Latar Belakang Keanekaragaman Jenis Burung di Kawasan Kunjungan Wisata Canggu, Kuta Utara, Badung.

1 I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kawasan Canggu terletak di Bali Selatan dimana wilayahnya terdiri dari pemukiman, persawahan dan pesisir dengan panorama pantai yang indah dan laut disamping bermanfaat bagi nelayan juga merupakan daerah kunjungan wisata. Memiliki jumlah penduduk secara kedinasan yaitu 305 kepala keluarga KK atau ± 1885 jiwa dan diperkirakan penduduk pendatang akan terus bertambah seiring dengan perkembangan pariwisata di daerah tersebut. Topografi kawasan ini merupakan daerah dataran rendah yang memiliki ketinggian ± 0-15 meter dari permukaan laut. Persawahan yang dikembangkan umumnya petanian padi sawah yang sepenuhnya tergantung dari air. Permasalahan para petani dewasa ini adalah berkurangnya air dari hulu untuk pengairan dan pengaruh angin laut yang mengandung uap air asin sering berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman padi terutama pertumbuhan vegetatif daun pada sawah-sawah dekat dengan pantai. Harapan petani juga bertambah susah dengan sulitnya mendapatkan pupuk dan harga yang cukup tinggi serta penangan pasca panen yang tidak berpihak pada para petani. Dewasa ini lahan pertanian sudah semakin berkurang karena alih fungsi lahan yang mengarah pada pengembangan pembangunan akomodasi pariwisata yang juga merupakan penghalang pada sistem subak yang ada. Konsekuensi dari pengembangan kawasan menjadi akomodasi pariwisata yaitu berubahnya bentangan alam dan struktur vegetasi yang ada di atasnya, yang selanjutnya akan berpengaruh pada keanekaragaman fauna, khususnya keanekaragaman burung. Vegetasi berperan penting bagi keberadaan jenis burung, sebab keberadaannya berperan dalam menyediakan makanan, berlindung dan bersarang. Vegetasi terutama pohon besar dijumpai pada daerah pinggiran sungai, area tempat suci dan area yang disucikan atau keramat. Pinggiran sungai inipun sudah mulai terdegradasi terutama pada daerah hilir atau muara sungai loloan yang dulunya terdapat gugusan pohon mangrove, sekarang hanya tinggal bebrapa pohon jenis bakau Sonneratia sp. Ini disebabkan oleh semakin berkurangnya aliran air yang membawa substrat untuk terjadi sidimentasi di muara dan terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap penetapan sepadan sungai sehingga bentangan alaminya sungai tidak bisa dipertahankan terutama penataan yang bersifat fisik berupa senderan beton untuk mencegah erosi. Mengingat hal tersebut di atas, maka dalam 2 pembangunan pariwisata berkelanjutan upaya pelestarian keanekaragaman flora dan fauna termasuk keanekaragaman burung merupakan bagian yang tak terlepaskan.

1.2. Rumusan Masalah