Pengendalian Tabung gambar Berwarna

P e r e k a y a s a a n S i s t e m R a d i o D a n T e l e v i s i | 179 Gambar 12.1a adalah prinsip rangkaian matrik untuk mendapatkan kembali sinyal warna. T1 dan T3 bekerja dengan konfigurasi kolektor bersama dengan penguatan kira-kira 1X untuk menghasilkan kembali sinyal G - Y. Selain dari pada itu fasa sinyal yang diberikan ke T2 juga sama dari emitor T1 sinyal B - Y. Kedua sinyal tersebut melalui R 2 dan R 4 diberi kepada emitor T2 dengan perbandingan yang tepat yaitu 51:19. Dengan sinyal- sinyal itu transistor T2 bekerja dengan konfigurasi basis bersama dan sinyal keluarannya adalah untuk T1 dan T3, karena keluarannya terpasang dengan konfigurasi emitor bersama sehingga sinyal keluarannya berbalikan fasa dengan sinyal masukannya yaitu -U R dan -U B . Pada gambar 1b adalah matrik dengan keluaran sinyal perbedaan warna. Pada setiap emiter dari T1 sampai T3 diberi sinyal UY dari sinyal perbedaan warna Reduksi sinyal UY dari sinyal perbedaan warna. Ditentukan bahwa U = B - Y 2,03 dan V = R - Y 1,14 Sehingga : B - Y = 2,03 U dan R - Y = 1,14 Y maka B Y R Y   = 2,03 U 1,12 V = 1,78 Dengan ibegitu maka penguatan sinyal U harus 1,78 kali lebih besar dari sinyal V. Pada gambar 1 ditampakkan bahwa perbedaan penguatan tersebut terletak pada RE dari T1 dan T3.

2. Pengendalian Tabung gambar Berwarna

Ada dua macam pengendalian tabung gambar berwarna, yaitu pengendalian dengan sinyal warna primer dan sinyal perbedaan warna . Pengendalian tabung gambar warna dengan sinyal warna primer. ialah pengendalian katoda tabung gambar dengan sinyal R, G, B yang mempunyai perbandingan. U R = 0,3.U Y , U G = 0,59.U Y , U B = 0,11.U Y . Di unduh dari : Bukupaket.com 180 | P e r e k a y a s a a n S i s t e m R a d i o D a n T e l e v i s i Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Gambar 12.2. Prinsip pengendalian tabung gambar warna dengan warna primer. Gambar 12.3. Rangkaian lengkap pengendalian tabung gambar warna dengan tiga warna primer. Di unduh dari : Bukupaket.com P e r e k a y a s a a n S i s t e m R a d i o D a n T e l e v i s i | 181 Gambar diatas adalah rangkaian lengkap pengemudi tabung gambar warna lengkap dengan rangkaian matrik dan tingkat akhir. Matrik mendapatkan sinyal Uu dan Uv dari demodulator sinkron dan sinyal luminansi U Y . Pada keluaran matrik didapatkan sinyal U R , U G , U B , transistor T1 terpasang dengan konfigurasi basis terbumi terhadap sinyal U Y , yang besarnya sinyal masukan ditentukan oleh pembagi tegangan R 1 dan R 2 . Titik kerja dari T1 ditentukan oleh pembagi tegangan R 3 , R 4 dan R 5 . Arus basis T1 digunakan mengontrol titik kerja T3 dan sekaligus mengontrol besar tegangan katoda tabung gambar pada harga yang tetap. T2 dan T3 adalah rangkaian penguat tingkat akhir, dimana T2 disebut sebagai transistor pengemudi. Cara kedua pengendalian tabung gambar warna adalah dengan sinyal perbedaan warna. V B-Y V G-Y V R-Y R - Y G - Y B - Y Tabung gambar warna Tingkat akhir gambar Matrik Tingkat akhir Y V U V V V Y -V Y V B-Y V G-Y V R-Y Gambar 12.4. Blok diagram pengendalian tabung gambar warna dengan sinyal perbedaan warna. Pada pengendalian tabung gambar warna dengan sinyal perbedaan warna, sinyal warna primer didapatkan didalam tabung gambar dengan mencampurkan dua sinyal perbedaan warna dan sinyal luminansi langsung pada tabung gambar. Di unduh dari : Bukupaket.com 182 | P e r e k a y a s a a n S i s t e m R a d i o D a n T e l e v i s i Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Gambar 12.5. Rangkaian lengkap pengendalian tabung gambar warna dengan sinyal perbedaan warna. Rangkaian gambar 13.5 terdiri atas rangkaian matrik, tingkat akhir dan rangkaian clamper penjepit. Keluaran dari matrik adalah sinyal perbedaan warna diperkuat oleh rangkaian tingkat akhir. Transistor T1 dan T2 berfungsi sebagai penyesuai impendansi antara tingkat demodulator sinkron yang berimpedansi tinggi dan tingkat akhir yang berimpedansi rendah. Rangkaian R - C pada emitor tingkat akhir berfungsi untuk mengkoreksi daerah frekuensi. Dengan C 0,1 F dan R1 k dihubungkan sinyal perbedaan warna ke silinder Wehnelt. Sinyal perbedaan warna tidak bisa langsung dihubungkan ke silinder Wehnelt karena potensial silinder Wehnelt lebih negatif. Untuk itu dengan C 0,1 F tegangan DC positif dapat dihalangi dan rangkaian penjepit bertugas membangkitkan kembali komponen DC sinyal warna dengan level sesuai dengan Silinder Wehnelt. Di unduh dari : Bukupaket.com P e r e k a y a s a a n S i s t e m R a d i o D a n T e l e v i s i | 183 C2 C1 R1 R2 + - A Ke silinder wehnelt R3 R4 R5 + 0v B Gambar 12.6. Rangkaian penjepit pada tingkat akhir Dari gambar 12.6, C2 mendapatkan sinyal arah balik horisontal. Pada saat ada pulsa arah balik horisontal, karena dioda menjadi lebih negatif dan C1 mengisi muatan dengan begitu titik A menjadi lebih positif dibanding titik B. Pada saat pulsa arah balik kembali nol, Kapasitor tidak bisa membuang muatan karena dioda tersumbat. Dengan demikian titik A dijaga pada harga tegangan tertentu. Sinyal warna bergerak pada harga tegangan titik B. R4 berfungsi menetapkan besar tingkat tegangan DC. R 1 , berfungsi untuk menjaga agar titik B tidak terlalu negatip terhadap titik A. Cara ini mempunyai kerugian, bahwa titik nol referensi dari sinyal gambar bergerak tergantung isi sinyal gambar tersebut. Hal itu dapat dikurangi dengan menyempurnakan rangkaian penjepit seperti gambar 7. A C1 C2 R2 R1 D1 D2 CK - Ugt C1 C2 R2 R1 CK RiT Rd1 U U video Ri RiT Rd2 U U T T Gambar 12.7. Rangkaian penjepit jembatan dan rangkaian persamaannya. Di unduh dari : Bukupaket.com 184 | P e r e k a y a s a a n S i s t e m R a d i o D a n T e l e v i s i Perekayasaan Sistem Radio Dan Televisi Pada gambar 13.7, saat ada pulsa balik horisontal, D 1 dan D 2 dalam keadaan menghantar. Kapasitor C mengisi muatan melalui D 2 sebesar U kolektor dan U referensi . Tegangan jatuh di silinder Wehnelt akan sebesar U referensi . Jika tegangan pada titik A naik maka pengisian kapasitor akan terjadi lagi melalui D 2. Tetapi jika tegangan A turun akan terjadi penggosongan melalui D 1. Dengan begitu tegangan pada silinder Wehnelt akan dijaga tetap.

c. Rangkuman