TINJAUAN OBYEK RANCANGAN PUSAT SENI FOTOGRAFI DI SURABAYA.

BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN

2. 1. Tinjauan Umum Perancangan

2. 1. 1. Pengertian Judul Proyek Tugas Akhir

Pusat Seni Fotografi di Surabaya , judul proyek tersebut memiliki arti sebagai berikut : 1. Pusat Pokok, pangkal, atau yang menjadi pimpinan berbagai urusan, hal, dan sebagainya, yang membawahi berbagai bagian. WJS Purwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia 2. Seni Fotografi Seni fotografi adalah perpaduan antara teknologi dan seni. Berbagai nilai estetika yang tidak tercakup dalam teknologi fotografi harus diselaraskan dengan proses teknis untuk memberikan karakter dan keindahan pada hasil visualnya. Seni fotografi bukan sekedar merupakan rekaman apa adanya dari dunia nyata, tapi menjadi karya seni yang kompleks dan media gambar yang juga memberi makna dan pesan. bisa dikatakan sebagai kegiatan penyampaian pesan secara visual dari pengalaman yang dimiliki seniman fotografer kepada orang lain dengan tujuan orang lain mengikuti jalan pikirannya. Supaya tercapai proses penyampaian pesan ini maka harus melalui beberapa persyaratan komunikasi yang baik, yaitu konsep AIDA Attention - Interest - Desire - Action atau Perhatian – Ketertarikan – Keinginan – Tindakan. 3. di Surabaya pada, posisi, menunjukan pada suatu tempat merupakan kota besar kedua di Indonesia, dengan sekian juta penduduk yang terdiri dari kelas menengah ke bawah, menagah dan kelas menengah keatas. Sebagai kota industri, perdagangan, pendidikan, pariwisata, dll. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Berdasarkan pengertian diatas maka : Pusat Seni Fotografi di Surabaya : Merupakan suatu wadah yang jadi pumpunan atau merupakan suatu wadah sentral segala macam bentuk kegiatan seni, dalam hal ini seni fotografi, dimana wadah ini merupakn salah satu bentuk usaha untuk mengaprasiasikan suatu karya foto seni yang memiliki nilai estetik dan tidak hanya sekedar hasil upaya proses reproduksi belaka. Dan lokasinya terdapat di ibukota Jawa Timur yaitu Surabaya yang merupakan kota besar kedua di Indonesia. 2. 1. 2. Studi Literatur Pengertian Seni Fotografi seni fotografi bisa dikatakan sebagai kegiatan penyampaian pesan secara visual dari pengalama yang dimiliki seniman fotografer kepada orang lain dengan tujuan orang lain mengikuti jalan pikirannya. Supaya tercapai proses penyampaian pesan ini maka harus melalui beberapa persyaratan komunikasi yang baik, yaitu konsep AIDA Attention – Interest - Desire - Action atau Perhatian – Ketertarikan – Keinginan – Tindakan. Syarat pertama adalah harus menimbulkan perhatian attention. Sebuah karya foto pertama-tama harus mampu mendapatkan perhatian orang untuk melihatnya. Tanpa proses ini, sebuah pesan dari karya foto juga karya seni lainnya akan berhenti disitu saja. Kemudian setelah mampu mendapat perhatian orang maka karya foto harus mampu menimbulkan ketertarikan interest terhadap pesan yang akan disampaikan. Setelah orang tertarik pada karya foto yang dibuat, maka dari situ proses tetap berlangsung dengan timbulnya keinginan desire untuk mengetahui lebih jauh pesan yang disampaikan. Proses terakhir adalah dengan timbulnya tindakan action seperti yang diharapkan oleh senimanfotografer sesuai pesan yang disampaikannya. Jika proses terakhir ini berhasil, maka berhasil pulalah penyampaian pesan mengenai pengalaman yang dimiliki senimanfotografer pada orang lain dengan adanya tindakan nyata yang dilakukan. Tindakan-tindakan itu bisa beraneka macam tergantung pesan apa yang disampaikan. Bisa menimbulkan perasaan tertentu sedih, gembira, marah, takut, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. terharu, dal lain-lain hingga tindakan yang nyata. Misalnya : membeli produk yang tercantum pada foto pada commercial photography, memberikan bantuan kepada orang yang tertimpa musibahkesusahan pada photojournalism, human interest menimbulkan rasa kagum bahkan cinta, dan lain sebagainya. Fotografi menampilkan kenyataan realita dan tidak ada unsur abstrak dalam seni fotografi. Suatu kenyataan bahwa pembuatan seni fotografi dengan kamera berarti membatasi subyek dengan batas format pada jendela pengamat. Hal ini menjadikan seni fotografi lebih jujur daripada seni lainnya karena merekam seperti memfotocopy subyek yang ada di depannya. Subyek foto mencakup banyak hal dan tidak terbatas, mulai dari pemotretan manusia, alam semesta, arsitektur, sampai dengan mikroorganisme. Memang, banyak seniman foto yang berusaha membuat foto dengan film khusus, seperti film infra merah supaya subyeknya terlihat lebih abstrak. Namun, subyek dengan warna yang tidak seperti kenyataan tetap merupakan bukti dan bukanlah khayalan. Pembuatan foto perlu perencanaan dan pengenalan subyek yang dapat dilakukan dengan cara mendatangi satu tempat berkali-kali atau mendalami suatu tema foto. Foto Hitam Putih dan Foto Berwarna Fotografi hitam putih dan fotografi berwarna adalah dua hal yang berbeda namun berdiri sejajar. Dalam era kemajuan teknologi fotografi yang begitu pesatnya ini bukan berarti bahwa masih hadirnya foto hitam putih merupakan foto yang ketinggalan zaman. Selain masih diperlukan dilingkungan media informasi cetak, misalnyakoran, majalah ataupun buku-buku. Fotografi berwarna bukanlah semata-mata modernisasi dari fotografi hitam putih. Demikian pula fotografi hitam putih bukanlah merupakan penyederhanaan fotografi berwarna. Fotografi warna dan fotografi hitam putih telah berjalan sendirisendiri menjadi dua aliran dalam seni fotografi, dengan pengikutnya masing-masing. Ini dapat dibuktikan pabrik perlengkapan fotografi ILFORD di Inggris menyebut dirinya spesialis foto hitam putih.bahkan pabrik tersebut memiliki slogan “Ilford, The Future in Black and White Ilford, Masa Depan untuk Foto Hitam Putih Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Foto hitam putih adalah foto yang sangat sederhana, sehingga jika tidak diolah secara kreatif tidak akan menghasilkan apa-apa. Karena hampir semua subyek yang ada di depan fotografer adalah mengandung warna yang beraneka ragam atau berwarna, maka seorang fotografer hitam putih dituntut mampu menterjemahkan warna-warna yang terdapat dalam subyeknya ke dalam gradasi hitam putih. Terlepas dari foto warna ataupun hitam putih, pada prinsipnya adalah sama dalam hal proses penciptaanya. Secanggih apapun perangkat fotografi yang digunakan, mutu hasilnya sangat tergantung pada tujuan, fungsi, naluri, dan tingkat kreativitas fotografernya. Standart Fasilitas Art Gallery  Standart Temperatur Udara Beberapa gallery mengijinkan suatu transisi lambat untuk kelembaban relatif dan termperatur dalam menetapkan poin-poin kebutuhan udara didalamnya. Seseorang akan nyaman sekitar suhu 72 – 76 F, 68 – 70 F, dalam suhu ini sangat baik untuk menyimpan koleksi gallery.  Pencahayaan Karena fleksibilitas gallery secara khas dirancang dengan lebih dari yang kapasitas pencahayaan yang minimum. Yang terutama pencahayaan terpenting untuk area ruang pamer. Untuk panjang gelombang lighting adalah –400-700 nm nanometers, ultra lembayung adalah 300-411, dan sedangkan ultra lembayung spektrum mempunyai lebih energi dan dapat lebih merusakkan objek. Karena ultra lembayung LV bukan infraed IR [cahayaringan] sangat mempengaruhi, sehingga perlu dihindari penggunaan lighting dengan efek warna lembayung dari pameran dan koleksi. Dua sember UV cahaya yang ringan dan utama adalah cahaya matahari dan lampu neon David, 2005 Di dalam kebanyakan gallery, semua pengukuran cahaya di ruang pamer dan area koleksi lain perlu LV yang dilindungi ke kurang dari 75 microwatts setiap satuan cahaya dan melampirkan untuk menghindari kerusakan pada objek Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dalam hal kerusakan lampu Juga perlu adanya pengaturan penempatan dinding temporer. Tata ruang perlu mengakomodasi dengan aturan : 1. Penjuru sudut diukur dari suatu titik banding dan 5 feet- 4 inchi di atas lantai yang merupakan suatu rata-rata mata mengukur untuk orang dewasa harus antara 45 dan 75 derajad secara horizontal. 2. Karena dinding permanen, penjurusudut yang ideal pada umumnya 65-70 derajat 3. Semakin sensitif material koleksi karya seni, semakin sedikit pencahayaan yang disajikan Spesifikasi Dan Ketentuan Teknis Terdapat beberapa spesifikasi dan kententuan teknis yang perlu di perhatikan dalam perencanaan dan perancangan sebuah art center, spesifikasi dan ketentuannya Luasan dan Layout Ruang Pameran Semakin luas ukuran sebuah ruang semakin fleksibel. Hal ini dikarenakan sebuah ruang pamer ditentukan dari besarnya karya, banyaknya karya dan sirkulasi pengunjung.  Ruang pemeran minimal memiliki luasan untuk kebutuhan tempat karya 3 – 5 M 2 dengan tinggi plafon 6 – 7 M. Neufert 2 nd  Ruang pamer memiliki luasan untuk tempat kebutuhan tempat material 6 – 10 M 2 dengan tinggi plafon 6 – 7 M. Neufert 2 nd  Ruang studio foto minimal memiliki luasan 12 – 25 M 2 dengan tinggi plafon 3 – 5 M. Neufert 2 nd  Ruang kelas minimal memiliki luasan 15 – 30 M 2 dengan tinggi plafon 3 – 5 M. Neufert 2 nd  Ruang kontrol minimal memiliki luasan 30 M 2 dengan tinggi plafon 3 – 5 M. Neufert 2 nd Lantai ruang pameran harus datar sehingga memudahkan sirkulasi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pengunjung dan memudahkan penyusunan benda – benda yang dibutuhkan di dalam ruang pameran. Begitu juga dengan ruang – ruang lainnya, apabila lantai ruang datar akan memudahkan sirkulasi pengunjung. Standart fasilitas dalam sebuah Art Center  Ruang Pamer  Ruang Workshop  Lobby  Art Shop  Gudang Penimpanan  Cafe 2. 1. 3. Studi Kasus  Studi kasus 1 South Lake Union Discovery Center Gambar 2. 1. South Lake Union Discovery Center a. Project Data : Architec : Hull Miller Diresmikan : April 2005 Luas proyek : 11,000 m² Lokasi Proyek : Seattle, Washington Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. The Discovery Center di South Lake Union di Seattle, Washington yang memiliki konsep green architecture telah mendapatkan penghargaan dari American Institute of Architects AIA Komite Lingkungan COTE. Konsep yang dipakai oleh sang arsitek adalah green architectur. Bangunan ini sangat menghemat energi dengan memberikan bukaan yang lebar pada bangunan. Desainer mengorientasikan bukaan jendela sebagai dinding, cahaya matahari sangat dimaksimalkan sehingga dapat memberikan lebih banyak cahaya alami yang masuk dan mengurangi kebutuhan penerangan listrik pada siang hari. Gambar 2. 2. Tampilan bangunan Discovery Center 1 Gambar 2. 3. Tampilan bangunan Discovery Center 2 Bentuk dan tampilan bangunan The Discovery Center di South Lake Union di Seattle, Washington yang berkonsep green architecture ini sangat simpel terlihat pada tampak depan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2. 4. Site plan Discovery Center Site plan bangunan The Discovery Center di South Lake Union di Seattle, Washington, ditata sedemikian rupa sehingga menghasilkan satu kesatuan antara ruang luar dengan ruang dalam bangunan Gambar 2. 5. Denah Discovery Center Denah yang sengaja tidak dibuat rumit dan nampak begitu simple. Dengan bentukan bangunan yang modern yang berpengaruh juga dengan denah. Penempatan gallery di depan merupakan salah satu hal yang ingin ditonjolkan pada bangunan The Discovery Center di South Lake Union di Seattle, Washington Gallery Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ini. Di dalam gallery tersebut, memajang berbagai karya seni fotografi lansekap. Gambar 2. 6. Potongan Discovery Center Green Architecture merupakan konsep dari bangunan The Discovery Center di South Lake Union di Seattle, Washington. Dengan memakai memberikan bukaan yang lebar jendela dan dengan menggunakan material kaca sebagai dinding maka apabila pada siang hari akan menghemat penggunaan listrik pencahayaan buatan, karena cahaya matahari yang masuk melalui dinding kaca. Penggunaan material yang bersahabat dengan alam adalah salah satu cara sebagai pengaplikasian konsep Green Architecture b. Luas bangunan dalam site Luas building atau bangunan The Discovery Center adalah 11,000 m² c. Bentukan bangunan The Discovery Center ini tipologi yang sama yaitu berbentuk persegi panjang yang panjangnya mengarah ke samping. Dengan berkonsepkan bangunan modern bentukan bangunan The Discovery Center ini nampak begitu dinamis dengan dinding kaca yang berada di bagian depan bangunan. d. Warna tampilan bangunan Sebagai bangunan yang memang dirancang dengan konsep minimalis modern bangunan The Discovery Center, warna pada bagian luar bangunan ini Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. cenderung warna silver, abu-abu, hitam. Namun pada bagian dalam bangunan atau interior cenderung warna coklat, kuning, dan putih. Gambar 2. 7. Warna tampilan bangunan g. penghawaan Untuk sistem penghawaan pada bangunan The Discovery Center menggunakan penghawaan buatan atau Air Conditioner. h. Pencahayaan Pencahayaan yang digunakan disini menggunakan kombinasi pencahayaan alami dan buatan.pada siang hari penggunaan pencahayaan buatan sangatlah minim hal ini dikarenakan penggunaan kaca sebagai dinding pada bagian depan bangunan. i. Sistem utilitas Sistem utilitas yang digunakan disini adalah : a. Kamar mandi dan WC berada di dalam bangunan b. Menggunakan pencahayaan buatan dan alami, pencahayaan buatan berasal dari lampu sedangkan pencahayaan alami berasal dari cahaya matahari yang masuk melalui bukaan. Namun yang dominan menggunakan pencahayaan alami. c. Untuk penghawaan, pada bangunan ini lebih dominan menggunakan penghawaan buatan dangan Air Conditioner. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Studi kasus 2 Darwis Triadi School of Photography Gambar 2. 8. Darwis Triadi School of Photography a. Data proyek : Nama proyek : Darwis Triadi School of Photography Lokasi : Jl. Bendul Merisi selatan Airdas No. 36A, Surabaya Selatan. Luas : ± 180 m 2 Fungsi : Sekolah fotografi Darwis Triadi School of Photography terdapat di tiga kota besar Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya. Gambar diatas merupakan Darwis Triadi School of Photography yang ada di kota Surabaya Bagunan Darwis Triadi School of Photography memiliki konsep modern minimalis tampak dinamis dengan perpaduan warna yang kontras antara warna merah, abu-abu dan hitam. b. Terdapat beberapa fasilitas didalam bagunan Darwis Triadi School of Photography ini diantaranya : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Lobby : Gambar 2. 9. Lobby Darwis Triadi School of Photography Entrance yang langsung menggarah pada lobby, lobby Darwis Triadi School of Photography memiliki luas yang kecil namun dapat berfungsi sangat maksimal, lobby berhubungan langsung dengan ruang resepsionis. Pada lobby dan resepsionis terdapat bukaan yang lebar sehingga dapat menggurangi penggunaan pencahayaan buatan pada siang hari. Gambar 2. 10. Resepsionis Darwis Triadi School of Photography Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Ruang Penghubung : Gambar 2. 11. Ruang penghubung yang digunakan sebagai gallery Ruang penghubung ini digunakan sebagai penghubung antar ruang lobby resepsionis dan ruang kelas, ruang rias, tangga yang menggarah pada ruang office dan dapur yang terletak di belakang bangunan. Ruang penghubung ini selain digunakan untuk menghubungkan antar ruang juga digunakan untuk memajang beberapa karya foto. Ruang kelas : Ruang kelas pada Darwis Triadi School of Photography ada dua, masing-masing ruang kelas memiliki ukuran yang berbeda. Pada setiap ruang kelas terdapat studio fotografi Gambar dibawah merupakan ruang kelas yang berukuran kecil Gambar 2. 12. Ruang Kelas Kecil Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sedangkan gambar yang di bawah ini merupakan ruang kelas yang berukuran lebih besar. Gambar 2. 13. Ruang Kelas Besar Ruang Rias : Ruang rias memiliki luasan yang kecil yaitu 3 meter x 3 meter, namun walupun tergolong kecil, ruang rias yang ada di Darwis Triadi School of Photography ini memiliki fasilitas yang lengkap. Gambar 2. 14. Ruang Rias Ruang service : Terdapat pantri dan toilet yang terletak pada bagian belakang bangunan. Pada pantri, ada tangga yang menggarah pada ruang tinggal penjaga Darwis Triadi School of Photography Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Lobby resipsionis R. Kelas R. Kelas R. Rias Taman Gudan g Pantri Toilet Gambar 2. 15. Pantri dan Toilet Pola tatanan a. Bentuk pola sirkulasi Membahas bentuk dan pola sirkulasi dalam lingkup ”pola tatanan” berarti menjelaskan pola sirkulasi dari mulai luar  sampai menuju ke obyek atau bangunan. Obyek tatanan massa biasanya mempunyai pola sirkulasi yang teratur, runut dan saling berkaitan dari mulai luar sampai menuju ke obyek dan antar tiap massanya yang membentuk ”pola” tersendiri. Untuk obyek dengan masa tunggal pola sirkulasi yang hadir bisa menjadi lebih sederhana. Darwis Triadi School of Photography ini adalah obyek dengan masa tunggal. Obyek masa tunggal yang berbatasan langsung dengan area di luar obyek yang disini adalah jalan dan massa obyek–obyek lain. Pola sirkulasi pada rumah singgah ini dimulai dari jalan yang langsung menuju ke obyek. Gambar 2. 16. Sirkulasi Bangunan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Luas bangunan dalam site Luas building atau bangunan Darwis Triadi School of Photography adalah seluas ukuran site itu sendiri, karena merupakan obyek masa tunggal yang terbangun penuh di atas sitenya. Luas bangunan ± 180 m 2 c. Bentukan bangunan Darwis Triadi School of Photography ini terdiri dari bangunan dua lantai yang lantai satu dan duanya memiliki bentukan atau tipologi yang sama yaitu berbentuk persegi panjang yang panjangnya mengarah ke belakang. Bagian atas obyek ditutup dengan atap pelana yang merupakan aplikasi dari bentukan dasar geometri prisma segitiga namun juga dengan mengaplikasikan bangunan minimalis modern. Gambar 2. 17. Bentukan Bangunan d. Warna tampilan bangunan Sebagai bangunan yang memang dirancang dengan konsep minimalis modern bangunan Darwis Triadi School of Photography, maka dalam penyelesaiannya dibuat agak lebih menonjol untuk finishing catnya dibandingkan bangunan disekitarnya dengan perpaduan warna yang kontras namun dinamis antara warna merah, hitam, abu-abu dan putih Bentuk geometri prisma segitiga Bentuk geometri prisma kubus Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2. 18. Warna Tampilan Luar Bangunan Gambar 2. 19. Warna Tampilan Dalam Bangunan g. penghawaan Untuk sistem penghawaan pada bangunan Darwis Triadi School of Photography menggunakan penghawaan buatan atau Air Conditioner. Alasan menggunakan penghawaan buatan adalah menggingat panasnya suhu udara di kota Surabaya ini. Namun pada bagian belakang bangunan menggunakan penghawaan alami karena terdapat taman. h. Pencahayaan Pencahayaan yang digunakan disini menggunakan kombinasi pencahayaan alami dan buatan. Namun pada siang hari lantai dua dirasa lebih terang, karena pencahayaan alami yang diberikan sinar matahari masuk ke dalam ruangan dengan baik melalui bukaannya dan tidak terhalang bangunan disekitarnya. j. Sistem utilitas Sistem utilitas yang digunakan disini adalah : a. Kamar mandi dan WC berada di dalam bangunan b. Menggunakan tangga untuk sarana transportasi vertikalnya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c. Menggunakan pencahayaan buatan dan alami, pencahayaan buatan berasal dari lampu sedangkan pencahayaan alami berasal dari cahaya matahari yang masuk melalui bukaan. Namun yang dominan menggunakan pencahayaan buatan d. Untuk penghawaan, pada bangunan ini lebih dominan menggunakan penghawaan buatan dangan Air Conditioner.

2. 1. 4. Analisa Hasil Studi

Pada dasarnya gedung Art Gallery lebih mementingkan pencahayaan dan penghawaan karena Gallery yang digunakan sebagai ruang pajang karya harus lebih terjaga dan aman. Selain itu sirkulasi antar ruang harus dibuat seefisien mungkin. Sedangkan Fasilitas yang akan dihadirkan pada Gedung Art Gallery ini adalah fasilitas utama, fasilitas penunjang, fasilitas pelengkap, dan servis. Dan kapasitas pada ruang pamer berukuran sedang menurut buku Architects Data dapat menampung 100-500 orang. 2. 2. Tinjauan Khusus Perancangan 2. 2. 1. Lingkup Pelayanan Skala pelayanan pada perancangan dan perancangan Pusat Seni Fotografi di Surabaya ini adalah masyarakat umum khususnya wilayah Surabaya dan sekitarnya, untuk semakin mengerti akan nilai seni foto.  Bagi fotografer - Wadah bagi para fotografer - Menyediakan tempat untuk berkumpul, berdiskusi, seminar klub fotografi dan ruang workshop  Bagi masyarakat umum - Apabila masyarakat Surabaya dan sekitarnya yang memiliki minat dan ingin memperdalam fotografi - Menyediakan jasa dan pelayanan yang menyangkut dengan fotografi jasa fotografer profesional, foto studio, laboratorium foto, dsb Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. - Menyediakan sarana promosi dan penjualan perlengkapan dan peralatan fotografi.  Bagi pemerintah kota Surabaya - Membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sehingga dapat menekan angka pengangguran. - Meningkatkan pendapatan daerah dengan pajak dan penggunaan fasilitas pemerintah - Memperkuat kedudukan kota Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia dan mendorong kota Surabaya untuk menjadi kota Metropolitan. 2. 2. 2. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang Dalam perancangan Pusat Seni Fotografi yang berkala lokal di Surabaya ini mengupayakan dan mengakomodasi bermacam – macam aktifitas diantara :  Mengadakan kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan seni fotografi untuk meningkatkan pemahaman dan pengenalan akan seni fotografi terhadap masyarakat luas.  Menghasilkan karya seni fotografi  Menyediakan sarana dan kebutuhan untuk berkembangnya nilai seni di masyarakat Fasilitas dalam objek perencanaan Berdasarkan aktifitas yang terjadi, ruang – ruang dapat dikelompokkan kedalam kriteria : Penggelola dan Staff : - Area Fasilitas Pengelola dan Staff - Area Fasilitas Penunjang Fotografer : - Area Fasilitas Profesional - Area Fasilitas Perdagangan Pengunjung : - Area Fasilitas Pameran Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. - Area Fasilitas Penunjang - Area Fasilitas Perdagangan 2. 2. 3. Perhitungan Luas Ruang 2. 2. 3. 1. Perhitungan Luas Ruang Fasilitas Pameran No. Nama Ruang Kapasitas Unit Standart Luas m² Sumber 1 Hall 100 orang 1 1.5 m²org 150 NAD 2 Lobby 200 orang 1 2 m²org 400 NAD 3 Resepsionis 2 orang 1 5 m²org 10 Asumsi 4 Ruang. Informasi 2 orang 1 15 m²org 30 Asumsi 5 Gallery 500 orang 1 4 m²org 2000 NAD 6 Gudang 1 25 Asumsi 7 Toilet 12 orang 1 4 m²org 48 AD Sub total 8 2663 Sirkulasi 25 665.75 Total luasan 3328.75 2. 2. 3. 2. Perhitungan Luas Ruang Fasilitas Kursus No. Nama Ruang Kapasitas unit Standart Luas m² Sumber 1 Resepsionis 1 9 NAD 2 Ruang. Tamu 1 20 NAD 3 Ruang. Staf Pengajar 10 orang 1 2.5 m²org 25 NAD 4 Ruang. Kelas 20 orang 2 50 m²kelas 100 Asumsi 5 Ruang Studio Foto 20 orang 2 75 m²ruang 150 NAD No. 6 Nama Ruang Gudang Kapasitas unit 1 Standart Luas m² 25 Sumber Asumsi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 7 Toilet 4 orang 1 4 m²org 16 AD Sub total 9 345 Sirkulasi 25 86.25 Total luasan 431.25 2. 2. 3. 3. Perhitungan Luas Ruang Fasilitas Studio Foto No. Nama Ruang Kapasitas unit Standart Luas m² Sumber 1 Resepsionis 2 orang 1 5 m²org 10 Asumsi 2 R. Tamu 10 orang 1 20 Asumsi 3 Office 10 orang 1 5 m²org 50 NAD 4 Ruang Studio Foto Indor 20 orang 3 75 m²ruang 225 NAD 5 Kamar Gelap 1 36 m² 36 Asumsi 6 Laboratorium Foto 1 50 NAD 7 Gudang 1 25 Asumsi Sub total 9 416 Sirkulasi 25 104 Total luasan 520 2. 2. 3. 5. Perhitungan Luas Ruang Fasilitas Penunjang No. Nama Ruang Kapasitas unit Standart Luas m² Sumber 1 Resepsionis 1 9 NAD 2 R. Tamu 1 20 NAD 3 R. Workshop 50 orang 2 125 m²ruang 250 Asumsi 4 R. Kontrol 5 orang 1 25 m² 25 Asumsi 5 Café 100 orang 2 400 m²ruang 800 Asumsi No. 6 Nama Ruang Gudang Kapasitas Unit 1 Standart Luas m² 25 Sumber Asumsi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 7 Toilet 6 orang 1 4 m²org 24 AD Sub total 9 1153 Sirkulasi 25 288.25 Total luasan 1441.25 2. 2. 3. 5. Perhitungan Luas Ruang Fasilitas Perdagangan No. Nama Ruang Kapasitas unit Standart Luas m² Sumber 1 Counter Toko 10 orang 10 30 m²ruang 300 NAD 3 Ruang Penggelola 10 orang 1 5 m²org 50 NAD 4 Gudang 1 25 Asumsi Sub total 14 435 Sirkulasi 25 108.75 Total luasan 543.75 2. 2. 3. 6. Perhitungan Luas Ruang Luar No. Nama Ruang Kapasitas unit Standart Luas m² Sumber 1 Studio Foto Outdoor 250 orang 1 1000 Asumsi 2 Parkir mobil 100 mobil 1 12.5 m²mobil 1250 NAD 3 Parkir motor 200 motor 1 5 m²motor 1000 NAD 4 Parkir karyawan 25 motor 25 mobil 1 437.5 Asumsi 5 Ruang Serkuriti 10 orang 1 5 m²org 50 NAD 6 Mushola 10 orang 1 30 NAD Sub total 6 3767.5 Sirkulasi 25 941.875 Total luasan 4715.375 2. 2. 3. 6. Perhitungan Luas Ruang Fasilitas Service No. Nama Ruang Kapasitas unit Standart Luas Sumber Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. m² 1 Locker dan ruang ganti karyawan 1 9 Asumsi 2 Ruang Karyawan 20 orang 1 2 m²org 40 NAD 3 pantri 10 orang 1 3.6 m²org 36 4 Gudang 1 25 NAD 5 Ruang mesin AC 1 10 Asumsi 6 Ruang Genset 1 10 NAD 7 Ruang Gardu dan Panel listrik 1 6 Asumsi Sub total 7 136 Sirkulasi 25 34 Total luasan 170 Tabel 2. 2. Perhitungan Luas Ruang Luas Keseluruhan Bangunan Fasilitas Pameran : 3328.75 m² Fasilitas Kursus : 431.25 m² Fasilitas Studio foto : 520 m² Fasilitas Penunjang : 1441.25 m² Fasilitas Perdagangan : 543.75 m² Fasilitas Ruang Luar : 4715.375 m² Fasilitas Service : 170 m² Total 11150.38 m 2 Keterangan : NAD : Neufert Architect’s Data AD : Architects Data Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN