Perancangan Interior Bandung Fashion Center.

(1)

iv

ABSTRAK

NADIA IRVIANY 0663030

PERANCANGAN INTERIOR BANDUNG FASHION CENTER Laporan. Fakultas Seni Rupa dan Desain. 2010

Kata Kunci : Bandung Fashion Center, Perancangan Interior (xii + 88 + lampiran)

Kebutuhan sandang masa kini tidak hanya untuk menutupi tubuh, tetapi juga sebagai ekspresi jati diri. Dunia fashion berkembang pesat seiring dengan berjalannya waktu, untuk itu dibutuhkan fasilitas yang dapat menampungnya. Kota Bandung memiliki perkembangan pesat di berbagai bidang, tidak terkecuali fashion. Hal ini ditunjang dengan potensi kreatif masyarakatnya. Agar potensi kreatif tersebut tidak sia-sia, maka Bandung Fashion Centre diharapkan bisa menjadi fasilitas yang efektif untuk menampungnya. Tujuan dari penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung aktivitas user pada Bandung Fashion Center, mengetahui pengelompokan dan peletakkan fasilitas-fasilitas yang dapat memberikan citra high end, mengetahui zoning-blocking yang efektif dan memiliki keterkaitan satu sama lain, mengetahui cara mengasimilasikan individualitas gaya para fashion designer ke dalam satu tema.

Penulis memilih konsep Dynamic Line untuk perancangan Bandung Fashion Centre. Di mana dinamis mewakili citra fashion yang selalu berubah. Sedangkan line mewakili garis

trend yang tidak bisa dipisahkan dari fashion. Fashion yang merupakan pancaran pribadi,

menjadi latar belakang dipilihnya tema Reflection of Creation. Tema dan konsep tersebut akan diterapkan pada desain melalui bentuk berupa pengulangan garis-garis dinamis, penggunaan lampu wall washer yang memantulkan cahaya dari permukaan, penggunaan material dengan permukaan mengkilap, dan penggunaan warna metal yang mewakili kemewahan.


(2)

v

ABSTRACT

Key word : Bandung Fashion Center, Interior Design

The requirement of clothing isn’t only to cover the body, but also to express personality.

Fashion increase periodically, for that reason the facility to fulfill fashion is require. Bandung has a development in many subjects, includes fashion. This thing supported by the creativity potential of the citizens. In addition not to waist the potential, Bandung Fashion Centre is expected to be the effective facility to fulfill the requirements of fashion. The goal of this report is to know facilities to support activity of the user in Bandung Fashion Center, grouping and layout of facilities which giving a high end image, effective zoning blocking, and the way to assimilating individuality style of fashion designer.

Writer chooses the Dynamic Line concept for Bandung Fashion Centre interior design. Dynamic represents fashion image which always change periodically. Line represents the

trend line which can’t be separated from fashion. Fashion which is the reflection of

personality become the background for Reflection of Creation theme. The concept and theme will apply in design through the repetition of dynamic lines, application of wall washer lighting which reflecting light from the surface, application of shiny surface materials, and application of metal colors which represent the luxurious.


(3)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 3

1.3 Tujuan Perancangan 4

1.4 Metode Penelitian 4

1.5 Sistematika Penulisan 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Shopping Center 6

2.1.1 Pengertian Shopping Center 7

2.1.2 Sejarah Shopping Center 7

2.1.3 Klasifikasi Shopping Center 9


(4)

vii

2.2 Mall Kelapa Gading 3 22

2.2.1 Deskripsi Mall Kelapa Gading 23

2.2.2 Fasilitas 37

2.3 Retail 38

2.3.1 Deskripsi Retail 38

2.3.2 Jenis Retail 38

2.3.3 Perencanaan dan Elemen Desain Interior 39

2.4 APPMI 44

2.4.1 Sejarah APPMI 44

2.4.2 Visi APPMI 44

2.4.3 Misi APPMI 44

2.4.4 Tujuan APPMI 44

2.4.5 Perkembangan Keanggotaan APPMI 45

2.4.6 Kegiatan APPMI 46

BAB III DESKRIPSI DAN ANALISI OBJEK STUDI

3.1 Deskripsi Objek Studi 49

3.2 Site Analysis 50

3.3 Analisis Fungsional 52

3.3.1 Bandung Fashion Center’s Main Entrance 52

3.3.2 Fashion Exhibition Area 52

3.3.3 Fashion School 52

3.3.4 Tenant Fashion 53


(5)

viii

3.3.6 Food Court 54

3.3.7 Toilet 54

3.3.8 Musholla 54

3.4 Programming 55

3.4.1 Grouping 55

3.4.2 Bubble Diagram 57

3.4.3 Zoning Blocking Vertikal 60

3.4.4 Zoning Blocking Horizontal 60

3.5 Image Study 64

BAB IV PERANCANGAN DESAIN INTERIOR

4.1 Tema dan Konsep 67

4.2 Penerapan Konsep Bentuk dan Fungsi pada General Layout 69

4.2.1 General Layout Basement 69

4.2.2 General Layout Lower Ground 70 4.2.3 General Layout Ground Floor 71

4.2.4 General Layout First Floor 73

4.2.5 General Layout Second Floor 74

4.2.6 General Layout Third Floor 75

4.3 Penerapan Desain Pada Main Entrance 76

4.3.1 Lantai 77

4.3.2 Dinding 77

4.3.3 Sirkulasi Vertikal 78


(6)

ix

4.3.5 Furniture 80

4.3.6 Lighting 81

4.4 Penerapan Desain pada Exhibition Area 82

4.4.1 Furniture 82

4.4.2 Lighting 83

4.4.3 Dinding 84

4.4.4 Kolom 84

4.5 Penerapan Desain Pada Cake Shop & Cafe 85

BAB V SIMPULAN 87

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Shopping Center 10


(8)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Blok M Plaza, Jakarta 7

Gambar 2.2 Ragam desain Jembatan Shopping Center 11 Gambar 2.3 Letak Strategis Anchor Tenant 13 Gambar 2.4 Beragam Desain Foodcourt 15 Gambar 2.5 Beragam Desain Graphic Environment 16 Gambar 2.6 Beragam Desain Lighting Environmet 17

Gambar 2.7 Beragam Desain Seat 18

Gambar 2.8 Toilet Pondok Indah mall 2 20

Gambar 2.9 Musholla 21

Gambar 2.10 Mall Kelapa Gading 22

Gambar 2.11 Interior Mall Kelapa Gading 3 23 Gambar 2.12 MKG Ground Floor Directory 23 Gambar 2.13 MKG First Floor Directory 24 Gambar 2.14 MKG Second Floor Directory 25 Gambar 2.15 MKG Third Floor Directory 28 Gambar 2.16 MKG 3 Fashion Hub Directory 30

Gambar 2.17 MKG 3 Fashion Hub 31

Gambar 2.18 MKG 3 The Catwalk Directory 35

Gambar 2.19 MKG 3 The Catwalk 36

Gambar 2.20 Fashion Tendance 46

Gambar 3.1 Istana Plaza 50


(9)

xii

Gambar 3.3 Bubble Diagram GF 58

Gambar 3.4 Bubble Diagram First Floor 58 Gambar 3.5 Bubble Diagram Second Floor 59 Gambar 3.6 Bubble Diagram Third Floor 59 Gambar 3.7 Zoning Blocking Vertikal (Tampak Bangunan Pasirkaliki) 60 Gambar 3.8 Zoning Blocking Horizontal Basement 61 Gambar 3.9 Zoning Blocking Horizontal LG 61 Gambar 3.10 Zoning Blocking Horizontal GF 62 Gambar 3.11 Zoning Blocking Horizontal Lantai 1 62 Gambar 3.12 Zoning Blocking Horizontal Lantai 2 63 Gambar 3.13 Zoning Blocking Horizontal Lantai 3 63 Gambar 3.14 Material glossy yang memberikan kesan mewah pada

Kantor escada 64

Gambar 3.15 Penerapan warna emas pada elemen interior di kantor

Escada 64

Gambar 3.16 Kombinasi waran emas dan hitam yang menimbulkan efek Dramatis pada draft perancangan McFancy 65 Gambar 3.17 Garis-garis emas yang dinamis pada elemen interior di

flagship store Chanel 65

Gambar 3.18 Warm light memberi kesan mewah seakan-akan

pantulan cahaya emas 66

Gambar 3.19 Void dengan bentuk dinamis pada My Zeil Shopping

Center di Jerman 66


(10)

xiii

Gambar 4.2 General Layout Basement 70

Gambar 4.3 General Layout Lower Ground 71 Gambar 4.4 Perubahan Bentuk General Layout Ground Floor 72 Gambar 4.5 Perubahan Bentuk General Layout First Floor 73 Gambar 4.6 Perubahan Bentuk General Layout Second Floor 74 Gambar 4.7 Perubahan Bentuk General Layout Third Floor 75 Gambar 4.8 Main Entrance Lobby, Cake Shop & Cafe, Exhibition Area 76

Gambar 4.9 Material Lantai 77

Gambar 4.10 Black Glossy Laminate 77

Gambar 4.11 Penggunaan Black Glossy Laminate dan Epoxy Black

Glitter pada dinding 77

Gambar 4.12 Rangkaian Tangga dan Elemen Estetis 78 Gambar 4.13 Detail Tangga dan Elemen Estetis 78 Gambar 4.14 Spesifikasi Spiral Escalator 79

Gambar 4.15 Crystal Strands 79

Gambar 4.16 Elemen Estetis Mannequin 80 Gambar 4.17 Elemen Estetis Area Informasi 80

Gambar 4.18 Meja Informasi 81

Gambar 4.19 Crystal Honeycomb 81

Gambar 4.20 Detail Meja Informasi 81

Gambar 4.21 Produk Lighting 81

Gambar 4.22 Penerapan Softblock pada Layout Area Exhibition 82 Gambar 4.23 Penerapan Softblock pada Tampak Area Exhibition 83 Gambar 4.24 Spesifikasi Softblock dan Softwall 83


(11)

xiv

Gambar 4.25 Chandelier Fiber Optic 83

Gambar 4.26 Ceiling Plan 84

Gambar 4.27 Bending Glass 84

Gambar 4.28 Window Display 84

Gambar 4.29 Detail Treatment Kolom 85

Gambar 4.30 Kolom di Area Tengah Bangunan 85 Gambar 4.31 Tampak Cake Shop & Cafe 86 Gambar 4.32 Detail Sambungan Plat Alumunium 86


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Gaya hidup masyarakat selalu berubah mengikuti perkembangan jaman. Seiring dengan perubahan gaya hidup tersebut, pemenuhan kebutuhan hidup juga ikut berubah. Salah satu kebutuhan pokok yang kita harus penuhi adalah kebutuhan akan sandang. Kebutuhan masyarakat akan pakaian di masa kini tidak hanya semata-mata untuk menutupi tubuhnya. Sebagian besar masyarakat kini memerlukan pakaian sebagai ekspresi dari jati diri masing-masing. Hal tersebut dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat jaman modern yang cenderung individual.

Dampak dari pemenuhan kebutuhan masyarakat individual akan sandang tersebut adalah dunia fashion, baik fashion industry maupun fashion art yang ikut berkembang.


(13)

2 Perkembangan dunia fashion yang pesat ini tentunya disebabkan oleh permintaan masyarakat akan produk fashion yang unik untuk menunjang penampilan sehari-hari maupun untuk acara khusus sebagai ekspresi jati dirinya. Perkembangan dunia fashion tersebut selanjutnya berdampak pada kebutuhan akan Sumber Daya Manusia. Untuk melahirkan Sumber Daya Manusia yang handal di bidang fashion, tentunya dibutuhkan pengetahuan akan fashion itu sendiri. Masyarakat tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai pelaku produktif di bidang fashion.

Salah satu Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan di bidang fashion tentunya adalah perancang. Perancang akan memenuhi kebutuhan masyarakat akan fashion yang lebih detail dan khusus, misalnya untuk adi busana. Masyarakat masa kini yang cenderung kritis dan perfeksionis memerlukan sebuah konsultasi kepada perancang yang ahli untuk mendapatkan produk fashion yang diinginkannya.

Di Indonesia para perancang, khususnya di bidang fashion ini dirasa kurang diberikan apresiasi dalam bekarya. Hal ini terlihat dari minimnya fashion exhibition, fashion show dan fashion gallery yang ada. Dikarenakan hal tersebut, masyarakat cenderung mencari informasi trend fashion dari fashion week yang diadakan dua sampai tiga kali dalam setahun di kota-kota pusat fashion dunia seperti Paris, Milan, New York, Jepang dan lain-lain.

Acara-acara fashion juga fashion gallery sudah mulai berkembang di DKI Jakarta, dan antusiasme masyarakat pun bisa dikatakan cukup besar . Hal yang juga mulai berkembang di kota Bandung, namun dirasakan masih kurang dalam kualitas, dan khususnya kuantitasnya. Kota Bandung merupakan kota besar di Indonesia yang memiliki perkembangan pesat di berbagai bidang, tidak terkecuali di bidang fashion. Hal ini ditunjang dengan potensi sumber daya manusianya, di mana Bandung terkenal dengan kreatifitas masyarakatnya. Kreatifitas kota Bandung dapat terbukti dengan banyaknya distro yang bermunculan. Di luar itu, banyak perancang berbakat yang mungkin memerlukan fasilitas dalam menyalurkan karya-karyanya.

Adapun user dari Bandung Fashion Centre ini adalah para fashionista kelas atas atau high

end. Fashionista yang dimaksud di sini merupakan para pelaku maupun penikmat fashion

yang eksklusif. Pemilihan user kalangan atas didasarkan pada adanya perkembangan


(14)

3 Salah satu acara high fashion di Bandung yang dilaksanakan rutin setiap tahunnya adalah acara Fashion Tendance yang diadakan oleh Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia atau disingkat APPMI Jawa Barat. Acara tersebut dilaksanakan di convention

hall sebuah hotel, dan berlangsung selama dua hari, di mana pada hari pertama

dilangsungkan pagelaran busana pengantin, dan pada hari kedua dilangsungkan pagelaran busana kontemporer, cocktail dress, ethnic, dan busana muslim.

Pada acara Fashion Tendance disamping adanya pagelaran busana, hasil karya seni para perancang dipajang di area exhibition yang terletak pada area hotel sebelum memasuki

convention hall. Karya seni tersebut berupa fashion product, juga kolaborasi fashion designer dengan fotografer. Sebelum pagelaran busana berlangsung, pada area exhibition

biasanya diadakan acara gathering, di mana pengunjung dapat bertemu langsung dengan para perancang untuk bertanya-tanya atau untuk sekedar memberi selamat untuk acara yang akan berlangsung.

Untuk menunjang hal-hal di atas, dan mengingat gaya hidup masyarakat modern yang praktis dan efisien, maka penulis ingin membuat proyek Tugas Akhir berupa Perancangan Interior Bandung Fashion Center. Bandung Fashion Center merupakan sebuah tempat di mana para pekerja fashion memiliki fasilitas yang tetap untuk mempertunjukkan hasil kreasinya, dan para penikmat fashion dapat menikmati hasil karya tersebut, dan tentunya menjadi konsumen di shopping center ini dengan fasilitas fashion exhibition, fashion

bazaar, fashion café, fashion gallery, dan fashion catwalk. Dengan keunikan tersendiri,

dimana Bandung Fashion Center yang memiliki fungsi edutainment memiliki fashion

school sebagai Anchor Tenant yang diharapkan dapat memenuhi semua kebutuhan

masyarakat Bandung kelas atas terutama di bidang fashion untuk sepanjang tahun.

1.2Identifikasi Masalah

Rumusan masalah yang ada adalah sebagai berikut :

1. Fasilitas umum apa sajakah yang diperlukan user pada Bandung Fashion Center, yang dapat mendukung aktivitas pemilik tenant, maupun konsumen?

2. Bagaimana pengelompokan dan peletakkan fasilitas-fasilitas yang efektif hingga dapat memberikan citra high end pada Bandung Fashion Center?


(15)

4 3. Bagaimanakah zoning-blocking fasilitas utama, fasilitas pendukung serta fasilitas pelengkap yang efektif untuk sebuah shopping center di mana satu sama lain tidak saling mengganggu kegiatannya masing-masing, namun tetap memiliki keterkaitan satu sama lain?

4. Bagaimanakah mengasimilasikan individualitas gaya para fashion designer ke dalam satu tema pada Bandung Fashion Center?

1.3Tujuan Perancangan

Tujuannya adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui fasilitas-fasilitas umum yang dibutuhkan user pada Bandung Fashion Center yang dapat mendukung aktivitas pemilik tenant dan konsumen

2. Mengetahui pengelompokan dan peletakkan fasilitas-fasilitas yang dapat memberikan citra high end pada Bandung Fashion Center

3. Mengetahui zoning-blocking fasilitas utama, dan fasilitas pendukung serta fasilitas pelengkap yang efektif agar satu sama lain tidak saling mengganggu kegiatannya masing-masing, namun tetap memiliki keterkaitan satu sama lain

4. Mengetahui cara untuk mengasimilasikan individualitas gaya para fashion designer ke dalam satu tema pada Bandung Fashion Center

1.4Metode Penelitian

Dalam perancangan Bandung Fashion Center, penulis menggunakan metode penelitian gabungan, di mana dilakukan studi lapangan juga studi literatur. Penulis melakukan survey ke Mall Kelapa Gading 3, Jakarta sebagai studi banding untuk Bandung Fashion Center. Selain itu, penulis menganalisis Istana Plaza Bandung, sebagai area existing proyek TA ini. Studi literatur diambil dari berbagai sumber, yaitu media cetak berupa buku interior arsitektur, dan media elektronik yaitu internet.

1.5Sistematika Penulisan

Pada Bab I dibahas latar belakang Perancangan Bandung Fashion Center, identifikasi masalah, tujuan perancangan, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. Pada Bab


(16)

5 II penulis membahas landasan-landasan teori yang digunakan, juga studi banding yang telah dilakukan. Di Bab III akan dibahas mengenai deskripsi objek studi, site analysis, analisis fungsional, programming, dan studi image. Di Bab IV akan dibahas mengenai perancangan objek studi. Bab V merupakan bab simpulan, di mana penulis akan membahas kesimpulan yang didapat, dan jawaban dari identifikasi masalah.


(17)

87

BAB V

SIMPULAN

5.1Simpulan

Dari analisis dan survey, juga berdasarkan landasan teori yang ada, penulis dapat menyimpulkan jawaban dari rumusan masalah yang ada, yaitu :

1. Fasilitas yang diperlukan user pada Bandung Fashion Center, yang dapat mendukung aktivitas pemilik tenant, maupun konsumen adalah :

a. Fasilitas sirkulasi, baik vertikal maupun horizontal. Sirkulasi horizontal adalah koridor-koridor pada tiap lantai, dan sirkulasi vertikal adalah lift, tangga, dan eskalator, di mana pada Bandung Fashion Center digunakan spiral escalator yang unik, baru, dan memiliki bentuk dinamis.


(18)

88 b. Fasilitas Entrance yang terdiri dari main entrance dan side entrance. Di mana

main entrance adalah area yang didesain khusus untuk menunjukkan citra dan

fungsi keseluruhan bangunan.

c. Fasilitas exhibition area di koridor tengah bangunan untuk mengadakan event-event khusus

d. Graphic dan Lighting Environment

e. Tempat duduk, terutama di area tunggu dekat entrance

f. Toilet, yang diperlukan mengingat durasi pengunjung yang cukup lama berada dalam shopping center

g. Musholla, untuk menghormati umat Muslim

2. Untuk memberikan citra high end pada Bandung Fashion Center, maka pada area main

entrance yang merupakan gambaran dari citra dan fungsi suatu bangunan diletakkan

tenant-tenant yang memiliki citra yang lebih mewah. Dalam projek Bandung Fashion Center pengelompokkannya tiap lantai adalah sebagai berikut :

a. Lower ground : Fashion Supplier

b. Ground Floor : Wedding Fashion Gallery c. First Floor : Cocktail Fashion Gallery

d. Second Floor : Contemporary Fashion Gallery e. Third Floor : Ethnic Fashion Gallery

3. Fashion school yang memerlukan ketenangan lebih dibanding tenant lain, diletakkan

pada sudut bangunan yang memiliki tigkat kebisingan yang tidak terlalu tinggi, agar

user fashion gallery dan pengunjung lain tidak saling mengganggu, setiap lantai fashion school dibatasi dengan window display yang memajang karya murid fashion school, sehingga kegiatan belajar mengajar tidak terganggu, begitu juga pengunjung

masih bisa menikmati window display pada fashion school.

4. Untuk mengasimilasikan individualitas gaya para fashion designer ke dalam satu tema pada Bandung Fashion Center, dibuat standar minimal, di mana tiap window display menggunakan material glass bending, yang dihubungkan oleh lis alumunium finishing

brass platting yang membentuk garis dinamis yang bersambung satu tenant ke tenant

lain. Material dinding tampak tenant pun ditentukan, yaitu glossy laminate, dengan warna yang bergradasi dari ground floor ke lantai tiga, yaitu warna hitam sampai emas.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Hornby, A S. 2000 . Oxford Advanced Learner’s Dictionary . New York . Oxford University Press

Piotrowski, Christine M., Elizabeth A. Rogers . 2007 . Designing Commercial Interiors

Second Edition. Canada . John Wiley & Sons, Inc.

Santoso, Drs. Suwito, MM., AMD. 2006 . Indonesia Shopping Centers . Jakarta . PT. Griya Asri Prima

Anti Slip Floor. (www.antislip.org, diakses tanggal 5 Mei 2010)

Bending Glass. (http://e-bentglass.com,diakses tanggal 20 Maret 2010)

Crystal Swarovksi for Interior. (architecture.swarovski.com, diakses tanggal 20 Maret 2010) Epoxy Flooring. (richcoltd.co.uk, diakses tanggal 20 Maret 2010)

Escada Office Interior. (thecoolhunters.net, diakses tanggal 29 April 2010) Fashion Tendance. (http://tabloidnova.com, diakses tanggal 13 Maret 2010) Flagship Store Channel. (thefashionspot.com, diakses tanggal 29 April 2010)

Gold Tile. (http://www.architonic.com/pmsht/kismet-karma-titanium-amber-mirror-tiles-alloy, diakses tanggal 13 Maret 2010)

Interior Partition. (www.molodesign.com, diakses tanggal 30 April 2010) Istana Plaza. (gitagemintang.wordpress.com, diakses tanggal 17 Maret 2010) LED Lighting. (www.wdmlighting.com, diakses tanggal 2 Mei 2010)

Mall Kelapa Gading. (http://www.malkelapagading.com, diakses tanggal 13 Maret 2010) Profil APPMI. (http://www.indonesianfashiondesigners.com/home_appmi.html, diakses

tanggal 13 Maret 2010)


(1)

Salah satu acara high fashion di Bandung yang dilaksanakan rutin setiap tahunnya adalah acara Fashion Tendance yang diadakan oleh Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia atau disingkat APPMI Jawa Barat. Acara tersebut dilaksanakan di convention hall sebuah hotel, dan berlangsung selama dua hari, di mana pada hari pertama dilangsungkan pagelaran busana pengantin, dan pada hari kedua dilangsungkan pagelaran busana kontemporer, cocktail dress, ethnic, dan busana muslim.

Pada acara Fashion Tendance disamping adanya pagelaran busana, hasil karya seni para perancang dipajang di area exhibition yang terletak pada area hotel sebelum memasuki convention hall. Karya seni tersebut berupa fashion product, juga kolaborasi fashion designer dengan fotografer. Sebelum pagelaran busana berlangsung, pada area exhibition biasanya diadakan acara gathering, di mana pengunjung dapat bertemu langsung dengan para perancang untuk bertanya-tanya atau untuk sekedar memberi selamat untuk acara yang akan berlangsung.

Untuk menunjang hal-hal di atas, dan mengingat gaya hidup masyarakat modern yang praktis dan efisien, maka penulis ingin membuat proyek Tugas Akhir berupa Perancangan Interior Bandung Fashion Center. Bandung Fashion Center merupakan sebuah tempat di mana para pekerja fashion memiliki fasilitas yang tetap untuk mempertunjukkan hasil kreasinya, dan para penikmat fashion dapat menikmati hasil karya tersebut, dan tentunya menjadi konsumen di shopping center ini dengan fasilitas fashion exhibition, fashion bazaar, fashion café, fashion gallery, dan fashion catwalk. Dengan keunikan tersendiri, dimana Bandung Fashion Center yang memiliki fungsi edutainment memiliki fashion school sebagai Anchor Tenant yang diharapkan dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakat Bandung kelas atas terutama di bidang fashion untuk sepanjang tahun.

1.2Identifikasi Masalah

Rumusan masalah yang ada adalah sebagai berikut :

1. Fasilitas umum apa sajakah yang diperlukan user pada Bandung Fashion Center, yang dapat mendukung aktivitas pemilik tenant, maupun konsumen?

2. Bagaimana pengelompokan dan peletakkan fasilitas-fasilitas yang efektif hingga dapat memberikan citra high end pada Bandung Fashion Center?


(2)

3. Bagaimanakah zoning-blocking fasilitas utama, fasilitas pendukung serta fasilitas pelengkap yang efektif untuk sebuah shopping center di mana satu sama lain tidak saling mengganggu kegiatannya masing-masing, namun tetap memiliki keterkaitan satu sama lain?

4. Bagaimanakah mengasimilasikan individualitas gaya para fashion designer ke dalam satu tema pada Bandung Fashion Center?

1.3Tujuan Perancangan

Tujuannya adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui fasilitas-fasilitas umum yang dibutuhkan user pada Bandung Fashion Center yang dapat mendukung aktivitas pemilik tenant dan konsumen

2. Mengetahui pengelompokan dan peletakkan fasilitas-fasilitas yang dapat memberikan citra high end pada Bandung Fashion Center

3. Mengetahui zoning-blocking fasilitas utama, dan fasilitas pendukung serta fasilitas pelengkap yang efektif agar satu sama lain tidak saling mengganggu kegiatannya masing-masing, namun tetap memiliki keterkaitan satu sama lain

4. Mengetahui cara untuk mengasimilasikan individualitas gaya para fashion designer ke dalam satu tema pada Bandung Fashion Center

1.4Metode Penelitian

Dalam perancangan Bandung Fashion Center, penulis menggunakan metode penelitian gabungan, di mana dilakukan studi lapangan juga studi literatur. Penulis melakukan survey ke Mall Kelapa Gading 3, Jakarta sebagai studi banding untuk Bandung Fashion Center. Selain itu, penulis menganalisis Istana Plaza Bandung, sebagai area existing proyek TA ini. Studi literatur diambil dari berbagai sumber, yaitu media cetak berupa buku interior arsitektur, dan media elektronik yaitu internet.

1.5Sistematika Penulisan

Pada Bab I dibahas latar belakang Perancangan Bandung Fashion Center, identifikasi masalah, tujuan perancangan, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. Pada Bab


(3)

II penulis membahas landasan-landasan teori yang digunakan, juga studi banding yang telah dilakukan. Di Bab III akan dibahas mengenai deskripsi objek studi, site analysis, analisis fungsional, programming, dan studi image. Di Bab IV akan dibahas mengenai perancangan objek studi. Bab V merupakan bab simpulan, di mana penulis akan membahas kesimpulan yang didapat, dan jawaban dari identifikasi masalah.


(4)

BAB V

SIMPULAN

5.1Simpulan

Dari analisis dan survey, juga berdasarkan landasan teori yang ada, penulis dapat menyimpulkan jawaban dari rumusan masalah yang ada, yaitu :

1. Fasilitas yang diperlukan user pada Bandung Fashion Center, yang dapat mendukung aktivitas pemilik tenant, maupun konsumen adalah :

a. Fasilitas sirkulasi, baik vertikal maupun horizontal. Sirkulasi horizontal adalah koridor-koridor pada tiap lantai, dan sirkulasi vertikal adalah lift, tangga, dan eskalator, di mana pada Bandung Fashion Center digunakan spiral escalator yang unik, baru, dan memiliki bentuk dinamis.


(5)

b. Fasilitas Entrance yang terdiri dari main entrance dan side entrance. Di mana main entrance adalah area yang didesain khusus untuk menunjukkan citra dan fungsi keseluruhan bangunan.

c. Fasilitas exhibition area di koridor tengah bangunan untuk mengadakan event-event khusus

d. Graphic dan Lighting Environment

e. Tempat duduk, terutama di area tunggu dekat entrance

f. Toilet, yang diperlukan mengingat durasi pengunjung yang cukup lama berada dalam shopping center

g. Musholla, untuk menghormati umat Muslim

2. Untuk memberikan citra high end pada Bandung Fashion Center, maka pada area main entrance yang merupakan gambaran dari citra dan fungsi suatu bangunan diletakkan tenant-tenant yang memiliki citra yang lebih mewah. Dalam projek Bandung Fashion Center pengelompokkannya tiap lantai adalah sebagai berikut :

a. Lower ground : Fashion Supplier

b. Ground Floor : Wedding Fashion Gallery c. First Floor : Cocktail Fashion Gallery

d. Second Floor : Contemporary Fashion Gallery e. Third Floor : Ethnic Fashion Gallery

3. Fashion school yang memerlukan ketenangan lebih dibanding tenant lain, diletakkan pada sudut bangunan yang memiliki tigkat kebisingan yang tidak terlalu tinggi, agar user fashion gallery dan pengunjung lain tidak saling mengganggu, setiap lantai fashion school dibatasi dengan window display yang memajang karya murid fashion school, sehingga kegiatan belajar mengajar tidak terganggu, begitu juga pengunjung masih bisa menikmati window display pada fashion school.

4. Untuk mengasimilasikan individualitas gaya para fashion designer ke dalam satu tema pada Bandung Fashion Center, dibuat standar minimal, di mana tiap window display menggunakan material glass bending, yang dihubungkan oleh lis alumunium finishing brass platting yang membentuk garis dinamis yang bersambung satu tenant ke tenant lain. Material dinding tampak tenant pun ditentukan, yaitu glossy laminate, dengan warna yang bergradasi dari ground floor ke lantai tiga, yaitu warna hitam sampai emas.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Hornby, A S. 2000 . Oxford Advanced Learner’s Dictionary . New York . Oxford University Press

Piotrowski, Christine M., Elizabeth A. Rogers . 2007 . Designing Commercial Interiors Second Edition. Canada . John Wiley & Sons, Inc.

Santoso, Drs. Suwito, MM., AMD. 2006 . Indonesia Shopping Centers . Jakarta . PT. Griya Asri Prima

Anti Slip Floor. (www.antislip.org, diakses tanggal 5 Mei 2010)

Bending Glass. (http://e-bentglass.com,diakses tanggal 20 Maret 2010)

Crystal Swarovksi for Interior. (architecture.swarovski.com, diakses tanggal 20 Maret 2010) Epoxy Flooring. (richcoltd.co.uk, diakses tanggal 20 Maret 2010)

Escada Office Interior. (thecoolhunters.net, diakses tanggal 29 April 2010) Fashion Tendance. (http://tabloidnova.com, diakses tanggal 13 Maret 2010) Flagship Store Channel. (thefashionspot.com, diakses tanggal 29 April 2010)

Gold Tile. (http://www.architonic.com/pmsht/kismet-karma-titanium-amber-mirror-tiles-alloy, diakses tanggal 13 Maret 2010)

Interior Partition. (www.molodesign.com, diakses tanggal 30 April 2010) Istana Plaza. (gitagemintang.wordpress.com, diakses tanggal 17 Maret 2010) LED Lighting. (www.wdmlighting.com, diakses tanggal 2 Mei 2010)

Mall Kelapa Gading. (http://www.malkelapagading.com, diakses tanggal 13 Maret 2010) Profil APPMI. (http://www.indonesianfashiondesigners.com/home_appmi.html, diakses

tanggal 13 Maret 2010)