TAB
KISI-KISI MATERI
TEKNOLOGI ADMINISTRASI BANK
1. Pengertian Teknologi Administrasi Bank
2. Jasa Perbankan Elektronik Eceran
-
ATM
-
Credit Card
-
Kartu Debit
-
Jasa-Jasa Di Tempat Penjualan
-
Cek Dan Kliring
-
Perbankan Ke Rumah
3. Sistem Perbankan Elektronik Grosir
4. Jasa-Jasa Bank
(2)
BAB 1
ADMINISTRASI
PENGERTIAN ADMINISTRASI
Administrasi Dalam Arti Sempit
Merupakan penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematis dengan
maksud untuk menyediakan keterangan dan memudahkan memperoleh kembali
keseluruhan data dan informasi serta hubungan data antara satu sama lain.
Administrasi dalam arti sempit lebih tepat disebut tata usaha (derical work, office
work).
Prajudi Atmasudirjo (1980)
“Tata usaha hakikatnya merupakan pekerjaan pengendalian (the handling)
informasi”.
Ali Mufiz yang mengutip pendapat Munawardi Rekso Hadiprawiro (1984):
“Administrasi berarti tata usaha yang mencakup setiap pengaturan yang rapi dan
sistematis serta penentuan fakta-fakta secara tertulis dengan tujuan memperoleh
pandangan yang menyeluruh serta hubungan timbal balik antara satu fakta dengan
fakta lainnya”.
(3)
Rangkaian Aktivitas Tata Usaha
Kegiatan di atas dapat dirangkaikan dalam 3 kelompok :
1. Korespondensi (correspondence) atau surat menyurat yaitu rangkaian kegiatan
aktivitas yang berkenaan dengan pengiriman informasi secara tertulis mulai dari
penyusunan sampai dengan pengiriman informasi hingga sampai pihak yang dituju.
2. Ekspedisi (expedition) yaitu aktivitas mencatat setiap informasi yang dikirim atau
diterima, baik untuk kepentingan intern maupun ekstern.
3. Pengarsipan (filing) yaitu proses pengaturan dan penyimpanan informasi secara
sistematis sehingga dapat dengan mudah dan cepat ditemukan setiap diperlukan.
Administrasi Dalam Arti Luas
The Liang Gie (1980) :
“Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penetapan pekerjaan pokok yang
dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerja sama mencapai tujuan tertentu”.
Sondang P Siagian (1980) :
“Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh
2 orang atau lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha kerja sama demi
tercapainya tujuan yang ditentukan sebelumnya”.
Ensiklopedi Indonesia (1980) :
“Administrasi meliputi segala proses pelaksanaan tindakan kerjasama sekelompok
manusia untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan”.
Penerimaan Pencatatan Pengklasifikasian
Pengolahan Penyimpanan
Pengetikan
Penggandaan
Pengiriman Data dan Informasi
(4)
Stephen R. Robbins (1983)
“Administrasi adalah keseluruhan proses dan aktivitas pencapaian tujuan secara
efisien dengan dan melalui orang lain”.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirinci beberapa ciri pokok untuk disebut sebagai
administrasi :
1. Sekelompok orang, artinya kegiatan administrasi hanya mungkin terjadi jika
dilakukan oleh lebih dari 1 orang.
2. Kerja sama, artinya kegiatan administrasi hanya mungkin terjadi jika 2 orang atau
lebih bekerja sama.
3. Pembagian tugas, artinya kegiatan administrasi bukan sekedar kegiatan kerja sama,
melainkan kerja sama tersebut harus didasarkan pada pembagian kerja yang jelas.
4. Kegiatan yang runtut dalam suatu proses, artinya kegiatan administrasi berlangsung
dalam tahapan-tahapan tertentu secara berkesinambungan.
5. Tujuan, artinya sesuatu yang diinginkan untuk dicapai melalui kegiatan kerja sama.
Jadi administrasi dalam arti luas yaitu kegiatan kerja sama yang dilakukan
sekelompok orang berdasarkan pembagian kerja sebagaimana ditentukan dalam struktur
dengan mendayagunakan sumber daya-sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif
dan efisien.
(5)
(6)
BAB II
BANK
2.1. PENGERTIAN BANK
Pengertian Bank menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana
telah diubah dengan UU No. 12 Tahun 1998 :
1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan yang menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan tarap
hidup rakyat banyak.
2. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dan lalu
lintas pembayaran.
3. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jalan dalam lalu lintas pembayaran.
2.2. FUNGSI EKONOMI BANK
1. Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan, yaitu menerima dan menyelenggarakan tabungan-tabungan
(menyetorkan uang dan cek-cek ke bank).
2. Fungsi Pembayaran
Fungsi pembayaran, yaitu menyelenggarakan pembayaran-pembayaran uang, melalui
cek-cek dan perintah-perintah lain untuk pembayaran dana-dana, bank menawarkan
cara-cara yang mudah dan efisien untuk pemyelesaian transaksi.
3. Fungsi Pinjaman
Fungsi pinjaman, yaitu menyelenggarakan dana-dana bagi mereka yang mempunyai
kebutuhan-kebutuhan yang berguna dan produktif untuk uang.
Ada 3 kelas para peminjam :
a. Pinjaman untuk perusahaan
(7)
b. Pinjaman untuk pemerintah
Misalnya : bank membiayai operasi-operasi yang sedang berjalan dari pemerintah
c. Pinjaman kepada perseorangan
Misalnya : para konsumen meminjam untuk keperluan pribadi, membayar dokter,
rekening rumah sakit, rekening listrik, dan lain-lain.
4. Fungsi Uang
Fungsi uang, yaitu menciptakan uang dengan pemberian kredit.
Misalnya : membeli rumah memakai uang muka dan sisa pembayaran dengan cara
kredit melalui penambahan bunga dan jaminan.
(8)
BAB III
TEKNOLOGI ADMINISTRASI BANK
Untuk beroperasi dalam masyarakat yang semakin luas dan kompleks,
kebanyakan industri telah memakai teknologi inovatif. Seperti kebanyakan industri
penting, lembaga-lembaga keuangan juga telah berperan dengan komputer modern dan
teknologi komunikasi yang telah menghasilkan sistem pemberian jasa-jasa yang
menyenangkan untuk industri perbankan, konsumen dan perseroan.
Sistem jasa tersebut dikategorikan sebagai sistem EFT (Electronic Funds Transfer
= pemindahan uang dengan elektronik).
Teknologi Administrasi Bank
Teknologi Administrasi Bank yaitu suatu rangkaian aktivitas tata usaha (yang
meliputi : penerimaan data (penyetoran dan pengambilan), pencatatan, pengklasifikasian,
pengolahan, penyimpanan dan akhirnya ke pengiriman) pada jasa-jasa bank dengan
melalui sistem EFT.
Jasa-jasa ini meliputi :
-
Jasa-jasa pembayaran komputerisasi (pemindahan dana yang dikontrol oleh
komputer) untuk melengkapi pemakaian cek dan uang.
-
Jasa-jasa penyetoran dan pengambilan otomatis yang memakai terminal jarak jauh.
-
Penyetoran cek gaji, pensiun dan kesejahteraan sosial secara elektronik.
(9)
BAB IV
JASA-JASA PERBANKAN ELEKTRONIK ECERAN
4.1.
MESIN KASIR OTOMATIS / AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM)
4.1.1. Pengertian ATM
Mesin Kasir Otomatis / Automated Teller Machine (ATM) :
Adalah alat kasir otomatis tanpa orang, ditempatkan di dalam atau di luar pekarangan
bank yang sanggup mengeluarkan uang tunai dan menangani transaksi-transaksi
keuangan yang rutin.
Dapat tersedia 24 jam sehari untuk transaksi-transaksi perbankan rutin antara lain :
penyetoran, penarikan uang tunai, transfer antar rekening, atau pelunasan kredit.
Adalah jasa EFT (Electronic Fund Transfer) / Pemindahan Dana Secara Elektronik
yang paling pesat pertumbuhannya.
Perhatiannya dipusatkan pada :
-
Bagaimana memadukan strategi ATM dengan strategi jasa eceran yang
menyeluruh.
-
Bagaimana ATM dapat ditempatkan untuk meningkatkan laba bank (lokasi yang
strategis).
4.1.2. Tujuan Program ATM
Tujuan jangka pendek, yaitu mempertahankan pangsa pasar ~ meningkatkan
penghasilan
Tujuan jangka panjang, yaitu menurunkan biaya
Untuk merumuskan tujuan program ATM, bank harus menyadari persaingan, struktur
langganan, ciri-ciri wilayah, dan lain-lain.
4.1.3. Berbagai Alternatif Untuk Partisipasi Dalam Program ATM
1. Jaringan Kerja Milik Sendiri
Sebuah lembaga keuangan membeli atau menyewa ATM, membeli atau membuat
sendiri perangkat lunak (software) yang diperlukan, memasang sistem dan
memasarkannya, serta mengeluarkan kartu desainnya sendiri.
(10)
2. Jaringan Kerja ATM Berbagi
-
Para nasabah dari satu atau lebih lembaga keuangan mempunyai akses pada satu
atau lebih jasa-jasa transaksi ATM yang dimiliki atau dioperasikan oleh
lembaga-lembaga keuangan lain.
-
Proses pengambilan keputusan dikontrol oleh lembaga keuangan grosir
-
Sebagai suatu produk dari bank mereka masing-masing : manfaat diferensiasi
produk, identifikasi unik dari jasa-jasa ATM.
Jenis Jaringan Kerja ATM yang lazim : Joint Venture (usaha patungan dengan
lembaga-lembaga keuangan-keuangan lain) yang secara bersama menentukan antara lain
:
Jenis ATM yang akan dipakai (ATM akan dimiliki sendiri / bersama)
Paket perangkat lunak akan dibeli atau dibuat
Switch (mekanisme yang menghubungkan transaksi ATM dengan lembaga keuangan
dari pemegang kartu) :
-
Di muka : transaksi dimasukkan dari ATM langsung ke bank yang ditunjuk
-
Di belakang : transaksi terlebih dahulu masuk ke lembaga pemilik ATM, yang
menarik keluar transaksi-transaksi nasabah sendiri, kemudian mengalihkan
transaksi nasabah bank lain ke bank-bank yang sesuai.
4.1.4. Strategi Pemasaran ATM
1. Promosi ATM
2. Lokasi ATM
3. Penetapan Harga, yaitu membebankan biaya untuk trnsaksi ATM karena akhir-akhir
ini semakin berkembang rekening-rekening transaksi yang berbunga
4. Kedudukan jasa-jasa ATM, merupakan cara ATM dan jasa-jasa lainnya disajikan
kepada para nasabah.
(11)
BAB IV
JASA-JASA PERBANKAN ELEKTRONIK ECERAN
4.1.
MESIN KASIR OTOMATIS / AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM)
4.1.5
Operasi ATM
ATM pada umumnya digerakkan oleh sebuah kartu plastik khusus dengan sebuah
PIN (Personal Identification Number/Nomor Identitas Pribadi) yang unik dan
dicocokkan dengan masing-masing pengguna.
Papan Tombol ATM biasanya menentukan jenis dan jumlah jasa-jasa yang dapat
diberikan dan menawarkan beberapa/seluruh pilihan berikut :
a. Fungsi Penarikan Uang Tunai
-
Dari sebuah rekening cek
-
Dari sebuah rekening tabungan
-
Dari sebuah rekening kartu kredit
b. Fungsi penyetoran
-
Ke sebuah rekening cek
-
Ke sebuah rekening tabungan
-
Ke sebuah rekening lain
c. Fungsi pemindahan uang
-
Cek ke tabungan
-
Tabungan ke cek
-
Kartu kredit ke cek
d. Fungsi pembayaran
-
Mengurangkan dari rekening cek
-
Mengurangkan dari rekening tabungan
e. Fungsi tambahan
-
Kesanggupan memasuki suatu rekening untuk mendapatkan saldo
Operasi Pengguna
-
Masukkan kartu kedalam bacaan “MASUKKAN KARTU/INSERT CARD”
-
Masukkan nomor PIN (diberi 3 kali kesempatan)
(12)
-
Memilih jenis transaksi dengan memakai papan tombol dan bisa mengubah jenis
trnsaksi sebelum ”ENTER”
-
Cetakan resu dibuat untuk seluruh transaksi, asli diberikan kepada nasabah
melalui slot, copy karbon disimpan oleh mesin untuk pemeriksaan kasir dan untuk
posting operasi.
Mesin Lepas Jalur (Off-line Machines)
Beberpa alat ATM yang kini dipakai adalah model lepas jalur, yaitu mesin yang tidak
dihubungkan ke suatu komputer tetapi beroperasi secara independent dan karena itu
harus membuat semua logika yang perlu untuk membaca dan menterjemahkan kartu
ATM yang kemudian menulis kembali informasi ke dalam stip magnetic yang terletk
di belakang kartu ATM untuk mencegah kartu dipakai lebih dai jumlah penarikan
yang sah dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Mesin Pada Jalur (On-line Machines)
Peralatan ATM pada jalur dihubungkan langsung ke komputer sentral bank atau
melalui jalur komunikasi telepon operasi on-line lebih mahal dari off-line, akan tetapi
kelebihannya dalam bidang keamanan, pembaharuan arsip komputer dan pengawasan
komputer untuk pengolahan transaksi bank.
Kelebihan bagi nasabah yaitu dapat memberikan tambahan kemampuan untuk
menentukan saldo rekening.
Kartu Plastik
Yaitu suatu kunci untuk sistem yang merupakan alat yang menyelenggarakan ATM
dan bersama PIN mengenalkan pemkai kepada mesin. Punggung kartu memuat strip
magnetik.
4.1.6. Keamanan ATM
Untuk keamanan ATM, pertama perlu diketahui berbagai cara mesin itu dapat
dilanggar atau sistemnya ditipu. Cara-cara ini paling sedikit meliputi :
1. Pengesahan Gelap
Dalam setiap operasi bank, yang terpenting adalah identitas nasabah. Oleh karena
itu, fungsi pertama ATM adalah mengetahui identitas pemakainya. Ini sekarang
(13)
dilakukan melalui penggunaan kartu dan PIN, dimana dianggap bahwa pemegang kedua
kunci ini adalah pelanggan yang sebenarnya dan sah. Jadi sistem ini hanya sama amannya
dengan bagian terlemah dari salah satu alat ini.
Pertama, bank mungkin memakai surat pos dengan 2 pengiriman terpisah untuk
kartu dan untuk PIN kepada nasabah, sehingga cara ini mungkin merupakan ancaman.
Berikutnya, banyak pelanggan yang mungkin tidak ingat PIN-nya dan mungkin
menyimpan catatan dalam dompetnya dengan kartu secara bersamaan. Jika dompet
tersebut kemudian hilang atau dicuri, penemu atau pencuri akan memperoleh kunci yang
perlu untuk memasuki sistem ATM. Kemungkinan kecerobohan lain adalah pada waktu
memasukkan PIN ke dalam mesin. Kebanyakan mesin memakai papan tombol vertikal,
sehingga angkanya tampak oleh orang yang antri berikutnya atau orang di seberang jalan
yang memakai teropong. Beberapa penjual mesin telah membuat papan tombol
horizontal, sehingga mengurangi ancaman tersebut, tetapi belum menghilangkannya sama
sekali, karena mesin-mesin dapat dimasuki (bugged) dengan suatu alat pendengar
elektronik tersembunyi.
Kartu-kartu palsu merupakan ancaman pula, karena dapat dibaca dengan cepat
(skimming), dan teknik-teknik yang sama memberikan cara yang akurat dan murah,
dimana strip magnetik pada kartu dapat didiplikat. Ada beberapa metode untuk
memindahkan data yang telah disandi (encoded) secara magnetik dari satu kartu ke kartu
lain. Metodenya membutuhkan berbagai tingkat kekerampilan, dan mutu pensandian
(Encoding Quality) kartu duplikat itu berkisar dari hampr sama dengan aslinya sampai
pada tidak cukup baik untuk dapat diterima oleh kebanyakan terminal. Biasanya tak ada
pengetahuan mengenai data yang diperlukan untuk menduplikat sebuah kartu.
Metode yang paling banyak dipakai untuk menduplikat data yang disandi secara
magnetik adalah skimming (membaca cepat) dan buffer recording. Skiming adalah teknik
memindahkan data dari satu strip magnetik ke strip lainnya tanpa gerakan mekanis.
Operasi dasarnya adalah menempatkan sepotong pita rekaman pada strip dari kartu yang
benar dan memanaskannya (apply heat) misalnya dengansebuah setruka. Berikutnya pita
rekaman ditempatkan di atas strip sebuah kartu blanko dan dipanaskan lagi. Biasanya
dapat dibuat beberapa kartu duplikat tanpa penurunan serius dalam mutu rekaman
informasinya. Sebaliknya buffer recording (rekman penyangga) menghasilkan kartu
(14)
duplikat yang lebih tinggi kualitasnya, tetapi metode ini lebih rumit dan lebih mahal.
Buffer recording membutuhkan suatu reader elektomagnetik (alat yang serupa dengan
rekaman pita) dan sebuah penyimpanan buffer. Kartu ini dibaca dan datanya disimpan
dalam memori buffer, dan kemudian dapat dituliskan lagi pada sebuah kartu blanko.
Membuat reader electromagnetic ini membutuhkan sedikit pengetahuan.tentang
elektronika dan mungkin juga mengenai format data kartu otentik.
Agar kartu-kartu lebih sulit diduplikat atau maksud-maksud gelap lainnya,
beberapa penjual (vendors) menyokong penyatuan (incorporation) ciri-ciri kartu yang
aman. Salah satu tekniknya adalah memakai 2 set batangan tinta magnetic yang disusun
dalam pola saling menjalin dan dicetakkan pada inti sebelah dalam dari bahan plastik
kartu. Kartu tersebut dapat pula mengandung tambahan penjagaan dengan bahan yang
peka panas (heat-sensitive) dan peka tekanan (pressure-sensitive), sehingga setiap usaha
untuk mengubah atau menduplikat batangan (bars) magnetik tersebut akan mencacatkan
(invalidate) unsur-unsur keamanan yang terpadu. Hal ini kemudian akan menjadi proteksi
sidik jari magnetik, dalam arti tak ada 2 kartu yang benar-benar serupa. Metode-metode
lain yang juga sedang diuji adalah memasukkan isotop-isotop radioaktif yang nonlethal
(tak mematikan) yang dilarutkan (diluted) ke dalam plastik kartu. Setiap kartu yang
dibuat demikian akan memiliki seperangkat sifat-sifat identifikasi yang unik yang dapat
dibaca mesin dan diperiksa komputer, sedangkan tetap tak mungkin diduplikat.
Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan sebuah kartu dengan format strip
magnetik dan batangan magnetik pengaman .
Ciri-ciri kartu aman ini mungkin dapat menjamin kartu tidak bisa diduplikat,
karena batangan rdioaktif atau magnetik yang saling menjalin, memberikan sidik jari
khusus (special finger print) yang tidak mungkin direproduksi. Akan tetapi mekanisme
Huruf timbul pilihan
Stip magnetik 3 jalur
(15)
ini sangat meningkatkan biaya, sedangkan fungsinya hanya melindungi kartu saja dan
tidak melindungi kmponen-kmponen lain dari keseluruhan sistem. Mungkin karena
alasan inilah kartu-peilikan-aman (secure property card) ini belum luas diterima umum,
apalagi penyalahgunaan kartu kredit yang konvensional relative kecil.
Ada teknik-teknik lain yang sedang dikembangkan juga untuk identifikasi
nasabah. Jika suatu metode terbukti secara teknis mungkin dapat diandalkan, dan efektif
biaya, maka mungkin akan menggantikan kartu dan PIN. Metode-metode lain yang
sedang dicoba (experimentation) meliputi identifikasi suara, identifikasi sidik jari,
identifikasi pola tangan, dan identifikasi tanda tangan.
2. Pelanggaran Rantai Data
Pelanggaran terhadap rantai data merupakan ancaman yang potensial terhadap
mesin-mesin on-line. Pendeknya, logika opersional bagi ATM on-line adalah menangkap
data, menyampaikan data ke dan dari komputer, dan pelaksanaan instruksi (misalnya
mengeluarkan uang tunai, mencetak resu, dan sebagainya) yang disampaikan kepada
ATM oleh komputer. Jadi, garis penyampaian data antara ATM dan komputer dapat
dilanggar dan sebuah alat dapat dimasukkan, sehingga terus-menerus memberikan
insrtuksi kepada ATM untuk mengeluarkan uang tunai sampai laci (hopper) uang tunai
itu kosong. Alat tersebut dikenal sebagai spoofer.
Penyadapan (taps) garis komunikasi untuk memperoleh informasi (seperti nomor
rekening atau PIN) adalah ancaman potensial pula. Informasi yang diperoleh kemudian
dapat dipakai pada terminal-terminal tipuan atau kartu-kartu palsu atau alat-alat lain
untuk memindahkan dana ke rekening-rekening boneka (dommy).
Spoofer adalah alat elektronik transparan yang kehadirannya tak dapat dideteksi
baik oleh ATM maupun komputer bank (kecuali diadaan tindakan penjagaan khusus),
dan maksud utamanya adalah untuk mengelabui (defraud) bank dengan meniru
komunikasi komputer ke ATM. Misalnya, jika sebuah instruksi tunggal dari komputer
menyebabkan pengeluaran uang tunai oleh ATM dan ATM tidak menafsirkan lain selain
melaksanakan perintah, maka penyadapan (tapping) rantai komunikasi dan penyampaian
perintah pengeluaran berulang kali, hal ini akan menimbulkan kehilangan besar bagi
setiap mesin. Pengamanan terhadap resiko spoofer dapat diperbaiki, pertama dengan
(16)
mengambil tindakan mengamankan garis-garis, atau kedua mempersulit menduplikat
proses komunikasi antara terminal-terminal dengan komputer sentral. Penjagaan tersebut
terakhir ini tidak mesti membuat sistem tersebut kebal (proof) terhadap spoofer tetapi
kombinasi peningkatan biaya bagi pihak luar untuk membuat dan memasang suatu
spoofer elektronik yang kompleks, ditambah dengan relative kecilnya jumlah uang tunai
yang tersedia dari sebuah mesin, mungkin akan mengurangi resiko tersebut.
Terminal tipuan (imposter) adalah alat yang seperti soofer, dimasukan ke dalam
garis komunikasi komputer ke ATM, dengan maksud mengelabui sistem. Dibandingkan
dengan spoofer, imposter terminal ini lebh kompleks, dalam arti tidak terbatas pada
komunikasi dengan ATM saja, tetapi dapat pula berkomunikasi dengan komputer. Oleh
karena itu imposter terminal ini dapat memasuki (access) arsip-arsip komputer dan
dipakai menggelapkan pemasukan suatu perintah transaksi keuangan yang terdapat dalam
sistem kepada komputer sentral. Perlu dicatat bahwa resiko dari spoofer terhadap sistem
adalah terhadap uang tunai imposer terminal dapat berupa suatu deposito yang dipegang
oleh bank. Seperti halnya pada spoofer penjagaan yang potensial adalah :
-
Memasang perangkat keras dan perangkat lunak (hardware dan software) untuk
mendeteksi adanya suatu imposter terminal pada garis-garis komunikasi
-
Lebih mempersulit pihak luar untuk menduplikat komunikasi-komunikasi antara
terminal-terminal dengan komputer sentral.
1. Ketidakjujuran Pegawai
Sumber kemungkinan kehilangan lain adalah dari pegawai yang tak jujur, baik
pegawai bank atau instalasi penjual, maupun manajer service. Pada umumnya, kerugian
dan ketidakjujuran pegawai bank dapat ditutup oleh instansi-instansi pertanggungan
(bonding agencies). Selanjutnya dapat dikatakan bahwa angka-angka statistic pencurian
dalam bidang ini (baik bilangan kejahatannya maupun jumlah yang diambil) tidak terlalu
berbeda dari kelas-kelas kejahatan lain oleh pegawai-pegawai bank terhadap banknya.
Oleh karena itu, jika jika kurang bukti sebaliknya, maka resiko ketidakjujuran pegawai
bank terhadap ATM tidak lebih besar daripada resikonya terhadap bagian-bagian lain dari
bank.
(17)
Akan tetapi, resiko manajer dan pegawai pelayanan (service personnel), adalah
masalah lain. Walaupun banyak dari orang-orang lain juag diasuransikan (bonded),
namun tidak diketahui sejarah hubungan dan perilaku mereka, jika terbuka (expose)
terhadap jumlah-jumlah yang besar.
4. Penetrasi Fisik (Pengrusakan Mesin ATM)
Usaha-usaha
fisik
untuk
menerobos
(break
into)
ATM
harus
pula
dipetimbangkan. Akan tetapi jenis kejahatan ini mungkin yang terkecil resikonya bagi
bank, berkat keunggulan pekerjaan rekayasa dan desain oleh penjual-penjual mesin. Ini
tidak berarti bahwa mesin-mesin ini benar-benar aman dari penyalahgunaan fisik, tetapi
imbalan potensialnya relatif kecil bagi usaha kejahatan dan bagi besarnya resiko
tertangkap.
Berat sebuah console ATM yang biasa adalah kira-kira 650 pon. Kabinet
elektronik dapat menambah berat itu 500 pon lagi, dan alat penyimpanan kas kira-kira
1600 pon – total beratnya adalah 1 ½ ton. Konstruksinya terdiri dari panel baja yang
diamankan pada sebuah kerangka baja, dan kemudian dinaikkan pada dinding sebuah
bangunan dan diperkuat dengan beton. Akhirnya, disamping konstruksinya yang berat
itu, biasanya dipasang pula sebuah sistem alarm pengaman dan akan berbunyi jika
seseorang merusakkan mesin atau mekanismenya. Pengalaman sampai sekarang
menunjukkan bahwa penetrasi fisik terhadap ATM adalah bidang resiko kejahatan
terkecil.
5. Resiko Off-line Khusus
Seperti telah disebutkan sebelumnya, mesin off-line yang terdapat sekarang
merupakan bidang yang kemungkinan resiko pemalsuan kartunya adalah tinggi, bahkan
juga lebih tinggi dari rekannya mesin on-line. Situasi khusus ini membutuhkan jaringan
kerja mesin-mesin, dimana bank atau interchange (antar-tukar) dari bank-bank
mempunyai beberapa ATM off-line di berbagai lokasi. Banyak bank berusaha
melindungi dirinya dengan membatasi pembayaran tunai $50 per transaksi dan total
jumlah transaksi sampai dua kali per hari per kartu. Selanjutnya, karena sebuah joint
(18)
accout (rekening bersama) itu mempunyai 2 kartu, maka total $200 per hari dapat sah
ditarik dari rekening tersebut.
(19)
BAB IV
JASA-JASA PERBANKAN ELEKTRONIK ECERAN
4.2 KARTU KREDIT BANK (CREDIT CARD)
4,2,1, Pengertian Kartu Kredit
Kartu kredit adalah kartu plastik untuk membebankan pembelian pada rekening
seseorang atau perseroan yang dibayar pada suatu tanggal kemudian.
4,2.2. Ciri-ciri Pokok Kartu Kredit
1. Penggunaannya memberikan kredit berputar (revolving credit) tanpa jaminan untuk
pembelian-pembelian pada kebanyakan pedagang.
2. Untuk memperoleh persekot uang tunai dari lembaga keuangan pesertanya.
3. Masing-masing lembaga bebas menetapkan persyaratan persetujuan kreditnya sendiri,
lamanya waktu tenggang (grace period), jumlah suku bunga yang dibebankan dalam
batas undang-undang. Metode penghitungan bunga, fee tahunan atau fee transaksi
(jika ada) dan limit kredit.
4. Sebagian kecil transaksi-transaksi (dengan nilai besar) memerlukan penetapan ke
pusat otorisasi untuk memastikan bahwa pemegang kartu ini mempunyi kredit yang
cukup untuk menutup transaksi.
4.2.3. Fungsi Yang Dibutuhkan Untuk Program Kartu Kredit
-
Memasarkan kartu
-
Keputusan kredit mengenai penerbitan kartu, termasuk penyelesaian garis kartu
-
Penagihan-penagihan rekening-rekening yang sah lewat waktu
(20)
BAB IV
JASA-JASA PERBANKAN ELEKTRONIK ECERAN
4.2 KARTU KREDIT BANK (CREDIT CARD)
4.2.4. Peta Organisasi Sebuah Program Kartu Kredit
1. Jasa-Jasa Pemasaran
Kegiatan-kegiatan pemasaran dapat berkaitan dengan sisi pemegang kartu maupun
dengan sisi pedagang. Sisi pedagang cenderung disediakan oleh lembaga-lembaga
yang besar dengan jasa-jasa perbankan yang kuat.
Pemegang kartu harus mengisi formulir permohonan untuk memperoleh suatu kartu
kredit.
Program Pemasaran membutuhkan komponen perolehan kartu-kartu dan kemudian
komponen pengaktifan kartu.
a.
Pelayanan Pedagang
Kegiatan-kegiatanpelayanan pedagang meliputi :
- Memelihara pembekalan rencana kartu untuk pedagang-pedagang (misalnya :
wesel penjualan, formulir penyetoran, cap kartu, dll).
Rencana Kartu Internal Audit Kredit dan Penagihan Jasa-Jasa Pemasaran Sistem Operasi Pengawas Administrasi Security
Kredit Penagihan Pedagang Pemegang
Kartu Pengembangan Sistem Operasi Pusat Komputer Suplier Kartu
(21)
- Menetapkan dan mengubah tingkat potongan bagi pedagang sehubungan
dengan volume transaksi dan ukuran tiket.
- Menyediakan jasa-jasa penunjang tentang rekening-rekening pedagang,
pengembalian biaya, wesel penjualan, dll.
b.
Pelayanan Pemegang Kartu
Kegiatan-kegiatan pelayanan pemegang kartu meliputi :
- Menjawab pertanyaan-pertanyaan, menyelesaikan informasi nasabah dan
masalah-masalah akunting yang diterima lewat pos, telepon dan orang
- Memperbaharui arsip-arsip informasi pemeang kartu
- Mengambil kembali wesel-wesel penjual yang diminta dari lembaga keuangan
2. Kredit dan Penagihan
a. Kredit
Kegiatan-Kegiatan Pemberian Kredit meliputi :
-
Meninjau daftar nasabah untuk menentukan pemegang kartu yang potensial
dan yang telah disetujui sebelumnya.
-
Menyetujui atau menolak permohonan untuk kartu-kartu dan menetapkan
limit kredit
-
Mengesahkan penerbitan kartu-kartu pengadaan rekening dan mengesahkan
penerbitan ulang kartu.
-
Memikul tanggung jawab untuk kredit yang diberikan melalui kartu-kartu
yang diterbitkan.
-
Meningkatkan limit kredit.
b. Pengihan
Kegiatan-kegiatan Penagihan meliputi :
-
Menghimpun dan menilai informasi tentang rekening-rekening menunggak
-
Menagih rekening-rekening yang menunggak
-
Mengadakan program-program latihan penangihan
3. Sistem Operasi Transaksi Pembelian Kartu Kredit
Tinjauan Umum
(22)
Waktu mengadakan suatu pembelian, pemegang kartu akan menyerahkan
kartunya kepada pedagang di tempat penjualan. Pedagang kemudian mencap kartu
tersebut pada sebuah ”wesel penjualan”. Detil-detil transaksi ini dicatat pada
wesel tersebut dan pemegang kartu diminta menandatanganinya. Selembar copy
dari wesel tersebut diberikan kepada pemegang
kartu sebagai tanda terima.
Pedagang itu kemudian menyetorkan wesel tersebut kepada bank yang akan
menyelesaikan transaksi dengan lembaga keuangan dan pemegang kartu.
Otorisasi
Selama transaksi, pedagang dapat melaksanakan beberapa teknik pengawasan
kredit/penggelapan. Setiap pedagang telah ditentukan suatu batas tertinggi oleh
bank.
Setiap pembebanan yang melampaui limit harus disahkan terlebih dahulu oleh
bank pedagang. Biasanya 8 % sampai 10 % dari transaksi memperoleh
pengesahan melalui telepon.
4.
Pengawas Administrasi
Tugas-tugas administrasi meliputi :
- Negosiasi dan hubungan dengan rencana kartu
- Saling hubungan dan memantau pekerjaan para suplier
- Menyediakan buku petunjuk prosedur dan program-program latihan
- Membuat akunting dan pelaporan kartu untuk lembaga-lembaga keuangan dan
rencana-rencana kartu
- Mengadakan audit internal dari divisi tersebut.
5.
Keamanan
Salah satu resiko utama program kartu adalah bahaya penggunaan kartu gelap.
Pengawasan terhadap penggelapan fungsi utama dalam kebanyakan rencana kartu.
Kegiatan pengamanan meliputi :
- Memperbaharui daftar-daftar kartu ”panas” dan kartu yang dicuri
- Mendapatkan kembali kartu-kartu ”panas” atau kartu-kartu yang dicuri bekerja
sama dengan para pedagang dan polisi
(23)
- Mengusut kasus0kasus penggelapan
- Mengadakan program-program latihan pengamanan
- Memperbaharui informasi keamanan pada arsip-arsip pemegang kartu
4.2.5. Hukum/Peraturan
Kartu kredit diatur oleh undang-undang negara bagian dan federal terutama oleh
undang-undang kebenaran dalam perkreditan (turth in lending) dan penagihan kredit yang
adil (fair credit billing).
(24)
BAB IV
JASA-JASA PERBANKAN ELEKTRONIK ECERAN
4.3.KARTU DEBIT
4.3.1. Pengertian Kartu Debit
Kartu debit adalah :
-
Kartu plastik yang mrnunjukkan bahwa pemegangnya adalah nasabah lembaga
keuangan tertentu, dimana ia mempunyai dana deposito dan dapat pula menunjukkan
hubungan rekening tertentu.
-
Mekanismenya untuk melaksanakan pembayaran dengan pengurangan aktiva
langsung dan bukan dengan menambahkan passiva / hutang.
-
Jika digabung dengan sistem penyerahan yang tepat, mempunyai potensi untuk
menjadi pengganti uang dan cek kertas dalam banyak transaksi pembayaran eceran.
Perbedaannya dengan jenis kartu yang lain adalah :
-
Kartu kredit adalah kartu yang hanya dapat dipakai untuk transaksi kredit
-
Kartu debit adalah kartu yang hanya dapat dipakai untuk mengaktifkan ATM atau
transaksi debit langsung di tempat penjualan.
-
Kartu kombinasi adalah kartu yang menggabungkan fungsi kartu debit dan kredit.
-
Kartu debit sekarang dipakai pula bersama dengan ATM.
4.3.2. Tujuan
Tujuan penyediaan jaminan cek atau pelayanan kartu debit dapat dikelompokkan
ke dalam 3 kategori yaitu :
1. Peningkatan Penghasilan
Potensi penghasilan terdapat dalam bentuk :
a. Potongan Pedagang (Merchant Discount)
Bank anggota membayar pedagang kurang dari jumlah nominal weselnya.
Selisihnya adalah discount yang sekarang rata-rata 2.5 %.
(25)
Jika bank pembeli adalah juga penerbit kartu, bank menahan jumlah penuh
discount. Jika tidak, maka bank pedagang membayar bagian discount kepada bank
penerbit untuk biaya pengolahannya (fee saling tukar).
c. Fee Kartu
Lembaga penerbit akan memperoleh penghasilan dari fee kartu tahunan jika
memilih untuk membebankan fee yang demikian kepada para nasabahnya.
d. Bunga Atas Kredit
Lembaga keuangan memperoleh penghasilan bunga jika garis kredit diaktifkan.
2. Penurunan Biaya
Lembaga keuangan memikul biaya pemberian kredit dan dengan segera dapat
menutupnya dengan penghasilan yang diperolehnya.
3. Pelayanan Nasabah
a. Kartu debit nasional meluaskan pemakaian rekening cek ke tempat-tempat
dimana membayar dengan cek ternyata sulit.
b. Kartu debit mengikat nasabah lebih dekat pada lembaga penerbit kartu tersebut.
4.3.3. Operasi Kartu Debit
Arus transaksi yang lazim dari kartu debit nasional :
-
Kartu debit diterbitkan untuk nasabah
-
Pemegang kartu mengajukan kartu di lokasi pedagang dimana kartu tersebut diterima
-
Pedagang memeriksa daftar kartu ”panas” atau menelpon meminta pengesahan,
bergantung pada floor limit
-
Jika transaksi telah disahkan, maka pedagang memakai seperangkat formulir standar
-
Nasabah menandatangani dan menahan copynya
-
Pedagang menyerahkan semua transaksinya kepada bank yang ditunjuk
-
Transaksi diolah bersama dengan item-item kredit melalui jaringan kerja pengolahan
dan penyelesaian elektronik nasional
-
Anggota-anggota penerbit memperoleh transaksi interchange mereka setiap hari dan
diselesaikan dengan transfer. Setiap anggota penerbit menerima informasi deskriptif
yang sama mengenai transaksi debit maupun transaksi kredit.
(26)
-
Transaksi kemudian dikirimkan ke rekening nasabah.
Kategori-kategori utama yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan operasi
program kartu debit :
-
Pengesahan (Authorization)
-
Penagihan dan Pengolahan (Billing and Processing)
-
Persyaratan Kartu (Card Requirements)
-
Penerbitan Kartu (Card Issurance)
-
Pelayanan Nasabah ( Customers Service)
4.3.4. Pemasaran Kartu Debit
Para penyedia kartu debit harus mengembangkan suatu strategi pemasaran yang
dapat membangkitkan penerimaan konsumen. Usaha pemasaran haruslah :
-
Mengkomunikasikan manfaat bagi konsumen
-
Mengidentifikasi lokasi dimana kartu dapat dipakai
-
Menjelaskan ciri-ciri kartu kredit
-
Mengatasi keberatan dan ketakutan konsumen
4.3.5. Kesimpulan
Operasi kartu debit dapat dipakai untuk 3 tujuan, tergantung pada pilihan
penyediaan, yaitu :
1. untuk mengadakan pembelian-pembelian di lokasi-lokasi pedagang
2. untuk penarikan uang tunai di kantor-kantor bank dari penerbit kartu tersebut
3. untuk penarikan uang tunai di ATM
Pelayanan penarikan uang tunai di bank penerbit kartu dan di ATM merupakan
transaksi penarikan (withdrawal) yang lazim dari rekening tabungan.
(27)
BAB IV
JASA-JASA PERBANKAN ELEKTRONIK ECERAN
4.4.JASA-JASA DI TEMPAT PENJUALAN
4.4.1. Pengertian
Pont Of Sale (POS) / Tempat penjualan adalah payung untuk beberapa jenis
jasa-jasa keuangan yang memudahkan transaksi pembayaran eceran di lokasi pedagang.
POS telah lama diakui sebagai unsur kritis dalam otomatisasi pembayaran eceran.
Akan tetapi peningkatan penanganan penanganan pembayaran di tempat penjualan
terbukti merupakan batu sandungan besar basi ndustri perbankan.
Perkembangan awal dalam bidang ini adalah pengesahan kertu kredit dengan
telepon. Penerbit awal dari kartu kredit (perusahaan minyak, perusahaan perjalanan dan
hiburan, toserba besar) membuat sambungan telepon antara tempat penjualan dengan
arsip-arsip nasabah. Pada tahun 1960-an, organisasi-organisasi kartu bank menciptakan
sistem pengesahan yang lebih lengkap, dan sponsor-sponsor bukan bank (misalnya
telecheck dan telecredit) menawarkan jasa-jasa serupa untuk pengesahan (verifikasi dan
jaminan) cek, dengan memakai arsip-arsip berdasarkan lisensi-lisensi pengemudi dan
data lain.
Pada awal sampai pertenganhan tahun 1970-an, belum banyak eksperimen dengan
sistem debit langsung untuk pembelian-pembelian di toko-toko. Selama periode ini,
perusahaan-perusahaan seperti American Express mencoba sistem pengesahan kreditnya
melalui penyebarab terminal-terminal tanpasuara (nonvoice), dan pengecer -pengecer
besar mengikuti contoh ini dengan memasukkan hubungan-hubungan pengesahan ke
dalam sistem cash register elektronik internal mereka.
Pada pertengahan tahun 1970-an, mulai lebih banyak perhatian tertuju pada
penciptaan sistem pengesahan cek untuk supermarket-supermarket pangan, sebagai
strategi menciptakan jaringan kerja POS. Akan tetapi, banyak dari sistem pengesahan cek
yang disponsori bank dahulu itu sekarang telah ditutup atau dijual kepada
perusahaan-perusahaan bukan bank yang terus menjalankannya sebagai jasa-jasa langsung kepada
para pedagang. Beberapa sistem bank yang dapat bertahan hidup tampaknya adalah
karena jaringan kerjanya juga menunjang ATM. Ada pula beberapa contoh perbankan
(28)
dalam toko, seperti bank tabungan yang didominasi oleh program metroteller dari
Buffalo. Menurut pengaturan ini, pegawai-pegawai toko (biasanya supermarket)
menjalankan sebuahcabang mini, menangani berbagai transaksi perbankan untuk
nasabah-nasabah dari bank-bank peserta berikut pengesahan ceknya.
Akan tetapi sebagian besar sistem penunjang pembayaran elektronik di tempat
penjualan ini belum menjadi unsur penting dalam pembayaran eceran. Dalam beberapa
hal, cash dispenser (mesin penjual) yang sederhana saja terbukti lebih sukses di
lokasi-lokasi perbelanjaan, seperti di toko-toko swalayan (supermarket) dibandingkan dengan
jasa-jasa pembayaran teminal lainnya.
4.4.2. Jasa-Jasa Sistem POS
1. Verifikasi / Jaminan Cek
Cek-cek yang diajukan kepada seorang pedagang untuk pembayaran pembelian
barang-barang atau jasa-jasa mengandung resiko. Cek tersebut mungkin kemudian
ditolak (tidak dibayar) oleh bank karena alasan-alasan : dana tidak cukup, rekeningnya
telah ditutup, penggelapan, penghentian pembayaran, atau alasan-alasan lain. Jika ini
terjadi, dan pedagang tidak dapat menagih ceknya, maka perusahaan harus melakukan
penagihan yang mahal dan mungkin memerlukan berulang kali penyetoran cek,
peneleponan kepada penulis cek untuk menagih dana, menyerahka ke instansi penagih,
dan akhirnya ke proses pengadilan untuk menagih cek.
Studi oleh sekelompok bank di Atlanta menunjukkan bahwa verifikasi sederhana
oleh pedagang terhadap kecukupan (sufficiency) saldo rekeningnya pada waktu cek
diajukan, dapat mengurangi dengan dua pertiga jumlah cek yang dikembalikan oleh
pedagang.
Jasa-jasa verifikasi cek atau jaminan cek ini memang mempunyai nilai yang dapat
diukur bagi pedagang. Jumlah yang mungkin dibayar pedagang untuk verifikasi cek
tertentu atau jasa-jasa jaminannya, jelas sebagian berpendapat bahwa jasa-jasa ini akan
memberikan penghematan atas penghapusan dan biaya-biaya penagihan, mempercepat
atau memperlambat pekerjaan, serta menghemat tenaga kerja dalam pengecekan
mengenai kepercayaan nasabah terhadap jasa-jasa tersebut.
(29)
2. Pengesahan Kartu Kredit
Syarat-syarat penerimaam pedagang untuk Master Card, Visa dan kartu-kartu
kredit lembaga-lembaga keuangan lainnya, mengharuskan pedagang mengesahkan semua
transaksi kartu dengan memeriksa nomor rekening kartu tersebut dengan ”daftar
peringatan” dari kartu-kartu yang hilang, dicuri atau penyalahgunaan lainnya. Disamping
itu, pedagang perlu mengesahkan transaksi dengan menghubungi lembaga penerbit kartu
tersebut (biasanya melalui lembaga tempat menyetorkan resu transaksi kartu yang
bersangkutan) dan memperoleh persetujuan transaksi. Pada umumnya pedagang
menganggap proses pengesahan ini sebagai tugas yang sangat berat karena membutuhkan
banyak waktu dan usaha, tetapi dapat menghindari resiko kerugian transaksi jika proses
ini dilakukan.
Lembaga-lembaga keuangan yang memberikan lisensi kepada
pedagang penerima kredit harus memberikan prosedur pengesahan kepada
pedagang-pedagang tersebut. Dalam bentuk sederhana, prosedur ini dapat berupa menelepon
lembaga keuangan, dan jika perlu lembaga keuangan itulah yang bertanggungjawab
menghubungi lembaga penerbit kartu yang lain. Dalam sistem yang lebih canggih
pedagang mungkin diinstruksikan menelpon suatu biro pelayanan (service bureau) atau
asosiasi kartu kredit yang mempunyai arsip mengenai infirmasi pengesahan lokal dan
yang terikat dalam jaringan kerja komunikasi nasional. Dalam jaringan pengesahan yang
paling canggih, seluruh proses ini mungkin ditangani melalui alat terminal yang
diaktifkan dengan kartu di pekarangan pedagang dan dihubungkan dengan (tied on-line)
sebuah komputer pada lembaga individual biro service atau asosiasi pengolah kartu
kredit.
Baik Visa maupun Master Card telah mengembangkan jaringan pengesahan
nasional mereke sendiri melalui pesan pengesahan yang dapat saling tukar antara
lembaga-lembaga keuangan pesertanya, biro-biro service, dan asosiasi-asosiasi kartu
kredit. Jaringan-jaringan ini pada mulanya didasarkan atas pemakaian telepon sebagai
alat masukan/keluaran utamanya. Mereka dapat pula menampung terminal-terminal yang
diaktifkan dengan kartu untuk masukan dan keluaran (input dan output).
(30)
-
Mengurangi waktu tata usaha yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu transaksi
pengesahan
-
Membantu mencegah kesalahan-kesakahan transaksi pengesahan
-
Menjamin agar prosedur pengesahan selalu dipatuhi
-
Menyederhanakan proses pengesahan
Bersamaan dengan pengesahan transaksi kartu kredit, terdapat pula kemungkinan
penangkapan data kartu kredit. Penangkapan kartu (data capture) berarti data transaksi
kartu kredit (jumlah, tanggal, nomor rekening, lokasi pedagang, dan keterangan
pembelian) ditangkap pada saat transaksi disahkan dan data ini diolah secara elektronik
ke dalam rekening nasabah. Kertas record transaksi akan disimpan oleh pedagang atau
lembaga keuangan sebagai arsip yang dibutuhkan apabila terjadi perselisihan nasabah
atau pedagang.
3. Pelayanan Kartu Debit
Kartu debit adalah kartu yang diterbitkan untuk nasabah berdasarkan hubungan
depositonya dengan sebuah lembaga keuangan. Kartu ini dipakai untuk membayar
(pedagang atau pihak lain), atau untuk penyetoran atau penarikan ke/dari rekeningnya
(baik langsung melalui sebuah ATM atau sebuah fasilitas lain dari lembaga keuangan
tersebut, maupun secara tidak langsung melalui pedagang atau pihak lain).
Pelayanan kartu debit ini memungkinkan nasabah membayar pedagang untuk
pembelian barang-barang atau jasa-jasa dengan mendebit rekening nasabah dan
mengkredit rekening pedagang.
Pendebitan elektronik adalah pelayanan di tempat penjualan yang telah menarik
banyak peminat diantara para bankir dan pengecer, pelayanan on-line penuh semacam ini
dapat
menghilangkan
pengolahan
kertas
(paper
processing),
menjamin
dana,
mempercepat transaksi, dan menghilangkan foat.
(31)
BAB IV
JASA-JASA PERBANKAN ELEKTRONIK ECERAN
4.4.JASA-JASA DI TEMPAT PENJUALAN
4.4.3. Komponen-Komponen Sistem POS
Komponen-komponen operasi yang pokok dalam sistem POS adalah :
1. Terminal POS
Terminal ditempatkan di lokasi-lokasi pedagang atau dekat tempat-tempat
penjualan. Terminal ini dipakai oleh pegawai pedagang untuk memasukkan dan
mengirimkan data transaksi pembayaran ke pusat pengalihan (switcing center) atau ke
sebuah sistem komputer bank, serta menerima dan menayangkan (display) dari switch
atau dari sistem komputer bank tersebut notifikasi dari respons transaksi bank nasabah.
Terminal-terminal ini dapat disediakan untuk seorang pedagang sebagai suatu jasa-jasa
bank, dan terminal ini dikatakan sebagai milik bank. Pedagang dapatmenyediakan
terminal mereka sendiri atau memodifikasi cash register elektroniknya untuk
menyediakan fungsi-fungsi terminal POS dan alat-alat ini dikatakan sebagai milik
pedagang.
Ciri-ciri terminal terdiri dari :
1. Sebuah papan tombol (keyboard) untuk memasikkaan jumlah transaksi, kode-kode
khusus, dan data variabel yang lain.
Kunci-kunci fungsi untuk memasukkan kode-kode transaksi dan mengaktifkan
fungsi-fungsi terminal yang telah diprogram sebelumnya.
2. Lampu-lampu indikaator untuk menunjukkan kondisi terminal dan respon-respon
terminal standar.
Sebuah tayangan digital variabel untuk mengkonfirmasi masukan papan tombol
(keyboard input) dan menunjukkan respon-respon sistem yang berubah-ubah.
3. Sebuah memori terminal, atau penyangga (buffer), yang telah diprogram sebelumnya
untuk memuat suatu kode identifikasi terminal.
Terdapat beberapa pilihan terminal yaitu :
-
Sebuah reader (bacaan) yang mampu menerima dan mengolah masukan (input)
kartu plastik yang memuat strip magnetik standar.
(32)
-
Sebuah pencetak (printer) yang dapat menghasilkan resu copy keras berdasarkan
data yang terdapat dalam pesan-pesan yang diterima oleh terminal
-
Sebuah stempel (imprinter) yang dapat menghasilkan resu copy keras berdasarkan
data yang diperoleh dari sebuah kartu huruf timbul (embrrosed card) dan/atau data
yang dimasukkan oleh seorang operator terminal.
4. Sebuah bantalan (pad) pengaman nasabah terpisah yang memungkinkn pemegang
kartu memasukkan kode pengaman khusus untuk mengutkan kesalahannya memakai
katu kredit atau karu debit.
2. Concentrators atau Pengawas Terminal
Concentrators atau pengawas terminal adalah alat yang menerima pesan dari
banyak terminal pada garis-garis komunikasi terminal individual dan menggabungkan
pesan-pesan ini untuk diteruskan pada satu line tunggal, kemudian secara selektif
meneruskan pesan individual itu ke terminal tujuan yang tepat pada lines terminal
individual.
Concentrators atau terminal controllers ini dipakai dalam sistem POS sebagai alat
untuk mencapai komunikasi sistem yang lebih efisien dan ekonomis. Concentrators dan
controllers ini tersedia dalam berbagai bentuk dengan kemampuan yang berbeda-beda.
Bisa sederhana, bisa pula begitu kompleks sehingga memungkinkan pesan-pesan
“multipleks” untuk ratusan terminal dari beberapa jenis yang berbeda, mask melalui satu
atau lebih lne ke dan dari satu atau lebih tempat penerima.
Conectors dan controllers dapat dipakai dalam sistem POS untuk memberikan
saling hubungan (interface) antara terminal-terminal dengan switching center (pusat
pengalihan), dan antara terminal-terminal dengan sistem komputer bank.
3. Jaringan Kerja Komunikasi
Sistem POS memberikan 2 bentuk komunikasi terminal ke switching center.
Terminal-terminal dapat disusun sehingga komunikasi melalui sebuah concentrators
dengan switching center. Terminal-terminal dapat pula disusun (configured) untuk
berkomunikasi dengan switch dengan terlebih dahulu mengirimkan semua transaksi
langsung ke sebuah sistem komputer bank. Sebuah bank dapat memilih menghubungkan
(33)
semua terminalnya dengan cara serupa atau mengubahnya, bergantung pada pedagang
yang dilayaninya.
Terminal ke concentrator. Penghematan dari penghubung banyak terminal ke
sebuah switch melalui sebuah concentrator, membuat line yang dimiliki dan dipelihara
sendiri merupakan jenis hubungan terminal ke concentrator yang paling banyak dipakai.
Jaringan line pribadi dibuat sedemikian rupa sehingga pemakaiannya terbatas pada
daerah geografis yang sempit (misalnya pusat perbelanjaan), sehingga tidak mengganggu
jalan publik (public thoroughfare), dan tidak terkena peraturan angkutan umum federal
atau negara bagian.
Concentrator ke switch. Concentrators akan dihubungkan ke switch center melalui
line perusahaan telepon yang disewa.
4. Pusat Pengalihan (Switching Center)
Lokasi instalasi komputer pusat pengalihan ini hendaklah terletak di sentral
terminal-terminal POS dan sistem komputer bank. Fungsi pokok dari switch ini adalah
mengalihkan (switch) transaksi-transaksi dari concentrators terminal dan sistem komputer
bank ke sistem komputer bank pelanggan, dan mengalihkan respons transaksi dari sistem
komputer bank nasabah ke concentrators terminal dan ke sistem komputer bank. Pusat
pengalihan ini juga mengirimkan kredit ke sistem komputer bank pedagang jika data itu
ditangkap untuk transaksi yang telah disetujui.
Walaupun pusat pengalihan ini terutama merupakan mekanisme pengalihan,
namun ia dapat pula melaksanakan beberapa fungsi pengolahan, termasuk mencatat
transaksi-transaksi dan melaporkan transaksi yang telah diolah.
5. Sistem Komputer Bank
Sistem komputer bank memelihara data rekening yang perlu untuk mengesahkan
dan memposkan suatu transaksi rekening cek nasabah atau suatu transaksi kartu kredit
bank, dan menerima serta memposkan kredit pedagang dari transaksi-transaksi nasabah.
Sistem ini berkomunikasi langsung dengan pusat pengalihan untuk meenerima
transaksi-transaksi dan mengirimkan respons. Sistem ini dapat pula berkomunikasi langsung
(34)
dengan terminal-terminal POS atau dengan concentrators jika melayani langsung
pedagang.
Dalam penunjukan ke sistem komputer bank yang mengolah transaksi-transaksi
POS tertentu, dipakai istilah-istilah sebagai berikut :
a. Sistem Bank Nasabah (Konsumen). Sistem komputer mengadakan catatan-catatan
(record) rekening DDA atau rekening kartu kredit nasabah yang sedang diolah
sebagai bagian dari transaksi POS.
b. Sistem Pengesahan. Sama dengan Sistem Bank Nasabah
c. Sistem Bank Pedagang. Sistem komputer bank yang mengadakan record rekening
pedagang yang sedang diolah (dikredit) sebagai bagian dari transaksi POS.
6. Sistem-Sistem Pengesahan Lain
Walaupun sistem POS ini terutama ditujukan untuk pelayanan nasabah-nasabah
bank lokal, namun nasabah bank luar daerahpun dapat diizinkan masuk ke kemampuan
sistem ini melalui jalan berikut :
a. Sistem Kartu Kredit Bank Nasional. Sistem pengesahan kartu kredit bank
berkomunikasi dengan sistem kartu kredit bank nasional untuk Master Card dasn
VISA. Hal ini berarti nasabah-nasabah kartu kredit dari bank-bank di luar daerah
dapat mengesahkan pembelian-pembelian mereka melalui sistem POS.
Masing-masing sitem bank lokal mengadakan hubungan dengan afiliasi nasionalnya dan akan
menerima dan meneruskan transaksi-transaksi dari terminal-terminal, concentrators,
dan dari pusat pengalihan.
b. Sistem Rekening Cek Nasional. Jika sistem rekening cek nasional yang
dikembangkan, maka sistem lokal dapat berkomunikasi dengan sistem nasional.
Pihak-pihak dari komunikasi ini sama seperti untuk kartru kredit bank.
(35)
BAB IV
JASA-JASA PERBANKAN ELEKTRONIK ECERAN
4.4.JASA-JASA DI TEMPAT PENJUALAN
4.4.4
Struktur Sistem POS
Terminals, concentrators, lines komunikasi, pusat pengalihan dan sistem
komputer bank, yang menentukan sistem POS dapat disusun (configured) dengan
berbagai cara. Berikut ini akan membahas konfigurasi dari unsur-unsur yang mungkin
dikembangkan dengan berkembangnya sistem.
Simbol-simbol berikut akan dipakai untuk melukiskan unsur-unsur sistem :
Simbol
Arti
T
Terminal dimiliki oleh seuah bank
Switch
Pusat Swiching
C
C dimiliki oleh sebuah bank
Bank
Sistem komputer bank. Sistem ini merupakan kemampuan bank
untuk berkomunikasi dengan pusat switching untuk pengesahan
dan pengolahan transaksi rekening giro maupun transaksi
rekening kartu kredit bank
Banks
Multi sistem komputer bank yabf terdapat dalam jaringan POS
yang sama
M
Terminal dimiliki oleh seorang pedagang
Pedagang
Sebuah sistem komputer pedagang. Sistem ini dianggap mampu
berkomunikasi dengan sistem komputer sebuah bank
Garis-garis yang menghubungkan unsur-unsur sistem ini ditunjukkan oleh garis
lurus. Jik bersifat pilihan (optional) maka baik unsur maupun garisnya akan
terputus-putus.
(36)
1.
Sistem Bank Tunggal
Sistem
bank
tunggal
adalah
mungkin
beberpa
bank
mengembangkan,
memasarkan, dan menujang sistem-sistem terminal POS yang eksklusif unuk pemakaian
pedagang-pedagang dan nasabah-nasabah mereka sendiri. Walaupun sistem ini tidak
memakai switch, ia terbatas pada jenis transaksi yang ditanganinya. Jadi sistem ini secara
ekonomis hanya dapat bertahan hidup untuk bank-bank besar dengan basis pedagang dan
nasabah besar dan dengan kemampuan teknis yang besar pula.
Skema sistem ini akan tampak sebagai berikut :
T
C
Bank
Terminal-terminal berkomunikasi langsung atau melalui concentrator dengn
sebuah sistem komputer bank. Satusatunya jenis transaksi yang ditanganinya adalah
transaksi dimana pedagang maupun nasabah mempunyai rekening-rekening di bank yang
menyediakan jasa-jasa tersebut.
2.
Sistem dengan Switch
Pengadaan pusat pengalihan ini akn memungkinkan bank menyediakan jasa-jasa
POS tanpa harus menyokong rantai komunikasi langsung antara terminal-terminalnya
dengan sistem komputernya. Selama suatu lembaga keuangan dapat menyediakan
terminal-terminal dan concentrator-concentrator yang sesuai dengan standar switch dan
selama dapat mencapai suatu interface (saling-hubungan) antara sistem komputernya
dengan switch itu, maka akan dapat menawarkan jasa-jasa transaksi-transaksi dari semua
yang ikut serta dalam sistem ini. Skema konfigurasi jaringan untik sistem ini adalah
sebagai berikut :
T
C
Switch
Bank
Semua terminal diharuskan berkomunikasi dengan switch melalui concentrator
milik bank
(37)
3.
Sistem Gabungan
Mungkin saja suatu sistem POS akan berkembang sedemikian rupa sehingga
meliputi kedua konfigurasi jaringan yang telah disebutkan sebelumnya.
Skema sistem tersebut akan tampak sebagai berikut :
T
C
T
C
Switch
Bank
Mungkin pula sebuah bank menyokong terminal-terminal di bwah masing-masing
dari 2 konfigurasi yang berbeda, tetapi mungkin saja beberapa bank hanya akan
menunjang salah satu dari konfigurasi itu. Sebuah pusat pengalihan (switching center)
dapat pula dikategorikan sebagai suatu :
- Front end switch (tombol ujung depan), merupakan pusat pengalihan yang diletakkan
antara terminal dengan komputer lembaga keuangan.
- Back end switch (tombol ujung belakang), diletakkan di belakang komputer lembaga
keuangan dan hanya untuk melayani transaksi langsung diantara mereka. Back end
switch ini tidak mempunyai hubungan langsung dengan terminal dan umumnya tidak
melaksanakan fungsi-fungsi pengolahan transaksi primer.
- Combination switch (tombol kombinasi), sistem pusat pengalihan yang front end
untuk beberapa komputer lembaga keuangan dan back end untuk yang lain.
4.
Sistem Kombinasi Dengan Terminal-Terminal Pedagang
Pedagang yang mempunyai terminal dan sistem komputer sendiri mungkin ingin
menggunakan sistem ini. Untuk itu perusahaan harus berunding dengan sebuah bank
untuk memperoleh akses langsung untuk unsur-unsur ini ke jasa-jasa POS. kebutuhan
sistem akan menentukan bahwa terminal atau komputer pedagang hanya akan dapt
memperoleh akses ke switching center dengan memasuki suatu sistem bank lebih dahulu
atau suatu concentrator milik bank. Skema sistem kombinasi adalah sebagai berikut :
(38)
T
C
T
C
Switch
Bank
C
M
Pedagang
5. Sistem Yang Dihubungkan Dengan Sistem Kartu Kredit Nasional
Sekarang sudah ada sistem nasional untuk saling tukar (interchange) data transaksi
kredit bank. Kebanyakan bank menghubungkan sistem komputernya sendiri dengan
jaringan-jaringan nasional ini. Mengakui perkembangan ini, maka sistem POS
memberikan jasa-jasa untuk mengilah transaksi-transaksi kartu kredit bank yang akan
dialihkan ke jaringan-jaringan nasional melalui sistem-sistem bank lokal. Susunan skema
sistem ini adalah sebagai barikut :
T
C
T
C
Switch
Bank
C
M
Pedagang
6.
Sistem Yang Dihubungkan Dengan Pusat Pengalihan Lain
Pusat-pusat pengalihan untuk pelaksanaan transfer dana akan muncul di pusat-pusat
regional di seluruh negeri dan pada akhirnya konsep jaringan transfer dana nasional akan
tercapai dengan melaksanakan saling hubungan (interface) antara switch-switch regional
tersebut. Skema sistem POS lengkap akan tampak sebagai berikut :
Sistem Kartu Kredit Bank Nasional
(39)
T
C
T
C
Switch
Bank
C
M
Pedagang
4.4.5 . . Isu-Isu Strategi
Jarang sekali bank yang atas kemauan sendiri terjun ke lapangan POS. Ada
beberapa alasan, yaitu :
a. Ekonomi POS hampir sama dengan operator-operator kartu kredit tetapi memerlukan
banyak
sekali
penambahan
inverstasi
besar
untuk
peralatan
terminal
dan
telekomunikasi
b. POS membutuhkan distribusi kartu secara massal dan bersamaan dengan itu
mengangkat pedagang-pedagang yang mampu banyak menjual kartu
c. Tidak banyak permintaan akan jasa-jasa POS, baik dari pedagang-pedagang maupun
dari konsumen.
Faktor-faktor ini menciptakan suatu lingkungan POS dimana partisipasi bank
langsung itu pada umumnya terbatas pada beberapa pengaturan pembagian bersama.
Kebanyakan sistem POS terpenting yang jalan dewasa ini dikontrol oleh pihak ketiga,
seperti VISA, Telekredit, dan Comet Corp.
Dengan perspektif ini, ada baiknya kita memeriksa lebih mendetil beberapa isu
yang kritis sekarang mengenai POS.
1. Penerimaan Pedagang
Penerimaan pedagang merupakan faktor yang menentukan bagi suksesnya jasa-jasa
jaminan cek dan kartu debit POS. Jasa-jasa ini hanya berguna bagi pedagang jika
kartu-kartu tersebut dipegang dan dipakai oleh sebagian besar pelanggan. Sebuah
kartu POS tidak akan diterima pengecer, jika kartu tersebut hanya diterbitkan untuk
pelanggan-pelanggan lembaga keuangan. Kartu-kartu tersebut harus diterbitkan oleh
Sistem Kartu Kredit Bank Nasional Pusat-Pusat
(40)
pengecer untuk kebanyakan pelanggannya (seperti halnya kartu cek yang diterbitkan
oleh supermarket), oleh suatu keuangan untuk para nasabahnya sendiri dan kartu-kartu
dari lembaga lain, atau oleh suatu organisasi pihak ketiga melalui
lembaga-lembaga keuangan yang berpartispasi.
Menyediakan kartu bagi banyak pelanggan pengecer barulah suatu persyaratan bagi
penerimaan pedagang. Halangan lain adalah menyangkut prosedur pengesahan.
Banyak pedagang yang sudah memiliki sendiri terminal-terminal pengesahan untuk
kartu nasional atau kartu T & E (Travel & Entertainment / Perjalanan dan hiburan) dan
tidak bersedia untuk menbagi ruang bagi terminal-terminal baru.
2. Ketidakpastian Mengenai Ekonomi dan Manfaat
Ide mengenai terminal-terminal kartu kredit di supermarket-supermarket yang
serentak melakukan transfer dari rekening bank nasabah ke rekening bank pedagang.
Walaupun ATM terutama berusaha menyediakan uang tunai dan menyelesaikan
transaksi-transaksi yang terjadi sebelumnya, namun sistem POS dapat mentransfer
pembayaran pada saat penjualan. Fungsi-fungsi terpenting dari terminal-terminal POS
adalah verifikasi cek dan pengesahan kartu kredit.
Diantara masalah-masalah besar yang menyangkut sistem POS adalah masalah
manfaatnya bagi penyedia dan bagi para pemakai jasa. Dengan sistem sekarang yang
membebankan biaya untuk jasa-jasa pembayaran, knsumen sedikit sekali mendapatkan
manfaatnya kecuali lebih rendahnya resiko pencurian jika mereka dapat membawa
lebih sedikit uang tunai.
Para pengecer prihatin terhadap pengawasan persediaan (inventory control), dan
supermarket-supermarket
besar
telah
banyak
menginvestasikan
dalam
ECR
(Electronic Cash Register) canggih yang memungkinkan mereka melaksanakan fungsi
ini secara otomatis. Agar dapat diterima masyarakat. Sistem POS ini hendaklah
dibangun di sekitar ECR. Keprihatinan lain bagi pengecer adalah waktu yang
dibutuhkan masing-masing nasabah untuk menyelesaikan suatutransaksi di tempat
keluar (checkout point), dan disini kartu plastik tidak lebih baik dari uang, walaupun
biasanya lebih cepat membayar dengan cek. Karena konsumen belum terbiasa dengan
pemakaian kartu plastik untuk pembayaran lain, maka argumen pemasaran defensif
(yaitu pelanggan akan pergi ke tempat lain, jika fasilitas tidak disediakan) yang
(41)
menentukan penyebaran kartu kredit, tidak berlaku. Jadi, selain menjamin baiknya
dana (good funds), POS tidak jelas manfaatnya bagi pengecer sebagai jasa-jasa
pembayaran.
4.4.6. Keterlibatan Bank Dalam POS
Sejumlah bank telah mencoba meluncurkan jasa-jasa POS dalam satu atau lain
bentuk, banyak usaha ini yang gagal walaupun ada juga yang berhasil. Metroteller adalah
satu dari beberapa sistem yang memberikan kemudahan perbankan kepada lokasi-lokasi
eceran, terutama kepada supermarket dalam bentuk cabang mini yang
pegawai-pegawainya kebanyakan adalah Mutual Saving Banks (MSB) / Bank Tabungan Bersama,
yang ikut serta dalam fasilitas-fasilitas dalam toko (instore facilities), dan mengijinkan
para pelanggan pemegang kartu untuk melaksanakan segala jenis transaksi perbankan
seolah-olah mereka berada dalam sebuah cabang tradisional, kecuali jam-jam tokonya
lebih lama dan para deposan mempunyai kesempatan untuk ke bank dan untuk berbelanja
pangan atau barang lain di tempat yang sama. Walaupun Metroteller menjamin cek-cek
sebagai kemurahan bagi toko-toko, namun transaksi ini hanyalah sebagian kecil saja dari
totalnya.
Garis dasar riil bagi Metroteller adalah fakta bahwa transaksi-transaksi rutin telah
bergerak keluar dari cabang yang padat karya (labor intensive) ke pengolahan yang lebih
murah oleh pegawai-pegawai toko yang dibantu oleh terminal-terminal elektronik.
4.4.7
Perkembangan POS Sekarang
Sesudah bertahun-tahun, pembayaran elektronik di tempat penjualan akhirnya
mendapat dukungan yang dibutuhkan. Kombinasi antara kemajuan ekonomi/teknologi
dengan pembentukan jaringan ATM berbagi telah menyulut (fueled) minat bank-bank
besar, para pengecer dan perusahaan-perusahaan minyak terhadap POS.
(42)
BAB IV
JASA-JASA PERBANKAN ELEKTRONIK ECERAN
4.5.PENYIMPANAN AMAN CEK
4.5.1. Pengertian Cek
Yang dimaksud dengan cek adalah surat berharga yang berisikan perintah
membayar tidak bersyarat yang ditujukan kepada bank. Perintah membayar ini dapat
dikeluarkan atas nama seseorang atau atas unjuk, atau dengan memberikan kuasa untuk
memindahkannya kepada orang lain, atau atas nama si pembawa surat kuasa.
Syarat-syarat formal yuridis dan penggunaan surat pernyataan atau perintah
pembayaran, sebagai alat pembayaran giral yang diatur dalam pasal 178 KUH Dagang
adalah :
Pada
perumusan
surat
pernyataan/perintah
bayar
harus
terdapat
perkataan
cek/check/cheque, dalam bahasa yang dipakai untuk merumuskan bunyi surat
pernyataan/perintah bayar tersebut.
Surat pernyataan bayar harus berisikan perintah tak bersyarat untuk membayar
sejumlah uang tertentu.
Nama pihak yang harus membayar (tertarik, drawee, bentrokene), haruslah nama
suatu bank.
Harus disebutkannya tempat dimana pembayaran dilakukan.
Penyebutan/pencantuman tanggal dan tempat surat perintah bayar tersebut
dikeluarkan.
Tanda tangan orang yang mengeluarkan pernyataan/perintah membayar.
Syarat-syarat yang disebutkan di atas mutlak harus tercantum, dan apabila satu
dari enam hal tersebut tidak disebutkan, maka surat pernyataan/perintah bayar tersebut
tidak dikeluarkan sebagai cek/check/cheque. Ketentuan ini terdapat di dalam pasal 179
ayat 1 KUH Dagang.
Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi oleh penarik atau pemegang rekening
giro, seperti :
(43)
Untuk mempermudah dan mempertegas serta melihat keabsahan dari cek yang
dikeluarkan
oleh
pemegang
rekening,
serta
untuk
menghindari
terjadinya
penyimpangan
dan
penyelewengan-penyelewengan
oleh
pihak
yang
tidak
bertanggungjawab.
-
Endorsment
Pemindahan hak suatu cek atas unjuk kepada orang atau pihak lain, dimana
penerbitan cek tadi ditujukan pada suatu nama pembawa atau bea remnya dicoret,
pelaksanaan endorsment dengan cara ditanda tangani pada halaman belakang cek oleh
yang namanya tercantum di atas tersebut.
-
Cross Check
Yaitu selembar cek yang diberi dua garis sejajar pada sisi atas atau sebelah kiri
warkat yan bersangkutan. Arti dari dua garis sejajar tersebut sebagai pernyataan
bahwa cek yang bersangkutan tidak dapat ditarik secara tunai, sehingga fungsinya
sama dengan bilyet giro yaitu sebagai pemindahbukuan saja.
Ada dua jenis ross check yang dilakukan yaitu :
1. Check cross secara umum, yaitu crossing yang hanya merupakan garis sejajar
2. Cek yang di cross secara khusus, yaitu crossing yang juga merupakan dua garis
sejajar pada sisi kiri sebelah atas suatu check, tetapi diantara kedua garis sejajar
tadi dicantumkan nama yang berhak atas check yang di cross tersebut.
-
Coretan-coretan yang harus dilegalisir penarik
Tujuan serta ketenuan-ketentuan yang harus dipenuhi untuk sahnya setiap coretan
atau pembatalan pada warkat payment orders yang berlaku dalam usaha perbankan.
-
Bagi warkat-warkat/surat-surat berharga yang diterbitkan oleh nasabah suatu bank
dimana nasbah tersebut mengadakan transaksi dengan bank.
-
Coretan-coretan atau pembatalan pada redaksi atau teks untuk warkat atau surat-surat
berharga yang dikeluarkan atau diterbitkan oleh bank harus juga dilegalisir oleh
petugas yng ditunjuk atau pejabat bank yang menandatangani warkat atau surat
berharga yang dimaksud.
Untuk diketahui bahwa dual custodian bagi American Bankng System adalah
merupakan pengendalian yang ampuh untuk hal-hal yang sifatnya pengamatan atau
proteksi bank.
(44)
1. Counter Check
Media payment order ini pada ummnya digunakan bilamana seorang nasabah dai
suatu bank yang akan menarik dananya dari bank yang bersangkutan dimana media
yang seharusnya digunakan nasabah tersebut yaitu cek, tertinggal atau telah habis
persediaannya (pada nasabah).
Bank dapat menyediakan melayani penarikaan tunai, dengan menyerahkan media
yang disediakan oleh bank yaitu counter check kepada nasabah yang bersangkutan.
Syarat-syarat dapat diterbitkan counter check atau dianggap sahnya media tersebut,
bilamana pemegang rekening (nasabah bersangkutan melakukan pengisian di depan
petugas bank itu sendiri. Penndatanganan counter check ini juga harus di atas materia
yang cukup dan sesai nilainya dari dana bea materia terhadap check.
2. Cek Mundur
Yang dimaksud cek mundur atau post dated adalah cek yang bertanggal lebih
kemudian dari tanggal saat cek tersebut diuangkan atau dicairkan.
Undang-undang menetapkan bahwa cek-cek yang bertanggal mundur harus dibayar
oleh bank tertarik apabila diserahkan oleh pemegang uang untuk diuangkan atau
dicairkan, sepanjang cek tersebut memenuhi syarat-syarat formal dan pada saat
pencairan tersebut tersedianya dana didalam rekening penarik.
Penarik tidak dapat mengajukan gugatan kepada bank, oleh sebab itu diterbitkan
suatu media yang dapat menjamin terikatnya perjanjian, antara penarik yang
mengeluarkan cek mundur dengan penerima, yaitu media giro bilyet.
3. Cek Hilang
Menurut ketentuan yang berlaku sesuai dengan pasal 206 KUH Dagang, tenggang
waktu berlakunya suatu cek adalah selama 70 (tujuh puluh) hari, dan karenanya usaha
yang dilakukan penarik, baik melalui iklan pada surat-surat kabar maupun dengan
cara lain dalam usaha membatalkan atau menyatakan tidak berlakunya statu cek,
sebelum terlewatinya masa berlaku yang telah ditetapkan, bank berhak untuk tidak
melayani usaha-usaha yang dilakukan oleh nasabah, tetapi bank hanya akan
memperhatikan bilamana penarik memberitahukan secara tertulis lepada bank atas
kehilangan cek tersebut.
(45)
Untuk check yang hilang ini, telah ada ketentuan-ketentuan yang mengatur untuk
diperhatikan oleh bank agar tidak melakukan pembayaran, yaitu :
-
Laporan
dapat
diperhatikan
apabila
pelador
mengajukan
lepada
bank
pemberitahuan secara tertulis debgan disertai surat keterangan hilang dari
kepolisian setempat, sebagai bukti bahwa kejadian tersebut telah diketahui dan
dilaporkan sebelumnya kepada polisi.
-
Bank tidak hanya melayani pemintaan pelapor melalui telepon atau lisan, karena
sebelum bank bertindak untuk melaksanakan permintaan atau pernyataan karena
cek hilang dari pelapor, untuk cek yang dinyatakan hilang tadi diblokir
pembayarannya, bank harus melakukan verifikasi atas pelapor bersangkutan
disamping surat keterangan hilang dari kepolisian.
-
Apabila cek yang dinyatakan hilang tersebut, diajukan kepada bank, dimana bank
telah menerima pernyataan tertulis berikut surat keterangan polisi dari pelapor,
maka tidak perlu memperhatikan cukup tidaknya dana dalam rekening penarik,
bank harus segera menghubungi pelapor dan polisi yang mengeluarkan surat
keterangan yang dimaksud.
-
Sehubungan dengan pernyataan cek hilang ini, rekening penarik tidak perlu
diblokir.
Pelayanan atas pelapor cek hilang ini semata-mata adalah merupakan service yang
diberikan bank kepada nasabahnya. Oleh karena itu biasanya bank akan
mencantumkan beberapa klausul pada surat pernyataan pelaporan hilang yang
ditandatangani nasabah tersebut, yang berbunyi :
Bank akan melakukan stop payment order ini sepanjang cek juga bilyet giro yang
dibatalkan atau warkat bank lainnya yang dimaksud belum dibayarkan. Bank tidak
bertanggungjawab atau mempunyai kewajiban apapun seandainya cek, bilyet giro,
atau warkat bank lainnya dimaksud karena satu dan yang lain sebab (seperti faktor
waktu dalam memproses informasi, kelambatan administrasi, kealpaan atau
faktor-faktor lainnya terbayarkan.
(46)
4.5.2. Penyimpanan Aman Cek (Check Truncation)
Nasabah tidak perlu menerima lembar cek-cek yang telah dibatalkan. Sebagai
ganti pengembalian cek-cek yang dibatalkan dengan daftar bulanannya kepada nasabah,
lembaga keuangan hanya mengirimkan statement (daftar pernyataan) dan menahan
cek-cek tersebut.
Cek-cek yang dibatalkan tersebut disimpan untuk waktu terbatas, biasanya 90
hari. Sesudah masa penahanan, cek-cek yang dibatalkan dihancurkan dan copies
mikrofilm dari cek-cek tersebut dipakai untuk memenuhi permintaan nasabah dan
memberikan copies dari image mikrofilm tersebut. Mikrofilm disimpan paling sedikit
selama yang diharuskan undang-undang, biasanya 7 tahun walaupun seharusnya berbeda
di satu negara dengan negara lain.
4.5.3. Tempat-tempat Transaksi Dalam Arus Cek
DDA : Direct Deposits Application ( Aplikasi Penyetoran Langsung )
1. Penyimpanan Aman di Bank Pembayar
Cek Penerimaan Menguji & Mengkode
Penangkapan Image
Posting DDA Atas Kain
Transaksi Kooperatif
Korespondent Elektronik
Cek
Cek Dihancurkan
Cek Penangkapan
Image
Posting DDA Statement Uraian
Cek-Cek
Penyimpanan Item 90
(47)
2. Transaksi Antar Bank
NACHA : National Authomated Clearing House Association (Asosiasi Nasional Untuk Penyimpanan Aman Cek)
ACH : Automated Clearing House (Badan Clearing Nasional)
4.4.JASA-JASA LEMBAGA KLIRING OTOMAT ECERAN
4.6.1. Pengertian
ACH (Authomate Clearing House) / Lembaga Kliring Otomat : Fasilitas yang
melaksanakan fungsi pertukaran dan peyelesaian pembayaran elektronik melalui
lembaga-lembaga keuangan.
Pembayaran elektronik adalah pengganti cek ke atas dan di rekam di atas medium
yang dapat dibaca mesin, biasanya medium itu adalah pita magnetik. Pembayaran
elektonik merupakan debit yang dikurangkan dari suatu akun (misalnya : pembayaran
rekening) atau kredit yang ditambahkan pada sebuah akun (misalnya : penyetoran gaji).
Peserta ACH yaitu lembaga-lembaga keuangan yang menjadi anggota asosiasi
yang disebut asosiasi ACH.
ACH didirikan untuk membuat peraturan dan prosedur yang mengatur pertukaran
pembayaran elektronik dalam suatu daerah.
4.6.2. Proses ACH
Cek Penerimaan Komputer
Cek Dihancurkan Transaksi di Bank Deposit Posting DDA NACHA Lokal Kawat Non Lokal ke ACH
Bank
Penciptaan ACH Penyortiran Ayat-Ayat ACH dan Akumulasi Total
Penyelesaian
Penyerahan Ayat-Ayat Yang Telah Disortir Ke
Tempat-Tempat Penerimaan
Posting Ayat-Ayat ACH ke Masing-Masing Rekening
Penyelesaian Antara Pemulai Dengan Penerima
Pengembalian dan Penyelesaian Ayat-Ayat Yang
(48)
BAB IV
JASA-JASA PERBANKAN ELEKTRONIK ECERAN
4.7.PERBANKAN KE RUMAH
4.7.1. Pembayaran Rekening Dengan Telepon / Telephone Bill Payment (TBP)
Yaitu jasa transfer dana yang memungkinkan konsumen membayar rekening
dengan menelpon lembaga keuangannya dan mengusahakan mendebet rekeningnya dan
mengirim dana kepada payee (penerima pembayaran) yang ditentukannya.
4.7.2. Perbankan Video Ke Rumah / Video Home Banking (VHB)
VHB meliputi videotex suatu sistem 2 arah (interaktif) dimana konsumen mendapat
informasi jasa-jasa dari basis data dan selanjutnya dapat mengirimkan pesan pada
komputer, database atau suatu terminal lain. Informasi videotex dibuat dan disunting
melalui papan tombol terminal dan disimpan dalam database komputer. Database
bertujuan memudahkan pemakai dengan cepat dan dapat memperoleh informasi tertentu
dengan sistem ini. Informasi ini dikirimkan ke nasabah melalui jalur telepon (dengan
menandai modems untuk mengubah transmisi analok ke bentuk digital untuk dapat
ditayangkan) atau melalui sistem TV Kabel, sebuah deracter, menghubungkannya dengan
duplay unit (TV
yang dimodifikasi, komputer pribadi), menerima informasi,
menerjemahkan dan menayangkannya di layanan.
Komponen Sistem Videotex
1.
Terminal
Tayangan dan mekanisme masukan (input) untuk konsumen, perusahaan dan para
penyedia informasi TV yang disesuaikan, komputer pribadi, terminal videotext.
2.
Rantai Komunikasi
Menghubungkan pemakai dan pusat operasi menghubungkan para penyedia
informasi dengan pangkalan data (database) dan jika database tidak tersedia di pusat
operasi.
(49)
Mengatur peralatan dan perangkat lunak pusat opeasi hubungan-hubungan antara
pusat-pusat operasi dengan pangkalan data (database), koneksi terminal, rekaman
pemakaian dan pembuatan rekening pemakai.
4.
Pangkalan Data
Bisa terdapat dalam pusat operasi atau pada penyedia informasi. Mekanisme pintu
gerbang dapat dipakai untuk menghubungkan database yang sama ke pusat operasi
dan dalam beberapa hal database dapat diadakan untuk para penyedia informasi
dengan kebutuhan operasi bersama.
5.
Standar
Cara menghubungkan bersama terminl, jaringan komunikasi, perangkat keras
komputer yang tersebut di atas.
VHB dapat meliputi salah satu dari 4 kategori jasa-jasa berikut :
1. Retrieval Informasi
Para pemakai dapat memperoleh informasi tentang saldo, tarif, keterangan produk,
dan sebagainya.
2. Transaksi
Pembayaran rekening, pemesanan cek, pembelian instrumen dsb yang membutuhkan
tambahan arus informasi kembali melalui sistem yang terdiri dari instruksi dan
pengolahan transaksi.
3. Pesan Elektronik
Pemakai dapat mengirimkan pesan-pesan dimasukkan ke pusat komputer dan
dikirimkan ke departemen pelayanan nasabah, bank mengambil kembali
pesan-pesannya.
4. Perhitungan
Operasi Sistem
Ada 4 fungsi pengolahan pokok dalam sistem VHB
1. Persiapan Informasi Nasabah
(1)
6.2.3. Clearing (Kliring) Pengertian Kliring
Kliring yaitu jasa penyelesaian hutang piutang antar bank dengan cara saling menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan di lembaga kliring. Kliring adalah sarana perhitungan warkat antar bank akibat transaksi yang
dilakukan oleh nasabahnya di dalam satu wilayah kerja Bank Inonesia guna memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral.
Tujuan Kliring
1. Untuk memajukan dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral.
2. Agar perhitungan penyelesaian utang piutang dapat dilaksanakan lebih mudah, aman dan efisien.
3. Meningkatkan jumlah dan yang dapat dihimpun dari hasil kliring.
Kewajiban Bank Pelaksana Kliring
1. Berkewajiban melaksanakan penyelenggaraan kliring sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Menyampaikan laporan tentang data-data kliring setiap minggu bersamaan laporan likuiditas mingguan kepada Bank Indonesia yang membawahi wilayah kliring yang bersangkutan.
3. Untuk mempermudah bank penyelenggara kliring dalam penyediaan uang kartal maka ditentukan bahwa hasil kliring hari itu dapat diperhitungkan pada rekening bank tersebut pada Bank Indonesia.
Peserta Kliring 1. Bank umum
2. Penyertaan dalam kliring dapat dilakukan dengan cara :
a. Langsung yaitu memperhitungkan warkat secara angsung dalam pertemuan kliring.
b. Tidak langsung yaitu memperhitungkan warkat kliring melalui kantor puat atau salah stu kantor cabang yang menjadi peserta kliring.
(2)
Syarat-Syarat Menjadi Peserta Kliring
1. Kantor bank yang akan menjadi peserta kliring harus memperoleh ijin dari maajemen keuangan
2. Keadaan administrasi pimpinan dan keuangan bank peserta memungkinkan bank tersebut memenuhi kewajiban dalam kliring
3. Simpanan masyarakat dalam bentuk giro telah mencapai saldo sekurang-kurangnya 20 % dari syarat modal disetor minimum bagi pendirian bank pada wilayah yang bersangkutan
4. Menyetor jaminan kliring sebesar 10 % dari jumlah kewajiban yang dapat dibayar pada bank penyelenggara. Kewajiban ini hanya dikenakan kepada bank yang baru menjadi peserta atau baru direhabilitasi sebagai peserta kliring.
Warkat-Warkat Yang Dikliringkan 1. Cek
2. Bilyet Giro 3. Wesel
4. Surat Bukti Penerimaan Transfer Dari Luar Kota
6.2.4. Safe Deposit Box Pengertian Safe Deposit Box
Safe deposit box yaitu jasa bank yang diberikan kepada nasabahnya dalam bentuk kotak dengan ukuran tertentu dan disewakan kepada nasabah yang berkepentingan untuk menyimpan dokumen-dokumen atau benda-benda yang berharga.
Kegunaan Safe Deposit Box
1. Untuk menyimpan surat-surat berharga dan surat-surat penting seperti sertifikat-sertifikat, saham, obligasi, surat perjanjian, akte kelahiran, ijazah, dan lain-lain.
(3)
2. Untuk menyimpan benda-benda berharga seperti emas, berlian, mutiara, intan, dan lain-lain.
Barang-barang Yang Dilarang Disimpan Dalam Safe Deposit Box 1. Narkotik dan sejenisnya
2. Bahan yang mudah meledak
Keuntungan Safe Deposit Box 1. Bagi Bank
a. Biaya sewa
b. Uang jaminan yang mengendap c. Pelayanan nasabah
2. Bagi Nasabah
a. Menjamin kerahasiaan barang-barang yang disimpan b. Keamanan barang terjamin
6.2.5. Bank Garansi
Bank garansi yaitu jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank kepada suatu pihak, baik perorangan, perusahaan atau badan lembaga lainnya dalam bentuk surat jaminan.
6.2.6. Menerima Setoran-Setoran
Yaitu membantu nasabah dalam mengumpulkan setoran-setoran. Contoh : pembayaran listrik, air, telepon, pajak, ONH, uang kuliah, dan lain-lain.
6.2.7. Pembayaran
Yaitu membantu nasabah perusahaan dalam melakukan pembayaran. Contoh : Gaji, pensiun, bomus, hadiah, dan lain-lain.
(4)
6.2.8. Bank Card (Kartu Bank)
Kartu bank yaitu ”Kartu Plastik” yang dikeluarkan oleh bank yang diberikan kepada nasabahnya untuk dipergunakan sebagai alat pembayaran dan pengambilan uang ditempat-tempat tertentu seperti : supermarket, hotel, restoran, tempat hiburan, dan lain-lain.
6.2.9. Bank Notes (Devisa Tunai)
Devisa tunai yaitu uang kartal asing yang dikeluaarkan dan diterbitkan oleh bank di luar negeri.
Istilah-istilah dalam bank notes : 1. Valuta : Mata Uang
2. Kurs : Nilai Valuta Asing 3. Konversi : Penyesuaian
4. Kurs Konversi : Penyesuaian Nilai Valuta Asing Terhadap Rupiah
Kurs Terbagi Atas :
1. Kurs Jual : Kurs yang terjadi pada saat bank menjual (nasabah membeli) 2. Kurs Beli : Kurs yang terjadi pada saat bank membeli (nasabah menjual)
4.3.10. Travellers Cheque Pengertian Travellers Cheque
Travellers cheque yaitu cek wisata atau cek perjalanan yang digunakan untuk bepergian.
Keuntungan Travellers cheque 1. Memberikan kemudahan berbelanja 2. Mengurngi resiko kehilangan uang 3. Memberikan rasa percaya diri
(5)
Perbedaan Personal Cheque dan Traveller Cheque
Personal Cheque Travellers Cheque
1. Umurnya maksimal 70 hari 1. Umurnya tidak dibatasi tergantung dari bank yang menerbitkannya 2. Hanya dapat diuangkan pada bank
dimana dibuka rekening
2. Dapat dibelanjakan dan diuangkan di berbagai tempat yang mempunyai hubungan dengan bank yang mengeluarkannya
3. Besarnya nilai cek ditulis pada saat penerbitan cek
3. Besarna nilai TC dalam bentuk pecahan tertentu
4. Dikenakan bea materai 4. Tidak dikenakan bea materai 5. Tanda tangan dibubuhkan pada saat
cek diterbitkan
5. Tanda tangan dibubuhkan 2 kali yaitu pada saat pembelian dan pencairan
6. Dapat ditandatangani lebih dari 2 orang
6. Hanya ditandatangani oleh satu orang
(6)