan media visual adalah dengan media fotografi, dan diambil dari pustaka yang bisa di pertanggung jawabkan. Dan untuk ilustrasi pendukung diambil dari situs-situs fashion 80-an di internet.

3.1.5 Strategi Media

Media yang di gunakan dalam merancang suatu pembahasan mengenai istilah-istilah fashion 80-an ini adalah berupa buku Ensiklopedia. Ensiklopedia adalah Buku atau serangkaian buku yang berisi uraian tentang berbagai hal dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, dan di susun menurut abjad (KBBI). pengaplikasikan ke dalam bentuk visual buku adalah agar media ini dapat di jadikan sumber ilmu pengetahuan yang bertahan lama.


(42)

42

3.1.6 Pemilihan Media

Didasarkan pada permasalahan yang dihadapi, maka dalam pemilihan suatu media diharapkan dapat menjadi solusi dan menjawab permasalahan.

Media dipilih untuk menyampaikan pesan kepada target secara informatif agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan mudah.maka pemilihan media informasi ini haruslah efektif, efisien dan tepat sasaran. Buku di pilih sebagai media utama, Media ini dipilih karena penyebaranya yang sangat meluas, meskipun hanya buku informasi sederhana,tetapi buku ini berisi uraian yang lengkap mengenai permasalahan.

3.2 Konsep visual

Konsep visual pada perancangan media informasi ini secara visual mengunakan campuran objek antara fotografi dengan ilustrasi. Dengan gaya visual yang elegant dan warna-warna yang menarik tapi sederhana dengan tujuan Remaja bisa lebih tertarik dan mengerti akan istilah istilah fashion 80-an.

3.2.1 Format desain

Format yang di pakai dalam media informasi ini adalah berupa buku persegi empat sama sisi, bentuk ini terisnspirasi dari cover CD audio yang inovatif di tahun 80-an. Selain itu bentuk seperti ini akan tampak lebih menarik bila di simpan dalam rak toko buku serta mempunyai (USP) unique selling point dari pada buku lain yang hanya memakai bentuk yang seperti biasanya.


(43)

43

3.2.2 Ilustrasi

Alasan mengapa memakai ilustrasi adalah karena Remaja pada saat ini sangat kurang sekali daya interest nya terhadap membaca. Sehingga bila di tambahkan sedikit unsur ilustrasi dalam beberapa hal akan membuat buku ini lebih menarik.

Gambar 3.1 Contoh ilustrasi yang di ambil dari pustaka 3.2.3 Fotografi

Fotografi di pakai untuk memberikan visual yang lebih nyata. Foto diambil menggunakan kamera digital SLR.


(44)

44

3.2.4 Visual pendukung

Visual visual dari internet akan di gunakan sebagai pendukung untuk memperkuat penjelasan.

Gambar 3.3 Contoh visual pendukung yang di ambil dari internet 3.2.5 Layout/ tata letak

Perancangan tata letak atau layout yang di tampilkan berupa gabungan dari suatu informasi, fotografi, ilustrasi, tampilan menjadikan buku informasi menjadi lebih menarik dengan elemen visual yang ada. Semua elemen ini disusun sedemikian rupa sehingga akan menghasikan suatu kesatuan komposisi yang baik dan nyaman di lihat. Lay out yang di pakai dalam media ini adalah disesuaikan dengan kebutuhan dari suatu bahasan.


(45)

45

Gambar 3.4.Contoh layout

3.2.6 Studi Warna

Warna merupakan unsur visual yang dapat mempengaruhi orang melihatnya serta menambahkan kesan terhadap desain yang di pakai. Studi warna dengan cara meneliti karya-karya desain khas 80-an. Sehingga bisa di simpulkan warna yang khas 80-an, yang berkesan klasik dan retro adalah sebagai berikut:


(46)

46

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI

4.1 Perancangan Buku Ensiklopedi Fashion 80’

Media perancangan buku Ensiklopedi Fashion 80’ ini adalah melalui beberapa tahapan proses, yaitu tahapan sketsa dan format desain. Teknik pembuatan cover, pewarnaan background dan efek-efek lainnya serta penempatan-penempatan headline, sub headline, body text, serta tata letak menggunakan komputer dengan software antara lain : Adobe Photoshop CS3, yang kemudian desainnya dicetak dengan menggunakan digital printing.

4.1.1 Teknis Produksi Cover

Gambar 4.1 Cover

ukuran : 20x20 cm

Material : hard cover (Art paper), isi (Art paper) Teknis produksi : digital printing


(47)

47 Elemen visual pada cover adalah sebagai berikut:

Gambar. 4.2. Elemen tipografi pada cover

Elemen visual pada cover dibuat langsung menggunakan Software Adobe Photoshop. Elemen pertama adalah tipografi, tipografi menggunakan huruf Lucida sans Unicode, karena huruf ini selain berkesan klasik, tapi juga dibuat pada tahun 80-an oleh Lucida.

Gambar. 4.3. Elemen visual pada cover

Elemen kedua dalam cover adalah illustrasi tubuh wanita dengan bunga di tubuhnya. Ini sebagai symbol dimana fashion selalu


(48)

48 identik dengan wanita. Dan wanita adalah target utama dalam fashion (Barnard,Malcolm,76)

Gambar 4.4 Backgroundcover

Elemen ketiga adalah background cover, Background cover menggunakan warna orange, yang bermakna kreatif dan inovatif. Warna orange juga sangat mencolok sehingga menarik perhatian. Diberikan juga pola halftone pada background cover untuk semakin memperkuat gaya 80-an.

4.1.2 Teknis Produksi backcover


(49)

49 Elemen visual pada back cover

Gambar 4.6 Elemen visual pada back cover

Elemen visual pada backcover adalah colormap dari warna warna utama yang di gunakan dalam buku.

Gambar 4.7 Background back cover

Backgroundbackcover menggunakan warna gelap agar menonjolkan

cover depan.

4.1.3 Teknis layout


(50)

50 Layout atau tata letak elemen tipografi dan visual di sesuaikan dengan pembahasan istilah yang bersangkutan. Meskipun demikian, dibuat system grid, untuk membantu peletakan elemen elemen secara konsisten di setiap halaman. Grid system menggunakan fasilitas di dalam software Adobe potoshop.

Gambar 4.9 Grid system

Elemen-elemen yang di layout dalam tiap halaman secara umum adalah sebagai berikut.


(51)

51 Elemen elemen dalam tiap halaman secara umum adalah sebagai berikut:

- Ruang kerja/isi

Gambar 4.11 Ruang kerja dan warna-warna yang digunakan

- Huruf awal suatu istilah

Gambar 4.12 Huruf awal

Huruf awal suatu istilah di letakan di pojok kiri atas, berguna untuk mempermudah pencarian suatu istilah.

- Gambar visual

Gambar visual ada tiga macam, yang pertama adalah gambar yang diambil menggunakan media fotografi. Gambar diambil menggunakan kamera : Canon 45D. gambar diambil dalam ruangan yang terkena cahaya matahari cukup.


(52)

52 Gambar. 4.13 Gambar dengan media fotografi

Yang kedua adalah gambar hasil scan dari pustaka. Yang kemudian diolah lagi menggunakan software Adobe Potoshop cs3. Penjelasan mengenai sumber gambar ini akan diletakan pada footnote.

Gambar 4.14 Gambar hasil scan sebelum dan sesudah diolah

Yang ketiga adalah gambar pendukung dari internet. Gambar pendukung dibutuhkan untuk memperkuat visual dari pembahasan mengenai suatu istilah. Gambar diambil dari situs-situs fashion di internet.


(53)

53 Gambar. 4.15 Gambar dari internet

- No halaman

Nomer halaman di letakan di sudut kanan bawah.

- Footnote

Karena sebagian visual dalam buku ini diambil dari berbagai sumber yang berbeda, maka asal sumber gambar akan di jelaskan dalam

footnote, atau catatan kaki.

Gambar.4.16 Footnote

4.1.4 Teknis Produksi isi Buku

Isi buku haruslah berisi uraian mengenai penjelasan suatu istilah secara ringkas dan jelas juga di tambah gambar visual yang menarik minat membaca sekaligus memperjelas suatu bahasan.


(54)

54 Gambar 4.12 Tampilan isi buku

ukuran : 20x20 cm

Material : Art paper, 150 gram Teknis produksi : Laser digital printing Pasca cetak : -

4.2 Ensiklopedi fashion 80’

Materi dalam Ensiklopedi fashion 80-an ini berisi penjelasan mengenai fashion 80-an secara umum dan istilah istilah fashion 80-an, yang menjadi pokok bahasan buku ini.

4.2.1 Cover


(55)

55

4.2.2 Mukadimah

Gambar.4.14 Halaman awal

Halaman awal berisi visual dari color map yang digunakan dalam buku. Dan nama dari penyusun buku.

Gambar 4.15 Halaman daftar isi

Halaman daftar isi berisi visual yang diambil dari cover. Sebagai penguat dari identitas buku ini.


(56)

56 Gambar. 4.16 Halaman kata pengantar

Halaman kata pengantar menggunakan background putih, dan tidak terlalu penuh elemen visual di dalamnya. Agar halaman ini berkesan formal dan meyakinkan.


(57)

57

4.2.3 Isi buku

Berikut akan ditampilkan beberapa halaman yang bisa mewakili isi buku.

- Halaman 1

Gambar 4.17 Hal 1

Halaman 1,2 dan 3 berisi uraian singkat secara umum mengenai fashion 80-an.


(58)

58 - Halaman 5

Gambar 4.18 Halaman 5

Halaman 5 berisi dua istilah dengan huruf awalan A. media gambar sebagai ilustrasinya ada dua macam. Yang pertama fotografi yang diambil menggunakan kamera DSLR, yang kedua gambar hasil scan dan diolah dengan software Adobe Photoshop.

Materi disusun dalam paragraph rata kiri, untuk menghindari kesan kaku. Tipografi menggunakanhuruf Lucida sans Unicode, ukuran 18 point dalam ruang kerja 20x20 cm, 300 pixel.


(59)

59 - Halaman 18

Gambar. 4.19 Halaman 18

Halaman 18 berisi istilah dengan dua huruf awalan yang berbeda. Maka huruf awalan istilah kedua diletakan diatas istilah yang dimaksud. Selain itu halaman ini berisi dua gambar yang diambil menggunakan media fotografi, maka tidak diperlukan adanya catatan kaki.

Untuk background, digunakan salah satu warna yang telah di tentukan sebelumnya, untuk menghindari kemonotonan dalam tiap halaman.


(60)

60 - Halaman 27

Gambar .4.20 Halaman 27

Halaman 27 hanya menampilkan satu istilah dalam satu halaman, karena istilah tersebut mempunyai bentuk visual yang bermacam-macam, karena itu diperlukan visual yang cukup untuk menegaskan arti dari istilah tersebut.


(61)

61 - Halaman 28

Gambar. 4.21 Halaman 28

Akan diselipkan beberapa Single Picture bergaya fashion 80-an. Seperti halaman 28 ini yang mengilustrasikan istilah waistcoat yang diuraikan di halaman sebelumnya.

Foto diambil menggunakan kamera Canon 45D, indoor dengan cahaya yang cukup kuat dari sinar matahari. Kemudian foto di olah dengan komputer menggunakan Software Adobe Potoshop cs3.

Foto diolah dengan Adobe Potoshop cs3 sedemikian rupa sehingga menghasilkan foto bernuansa klasik, retrao dan bergaya 80-an.


(62)

62 Pengolahan foto menggunakan beberapa langkah, yaitu pengaturan Level (tingkat cahaya), Pengaturan Hue (tingkat kecerahan) dan saturation (tingkat kontras warna) sehingga menguatkan nuansa kecoklatan.

4.2.4 Penutup

Gambar. 4.22 Penutup

Bagian penutup berisi keterangan gambar, daftar pustaka materi dan gambar yang tidak tercantum dalam footnote.


(63)

63

4.2.5 Back cover

Gambar. 4.24 Back cover

Back cover berisi resume dari buku. Selain itu background yang gelap sangat kontras dengan elemen tipografi, sehingga selain menarik juga sangat informatif.


(64)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU ENSIKLOPEDI FASHION 80’

DK 38315 Tugas Akhir

Semester II 2009 / 2010

Oleh :

Janaka Puja Atmaka 51906051

Program Studi Desain komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(65)

i DAFTAR ISI

PRAKATA i

UCAPAN TERIMA KASIH ii

DAFTAR ISI iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah ... 1

1.2 Identifikasi masalah ... 3

1.3 Fokus masalah ... 3

1.4 Tujuan perancangan... 4

1.5 Kata kunci ... 4

BAB II TINJAUAN DATA 2.1 Fashion ... 5

2.2 Fashion 80-an ... 8

2.3 Istilah fashion 80-an ... 10

2.4 Perancangan Buku ... 34

2.4.1 Sejarah dan perkembangan buku ... 34

2.4.2 Tinjauan gambar dalam sebuah buku ... 37

2.4.3 Tinjauan unsur komposisi/layout ... 37

2.4.4 Tinjauan tipografi ... 38

2.5 Target audience... 39

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi perancangan ... 41


(66)

ii

3.1.2 Tujuan komunikasi ... 41

3.1.3 Pesan utama ... 42

3.1.4 Strategi kreatif ... 42

3.1.5 Strategi media ... 42

3.1.6 Pemilihan media ... 43

3.2 Konsep visual ... 43

3.2.1 Format desain ... 43

3.2.2 Ilustrasi ... 44

3.2.3 Fotografi ... 44

3.2.4 Visual pendukung ... 45

3.2.5 Layout... 45

3.2.6 Studi warna ... 46

BAB IV Teknis produksi 4.1 Perancangan Buku Ensiklopedi fashion 80’ ... 47

4.1.1 Teknis produksi cover... 47

4.1.2 Teknis produksi back cover ... 49

4.1.3 Teknis Layout ... 50

4.1.4 Teknis produksi isi buku ... 54

4.2 Ensiklopedi fashion 80’ ... 55

4.2.1 Cover ... 55

4.2.2 Mukadimah ... 57

4.2.3 Isi buku ... 59

4.2.4 Penutup ... 65

4.2.5 Back cover ... 64


(67)

64

Daftar Pustaka Dari buku

1. Poespo,Goet. (2009). A-Z Istilah Fashion. Jakarta: Gramedia

2. Poespo,Goet. (2000). Dresses. Jakarta: Gramedia

3. Harris, Carol. Fashion dan Aksesoris: Jakarta: Elex media

4. Barnard,Malcolm. (2007). Fashion sebagai komunikasi. Jogjakarta: Jalasutra

5. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003). Edisi Ketiga.Jakarta: Balai Pustaka

6. Ensiklopedi Nasional Indonesia (1998). Edisi Kedua. Jakarta: Balai pustaka

Dari internet

http://www.Sinarharapan.htm

http://www.wikipedia.com

http://www.ballyhoovintage.com/miva/images

http://www.whitesboots.com/store/boots.php

http://www.virtualmuseum.info/collections/themes/costume_gallery/images/c amiknickers.jpg


(68)

i KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr

Salam sejahtera bagi kita semua

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan rahmat dan ijin-Nya, Laporan tugas akhir karya desain dengan judul “Perancangan Buku Ensiklopedi Fashion 80’” ini disusun sebagai syarat kelulusan strata satu (S1) ini selesai dengan baik.

Dalam proses pelaksanaan hingga penyusunan laporan Tugas Akhir ini, telah banyak kendala yang penulis hadapi. Namun berkat kemudahan dan kelapangan yang diberikan Tuhan YME, semuanya dapat dilalui dengan baik. Dengan segala kerendahan hati penulis mengakui bahwa laporan Tugas Akhir ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Bandung, Agustus 2010


(69)

ii UCAPAN TERIMA KASIH

Tak henti hentinya penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan jalan yang terbaik bagi penulis untuk menyelesaikan karya tugas akhir ini. Penulis percaya segala kemudahan adalah pemberian-Nya, dan segala kesulitan adalah cobaan-Nya, dan Alhamdulillah segala cobaan tersebut bisa di hadapi dengan baik.

Namun, penulis juga menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah sulit untuk penulis menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak-terhingga kepada orang tua dan keluarga yang selalu memberikan support dalam segala hal yang dibutuhkan penulis.

Untuk para dosen jurusan yang telah menjadi guru yang baik, terutama untuk pembimbing, Bapak Andang Iskandar, yang dengan kesabaran beliau laporan ini bisa selesai dengan baik. Kemudian untuk Koordinator tugas akhir, Ibu Ambarsih, yang dengan bantuan dan dukungannya lah sehingga saya bisa menyelesaikan tugas akhir ini, saya ucapkan banyak sekali terima kasih.

Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang luar biasa yang dengan bantuan fisik maupun moril dari mereka sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, Geugeu Yanuarista, Egar pramandani, Ishak Stevenson, Ahmad turmudzi, Taufan, Wita Pratiwi, Rizky Fazrin, Agie Supardi, Ririn Maulina, Afrizal dan masih banyak lagi nama nama yang mungkin tidak bisa penulis sebutkan satu persatu disini yang telah beperan sangat besar bagi penulis.

Bandung, Agustus 2010


(70)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi:

Nama Lengkap : Janaka Puja Atmaka Tempat Tanggal Lahir : Bogor 27-10-1988 Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Belum Nikah

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : Sarjana Desain/Desain Komunikasi Visual Alamat : Cikutra Jl.cikondang no 2 Bandung

Telepon/HP : 022-95139313

Email : new2han@yahoo.com

Pendidikan Formal

• TK Islam (1992-1994)

• SDN 1, Cibadak (1994-2000) • SMPN 1, Cibadak (2000-2003) • SMAN 1, Cibadak (2003-2006)

• Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) di Bandung, (2006-2010)

Pendidikan Non Formal

• Orientasi Lingkungan Mahasiswa Kampus (OLIMPUS) UNIKOM, Bandung (2006)

• Pendekatan Ala Desain (PADI) Fakultas Desain UNIKOM, Bandung (2006) • Seminar “1001 Inspiration Design Festival”, Bandung (2008)

• Workshop”Bengkel Komik Kamu”, Bandung (2008) • Kerja Praktek di Suave Magazine, Bandung (2009)


(1)

i DAFTAR ISI

PRAKATA i

UCAPAN TERIMA KASIH ii

DAFTAR ISI iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah ... 1

1.2 Identifikasi masalah ... 3

1.3 Fokus masalah ... 3

1.4 Tujuan perancangan... 4

1.5 Kata kunci ... 4

BAB II TINJAUAN DATA 2.1 Fashion ... 5

2.2 Fashion 80-an ... 8

2.3 Istilah fashion 80-an ... 10

2.4 Perancangan Buku ... 34

2.4.1 Sejarah dan perkembangan buku ... 34

2.4.2 Tinjauan gambar dalam sebuah buku ... 37

2.4.3 Tinjauan unsur komposisi/layout ... 37

2.4.4 Tinjauan tipografi ... 38

2.5 Target audience... 39

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi perancangan ... 41


(2)

ii

3.1.2 Tujuan komunikasi ... 41

3.1.3 Pesan utama ... 42

3.1.4 Strategi kreatif ... 42

3.1.5 Strategi media ... 42

3.1.6 Pemilihan media ... 43

3.2 Konsep visual ... 43

3.2.1 Format desain ... 43

3.2.2 Ilustrasi ... 44

3.2.3 Fotografi ... 44

3.2.4 Visual pendukung ... 45

3.2.5 Layout... 45

3.2.6 Studi warna ... 46

BAB IV Teknis produksi 4.1 Perancangan Buku Ensiklopedi fashion 80’ ... 47

4.1.1 Teknis produksi cover... 47

4.1.2 Teknis produksi back cover ... 49

4.1.3 Teknis Layout ... 50

4.1.4 Teknis produksi isi buku ... 54

4.2 Ensiklopedi fashion 80’ ... 55

4.2.1 Cover ... 55

4.2.2 Mukadimah ... 57

4.2.3 Isi buku ... 59

4.2.4 Penutup ... 65

4.2.5 Back cover ... 64


(3)

64 Daftar Pustaka

Dari buku

1. Poespo,Goet. (2009). A-Z Istilah Fashion. Jakarta: Gramedia 2. Poespo,Goet. (2000). Dresses. Jakarta: Gramedia

3. Harris, Carol. Fashion dan Aksesoris: Jakarta: Elex media

4. Barnard,Malcolm. (2007). Fashion sebagai komunikasi. Jogjakarta: Jalasutra

5. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003). Edisi Ketiga.Jakarta: Balai Pustaka

6. Ensiklopedi Nasional Indonesia (1998). Edisi Kedua. Jakarta: Balai pustaka

Dari internet

http://www.Sinarharapan.htm http://www.wikipedia.com

http://www.ballyhoovintage.com/miva/images http://www.whitesboots.com/store/boots.php

http://www.virtualmuseum.info/collections/themes/costume_gallery/images/c amiknickers.jpg


(4)

i KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr

Salam sejahtera bagi kita semua

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan rahmat dan ijin-Nya, Laporan tugas akhir karya desain dengan judul “Perancangan Buku Ensiklopedi Fashion 80’” ini disusun sebagai syarat kelulusan strata satu (S1) ini selesai dengan baik.

Dalam proses pelaksanaan hingga penyusunan laporan Tugas Akhir ini, telah banyak kendala yang penulis hadapi. Namun berkat kemudahan dan kelapangan yang diberikan Tuhan YME, semuanya dapat dilalui dengan baik. Dengan segala kerendahan hati penulis mengakui bahwa laporan Tugas Akhir ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Bandung, Agustus 2010


(5)

ii UCAPAN TERIMA KASIH

Tak henti hentinya penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan jalan yang terbaik bagi penulis untuk menyelesaikan karya tugas akhir ini. Penulis percaya segala kemudahan adalah pemberian-Nya, dan segala kesulitan adalah cobaan-Nya, dan Alhamdulillah segala cobaan tersebut bisa di hadapi dengan baik.

Namun, penulis juga menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah sulit untuk penulis menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak-terhingga kepada orang tua dan keluarga yang selalu memberikan support dalam segala hal yang dibutuhkan penulis.

Untuk para dosen jurusan yang telah menjadi guru yang baik, terutama untuk pembimbing, Bapak Andang Iskandar, yang dengan kesabaran beliau laporan ini bisa selesai dengan baik. Kemudian untuk Koordinator tugas akhir, Ibu Ambarsih, yang dengan bantuan dan dukungannya lah sehingga saya bisa menyelesaikan tugas akhir ini, saya ucapkan banyak sekali terima kasih.

Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang luar biasa yang dengan bantuan fisik maupun moril dari mereka sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, Geugeu Yanuarista, Egar pramandani, Ishak Stevenson, Ahmad turmudzi, Taufan, Wita Pratiwi, Rizky Fazrin, Agie Supardi, Ririn Maulina, Afrizal dan masih banyak lagi nama nama yang mungkin tidak bisa penulis sebutkan satu persatu disini yang telah beperan sangat besar bagi penulis.

Bandung, Agustus 2010


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi:

Nama Lengkap : Janaka Puja Atmaka

Tempat Tanggal Lahir : Bogor 27-10-1988

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Belum Nikah

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : Sarjana Desain/Desain Komunikasi Visual Alamat : Cikutra Jl.cikondang no 2 Bandung

Telepon/HP : 022-95139313

Email : new2han@yahoo.com

Pendidikan Formal

• TK Islam (1992-1994)

• SDN 1, Cibadak (1994-2000) • SMPN 1, Cibadak (2000-2003) • SMAN 1, Cibadak (2003-2006)

• Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) di Bandung, (2006-2010) Pendidikan Non Formal

• Orientasi Lingkungan Mahasiswa Kampus (OLIMPUS) UNIKOM, Bandung (2006)

• Pendekatan Ala Desain (PADI) Fakultas Desain UNIKOM, Bandung (2006) • Seminar “1001 Inspiration Design Festival”, Bandung (2008)

• Workshop”Bengkel Komik Kamu”, Bandung (2008) • Kerja Praktek di Suave Magazine, Bandung (2009)